• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP. (SLTP) Terbuka 1 Nunukan dan lulus pada tanggal 24 Juni 2002, kemudian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RIWAYAT HIDUP. (SLTP) Terbuka 1 Nunukan dan lulus pada tanggal 24 Juni 2002, kemudian"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

JUHURI, Lahir pada tanggal 9 Desember 1986 di Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Sabran dan Ibu Juliati.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 001 Nunukan Lulus pada tanggal 27 Mei 1999, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) Terbuka 1 Nunukan dan lulus pada tanggal 24 Juni 2002, kemudian melanjutkan ke (SMA) Madrasah Aliyah alkhayraat Nunukan dan lulus 2005. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2006 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

Pada tanggal 4 Maret sampai 5 Mei 2009 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT. Fairco Agro Mandiri (FAM) Desa Kali Urang, Kecamatan Sangata, Kabupaten Kutai Timur, provinsi Kalimantan Timur.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Atas segla Rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehinga penulis dapat menelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi di politeknik pertanian negeri samarinda, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sbesar-besarnya kepada :

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.

2. Ibu Ir. Budi Winarni, M. Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, juga sebagai dosen penguji

3. Bapak Ir. Syarifuddin, MP Selaku dosen pembimbing.

4. Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu di dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyelasain penelitian ini masih banyak kekurangagn, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini,

(7)

ABSTRAK

Juhuri. Pertumbuhan Stek Tanaman Lada (Piper nigrum L) Pada Perlakuan ZPT Atonik dan Vetsin Dibawah bimbingan Bapak Syarifuddin.

Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pertumbuhan stek tanaman lada (Piper nigrum L) pada perlakuan perendaman ZPT Atonik dan larutan vetsin.

Penelitian dilakukan selama 3 bulan terhitung mulai tanggal 7 April 2009 sampai dengan 5 Juli 2009 yang meliputi persiapan bahan, penanaman hingga pengambilan data terakhir.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa perlakuan perendaman dengan menggunakan Vetsin (P1) dengan dosis 10 gram/liter air dihasilkan jumlah tunas rata-rata bulan pertama 1,3 bulan kedua 2,3 dan bulan ketiga 3,5 tunas sedangkan pada pelakuan perendaman dengan menggunakan ZPT atonik (P2) dngan dosis 6 ml/liter air jumlah tunas rata-rata bulan pertama 1,5, bulan kedua 2,8 dan bulan ketiga 3,6 tunas memberikan hasil yang terbaik.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Lada ... 3

B. Perbanyakan Tanaman Lada ... 5

C. ZPT Atonik ... 7

D. Vetsin ... 10

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu... 11

B. Alat dan Bahan... 11

C. Rancangan Penelitian... 12

D. Prosedur Kerja... 12

E. Pengolahan Data ... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 15

B. Pembahasan ... 16

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 18

B. Saran... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(9)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Rata-rata panjang tunas tanaman lada dengan perlakuan perendaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Data Jumlah tunas tanaman lada ... 21

2. Gambar rancangan penelitian... 22

3. Foto perendaman stek dan tanaman lada ... 23

(11)

.

I.

PENDAHULUAN

Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Lada merupakan salah satu dari 12 komoditas prioritas pembangunan perkebunan yang memegang peranan penting baik secara historis, ekonomis maupun sosiologis. Saat ini produktivitas lada masih rendah, yaitu sekitar 0.7 ton/ha/tahun dari potensi 2-3 ton/ha/tahun (Diratpahgar, 2008). Untuk mencapai tujuan tesebut maka perlu teknik budidaya yang benar terutama pembibitan, karena bibit yang baik sehat dan berasal dari varietas unggul bisa tumbuh dengan baik dan berproduksi lebih maksimal.

Menurut (Diratpahgar, 2008). tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji atau stek batang/sulur. Tetapi umumnya diperbanyak dengan stek batang/sulur karena relatif lebih mudah, murah/ekonomis dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunannya.

Usaha untuk meningkatkan keberhasilan pertumbuhan stek lada perlu diupayakan cara-cara untuk mengoptimalkan pertumbuhan stek. Satu diantara cara-cara untuk meningkatkan pertumbuhan stek lada mela lui pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Usaha dalam asfek dengan menerapkan teknologi yang baik dan pemeliharaan yang intensif serta berkualitas yang didapat dengan pengembangbiakan stek lada dengan pemberian ZPT atonik.

(12)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama perendaman ZPT Atonik dan Vetsin terhadap persentase pertumbuhan tanaman lada (Piper nigrum L).

Hasil yang diharapkan, penelitian ini bisa bermanfaat sebagai bahan informasi bagi para praktisi lapangan yang membudidayakan tanaman lada (Piper nigrum L) guna mengoptimalkan pertumbuhan stek tanman lada.

(13)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Lada

1. Asal Tanaman Lada

Tana man lada berasal dari India dan sudah di kenal pada tahun 600- 100 SM, ditemukan tumb uh secara liar di sekitar Melabar sampai daerah Gahat Barat pada abat 600-1500 pedagang-pedagang Arab mengangkut biji lada dari pantai Malabar India ke Negaranya.

Tanaman lada masuk ke Indonesia sekitar tahun 1547 (abad 16) di bawa oleh koloni dan kemudia n membuat kebun di daerah cirebon dan sekitar tahun 1874 Indonesia telah mengembangkan usaha tani lada dalam skala besar, dengan pusat produksi di daerah Lampung (lada hitam), Bangka dan Belitung (lada putih) dalam perkembangannya di Indonesia sebelum tahun 1950-an produksi lada Indonesia merajai dunia perdagangan lada yaitu mencapai 80% dari total produksi lada dunia.

2. Sistematika dan Morfologi Tanaman Lada

Tanaman lada termasuk family piperraceae yang terdiri 10-12 marga. Dengan banyak jenis 1400 dengan bentuk beraneka ragam dan herba, semak, tanaman menjalar hingga pohon .

Dalam sistematika sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae

(14)

Klas : Dicotyledonae

Ordo : Piperales

Pamili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum L

Dengan ciri-ciri malai bunganya berporos tunggal, berdiri sendiri, berputik lebih dari satu batang, buahnya tidak bertangkai, kelopak bunga jantan tidak berdaging, kelopak bunga betina melingkar pada poros malai, daunnya liat. Akarnya dicotil, memiliki batang pokok dan mempunyai dua jenis cabang vertikal dan horisontal. Daunnya tunggal dan berbentuk bulat telur meruncing, berwarna hijau tua mengkilau bagian atasnya dan pucat bagian bawah. Buahnya tidak bertangkai alias duduk, berbiji tunggal dan berbentuk bulat warna hijau masih muda dan berubah merah apabila sudah tua (Hidayat, 2005).

3. Syarat Tumbuh Tanaman Lada

Menurut Disbun (2009). Syarat tumbuh tanaman lada adalah:

a. Elevasi dengan ketinggian berkisar dari 10 – 500 m dpl (dataran rendah).

b. Iklim yang dikehendaki untuk tanaman lada yaitu tipe A (sangat basah) = 0 = Q < 0,143, tipe B (basah) = 0,143= Q < 0,333, tipe C (agak basah) = 0,333 = Q < 0,600

c. Curah hujan di atas 2.000 mm per tahun. d. Suhu berkisar antara 25º - 26,5º C.

(15)

e. Ketinggian air tanah relatif dalam (0,5 m di bawah tanah terutama pada tanah gambut tidak ditolerir oleh tanaman lada).

f. Jenis Tanah :

1). Laterit merah, Latosol coklat muda sampai coklat tua.

2). Tanah lempung yang mengandung pasir 20 - 45 % (clay loam). 3). Tanah lempung merah mengandung pasir < 52 % (red loam). 4). Lempung berpasir 52 % atau lebih.

g. Topograpi untuk tanaman lada yaitu Landai, bergelombang dan berbukit dengan catatan untuk tanah datar perlu drainase untuk menghindarkan pembusukan akar oleh genangan air terutama bagi tanaman muda.

B. Perbanyakan Tanaman Lada

Menurut Diratpahgar (2008). Tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji atau setek batang/sulur. Tetapi umumnya diperbanyak dengan stek batang/sulur karena relatif lebih mudah, murah/ekonomis dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunannya.

1. Perbanyakan vegetatif (stek)

Syarat perbanyakan vegetatif (stek batang/sulur) tanaman lada menurut Disbun (2009), adalah :

Bibit Berasal dari pohon induk yang telah ( berumur tahun),Dan telah mengalami pangkasan pertama (pada umur 8 10 bulan) atau dari pemangkasan kedua (pada umur 18 -20 bulan warna daun hijau habitus bebas dari gejala serangan hama penyakit polybag warna hitam/putih, ukuran 30 x 20 cm x 0,08 mm. Cara penyetekannya adalah :

(16)

a. Sebelum dipotong bibit stek dilingkarkan terlebih dahulu pada 3 tiang dengan panjang 2-3 m.

b. Kemudian bibit dipotong menjadi 4-6 stek.

c. Setelah itu stek bisa langsung di tanam atau disemaikan. 2. Perbanyakan generatif (biji)

Syarat pemilihan pohon induk dan benih menurut (Disbun 2009), adalah ? Pemilihan pohon induk dengan syarat sehat, tahan penyakit akar

danproduksi tinggi

? Buah harus betul-betul masak, supaya mudah berkecambah, karena bibit yang tua tenaga kecambah lebih cepat dan biji mudah terkelupas sehingga mudah berkecambah.

Syarat pembibitan stek tanaman lada menurut Rismunandar. (1990), adalah

a. Pemilihan tempat yang teduh dan berudara segar termasuk peneduhnya b. Tanah sebagai media perkecambahan dibersihkan dari sisa perakaran dan

daun tanaman (harus dibakar).

c. Selanjutnya dibuat bedeng dicangkul dengan kedalaman 15-20cm kemudian diatas tanah yang telah dicangkul tebar pasir setebal ± 3-5 cm

d. Selanjutnya biji dikecambahkan di atas bedenga n dengan jumlah 400 biji/1 m2 dan ditutup dengan pasir tipis-tipis stebal 2 mm.

e. Setelah berkecambah, kecambah dipindah ke polybag/bedeng pembibitan f. Setelah 4 bulan di bedeng atau polybag pembibitan bibit siap pindah ke

(17)

C. Atonik

Pengaruh ZPT Atonik terhadap stek yaitu dapat mempercepat pertumbuhan akar di dalam penyetekan sehingga mempercepat pertumbuhan akar, meningkatkan keluarnya tunas serta mengaktifkan penyerapan unsur hara.

Peranan atau fungsi dari ZPT Atonik terhadap tanaman adalah sebagai berikut:

1. Merangsang pertumbuhan akar 2. Mempercepat tumbuhan stek

3. Untuk meningkatkan keluarnya kuncup pada tanaman

Menurut Heddy (1989) selama proses penyetekan sel-sel dalam akar dan batang membesar dan memanjang terutama dengan pengambilan air. Sintesa protein juga sedikit, fase perkecambahan ini didorong oleh hormon IAA (Idol Asam Asetat).

Sebenarnya tanaman sendiri telah mempunyai hormon, misalnya rizokalin (merangsang akar), kaukalin (merangsang pertumbuhan batang) dan atokalin (merangsang pembungaan). Hormon- hormon ini masuk didalam auksin yaitu AIA(Asam Idol Asetat), ANA(Asam Natelana Asetat) dan AIB(Asam Idol Butirat).

Pengaruh ZPT Atonik dapat mempercepat terjadinya perkecambahan dengan proses perendaman stek kedalam larutan tersebut. Perlakuan terhadap stek yang sudah disiapkan akan memberikan hasil baik dengan cara merendam stek selama 24 jam kedalam larutan Atonik berkadar 0.02% (Kusumo 1990).

(18)

Dengan konsentrasi yang tepat dapat memberikan pengaruh yang baik pada pertumbuhan. Ditambahkan oleh Sarief (1996). bahwa pemberian Atonik dengan konsentrasi yang tepat dapat ikut merangsang keseluruhan jaringan tanaman dan langsung meresap melalui akar, batang dan daun akibatnya dapat mempercepat proses metabolisme pada tanaman.

Menurut Danoesastro (1997), Atonik merupakan ZPT sintetik yang berfungsi merangsang pertumbuhan akar tanaman supaya lebih banyak, mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan kuncup, pembuahan serta memperbaiki kualitas hasil panen. Ditambahkan oleh Sarief (1996), persenyawaan organik ini dalam jumlah kecil mempunyai sifat perangsang dan menghambat suatu proses fisiologi dalam tanaman. Atonik merupakan persenyawaan kimia dengan rumus C6H4NaNO2 sebagai zat pengatur tumbuh

dengan bahan aktif natrium ortho nitrofenol 0,2 %, natrium pera nitrofenol 0,05 %, natrium -2,4- dinitrofenol 0,3 %, natrium -5- nitroquicol 0,1 %. Selain itu Atonik megandung unsur-unsur S, B, Fe, Mn, Cn, Mo dan Ca dalam yang sangat sedikit.

Menurut Danoesastro (1997), Atonik merupakan larutan pekat, tidak mengandung racun sehingga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan serta dapat dicampur dengan insektisida atau fungisida agar dapat memberikan kekuatan vital pada tanaman. Disamping itu dapat juga dicampur dengan pupuk daun sehingga mempunyai keuntungan ganda yaitu selain meningkatkan respon tanaman terhadap pupuk juga mencegah terjadinya defisiasi unsur hara. Lingga (1995), berpendapat bahwa atonik dapat dicampur dengan pestisida dan pupuk

(19)

karena sifatnya yang tdak beracun sehingga dapat diberikan untuk semua jenis tanaman. Ditambahkan oleh kusumo (1990), Atonik bukanlah pestisida atau fitohormon tetapi suatu zat merangsang proses biokimia dan fisiologi cadangan makanan pada tanaman, selain itu Atonik dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pertumbuhan semai di dalam persemaian sehingga mempercepat pertumbuhan akar bila hendak ditanam di lapangan, dan mengurangi atau menghindari buah berjatuhan sebelum masa petik.

Menurut Rismunandar (1990), Atonik mempunyai sifat-sifat yang khas, yaitu :

1. Mudah diserap oleh daun-daun dan akar.

2. Merangsang pertumbuhan sel-sel vegetatif dan generatif.

3. Merangsang tumbuhnya tepung sari sehingga dapat lebih terjamin terjadinya pembuahan.

4. Dapat merangsang pertumbuhan bakteri tanah (bakteri denitrifikasi) yang dapat menghasilkan nitrogen dan dapat mempercepat pembusukan bahan organik di dalam tanah menjadi humus.

5. Berbentuk cairan, sehingga mudah dan cepat larut di dalam air dan dapat dicampur insektisida dan fungisida.

Zat pengatur tumbuh lain yang banyak dipergunakan oleh petani maupun pengusaha tanaman guna peningkatkan produksi tanaman adalah Atonik. Tumbuhan yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh apabila kemudian diimbangi dengan perawatan dan pemupukan yang memadai bisa meningkatkan hasil minimal sepuluh persen dari hasil seharusnya. Keuntungan lain dari

(20)

pengunaan ZPT Atonik adalah juga bisa memp erbanyak mikroorganisme dalam tanah sehingga secara tidak langsung bisa membantu memperbaiki struktur tanah menjadi lebih subur dan kaya kandungan unsur hara (Sarief, 1995).

D. Vetsin

Vetsin sebenarnya merupakan bumbu masak sebagai penyedap masakan disamping itu mengandung natrium dan mineral yang dapat berfungsi sebagai penyub ur tanaman. Vetsin yang ada di pasaran memiliki kandungan kimia yang dapat menyuburkan dan mempercepat pertumbuhan tanaman, yaitu (Na) Natrium di karenakan unsur Na dapat meningkatkan kandungan air pada tanaman. Oleh karena itu, Vetsin yang mengandung unsur natrium dapat menyuburkan tanaman. (Anonim, 2008)

(21)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, terhitung mulai tanggal 7 April 2009 sampai dengan 5 Juli 2009 terdiri dari persiapan sampai dengan pengolahan data.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Cangkul b. Sprayer c. Gunting stek d. Kamera e. Kalkulator f. Bak kayu g. Alat tulis

2. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Stek tanaman lada

b. Air

(22)

d. Vetsin e. Plastik label f. Staples g. Top soil

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini disusun dalam 2 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri dari 20 tanaman yang diamati. Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari :

P1 = Dengan perlakuan 10 gr ZPT Vetsin/1 liter air dan 20 ulangan. P2 = Dengan perlakuan 6 ml ZPT Atonik/1 liter air dan 20 ulangan.

D. Prosedur Kerja

1. Persiapan media tanah

Persiapan media tanah yaitu dengan mengambil tanah top soil yang dibersihkan dari gulma dan kotoran lainnya, kemudian media tanah tersebut dimasukan ke dalam polybag. Dan selanjutnya polybag yang sudah diisi dengan media tanam disusun dalam bak yang telah disiapkan, kemudian diletakkan di bawah naungan.

2. Persiapan stek

Stek yang digunakan adalah stek tanaman lada (Piper nigrum L) sebanyak 40 stek dan dibagi menjadi 2 kelompok kelompok pertama berjumlah 20 dengan 6 ruas (P1), kelompok ke 2 sebanyak 20 stek dengan 6 ruas (P2)

(23)

a. Pemberian Atonik pada stek tanaman lada (P2) dengan kosentrasi 6 ml/liter air selama 15 menit

b. Pemberian Vetsin pada stek tanaman lada (P1) dengan kosentrasi 10 grl/liter air selama 15 menit

4. Pemeliharaan

a. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari.

b. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di dalam polybag

5. Parameter yang diamati

Parameter yang diambil dalam percobaan ini adalah jumlah tunas yang muncul, setiap sebulan sekali dilakukan sampai 3 bulan (3 bulan pengamtan)

(24)

E. Pengolahan Data

Untuk mengetahui keberhasilan stek tanaman lada ( piper nigrum L), dengan pemberian atonik dan larutan vetsin dan lama waktu munculnya tunas baru tunas baru dari stek tanaman lada yang diamati dilakukan sebulan sekali, terhadap tanaman yang hidup dan jumlah tunas yang muncul, kemudian data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabel pengamatan.di buat dalam bentuk tabel dan di rata –ratakan Untuk menghitung jumlah rata – rata dan hasil pengukuran dengan menggunakan rumus rataan ( Nugroho dan Harahap, 2001 )

?X n

M = Rata - -rata

?X = Jumlah tunas ang muncul

N = Jumlah stek

M

=

(25)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Jumlah Tunas

Berdasarkan hasil penelitian pemberian ZPT Atonik dan Vetsin yang dilarutkan dengan lama perendaman selama 15 menit terhadap jumlah tunas stek tanaman lada (Piper Nigrum L) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Rata-rata jumlah tunas stek tanaman lada dengan perlakuan perendaman ZPT Atonik dan Vetsin yang telah dilarutkan.

Bulan Jumlah Tanaman Perlakuan 1 2 3 P1 1,3 2,3 3,5 P2 1,5 2,8 3,6

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tunas tanaman lada yang diberi perlakuan perendaman ZPT Atonik (P2) mempunyai rataan jumlah tunas yang lebih baik yaitu dengan rata-rata 3,6 dan perendaman dengan Vetsin (P1) memiliki persentase jumlah tunas sebanyak 3,5.

Gabar grafik pertumbuhan tanaman lada (Piper nigrum L)

Perlakuan 0 1 2 3 4 1 2 3 Bulan Rata-rata P1 P2

(26)

B. Pembahasan

Pertumbuhan jumlah tunas stek tanaman lada yang diberi perlakua n perendaman selama 15 menit menggunakan ZPT Atonik 6 ml/liter air memiliki persentase tumbuh yang lebih baik dibanding perlakuan perendaman Yang menggunakan Vetsin yaitu, tunas tanaman lada pada minggu ke-4 setelah tanam untuk (P2) rata-rata yaitu 3,6 dan menggunakan Vetsin 10

gram/liter air (P1) rata-rata yaitu 3,5 .

Hal ini desebabkan oleh Hormon yang terkandung dalam ZPT Atonik mampu mencukupi kebutuhan zat pengatur tumbuh yang mendukung proses Fisiologis dalam tubuh tanaman untuk pertumbuhan tunas tanaman lada (Piper nigrum L),

Menurut Abidin (1985), zat pengatur tumbuh berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman bagi kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya Zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan. Sesuai dengan pendapat Kusnadi dan Santoso (1996) Atonik adalah salah satu jenis hormon tumbuhan (fitohormon) yang terdapat atau diproduksi oleh tanaman. Hormon ini mempengaruhi atau merangsang pembelahan dan diferensiasi sel untuk pertumbuhan tanaman

Vetsin sebenarnya merupakan bumbu masak sebagai penyedap masakan disamping itu mengandung natrium dan mineral yang dapat berfungsi sebagai penyubur tanaman. Vetsin yang ada di pasaran memiliki kandungan kimia yang dapat menyuburkan dan mempercepat pertumbuhan tanaman, yaitu (Na) Natrium di karenakan unsur Na dapat meningkatkan kandungan air pada

(27)

tanaman. Oleh karena itu, Vetsin yang mengandung unsur Natrium dapat menyuburkan tanaman. (Anonim, 2008)

(28)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dengan pemberian ZPT Atonik 6 ml/liter air dan Vetsin 10 gram/liter air dengan perendaman 15 menit terhadap pertumbuhan stek tanaman lada adalah :

Hasil pengamatan terhadap jumlah tunas dengan pemberian ZPT Atonik (P2)

telah memberikan pertumbuhan yang lebih baik bagi pertumbuhan jumlah tunas stek tanaman lada dengan rata-rata yaitu 3,6.

B. Saran

1. Untuk mendapatkan pertumbuhan Stek tanaman lada hendaknya menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT) Atonik 6 ml yang dilarutkan dalam satu liter air dan direndam selama 15 menit sebelum ditanam.

2. Vetsin dapat menjadi ZPT alternatif untuk petani-petani yang ada di desa bila sulit menemukan (ZPT) atonik di pasaran.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. Z. 1993. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Percetakan Angkasa. Bandung

Anonim. 2009. Vetsin sebagai ZPT alternatif http:llwww.Tabulampot.wordpres Danoesastro. 1997. Zat Pengatur Tumbuh dalam Pertanian. Yayasan Pembina

Faperta UGM, Yogyakarta.

Diratpahgar. 2008. Budidaya Lada Yang Baik Dan Sehat (bagian 2) http://ditjenbun.deptan.go.id 8 Agustus 2008.

Disbun. 2009. Budidaya Tanaman Lada Panjat.http://www.disbun.jabarprov.go.id 4 juli 2009.

Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan Edisi Refisi . CV . Rajawali. Jakarta.

Hidayat, N. 2005. Diktat Kuliah Budidaya Tanaman Lada, Rempah Dan Obat-Obatan, Politeknik Pertanian Negeri Samrinda. Samarinda.

Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Yasaguna, Jakarta

Kusnadi dan Santoso. 1996. Kamus Istilah Pertanian, Kanisius, Yogyakarta Lingga, 1986. Zat Perangsang Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nugroho ST dan Harahap B 2001.Ensiklopedi Matematika, Ghaalia Indnesia .

Rismunandar. 1990. Pengetahuan Dasar Tentang perkebunan. Sinar Baru Algesindo, Bandung

Sarief , E. S. 1996 . Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung . 182 Hlm.

Sarief, Saifuddin. 1995. Kesuburan dan Pemupukan Tanaman Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

(30)
(31)

Lampiran 1. Data jumlah tunas tanaman lada

perlakuan P1 perlakuan P2

No

tanaman bulan ke-1 bulan ke-2 Bulan ke-3 bulan ke-1 bulan ke-2 bulan ke-3 1 1 2 3 2 3 5 2 1 2 4 1 2 2 3 1 2 4 1 2 4 4 2 3 4 1 2 4 5 1 2 3 2 4 3 6 1 2 3 1 2 3 7 1 2 3 2 3 3 8 2 3 4 1 3 4 9 1 2 4 2 3 3 10 1 2 3 1 2 4 11 1 2 3 1 2 4 12 2 3 4 2 3 4 13 1 2 4 2 3 4 14 1 2 3 1 2 4 15 2 3 4 1 3 4 16 1 2 4 2 4 3 17 1 2 3 2 4 3 18 2 3 4 1 3 4 19 2 3 4 1 2 3 20 1 2 3 2 3 4 rata-rata 1,3 2,3 3,5 1,5 2,8 3,6

(32)

Lampiran 2. Gambar rancangan penelitian U S P1 3 P1 2 P1 4 P1 5 P1 6 P1 8 P1 9 P1 1 P1 10 P 1 11 P1 12 P1 13 P1 14 P1 15 P1 16 P1 17 P1 7 P1 18 P1 20 P1 19 P2 3 P2 2 P2 4 P2 5 P2 6 P2 8 P2 9 P 2 1 P2 10 P2 11 P2 12 P2 13 P2 14 P2 15 P2 16 P2 17 P2 7 P2 18 P2 20 P2 19

(33)

Lampiran 3. Foto perendaman stek dan tanaman lada.

Gambar Foto perendaman stek .

(34)

Lampiran 4. Penanamam stek lada dan Pengukuran tunas

Gambar Penanaman stek lada

Gambar

Tabel 1. Rata-rata jumlah  tunas stek tanaman lada dengan  perlakuan  perendaman ZPT  Atonik dan Vetsin yang telah dilarutkan
Gambar Foto perendaman stek   .
Gambar Penanaman stek lada

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan menggunakan Metode QEC yaitu melakukan penilaian pengamat menggunakan kuesioner scoresheetQEC (checklist) terhadap operator yang bekerja, melakukan penilaian

Proksi mekanisme good corporate governance adalah kepemilikian institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan jumlah dewan komisaris.  Analisa regresi

MESYUARAT JPKA BIL /2017 &amp; MESYUARAT AKAUN AMANAH BIL /2016 MESYUARATJKPAK BIL 1/2017. WATIKAH PELANTIKAN

pengelompokkan untuk mencari tahu tren topik laporan yang paling banyak dilaporkan oleh masyarakat sehingga mempermudah pencarian topik yang diinginkan dan membantu

a) Bunga diakui atas dasar proporsi dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektiv aktiva tersebut. b) Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan

Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar PKn dengan menggunakan pendekatan pembelajaran diskusi kelompok di kelas III SD Inpres Bualemo 3 menunjang

Se(ara garis besar, bila seseorang tidur se(ara nyenyak dan dengan waktu yang (ukup, maka ada proses fisiologis yang terjadi, biasanya terjadi pada orang normal. Tidur @&lt;=

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara supervisi pengajaran, pelatihan, dan pengalaman kerja