• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 PEMETAAN OBJEK WISATA ALAM DI KABUPATEN

PADANG PARIAMAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

NURFARA AIN NPM. 12030011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2016

(2)

1 Mapping Object Of Natural Tourism In Padang Pariaman Districk

By:

Nurfara Ain *Erna Juita**Afrital Rezki***

Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **

ABSTRACT

Padang Pariaman districk have 14 distribution natural tourism where object of natural tourism not yet been known by spatial. This research aim to mapping of natural tourism in Padang Pariaman districk.

This Research type is quantitative descriptive. Population in this research are entire object of natural tourism which have been opened by Head Tourism Office exist in Padang Pariaman districk.Research sample taken with total sampling. Analyse data use technique descriptive analysis and spatial analyse.

Result of research found that 1) Object distribution of natural tourism in Padang Pariaman Districk, pursuant to situation there are 8 Sub-district that is Batang Anai, Lubuk Alung, 2 X 11 Kayu Tanam, Ulakan Tapakis, Tandikek, V Koto Kampung Dalam, Sungai Limau dan Batang Gasan.Then, Apart object of natural tourism in Padang Pariaman districk pursuant to neighbour analysis closest have group pattern (pattern cluster) 2)Aksesibilitas going to object of natural tourism in Padang Pariaman Districk, transportation go to object of tour by vehicle 64% and by foot 36%. Later, condition of road;street to object of natural tourism in non asphalt 57% and asphalt 43% and 3). Object potency of natural tourism in Padang Pariaman Districk have uniqueness which variely. Its of it seen like existence of waterfall, river stream, existence of view of hill, existence of 18 water child and cave lose, existence of view of nature, estuary, coastal and barrage. Later, facilities and basic facilities in object of natural tourism in Padang Pariaman Districkas a whole the existence of booth, guide, place park, MCK and restaurant.

(3)

2 PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimiliki dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Negara indonesia memiliki potensi alam, keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya alam dan modal yang besar artinya

bagi usaha pengembangan dan

peningkatan bagi kepariwisataan

(Nandi, 2008:1)

Menurut Spilane yang dikutip oleh Soebagyo (2012:154) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,

dilakukan perorangan maupun

kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan

menjadi pendorong utama

perekonomian dunia pada abad ke-21 dan menjadi salah satu industri yang menglobal (Soebagyo, 2012:153)

Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai negara. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau astau disebut juga sebagai nusantara atau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor

pariwisata terhadap perekonomian

Indonesia dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas

pertumbuhan ekonomi Indonesia

(Soebagyo, 2012:153)

Pariwisata adalah keseluruhan gejala, kegiatan, adanya kaitan – kaitan

yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan sementara dari orang – orang diluar tempat tinggalnya, dengan maksud apapun terkecuali

untuk mendapatkan pekerjaan.

Rumusan wisatawan ialah seorang

yang melakukan perjalanan dan

dorongan oleh suatu atau beberapa keperluan melakukan perjalanan dan persinggahan sementara diluar tempat tinggalnnya untuk jangka waktu lebih dari 24 jam, dengan bermaksud apapun kecuali untuk mendapatkan pekerjaan (Bakaruddin, 2009:148)

Pada hakikatnya implikasi dari

kegiatan pariwisata yang sangat

menentukan bagi perkembangan

pariwisata itu adalah: seseorang

melakukan perjalanan, adanya

prasarana lalu lintas, sarana

transportasi dan komunikasi, adanya sarana akomodasi, adanya daya tarik daerah tujuan wisata, adanya faktor keindahan serta tersedianya unsur – unsur peayanan yang memadai. Akan

tetapi yang sangat menonjolkan

permasalahan tersebut ialah masalah promosi yang masih kurang, partisipasi industri pariwisata yang masih lemah koordinasi lintas sektoral (Bakaruddin, 2009:148)

Berdasarkan Undang – Undang No. 9/1990 maupun Undang – Undang

No. 10/2009 dijelaskan bahwa

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

oleh masyarakat, pengusaha dan

pemerintah. Sedangkan kepariwisataan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pariwiasata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan wisata dan

interaksi sesamanya, masyarakat,

(4)

3 Menurut intruksi Pemerintah

No. 19 Tahun 1969, Kepariwisataan

merupakan kegiatan jasa yang

memanfaatkan kekayaan alam, dan lingkungan hidup yang khar, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah, dan iklim yang nyaman. Perkembangan pariwisata yang begitu pesat dapat memberikan pemasukan bagi negara, sehingga menjadi sektor pariwisata

menjadi sektor primadona

pembangunan. Sektor pariwisata

sebagai sektor primadona

pembangunan secara lansung maupun

tidak lansung dapat mengangkat

pembangunan disektor – sektor lain,

sektor kepariwisataan perlu

ditingkatkan dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.

(Bakaruddin, 2009:53) Baik atau tidaknya suatu daerah wisata kita harus mengetahui faktor – faktor yang sangat menentukan bagi perkembangan pariwisata, yaitu: adanya kebebasan untuk bergerak dalam artian melakukan

perjalanan, kelengkapan sarana

transportasi dan komunikasi, adanya sarana akomodasi, adanya daya tarik Daerah Tujuan Wisata (DTW), adanya dana bagi yang melakukan perjalanan, terjaminnya Daerah Tujuan Wisata, adanya faktor kemudahan yang lebih besar untuk mengunjungi Daerah Tujuan Wisata, terjadinya unsur –

unsur pelayanan yang memadai

termasuk bahan – bahan dan sarana informasi.

Bakaruddin (2009:17)

menyatakan pariwisata adalah suatu

perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang maupun berkelompok untuk sementara waktu, dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha dan mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, akan tetapi

semata – mata dan reaksi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum

terganggu atau terkontaminasi

(tercemari) dengan tujuan untuk

mempelajari, mengagumi dan

menikmati pemandangan, tumbuh - tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau

maupun masa kini ( Hani

S.Handayawati, 2010:2)

Menurut Bintarto yang dikutip

oleh Dewi Handriyati (2008:7)

Aksesibilitas adalah keadaan atau ketersediaan masyarakat, hubungan suatu tempat dari ketempat lainnya atau kemudahan seseorang untuk mencapai sesuatu. Aksesibilitas juga merupakan kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat ketempat lain dengan aman serta dengan kecepatan yang wajar. Suatu wilayah dengan aksesibilitas yang tinggi akan mempunyai arus transportasi yang lancar, dekat dengan

pusat pelayanan kota dan

menggunakan teknologi yang canggih dibandingkan dengan dearah yang memiliki aksesibilitas rendah.

Menurut March yang dikutip oleh Rahma Wahdiniwaty (2013:202) menyatakan aksesibilitas mencakup

jarak/waktu terbang, akses

keseluruhan, frekuensi/kapasitas, akses masuk, penerbangan langsung/tidak langsung, persyaratan visa, kemudahan berjalan-jalan, kemudahan memperoleh sesuatu, informasi destinasi wisata, kemudahan menggabungkan perjalanan dengan destinasi wisata lainnya, kemudahan komu-nikas

Berdasarkan data yang

(5)

4

Pariwisata Kabupaten Padang

Pariaman pada tanggal 11 Januari 2016 bahwasanya ada 14 objek wisata alam yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui oleh penulis bahwa kurangnya informasi mengenai objek wisata alam dan aksesibilitas di wilayah Kabupaten Padang Pariaman belum memberikan kemudahan bagi wisatawan. Jadi,

penyampaian informasi dapat

dilakukan dengan berbagai cara

contohnya dengan membuat peta

sebaran objek wisata alam, seperti fungsi peta yaitu sebagai media informasi yang memberikan informasi tentang suatu objek kepada pengguna peta agar informasi tersebut dapat

dimanfaatkan dan sebagai sistem

komunikasi yang menyajikan suatu informasi tentang suatu objek kepada pembaca peta agar informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, dengan cara penyampaiannya harus jelas dan menggunakan bahasa sederhana.

Berdasarkan permasalahan diatas

peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang Pemetaan Objek Wisata Alam melalui suatu penelitian yang berjudul “Pemetaan Objek Wisata Alam Di Kabupaten Padang Pariaman’’

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Perangkat komputer adalah

perangkat keras dan perangkat

lunak. Perangkat keras yang

dimaksd meliputi satu set komputer

(PC) meliputi CPU (Sentral

Prosesing Unit), hardisk, dan mouse.

Sedangkan perangkat lunak

menggunakan yang digunakan

adalah program – program sudah terinstal di perangkat komputer berbasis SIG yang berupa arc view GIS ArcVie digunakan sebagai pembuatan peta dan pengelolaandata untuk membuat peta.

b. Scanner digunakan untuk memindai data yang berupa peta – peta untuk menghasilkan data berupa image yang diolah lebih lanjut pada komputer dengan dilengkapi data

pendukung yang menggunakan

program SIG yang telah ditentukan sehingga memperoleh informasi – informasi yang diperlukan.

c. GPS (Global Positioning System) digunakan untuk mengetahui titik

koordinat (Lintang, Bujur dan

Ketinggian) dari suatu objek karena objek tersebut belum tersedia data titik koordinatnya sehingga titik objek tersebut dapat ditranfer kedalam peta digital yang akan dibuat.

d. Kamera digunakan untuk

mengambil gambar di lapangan atau objek penelitian.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Peta administrasi Kabupaten

Padang Pariaman skala 1 : 350.000

b. Data objek wisata alam di

Kabupaten Padang Pariaman 2015

Wilayah penelitian adalah

seluruh objek wisata alam yang ada di Kabupaten Padang Pariaman

1. teknik analisis keruangan

Teknik analisis keruangan yaitu sekumpulan metode yang bermanfaat ketika data yang menjadi objek kajian mengandung aspek spasial.Data yang telah dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dianalisis .Pemetaan

(6)

5 objek wisata alam di Kabupaten

Padang Pariaman yaitu dengan

menggunakan analisis spasial yang menghasilkan data persebaran objek wisata alam Berdasarkan analisa dilihat dengan cara:

a. Persebaran ( Distribusi ) objek wisata alam

1) Melakukan pengamatan pemetaan objek wisata alam melalui peta dengan menggunakan software Arc GIS sebagai alat analisis 2) Menentukan pola distribusi objek

wisata alam dengan menggunakan analisis tetangga terdekat dengan rumus sebagai berikut :

Ju= Jumlah jarak Jumlah titik P= Jumlah titik Luas wilayah Jh= 1 √ T= Ju Jh Menurut Sumaatmadja

yang dikutip oleh Erci Emelda (2015:26)

Keterangan :

T : indek penyebaran tetangga terdekat

N :Jumlah titik A :Luas wilayah

∑L:total jarak terdekat antar objek wisata alam

Ju :jarak rata – rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangga terdekat

Jh :jarak rata – rata yang diperoleh apabila seua titik punya pola random

Penyebaran pada ruang

atau wilayah tertentu adalah:

<1 :mengelopok (cluster pattern)

1– 2,15 :rando (random pattern)

>2,25 :tersebar merata

(dispersed pattern) b. Aksesbilitas

Melakukan pengamatan di lapangan dan kemudian dideskripsikan dengan menggunakan software arc.

1) Transportasi 2) Kondisi jalan

2. Analisis Deskriptif

Memaparkan observasi dan

dokumentasi hasil penelitian

dilapangan atau mendeskripsikan data

bermaksud membuat kesimpulan

mengenai potensi objek wisata alam , tetapi hanya menjelaskan kelompok data itu saja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, Distribusi objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman:Letak objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman terdapat pada 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Batang Anai, Kecamatan Lubuk Alung, Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam,

Kecamatan Ulakan Tapakis,

Kecamatan Patamuan, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kecamatan Sungai Limau dan Kecamatan Batang Gasan.

Jarak objek wisata alam di

Kabupaten Padang Pariaman

berdasarkan tetangga terdekat yang telah dihitung, diketahui jarak tetangga

terdekat objek wisata alam di

Kabupaten Padang Pariaman adalah 0,92 km, ini berarti persebaran objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman setelah disesuaikan dengan

indeks merupakan daerah yang

memiliki pola Mengelompok (Cluster Pattern).

(7)

6 Menurut Sumaatmadja yang

dikutip oleh Erci Emelda Penyebaran pada ruang atau wilayah terbagi dalam 3 kelompok pembagian yaitu <1: mengelopok ( cluster pattern ), 1– 2,15 : rando ( random pattern ), >2,25 : tersebar merata ( dispersed pattern ). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana Jarak objek wisata alam di

Kabupaten Padang Pariaman

berdasarkan tetangga terdekat yang telah dihitung, diketahui jarak tetangga

terdekat objek wisata alam di

Kabupaten Padang Pariaman adalah 0,92 km yang merupakan daerah yang memiliki pola Mengelompok (Cluster Pattern).

Kedua, Aksesbilitas menuju objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman, dari segi transportasi

menuju objek wisata alam di

Kabupaten Padang Pariaman yang paling banyak menggunakan kendaraan (64%) yaitu di objek wisata alam Pemandian Lubuk Bonta, wisata tirta Bahari Tiram Tapakis, wisata bahari Pantai Panjang, wisata alam Lubuk

Cimantuang/Bendungan, wisata

Pemandian Dibawah Pohon Rambutan, wisata alam Anai Resort/Puncak Anai, wisata alam Pantai Barselona, wisata alam Pantai Arga dan wisata alam Pantai Arta, sedangkan yang paling sedikit menggunakan jalan kaki (36%) yaitu di objek wisata Minat Khusus Treking Air Terjun Nyarai, wisata alam Air Terjun Baburai, wisata alam Gua Ngalau Aia Ilang, wisata alam Baburay

Sipisang/Air Terjun Buburai dan

wisata air Terjun Sarasah.

Aksesbilitas berdasarkan

kondisi jalan menuju objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman yang paling banyak ditemui peneliti dengan kondisi jalan non aspal (57%), terdapat di Objek wisata Minat Khusus Treking

Air Terjun Nyarai, wisata alam Air Terjun Baburai, wisata alam gua Ngalau Aia Ilang, wisata alam Baburay Sipisang/Air Terjun Buburai, wisata Air Terjun Sarasah, wisata alam Pantai Barselona, wisata alam Pantai Arga

dan wisata alam Pantai Arta.

Sedangkan yang paling sedikit peneliti dengan kondisi jalan aspal (43%)

terdapat di Objek wisata alam

Pemandian Lubuk Bonta, wisata tirta Bahari Tiram Tapakis, wisata bahari Pantai Panjang, wisata alam Lubuk

Cimantuang/Bendungan, wisata

Pemandian Dibawah Pohon Rambutan dan wisata alam Anai Resort/Puncak Anai.

Menurut Bintarto yang dikutip

oleh Dewi Handriyati (2008:7)

Aksesbilitas adalah keadaan atau ketersediaan masyarakat, hubungan suatu tempat dari ketempat lainnya atau kemudahan seseorang untuk mencapai sesuatu. Aksesbilitas juga merupakan kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat ketempat lain dengan aman serta dengan kecepatan yang wajar. Suatu wilayah dengan aksesbilitas yang

tinggi akan mempunyai arus

transportasi yang lancar, dekat dengan

pusat pelayanan kota dan

menggunakan teknologi yang canggih dibandingkan dengan dearah yang memiliki aksesbilitas rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Bintarto, dimana transportasi dan

kondisi jalan mempengaruhi

aksesbilitas.

Ketiga, Potensi objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman,

Potensi Objek Wisata Alam di

Kabupaten Padang Pariaman, memiliki keunikan yang bervariasi, setiap objek wisata yang satu dengan yang lain memiliki keunikan yang berbeda – beda. Keunikannya terlihat seperti

(8)

7 adanya air terjun, aliran sungai, adanya

pemandangan bukit, adanya 18 gua dan anak air hilang, adanya pemandangan alam, muara, pantai dan bendungan. Kemudian, sarana dan prasarana di objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman secara keseluruhan adanya warung, guide, tempat parkir, MCK dan rumah makan.

MenurutR.S Damardjatiyang

dikutip olehImam Yoelianto(2008: 31) potensi wisata adalah segala hal dalam keadaan baik yang nyata dan tidak dapat diraba yang digarap,diatur dan disediakan sedemikian rupa sehingga

dapat bermanfaat atau

dimanfaatkan,diwujudkan sebagai

kemampuan faktor dan unsur yang

diperlukan atau menentukan

pengembangan kepariwisataan, baik itu

berupa suasana, kejadian, benda

maupun layanan atau jasa-jasa. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat R.S Damardja , dimana potensi wisata itu dapat menentukan keunikan dan arah pengembangan pariwisata baik itu

berupa suasana, kejadian, benda

maupun layanan atau jasa-jasa. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Distribusi objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman, berdasarkan letak terdapat di 8 Kecamatan yaitu Batang Anai, Lubuk Alung, 2 X 11 Kayu

Tanam, Ulakan Tapakis,

Patamuan, V Koto Kampung

Dalam, Sungai Limau dan

Batang Gasan. Kemudian, Jarak objek wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan

analisis tetangga terdekat

memiliki pola Mengelompok

(Cluster Pattern).

2. Aksesibilitas menuju objek

wisata alam di Kabupaten Padang

Pariaman, dari transportasi

menuju objek wisata dengan menggunakan kendaraan 64% dan menggunakan jalan kaki

sebanyak 36%. Kemudian,

kondisi jalan menuju objek wisata alam non aspal 57% dan aspal 43%.

3. Potensi objek wisata alam di

Kabupaten Padang Pariaman

memiliki keunikan yang

bervariasi. Keunikannya terlihat seperti adanya air terjun, aliran

sungai, adanya pemandangan

bukit, adanya 18 gua dan anak air

hilang, adanya pemandangan

alam, muara, pantai dan

bendungan. Kemudian, sarana dan prasarana di objek wisata

alam di Kabupaten Padang

Pariaman secara keseluruhan

adanya warung, guide, tempat parkir, MCK dan rumah makan. DAFTAR PUSTAKA

Airlangga Dkk. 2014. Pemetaan Objek Wisata Di Wilayah Kabupaten Lampung Barat. Jurnal

Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Aprioko, 2009. Analisa Potensi Dan Daya Tarik Objek Wisata Ziarah Makam Kyai Ageng Gribik Di Jatinom Kabupaten Klaten. Skripsi. Fakultas

Sastra Dan Seni Rupa.

Universitas Sebelas Maret Bakaruddin. 2009. Perkembangan Dan

Permasalahan

Kepariwisataan. Padang: UNP Press

(9)

8 Bungin, Burhan. 2004. Metodologi

Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Kencana Prenada Media

Group

Badan Pusat Statistik Kabupaten

Padang Pariaman. 2015.

Statistik daerah kabupaten padang pariaman

Daumi, Amar. 2013. Pemetaan Objek Wisata Alam Di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Jurnal. Fakultas

Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas

Lampung

Emelda, Erci. 2015. Pemetaan

Persebarn Minimarket Di Kecaatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Handriyati, Dewi. 2008. Kajian

Aksesibilitas Dalam Perkembangan Desa – Desa Di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Miro, Fidel. 2011. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Erlangga

Nandi. 2008. Pariwisata Dan

Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jurnal “GEA”. Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 8, No. 1, April 2008

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep – Konsep Dasar SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

Jakarta: INFORMATIKA

Bandung

Pratami, Melisya. 2014. Pemetaan Sekolah Menengah Atas Yang Berstatus Negri Sederajat Di Wilayah Perkotaan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

Skripsi. Program Studi

Pendidikan Geografi. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Soebagyo. 2012. Strategi

Pengembangan Pariwisata Di Indonesia. Jurnal. Fakultas

Ekonomi Universitas

Pancasila

S.Handayawati, Hani Dkk. 2010.

Potensi Wisata Alam Pantai Bahari. Jurnal PM PSLP PPSUB

Wahdiniwaty, Rahma. 2013.

Aksesibilitas Wisata Pada Kota Metropolitan Di Negara Berkembang ( Suatu Survey Di Wilayah Bandung Raya ).

Jurnal. Program Studi

Manajemen. Fakultas

Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia

Yoelianto, imam. 2008.

Pengembangan Objek Wisata Pantai Sepanjang Di Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi. Fakultas Sastra Dan

Seni Rupa. Universitas

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan bidang keahlian dari peneliti yaitu Permukiman Kota Lingkungan maka penelitian yang dilakukan akan lebih menekankan pada tentang perumahan dan

hanyalah merupakan latar belakang dan/atau latar depan dari masalah yang dihadapi sekarang, sehingga masalah yang sedang dialami dapat terselesaikan. Dalam usaha

Oleh karena itu untuk mencapai produktivitas kerja maka dilakukan rancangan desain eksperimen pada stasiun kerja visual inspection task dengan tujuan penelitian

running dari 4 penelitian model fisik baik data dari nilai koefisien kekasaran hasil eksperimen maupun hasil estimasi menunjukkan jika nilai Fr&gt;1 pada kondisi aliran

Implikasi dari uji hipotesis tersebut adalah secara simultan jumlah uang bereedar (M1) dan kredit investasi (KI) secara bersama-sama berpengaruh signifikan

Kesimpulan: Pemberian terapi manipulasi terbukti memberikan pengaruh terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada penderita frozen shoulder.. Kata Kunci: terapi

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat melaksanakan Tugas Akhir dan menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas

Oleh karena itu peneliti mencoba menelusuri sejauh mana penerapan etika bisnis Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam berdagang terhadap para pedagang apakah