PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
40TAHUN
2006Tf,NTANG
TATA CARA
PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESAPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
bahwa
untuk
melaksanakanketentuan Pasal
27
ayat
(l)
Undang-UndangNomor 25
Tahun2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang
Tata
Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;Mengingat
: l.
Pasal5
ayat(2)
Undang-Undang Dasar NegaraRepublik
Indonesia Tahun 1945;Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004 tentang Sistem
Perencanaan PembangunanNasional
(LembaranNegara
Republik
Indonesia Tahun 2004Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4421):
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun 2004
tentang
Peemrintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor
4437);Peraturan
Pemerintah
Nomor
20
Tahun
2004
tentang
Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);Peraturan Pemerintah
Nomor
21
Tahun2004
tentang RencanaKerja
danAnggaran
Kementerian/Lembaga (LembaranNegara Republik
Indonesia Tahun 2004Nomor
75, Tambahan Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Nomor 4406); 2. J. 4. 5. 6. 45MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
TATA
CARA
PENYT SUNANRENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL.
BAB
I
KETENTUAN
UMUM
PasalI
Dalam Peraturan Pemerintah
ini
yang dimaksud dengan :l.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.2.
PembangunanNasional
adalahupaya yang
dilaksanakanoleh
semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bemegara.3.
Rencana PembangunanNasional
adalahmeliputi
rencana pembangunanjangka
panjang, rencana pembangunanjangka
menengah, rencanajangka
menengah kementerian/lembag4rencana
pembangunan
tahunan
nasional,
dan
rencana
pembangunan
tahunan kementerian/lembaga.4.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.5.
Rencana PembangunanJangka Menengah,
yang
selanjutnya
disingkat RPJM,
addah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.6.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/Lembaga, yang(Renstra-Kl),
adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun.7.
Rencana
PembangunanTahunan
Nasional,
yang
selanjutnya
disebut
Rencana
Kerja Pemerintah (RKP), adalah dokumen perencana.m Nasional untuk periodeI
(satu) tahun.8.
Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut RencanaKerja
Kementerian/Lembaga
(Renja-KL),
adalah
dokumen
perencanarulKe menteriar/Lembaga untuk periode
I
(satu) tahun.9.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan,yang
selanjutnyadisingkat
Musrenbang adalahforum
antarpelaku
dalam rangka menyusun rencana pembangunanNasional
dan rencana pembangunan Daerah.10. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan
oleh
instansi pemerintal/lembagauntuk
mencapai sasaranyang tujuan
serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan musyawarah yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.ll.
Kegiatanpokok
adalah kegiatan yangmutlak
harus adauntuk
mencapai sasaran hasil dari suatu program.12.
Kegiatan dalam Kerangka Regulasi adalah kegiatan
pemerintah
dalam rangka
baikmemfasilitasi, mendorong maupun
mengaturkegiatan
pembangunanyang
dilaksanakan sendiri oleh masyarakat.13.
Kegiatan dalam Kerangka
PelayananUmum dan
Investasi
Pemerintah adalah kegiatanpemerintah
dalam rangka
menyediakanbarang dan
jasa
publik
yang
diperlukan
oleh masyarakat.14. Lembaga adalah organisasi non-Kementerian Negara dan instansi
lain
pengguna anggaranyang dibentuk untuk
melaksanakantugas tertentu
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya.15.
Visi
adalah rumusan
umum
mengenai
keadaanyang diinginkan pada
akhir
periode perencanaan.16.
Misi
adalah rumusan umum
mengenai
upaya-upayayang
akan
dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.17. Sasaran
(terget)
adalah
hasil yang
diharapkandari
suatu
program
atau keluaran
yang diharapkan dari suatu kegiatan.18.
Keluaran
(output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.19.
Hal
(outcome) adalah segala
sesuatuyang
mencenninkan berfungsinya keluaran
dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.20. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik
Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.21. Pemerintahan daerah
adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerahdan
DPRD
menurut asasotonomi
dan tugas pembantuan denganprinsip otonomi
seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip
Negara
KesatuanRepublik
Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.22.
Menteri
adalah Pimpinan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/I(epala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.23. Pagu
indikatif
merupakan ancar-ancar pagu anggaran yangdiberikan
kepada Kementerian Negara/Lembagauntuk
setiapprogram
sebagai acuandalam
penyusunan rencana kerja Kementerian Ne garallembaga.24.
Dekonsentrasi
adalah pelimpahan
wewenang pemerintahan
oleh
Pemerintah
kepada Gubemur sebagaiwakil
pemerintah dar/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.25. Tugas pembantuan adalah penugasan
dari
Pemerintah kepada daerah dan/atau desa daripemerintah
provinsi
kepada
kabupaten/kota
dan/atau
desa
serta
dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.26. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat Bappeda adalah satuan
kerj
a
perangkat daerahyang
bertanggungiawab terhadap pelaksanaantugas
dan
fungsiperencanaan pembangunan di Daerah Provinsi, Kabupaten, atau
Kota'
Pasal 2
Dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Nasional,
Menteri
mempunyai tugas sebagaiberikut :
a.
menyiapkan RancanganAwal
RPJP Nasional;b.
melaksanakan Musrenbang Jangka Panjang Nasional;c.
menyusun RancanganAkhir
RPJP Nasional;d.
menyiapkan RancanganAwal
RPJM Nasional;e.
menelaah RancanganRenstra-Kl;
f.
menyusun Rancangan RPJM Nasional dengan menggunakan RancanganRenstra-Kl;
g.
melaksanakan Musrenbang Jangka Menengah Nasional;h.
menyusun RancanganAkhir
RPJM Nasional;i.
menyiapkan RancanganAwal
RKP;j.
menelaahan Rancangan Renja-KL;k.
menlr,rsun Rancangan Interim RKP;L
melaksanakan Musrenbang Tahunan Nasional; danm.
menyusun RancanganAkhir
RKP.BAB
II
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA
PANJANG
NASIONAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3(l)
Tahapan penyusunan dan penetapan RPJP Nasional adalah sebagaiberikut
:a.
Penyiapan RancanganAwal
RPJP Nasional;b.
Pelaksanaan Musrenbang Jangka Panjang Nasional;c.
Penyusunan RancanganAkhir
RPJP Nasional; dand.
Penetapan RPJP Nasional.(2) Rincian
tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
dan hubungan antara lembaga yangterlibat
tercantumdalam Lampiran
I
yang
merupakan bagianyang
tidak
terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.Bagian
Kedua
Penyiapan Rancangan
Awal
RPJPNasional
Pasal 4(l)
RancanganAwal
RPJP Nasional disiapkan oleh Menteri dengan menggunakan antara lain :a.
pemikiran visioner unhrk periode jangka panjang berikutnya tentangkondisi
demografi, sumberdaya alam, sosial, ekonomi, budaya,politik,
pertahanan dan keamanan; danb.
hasil evaluasi pembangunan sebelumnya.(2)
Pemikiranvisioner
dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
diperolehdari
unsur penyelenggara negara dan/atau masyarakat.(3)
RancanganAwal
RPJPNasional
memuat rancanganvisi, misi
dan
arah
pembangunan nasional yang merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun194s.
(4)
RancanganAwal
RPJP Nasional digunakan
sebagaibahan utama
Musrenbang Jangka Panjang Nasional.Bagian
Ketiga
Pelaksanaan
Musrenbang
Jangka PanjangNasional
Pasal 5(l)
Musrenbang Jangka Panjang Nasional diselenggarakan oleh Menteri untuk menyempumakan RancanganAwal
RPJP Nasional periode yang direncanakan.(2)
Musrenbang Jangka Panjang Nasionaldiikuti
oleh unsur-unsur penyelenggara negara dengan mengikutsertakan masyarakat.(3)
Musrenbang Jangka Panjang Nasionaldidahului
dengan sosialisasi RancanganAwal
RPJP Nasional, konsultasipublik
dan penjaringan aspirasi masyarakat.(4)
Musrenbang Jangka Panjang Nasional diselenggarakanpaling lambat
I
(satu) tahu sebelum berakhimya periode RPJP Nasional yang sedang berjalan.Bagian
Keempat
Penyusunan Rancangan
Akhir
RIJP
Nasional
Pasal 6(l)
RancanganAkhir
RPJP Nasional disusun oleh Menteri berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panjang Nasional.(2)
RancanganAkhir
RPJPNasional
sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
disampaikan kepada Presiden.(3)
Rancangan RPJPNasional
sebagaimana dimaksud padaayat
(2)
diajukan
oleh
Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai rancangan undang-undang tentang RPJP Nasionalinisiatif
Pemerintahpaling
lambat6
(enam) bulan sebelum berakhimya RPJP yang sedangberjalan.
Bagian
Kelima
Penetapan RPJPNasional
Pasal 7 RPJP Nasional ditetapkan dengan Undang-undang.
Pasal 8
(l)
RPJP Nasional berfungsi sebagai pedoman bagi penyusunan :a.
Visi,
misi dan program prioritas calon Presiden; dan/atau.b.
RPJM Nasional.(2)
fuah
pembangunan nasional dalam RPJP Nasional berfungsi sebagai acuan bagi penyusunanRPJP Daerah Provinsi.
BAB
III
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9(l)
Tahapan penyusunan dan penetapan RPJM Nasional adalah sebagai berikut:a.
Penyiapan RancangnAwal
RPJM Nasional;b.
Penyiapan RancanganRenstra-Kl;
c.
Penyusun4n Rancangan RPJM Nasional dengan menggunakan RancanganRenstra-Kl;
e.
Penyusunan RancanganAkhir
RPJM Nasional; danf.
Penetapan RPJMNasional.(2)
Rincian tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dan hubungan antara lembaga yangterlibat
tercantumdalam lampiran
II
yang
merupakan bagianyang
tidak
terpisahkan dari Peraturan Pemerintahanini.
Bagian
Kedua
Penyiapan Rancangan
Awal
RPJM Nasional
Pasal 10(1)
Penyiapan RancanganAwal
RPJM Nasional dilaksanakan oleh Menteri pada tahun terakhir pelaksanaan RPJM Nasional yang sedang berjalan.(2)
Dalam rangka penyiapan sebagaimana dimaksud pada ayat(l),
Menteri menggunakan:a.
RPJP yang sedang berjalan;b.
rancangan rencana pembangunan secara teknokratikc.
visi,
misi, dan program prioritas Presiden.(3)
Rancangan rencana pembangunan secarateknokratik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)meliputi
kerangka
ekonomi
makro,
rencana
pembangunansektoral
dan
kewilayahan dihimpun dari :a.
hasil evaluasi pelaksanaan RPJM Nasional yang sedang berjalan; danb.
aspirasi masyarakat.(4)
Evaluasi
pelaksanaanRPJM Nasional
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(3)
huruf
adilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
(1)
Visi, misi,
dan
programprioritas
Presiden dijabarkanoleh
Menteri ke
dalam RancanganAwal
RPJM Nasional.(2)
RancanganAwal
RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum dan program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro.(3)
Programprioritas
Presiden sebagaimana dimaksud padaayat
(2)
dijabarkanke
dalam isu strategisbersifat lintas
kementerian/lembagadan
kewilayahan
yang
dilengkapi
denganindikasi
sasarannasional
dengan mempertimbangkan rancangan rencana pembangunansecara teknokratik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
(4)
Kerangkaekonomi makro
sebagaimana dimaksud pada ayat(2)
memuat gambaran umum perekonomian secaramenyeluruh
termasukarah kebijakan
fiskal untuk
periode jangka menengah yang direncanakan.(5)
Penyusun kerangkaekonomi makro
sebagaimana dimaksud padaayat
(4)
didasarkan ataskondisi obyektif
perekonomiandan
dilaksanakan denganberkoordinasi
dengan instansi terkait.(6)
RancanganAwal
RPJM Nasional
disampaikan kepada Presidenuntuk
disepakati dalam Sidang Kabinet sebagai pedoman penyusunan RancanganRenstra-Kl.
Bagian
Ketiga
Penyiapan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga
Pasal
l2
(l)
Pimpinan Kementerian/Lembaga melaksanakan penyiapan RancanganRenstra-Kl
periodeberikutnya
untuk sektor yang menjadi
tugas
dan
kewenangannyapada
tahun
terakhir pelaksanaan RPJM Nasionalyang
sedang berjalan,diawali
dengan penyusunan rancangan rencana pembangunan secuua teknokratik di sektornya.(2) Dalam
rangkapenlusunan
rancanganteknokratik
sebagaimanadimaksud
padaayat
(l),
Pimpinan Kementerian/Lembaga menghimpun:a.
hasil
evaluasi pelaksanaan pembangunandi
sektoryang
bersesuaian dengan tugas dan kewenangannya; danb.
aspirasi masyarakat.(3)
Pimpinan
Kementeriar/Lembaga berkoordinasi
dengan
Pemerintah
Daerah
untuk mengidentifikasikan pembagiantugas dalam
pencapaian sasarannasional
sesuai dengan rancangan rencana pembangunan secaratiknokratik
di
sektomya sebagaimana dimaksud pada ayat (2).(4)
Evaluasi
pelaksanaanpembangunan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(2)
huruf
adilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 13
(l)
Pimpinan Kementerian/Lembaga menyusun RancanganRenstra-Kl
yang memuatvisi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan pokok sesuai dengan tugas dan fungsikementeriar/lembaga
dengan
berpedoman
pada
Rancangan
Awal
RPJM
Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal1l
ayat (6).(2)
Tujuan
sebagaimana
dimaksud
pada ayat
(l)
merupakan
penjabaran
visi
kementerian/lembagayang
bersangkutandan dilengkapi
dengan rencana sasaran nasional yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran program prioritas Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasall1
ayat (3).(3)
Dalam mewujudkan sasaran nasional, Pimpinan Kementerian/Lembaga membagi tugas yang akan dilaksanakanoleh
Kementerian/Lembaga danoleh
pemerintah daerah sesuai indikasi pembagian tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3).(4)
Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan arah tindakan yang akan diambil oleh Kementerian/Lembaga dalam bentuk kegiatan dalam kerangka regulasi, serta kerangka Pelayanan Umum dan Instansi Pemerintah.(5)
Program sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dilengkapi
dengan sasaran hac'il (outcome)yang
akandicapai
dalam periode rencana denganindikator yang terukur,
kegiatan pokok untuk mencapai sasaran tersebut, indikasi sumberdaya yang diperlukan, sertaunit
organisasi Kementerian/Lembaga yang be(anggungjawab.(6)
Kegiatanpokok
sebagaimana dimaksud pada ayat(2)
mencakup Kegiatan dalam Kerangka Regulasi darVatau Kegiatan dalam kerangka Pelayanan Umujm dan Investasi Pemerintah.(7)
Kegiatanpokok paling sedikit
memuat lokasi, keluaran, dan sumberdaya yang diperlukan,yang keseluruharurya bersifat
indikatif.
(8)
RancanganRenstra-Kl
disampaikan kepada
Menteri untuk
digunakan sebagai
bahan pen)'usunan Rancangan RPJM Nasional.Bagian
Keempat
Penyusunan Rancangan
RPJM
Nasional DenganMenggunakan
RancanganRenstra-Kl
Pasal 14
(1)
RancanganRPJM
Nasional disusunoleh Menteri
dengan menggunakan RancanganAwal
RPJM Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat(2)
dan RancanganRenstra-Kl
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2).(2)
RancanganRenstra-Kl
ditelaah oleh Menteri agar :a.
sasiuanprogram
prioritas
Presiden sebagaimanadimaksud dalam Pasal
1l
ayat
(3) terjabarkan kedalam sasaran tujuan Kementerian/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal13
ayat(3)
dan tugasyang
akan dilaksanakanoleh
pemerintah daerah Provinsisesuai dengan kewenangannya;
b.
kebijakan
Kementerian/Lembaga sebagaimanadimaksud dalam Pasal
13
ayat
(5) konsisten sebagai penjabaran dari RancanganAwal
RPJM Nasikonal;c.
program dan kegiatanpokok
Kementeriar/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal13 ayat
(6)
konsisten
sebagai penjabaran operasionaldari
RancanganAwal
RPJM Nasional.d.
Sasaran hasrl (outcome) masing-masing program sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
sinergis mendukung szuiaranpro$am
prioritas Presiden yang tertuang dalam RancanganAwal
RPJM Nasional.e.
Sasarankeluaran (output)
dari
masing-masing kegiatanpokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sinergis mendukung sasaran hasil (outcome) dari program induknya;f.
Sumberdaya
yang
diperlukan
secara keseluruhanlayak
menurut
kerangka ekonomimako
yang tertuang dalam RancanganAwal
RPJM Nasional.(3)
Hasil
penelaahan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(2)
digunakan
sebagai
bahan penyempurnaan RancanganAwal
RPJM Nasional menjadi Rancangan RPJM Nasional.(4)
Rancangan RPJM Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(3)
digunakan sebagai bahanutama dalam Musrenbang Jangka Menengah Nasional.
peraksana
*"."""f;fr]"f;lll"ia",""*ur,
Nasional
Pasal 15( I
) Musrenbang
Jangka
Menengah
Nasional
diselenggarakan
oleh
Menteri
untukmenyempumakan Rancangan RPJM Nasional.
(2)
Musrenbang Jangka Menengah Nasionaldiikuti
oleh unsur-unsur penyelenggara negara dan mengikutsertakan masyarakat.(3)
Musrenbang Jangka Menengah Nasional didahului oleh rangkaian kegiatan yangterdiri
dari sosialisasi RancanganAwal
RPJM
Nasional, konsultasipublik,
dan
penjaringan aspirasi masyarakat.(4)
Musrenbang Jangka Menengah Nasional dilaksanakanpaling
lambat2
(dua)bulan
setelah Presiden dilantik.Bagian Keenam
Penyusunan Rancangan
Akhir
RPJM
Nasional. Pasall6
(1)
RancanganAkhir
RPJM Nasional disusun
oleh Menteri
berdasarkanhasil
Musrenbang Jangka Menengah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.(2)
RancanganAkhir
RPJM Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
disampaikan kepada Presiden.Bagian
Ketujuh
.
PenetapanRPJM
NasionalPasal 17
(l)
Presiden menetapkan RancanganAkhir
RPJMNasional menjadi RPJM Nasional
dengan Peraturan Presiden paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Presidendilantik.
(2)
RPJM Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai :a.
pedoman penyusuaian dalam rangka penetapanRenstra-Kl;
danb.
bahan penyusunan dan perbaikan RPJM Daerah dengan memperhatikan tugas pemerintah daerah mencapai sasaran nasional yang termuat dalam RPJM Nasional.(3)
Renstra-Kl dimaksud pada ayat
(2)
huruf
a
ditetapkan dengan
Peraturan Pimpinan Kementerian/Lembaga.(4) Renstra-Kl
yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud padaayat (4) disampaikan kepada :a.
Menteri;b.
Menteri Dalam Negeri;c.
Menteri Keuangan; dand.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.BAB
V
RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 18(l)
Tahapan penyusunan dan penetapan RKP adalah sebagai berikut:a.
penyiapan RancanganAwal
RKP;b.
penyiapan Rancangan Renja-KL;c.
penyusunan Rancangan Interim RKP;d.
pelaksanaan Musrenbang Tahunan;e.
pen]'usunan RancanganAkhir
RKP; danf.
penetapan RKP.(2)
Rincian tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dan hubungan antara lembaga yang terlibat digambarkan dalam LampiranIII
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintahini.
Bagian Kedua
Penyiapan Rancangan
Awal
RencanaKerja
Pemerintah
Pasal 19(l)
RancanganAwal
RKP
disiapkan olehMenteri
sebagai penjabaranRPJM
Nasional paling lambat minggu kedua bulan Februari.(f)
RancanganAwal
RKP memuat rancangan kebijakan umum, prioritas pembangunan nasional,'
rancangan kerangka ekonomi makro, rencana kerja dan pendanaannya yang penyusunannya memperhatikankinerja
pembangunannasional
tahun-tahun ssbelumnya,serta
prakiraan permasalahan, tantangan, dan peluang yang dihadapi pada tahun rencana.(3)
RancanganAwal
RKP
sebagaimana dimaksud pada ayat(2)
dilaksanakan melalui kebijakankerangka regulasi
dan
kerangka
pelayanan
umum
dan
investasi
Pemerintah
yang pendanaannya disusun dalam rancangan paguindikatif.
(4)
Rancanganpagu
indikatif
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(3)
disusun
oleh
Menteri bersama-sama dengan Menteri Keuangan.(5)
RancanganAwal RKP
sebagaimana dimaksud pada ayat(2)
dan rancangan paguindikatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibahas dalam Sidang Kabinet.(6)
Hasil
pembahasanSidang Kabinet
sebagaimanadimaksud
pada ayat
(5)
selanjutnya dituangkan ke dalam Surat Edaran Bersama antara Menteri Keuangan, dan sebagai pedoman dalam penyusunan Renja-KL.Bagian
Ketiga
Penyiapan Rancangan Rencana
Kerja
Kementerian/Lembaga
Pasal 20(l)
Pimpinan
Kementerian/Lembaga menyusun RancanganRenja-KL
dengan mengacu pada RancanganAwal RKP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal19
ayat(5),
dan berpedoman padaRenstra-Kl
dimaksud dalam Pasal 17 ayat(3\
serta paguindikatif
yang tertuang dalam Surat Edaran Bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (6).(2)
RancanganRenja-KL
memuat kebijakan, program, dan kegiatan sebagai penjabaranRenstra-KL.
(3)
Kebijakan
sebagaimanadimaksud
pada ayat
(2)
merupakan
arah dan langkah
yang diperlukan untuk mencapai tujuan masing-masing program untuk tahun rencana.(4) Kegiatan
sebagaimanadimaksud
pada ayat
(2)
meliputi
kegiatan
pokok
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat(7)
serta kegiatan pendukunguntuk
mencapai sasaran hasilprogram induknya
dan dirinci
menurut
indikator
keluaran, sasaran keluaran pada tahun rencana, prakiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, anggaran!, serta cara pelaksanaannya.(5)
Cara pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat(4) dirinci
menurut kegiatanpusat,
dekonsentrasidan/atau
tugas
pembantuansesuai dengan peraturan
perundang-undangan.(6)
Rancangan Renja-KL disampaikan kepada Menteri paling lambat pertengahan bulan Maret.Pasal 21
(l)
Menteri dengan Kementerian/Lembaga menelaah Rancangan Renca-KL untuk memastikan :a.
keserasian antara program dengan kegiatan di Kementerian/Lembaga;b.
keserasianantara program
lintas
kementerian,kewilayahan,
dan lintas
kewilayahan dengan kegiatan yang ada di berbagai Kementerian/Lembaga;c.
hubungan antara sasaran keluaranuntuk
tahun rencana dengan tahun sebelumnya dandengan prakiraan
untuk
tahun
sesudahnya,
serta
kesesuaian
anggaran
dengan direncanakan untuk mencapainya; dand.
cara pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kewenangan Kemnterian/Lembaga.t
(2)
Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
digunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan Interim RKP.Bagian
Keempat
Penyusunan Rancangan
Interim RKP
Pasal 22
(l)
Menteri
menyusun
RancanganInterim RKP yang
memuat
rancangankebijakan
umumprioritas
pembangunannasional,
rancanganekonomi makro, program
dan
kegiatan pembangunanbaik
dalam
lingkup
Kementerian/Lembaga,lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan, dan lintas kewilayahan, serta indikasi pagu anggaran untuk setiap program.(2)
RancanganInterim
RKP
digunakan
sebagaibahan
koordinasi
antara
Menteri
denganpemerintah provinsi dalam Musrenbang Tahunan Provinsi.
Bagian
Kelima
Pelaksanaan
Musrenbang Tahunan
Pasal 23(1)
Musrenbang TahunanProvinsi
diselenggarakanoleh
Gubemur selaku
wakil
Pemerintah Pusat dalam rangka membahas Rancangan Interim RKP.(2)
Pembahasan RancanganInterim
RKP sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
diselenggarakan unfuk sinkronisasi prioritas pembangunan nasional dengan rancangan prioritas pembangunan daerah, sertasinkronisasi
rencana kegiatan dekonsentrasidan tugas
pembantuan dengan kebutuhan, pembangunan di daerah.(3)
Penyelenggaraan Musrenbang Tahunan Provinsidiikuti
oleh unsur-unsur pemerintah daerahprovinsi;
perwakilandari
Bappeda masing-masing kabupaten/kota yang ada dalam provinsi yang bersangkutan,wakil
dari
Kementerian/Lembaga yangterkait,
serta mengikutsertakan masyarakat.(4)
Musrenbang TahunanProvinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
diselenggarakan paling lambat pada minggu kedua bulanApril
setiap tahunnya.(5)
Hasil
Musrenbang TahunanProvinsi
dimaksudpada
ayat
(1)
digunakan
sebagai bahan penyusunan Rancangan RKP.Pasal 24
(l
)
Musrenbang TahunanNasional
diselenggarakanoleh Menteri
dalam rangka
membahas penyembumaan RancanganRKP
sebagaimana Pasal23
ayat(5)
dan Rancangan Renja-KL sebagaimana Pasal2l
ayat(l)l
(2)
Musrenbang Tahunan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
diselenggarakan untuk sinkronisasi Rancangan RKP dengan Rancangan RKPD.(3)
Penyelenggaraan MusrenbangTahunan Nasional
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)diikuti
oleh unsur penyelenggara pemerintahan di tingkat pusat dan provinsi.(4)
Musrenbang Tahunan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
diselengagrakan paling lambat dalam minggu keempat bulanApril
setiap tahunnya.Bagian Keenam
Penyusunan Rancangan
Akhir
RencanaKerja
Pernerintah
Pasal 25(2)
RancanganAkhir
RKP
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
disampaikan kepada Presiden paling lambag minggu pertama bulan Mei.Bagian
Ketujuh
Penetapan Rencana
Kerja
Pemgrintah
Pasal 26(1)
Presiden menetapkan Rancangan(2) Aktrir
RKP menjadi RKP dengan Peraturan Presiden paling lambat pertengahan bulan Mei.(3) RKP yang telah
ditetapkan sebagaimana dimaksud padaayat
(l)
dibahas dengan DewanPerwakilan
Rakyat dan hasilnya
digunakan
sebagaipedoman
penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.(4)
RKP
yang
telah
ditetapkan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
digunakan
oleh Kementerian/Lembaga untuk menyesuaikan Rancangan Renja-KL menjadi Renja-KL.(5)
Renja-KL digunakan sebagai
pedoman penyusunan
Rencana
Kerja dan
Anggaran Kementeriar/Lembaga.BAB
V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal2T
Pada saat Peraturan Pemerintah
ini
mulai
berlaku
maka
RPJPNasional, RPJM
Nasional,Renstra-Kl, RKP,
Renja-KL yang
disusun dan masih berlaku sebelum berlakunya Peraturan Pemerintahini
tetap berlaku sampai periode berlakunya berakhir.BAB
VI
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 28Semua peraturan perundang'undangan yang mengatur penyusunan RPJP Nasional,
Renstra-Kl,
RKP,
Renja-KL dan
Pelaksanaan Musrenbangyang telah ada
dinyatakan
tetap
berlaku, sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diatur berdasarkan Peraturan Pemerintahini.
Pasal 29
Peraturan Pemerintah
ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar
setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintahini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia'Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Nopember 2006
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
ttdDR.
H.
SUSIO
BAMBANG
YUDHOYONO
Diundangkan di Jakartapada tanggal 29 Nopember 2006
MENTERI
HUKUM DAN HAK
ASASI
MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
nd
HAMID AWALUDIN
LEMBARAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHI.IN
2006NOMOR
94t
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
40TAHUN
2006TENTANG
TATA CARA
PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
I.
UMUM
1.
Latar
Belakang
Undang-undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang Sistem
Perencanaan PembangunanNasional (SPPN)
mengamanatkan penyusunan peraturan pemerintah tentang tatacara penyusunan Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional, Rencala
Pembangunan Jangka MenengahNasional,
RencanaKerja
Kementerian/Lembaga,dan
pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan.Dalam
dimensi
waktu,
rencana pembangunandibagi
ke
dalam
tiga
periodisasi:(l)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang(RPJP);
(2)
Rencana Pembangunan JangkaMenengah
(RPJM); dan
(3)
Rencana PembangunanTahunan
dan
Rencana Kerja Pemerintah(RKP).
Dalam rangka mengoptimalkan peran masyarakat, maka salah satutahapan dalam proses perencanaan adalah musyawarah perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat.
2.
Rencana PembangunanJangka
Panjang (RPJP)RPJP memuat
visi,
misi,
dan arah pembangunan nasionaluntuk
periode 20 (dua puluh) tahun.Dokumen
ini
lebih
bersifatvisioner
dan hanya memuathal-hal
yang mendasar sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya.RPJP diperlukan
untuk
mengantisipasi perubahan yangterjadi
secara perlahan sehinggatidak
terasa dalam
jangka
pendek,
tetapi dapat
menimbulkan
masalahbesar
bagikesej ahteraan rakyat dalam jangka panjang. Perubahan yang demikian antara lain terjadi pada
demografi,
sumberdayaalam,
sosial,ekonomi,
budayapolitik,
pertahanan, dan keamanan.Oleh
karenaitu,
pada tahapawal
penyusunan RPJPNasional
pemikiranvisioner yang
berkaitan dengan perubahanjangka
penjangdi
atasperlu dihimpun
dandikaji
dengan
seksama.Informasi
ini
digunakan sebagai bahan
penyusunanvisi
pembangunan untuk periode rencana yang dimaksud.Selanjutnya perencanaan
pembangunanjangka
panjang nasional
diikuti
dengan penentuan pilihan arah untuk pembangunan kewilayahan, sarana dan prasarana, serta arah pembangunan bidang-bidang kehidupanseperti sosial, ekonomi,
politik,
hukum
dan perundang-undangan, pertahanan, keamanan, dan agama.Komitmen
ini,
ditindaklanjutidengan rancangan
peta
penuntun
penyusunankebijakan
kttnci
(road map)
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.4.
Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah(RPJM)
RPJM Nasional
adalah rencana pembangunanNasional
untuk
periode
5 (lima)
tahun yang merupakan penjabaran darivisi, misi,
dan programprioritas
Presiden yang disusun dengan berpedoman pada RPJP. Dengan demikian tahapawal dari
penyusunan RPJM Nasional adalah penjabaranvisi-misi
dan program prioritas Presiden ke dalam RancanganAwal.
RancanganAwal ini
dijadikan sebagai pedoman bagi semua kementerian/lembagadalam
menyusun Rencana Strategisnya(Renstra-Kl). Draft
RPJM Nasional
disusundengan
menggunakan
Renstra-Kl dan
menjadi bahan
bagi
Musrenbang
Jangka Menengah. RancanganAkhir
disusun dengan mengakomodasihasil
Musrenbang dan kemudian ditetapkan menjadi RPJM Nasional.Rencana
Kerja
Pemerintah
(RKP)
RKP
merupakan penjabarandari
RPJM
Nasional, memuat
prioritas
pembangunan, rancangankerangka
ekonomi makro,
rencanakerja dan
pendanaannya,baik
yang dilaksanakan langsungoleh
pemerintahmaupun
yang
ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat. Walau bemama rencana kerja pemerintah, namun perlu disadari bahwa pembangunan nasional utamanya dilaksanakan oleh masyarakatitu
sendiri. Yangdiperlukan oleh
pemerintah adalah aturan agar kegiatan masyarakatitu
sendiri
sesuaidengan
prinsip
pembangunanyang telah
ditetapkandalam
Pasal33
Undang-Undang Dasar NegaraRepublik
IndonesiaTahun
1945
yaitu
berdasarkan demokrasi denganprinsip
kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan
lingkungan,
serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. Disampingitu
pemerintahjuga
perlu
mendorong, mengkoordinasikan, danmemfasilitasi
kegiatan masyarakat.Semua kegiatan pemerintah
ini
dikategorikan
sebagaikegiatan
dalam kerangka regulasi.Tidak
semua barang
dan
jasa
yang diperlukan
masyarakat
dapat dihasilkan
dan disediakanoleh
masyarakatitu
sendiri.
Barang danjasa
publik
(non-excludable/non-rivalry) tidak
mampu
disediakan/diperjualbelikanoleh individu
atau kelompok
di masyarakat,sehingga pemerintah
harus
menyediakannya.Kegiatan
ini
selanjutnya disebut kegiatan dalam kerangka pelayanan umum dan investasi pemerintah.Musyawarah
Perencanaan Pembangunan(Musrenbang)
Perkembangan perencanaan
partisikatif
bermuladari
kesadaran bahwakine{a
sebuahprakarsa sangat
ditentukan
oleh
smeuapihak
yang
terkait
dengan prakarsa tersebut. Semuapihak yang terkait
selanjutnyadikenal
denganistilah
pemangku kepentingan (stakeholders).Komitmen
semua kepentingan adalahkunci
keberhasilan program, dandiyakini
bahwa besarnyakomitmen
ini
tergantung kepada sejauhmana mereka terlibat dalam proses perencanaan.Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan partisipatif diwujudkan antara
lain
melalui
musyawarah percncanaan pembangunan (Musrenbang)di
manasebuah rancangan rencana dibahas
dan
dikembangkan bersama semua
aparat penyelenggara negara (eksekutuf, legislatif, danyudikatif;,
masyarakat, kaum rohaniwan,pemilik
usaha, kelompok profesional, organisasi non-pemerintah, dan lain-lain.5.
II.
PASAL
DEMI PASAL
Pasal I Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Ayat (1) Huruf aYang
dimaksud
dengan"pemikiran visioner"
adalah pemikiran
tentang masa depan yang diperoleh melalui analisiskondisi
obyektif (foresight). Huruf bCukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "arah pembangunan" adalah mencakup rumusan tentang arah pembangunan kewilayahan, sarana
dan
prasarana,dan bidang
kehidupanseperti
bidang
agama,
ideologi,
politik,
ekonomi, sosial,
budaya,
hukum, pertahanan dan keamanan.Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Yang
dimaksud dengan "masyarakat" adalah pelaku
pembangunan yang merupakanorang
perseorangan,kelompok orang
termasuk masyarakat hukumadat atau badan hukum yang
berkepentingandengan kegiatan
dan
hasil pembangunan baik sebagai penanggung biaya, pelaku, penerima manfaat, maupun penanggung risiko. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. 63Pasal 6 Cukupjelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Ayat
(l)
Cukupjelas'
Ayat (2)Yang
dimaksud dengan"acuan"
adalah bahwa arah pembangunan nasional dimasing-masing
bidang
pembangunan
nasional
di
masing-masing
bidang pembangunandalam RPJP Nasional
yang telah
ditetapkan
denganUndang-Undang menjadi arah
bagi
pembangunandi
bidang
yang
samadalam
RPJPProvinsi. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal
l0
Ayat(l)
Cukup jelas. Ayat (2')Huruf
a Cukup jelas. Huruf bYang
dimaksud dengan "rancangan rencana
pembangunan
secarateknokratik"
adalahperencanaan
yang
dilakukan
dengan menggunakan metode dan kerangkaberpikir
ilmiah
untuk
menganalisiskondisi
skenarioobyektif
dengan
mempertimbangkanbeberapa
skenario
pembangunan selama periode rencana berikutnya.Huruf
c Cukupjelas. Ayat (3)Huruf
a Cukup jelas. Huruf bYang dimaksud dengan "aspirasi masyarakat" adalah keinginan masyarakat agar pemerintah memenuhi kebutuhan barang
publik,
layananpublik,
dan regulasi yang disampaikan dalam media cetak, danforum
resmi, serta yang diperoleh melalui mekanisme penjaringan aspirasi yang akuntabel.Ayat (4)
Cukup jelas. Pasal I I
Ayat
(l)
Yang
dimaksud dengan
"program prioritas
Presiden"
adalah
program sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangNomor 23
Tahun
1999 tentang Pemilihan Presiden/Wakil Presiden.Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5)
Yang dimaksud dengan "instansi
terkait"
mencakup Departemen Keuangan, Bank Indonesia, Badan PusatSatistik, dan instansi
pemerintahlain
yang
tugas dan fungsinya bersesuaian. Ayat (6) Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. 65Ayat (5)
Cukupjelas. Ayat (6)
Cukup jelas. Ayat (7)
Yang dimaksud dengan "bersifat
indikatif'
adalah bahwa informasi baik tentang lokasi, keluaran (output), maupun sumberdaya yang tercantumdi
dalam dokumen rencanaini,
hanya merupakanindikasi
yang hendakdicapai
dantidak
bersifat kaku. Ayat (8) Cukupjelas. Pasal 14 Ayat (1) Cukup jelas. Ayar (2)Huruf
aYang
dimaksud "kewenangan" adalah
kewenanganyang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.Huruf
b Cukup jelas.Huruf
c Cukupjelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruff
Cukupjelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukupjelas. 66Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Yang
dimaksud
dengan"disusun atau
diperbaiki"
adalah terutamadalam
hal sasaranhasil
dari
masing-masingprogram,
sasarankeluaran
masing-masing kegiatan pokok, serta indikasi pendanaan yang diperlukan.Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 18 Cukupjelas. Pasal I 9 Cukup jelas. Pasal 20 Ayat
(l)
Cukup j elas. Ayat (2)Yang dimaksud dengan "kegiatan" adalah bagian dari program yang dilaksanakan
oleh
satu atau
beberapa satuan kerja
sebagaibagian
dari
pencapaian sasaranterukur
pada suatuprogram
danterdiri dari
sekumpulantindakan
pengerahan sumberdayabaik
yang
berupapersonil
(sumberdaya
manusia), barang modaltermasuk peralatan
dan teknologi,
dana,
atau
kombinasi
dari
beberapa atau kesemuajenis
sumberdaya tersebut sebagai masukan(input)
:un:r'ik menghasilkankeluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Ayat (3)
Cukup jelas. Ayat (4)
Yang
dimaksud
dengan"indikator
keluaran"
adalah menunjukkan barang/jasa yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan. Sasaran keluaran yang dimaksud adalah rumusan yang lebih nyata dari indikator keluaran yang menunjukkan target prestasi kerja yang hendak dicapai dalam tahun rencana.Ayat (5)
"Peraturan perundang-undangan" yang dimaksud adalah peraturan yang berkaitan dengan pembagian urusan
yang ditangani
pemerintahpusat,
daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota.Ayat (6) Cukupjelas. Pasal
2l
Cukup jelas. Pasal22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal24 Ayat(l)
Cukup jelas. Ayat (2)Yang dimaksud dengan "Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD)"
dalam ayatini
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periodeI
(satu) tahun.Ayat (3)
.
Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal2T Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukupjelas.ffiv
^.",J,-li'1$5f;*.',o
Oiagrarn FicFF€
fui)^rsrnan
RsrcanaBnbdtg.Jnan
.Ftg[<abrjang
(FP.-D Nasi cnal tu6r- tt n.rtr*trTrtrggd :
o\
\o
Rnyusrman
FBrdra
Rrnbangunan .bngka Pyrjang (tiP.J)Natond
^qrtr b<rl *'J.
Oiq'uka:Eba.i F!J!, FF.Pl.!l!rdi7
PRESIDEN
REPUBLIK INE'c)NESIA
Fttrhrrr En-lrrttr
.
Di€rarn
Fl-G
RrD/us,rnankrcana Enba€unan
.firgka
lvfdr€ngdr
(FF-M ) NEaonaa-.t
\.1
PRESIOEN
FEPUBLIK INDONES;IA
Di4nanr
Ffc
ftnylJsrnan fuicana
t<€rja Rrn€rintatt(Ft@
d:engan asfinya RI d8n ladustri,
PRESIDEN REPUBUK INDONESIA.
ttd
DR. IL SUSII.O EAUAAIIG yttDBOYOtrO