BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kemajuan industri semakin meningkat setiap tahunnya terkhusus dibidang
fabrikasi. Meningkatnya pembangunan di bidang industri ini banyak memberikan
dampak positif yaitu terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat,
terpenuhinya kebutuhan masyarakat karena teknologi yang semakin canggih, dsb.
Selain dampak positif terdapat pula keadaan-keadaan ataupun komponen yang
memiliki potensi bahaya di lingkungan industri, hal ini berdampak negatif bagi
kesehatan dan keselamatan para pekerja industri apabila tingkat resiko yang
dihasilkan dalam pekerjaan tersebut tinggi dan tidak didukung dengan alat
pelindung diri dan cara kerja yang tepat.
Berdasarkan data Internasional Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap detik karena kecelakaan akibat kerja. Tahun
sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (PAK) sebayak 2 juta kasus setiap tahun (Kemenkes RI,
2014).
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan
keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama
semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya
diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Pekerjaan dinilai berhasil apabila
keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua
pihak (Mangkuprawira, 2007) oleh karena itu kesehatan dan keselamatan pekerja
menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam mengembangkan
perusahaannya.
Berdasarkan National for the prevention of blindness (WHO) memperkirakan bahwa 55 juta trauma mata terjadi di dunia setiap tahunnya,
750.000 di rawat di rumah sakit dan lebih kurang 200.000 adalah trauma terbuka
bola mata (Azwar, 2009). Salah satu contoh trauma terbuka bola mata adalah
corpus alienum cornea. Corpus alienum adalah istilah masuknya benda asing yang merupakan penyebab cedera mata yang paling sering mengenai sclera,
kornea, dan konjungtiva (Sidarta, 2005). Jenis-jenis benda asing yang masuk ke
dalam mata dapat berupa logam, bukan logam, benda inert dan benda reaktif.
Masuknya benda asing ke dalam mata dapat menyebakan infeksi pada bola mata
(Ilyas, 2010). Jika corpus alienum cornea dibiarkan atau tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.
Benda asing yang dapat masuk ke dalam mata pada penelitian ini berupa
gram besi hasil dari penggerindaan yang dilakukan oleh pekerja bagian helper.
Gram dari besi tersebut dapat masuk kedalam mata pekerja karena terpental atau
terbawa angin yang kemudian masuk kedalam cornea mata.
Urutan penyebab akibat cedera terbanyak pada industri besi dan baja yaitu
mata kemasukan benda atau gram (10%), tertimpa (8%), dan terjepit (6%)
(Riyadina, 2007). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa trauma mata akibat
Kota Batam memiliki banyak kawasan industri yang tersebar luas.
Siemens Fabrication Yard Batam salah satunya, perusahaan yang terletak di
Kawasan Industri Batu Ampar ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pembuatan module (Self-contained liftable packege) untuk perlengkapan pengeboran minyak lepas pantai seperti E-House (Electric House). E-House
merupakan suatu module yang berisikan panel-panel listrik yang berguna sebagai pusat pengatur aliran listrik.
Perusahaan asing ini memiliki peraturan yang ketat, prosedur wajib, dan
sanksi yang tegas. Proses pembuatan masing-masing module berbeda-beda yaitu antara 3-6 bulan tergantung kerumitan dan besar suatu module. Proses pembuatan
module akan di tangani oleh pekerja dari berbagai bagian seperti helper, welder, fitter, foreman, rigger, schaffolder, quality control, welding inspector, material control, dan supervisor. Pekerja dari berbagai bagian ini akan melakukan tugas yang berbeda-beda dengan tingkat risiko yang berbeda pula.
Siemens memiliki klinik yang menjadi sarana kesehatan dan tempat
pertolongan pertama untuk pekerja yang mengalami gangguan kesehatan.
Menurut data klinik kejadian corpus alienum cornea menjadi masalah kesehatan di Siemens, karena kejadian masuknya benda asing ke dalam mata selalu
menduduki bagian atas dalam medical report yang keluarkan oleh Klinik Siemens di tahun 2016. Tingginya kejadian corpus alienum cornea paling banyak dialami oleh pekerja bagian helper.
membantu dalam proses grinding (memotong atau menghaluskan permukaan besi), welding (pengelasan) dan mengangkut barang-barang yang dibutuhkan selama proses kerja pembuatan module.Helper banyak bekerja dengan handtools,
powered handtools, grinding and brushing, manual handling dan helper
mempunyai mobilitas tinggi di lapangan yang membuat kesempatan helper
terkena corpus alienum cornea menjadi lebih tinggi.
Kejadian corpus alienum cornea ini juga dipengaruhi oleh pemakain APD (Alat Pelindung Diri) berupa pelindung mata dan wajah seperti safety glasses dan
face shields. Pemakain APD para pekerja helper di lapangan sudah cukup baik namun berdasarkan pengamatan peneliti di lokasi masih ada beberapa helper yang melepaskan APD. Alasan pekerja tersebut melepaskan APD karena merasa
kurang nyaman dan lebih leluasa ketika tidak memakai alat pelindung tersebut
ketika bekerja. Hal ini juga membuat kesempatan helper terkena corpus alienum cornea menjadi lebih tinggi.
Berdasarkan data dari Klinik Siemens Fabrication Yard Batam jumlah
angka kejadian corpus alienum cornea yang tercatat dari bulan Januari 2016 sampai Juni 2016 dengan total angka kejadian 376 dari 1.202 orang yang datang
ke klinik. Dengan rincian di bulan Januari 104 orang, Pebruari 97 orang, Maret 59
orang, April 31 orang, Mei 48, dan Juni 37 orang.
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Gambaran Kejadian Corpus Alienum Cornea Pada Pekerja Bagian
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kejadian copus alienum cornea pada pekerja bagian
helper di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017 ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kejadian corpus alienum cornea pada pekerja bagian helper di Siemens Fabrication Yard Batam tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kejadian corpus alienum cornea pada pekerja bagian helper di Siemens Fabrication Yard Batam tahun 2017 berdasarkan umur.
2. Untuk mengetahui gambaran kejadian corpus alienum cornea pada pekerja bagian helper di Siemens Fabrication Yard Batam tahun 2017 berdasarkan masa kerja.
3. Untuk mengetahui gambaran kejadian corpus alienum cornea pada pekerja bagian helper di Siemens Fabrication Yard Batam tahun 2017 berdasarkan penggunaan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) berupa pelindung mata
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan
keselamatan kerja mengenai keajadian corpus alienum cornea dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama masa pendidikan.
2. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pimpinan
dalam mengawasi kesehatan pekerja terutama mengenai keajadian corpus alienum cornea.
3. Bagi pekerja
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para pekerja