xi ABSTRAKSI
Pratami Ajenia Lumban Gaol* Dr. Chairul Bariah, S.H., M.Hum.**
Arif, S.H., M.Hum.***
Tindak pidana transnasional terorganisasi khusunya perdagangan orang, telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan baik terorganisasi maupun tidak terorganisasi. Kasus Perdagangan manusia (Human Trafficking) adalah masalah internasional. Kasus yang merupakan pelanggaran HAM berat ini ada hampir di setiap negara di dunia. Pemecahan demi pemecahan berusaha dicari oleh dunia internasional guna meminimalisir kasus ini namun belum ada suatu titik terang yang menunjukkan penurunan kasus atau korban perdagangan manusia. Perdagangan manusia memang telah menjadi fenomena umum yang terjadi di banyak negara berkembang khususnya di Indonesia. Berdasarkan hal ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaturan mengenai hukum di Indonesia dalam menangani masalah kejahatan transnasional dalam hal perdagangan orang sebelum Indonesia menjadi peserta UNTOC? Bagaimana Pengaruh United Nations Convention Against Transnational Organized Crime (UNTOC) sebagai konvensi internasional dalam menangani masalah perdagangan orang? Bagaimana implementasi UNTOC dalam pencegahan dan penindakan perdagangan orang di Indonesia?
Dengan menggunakan metode penelitian normatif-empiris, yang menggabungkan pendekatan hukum normatif dengan adanya beberapa kajian empiris, dapat disimpulkan bahwa Perdagangan manusia di Indonesia saat ini terkait ketiga bidang substansi hukum pidana terkait hukum pidana materiil,
hukum pidana formal, dan hukum pelaksanaan pidana yang didasarkan pada sejumlah perundang-undangan, ialah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (UU PTPPO), Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan sejumlah hukum pelaksanaan pidana.
Pengaturan tentang pemberantasan perdagangan orang yang terdapat dalam United Nations Convention Against Transnational Organized Crime (UNTOC) Menyatakan bahwa negara-negara yang mendandatangani UNTOC wajib memberikan penindakan terhadap kejahatan trannasional terorganisasi. Hal tersebut akhirnya membuat Indonesia untuk meratifikasi UNTOC menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengesahan UNTOC (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional Yang Terorganisasi) dan mengimplementasikan UNTOC di Indonesia agar kejahatan terorganisasi dapat berkurang, HAM ditegakkan khususnya dalam perdagangan orang.
Kata Kunci: Kejahatan Transnasional Terorganisir, Perdagangan Orang, UNTOC
* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Pembimbing I
*** Dosen Pembimbing II
