• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI KEGURUAN Kompetensi Guru. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFESI KEGURUAN Kompetensi Guru. docx"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PROFESI KEGURUAN

“Kompetensi Guru ”

Dosen Pengampu Mata Kuliah Ketut Susiani, S.Pd., M.Pd.

Oleh kelompok 2 :

1. Ni Wayan Yuniartasari (1311031034_14) 2. I Wayan Juniantara Putra (1311031035_15) 3. Ni Putu Dessy Putriani (1311031044_22) 4. I Ketut Dedi Agung Susanto Putra (1311031056_31) 5. IW Gylank Okka Prathama (1311031060_35)

Kelas/Semester : C/VI

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kompetensi Guru” ini tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut membantu dalam terselesaikannya makalah yang sangat sederhana ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,untuk itu mohon kiranya ada kritik dan saran yang bersifat membangun dan konstruktif terhadap makalah ini demi penyempurnaan isi makalah ini kedepannya.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan berguna, dan juga dapat berpengaruh terhadap dunia pendidikan pada khususnya dan bermanfaat bagi banyak orang pada umumnya.

Singaraja, 4 Maret 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar... i

Daftar isi... ii

Bab I Pendahuluan... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan... 2

1.4 Manfaat... 2

Bab II Pembahasan... 3

2.1 Pengertian Kompetensi Guru ... 3

2.2 Kompetensi Paedagogik ... 4

2.2.1 Pengertian Kompetensi Paedagogik... 4

2.2.2 Fungsi Kompetensi Paedagogik... 6

2.2.3 Ruang Lingkup Kompetensi Paedagogik... 8

2.3 Kompetensi Kepribadian... 9

2.3.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian... 9

2.3.2 Fungsi Kompetensi Kepribadian... 9

2.3.3 Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian... 10

2.4 Kompetensi Profesional... 12

2.4.1 Pengertian Kompetensi Profesional... 12

2.4.2 Fungsi Kompetensi Profesional... 13

2.4.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional... 15

2.5 Kompetensi Sosial... 15

2.5.1 Pengertian Kompetensi Sosial... 15

2.5.2 Kompetensi Sosial Apa Yang Harus Dimiliki Oleh Guru ... 16

2.5.3 Fungsi Kompetensi Sosial... 18

2.5.4 Ruang LingkupKompetensi Sosial ... 19

Bab III Penutup... 20

3.1 Simpulan ... 20

3.2 Saran... 21

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan SDM berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan guru yang berkualitas pula. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan meningkatkan kompetensinya.

Sebagai profesi kemampuan guru ini erat kaitannya dengan keberhasilan guru sebagai seorang pendidik, dimana guru yang berkompeten yang nantinya memiliki potensi, guru tersebut berpeluang menjadi pendidik yang profesional. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesungguhnya seorang guru dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi. Kompetensi disini berupa seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, pembina, pengasuh dan penuntun.

Kompetensi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat berkinerja unggul. Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan (skill). Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang kompleks dengan menggambarkan dan memobilisasi sember daya psikososial (skill dan attitudes) dalam konteks tertentu.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang didapatkan diantaranya:

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru? 1.2.2 Apa yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik? 1.2.3 Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian? 1.2.4 Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional? 1.2.5 Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?

1.3 Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1.3.1 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi guru. 1.3.2 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi

paedagogik.

1.3.3 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi kepribadian.

1.3.4 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi profesional.

1.3.5 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi sosial.

1.4 Manfaat

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi Guru

Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 2) memberi pengertian kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk kerja (ability to do) yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan, semakin tinggi pula unjuk kerjanya, begitu pula sebaliknya. Jadi ada korelasi positif tinggi antara tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kompetensi yang terbentuk.

Menurut Mulyasa (dalam Asrori dan Pudjawan, 2013), kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Muhaimin (dalam Asrori, 2011), kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidan pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketetapan dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggungjawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Menurut Muhibbin Syah (dalam Asrori,2011) kompetensi adalah kemampuan atas kecakapan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan kompetensi adalah pengetahuan, keteampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, efektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

(7)

kompetensi professional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruaannya. Guru yang kompeten dan professional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

2.2 Kompetensi Paedagogik

2.2.1 Pengertian Kompetensi Paedagogik

Kompetensi Paedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Paedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Paedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi Paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Termasuk ke dalam kemampuan ini antara lain sub-sub kemampuannya adalah sebagai berikut.

1) Menata ruang kelas

2) Menciptakan iklim kelas yang kondusif 3) Memotivasi siswa agar bergairah belajar 4) Memberi penguatan verbal maupun nonverbal

5) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas kepada siswa. 6) Tanggap terhadap gangguan kelas

7) Menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah.

Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat, dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

(8)

a. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar.

c. Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpentingnya kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata, materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.

e. Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka. f. Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan satuan dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik.

(9)

dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajaran.

2.2.2 Fungsi Kompetensi Paedagogik

Dari pengertian kompetensi paedagogik di atas, adapun fungsi dari kompetensi paedagogik adalah sebagai berikut.

a. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada tahap ini pengetahuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.

(10)

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon setiap perubahan perilaku siswa. Depdiknas, 2004 (dalam Luluk & Pudjawan, 2013) mengemukakan kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar meliputi (1) membuka pelajaran, (2) menyajikan materi, (3) menggunakan media dan metode, (4) menggunakan alat peraga, (5) menggunakan bahasa yang komunikatif, (6) memotivasi siswa, (7) mengorganisasikan kegiatan, (8) berinteraksi dengan siswa secara komunikatif, (9) menimpulkan pelajaran, (10) memberikan umpan balik, (11) melaksanakan penilaian, dan (12) menggunakan waktu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam pelajaran.

b. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar

Penilaian diartikan sebagi proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan. Commite dalam Wirawan (dalam Pudjawan, 2013:19) menjelaskan, evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan menyebarkan pemahaman dan perbaikan pendidikan, sedangkan evaluasi yang salah satu merugikan pendidikan.

(11)

hasil-hasil penilaian, (6) mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian, (7) mampu membuat interprestasi kecenderungan hasil penilaian, (8) mampu menentukan korelasi soal beradasarkan hasil penilaian, (9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilain, (10) mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis, (11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian, (12) mengklasifikasi kemampuan siswa, (13) mampu mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian, (14) mampu melaksanakan tindak lanjut, (15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan (16) mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilain. Berdasarkan uraian diatas kompetensi paedagogik tercemin dari indikator (1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (20 kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan (3) kemampuan melakukan penilaian.

2.2.3 Ruang Lingkup Kompetensi Paedagogik

Rumusan kompetensi paedagogik di dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 bahwa kompetensi ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi; (1) pemahaman terhadap peserta didik, (2) perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar, (4) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang dimaksudkan dengan kompetensi paedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang meliputi; a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta didik, c) mengembangkan kurikulum/silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pemanfaatan teknologi pembelajaran, f) evaluasi proses dan hasil belajar, g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

(12)

lingkungan masyarakat, 6) menguasai penyusunan kurikulum, 7) menguasai teknik penyusunan RPP, 8) menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll.

2.3Kompetensi Kepribadian

2.3.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian guru mencangkup sikap (antitude), nilai-nilai (value), kepribadian sebagai elemen prilaku dengan ferpormance, sebagai elemen prilakudalam kaitanya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan peningkatan kemampuan dan pelatihan serta legalitas kewarganegaraan mengajar. Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan secara khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Karena kepribadian merupakan abstrak si individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka ketika aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku. Kepribadian men-cakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain. sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan prilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai nilai luhur agar terpancar dalam prilaku sehari-hari hal ini dengan seandainya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai nilai luhur di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat pancasila yang mengagungkan budaya bangsa yang rela berkorban bagi kesejahtraan bangsa dan negaranya.

2.3.2 Fungsi Kompetensi Kepribadian

(13)

agar mampu menolongdirinya sendiri. guru adalah sebagai orang yang harus digugu, ditiru dan sebagai contoh dari kehidupan dan prilaku peserta didik. ki hajar dewantara mengemukakan suatu prinsip dalam system amongnya yang berisikan:

artinya guru harus menjadi contoh dan teladan, membangun motif belajar dan menmberikan motifasi belajar dari belakang. guru mampu menjadi orang yang mengerti diri siswa dimana guru mengetahui bagaimana masalah dan problematika yang sedang di hadapi siswa, serta guru harus selalu segan agar siswa mendapat contoh yang baik dalam kehidupan belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan bimbingan dan sesuai teladan, secara bersama sama mengembangkan kreatifitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik.

2.3.3 Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian Guru

Untuk meningkatkan kompetensi, guru dituntut untuk menatap dirinya dan memahami konsep dirinya. seorang guru harus membaca pada dirinya sendiri, bila ia berkaca ia akan melihat bukan satu pribadi tetapi ada tiga pribadi yaitu ;

a. saya dengan konsep diri saya. b. saya dengan ide diri saya c. saya dengan relita diri saya.

Kemampuan pribadi guru menurut sanusi (dalam satori dan pudjawan 2013) mencangkup hal-hal sebagai berikut:

a. penampiilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure unsurnya.

b. pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru.

(14)

c. penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi paa siswanya.

Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut : a. guru sebagai manusia ciptaan tuhan yang maha esa berkewajiban untuk

meningkatkan iman dan ketakwaanya pada tuhan, sejalan dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

b. guru memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain oleh karena itu perlu dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu menyeleaikan segala persoalan yang dihadapinya.

c. guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam keunukan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakatnya.

d. guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya berfikir kritis dalam masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama maka dituntut seorang guru untuk bersikap demokratis dalam penyampaian dan menerima gagasan mengenai permasalahan yang ada di sekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan menutup diri dari hal hal yang berada di luar dirinya.

e. guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya.

f. guru mampu menghayati tujuan tujuan pendidikan, baik secara nasional, kelembagaan, kurikuler, sampai tujuan mata pelajaran yang diberikanya. g. hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan

dengan orang lain atas dasar saling menghormati antar satu dengan yang lainya.

(15)

Dari rincian diatas maka kompetensi kepribadian guru mencangkup prilaku manusia secara individu manusia yang dibatasi oleh norma norma yang belaku dalam hidupnya serta bersumber dari filsafah hidupnya, serta nilai-nilai yang berkembang di tempat guru guru berada.

2.4 Kompetensi Profesional

2.4.1 Pengertian Kompetensi Profesional

(16)

modul, (8) menulis karya ilmiah, (9) menuliskan penelitian ilmiah, (10) menemukan teknologi tepat guna, (11) membuat alat peraga/media, (12) menciptakan karya seni, (13) mengikuti pelatihan terakreditasi, (14) mengikuti pendidikan kualifikasi, dan (15) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. Pemahaman wawasan meliputi :

1. Memahami visi dan misi

2. Memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran, 3. Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah, 4. memahami fungsi sekolah,

5. Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil belajar,

6. membangun system yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah.

Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami struktur pengetahuan, (2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang di butuhkan siswa. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi professional guru tercermin dari indicator (1) kemampuan penguasaan materi pelajaran, (2) kemmpuan penelitian dan penyusuan karya ilmiah, (3) kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan.

2.4.2 Fungsi Kompetensi Profesional

Ada 4 Kompetensi professional guru :

1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. 2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yangh di binanya. 3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman

sejawar, dan bidang studi yang dibinanya.

4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar. 5. Pengelolaan kelas.

a. Penguasaan Bahan Bidang Studi

(17)

keterampilan mengajar. Yang dimaksud dengan kemampuan menguasai bahan bidang studi mengajar Wijaya (1982) adalah kemampuan mengetahui, memahami, megaplikasikan, menaganalisis, menyintesiasikan dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkan.

b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar

Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencangkup kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan melakasanakn pengajaran remedial. Secara rinci, menurut Sciever, 1991 (dalam Luluk, 2011) kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat di lakukan dengan cara berikut :

(1) Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara : a. Mengkaji kurikulum bidang studi

b. Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional

c. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan d. Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan e. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar

c) Pengelolaan Kelas

Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata, dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang efektif, dan efisin. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah: (1) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran. kemampuan ini dapat dikuasai

dengan cara berikut:

(a) Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksinal yang hendak dicapai.

(b) Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan.

(18)

(a) Mempelajari factor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang kondusif.

(b) Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif

(c) Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif

2.4.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional

Adapun ruang lingkup yang sebagaimana yang diuraikan E.Mulyana, 2007 (dalam Almas, dan Pudjawan, 2013) sebagai berikut:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologi, sosiologi, dll.

b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya

d. Mengeti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan

sumber belajar yang relevan.

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik

Dari uraian tersebut ruang lingkup kompetensi professional mengungkapkan bahwa kompetensi professional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam menjalankan tugas utamanya, yakni mengajar.

2.5 Kompetensi Sosial

2.5.1 Pengertian Kompotensi Sosial

(19)

berhubungan dengan orang lain. Kompotensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Menurut Djumiran (2009) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kompotensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai warga negara. Lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

2.5.2 Kompetensi Sosial Apa Yang Harus Dimiliki Oleh Guru

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, guru sekurang-kurangnya harus memiliki kompetensi.

1. Berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat.

Bobbi DePorter dalam buku terkenalnya Quantum Taeching menyebutkan prinsip komunikasi ampuh yakni menimbulkan kesan, mengarahkan atau focus pada materi yang disampaikan, dan spesifik. Guru hendaknya kreatif mengoptimalkan kemampuan kinerja otak sebagai tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-kata yang tepat dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi, maka materi yang harus disampaikan kepada murid akhirnya tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan murid kebingungan dan tidak mengerti dengan penjelasan guru.

(20)

Dalam perkembangan globalisasi yang semakin meningkat, kebutuhan untuk menguasai teknologi komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan, ketika seorang guru tidak menguasainya, maka dalam hal pembelajaran maupun cara komunikasi dengan siswa akan ketinggalan zaman, sekarang ini jaringan sosial untuk membangun komunikasi semakin luas misalnya dengan adanya blog, e-mail, maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan sarana untuk berkomunikasi dan mencari ilmu pengetahuan selain di kelas.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.

Adanya saling menghormati dan menghargai baik itu dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan memperhatikan aturan yang berlaku dalam masyarakat.

Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana disini guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga dapat berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan mempengaruhi karakter dari siswa yang guru tersebut ajarkan, sehingga mereka akan lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru tersebut sampaikan. Guru juga harus memupuk semangat kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok sehingga terbentuk ikatan emosional dengan teman-temannya.

Menurut Djumiran (2009), kopetensi yang harus dimilki oleh seorang guru adalah

(21)

2. Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap siswa, sejawat dan masyarakat. 3. Bersikap simpatik dan empatik.

4. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

2.5.3 Fungsi Kompotensi Sosial

Guru ada dan hidup dimasyarakat. Masyarakat dalam proses pembangunan sekarang ini menganggap guru sebagaianggota masyarakat yang memiliki kemampuan, keterampilan yang cukup besar, yang mau ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan. Peran dan fungsi guru yang perlu dipelajari adalah sebagai berikut:

1. Motivator dan inovator dalam pembangunan pendidikan.

Sebagai ilustrasi guru yang berada didesa berperan sebagai agen perubahan dimayarakat berusaha aktif dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat desa dengan senatiasa memberikan motivasi kepada maysarakat untuk ikut serta mensukseskan program wajib belajar dan mendorong mereka untuk tetap menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.

2. Perintis dan pelopor pendidikan.

contoh kepelaporan yang dilakukan guru dalam kegiatan penggalangan dana dari masyarakat yang mampu untuk memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi yang kurang mampu disekolahnya, keativan guru sebagai tutor dibalai desa dalam menunjang program kejara paket A dan paket B.

3. Penelitian dan pengkajian illmu pengetahuan.

Sebagai seorang guru yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dituntut untuk senantiasa berusaha melakukan berbagai penemuan khususnya berkaiatan dengan permasalahan pendidikan yang ada di maysarakat sehingga diharapakn dengan penemuannya dapat dilakukan pencarian solusinya baik secara individu maupun kelembagaan.

4. Pengabdian.

(22)

2.5.4 Ruang Lingkup Kompotensi Sosial

Achmad Sanusi, 1991 (dalam luluk, 2011) mengungkapkan kompotensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dsan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

Menurut D. T Amijaya, 1984 (dalam luluk 2011) kompotensi kemasyarakatan atau kompotensi sosial seorang guru, sudah barang tentu berkaitan dengan kompotensi profesinalnya.

Jenis-jenis kompotensi yang harus dimiliki guru menurut Cece wijaya, (dalam luluk 1994) adalah sebagai berikut:

a. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik. Keterampilan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik, baik melalui bahasa lisan maupun tertulis, sangat diperlukan oleh guru. Guru harus dapat menampilkan dirinya sedemikian rupa, sehingga kehadirannya diterima dimasyarakat. Dengan cara demikian, dia akan mampu bekerjasama dengan dewan pendidik/komite sekolah baik di dalam maupun diluar kelas. Sebgai ilustrasi, guru yang ada disekolah harus mengetahui karakteristik lingkungan sosial budaya masyarakat ditempat guru bekerja dan ditempat tinggalnya sehingga adaptasi yang di lakukan akan lebih diterima oleh masyarakat.

b. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan

Guru diharapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh sesama kawan sekrja dan orang tua peseta didik, dapat diajak berbicara mengenai berbagai kesulitan yang dihadapi guru lain atau orang tua berkenaan dengan anaknya, baik dibidang akademis ataupun sosial.

c. Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya)

(23)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Kompetensi professional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruaannya. Guru yang kompeten dan professional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

Kompetensi Paedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Paedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Fungsi kompetensi paedagogik adalah kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar dan kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar. Ruang lingkup kompetensi paedagogik yang harus guru miliki yaitu kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1) mengaktualisasikan landasan mengajar, 2) mengasai ilmu mengajar (didaktik metodik), 3) mengenal siswa, 4) menguasai teori motivasi, 5) mengenali lingkungan masyarakat, 6) menguasai penyusunan kurikulum, 7) menguasai teknik penyusunan RPP, 8) menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll.

(24)

Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Fungsi kompetensi profesional yaitu penguasaan bahan bidang studi, kemampuan mengelola program belajar mengajar, dan pengelolaan kelas. Ruang lingkup kompetensi profesional mengungkapkan bahwa kompetensi professional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam menjalankan tugas utamanya, yakni mengajar.

Kompotensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai warga negara. Fungsi kompetensi sosial yaitu motivator dan inovator dlam pembangunan pendidikan, perintis dan pelopor pendidikan, penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, dan pengabdian. Ruang lingkup terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tuanya, pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya (lingkungannya).

3.2 Saran

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Pudjawan, Ketut. 2013. Profesi Keguruan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Senja, Jingga. 2014. Makalah Tentang Kompetensi Paedagogik. Tersedia pada: http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentang-kompetensi-paedagofik.html. diakses pada tanggal 4 Maret 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Darmodjo (dalam Rahayu, dkk. 2010a) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sed ang meng alam i pe rtum buha n ba ik p er- tum buha n intele ktua l, e mosi onal

Pada budidaya sayuran di lahan pekarangan, Petani di Desa Tebing Kaning memilih sembilan jenis tanaman untuk dibudidayakan. Dari kesembilan jenis tanaman sayuran tersebut,

Berdasarkan uji t awal diperoleh nilai sig. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara ke dua sampel. Dengan demikian nilai kerjasama awal siswa yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemerintah daerah Kota Karanganyar pada tahun 2011-2014 ditinjau dari rasio kemandirian, rasio efektivitas, rasio

Setelah mempelajari modul ini dan disediakan alat pemanenan dan pengangkutan ikan bandeng, siswa mampu memanen dan mengangkut ikan bandeng hasil pembesaran dari tambak dengan

Warna kain hasil pencelupan ekstrak warna biji alpukat memberikan perubahan warna pada kain yang cukup signifikan pada setiap menitnya, membuat hasil akhir kain menjadi gelap

Adapun pengintegrasian nilai-nilai anti-korupsi dalam kurikulum sekolah diupayakan dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi di sekolah dengan beberapa alternatif

Pada industri kerajinan di Kasongan, pemimpin perusahaan dapat memilih diantara enam karakteristik dimensi budaya perusahaan tersebut dalam menjalankan perusahaan sesuai