• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA SOKARAJA LOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA SOKARAJA LOR"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA SOKARAJA LOR

KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh :

Raidha Mindayani (A0A013002) Aditya Bayu Nugroho(A0A013026) Razaq Gustias Salam (A0A013054)

Desi Wulandari (A0A013068) Chika Sri Lestari (A0A013070)

Intan Zulqurnia (A0A013072)

LABORATORIUM PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA SOKARAJA LOR

KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh :

Raidha Mindayani (A0A013002) Aditya Bayu Nugroho (A0A013026)

Razaq Gustias Salam (A0A013054) Desi Wulandari (A0A013068) Chika Sri Lestari (A0A013070)

Intan Zulqurnia (A0A013072)

Untuk memeneuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan mata kuliah Sosiologi Pertanian (PNS 203) pada Fakultas Pertanian Universitas Negeri Jenderal Soedirman.

Diterima dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing Praktikum

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya dan juga shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan juga kepada kita selaku umatnya.

Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian. Laporan Praktikum ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan pihak lain. Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk siapapun yang telah menolong dan memandu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. terutama penulis mengucapkan terima kasih yang dalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Ir. Kabul Setiadji,M.P, selaku dosen mata kuliah “Sosiologi Pertanian”

2. Bapak M. Jalaludin, selaku kepala Desa Sokaraja Lordan staf desa yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum

3. Warga desa Sokaraja Lor yang telah menjadi responden

Semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

(4)

Penulis

BAB II KEADAAN UMUM DESA...9

2.1 Letak Desa...9

3.4 Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa...17

3.5 Kepemimpinan...19

3.6 Pemberdayaan Masyarakat dan Perubahan Sosial...21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...24

4.1 Kesimpulan...24

4.2 Saran...26

DAFTAR PUSTAKA...27

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain (Pitrin Sorokin)

Dalam sosiologi pertanian dipelajari aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat pertanian. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, jaringan sosial, dan dampak globalisasi terhadap kemajuan usaha pertanian di wilayah tersebut.

Dalam sosiologi, konsep kebudayaan sangat penting karena objek studi pokok sosiologi adalah masyarakat dimana masyarakat tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Kebudayaan adalah sesuatu yang kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

(7)

1.2 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak melebar ke pokok masalah lain, maka perlu diadakannya batasan masalah di setiap berita acara.

ACARA 1 (Hubungan kota dan desa)

1. Apakah hasil pertanian di Desa Sokara Lor di pasarkan di perkotaan? 2. Apakah orang tua di Desa Sokaraja Lor menyekolahkan anak-anaknya di

kota?

ACARA 2 (Bentuk – bentuk Kerjasama)

1. Apa saja kerja sama yang ada di Desa Sokaraja Lor? 2. Apa keuntungan dan kerugian dari kerjasama tersebut?

3. Bagaimana tanggapan warga Desa Sokaraja Lor terhadap kerjasama tersebut?

ACARA 3 (Mobilitas Sosial)

1. Apakah sarana pendidikan, kesehatan, ibadah dan transportasi di Desa Sokaraja Lor berjalan baik?

2. Bagaimana kondisi warga angkatan kerja di desa Sokaraja Lor?

3. Apakah ada perpindahan penduduk dari dalam ke luar desa atau sebaliknya?

ACARA 4 (Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian)

1. Apakah petani didesa Sokaraja Lor sudah beralih ke teknologi modern? 2. Apakah ada sosialisasi kepada petani mengenai teknologi modern?

(8)

ACARA 5 (Kepemimpinan)

1. Bagaimana proses pemilihan kepala desa di Desa Sokaraja Lor?

2. Apakah kepala desa melibatkan diri dalam semua aspek kegiatan-kegiatan di desa?

3. Apakah Kepala desa membuka diri untuk di kritik dan di beri saran? 4. Apakah kepala desa memberikan ide-ide baru dalam setiap pertemuan di

didesa?

ACARA 6 (pemberdayaan masyarakat & perubahan sosial)

1. Apakah didesa ini ada program pemberdayaan masyarakat atau usaha kecil masyarakat (UKM)?

2. Apakah ada bantuan dari pemerintah mengenai pemberdayaan masyarakat?

3. Bagaimana masyarakat mendapatkan bahan baku dan mendistribusikan hasil produksi dari UKM tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum

(9)

Dari hasil pengamatan di lapang serta analisis peristiwa secara diskriptif dijadikan sebagai bahan guna untuk menyusun laporan praktikum. Di samping itu dengan tugas lapang ini diharapkan mahasiswa dapat memahami gambaran masyarakat pertanian secara baik dan benar. Laporan praktikum yang dibuat secara kelompok merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban yang terkait dengan cara-cara pengamatan, analisis peristiwa dan implikasi terhadap masalah yang ada pada mastarakat pertanian.

1.4 Manfaat Praktikum

Dengan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan hasil penelitian ini akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memperbaiki sistem pertanian di Indonesia.

2. Bagi mahasiswa, dapat menganalisis pertanian dan struktur sosial masyarakat desa Sokaraja Lor.

(10)

BAB II

KEADAAN UMUM DESA

2.1 Letak Desa

Desa Sokaraja Lor secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah 155.535 hektar, 76,5 % merupakan sawah pertanian yang cukup subur. Terbagi dalam 2 (dua) wilayah Dusun, 4 RW dan 17 RT. Batas wilayah desa Sokaraja Lor yaitu sebelah utara adalah kecamatan kembaran, sebelah selatan adalah desa Sokaraja Kidul, sebelah barat adalah desa Kedondong, dan sebelah Timur adalah Desa Sokaraja Wetan.

2.2 Keadaan Biogeofisik

Ketinggian tanah dari permukaan laut desa Sokaraja Lor yaitu 36 dpl, rata-rata curah hujan yaitu 2839 Mm / Tahun. Dengan keadaan Topografi (dataran rendah,tinggi,pantai) yaitu sedang.

2.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan di Desa Sokaraja Lor tergolong sedang, hal ini didukung dengan adanya fasilitas pendidikan yang ada di desa Sokaraja Lor antara lain : 1 PAUD, 2 Taman Kanak-kanak, 1 SDN, 1 Mts dan 1 SMA Ma`arif.

(11)

No Tingkat Pendidikan Jumlah

Kepala Desa : Muhammad Jalaludin

Sekretaris Desa : Imam Subekti

Kaur Keuangan : Siti Nurbaeti,A.Md

Kaur Umum : Achmad Wachyudi

 Kasi Pemerintahan dan Pembangunan : Achmad Sagaf R. Staf Kasi Pemerintahan dan Pembangunan :

- Joko Mulyadi - Nor Setiani

 Kasi Kesejahteraan dan Pemberdayaan : Muhammad Fitrodin R. Staf Kasi Kesejahteraan dan pemberdayaan :

- Nur Hidayat R.

Kepala Dusun I : Achmad Sigit Gunadi,S.E.

Kepala Dusun II : Achmad Sadikun

2.5 Struktur Ekonomi

(12)

yang di tekuni masyarakat, namun petani lebih dominan. Berikut tabel mata pencaharian :

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 123

2 Buruh Tani 53

3 Pedagang, wiraswasta & pengusaha 259

4 PNS 77 kebijakan dan ruang gerak organisasi tersebut dalam mencapai tujuan.

Peraturan tersebut yang memberikan gerak berjalannya suatu organisasi tersebut dalam mencapai tujuan. Peraturan yang memberikan gerak berjalannya suatu organisasi dan atau lembaga desa tidak lepas dan merujuk pada praturan diatasnya seperti undang-undang, peraturan pemerintah (PP) keputusan presiden, peraturan Daerah, Keputusan Bupati.

(13)

No Jenis Kelembagaan Desa Jumlah Pengurus /Kader

7 Kelompok Tani 4 Kelompok / 60 Orang 8 Pemuda/Karang Taruna 40 Orang

9 Kelompok Kesenian 2 Kelompok / 35 Orang 10 Poliklinik Desa 1 Poliklinik

Terhitung 7 Desember 2013, jumlah kelahiran mencapai 51 angka kelahiran dimana 30 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 21 lainnya berjenis kelamin perempuan. Selain angka kelahiran, angka kematian yang terjadi di desa Sokaraja Lor sebanyak 45 angka kematian yang sebagian besar disebabkan oleh penyakit. Angka perpindahan hingga bulan desember 2013 sebesar 46 orang yang berpindah ke luar desa dan 74 orang merupakan pendatang baru di desa Sokaraja Lor.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Desa-Kota

(14)

membutuhkan. Kota tergantung dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Pada saat musim tanam, mereka sibuk bekerja di sawah namun bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan. Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:

(i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;

(ii) Inovasi kota, pembangunan kota baru seperti Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan

ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;

(15)

Dari keempat hubungan desa-kota tersebut semuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.

(16)

3.2 Bentuk-Bentuk Kerjasama

Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang umumnya dijumpai dalam kehidupan manusia karena pola maupun bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia.

Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2000). Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (Soekanto, 1990). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil (Baron & Byane, 2000).

Menurut Charles. H. Coley ( 1930) “kerjasama terjadi apabila orang menyadari bahwa mereka masing-masing mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut dalam kerjasama”. Contohnya adalah organisasi, merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.

(17)

3.3 Mobilitas Sosial

Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.

Perubahan dalam mobilitas ditandai oleh perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antarindividu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Mobilitas sosial erat kaitannya dengan stratifikasi sosial karena mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang lain.

Menurut Nasution, ada beberapa faktor yang mendasari gerak sosial dari suatu kelompok. Gerak sosial suatu masyarakat tergantung dari sifat sistem yang mendasari. Bagi masyarakat yang memiliki sistem terbuka (open class society)

gerakan sosial yang terjadi akan lebih dinamis dan fleksibel. Sedangkan pada sistem tertutup (close class society) maka gerakan sosial yang terjadi relatif lambat dan kurang fleksibel atau kurang memilki kelenturan.

(18)

Lor dapat dikatakan terbuka dalam menerima perubahan. Selain itu kebutuhan akan hidup masyarakat desa juga sudah terpenuhi dengan baik, seperti adanya supermarket disekitar desa dan lembaga keuangan (Bank).

Dalam bidang tenaga kerja terutama angkatan kerja rata-rata tidak memiliki keahlian khusus, dan kurang memiliki jiwa enterpreneur. Jika ada bantuan dari pemerintah untuk membuat usaha kebanyakan dari mereka tidak menggunakan uang tersebut sebagai modal tetapi digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hingga saat ini profesi masyarakat desa Sokaraja Lor kebanyakan adalah buruh petani. Selain fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan di Desa Sokaraja Lor juga dapat dikatakan baik, karena adanya pelayanan kesehatan yang buka 24 jam di Desa, ada 4 dokter praktek, 1 bidan di desa walaupun hanya ada 1 poliklinik desa. Keamanan pun juga berjalan baik karena adanya pergiliran menjaga malam dari masyarakat sendiri. Adanya angkutan desa dan baiknya sarana transportasi di desa tersebut, membuat desa berkembang dengan pesatnya. Sarana ibadah seperti masjid dan gereja juga terawat dengan baik, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan sarana ibadah tersebut tanpa ditemukan kendala.

3.4 Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa

(19)

Sumber atau teknologi baru dalam bidang pertanian misalnya ditemukannya bibit unggul, mekanisasi pupuk, penggunaan traktor, pesin penggiling padi. Masuknya teknologi ke desa sokaraja lor didukung melalui berbagai pihak. Masyarakat desa sokaraja lor yang bekerja di bidang pertanian umumnya sudah menggunakan teknologi baru tidak menggunakan teknologi yang bersifat tradisional. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan tujuan di antaranya:

a. Mempermudah proses pertananian dalam jangka pendek, jangka

Respon masyarakat dalam menerima teknologi baru pada awalnya merasa enggan dan ragu, namun karena adanya penyuluhan dari pemerintah yang dapat menyakinkan masyarakat desa, akhirnya sebagian besar para petani memberikan respon positif dan mau beralih ke teknologi baru yang lebih praktis. Teknologi baru yang terdapat pada warga Sokaraja Lor seperti penggunaan bibit unggul, penggunaan traktor dan mesin penggiling. Namun, masalah terbesar pada pertanian di desa ini adalah tidak terpenuhinya air untuk pengairan di sawah mereka, sehingga warga hanya mengandalkan hujan untuk pengairan. Oleh karena itu, teknologi terbaru seperti mesin air sangat dibutuhkan di desa ini sehingga warga desa tidak hanya mengandalkan hujan sebagai pengairan sawah mereka.

(20)

lainnya. Ketika kelompok tani bisa berjalan sesuai dengan fungsinya maka masyarakat Sokaraja Lor pun akan merasakan dampak positif dari adanya kelompok tani dan kemajuan teknologi di bidang pertanian.

3.5 Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara Indonesia juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Kepemimpinan mempunyai fungsi yang harus dilaksanakan secara bersama dalam menjalankan peran sebagai pemimpin sebuah kelompok atau organisasi agar secara operasional berhasil. Fungsi tersebut adalah fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial atau pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.

(21)

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Namun, di sisi lain, kepala desa juga menjadi wakil dari pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang telah direncanakan dari pusat. Dalam kondisi ini, muncul pertanyaan bagaimana kepala desa bisa memainkan peran kepemimpinan dalam menumbuhkan demokrasi di tingkat desa.Proses pemilihan kepala desa di desa Sokaraja Lor sesuai dengan undang-undang tentang pemilihan kepala desa yaitu dengan sistem pemilihan langsung. Dimana kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat desa di suatu pertemuan, dan biasanya kepala desa yang ditunjuk adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan dan dikenal baik oleh masyarakat desa tersebut. Semua kegiatan desa harus diketahui oleh perangkat desa, tetapi terlibat dan tidak terlibat kadarnya berbeda-beda, apakah kegiatan tersebut membutuhkan peran perangkat desa atau tidak. Karena pada kondisi saat ini masyarakat harus didorong untuk mandiri, artinya partisipasi perangkat desa terbatas, tergantung peran perangkat desa tersebut.Tetapi perangkat desa harus mengetahui semua kegiatan atau acara yang diadakan oleh masyarakat desa, diibaratkan daun kering yang jatuh dari pohonnya kepala desa pun harus mengetahuinya. Karena kegiatan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan menjadi tugas yang harus digarap oleh pemerintahan desa.

(22)

memiliki sifat kepemimpinan atau tidak, jika memiliki sifat kepemimpinan yang baik, maka kepala desa akan membuka diri atas kritik dan saran yang diberikan.

Disetiap pertemuan, kepala desa Sokaraja Lor memberikan solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang ada di desa, namun untuk semua kegiatan yang sudah ada pola aturan baku kepala desa tidak berani memberikan ide, tetapi jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan perkembangan kesejahteraan masyarakat, maka kepala desa memberikan ide yang juga dapat diterima oleh masyarakat. Begitu juga jika kepala desa memberikan tugas kepada perangkat desa, maka diadakan bimbingan awal terhadap tugas tersebut. Tetapi terkadang perangkat desa sudah memahami dengan baik tugas yang diberikan oleh kepala desa, karena memang sudah menjadi tugas perangkat desa selaku pelaksana pembangunan dan pengembangan desa.

3.6 Pemberdayaan Masyarakat dan Perubahan Sosial

(23)

dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan pendidikan untuk penyadaran dan kemampuan diri mereka.

Pemberdayaan masyarakat di Sokaraja Lor sudah cukup baik, namun tidak berjalan dengan baik. Padahal pemberdayaan masyarakat sangat berguna bagi kesejahteraan masyarakat itu sendiri, seperti pembentukan kelompok tani (Gapoktan), Wanita Tani dan Ibu-ibu PKK. Desa Sokaraja Lor sendiri sudah pernah dibentuk kelompok tani, namun tidak berjalan baik karena para petani memiliki prinsip yang berbeda. Sama hal nya seperti kelompok wanita tani, dimana dahulu sering diadakan penyuluhan dari pemerintah kepada masyarakat, pemberian bibit tanaman sayuran maupun buah-buahan dan diikut sertakan dalam sector pertanian, namun hingga kini tidak dapat bertahan lama.

(24)

3000,-perbungkusnya. Keripik tempe tersebut tidak didistribusikan ke took-toko besar, tetapi para pembeli mendatangi industri tersebut.

(25)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan. 2. Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara

kedua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2000). Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (Soekanto, 1990). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil (Baron & Byane, 2000).

3. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.

(26)

suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. 5. Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji

dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara Indonesia juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Kepemimpinan mempunyai fungsi yang harus dilaksanakan secara bersama dalam menjalankan peran sebagai pemimpin sebuah kelompok atau organisasi agar secara operasional berhasil. Fungsi tersebut adalah fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial atau pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pendelegasian tugas, pemberian saran pemecahan dan menawarkan informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi sosial atau fungsi pemeliharaan kelompok meliputi semua hal yang berkaitan dengan kelompok dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran secara bersama-sama. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.

(27)

4.2 Saran

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Cohen. B.C. 1989 Sosial Suatu Pengantar.Bina Aksara : Jakarta. Sukanto, S. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. CV Rajawali : Jakarta.

(29)

LAMPIRAN

Kantor Kepala Desa Sokaraja Lor

(30)
(31)

Wawancara dengan Responden 1

Wawancara dengan Responden 2

(32)

BIODATA RESPONDEN

RESPONDEN 1

Nama : Achmad Sagaf R Usia : 47 Tahun

Alamat : Jl. Karang Duren RT 003/03 Sokaraja Lor, Kec. Sokaraja, Banyumas.

Pekerjaan : kepala seksi pemerintahan dan pembangunan desa Sokaraja Lor RESPONDEN 2

Nama : Giman Sudiarjo Usia : 74 Tahun

Alamat : Jl. Karang Duren No. 41 RT 005/04 Desa Sokaraja Lor, Kec. Sokaraja, Banyumas.

Pekerjaan : Petani RESPONDEN 3 Nama : Farida Usia : 66 Tahun

Alamat : Jl. Karang Duren No. 41 RT 005/04 Desa Sokaraja Lor, Kec. Sokaraja, Banyumas

Gambar

Tabel 1 : Riwayat Pendidikan
Tabel 2: Mata Pencaharian
Tabel 3 : Kelembagaan Desa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa guru dan terapis mengalami kepuasan dan peningkatan dalam hal bagaimana menjadi sumber daya yang berpotensi baik dengan

kedua unsur blended learning tersebut dimaksudkan bahwa dalam proses belajar mengajar guru tetap berada didalam kelas, hanya saja siswa mendapatkan materi pembelajaran mereka

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai tingkat keberhasilan dalam penerapan strategi Marketing Public Relations dalam mempromosikan program Tapenas Vaganza PT Bank

Dengan demikian, dalam proses kegiatan belajar menjadi terhambat karena kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran Sosiologi karena para siswa cenderung

asks lf{gg antl .lo lo see llrcnr but fufc.g ft'oln too tired lhal aftenroott antl slte.. promises to go lonrolrorv rvhile Jo feels lhat il is too stormy fo

menggunakan model STAD ( Student Teams Achievement Division ) lebih. baik dari pada menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan, pelaksanaan sosialisasi penyediaan informasi permodalan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM sudah efektif, karena melihat pada

Ismail UiTM Johor, dengan kerjasama ementerian Pendidikan Malaysia dan Bahagian Teknologi Pendidikan Negeri Johor telah berjaya menganjurkan Bengkel Pengurusan Pusat