• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Fungsi dan Makna Perayaan Sembahyang Arwah pada Upacara Penghormatan Leluhur Masyarakat Tionghoa di Pematangsiantar”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Fungsi dan Makna Perayaan Sembahyang Arwah pada Upacara Penghormatan Leluhur Masyarakat Tionghoa di Pematangsiantar”"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Fungsi dan Makna Perayaan Sembahyang Arwah pada Upacara Penghormatan Leluhur Masyarakat Tionghoa di Pematangsintar”. Fokus kajian adalah terhadap fungsi dan makna perayaan sembahyang arwah pada upacara penghormatan leluhur. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori fungsionalisme dari Malinowski untuk mengkaji fungsi dan teori semiotik dari Pierce untuk mengkaji makna. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan berdasarkan sumber di lapangan, wawancara, observasi, dan peneliti bertindak sebagai pengamat terlibat. Hasil yang diperoleh secara keilmuan pada (1) fungsinya adalah sebagai perwujudan rasa cinta kasih dan bakti anak cucu kepada leluhurnya, penyampai doa dan harapan agar kehidupan senantiasa berjalan baik, dan memberikan kesempatan bagi anak cucu yang ditinggalkan untuk berbuat kebajikan di dunia demi arwah leluhur maupun keluarganya (2) maknanya adalah setiap tradisi memiliki makna lambang ketakwaan (Shun) manusia kepada Tuhan (Thian Min) dan bakti anak terhadap arwah ayah bunda yang sudah meninggal dunia, termasuk pula terhadap arwah leluhurnya, arwah teman, serta arwah umum yang sudah tidak ada sanak saudara yang menyembahyanginya, makna kehidupan, makna rezeki, makna kebahagiaan, makna kemakmuran, makna keharmonisan keluarga serta makna umur panjang bagi orang yang masih hidup dan berperan dalam perayaan ini.

(2)

ii ABSTRACT

The title of the study was “Function and Meaning of Prayer for the Deceased in the Chinese Ancestor Homage Ceremony at Pematangsiantar.” It was focused on the function and meaning of prayer for the deceased in ancestor homage. The study used Malinowski’s theory of functionalism in order to analyze Pierce’s semiotic function and meaning. It also used qualitative method, based on field study, interviews, and observation in which the researcher herself actively acted. The result of the study showed that 1) the function was a realization of love and homage of the descendants to their ancestors, prayer and hope for good life, and giving the opportunity to the descendants for doing good deeds for the sake of the soul and the spirit of the deceased and the families and 2) the meaning was that every tradition had the symbol of piety (Shun) of man toward God (Thian Min) and homage of children toward their late parents’, friends’, and all the deceased’s soul and spirit, the meaning of life, the meaning of earnings, the meaning of happiness, the meaning of prosperity, the meaning of harmony in family life, and the meaning of having a long life for those who are still alive and who play their role in the ceremony.

Referensi

Dokumen terkait

Yuanxiao awalnya sebuah nama dari seorang pelayan istana yang bisa membuat makanan bol-bola kecil tersebut yang lezat untuk kaisar Wudi (156-87 SM). Sejak ia bekerja disana

Pematangsiantar, yaitu: (a) fungsi dan (b) makna (bahasa dan budaya).Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang ditulis secara

Etnik, kelompok etnik (ethnic group) atau dalam bahasa Indonesia suku bangsa atau suku menurut disiplin ilmu antropologi adalah (misalnya Narroll, 1964), sebagai populasi yang:

Dari hasil penelitian lapangan, bahasa yang digunakan oleh orang Tionghoa di Pematangsiantar dalam bertanya kepada Tuhan/ Dewa atau leluhur yang hidup di Alam Baka,

Skripsi Sarjana Sastra China, Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.. Community and Nation: Essays on Southeast Asia and the

Buddha: adalah sebuah sistem religi (agama) yang dibawa oleh Sidharta Gautama dari India, yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia.. Cheng beng: ziarah kubur