• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Nonverbal Tarian Serampang Dua Belas (Studi Semiotika Mengenai Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Serampang Dua Belas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi Nonverbal Tarian Serampang Dua Belas (Studi Semiotika Mengenai Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Serampang Dua Belas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumatera Utara, terdiri dari daerah – daerah dengan aneka ragam kebudayaan. Keaneka-ragaman kebudaya itu, merupakan salah satu kekayaan propinsi ini di samping kekayaan yang lain. Kebudayaan melayu di Sumatera yang tersebar di berbagai daerah seperti, Langkat, Deli Serdang, Asahan dan Labuhan Batu (atau di sebut dahulunya Sumatera Timur), kemudian Medan, Binjai, Tj Balai, Tebing, Langkat, Deli Serdang, Sergai Bedagai, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Batubara, Dan Asahan. Tari Serampang Dua Belas adalah salah satu dari sekian banyak tarian yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Tari ini merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Inilah salah satu cara masyarakat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun mahligai rumah tangga.

(2)

tari lain, yaitu tari jenis Tiga Serangkai yang terdiri dari Tari Senandung dengan lagu Kuala Deli, Tari Mak Inang dengan lagu Mak Inang Pulau Kampai, dan Tari Lagu Dua dengan lagu Tanjung Katung.

Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki. Hal ini karena kondisi masyarakat pada waktu itu melarang perempuan tampil di depan umum, apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi dengan perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi secara lebih leluasa dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas kemudian dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan di berbagai pesta dan arena pertunjukan.

Hingga saat ini, Tari Serampang Dua Belas sudah berkembang ke beberapa daerah di Indonesia selain Sumatra Utara, seperti Riau, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai ke Maluku. Selain dikenal dan dimainkan di seluruh tanah air, Tari Serampang Dua Belas juga terkenal dan sering dibawakan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Hongkong. Keberadaan Tari Serampang Dua Belas karya Sauti ini, mendapat sambutan yang luar biasa di seluruh tanah air dan negara tetangga.

Seiring dengan perkembangan ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai beinisiatif untuk melindungi hak cipta tari ini sebagai aset dan kekayaan daerah tersebut. Untuk mendukung rencana ini, maka pemerintah setempat mengadakan seminar mengenai Tari Serampang Dua Belas. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan kembali pada masyarakat banyak tentang asal muasal dari tari ini, sehingga generasi muda tahu dan mengerti. Selain itu, diadakan juga berbagai pagelaran lomba Tari Serampang Dua Belas terutama untuk kalangan masyarakat yang berada di kawasan Kabupaten Serdang Bedagai.

(3)

timur Pulau Sumatra. Sapu tangan melengkapi perpaduan pakaian tersebut yang kemudian dipergunakan sebagai media tari pada gerakan penutup Tari Serampang Dua Belas.

Mengetahui kebudayaan melayu sering di antara kita buta dengan adanya budaya sendiri, Menurut Ismail Hussein (1994) “Kata Melayu merupakan istilah yang meluas dan agak kabur. Istilah ini makanya merangkumi suku bangsa

merumpun di Nusantara. Pada Zaman Eropa masyarakat melayu di kenal sebagai

orang – orang terkenal beradagang dan perniagaan. Suku melayu merupakan mahir dalam ilmu perlayaran dan turut terlibat dalam aktivitas perdagangan dan pertukaran barang kesenian dari pelbagai wilayah dunia,

(http://www.etnomusikologiusu.com/budayamelayu.pdf)

Di Asia Tenggara suku Melayu sudah tersebar dari berbagai daerah seperti, Aceh Timur, Sumatera, Kalimantan, Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura, Selatan Thailand, Selatan Filipina, Kamboja dan Vietnam, dan menurut sejarahnya suku melayu terdapat dari Asia tengah, di karenakan para peneliti yang sudah melakukan beberapa penelitian di antara seperti menurut R.H.

Geldern ialah seorang ahli prasejarah dan menjadi guru besar di Iranian Institute

and School for Asiatic Studies telah membuat kajian tentang asal usul bangsa

(4)

kelapa, pisang, pandan, dan ubi. Berdasarkan kajian Kern berkesimpulan bahawa bahasa Melayu ini berasal daripada satu induk yang ada di Asia, dan banyak para ahli yang sudah melakukan penelitian dari berbagai jurusan mengungkapkan sejarah melayu di dunia. Kemudian, di Indonesia melayu sudah ada pada zaman kerajaan Sriwijaya pada tahun 672M yang terletak di Jambi.

(5)

dikeramatkan (sakral) dan digunakan dengan cara dipukul pada upacara-upacara keagamaan yang sifatnya magis dan sakral.

Hal ini dibuktikan dengan adanya lukisan penari yang kepalanya dihiasi bulu-bulu burung serta daun-daunan. Daru gambaran di atas menunjukan bahwa seni tari telah terdapat pada saat itu, terutama pada hal-hal bersifat sakral dan magis. Sesuai dengan pola upacara sakral, umumnya mereka menari atas dasar pola-pola simbolik untuk memelihara kesimbangan hidup, seperti tari-tarian yang melambangkan harapan kesuburan, penghindar malapetaka, dan sebagiamananya. Peniruan gerakan terhadap binatang-binatang (imiatif) dan pekerjaan sehari-hari

(Mimesis) merupakan ciri kuat yang magis dan sakral. Dengan demikian, upacara

keagamaan yang menggunakan media tari ini, tentu tidak lepas dari tuntutan untuk melindungi diri dari malapetaka, sehingga upacara-upacara pun berkaitan dengan kejadian-kejadian alam. Dengan kata lain, tari pada saat itu merupakan bagian yang penting dari upacara-upacara inisiasi dari kehidupan (kelahiran, kematian, perkawinan, dan sebagaianya).

(6)

melayu memiliki dasar tari mempunyai suatu gerakan tumpuan, yaitu kaki. Oleh karena itu orang menari dengan kaki, badan, pinggang, leher, bahu, tangan, jari, dan kepala dalam irama yang bersesuaian. Haruslah di pahami bahwa tiap-tiap tari sedikitnya ada tiga gerakan irama pokok yang dikomposisikan yaitu :

- Pertama : Gerakan kaki tatkala berdiri atau melangkah ada hubunganya dengan gerakan badan, lengan dam jari tangan. Inilah dan pokok sebenarnya dari tari, dan gerakan inilah yang disebut dalam tari melayu

- Kedua : Gerakan yang dilakukan oleh leher, muka, tangan, dan jari, yang disebut Tandak

- Ketiga : gerakan yang dilakukan oleh lenggok atau gerak pinggang dan badan yang disertai ayunan tangan dan jari, yang disebut Lenggang

Azas langkah dalam tari melayu adalah

1. Langkah 3 – dalam tari Ronggeng

2. Langkah 4 – dalam tari Serampang Laut

3. Langkah 5 – dalam tari Siti Payung

4. Langkah 7 – dalam tari Adegan Sejarah

5. Langkah 9 – dalam tari Anai

Nama tari melayu ini antara lain, ialah : Serampang 12, Mak Inang,

Serampang Laut, Gunung Sayang, Siti Payung, Pulau Kampai, Ronggeng dan

sebagianya

Sermapang 12 merupakan serangkaian tari terdiri dari 12 ragam. Lagkah tarinya terdiri dari jenis langkah tari : Langkah Patah Sembilan, Mak Inang dan Tanjung

Katung. Setiap tari mempunyai arti yakni :

Ragam 1 : Menari ditempat tegak, lalu berputar dengan lonjak kekanan menurut aturan dan tempo lagu, hingga seolah-olah memandang keliling. Gerak seperti itu dilakukan oleh penari wanita. Ragam ini melambangkan “Pertemuan”

(7)

mendalam cinta yang membuat pikiran pusing, gerak maju mundur.

Ragam 3 : Ragam 3 ini menyatatakan memendam rasa. Perasaan masing-masing terkenang, karena keadaan sekitar mereka.

Ragam 4 : Pada ragam 4 ini, gerak tarinya melenggok-lenggok terhuyung, ibarat orang mabuk, melambangkan dua insan yang bercinta, sedang mabuk kepayang

Ragam 5 : Pada ragam ini penari memberiak isyarat masing-masing. Isyarat tanda cinta, isyarat untuk berjumpa melepas rindu walaupun sejenak.

Ragam 6 : Pada ragam ini penari melonjak terhenti. Masing-masing isyarata dibalas dengan isyarat yang sama dengan pihak lain.

Ragam 7 dan 8 : Setelah masing-masing menerima isyarat, namun belum percaya sungguh-sungguh. Ragam ini meminta ketegasan.

Ragam 9 : Ragam ini penari melonjak gembira setelah menerima jawaban ketegasan dan mendapat restu orang tua.

Ragam 10 : Ragam ini menyatakan meminang.

Ragam 11 : Ragam 11 ini menyatakan mengantar penganti. Juga mengesahkan upacara bersanding dua.

(8)

Terkam : Isitilah ini adalah istilah untuk menyatakan gerakan penari laki-laki yang seakan-akan menerkam kawannya menari, yakni penari wanita

Sumber: Laporan Survai (1979). Monografi Kebudayaan Melayu Di Kabupaten Langkat.

(9)

jati diri seseorang serta mengajarkan kepada anak-anak muda zaman sekarang cara melestarikan budaya tradisional

Seni tari berhubungan dengan aktifitas orang banyak, yang bertujuan untuk menciptakan keadaan yang harmonis, baik dalam adat, agama maupun sosial. Seni tari adalah suatu karya manusia dan cara masyarakat dalam mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dalam adat tertentu seni tari sebagai persembahan untuk tamu terhormat yang hadir dalam perjamuan adat tersebut, seni tari dalam aspek agama biasa untuk mensyukuri ciptaan Tuhan maupun penyebaran agama tersebut, dan dalam aspek sosial seni tari dapat di gunakan dalam acara pernikahan, panen, pencarian jodoh, hingga kelahiran anak manusia. Seni terlihat bahwa kreasi kesenian tari tersebut tercipta dan berkembang sebagai kebutuhan hidup manusia. Dalam meliputi keyakinan dan kebutuhan biologis seseorang. Sesuai kebutuhan lingkungan masyarakat.

Tari merupakan gerakan tangan yang berirama dan biasanya di iringi dengan bunyi-bunyian. Seni tari merupakan seni gerakan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerak-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya.

(10)

Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan.

Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas, diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah ‘‘Teluk Belanga’’ atau ‘‘Baju Koko’’, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan “Baju Kebaya” panjang dengan “Kain Songket”. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil, selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang secara mengalun.

Dalam kaitan antara komunikasi non verbal dan tari serampang duabelas perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Untuk itu saya ingin meneliti Komunikasi non verbal tarian Serampang Dua Belas.

(11)

Dalam perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan.

Seni budaya dapat berfungsi sebagai media yang baik untuk menyebar luaskan pesan. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata, baik lisan maupun tulisan) dan nonverbal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura, sikap, tingkah laku, gambar- gambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti). Peran artinya fungsi dan guna, hampir sebagian besar tari tradisional memiliki peranan besar dalam aktivitas masyarakat dimana tarian tersebut tumbuh dan berkembang. Peranan dalam tarian itulah yang membuat masyarakat dikenali sebagai ciri khas daerah, apalagi sebagai media komunikasi budaya sudah pasti tari tradisional Serampang dua Belas dikemas untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat dan dapat mempengaruhi kehidupan agar lebih baik. Pesan yang terkandung didalamnya ada makna yang mendidik masyarakat untuk berbudi pekerti yang baik terhadap orang lain. Mendidik anak-anak calon generasi selanjutnya untuk mencintai kebudayaan asli dengan cara menanmkan rasa suka dan kecintaan terhadap tanah air, membentuk jati diri seseorang serta mengajarkan kepada anak-anak muda zaman sekarang cara melestarikan budaya tradisional

(12)

Seni terlihat bahwa kreasi kesenian tari tersebut tercipta dan berkembang sebagai kebutuhan hidup manusia. Dalam meliputi keyakinan dan kebutuhan biologis seseorang. Sesuai kebutuhan lingkungan masyarakat.

Tari merupakan gerakan tangan yang berirama dan biasanya di iringi dengan bunyi-bunyian. Seni tari merupakan seni gerakan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerak-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya.

Tari merupakan aset paling penting dalam suatu kebudayaan, tari adalah suatu gerak yang diiringi musik sehingga membentuk keindahan seni tersebut. Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu tarian yang berkembang di Kabupaten Serdang Bedagai. Tari ini merupakan tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang memiliki arti perjalanan dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai kepernikahan. Cara inilah yang diajarkan kepada generasi muda dalam pencarian jodoh. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses dalam membangun rumah tangga.

Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan.

(13)

atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil, selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang secara mengalun.

Dalam kaitan antara komunikasi non verbal dan tari serampang duabelas perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Untuk itu saya ingin meneliti Komunikasi non verbal tarian Serampang Dua Belas.

Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas, diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah Teluk Belanga atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil, selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang secara mengalun.

Dalam perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan.

(14)

Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus di biasakan dengan belajar dari hasil budi dan karya tersebut. Seni adalah sesuatu yang indah yang dihasilkan manusia, melalui penglihatan, pendengaran dan perasaan. Seni dapat dilihat dalam konteks komunikasi yang diartikan dalam jiwa seseorang yang dapat didengar, maupun dilihat dalam alunan alat musik dan tarian. Seni termasuk di dalamnya seperti : musik, lukisan, dan tari, untuk memenuhi kebutuhan tertentu baik dalam kebutuhan umum yang mencangkup kawasan luas masyarakat yang menikmati seni itu. Namun beberapa seniman menikmati seni itu hanya untuk kepuasan pribadinya sendiri.

Seni tari berhubungan dengan aktifitas orang banyak, yang bertujuan untuk menciptakan keadaan yang harmonis, baik dalam adat, agama maupun sosial. Seni tari adalah suatu karya manusia dan cara masyarakat dalam mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dalam adat tertentu seni tari sebagai persembahan untuk tamu terhormat yang hadir dalam perjamuan adat tersebut, seni tari dalam aspek agama biasa untuk mensyukuri ciptaan Tuhan maupun penyebaran agama tersebut, dan dalam aspek sosial seni tari dapat di gunakan dalam acara pernikahan, panen, pencarian jodoh, hingga kelahiran anak manusia. Seni terlihat bahwa kreasi kesenian tari tersebut tercipta dan berkembang sebagai kebutuhan hidup manusia. Dalam meliputi keyakinan dan kebutuhan biologis seseorang. Sesuai kebutuhan lingkungan masyarakat.

Tari merupakan gerakan tangan yang berirama dan biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian. Seni tari merupakan seni gerakan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerak-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya.

(15)

Kabupaten Serdang Bedagai. Tari ini merupakan tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang memiliki arti perjalanan dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai kepernikahan. Cara inilah yang diajarkan kepada generasi muda dalam pencarian jodoh. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses dalam membangun rumah tangga.

Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan.

Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas, diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah Teluk Belanga atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil, selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang secara mengalun.

(16)

1.2FokusMasalah

Berdasakan Konteks diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. “Bagaimanakah makna penyampaian pesan dari tarian Serampang Dua Belas dalam setiap gerakan yang memiliki 12 ragam tarian tersebut?” 2. “Mitos apa yang dapat diungkap dari pemaknaan atas tanda yang terdapat

dalam tarian Serampang Dua Belas dalam setiap gerakan yang memiliki 12 ragam tarian terebut?”

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang telah di rumuskan dan agar penelitian ini memiliki arah yang lebih jelas maka perlu ditetapkan beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui makna gerakan yang terdapat dalam tarian Serampang Dua Belas.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses komunikasi nonverbal di dalam tarian Serampang Dua Belas.

Manfaat Penelitan

Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yaitu : 1. Manfaat penelitian secara akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keanekaragaman wacana penelitian di departemen ilmu komunikasi FISIP USU dan di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca.

2. Manfaat penelitian secara teoritis

(17)

3. Manfaat secara praktis

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Apabila cahaya infra merah tersebut terputus atau terhalang oleh sesuatu benda maka detektor langsung bekerja dan mengaktifkan alarm, buzzer dan menampilkan pada LCD rumah mana

[r]

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk paket pekerjaan Ruang Kelas MA yang direhabilitasi MAN Limboto, maka kelompok

[r]

[r]

[r]

Namun instalasi pada sistem ini cenderung mahal dan hasil deposit yang dihasilkan tidak homogen Studi ini mensintesa hafnium carbonitride menggunakan mesin mechanical milling