DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN SENGKETA DALAM PERSPEKTIF
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NO. 2 TAHUN 2017
2
LATAR BELAKANG
UU NO 2 Tahun 2017 JASA KONSTRUKSI
UU No. 18/ 1999
• Konstrain : sektor PU
• Lingkup : Jasa (Pengguna dan Penyedia)
• Pembinaan : sentralisasi BAB I. KETENTUAN UMUM
BAB II. ASAS DAN TUJUAN
BAB III. TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
BAB VII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI BAB VIII. PEMBINAAN
BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA
BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP
TERBITNYA UU KETENAGAKERJAAN, GAN SISTEM
PENYELESAIAN SENGKETA
MENURUT UU 2/2017
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
•
Pilihan Penyelesaian Sengketa Konstruksi
wajib
dicantumkan
dalam kontrak kerja konstruksi
Pasal 47 ayat (1) huruf p
•
Prinsip Penyelesaian Sengketa
: Musyawarah untuk mencapai
kemufakatan
Pasal 88 ayat (2)
•
Kontrak tidak memuat pilihan penyelesaian sengketa
: Para
pihak membuat persetujuan tertulis mengenai tata cara penyelesaian
PENYELESAIAN SENGKETA
MENURUT UU 2/2017
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
4 DEWAN SENGKETA
•
Tahapan upaya penyelesaian sengketa :
mediasi, konsiliasi
dan arbitrase
Pasal 88 ayat (4)
•
Pembentukan Dewan Sengketa
: Pasal 88 ayat (5) dan ayat (6)
•
Pendelegasian
Pengaturan
kepada
Peraturan
PENYELESAIAN SENGKETA
MENURUT UU 2/2017
Tahapan upaya penyelesaian sengketa meliputi : a. Mediasi;
b. Konsiliasi dan; c. Arbitrase;
Penyelesaian Sengketa
Musyawarah
untuk Mufakat Disesuaikan Berdasarkan Kontrak Kerja Konstruksi
Tercantum upaya penyelesaian?
YA
TIDAK
Tidak tercapai
Para pihak bersengketa membuat persetujuan tertulis mengenai tata cara penyelesaian sengketa yang dipilih.
Selain upaya penyelesaian sengketa (mediasi dan konsiliasi), para pihak dapat membentuk Dewan Sengketa
Pemilihan keanggotaan dewan sengketa dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas dan tidak menjadi bagian dari salah satu pihak
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Pasal 88
Penjelasan UU2/2017
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan "dewan sengketa"
adalah tim yang
dibentuk berdasarkan kesepakatan para pihak sejak
pengikatan Jasa Konstruksi untuk mencegah dan menengahi
sengketa yang terjadi di dalam pelaksanaan Kontrak Kerja
UU 30 Tahun 1999
ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
Definisi
(Pasal 1 Poin 10)
• Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Alternatif Penyelesaian Sengketa
(Bab II Pasal 6)
• (1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan
mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri
• (7) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib didaftarkan di
Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
6 KOMPARASI
PERBANDINGAN PRINSIP PENYELESAIAN SENGKETA DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
UU No 18 / 1999 Tentang Jasa
Konstruksi
UU No. 30 / 1999 Tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa
SKB Menteri Keuangan RI dan Kepala BAPPENAS
No.S-42/A/2000 No.S- 2262/D.2/05/2000
Tentang Juknis Keppres RI No.18/2000
PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
UU No 02 / 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
Semua keputusan tetap melalui kesepakatan para pihak (bersifat final, mutlak)
Semua keputusan tetap melalui
kesepakatan (bersifat final, mutlak)
Semua keputusan tetap melalui kesepakatan (bersifat final, mutlak)
Semua keputusan tetap melalui
kesepakatan (bersifat final, mutlak)
Penyelesaian dengan prinsip dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan para pihak
Melalui Pengadilan
(pidana/perdata)
- Melalui Pengadilan
(pidana/perdata)
- Penyelesaian perselisihan
ditempuh melalui antara lain musyawarah, mediasi,
arbitrase, ataupun pengadilan (menekankan aspek
keperdataan) Luar Pengadilan
dan dapat dibantu pihak ketiga
Luar Pengadilan
Konsultasi
Mediasi
Negosiasi
Konsiliasi Penilaian Ahli
Luar Pengadilan
Konsultasi
Konsiliasi
Badan Arbitrase
Luar Pengadilan
Konsultasi
Mediasi
Negosiasi
Konsiliasi
(dibantu) Penilaian Ahli
Luar Pengadilan
Mediasi
Konsiliasi
Arbitrase
ALUR POTENSI SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
8
Negosiasi
Variasi/Perubahan
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
sepakat
PENGGUNA
PENYEDIA
Tidak sepakat
Perubahan Kontrak
SENGKETA
• Lingkup
• Waktu
• Desain
• Lokasi
• Lahan
• dll
Mediasi
Konsiliasi
Arbitrasi
Dewan Sengketa
INDIKASI POTENSI SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI (1)
Perbedaan
Pemahaman
Peraturan dan
Dokumen
Kontrak
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
a.Pemahaman ketentuan kontrak Lump Sum
b.Pemahaman tata cara perubahan harga kontrak pada pekerjaan harga
satuan timpang
INDIKASI POTENSI SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI (2)
Pelaksanaan
Pekerjaan
DEWAN SENGKETA DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
10
a. Aspek Teknis
•
faktor ketersediaan lahan sebagai lokasi kerja
•
faktor perubahan lingkup pekerjaan
•
faktor perbedaan kondisi lapangan
•
faktor kekurangan material dan/atau peralatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis
•
faktor keterbatasan personil
•
faktor kurang jelas atau kurang lengkapnya gambar rencana dan/atau spesifikasi teknis
b. Aspek Waktu
•
faktor penundaan waktu pelaksanaan pekerjaan
•
faktor percepatan waktu penyelesaian pekerjaan
•
faktor keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan
c. Aspek Biaya
•
faktor penghematan anggaran
Medi
asi
• Mediator memahami Pengadaan• Proses Penyelesaian 30 hari Kalender
• Biaya Gratis
• Penyelesaian
sengketa didorong melalui kesepakatan para pihak (win win solution)
K
onsi
li
asi
• Konsiliator memahami Pengadaan• Proses Penyelesaian 30 hari kalender
• Biaya Gratis
• Konsiliator memberi pendapat atas
permasalahan
• Penyelesaian sengketa didorong melalui
kesepakatan para pihak (win win solution)
penyelesaian 90
hari kalender
•
Biaya Gratis
•
Berkekuatan
hukum tetap dan
mengikat
•
Dapat diminta
pendapat hukum
(Binding Opinion)
Pemohon
Termohon
Layanan Penyelesaian Sengketa
1
2
3
4
5
Mediasi
Konsiliasi
Arbitrase
Konselor
• adalah yang ditugaskan oleh Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan untuk melakukan layanan konsultasi
Mediator
• adalah pihak netral yang diusulkan para pihak dan/atau ditunjuk Sekretaris Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan untuk membantu para pihak dalam sengketa kontrak pengadaan mencapai kesepakatan melalui proses perundingan
Konsiliator
• adalah pihak netral yang diusulkan para pihak dan/atau ditunjuk Sekretaris Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan memberikan alternatif pemecahan
permasalahan yang dihadapi Para Pihak dalam sengketa kontrak pengadaan.
Arbiter