• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT BANK INDONESIA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT BANK INDONESIA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 7 4 TAHUN 1 9 9 1 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT BANK INDONESIA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pengenaan Paj ak Penghasilan at as bunga dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sebagai pelaksanaan Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, t elah berhasil menghimpun dana masyarakat melalui perbankan dan sekaligus t elah meningkat kan peran sert a masyarakat dalam pembiayaan negara dan pelaksanaan pembangunan nasional;

b. bahwa unt uk lebih mengamankan dan meningkat kan penerimaan Negara yang berasal dari Paj ak Penghasilan at as bunga dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan, dipandang perlu mengat ur kembali pengenaan Paj ak Penghasilan at as bunga deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan, dengan Perat uran Pemerint ah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 t ent ang Bank Sent ral (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2865);

3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Umum dan Tat a Cara Perpaj akan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262);

(2)

MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT BANK INDONESIA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN.

Pasal 1

(1) At as penghasilan berupa bunga yang berasal dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a diskont o Sert if ikat Bank Indonesia (SBI) yang dit erima at au diperoleh Waj ib Paj ak perseorangan dikenakan pemot ongan Paj ak Penghasilan sebesar 15% (lima belas persen) dan bersif at f inal.

(2) Bagi Waj ib Paj ak Perseorangan yang seluruh penghasilannya, t ermasuk bunga dan diskont o sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang dalam sat u t ahun paj ak t idak melebihi Penghasilan Tidak Kena Paj ak, at as paj ak yang t elah dipot ong t ersebut dapat diaj ukan permohonan rest it usi.

Pasal 2

(1) At as penghasilan berupa bunga yang berasal dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh Waj ib Paj ak Badan dikenakan Paj ak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983.

(2) At as penghasilan berupa bunga yang berasal dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan, sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh:

(3)

b. Organisasi pegawai negeri sipil;

c. Organisasi ist ri pegawai negeri sipil dan ist ri anggot a ABRI;

d. Organisasi serikat pekerj a;

dikenakan pemot ongan Paj ak Penghasilan sebesar 15% (limabelas persen) dan bersif at f inal.

Pasal 3

Dengan memperhat ikan perkembangan keadaan, Ment eri Keuangan dapat mengat ur pengenaan Paj ak Penghasilan at as diskont o SBI yang berbeda dari ket ent uan Pasal 1 dan Pasal 2.

Pasal 4

At as penghasilan berupa bunga yang berasal dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o, dan t abungan sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh Waj ib Paj ak luar negeri, baik perseorangan maupun badan, dipot ong Paj ak Penghasilan yang bersif at f inal berdasarkan Pasal 26 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, sebesar 20% (dua puluh persen) at au sesuai t arif yang dit et apkan berdasarkan Perj anj ian Penghindaran Paj ak Berganda (Tax Treat y) yang berlaku.

Pasal 5

(1) Bank, t ermasuk Bank Indonesia dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) waj ib memot ong:

a. Paj ak Penghasilan sebesar l5% (lima belas persen) at as bunga at au diskont o yang dibayar at au t erut ang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (2);

(4)

c. Paj ak Penghasilan Pasal 26 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, sebesar 20% (dua puluh persen) at au sesuai t arif berdasarkan Perj anj ian Penghindaran Paj ak Berganda (Tax Treat y) yang berlaku, at as bunga yang dibayar at au t erut ang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(2) Bunga dan diskont o yang dit erima at au diperoleh Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dikecualikan dari pemot ongan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b.

Pasal 6

(1) Dikecualikan dari pemot ongan paj ak dan masih t et ap dit angguhkan pengenaan paj aknya:

a. Bunga dari t abungan kecil yang bat asannya dit et apkan oleh Ment eri Keuangan;

b. Bunga dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan, sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh dana pensiun yang diset uj ui oleh Ment eri Keuangan;

c. Bunga dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh Gerakan Pramuka Indonesia (PRAMUKA);

d. Bunga dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan, sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh Palang Merah Indonesia (PMI);

e. Bunga dari t abungan pada bank yang dit unj uk Pemerint ah dalam rangka pemilikan rumah sederhana, kaveling siap bangun unt uk rumah sederhana, at au rumah susun sederhana sesuai dengan ket ent uan yang berlaku, unt uk dihuni sendiri.

(5)

maupun sendiri-sendiri sesuai dengan bidang t ugasnya masing-masing.

Pasal 7

Tat a cara pemot ongan, penyet oran dan pelaporan diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri Keuangan.

Pasal 8

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, Perat uran Pemerint ah Nomor 21 Tahun 1989 t ent ang Paj ak Penghasilan at as Bunga Deposit o Berj angka, Sert if ikat Deposit o dan Tabungan sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 54 Tahun 1990 dinyat akan t idak berlaku.

Pasal 9

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal 1 Januari 1992.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a

pada t anggal 31 Desember 1991

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

(6)

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 31 Desember 1991

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(7)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 1991

TENTANG

PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT BANK INDONESIA,

SERTIFIKAT DEPOSITO, DAN TABUNGAN

UMUM

Dalam rangka pembiayaan negara dan pelaksanaan pembangunan yang semakin meningkat , peran sert a seluruh lapisan masyarakat perlu t erus dit ingkat kan. Pengerahan dana masyarakat oleh bank dan lembaga keuangan lainnya dalam bent uk t abungan deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan Sert if ikat Bank Indonesia (SBI) t ernyat a t elah berhasil dalam ikut sert a membiayai pembangunan nasional.

Selain it u pot ensi paj ak at as bunga deposit o berj angka, t abungan, sert if ikat deposit o sert a Sert if ikat Bank Indonesia perlu diamankan dan dit ingkat kan. Walupun demikian t erhadap t abungan kecil t et ap perlu dit angguhkan pengenaannya guna melidungi para penabung kecil yang pada umumnya masih berpenghasilan rendah.

Sej alan dengan pemikiran di at as, perlu dilakukan perubahan t erhadap ket ent uan pengenaan paj ak at as bunga deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan yang dimiliki Waj ib Paj ak Badan dengan mengenakan t arif pemot ongan sesuai dengan ket ent uan Pasal 23 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983.

(8)

at as t idak melebihi Penghasilan Tidak Kena Paj ak.

Pemot ongan sebesar 15% (limabelas persen) yang brsif at f inal t ersebut j uga berlaku t erhadap penghasilan bunga dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o, dan t abungan sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh organisasi-organisasi t ert ent u, sepert i misalnya organisasi pegawai negeri sipil. Pengert ian Pegawai Negeri Sipil t ermasuk j uga anggot a ABRI.

Namun demikian, unt uk membant u dan mendorong pengembangan kegiat an PRAMUKA, PMI, dan dana pensiun yang memperoleh perset uj uan Ment eri Keuangan sert a pemilikan rumah sederhana, kaveling siap bangun at au rumah susun unt uk dihuni sendiri, maka pengenaan Paj ak Penghasilan at as bunga deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a Sert if ikat Bank Indonesia yang dit erima at au diperoleh PRAMUKA, PMI, dan dana pensiun yang t elah memperoleh perset uj uan Ment eri Keuangan sert a bunga t abungan pada bank-bank yang dit unj uk oleh Pemerint ah dalam rangka pemilikan rumah sederhana, kaveling siap bangun at au rumah susun unt uk dihuni sendiri t et ap dit angguhkan.

Dalam hal yang menerima at au memperoleh penghasilan berupa bunga t ersebut adalah Waj ib Paj ak luar negeri, diberlakukan pemot ongan PPh berdasarkan Pasal 26 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983.

Terhadap asal-usul deposit o berj angka, sert if ika deposit o, SBI dan t abungan t idak dilakukan pengusut an unt uk kepent ingan perpaj akan. Adapun set oran pelunasan Ongkos Naik Haj i (ONH) adalah bukan merupakan deposit o berj angka at au t abungan.

Perlu dit egaskan bahwa penghasilan berupa bunga at au diskont o yang dit erima at au diperoleh Waj ib Paj ak, dari :

1. deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan yang :

(9)

b. dimiliki oleh Bank at au LKBB.

2. deposit o berj angka dan sert if ikat deposit o yang berj angka wakt u kurang dari 30 (t iga puluh) hari at au lebih dari 24 (dua puluh empat ) bulan;

3. surat berharga;

t et ap dikenakan Paj ak Penghasilan sesuai Pasal 17 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, dan oleh karena it u waj ib dilaporkan dalam SPT Tahunan Paj ak Penghasilan Waj ib Paj ak yang menerima at au memperolehnya.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Yang dimaksud dengan deposit o berj angka dan sert if ikat deposit o dalam Perat uran-Pemerint ah ini adalah deposit o berj angka dalam rupiah maupun dalam valut a asing pada bank at au lembaga keuangan bukan bank dan sert if ikat deposit o yang dit erbit kan oleh bank at au lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang j angka wakt unya 30 (t iga puluh) hari sampai dengan 24 (dua puluh empat ) bulan, kecuali yang dimiliki oleh bank at au lembaga keuangan bukan bank.

Sedangkan yang dimaksud dengan t abungan adalah simpanan pihak ket iga pada Bank yang penarikannya dilakukan menurut syarat -syarat t ert ent u yang dit et apkan oleh masing-masing bank penyelenggara t abungan.

Ayat (1)

(10)

lainnya sebgaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983.

Dengan demikian deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan besert a bunganya t idak dicant umkan dalam Surat Pemberit ahuan (SPT) Tabungan PPh Waj ib Paj ak Perseorangan yang bersangkut an. Demikian pula Paj ak Penghasilan yang t elah dipot ong t ersebut t idak dapat diperhit ungkan dengan Paj ak Penghasilan yang t erut ang at as penghasilan Waj ib Paj ak Perseorangan dari sumber lainnya.

Ayat (2)

Dalam hal seluruh penghasilan Waj ib Paj ak Perseorangan yang menerima at au memperoleh bunga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), t idak melebihi j umlah Penghasilan Tidak Kena Paj ak, Paj ak Panghasilan yang t elah dipot ong oleh bank at au lembaga keuangan bukan bank dapat diperoleh kembali dengan mengaj ukan permohonan rest it usi. Pengembalian paj ak yang t elah dipot ong t ersebut dilakukan dengan melalui prosedur rest it usi sederhana.

Pasal 2 Ayat (1)

Penghasilan berupa bunga deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a diskont o SBI yang dit erima at au diperoleh Waj ib Paj ak Badan, kecuali organisasi/ perkumpulan t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dikenakan Paj ak Penghasilan sesuai Pasal 17 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983. Oleh karena it u, penghasilan t ersebut harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Waj ib Paj ak Badan yang bersangkut an.

Ayat (2)

(11)

diperhit ungkan dengan Paj ak Penghasilan yang t erut ang alas penghasilan organisasi/ perkumpulan yang bersangkut an dari sumber lainnya.

Pasal 3

Pemberian kewenangan kepada Ment eri Keuangan ini didasarkan at as pert imbangan bahwa SBI selain merupakan salah sat u bent uk sert if ikat deposit o, j uga dapat digunakan sebagai alat kebij aksanaan monet er.

Pasal 4

Berdasarkan ket ent uan Pasal 26 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, bunga yang dibayarkan at au t erut ang kepada Waj ib paj ak luar negeri, baik Badan maupun Perseorangan dikenakan pemot ongan Paj ak Penghasilan sebesar 20% (dua puluh persen). Pemot ongan t ersebut j uga berlaku alas bunga yang berasal dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a diskont o SBI.

Dalam hal bunga t ersebut dit erima at au diperoleh Waj ib Paj ak yang berkedudukan at au bert empat t inggal di negara yang t erikat dalam Perj anj ian Penghindaran Paj ak Berganda (Tax Treat y) dengan Indonesia, maka t arif pemot ongannya didasarkan pada t arif yang t ercant um dalam "Tax Treat y" yang bersangkut an.

Pasal 5 Ayat (1)

Dengan ket ent uan ini bank (t ermasuk Bank Indonesia) dan lembaga keuangan bukan bank yang membayarkan at au t erut ang bunga yang berasal dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a diskont o, dit unj uk sebagai pemot ongan Paj ak Penghasilan.

(12)

dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) at au organisasi t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), waj ib dipot ong Paj ak Penghasilan berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini sebesar 15% (lima belas persen) dan bersif at f inal.

Apabila bunga dan/ at au diskont o t ersebut dibayarkan at au t erut ang kepada Waj ib Paj ak dalam negeri berbent uk badan, kecuali organisasi t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 2), waj ib dipot ong PPh.

Pasal 23 sebesar 15% (lima belas persen) sebagai pembayaran di muka at as Paj ak Penghasilan yang t erut ang oleh Waj ib Paj ak Badan t ersebut sesuai t arif Pasal 17 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983.

Ayat (2) Cukup j elas

Pasal 6 Ayat (1)

Unt uk melindungi para penabung yang benar-benar t ergolong kecil, maka pengenaan Paj ak Penghasilan at as bunga t abungan kecil t et ap dit angguhkan.

Demikian j uga pengenaan Paj ak Penghasilan at as bunga dan/ at au

diskont o dari deposit o berj angka, sert if ikat deposit o dan t abungan sert a Sert if ikat Bank Indonesia yang dit erima at au diperoleh dana pensiun yang diset uj ui oleh Ment eri Keuangan, PMI, PRAMUKA, dan bunga t abungan pada bank yang dit unj uk Pemerint ah dalam rangka pemilikan rumah sederhana, kaveling siap bangun unt uk rumah sederhana at au rumah susun sederhana sesuai dengan ket ent uan yang berlaku, t et ap dit angguhkan. Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 7

(13)

Pasal 8

Cukup j elas

Pasal 9

Referensi

Dokumen terkait

Definisi lain yang diberikan oleh Dendi Sudiana (1986:1), iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu

Dalam pengukuran tebal balok alat yang digunakan adalah mistar dan jangka sorong, pengukuran dilakukan oleh 5 orang yang berbeda dengan satu benda, saat pengukuran hasil pengukuran

Dari hasil pengujian dan analisa jarak maksimal untuk face recognition adalah 1 meter sehingga wajah yang sudah ada di dalam database tetap dapat dikenali dan menampilkan

Untuk dosis internal pekerja radiasi melalui pemantauan langsung in-vivo dengan whole body counter, hasil pemantuan radionuklida semua pekerja radiasi tidak

[r]

Analisis Pengaruh Kerapatan Gulma Teki (Cyperus Rotundus) Dan Dosis Pupuk N Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum, L)

Upaya Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Yang Rendah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok P ada Siswa Kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011.. Program

Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan (guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang