12
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI
2.1. Letak Geografis
Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang
berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak sekitar 20 kilometer dari
pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran
dari Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2004.
Kecamatan Palipi berbatasan dengan wilayah:
Sebelah Utara berbatasan :berbatasan dengan Kecamatan Simanindo dan
Kecamatan Ronggur Nihuta
Sebelah Selatan :berbatasan dengan Kecamatan Sitio-tio dan Danau
Toba
Sebelah Barat :berbatasan dengan Kecamatan Pangururan
Sebelah Timur :berbatasan dengan Kecamatan Naingolan
Secara geografis Kabupaten Samosir terletak antara 2˚21’38’’ -2’49’48’’ LU
dan 98˚ 24’00’’ -99˚ 01’48’’ BT dengan ketinggian antara 904-2.157 di atas
13
Pada tahun 1931 waktu jaman Belanda terpilih satu Raja atau Pandua di Desa
Sigaol Marbun, yang terpilihnya satu marga yaitu marga marbun yang bernama
Jongga Marbun. Sesudah terpilihnya Jongga Marbun terbentuklah Sigaol Marbun,
karena pada itulah siapa yang memimpin suatu daerah atau yang memegang
kekuasaan mulai jaman itulah terbentuk Sigaol Marbun, karena memegang Kerajaan
pada saat itu marga Marbun, maka pada tahun 1932 Sigaol Marbun terdiri dari 3
Kampung yaitu:
1. Sigaol Dolok
2. Kampung Puntu Bosi
3. Kampung Sipoholon
Kemudian Belanda memerintahkan Pandua Marbun agar Kampung Puntu
Bosi dan Kampung Sipoholon disatukan, maka pada tahun 1948 kedua kampung ini
disatukan dan Sigaol Marbun menjadi 2 kampung yaitu Sigaol Dolok dan Kampung
Puntu Bosi Sipoholon. Kemudian pada tahun 1955, terbentuklah Kecamatan Palipi
yang dipimpin oleh Camat. Camat memerintahkan Pandua agar Sigaol Marbun
disatukan yaitu Sigaol Dolok dan Kampung Puntu Bosi Sipoholon jadi satu kampong
dan saat itulah Sigaol Marbun menjadi satu nama yaitu Desa Sigaol Marbun dengan
batas-batas6:
6
14
Sebelah Utara - Desa Huta Ginjang
Sebelah Selatan - Desa Sigaol Simbolon
Sebelah Barat - Desa Reniate
Sebelah Timur - Desa Simbolon Purba
Desa Sigaol Marbun Kabupaten Samosir memiliki luas wilayah 6,4��2 yang
terdiri dari luas daratan 6,4 ��2 dan perairan Danau Toba 0��27.
Pembagian wilayah Desa Sigaol Marbun dibagi menjadi 4 (empat) dusun
yang dipimpin oleh Kepala Dusun yang merupakan bagian dari struktur Pemerintahan
Desa. Masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara administrasi
pemerintahan, namun secara kultur bisa dibedakan atas beberapa kampung yang
dikenal dengan “huta8” ataupun ‘Lumban9
Selama puluhan tahun kondisi ini masih tetap dipertahankan dan belum ada
masalah, kecuali persoalan keadministrasian karna belum dikenal penamaan jalan dan
penomoran rumah warga.
’, masing-masing kampung ini memiliki
nama tersendiri yang menjadi identitas setiap warga yang bermukim di dalamnya.
Secara administratif ke empat dusun yang ada di Desa Sigaol Marbun
Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir yaitu:
7
BPS Kabupaten Samosir dalam angka 2002.hlm 3. 8
Huta adalah kampung atau perkampungan yang bersifat otonom dalam Kerajaan Batak. 9
15
1. Dusun I yaitu: -Hamente
-Sampe Horas
-Aek Nauli
-Banjar Marbun
-Silintong
-Kobun
2. Dusun II yaitu:-Naibaho
-Sidolgi-dolgi
-Buntu Mauli
-Sigalingging
-Sosor Sada
-Parhombanan
-Sosor Dua
-Lumban Julu
-Onan Jadi
-Sitapongan
16
3.Dusun III yaitu: -Hutasitanggang
-Lumban Sinaga
-Sigeduk
-Upasuhut
-Lumban Manik
-Sirimbang
-Lumban tonga-tonga
-Buntu Bosi
-Siulakhosa
4. Dusun IV yaitu: -Simar Haliang
-Upahoda
-Sosor baru
-Sipoholon
Akan tetapi pada tahun 2000, dusun IV digabung ke dusun I maka pada
saat itu Desa Sigaol Marbun menjadi tiga dusun. Jarak waktu antara pembukaan dari
17
setiappergantian Kepala Desa dalam sekali dalam lima tahun maka disitulah dibuka
dusun dua dan begitu juga seterusnya,
Desa Sigaol Marbun juga dibatasi oleh dua buah jembatan. Jalan menuju
Desa Sigaol Marbun ada tiga simpang yaitu simpang pertama Simpang Naibaho,
kedua simpang Hamente yang sudah diganti namanya menjadi simpang Rut dan
simpang ketiga adalah simpang Sipoholon. Iklim atau cuaca di Desa Sigaol Marbun
Kecamatan palipi memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau
sesuai dengan iklim Indonesia yakni tropis.
2.2. Penduduk
Pada dasarnya penduduk Desa Sigaol Marbun mayoritas masyarakatnya orang
Batak Toba yang bermarga Marbun, Simbolon, Sinaga, Sitanggang, Situmorang,
Pandiangan, dan juga Malau. Tetapi yang dominan yaitu marga Marbun dan marga
Simbolon.
Bahasa yang digunakan oleh penduduk Desa Sigaol Marbun dalam kehidupan
seharhari yaitu bahasa Toba. Para pendatang seperti orang Jawa yang datang ke
daerah ini masih menggunakan bahasanya sendiri yaitu bahasa Indonesia dan
orang-orang Nias menggunakan bahasa Nias. Tetapi lama-kelamaan mereka belajar bahasa
toba sehingga mereka menggunakan bahasa toba sehari-hari. Masyarakat toba yang
18
adat batak Toba.Kehidupan masyarakat Desa Sigao Marbun masih menggunakan
tradisi-tradisi peninggalan leluhur. Upacara-upacara adat yang berhubungan dengan
siklus hidup manusia (lahir-dewasa/ berumahtangga-mati). Masyarakat Desa Sigaol
Marbun juga masih sering melakukan perayaan adat seperti acara kelahiran,
kematian, dan pernikahan.Masyarakat desa ini menganut nilai-nilai leluhur yaitu
gotong royong, bekerja keras, dan dalihan natolu.
Tradisi-tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka masih dijalankan.
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat masih menghormati leluhur mereka dan
nilai-nilai adat-istiadat tidak akan luntur. Adat-istiadat yang dimaksud seperti ketika
mengadakan acara pernikahan atau mangadati masih tetap dilakukan, salah satunya
acara manortor batak yang di iringi dengan musik batak. Manortor salah satu
kebudayaan orang Batak yang di wariskan oleh nenek moyang. Manortor dilakukan
ketika acara pernikahan, acara ulang tahun, acara kematian, dan acara-acara besar
lainnya dan itu masih dijalankan oleh masyarakat Desa Sigaol Marbun.
Pada tahun 1970-an masyarakat Desa Sigaol Marbun dihuni sekitar 1066 jiwa
yang semuanya beragama Kristen. Tetapi pada tahun 2000, sudah banyak
orang-orang Jawa yang datang ke daerah ini yaitu dari daerah Lubuk Pakam, dan Tebing
Tinggi. Ada juga yang berasal dari Sidikalang. Masyarakat atau orang-orang Jawa
yang datang ke desa ini yaitu untuk mencari pekerjaan karena mereka mendapat
kabar bahwa Desa Sigaol Marbun menerima pekerjaan yang dipekerjakan sebagai
19
Orang Jawa yang datang pertama ke desa ini yaitu pada tahun 1998 rata-rata
yang sudah berumah tangga, sehingga si istri dan juga anaknya pun harus ikut suami
karena sekali dalam satu tahun mereka kembali ke kampung masing-masing.
Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk Desa Sigaol Marbun menurut
dusun yaitu; Dusun I memiliki luas 0,5 km dan jumlah penduduk sekitar 310 jiwa
yang terdiri dari 160 perempuan dan 150 laki-laki. Kemudian dusun II memiliki luas
2,5 km dan jumlah penduduk sekitar 376 jiwa yang terdiri dari 250 laki-laki dan 126
perempuan. Dusun III memiliki luas 2,1 km dan jumlah penduduk sekitar 260 jiwa
yang terdiri dari 120 laki-laki dan 140 perempuan. Dan Dusun IV memiliki luas
sekitar 1,5 km dan jumlah penduduk sekitar 120 jiwa yang terdiri dari 50 laki-laki
dan 70 perempuan.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 19 32 51
5-9 61 38 99
10-14 127 106 233
15-19 100 63 163
20
25-29 37 29 66
30-34 51 26 77
35-39 50 7 57
40-44 67 46 113
45-49 23 20 43
50-54 17 15 32
55-59 15 13 28
60-64 4 12 16
65+ 6 5 11
Jumlah 609 457 1066
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Sigaol Marbun Tahun 1995.
Tabel 2
Jumlah Penduduk Desa Sigaol Marbun menurut jenis kelamin yaitu:
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 742
2 Perempuan 709
Jumlah 1451
21
Penduduk Desa Sigaol Marbun mayoritas beragama Kristen protestan. Suku
mayoritas di Desa ini adalah suku Batak Toba.
2.3. Mata Pencaharian
Pertanian merupakan sektor ekonomi utama yang menopang kehidupan
hampir seluruh masyarakat Desa Sigaol Marbun, namun ada juga beberapa orang
yang berprofesi sebagai PNS. Pertanian yang digeluti hampir seluruhnya masih
bersifat tradisional seperti menanam padi masih menggunakan alat banting padi,
sehingga sekalipun luas lahan terbatas, tidak seluruhnya bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat. Sebelum adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun mata
pencaharian utama desa ini yaitu bertani. Mereka menanam tanaman muda seperti
cabai, jagung, padi dan juga ubi-ubian. Pertanian di Desa Sigaol Marbun secara
umum dibagi menjadi dua bagian, yakni pertanian lahan basah meliputi persawahan
yang hanya mengharapan hujan datang disebut dengan nama saba langit10
Selain bertani, pada umumnya masyarakat Desa Sigaol Marbun juga peternak
yang terdiri dari ternak besar, kecil dan unggas. Ternak besar seperti kerbau, ternak
kecil seperti kambing dan babi, sedangkan unggas diantaranya adalah ayam.Kegiatan . Sehingga
masyarakat Desa Sigaol Marbun susah mendapatkan hasil yang cukup untuk
kebutuhannya.
10
22
beternak biasanya hanya usaha sampingan. Karena produksi ternak yang terbatas,
biasanya sebagian besar hasil ternak warga hanya untuk konsumsi rumah tangga
sendiri dan hanya sedikit yang dijual.
Usaha pertanian tetap diusahakan oleh masyarakat Sigaol Marbun, tetapi
karena kondisi tanah kurang memungkinkan untuk pertanian maka hasilnya juga
kurang berkembang. Kondisi ini yang membuat dan mengharuskan masyarakat Desa
Sigaol Marbun berusaha mengatasinya dengan membuka usaha batu bata.
2.4. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu konsumsi yang sangat erat hubungannya dengan
lingkungan sosial dan sudah merupakan tuntutan jaman. Manfaat pendidikan
sangatlah banyak mulai dari mempersiapkan diri untuk mencari nafkah,
mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun kepentingan
masyarakat, melestarikan kebudayaan dan lain-lain.
Pendidikan sebelum tahun 1970 di Desa Sigaol Marbun relatif masih rendah.
Hal ini di sebabkan masih sangat rendahnya kesadaran akan pentingnya arti
pendidikan. Pada tahun 1980-an di Desa Sigaol Marbun hanya ada satu sekolah
yakni Sekolah Dasar yaitu SD Impres Kobun No. 17. Sedangkan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) ada di pusat kecamatan dan
23
sebagian besar di tempuh dengan berjalan kaki atau naik sepeda, sedangkan yang