BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Mikro
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tsb. Sedangkan
menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 Tahun 2003, usaha
mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia
dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
per tahun. (sumber:
Pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.105/PMK.05/2015
Pasal 1 menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat Mikro (KUR Mikro) adalah kredit
pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada debitur di bidang usaha yang
produktif dan layak namun belum memenuhi persyaratan agunan tambahan Bank
Pelaksana dengan plafon kredit sampai dengan Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta
rupiah) yang dijamin oleh Perusahaan Penjamin. (sumber:
tanggal 11 Agustus 2015)
Usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah
memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya dalam
penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, nilai
bahwa mereka merupakan industri yang tangguh dan mampu bertahan melewati
kondisi-kondisi sulit, yaitu krisis ekonomi.
Saat ini UMKMK di Indonesia per tahunnya mengalami pertumbuhan jumlah
yang sangat pesat dengan penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 90% dari total
tenaga kerja di Indonesia dengan didominasi oleh anak muda dan wanita (sumber:
https://infoukm.wordpress.com/ tanggal 7 juni 2015)
Secara umum kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat
3. Belum melakukan administrasi keuangan yg sederhana sekalipun, dan tidak
memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha
yang memadai
5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah
6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke
lembaga keuangan non bank
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP
Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Pasal 3 menyatakan usaha mikro, kecil
dan menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka
membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
Menurut UU No.20 Pasal 6 tahun 2008 tentang kriteria usaha mikro, kecil dan
menengah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Usaha
No Uraian Kriteria
Asset Omzet
1 Usaha Mikro Maks 50 juta Maks 300 juta
2 Usaha Kecil > 50 juta - 500 juta > 300 juta - 2,5 miliar 3 Usaha Menengah > 500 juta - 10 miliar > 2,5 miliar - 50 miliar
Sumber: website kementerian koperasi dan ukm republik Indonesia
2.2 Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan
Kelurahan Madras Hulu merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Medan Polonia, dan merupakan daerah strategis untuk melakukan
kegiatan usaha bisnis baik kecil maupun menengah, karena letaknya yang berada di
inti kota Medan. Masyarakat yang terdapat di Kelurahan Madras Hulu mayoritas
orang India, Cina dan orang Pribumi. Banyaknya warga yang berwirausaha diwilayah
Kelurahan ini nyatanya dapat meningkatkan tingkat perekonomian warga menjadi
berkembang dan lebih baik. Karena lokasinya yang strategis, banyak jenis usaha yang
ada diwilayah ini seperti usaha makanan dan non makanan.
Pengembangan usaha-usaha berskala kecil akan membantu mengatasi masalah
pengangguran mengingat fenomena saat ini susahnya mencari pekerjaan formal,
sehingga warga sekitar lebih memilih berwirausaha sebagai mata pencaharian.
Dibawah ini adalah data tabel 2.2 jumlah pengusaha mikro yang ada di Kelurahan
Tabel 2.2
Jumlah Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan No. Jalan di Kelurahan Madras Hulu Jumlah Pedagang
1 H. Zainul Arifin 27
2 T. Cik Ditiro 22
3 Jenggala 4
4 Kediri 5
5 Muara Takus 67
6 RA. Kartini 22
7 Hang Tuah 39
8 T. Umar 13
9 P. Diponegoro 6
10 T. Daud 15
11 Imam Bonjol 5
Total 225
Berdasarkan Tabel 2.2 terdapat 225 pedagang yang berjualan di wilayah
Kelurahan Madras Hulu Medan. Tetapi yang memenuhi kriteria populasi hanyalah
sebanyak 89 pedagang. Jenis-jenis wirausaha tersebut diantaranya yaitu: kedai mie
bakso, warung kopi pinggiran, kedai mie ayam dan pangsit, pedagang jajanan ringan,
pedagang rokok dan minuman, serta pedagang-pedagang sayuran dan daging potong
yang ada di Pasar Muara Takus.
2.3 Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Suryana (2010:2) “Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses”, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,
kemampuan dan kemauan.
Menurut Hisrich (2008) dalam Sarwono dan Nugroho (2013) pengetahuan
diri individu. Beberapa bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha (Suryana,
2010:91) adalah:
1. Bekal pengetahuan mengenai bidang usaha yang akan dirintis dan lingkungan
usaha yang ada disekitarnya
2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis
Menurut Scarborough, 2006 (dalam Kristanto, 2009:38) beberapa pengetahuan
dan kapabilitas yang sangat diperlukan wirausaha agar unggul yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui bidang usaha yang dirintis, wirausaha dalam melakukan kegiatan
usaha harus mengetahui dengan jelas apa bisnis yang dilakukan sekarang dan
prospek di masa depan.
2. Memiliki sikap yang tepat, sifat dan sikap yang baik harus dimiliki oleh
wirausaha. Pada masa kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu
berperilaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan
hidup usaha dimasa depan.
3. Memiliki modal yang memadai, kemampuan mengelola keuangan merupakan
hal sangat penting guna kelangsungan hidup usaha. Kemampuan
mendatangkan modal sangat ditentukan keahlian wirausaha dalam
mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan juga pengalaman di bidang
keuangan.
4. Mampu mengelola keuangan dengan baik, wirausahawan yang dikatakan
dana yang paling murah, mampu memanfaatkan keuntungan usaha dengan
tepat, dan juga mampu mencatat kegiatan operasionalisasi usaha.
5. Mengelola waktu dengan efisien, wirausahawan harus mampu mengelola
waktu dengan baik dan kemampuan membuat time schedule dan menepati
merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan
kolega.
6. Memuaskan pelanggan dengan kualitas produk yang tinggi, aktivitas
perusahaan harus mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi.
Wirausahawan yang unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa yang
berkualitas tinggi sangat penting dalam mempertahankan persaingan. Manfaat
yang didapat tidak hanya untuk mengurangi kerusakan tetapi juga
meningkatkan produktivitas, meningkatkan kepuasan konsumen, semakin
rendahnya biaya, dan menjaga citra baik perusahaan.
7. Mengetahui bagaimana untuk bersaing, persaingan yang sehat mampu
menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis dimasa depan.
Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan dan
kemampuan berkompetisi dengan baik berdasarkan norma etika dan tanggung
jawab sosial.
Menurut Casson, dalam Yuyun Wirasasmita (1993), dalam (Echdar Saban,
2013:47), terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:
1. Memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan.
2. Memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan
3. Memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,
pembukuan, pemasaran dan administrasi.
4. Memiliki kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi.
5. Berpandangan jauh ke depan.
6. Memiliki kemampuan berkomunikasi, gaul dan senang berhubungan dengan
orang lain.
Menurut Suryana (2010) dan Scarborough, 2006 (dalam Kristanto, 2009:38) indikator
yang terkait dengan pengetahuan wirausaha yaitu:
1. Mengerti tentang bidang usaha yang dijalankan
2. Memiliki pembukuan sederhana
3. Mampu berkomunikasi dengan baik
4. Memiliki pengetahuan tentang manajemen
5. Memiliki pengetahuan pemasaran
2.4. Karakteristik Wirausaha
Karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Karakteristik dapat juga berarti tabiat, watak, perangai, perbuatan yang selalu
dilakukan dan mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Berdasarkan
pengertian karakteristik, maka dapat disimpulkan definisi karakteristik wirausaha
sebagai ciri khas atau bentuk-bentuk watak atau karakter, corak tingkah laku, atau
tanda khusus yang melekat pada diri setiap wirausaha dalam mengelola usahanya
Karakteristik seorang wirausaha pada umumnya dapat dilihat pada saat
berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu
menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis. Untuk itu, dalam
menjalin hubungan bisnis dengan seseorang harus mengetahui karakteristiknya.
Karena tanpa memperhatikan karakternya bisa-bisa akan rugi sendiri apabila menjalin
hubungan bisnis dengan orang yang berkarakter tidak baik. Sikap atau karakteristik
wirausaha merupakan bagian penting dalam kewirausahaan. Karakteristik wirausaha
akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha.
Menurut Suryana (2003) ciri-ciri dan watak kewirausahaan yaitu:
1. Percaya diri dan optimis : memiliki kepercayaan diri yang kuat,
ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil : kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi
laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras,
serta inisiatif.
3. Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan
4. Kepemimpinan yakni berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan
orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
5. Keorisinilan, yaitu inovatif, kreatif dan fleksibel
6. Berorientasi masa depan, yaitu memiliki visi dan perspektif terhadap masa
depan
Menurut Mas’ud dan Mahmud Machfoedz (2006:5) karakteristik wirausaha
meliputi:
2. Tidak suka berpangku tangan
3. Termotivasi oleh hasrat mencapai kesuksesan
4. Menganalisa setiap opsi untuk menjamin keberhasilan dan mengurangi resiko
5. Selalu mencari cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu
6. Menyadari kehidupan pribadi lebih penting dari kehidupan bisnis
7. Selalu memilih alternatif terbaik dalam membuat keputusan
8. Tidak takut mengaku jika melakukan kesalahan.
Pendapat lain diungkapkan oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993:6-7) (dalam Suryana, 2010:24) , mengemukakan delapan karakteritik
kewirausahaan sebagai berikut :
1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2. Lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang
terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3. Memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
4. Selalu menghendaki umpan balik dengan segera.
5. Memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik.
6. Berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
7. Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
8. Lebih menghargai prestasi daripada uang.
Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil.
mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko
yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi
risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan
objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat
optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola
secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu.
Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang
dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (2006) dalam Kristanto
(2009:38) ada beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya
memiliki ciri-ciri sbb:
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas berorientasi pada prestasi.
2. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan
hubungan bisnis.
3. Berpikir kreatif dalam kewirausahaan.
Menurut Suryana (2010) dan Mahfoedz (2006) peneliti mengambil lima indikator
dari karakteristik wirausaha yaitu sebagai berikut:
1. Percaya diri dan optimis
2. Berani mengambil resiko
3. Memiliki komitmen
4. Memiliki etos kerja
2.5. Keberhasilan Usaha
2.5.1. Pengertian Keberhasilan Usaha
Noor (2007:397) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada hakikatnya
adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil
bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis”.
Menurut Suyatno (2010:179) keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh
berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap
pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan
usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan
dan image perusahaan.
Menurut Glancey dalam Priyanto (2009:73) Wirausaha yang memiliki
kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan
performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha. Seperti yang
dikemukakan oleh Suryana (2010:66) bahwa “Untuk menjadi wirausaha yang sukses
harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada
kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”.
Menurut Albert Wijaya dalam Suryana (2010:168) yang mengemukakan bahwa
“Faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan
suatu perusahaan adalah adalah laba”.
Sehingga dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan
dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari
teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha
dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya yang lebih baik dari periode
sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat atau
sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan
berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan
yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba,
jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.
2.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Menurut Suryana (2010:67) Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi
banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki
kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat
tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak
memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang
sukses.
3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
Selain itu menurut Tulus Tambunan (2002:14) terdapat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan usaha suatu industri antara lain dapat dilihat pada
Gambar 2.1
Skema faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Terlihat dari gambar skema 2.1 di atas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantarannya yaitu; kualitas sdm,
penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi,
kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat
entrepreneurship.
Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non
pemerintah. Faktor pemerintah diantarannya; kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan
tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio- kultur
budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur,
tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.
2.5.3. Dimensi Keberhasilan Usaha
Samir (2005:33) mengemukakan bahwa indikator dalam mengukur
keberhasilan usaha atau kinerja organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di
2. Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal,
mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status).
3. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah
pegawai).
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor
(2007:397) adalah sebagai berikut:
1. Laba atau keuntungan usaha, merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba
usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.
2. Produktivitas dan Efisiensi, besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan
menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar
kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya
pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3. Daya Saing, adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk
merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan
berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa
bertahan menghadapi pesaing.
4. Kompetensi dan Etika Usaha, merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil
penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam
bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan
zaman.
5. Terbangunnya citra baik, citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu,
trust internal dan trust external. Trust internal adalah amanah atau trust dari
timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan,
baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan
juga pesaing.
2.6. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti
dan Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Revina Mobil Data Internet Di Sepanjang Jl. Dr Mansyur Medan
Modal berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha; Lokasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha;
Pengetahuan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha Mpbil Data Internet di Jl. Dr.Mansyur Medan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha; Kepribadian berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Keinginan
Berwirausaha; Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Rizki Waralaba (studi kasus pada waralaba
makanan dan minuman lokal di Kota terhadap keberhasilan usaha; lokasi usaha berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan usaha;
Kemampuan manajerial berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Marom Shaike, Robert N. Lussier, 2014
A business success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel
professional
positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, faktor
tenaga professional berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, faktor
umur pemilik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan (Studi kasus pada mahasiswa-mahasiswa di beberapa Pergurusn Tinggi Swasta di Surakarta)
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa nilai koefisien pengetahuan kewirausahaan adalah 0,376, t=4,530 dengan signifikan 0,001. Sedangkan nilai koefisien efikasi diri adalah 0,425, t=4,832 dengan signifikan 0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan dan efikasi diri berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Intensi pada Sentra Usaha Kecil Pengasapan Ikan Di Krobokan Semarang
Kecakapan
Kecakapan Pribadi dan Kecakapan Sosial terhadap variabel Keberhasilan Usaha diperoleh nilai Fhitung sebesar 16,643. Nilai Fhitung (16,643) lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (2,59) atau berada dalam daerah
penolakan Ho. Dengan demikian
Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kecakapan Pribadi (X1) dan Kecakapan Sosial (X2) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Keberhasilan Usaha.
2.7. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka
konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar
diuraikan dalam teori terkait, peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu
variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Pengetahuan Kewirausahaan (X1) dan Karakteristik Kewirausahaan (X2)
sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha (Y).
Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha seperti
yang dikemukakan Michael Harris (2000:19) dalam Suryana (2010:5) “wirausaha
yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang
memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap,
motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan/kegiatan”. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
menjadi wirausaha yang sukses dan mencapai keberhasilan dalam usahanya tentu saja
pewirausaha harus memiliki kompetensi dalam menghadapi segala resiko dan
tantangan. Salah satu kompetensi itu ialah pengetahuan kewirausahaan. Setiap
wirausaha harus memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan layak sebelum memasuki
dunia usaha dan memulai usahanya, karena hal itu berpengaruh langsung pada hasil,
dimana akan menentukan titik keberhasilan pada usaha yang dirintis. Dengan
pengetahuan yang cukup para pelaku usaha dapat menerapkannya pada usaha yang
akan dijalankan sehingga mereka dapat mencapai keberhasilan usaha sesuai target
yang mereka inginkan.
Sedangkan hubungan karakteristik wirausaha pada keberhasilan usaha ialah
karakteristik seorang wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan
berani mengambil resiko dan menyukai tantangan, tidak suka berpangku tangan,
termotivasi oleh hasrat ingin sukses dan lain-lain.
Jadi pengetahuan kewirausahaan dan karakteristik kewirausahaan sangat penting
dalam berwirausaha karena itu berpengaruh langsung pada hasil yang akan dicapai,
dimana titik keberhasilan usaha dapat ditentukan.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan skema kerangka
konseptual dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.8. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap
suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya)
sehingga harus diuji secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah datas, diajukan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik
Kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada
Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan. Pengetahuan
Kewirausahaan (X1)
Karakteristik
Kewirausahaan (X2)
Keberhasilan Usaha
Wirausaha Kecil di