BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 USG ( Ultrasonography)
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini.Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
Dari sumber lain menyatakan bahwa, Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik
mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien.Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya.Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada).Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi.Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria.Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak.Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah.
jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini.
Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi.Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Gelombangultrasonikadalahgelombang accustic memiliki daerah frekuensi diatas daerah frekuensi pendengaran manusia. Gelombang ultrasonik berupa accustical yaitu vibrasi mekanik yang terjadi pada gas, cairan dan medium padat.
Suara yang dapat didengar oleh manusia (audiosonik) adalah gelombang suara dengan frekuensi antara 20–20.000 Hz. Berdasarkan frekuensi gelombang suara dapat dibedakan dalam beberapa bagian seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Daerah Frekuensi Gelombang Suara
Nama Frekuensi
Infrasonik <20 Hz
Audiosonik 20 Hz – 20000 Hz Ultrasonik >20000 Hz Diagnostik 1 – 10 MHz
klinisyang luas.Dan kemudian, sejarah alat USG dimulai akhir tahun 1970an.
Generasi awal alat USG ini masih sangat tidak praktis, dikarenakan alat ini memiliki ukuran sebesar lemari es 2 pintu. Selain itu, teknologi fisika juga masih “kuno”, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat sampai dalam kurun 2 dekade saja sudah telah ada teknologi yang ditambahkan dan dikembangkan.
Sebelumnya, pada tahun 1880, Pierre Curie dan Jacques Curie dari Perancis menemukan efekpiezo-listrik.Mereka menemukan bahwa USG bisa menghasilkan dan diterima dalam frekuensi megahertz.Sistem deteksi sonar pertama kali diciptakan untuk eksplorasi bawah air dan navigasi.Penemuan dioda dan trioda di tahun 1900an juga mendorong perkembangan USG. Paul Langevin dan Constantin Chilowsky dari Perancis mengembangkan sebuah perangkat suara frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh USG.Lahirlah hidrofon, dengan menggunakan transduser dan menggunakan kristalkuarsa yang ditemukan oleh Curie bersaudara.Dr Ian Donald menyarankan agar sonar dapat digunakan untuk diagnosis medis.Praktik ini dimulai setelah USG digunakan secara terbatas setelah Perang Dunia II.Pada tanggal 21 Juli 1955, beliau mulai bekerja pada eksperimen yang melibatkan detektor logam cacat ultrasonic industri. USG kemudian dirasakan sangat berguna dalam mendeteksi dan membedakan fibroid menyelidiki USG transmisi di otak pada tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya ultrasonic medis. Dr Ian Donald bersama rekan lain dari Glasgow telah berjasa
melakukan banyak hal dalam pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karya-karya mereka telah menyebabkan penggunaan teknologi yang lebih luas dalam praktik medis ini.
Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar
greyscale dan bistable
kemudian memori potongan-potongan gambar tersebut direkonstruksi oleh komputer dan tampak dengan tampilan 3 dimensi di layar monitor.
Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, dan penggunaan masing-masing USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa.Semua relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan.Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien.Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pemeriksaan.
Ultrasonografi (USG) tradisional bagi banyak orang sangat sulit untuk membaca dan menginterpretasikan karena hanya menawarkan gambar datar yang sering kabur dan terdistorsi dalam banyak cara. Hal ini dapat mengakibatkan frustasi di kalangan orang tua karena tidak bisa mengatakan jenis kelamin bayi karena kualitas pencitraan yang kurang baik. Sebuah USG standar hanya menyediakan gambar dua dimensi dari janin yang biasanya dipesan dalam kehamailan karena berbagai alasan seperti mengevaluasi perkembangan bayi, menentukan usia kehamilan dan mengidentifikasi kelainan. Meskipun USG standar menghasilkan gambar janin, mungkin diperlukan ahli sonogram terlatih atau dokter untuk mengidentifikasi fitur dan bagian tubuh.Namun, pencitraan 3D dengan menggunakan berbagai sudut yang diambil dari bayi dengan mesin USG tunggal dapat berubah menjadi model empat dimensi, semi animasi anggota keluarga.
mesin 2D, karena hanya dijalankan melalui program komputer untuk membersihkan dan mempersembahkan gambar yang lebih jelas.
Pemilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien.Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.Sedangkan dalam fisika istilah “suara ultra” termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
2.2 Skema Cara Kerja USG
1. Transduser
Salah satu bagian dari alat USG adalah transduser. Tranduser merupkan alat yang nantinya akan ditempelkan pada tubuh pasien. Didalam alat ini terdapat material piezoelektrik yang mampu menghasilkan “piezoelektrik effect” yaitu bila diberikan
energi listrik akan menimbulkan suatu getaran yang kemudian menghasilkan gelombang suara, begitu pula sebaliknya apabila ada gelombang suara yang dipantulkan oleh organ, maka piezoelektrik ini akan menangkap dan merubah menjadi sinyallistrik. Pulsa yang di pancarkan kemudian dipantulkan oleh organ dan ditangkap kembali oleh tranduser. Pulsa itu akan di ubah menjadi data digital dan diolah secara komputer sehingga menjadi sebuah gambar yang di tampilkan pada layar monitor. Teknologi transduser digital sekiar tahun 1990an memungkinkan sinyal gelombang suara yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas.Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini.
Gambar 2.2 Tranduser
Transduser Ultrasonik
Transduser adalah adalah piranti yang dapat mengubah suatu bentuk energi kedalam bentuk energi lain. Transduser ultrasonik untuk merubah suatu sinyal listrik kedalam energi suara ultra yang dapat dipancarkan kedalam jaringan, mengubah energi ultrasonik yang dipantulkan kembali dari jaringan/materi ke dalam sinyal listrik. Pada sistem elektronik, gelombang ultrasonik dapat dibangkitkan melalui kristal tipis yang bersifat piezoelektrik terbuat dari bahan alami kuarsa, garam rochelle, tourmaline atau bahan piezoelektrik buatan, misalnya: Barium Titanate, Lead Circonate-titanate, Lead Metaniobate. Bahan tersebut bersifat seperti kapasitor dengan konstanta
dielektrik tertentu yang memiliki perbedaan muatan listrik dalam lapisannya.
Pola radiasi yang dipancarkan melalui tranduser yang berada didepan nya tergantung pada diameter transduser dan panjang gelombangnya sehingga transduser yang sama dapat memiliki pola radiasi yang berlainan jika medium yang dilalui juga berlainan.
2.Monitor yang digunakan dalam USG
Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan bentuk gambar dari hasil pengolahan data komputer.
Monitor yang digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar yang terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau pada awal penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar monitor masih hitam putih sekarang sudah berwarna. Layar monitor sekarang juga menjadi satu dengan alat USG sehingga bentuk USG lebih terlihat kecil.
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari sistem alat USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah pusar kontrol USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti CPU pada komputer. Dimana cara kerja USG merubah gelombang menjadi gambar.Mesinpada USG digunakan sebagai pengolah data.Sinyal suara yang diterima transduser akan dirubah menjadi sinyal listrik dan akan dikirim ke mesin. Komputer merubah sinyal listrik menjadi data gambar dan merekonstruksi gambar. Kemudian hasil olahan komputer akan di tampilkan pada monitor.Komputer terletak pada main unit.
gambar yang baik. Namun dengan siring kemajuan teknologi, saat ini tersedia layar monitor berupa LCD maupun LED yang lebih simpel dan mempunyai banyak variasi warna. Layar ini biasanya lebih datar dan tipis sehingga lebih praktis.
Gambar.2.3 Mesin USG
4. Printer
Pada peralatan USG, printer merupakan media output dari gambaran yang diperoleh dari pengolahan komputer, pada zaman dahulu piranti printer ditempati oleh foto Polaroid namun sekarang sudah diganti dengan film khusus, yaitu film termal.
2.3 Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi(USG)
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor.
Gambar 2.4 Diagram Prinsip Dasar USG
2.4Pemeriksaan Usg (Ultra Sonography)
banyak juga yang menagih pemeriksaan ini sebagai biaya tersendiri. Kalau pasien yang meminta, mungkin enggak jadi soal. Tapi jika dokter melakukan pemeriksaan USG setiap kali pasien kontrol dan ada biaya tambahan untuk itu, tampaknya ini tidak fair bagi pasien.
2.5Jenis Pemeriksaan Usg
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. Dari hasil gambar 2D diperoleh bentuk citra P x L (panjang x lebar)
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar). Untuk gambar 3 dimensi diperoleh bentuk citra P x L x Tebal (Panjang x lebar x Tebal)
3. USG 4 Dimensi
sudut yang berbeda sehingga volume hidup seperti tiga dimensi.Pada USG 4 dimensi diperoleh bentuk citra P x L x Tebal + pembuluh darah dapat divisualisasi dan bergerak.
5. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit). - Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm). - Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
Pada aplikasi USG aliran darah menyebabkan pergeseran frequensi yang disebut frequensi Doppler, yaitu beda antara frequensi refleksi dan transmitter.
Pulse Wave Doppler (PW)
Merupakan aplikasi Doppler dengan prinsip mengambil sampel secara pulse/berupa cuplikan.
• Transducer memancarkan Pulsa
• Receiver diaktifkan setelah preset time, jadi processing diawali pd kedalaman tertentu
• Receiver di-off-kan setelah sample volume dicapai
• Fd dari sample volume diproses dan ditampilkan
• Dapat menampilkan duplex atau triplex ( b-mode, c-mode dan spectral berjalan bersama)
• Besar dan letak sample volume dapat diatur.
Kelemahan
• Karena informasi dicuplik pd waktu tertentu, data diperoleh sepotong-sepotong, sehinga untuk kecepatan aliran yang lebih besar dari sampling rate akan terjadi ALIASING.
Continous wave Doppler (CW)
Merupakan aplikasi Doppler dengan prinsip mengambil sampel secara terus menerus/continue
• Ultrasound dipancarkan terus menerus oleh transducer dan Echo diterima transducer secara terpisah
• CW mendeteksi seluruh gerakan objek pada daerah overlap beam.
• CW biasanya di pakai dalam pemeriksaan Ultrasonografi Jantung.
Keunggulan CW
• Tidak ada aliasing, karena frequensi Doppler yang diterima bukan cuplikan sample volume. Oleh karenanya CW dapat mendeteksi kecepatan aliran yang tinggi.
Kelemahan CW
• Informasi Doppler yang diterima tidak dapat diatur posisinya (sampel volume tidak bisa di atur besarnya)
Langkah-langkah dalam pemeriksaan USG Color Dopler
1. Maksimalkan tampilan 2D pembuluh darah
2. Aktifkan color doppler/CFM, lakukan pengaturan steer/sudut color box 3. Tekan tombo PW atau CW (CW biasanya dipakai untuk pemeriksaan
jantung), lalu atur posisi sampel volume, besarnya sampel volume dan sudut sampel volume
4. Lalu aktifkan Doppler (biasanya tombol SET), lalu lakukan pengukuran.
2.5.1 Manfaat USG 4 Dimensi
Manfaat dari jenis USG adalah signifikan. Sangat mudah bagi tim kedis untuk melihat perkembangan bayi dan mendiagnosa serta mengurangi masalah pada awal kehamilan. Selain itu, studi menunjukkan ikatan antara orangtua dan anak tumbuh lebih kuat sebelumnya bila terkena jenis penyaringan. Scan ini benar - benar mudah dan aman diperoleh. 4D telah berhasil digunakan untuk melihat amniosintesis, CVS, kardiosintesis dan transfusi intrauterin. Menggunakan bimbingan USG 4D, prosedur yang paling dilakaukan dalam waktu 5 menit dan dengan tingkat keberhasilan 100% bahkan dalam kasus yang melibatkan plasenta berat oligohidramnion, tipis dan vena umbilikalis sempit. Selain itu, tidak ada komplikasi yang serius selama atau setelah prosedur apapun.Hal ini tampaknya berkontribusi pada akurasi penempatan jarum dengan menghilangkan fenomena lateralisasi ketika lampiran jarum tetap digunakan.
30 dan 33 minggu kehamilan.Gerakan mulut murni seperti pembukaan mulut, menguap dan cemberut.
Pada trimester pertama dilakukan untuk mengetahui terjadinya kehamilan atau tidak, mengetahui keadaan rahim, denyut janin, bayi kembar, kelainan bentuk kepala, kelainan tengkuk untuk mengetahui down sindrome.Pada trimester kedua dilakukan untuk menentukan lokasi plasenta, mengukur panjang seviks, melihat bentuk jantung dan sistem saraf pusat, kelainan hidrosefalus, kelainan katarak, kelainan rongga jantung, kelainan tulang belakang, kelainan bibir sumbing.Pada trimester ketiga dilakukan untuk menilai kesejahteraan janin, melihat posisi janin dan tali pusat serta menilai keadaan plasenta.
2.5.2 Waktu Untuk Melakukan USG 4 Dimensi
Cara terbaik untuk melakukan USG 4D setelah kehamilan 28 minggu karena ini adalah saat kehamilan bila ada biasanya jumlah yang cukup cairan ketuban sekitar bayi.Cairan ketuban yang memadai diperlukan untuk mendapatkana gambar yang jelas.Pemahaman saat ini menunjukkan bahwa USG 4D tidak menimbulkan resiko terdeteksi baik bayi atau ibu. Namun, ini tidak berarti bahwa penelitian yang akan datang tidak akan menemukan risiko baru. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan usia 10 - 12 minggu dilakukan untuk penilaian awal. Pada saat usia kehamilan 20 - 24 minggu sebagai penilaian lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian dan tidak secara utuh. 2.6Tumor Mamae
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya.5 Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia.Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas.
digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign).Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar.Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi (Robin dan Kumar, 1995).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda.Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
2.5.1 Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian factor genetic, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya cancer payudara.
Faktor resiko
1. Riwayat pribadi Ca payudara 2. Menarche dini
3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama 4. menopause pada usia lanjut
5. Riwayat penyakit payudara jinak 6. Riwayat keluarga dengan ca mamae 7. Kontrasepsi oral
8. Terapai pergantian hormone 9. Pemajanan radiasi
2.5.2 Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase: 1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas.Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.
2.5.3 Tanda dan gejala
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan secara dini.Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
2. Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
3. Nyeri pada daerah massa
4. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling. 5. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti
kulit jeruk)
6. Pengelupasan papilla mammae
7. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara spontan kadang disertai darah.
Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Ke Kelenjar Limfe Dan Tempat Lain Pada Carcinoma Mammae
TUMOR SIZE (T) TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N) NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi satu
sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau intraklavikuler terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA
2.6.7 Manajemen Keperawatan Tumor
1. Pengkajian
menyeluruh (Boedihartono, 1994 ).
Pengkajian pasien Pre operatif (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :
• Sirkulasi
Gejala : riwayat masal perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
• Integritas ego
Gejala : perasaan cemas, takut, mar misalnya financial, hubungan, gaya hidup.
• Makanan / cairan
Gejala : insufisiensi pancreas ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).
•
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
• Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
• Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).
2.6.5 Diagnosa Keperawatan Tumor
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994). Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Pre Operatif (Wilkinson, M. Judith, 2006) meliputi :
2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
3) Koping individu, ketidakefektifan berhubungan dengan perubahan penampilan, keluhan terhadap reaksi orang lain, kehilangan fungsi, diagnosis kanker.
4) Proses keluarga, perubahan berhubungan dengan terapi yang kompleks, hospitalisasi/perubahan lingkungan, reaksi orang lain terhadap perubahan penampilan.
5) Ketakutan berhubungan dengan proses penyakit/prognosis (misalnya kanker), ketidakberdayaan.
6) Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kerusakan saraf/otot, dan nyeri.
2.5.6 Intervensi dan Implementasi Tumor
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994). Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995).Intervensi dan implementasi keperawatan pasien Pre Operatif (Wilkinson, M. Judith, 2006) adalah :
Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria hasil :
klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang membuat stress.
klien mampu mempertahankan penampilan peran.
klien melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori.
klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.
• Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien. Rasional : memudahkan intervensi.
• Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan
kemampuan mengontrol ansietas.
• Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk
mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.
• Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi kecemasan.
• Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam keadaan cemas.
Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu
mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya.
• Sediakan informasi faktual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
• Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.
Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.
2) Gangguan citra tubuh adalah konfusi pada gaambaran mental dari fisik seseorang. Tujuan : pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi
tubuh.
Kriteria hasil :
- pasien melaporkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
- memiliki keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan. - menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh.
• Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang tubuhnya.
Rasional : factor yang mengidentifikasikan adanya gangguan persepsi pada
citra tubuh.
• Kaji harapan pasien tentang gambaran tubuh.
Rasional : mungkin realita saat ini berbeda dengan yang diharapkan pasien
sehingga pasien tidak menyukai keadaan fisiknya.
• Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya perhatian terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memudahkan saran koping,
mengurangi kecemasan.
• Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan martabat pasien.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, meningkatkan harga diri dan
3) Koping individu, ketidakefektifan adalah ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadap stressor, pilihan respons untuk bertindak secara tidak adekuat, dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia.
Tujuan : pasien menunjukkan koping yang efektif.
Kriteria hasil :
pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk mengisi waktu luang.
mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping yang efektif.
menimbang serta memilih diantara alternative dan konsekuensinya.
berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
• Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan pandangan pemberi pelayanan kesehatan.
Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya,
memudahkan intervensi
• Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang realitas.
Rasional : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata
yang ada saat ini.
• Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif dari orang lain.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memberikan penguatan yang
positif.
• Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam memberikan dukungan emosional untuk pasien dan keluarga.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan
4) Proses keluarga, perubahan adalah suatu perubahan dalam hubungan dan/atau fungsi keluarga.
Tujuan : pasien dan keluarga memahami perubahan perubahan dalam peran
keluarga. Kriteria hasil :
- pasien/keluarga mampu mengidentifikasi koping.
- paien/keluarga berpartisipasi dalam proses membuat keputusan berhubungan dengan perawatan setelah rawat inap.
• Kaji interaksi antara pasien dan keluarga.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
• Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang mungkin menghambat pengobatan.
Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi.
• Diskusikan dengan anggota keluarga tentang tambahan ketrampilan koping yang digunakan.
Rasional : membantu keluarga dalam memilih mekanisme koping adaptif
yang tepat .
• Dukung kesempatan untuk mendapatkan pengalaman masa anak-anak yang normal pada anak yang berpenyakit kronis atau tidak mampu.
Rasional : memudahkan keluarga dalam menciptakan/memelihara fungsi
anggota keluarga.
5) Ketakutan adalah ansietas yang disebabkan oleh sesuatu yang dikenali secara sadar dan bahaya nyata dan dipersepsikan sebagai bahaya yang nyata. Tujuan : pasien akan memperlihatkan pengendalian ketakutan.
Kriteria hasil :
mencari informasi untuk menurunkan ketakutan.
menggunakan teknik relaksasi untuk menurnkan ketakutan.
• Kaji respons takut subjektif dan objektif pasien.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
• Berikan penguatan positif bila pasien mendemonstrasikan perilaku yang dapat menurunkan atau mengurangi takut.
Rasional : mempertahankan perilaku koping yang efektif.
• Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk
mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.
• Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi kecemasan.
6) Mobilitas fisik, hambatan adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih. Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil :
penampilan yang seimbang..
melakukan pergerakkan dan perpindahan.
mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan karakteristik :
0 = mandiri penuh
1 = memerlukan alat Bantu.
2 = memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran.
3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu. 4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
• Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
Rasional : mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah
karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.
• Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu. Rasional : menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.
• Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
Rasional : mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
• Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
Rasional : sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan