• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Sabun dengan Menggunakan Kulit Buah Kapuk (Ceiba petandra) Sebagai Sumber Alkali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Sabun dengan Menggunakan Kulit Buah Kapuk (Ceiba petandra) Sebagai Sumber Alkali"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 SABUN

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian [8]. Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung garam C16 dan C18 namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom

lebih rendah. Lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Lemak atau minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani ataupun nabati, lilin, maupun minyak ikan laut.Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat.Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.

Banyaknya prosuksi sabun cair di Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Produksi Sabun Cair di Indonesia Tahun 2001-2005

Tahun Frekuensi (kg) Nilai (Rp)

2001 415.064 2.324.356.000

2002 883.956 4.950.164.000

2003 989.098 5.322.156.000

2004 1.240.082 7.923.653.000

2005 7.245.937 29.295.886.000

[9]

(2)

Spesifikasi mutu sabun dapat di lihat pada tabel 2.2 berikut ini.

Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaoH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.

Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat.Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.

(3)

Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah : C12 – C18 Jika : < C12 : Iritasi pada kulit

> C20 : Kurang larut (digunakan sebagai campuran)

Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, gliserin, garam dan impurity lainnya. Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna [11].

2.2 JENIS – JENIS SABUN

Saat ini telah banyak ditemukan berbagai macam jenis bahan baku pembuatan sabun diantaranya dari daun-daun, akar, biji-bijian dan kacang-kacangan yang dapat di gunakan untuk membentuk sabun yang dapat membawa kotoran keluar dari pakaian.Sabun merupakan garam logam alkali (Na) dengan asam lemak dan minyak dari alam yang disebut trigliserida. Lemak dan minyak mempunyai dua jenis ikatan yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12 yang berikatan dengan gliserin. Secara umum reaksi antara kaustik dengan gliserol menghasilkan gliserol dan sabun yang disebut saponifikasi.

(4)

menghasilkan sabun cair sedangkan minyak dan lemak dengan kandungan asam lemak rantai panjang dan jenuh menghasilkan sabun keras.

Sabun merupakan salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari lemak dan minyak alami. Surfaktan memiliki sifat biopolar. Bagian kepala bersifat hidrofobik dan bagian ekor bersifat hidrofilik. Karena sifat inilah sabun dapat mengangkat kotoran dari dalam pakaian.

Adapun jenis-jenis sabun dan fungsinya adalah sebagai berikut 1. Sabun Transaparan menghilangkan bau pada tubuh. Sabun initidak dianjurkan untuk digunakan ada bagian wajah karena dapat menyebabkan iritasi.

3. Acne Soap

Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri ada jerawat. Seringkali sabun jerawat ini meyebabkan kulit kering bila penggunaanya di barengi denga penngunaan Acne lain yang menyebabkan terjadinya iritasi pada kulit. Sehingga sebaiknya menggunakan pelembab pada kulit [12].

4. Shaving Cream

Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium.Bahan dasarnya adalah campuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.

5. Sabun Cair

Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak nabati serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.

6. Sabun kesehatan

(5)

bebas dari bakteri adiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur. 7. Sabun Chip

Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan [11].

2.3 MINYAK DAN LEMAK

Minyak berdasarkan sumbernya dapat dikelompokan menjadi: 2.3.1 Minyak Hewani

Minyak hewani adalah minyak yang berasal dari lemak hewan, beberapa contoh minyak hewani

1. Minyak Tallow

Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industry pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titier (temperature solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan sapofikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dala pembuatan sabun cuci. Oleat dan strearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar 0,75 – 7,0 %. Titer pada tallow umumnya diatas 40 °C. Tallow dengan titer dibawah 40 °C dikenal dengan grease.

2. Minyak Lard

Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenih seperti oleat (60-65%) dan asam lemak jenuh seperti strearat (35-40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.

(6)

Minyak berasal dari mamalia laut (Paus) dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku. 2.3.2 Minyak Nabati

Minyak hewani adalah minyak yang berasal dari lemak hewan, beberapa contoh minyak nabati

1. Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow.Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarnajingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakansebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.

2. Minyak Kelapa

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalamindustri pembuatan sabun.Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi dagingbuah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi,terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

3. Minyak Zaitun

Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun.Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan.Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yangkeras tapi lembut bagi kulit [11].

2.4 MINYAK KELAPA SAWIT

Pohon kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang berasal dari Afrika Barat.Kelapa sawit memiliki Penggunaan sebagai makanan dan obat-obatan.Minyak sawit mentah (CPO) diperoleh dari buah pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis).Minyak ini kaya asam palmitat, carotene dan vitamin E. Minyak kelapa

(7)

guineensis).Lima terkemuka negara produsen adalah Indonesia, Malaysia, Thailand,

Kolombia dan Nigeria.Buah sawit menghasilkan dua jenis minyak, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dari minyak mesocarp kelapa sawit dan inti dari dalam kernel (PKO) [13].

Berikut data luas perkebunan besar kelapa sawit Indonesia tahun 2009-2013 Tabel 2.3 Data Luas Perkebunan Besar Kelapa Sawit Indonesia tahun 2009-2013 [9]

Tahun Produksi (1000 Ton)

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Hal tersebut dapat di lihat dari data tabel di atas yang setiap tahunnya menglami peningkatan. Sehingga pendirian industri sabun di Indonesia memiliki potensi yang sayang besar.

Adapun taksonomi dari tumbuhan kelapa sawit adalah:

Kingdom :Tumbuhan

(8)

terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak mengandung minyak [15].

Berikut ini adalah tabel komposisi asam lemak pada minyak sawit. Tabel 2.4 Komosisi Asam Lemak Pada Minyak Sawit.

Asam Lemak Indonesia Malaysia

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

(9)

(pericarp) dan inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang disebut pericarp, lapisan sebelah dalam disebut mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak mengandung minyak.

Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 % (terendah).

Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan nontrigliserida [11].

Berikut ini adalah tabel dari komposisi trigliserida dan tabel komposisi asam lemak dari minyak kelapa sawit.

Table 2.5 Komposisi Trigliserida Minyak Kelapa Sawit

Trigliserida Jummlah (%)

Tripalmitin 3 – 5

Dipalmito - Stearine 1 – 3 Oleo - Miristopalmitin 0 – 5

Oleo - Dipalmitin 21 – 43

Oleo - Palmitostearine 10 – 11

Palmito - Diolein 32 – 48

Stearo - Diolein 0 – 6

Linoleo - Diolein 3 – 12

(10)

Table 2.6 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit

Asam Lemak Jumlah (%) Rumus Molekul

Asam Kaprilat - C7H15COOH

Asam kaproat - C5H11COOH

Asam Miristat 1,1 – 2,5 C13H27COOH

Asam Palmitat 40 – 46 C15H31COOH

Asam Stearat 3,6 – 4,7 C17H35COOH

Asam Oleat 30 – 45 C17H33COOH

Asam Laurat - C11H23COOH

Asam Linoleat 7 – 11 C17H31COOH

[16]

2.5 SAPONIFIKASI

Sabun adalah garam alkali dari asam lemak dan dihasilkan menurut reaksi asam lemak. Basa alkali yang umum digunakan untuk membuat sabun adalah natrium(NaOH) dan amonia ((NH4OH) sehingga rumus molekul selalu dinyatakan

sebagai RCOONa, RCOOK atau RCOONH4.

Proses pembuaatan sabun dikenal dengan istilah saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (NaOH). Sabun terutama mengandung C12 dan C16 selain itu juga mengandung asam karboksilat.

Berikut merupakan reaksi saponifikasi:

[12]

(11)

Berdasarkan bahan baku yang digunakan untuk membuat sabun maka proses pembuatan sabun dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu proses saponifikasi trigliserida, netralisassi asam lemak dan proses saponifikasi metil ester asam lemak

2.6.1 Proses Saponifikasi Trigliserida

Proses ini merupakan proses yang paling tua diantara proses – proses yang ada, karena bahan baku untuk proses ini sangat mudah diperoleh. Trigliserida yang digunakan untuk proses ini dapat berupa minyak hewan, nabati maupun minyak ikan laut.

Tahap pertama dari proses ini adalah mereaksikan trigliserida dengan basa alkali sehingga akan menghasilkan sabun dan gliserol sebagai produk samping. Lebih dari 99,5 % lemak dapat disaponifikasi pada proses ini [12].

2.6.2 Proses Saponifikasi Metil EsterAsam Lemak

Proses ini hampir sama dengan proses saponifikasi trigliserida hanya saja pada proses ini menggunakan bahan baku metil ester dan basa alkali, selain itu proses ini uga menghasilkan metanol senagai produk sampingnya. Metil ester diperoleh dari hasil reaksi inter-seterifikasi trigliserida dengan metanol dengan bantuan katalis tertentu.

Metil ester yang telah diperoleh direaksikan dengan basa NaOH akanmenghasilkansabun dan metanol sebagai produk samping.

RCOOCH3 + NaOH RCOONa + CH3OH

(12)

[12]

2.7 FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROSES SAPONIFIKASI

1. Suhu Operasi

Proses saponifikasi trigliserida dapat berlangsung pada suhu kamar dan prosesnya sangat cepat berlangsung.

Ditinjau dari segi termodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini dapat dilihat dari persamaan Van`t Hoff :

keseimbangan), tetapi jika ditinjau dari segi kinetika, kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini dapat dilihat dari persamaan Arhenius berikut ini:

Dalam hubungan ini, k adalah konstanta kecepatan reaksi, A adalah faktor tumbukan, E adalah energi aktivasi (cal/gr mol), T adalah suhu (ºK), dan R adalah tetapan gas ideal (cal/gr mol.K). Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti harga k (konstanta kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah melebihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan reaksi K akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi penyabunan yang bersifat eksotermis [17]

2. Pengadukan

(13)

kedua reaktan ini diiamkan akan terbentuk dua lapisan dan reaksinya akan berlangsung lambat. Untuk menghindari hal tersebut maka pengadukan yang cukup kuat perlu dilakukan agar seluruh partikel dari reaktan dapat terdispersi satu sama lain dan dengan demikian laju reaksi akan semakin cepat.

3. Konsentrasi Reaktan

Dalam reaksi kimia, reaksi yang berlangsung cepat adalah pada saat awal terjadinya reaksi, karena terdapat banyak reaktan dan produk yang masih sedikit. Karena pada reaksi saponifikasi menghasilkan air sebagai produk samping yang dapat membuat laju reaksi akan semakin kecil, maka untuk menghindari hal tersebut dilakukan dengan cara melarutkan basa alkali dengan air yang secukupnya sehingga menghasilkan larutan basa yang pekat.

2.8 MEKANISME PEMBERSIHAN KOTORAN OLEH SABUN

Mekanisme Pembersihan Kotoran oleh Sabun Minyak atau lemak atau asam lemak sangat cocok untuk produk surfaktan karena stuktur molekulnya yang sangat spesifik. Bagian ekor hidrokarbon akan memiliki afinitas terhadap alifatik hidrokarbon dan senyawa rantai panjang lainnya, sedang karboksil akan memiliki daya tarik terhadap air [18]

Gambar 2.2 Gugus Ampibik Pada Sabun [18]

(14)

digunakan untuk melarutkan kotoran-kotoran pada kulit tersebut. Sabun memiliki gugus non polar yaitu gugus –R yang akan mengikat kotoran, dan gugus –COONa yang akan mengikat air karena sama-sama gugus polar. Kotoran tidak dapat lepas karena terikat pada sabun dan sabun terikat pada air [19].

2.9 KULIT BUAH KAPUK (CEIBA PETANDRA)

Tanaman kapuk randu (Ceiba petandra) merupakan tanaman perkebunan/industri. Tanaman ini mampu tumbuh dan berproduksi di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi serta dapat dikembangkan di lahan–lahan marjinal, kurang subur dan kurang sumber air. Peningkatan produksi kapuk berdampak positif pada peningkatan pendapatan petani dan nilai ekspor. Harga kapuk berkisar Rp6.000-Rp7.000/kg serat berbiji. Komoditas kapuk selain dibutuhkan pasar dalam negeri juga diekspor ke sejumlah negara Asia seperti India, Singapura dan AS. Selain itu, kapuk randu juga merupakan salah satu komoditi ekspor yang penting di Indonesia.

Gambar 2.3 Pohon Kapuk Randu (Ceiba Petandra L) [4]

(15)

Akan tetapi, saat sekarang ini produksinya sangat berkurang. Hal ini disebabkan karena jumlah tanaman kapuk randu yang sudah banyak ditebang untuk memenuhi kebutuhan yang lain misalnya sebagai bahan bangunan yang menggunakan kayu randu [20]. Selain hal tersebut kulit iji kapuk juga dapat digunakan sebagai sumber alkali alami yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun.

Gambar 2.4 Buah Kapuk (Ceiba Petandra) [4]

Kapuk merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang bermanfaat. Kapuk dapat menghasilkan serat, dapat digunakan untuk makanan ternak dalam kehidupan sehari-hari dan minyak bijinya dapat untuk industri,seperti pembuatan biodiesel. Pohonnya berdiri kokoh dapat mencegah pengikisan tanah oleh air (erosi) dan menjaga daerah aliran sungai. Tanaman ini tumbuh subur secara alami terdapat pada 16°LU di AS, terus ke Amerika Tengah sampai 16°LS di Amerika Selatan . [21] Adapun taksonomi dari tanaman kapuk ini, yaitu:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Dileniidae

Ordo : Malvales

Keluarga : Bombacaceae

(16)

Spesies : Ceiba Petandra L.Gaerth [22]

Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, jumlah produksi tanaman perkebunan rakyat kapuk randu di Indonesia terdapat pada tahun 2001, yaitu 91.200 ton. Data yang dihimpun jumlah produksi tanaman perkebunan rakyat kapuk randu pada tahun 2014 terakhir sekitar 58.200 ton atau terjadi penurunan yang cukup signifikan. [21]

Setelah mengalami proses pembakaran hingga menjadi abun, kapuk randu(Ceiba Petandra) mengandung beberapa senyawa alkali yang bermanfaat bagi kehidupan. Abu kulit buah kapuk randu yang lebih dikenal dengan istilah soda Q mengandung senyawa Kalium Karbonat (K2CO3) 50,78 %, Natrium Karbonat (Na2CO3) 26,27%, dan Natrium Hidroksida (NaOH) 4,37%. Data tersebut berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Sulfindo. Sampai sekarang abu kulit buah kapuk sebatas hanya digunakan untuk tambahan pada industri sabun dan soda kue, belum ada usaha yang mumpuni untuk memisahkan kalium dari soda Q padahal manfaat kalium cukup banyak salah satunya bahan dasar pembuatan pupuk [23].

Tabel 2.7 Kandungan Komponen Soda Q Pada Biji Kapuk

Parameter Unit Jumlah

(17)

Abu merupakan bahan anorganik yang tidak dapat dibakar dari sumber bahan bakar yang tersisa setelah melalui pembakaran sempurna dan mengandung fraksi mineral dari biomassa tersebut. Produk dasar biomassa menghasilkan residu abu, yang melibatkan proses termokimia yang meliputi pembakaran, pirolisis dan insinerasi dari biomassa tersebut [24].

2.10 KALIUM

Kalium/Potassium merupakan logam yang mempunyai berat molekul 39,1 gram/mol, titik didihnya 765,5 oC dan mempunyai titik leleh pada suhu 63,2 oC. Logam ini dapat larut dalam cairan amonia, etilendiamin, anilin, beberapa logam, membentuk paduan (alloys), dan larutan asam. Kalium sangat reaktif dengan kelembaban.Hal ini dapat menghasilkan larutan korosif saat kontak langsung dengan dengan air atau uap air. Reaksi ini sangat berbahaya karena melepaskan hidrogen dengan panas yang cukup besar dapat menyebabkan pengapian atau ledakan. Kalium juga sangat sensitif terhadap udara, Pembentukan peroksida dapat terjadi dalam wadah yang telah dibuka dan tetap dalam penyimpanan [25]

Gambar

Tabel 2.1 Produksi Sabun Cair di Indonesia Tahun 2001-2005
Tabel 2.2 Spesifikasi Mutu Sabun Mandi Cair Berdasarkan SNI 06 – 3532 – 1994
Tabel 2.3 Data Luas Perkebunan Besar Kelapa Sawit Indonesia tahun 2009-2013 [9]
Tabel 2.4 Komosisi Asam Lemak Pada Minyak Sawit.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari 230 kuisioner yang tersebar berhasil dikumpulkan sebanyak 218 kuisioner, namun yang memenuhi kriteria inklusi dan dapat dijadikan sampel penelitian hanya 193

kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker yang berkeliaran di

Tabel 5.4 Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat-Zat Gizi pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSU.. Dari

kegiatan olahraga dengan tingkat psychological well being Lansia di Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam tahun 2014. Ada hubungan antara tingkat

merencanakan penelitian untuk mengetahui “Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Penyakit Ginjal kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa implementasi audit internal masih belum sepenuhnya optimal dalam mendukung pelaksanaan angaran berbasis kinerja yang baik dan

Pengaruh Variabel Fitur Produk, Brand Association , dan Brand Loyalty terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan muatan standar nasional pendidikan dan standar pengelolaan pendidikan agama, secara sederhana dapat dinyatakan beberapa indikator dari layanan pendidikan