• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkehidupan bersama dengan manusia yang lain. Mereka sebagai individu yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkehidupan bersama dengan manusia yang lain. Mereka sebagai individu yang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki hak untuk hidup dan berkehidupan bersama dengan manusia yang lain. Mereka sebagai individu yang hidup berdampingan dalam suatu masyarakat tertentu, memiliki suatu hubungan hukum. Hubungan hukum tersebut menimbulkan suatu perikatan-perikatan antara satu individu dengan inividu lainnya, masyarakat dengan individu, maupun individu itu sendiri, maka dalam perikatan tersebut kemudian timbul adanya suatu hak dan kewajiban, dimana dengan hak inilah manusia akan dapat menilai mana yang benar dan mana yang batil.1 Kewajiban tersebut nantinya akan membatasi hak individu untuk melalukan sesuatu baik terhadap individu yang lain, maupun negara untuk kepentingan bersama warga negaranya sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.

Hak mampu didapatkan oleh individu dalam berbagai hal. Hak sendiri memiliki empat unsur utama yaitu subjek hukum, objek hukum, hubungan hukum yang mengikat pihak lain dengan adanya suatu kewajiban, dan perlindungan hukum yang mampu memayungi hak tersebut. Hak dilindungi oleh negara bagi warga negaranya terhadap segala sesuatu, termasuk hak yang didapatkan dari hasil pekerjaan atau hasil pikiran dan ide-ide yang dituangkan ke dalam suatu karya.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/hak, yang diakses pada tanggal 17 September 2014 pukul 14.50 WIB.

(2)

2

Indonesia melindungi hak tersebut dengan adanya suatu Hak Kekayaan Intelektual disingkat “HaKI” selanjutnya disebut “HKI”. HKI adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.2 Dalam konteks ini, perlindungan HKI diberikan bukan terhadap benda maupun karya-karya yang dihasilkannya, namun terletak pada perlindungan terhadap hak itu sendiri.

HKI di Indonesia terbagi dalam dua bagian, yaitu:3 1. Hak Cipta;

2. Hak Kekayaan Industri yang mencakup hak paten; a. Hak Desain Industri;

b. Hak Merek;

c. Hak Desain Tata Letak Sirkuti Terpadu; d. Hak Rahasia Dagang; dan

e. Hak Perlindungan Varietas Tanaman.

Hak kekayaan industri yang perlu diperhatikan lebih dalam hingga hari ini adalah perlindungan hak paten. Hak ini sudah ada dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten yang selanjutnya disebut UU Paten.

2 Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual Terbitan DJHKI Tahun 2010, hlm.2.

3 Usman Rahmadi, 2003, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, Alumni, Bandung, hlm.18.

(3)

3

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya.4 Paten merupakan hak khusus yang diberikan terhadap penemuan baru dalam bidang teknologi, perbaikan atas temuan yang sudah pernah ada sebelumnya, amupun menemukan suatu perbaikan terhadap teknologi yang sudah pernah dijalankan dalam tataran kerja tertentu, dalam jangka waktu tertentu yang mampu diterapkan dalam bidang industri.

Abraham Lincoln memberikan penjelasan mengenai paten sebagai berikut “...The patent system changed this; secured to the inventor, for a limited time, the exclusive use of his invention; and thereby added the fuel of interest to the fire ofgenius, in the discovery and production of new and useful things.”5

Bahwa pada dasarnya paten adalah suatu sistem, dengan sistem itu penemu serta penemuannya akan dilindungi untuk waktu tertentu. Penemu juga memiliki hak eksklusif atas apa yang ditemukannya tersebut, dengan demikian akan menambah semangat bagi penemu-penemu jenius untuk mengembangkan hasil temuannya, dalam hal penemuan baru dan hal-hal yang berguna lainnya.

Invensi dalam ketentuan UU Paten merupakan suatu “ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan

4 Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual Terbitan DJHKI Tahun 2010, Op.Cit., hlm.17. 5 Lecture on Discoveries and Inventions, http://www.abrahamlincolnonline.org/lincoln/

(4)

4

pengembangan produk atau proses.”6

Invensi dalam ketentuan UU Paten tidak dibatasi terhadap siapapun yang menemukan. Baik penemuan yang dihasilkan oleh seorang ahli di bidang teknologi, guru atau dosen, hingga penemuan oleh pelajar maupun mahasiswa serta masyarakat pada umumnya. Penemuan yang berasal dari mahasiswa dapat dijumpai dalam penelitian, kompetisi atau kontes teknologi, maupun dalam suatu pembuatan proyek teknologi. Kualitas penemuan dalam bidang teknologi oleh mahasiswa tersebut, selayaknya dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan dalam dunia industri sesuai dengan fungsinya.

Secara akademis, terdapat penemuan mahasiswa yang dipertanggungjawabkan dalam akhir masa pendidikan yang dapat disebut dengan karya akhir atau proyek akhir. Proyek akhir dijalankan oleh seorang mahasiswa untuk menempuh persyaratan kelulusan, dengan menciptakan suatu teknologi maupun memberikan perbaikan pada suatu teknologi yang sudah ada sebelumnya. Proyek akhir dijalankan oleh universitas dalam rangka melaksanakan prinsip Tridharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah melaksanakan kegiatan penelitian, sehingga proyek akhir merupakan salah satu jalan yang ditempuh oleh perguruan tinggi untuk meneliti, melakukan kegiatan ilmiah melalui penelitian yang ditempuh dalam beberapa jenjang. Jenjang pendidikan dalam perguruan tinggi tidak semuanya melakukan pembuatan proyek akhir, meskipun kegiatan penelitian atas hasil penelitian tetap dilaksanakan.

(5)

5

Salah satu perguruan tinggi yang saat ini masih menggunakan proyek akhir mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan adalah UGM, yang mewajibkan pembuatan proyek akhir pada jenjang diploma maupun sarjana, akan tetapi tidak diterapkan pada seluruh jurusan yang ada. Proyek akhir khususnya dikembangkan pada jurusan-jurusan tertentu yang mengarah pada perkembangan teknologi. Salah satunya adalah proyek akhir yang setiap tahun dibuat oleh mahasiswa semester akhir pada program studi Diploma Teknik Elektro dalam Sekolah Vokasi UGM.

Akhir dari pendidikan yang ditempuh oleh mahasiswa di tingkat Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM adalah mempertanggungjawabkan keilmuannya dengan menciptakan atau menyempurnakan hasil-hasil ciptaan maupun karya-karya teknologi. Hasil invensi di bidang teknologi tersebut dihasilkan setiap tahunnya oleh lebih dari 50 orang mahasiswa, sehingga dapat dibayangkan berapa jumlah hasil invensi mahasiswa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yang dihasilkan oleh institusi ini. Fakta tersebut membuktikan bahwa institusi ini memang berkompeten untuk menjalankan kegiatan pendidikan tinggi yang berbasis teknologi. Beberapa mahasiswa bahkan telah berhasil menciptakan teknologi yang dapat digunakan dengan baik dalam praktiknya untuk kegiatan industri dengan kualitas yang cukup baik. Ada pula mahasiswa yang mampu memperbaiki sistem teknologi yang sudah dijalankan saat ini, dengan cara-cara yang lebih mudah diterapkan untuk kemudian dimanfaatkan guna kehidupan industri negara, maupun masyarakat selaku konsumen yang memanfaatkan hasil teknologi industri untuk kehidupan mereka.

(6)

6

Sistem pembelajaran dengan pembuatan proyek akhir mahasiswa tersebut berjalan seiring dengan perkembangan teknologi modern saat ini, dimana teknologi dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan industri dalam dan luar negeri. Proyek akhir yang membanggakan tersebut selayaknya dapat dilindungi dari segi perawatan alat teknologinya, maupun haknya. Perlindungan alat dilakukan dengan cara-cara teknis sesuai dengan kegunaanya. Sedangkan perlindungan hak dapat melalui perlindungan HKI yaitu pada hak paten.

Proyek akhir mahasiswa yang dilindungi dengan hak paten dapat dikembangkan bersama sektor-sektor industri, dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa sekaligus universitas untuk mendapatkan keuntungan ganda, yaitu keuntungan yang berasal dari segi akademis dan ekonomi. Tetapi keuntungan tersebut tidak dapat diperoleh dengan cara yang sederhana. Proyek akhir mahasiswa yang akan dilindungi dengan hak paten kepemilikannya cukup terbatas, sehingga mahasiswa dimungkinkan tidak dapat seutuhnya memperoleh hak paten atas proyek akhirnya.

Oleh karena itu penelitian ini mengangkat judul “UPAYA PERLINDUNGAN HAK PATEN PROYEK AKHIR MAHASISWA DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA.”

(7)

7

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari usulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengapa proyek akhir mahasiswa Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM tidak atau belum dimohonkan hak patennya?

2. Bagaimana upaya untuk melindungi proyek akhir mahasiswa Diploma Teknik Elektro UGM yang berpotensi paten?

C. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini, maka peneliti memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor penyebab proyek akhir mahasiswa Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM tidak atau belum dimohonkan hak paten; dan

b. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi hasil proyek akhir mahasiswa Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM yang berpotensi untuk dimohonkan hak paten.

2. Tujuan Subjektif

Penelitian ini digunakan sebagai bahan penyusunan penelitian hukum yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Hukum UGM.

(8)

8

D. Keaslian Penelitian

Bahwasanya dalam usulan penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan dan berkaitan dengan pembahasan yang dimaksudkan oleh peneliti dalam penelitian hukum ini. Adapun penelitian-penelitiannya sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis oleh Yuliati tahun 2013 di Fakultas Hukum Brawijaya Malang, dengan judul “Aspek Perlindungan Hak Paten dan Hak Cipta untuk Hasil Penelitian di Perguruan Tinggi”

Skripsi tersebut membahas mengenai permasalahan perlindungan hukum atas hasil penelitian yang dilakukan oleh pengajar pada Perguruan Tinggi menurut regime perlindungan hak cipta dan hak paten, serta membahas mengenai penentuan hak atas pemanfaatan hasil penelitian yang dihasilkan oleh pengajar Perguruan Tinggi. Kesimpulan skripsi tersebut adalah pertama, pada permasalahan bahwa Perguruan Tinggi mempunyai peluang yang sangat besar untuk menghasilkan penelitian dan karya cipta yang mendapar perlindungan hukum HKI serta diperlukannya sosialisasi HKI yang berkesinambungan untuk mendapatkan pemahaman yang sama tentang HKI. Kedua, kesimpulan pada skripsi tersebut adalah perlu segera dibuat aturan yang jelas tentang hak dan kewajiban antara pengajar, mahasiswa dan fakultas dan atau Universitas dalam pemanfaatan secara ekonomis karya penelitian maupun karya cipta yang telah dihasilkannya sehingga dapat menguntungkan semua pihak.

(9)

9

Penelitian dalam penelitian hukum ini jelas berbeda dengan penelitian yang ditulis oleh Yuliati. Penelitian ini lebih fokus terhadap hak paten yang belum dilindungi spesifik terhadap proyek akhir mahasiswa semester akhir Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM Yogyakarta. Hasil analisis dari penelitian ini akan diketahui upaya untuk melindungi proyek akhir mahasiswa tersebut untuk didaftarkan dan memiliki hak paten.

2. Skripsi yang ditulis oleh Juliana Butabutar pada tahun 2001 pada Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan judul “Permintaan dan Perlindungan Paten Sebagai Karya Intelektual Mahasiswa”.

Pada skripsi tersebut dikemukakan permasalahan mengenai hak paten karya mahasiswa yaitu pertama, mengenai sejauh mana penerapan paten pada karya intelektual mahasiswa. Kedua, kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam permintaan paten oleh mahasiswa. Ketiga, permasalahan karya mahasiswa manakah yang dapat diberikan hak paten. Keempat, sejauh mana peranan lembaga universitas dalam rangka perlindungan paten karya intelektual mahasiswa tersebut.

Menjawab permasalahan di atas peneliti menjelaskan pertama, bahwa penemu yang berhasil menemukan suatu teknologi yang baru dapat mengajukan permohonan atas penemuan tersebut, untuk mendapatkan paten atas penemuannya itu. Atas paten penemuannya akan didapatkan suatu perlindungan hukum yang jelas terhadap penemuannya dan mendapatkan keuntungan di bidang ekonomi termasuk penemuan yang berasal dari mahasiswa. Kedua, pada kenyataannya jumlah pedaftaran paten yang

(10)

10

diajukan mahasiswa tidak dapat dipantau dengan jelas, karena untuk mengajukan paten tersebut diperlukan KTP dan status seseorang sebagai mahasiswa tidak terlalu diperhatikan. Peneliti tersebut juga menilai bahwa secara keseluruhan penerapan HKI di Indonesia memang tergolong buruk. Ketiga, menurutnya karya mahasiswa yang dapat diberikan paten pada umumnya adalah penemuan-penemuan yang memenuhi syarat diberikannya paten sesuai dengan Undang-Undang paten yang berlaku sebelum perubahan pada saat skripsi oleh peneliti tersebut disusun. Pasal 2 butir (1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997 memberikan syarat pemberian hak paten yaitu penemuan yang baru, mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan ke dalam industri. Keempat, peranan lembaga universitas dalam rangka perlindungan paten karya mahasiswanya adalah membentuk suatu pusat perlindungan HKI. Pusat perlindungan dalam hal ini dapat berbentuk badan hukum atau lembaga yang berasal dari universitas bersangkutan, yang mempunyai fungsi perlindungan HKI hasil penemuan sivitas akademikanya. Skripsi tersebut berbeda dengan pemikiran peneliti dalam penelitian hukum ini. Fokus dalam penelitian ini justru dalam rangka mengupayakan agar proyek akhir mahasiswa dapat digunakan, dipertanggungjawabkan serta diberikan hak paten agar dapat digunakan sebaik mungkin bagi perkembangan teknologi yang lebih baik bagi Indonesia.

(11)

11

E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini termasuk dalam pelaksanaan Dharma Penelitian. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan penjelasan dan pemahanan lebih mendalam mengenai perlindungan hukum HKI khususnya berkaitan dengan hak paten proyek akhir mahasiswa Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM. Harapan peneliti, ke depan penelitian ini dapat dijadikan pedoman penelitian mengenai hak paten pada penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis bagi:

a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pendalaman pengetahuan akan pentingnya perlindungan hak paten bagi dunia pendidikan khususnya dalam bidang teknologi, sehingga ke depan dunia pendidikan bersama masyarakat mampu berkembang dengan teknologi-teknologi yang lebih mutakhir; dan b. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan pemikiran maupun saran yang membangun, bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang HKI lebih khususnya yang membahas mengenai hak paten bagi kepentingan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

pertumbuhan bakteri dengan spektrum yang luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang telah diwakilkan oleh kedua bakteri uji

• Pengembangan modul Penanganan Kasus kekerasan terhadap PRT dan PRTA untuk Polisi dan pelatihan bagi polisi dari unit perlindungan perempuan dan anak.. • Terbentuknya

Proses representasi pada sebuah karya fotografi berawal dari sesuatu yang sebelumnya ada atau sedang terjadi (obyek-realita), dipindahkan dalam suatu proses mekanik

k) Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 Tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung. l) Peraturan Menteri

Kekurangan dalam membeli makanan panas dan berkuah di pinggir jalan (umumnya kaki lima) terjadi ketika banyak pembeli yang memesan, pedagang dituntut untuk sigap

A1, A4, A5, B1, B2, B3 6 6 Mengidentifikasi peran bahasa dalam pembangunan bangsa Peran bahasa dalam pembangunan bangsa Ceramah dan Diskusi Ketepatan resume,

1) Character, merupakan keadaan watak/sifat, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Ini dapat dilihat dengan meneliti riwayat hidup nasabah, reputasi

Apakah Bapak mempunyai anak kandung laki-laki atau perempuan yang sekarang masih hidup tetapi tidak tinggal bersama Bapak?. Berapa jumlah anak laki-laki yang tinggal