• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan akal pikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang. Pendidikan juga merupakan usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan yang baik, kita akan mudah mengikuti perkembangan jaman dimasa yang akan datang khususnya perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) .

Matematika sebagai salah satu ilmu pendidikan telah banyak berkembang dewasa ini.Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menemukan dan menggunakan rumus yang dapat menunjang pemahaman konsep siswa kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.Belajar matematika tidak cukup hanya mengenal konsep, namun dapat mempergunakan konsep tersebut untuk menyelesaikan masalah baik masalah yang berhubungan dengan matematika ataupun masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Matematika bagi sebagian besar siswa dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami, sebab matematika selalu dihubungkan dengan angka dan rumus.Hal tersebut merupakan salah satu penyebab bahwa

(2)

prestasi belajar matematika belum memuaskan. Pernyataan tersebut didukung dari kenyataan yang ada dilapangan yaitu berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika pada tanggal 27 agustus 2014 yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di SMK Miftahul Huda Rawalo kelas MM (Multimedia) tergolong rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.

Menurut Sudjana (2010) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.Beberapa penyebab kurangnya prestasi belajar matematika kelas X MM (Multimedia) yaitu siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan karena munculnya rasa bosan dengan pembelajaran yang monoton yaitu lebih banyak di dominasi oleh guru, selanjutnya siswa tidak menyukai matematika karena menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dimengerti. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa dan penguasaan materi matematika siswa masih kurang. Karena nilai yang di peroleh belum memenuhi batas minimal yaitu 65 dan ketuntasan 80% dari keseluruhan. Dari pengamatandisimpulkan adanya permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan rumus-rumus matematika sehingga kurang mampu menggunakan rumus-rumus tersebut dalam memecahkan soal-soal terutama soal-soal yang tidak bisa di selesaikan dengan rumus-rumus yang tersedia, selain itu siswa kurang mampu memanipulasi rumus-rumus atau menurunkan rumus lain dari rumus-rumus yang telah diketahui. Permasalahan yang terjadi itu karena siswa tidak melakukan pembelajaran untuk memahami

(3)

tetapi hanya suka mengerjakan latihan yang sama seperti pada contoh sehingga pembelajarannya menjadi tidak bermakna.

Ausubel (Dahar, 1989) menjelaskan bahwa pembelajaran yang bermakna dalam diri siswa akan tertanam lebih lama dalam memori otak, karena pembelajaran ini akan menanamkan pemahaman yang mendalam. Berdasarkan pernyataan tersebut dapatlah dikemukakan bahwa pembelajaran matematika dilakukan dengan memberdayakan siswa dengan menggunakan otaknya untuk memberikan gagasan-gagasannya menerapkan konsep yang di pelajari berdasarkan fakta/secara real, hal ini akan mendorong siswa untuk merasa ingin tahu serta selalu menggali informasi berdasarkan pemahamannya, dengan demikian pembelajaran akan menjaditerus menerus sepanjang hayat.

Menurut pendapat guru matematika yang diperoleh melalui wawancara pada saat melakukan observasi, faktor yang mempengaruhinya yaitu siswa kurang memahami materi matematika yang disampaikan guru. Siswaterlihat kurang antusias atau bosan pada saat mengikuti pembelajaran matematika, sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi yang telah disampaikan guru. Lemahnya pemahaman siswa akan mengakibatkan penurunan terhadap hasil belajar siswa, hal ini terbukti pada saat penulis menanyakan kepada siswa soal jawaban ulangan harian matematika yang penulis berikan dan ternyata masih banyak juga yang salah, karena menurut beberapa siswa soal yang diberikan berbeda dengan contoh-contoh yang diajarkan oleh guru matematika. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas X

(4)

MM(Multimedia) SMK Miftahul Huda, bahwa guru masih menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab) dalam menyampaikan materi matematika. Guru belum menerapkan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif dan kreatif untuk dapat lebih memahami, khususnya sepertikurikulum 2013 yang diterapkansekarang, dari wawancara gurukepada peneliti, banyak guru yang belum memahami penerapan secara langsung mengenai kurikulum 2013, apalagi yang berhubungan dengan penggunaan alat peraga untuk digunakan langsung yang sesuai dengan kurikulum 2013, dengan alasan belum ada panduan atau buku paket materi untuk tingkatan SMK.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka permasalahan yang muncul pada proses kegiatan belajar mengajar yaitu ketidakaktifan siswa yang berdampak pada kurangnya prestasi belajar siswa yang dilihat dari hasil tes yang peneliti buat pada saat observasi. Pembelajaran yang kurang tepat memungkinkan siswa sulit untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru.

Dalam pembelajaran, pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Dengan demikian, cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama berperan penting dalam matematika. Dari cara kerja matematika tersebut diharapkan akan terbentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada peserta didik. Untuk meningkatkan kemampuan

(5)

pemahaman konsep maka peneliti mencoba menerapkan pembelajaran discovery diharapkan agar siswa dapat lebih memahami konsep pembelajaran khususnya matematika.

Menurut Markaban (2006) Discovery adalah proses mental untuk menemukan suatu konsep dan prinsip, proses mental yang di maksud adalah mengamati, menggolong – golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur dan membuat kesimpulan.Pembelajaran Discovery adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.

Pembelajaran Discovery merupakan salah satu pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Pembelajaran Discovery ini mempunyai langkah – langkah yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa diantaranya : 1) Siswa diberikan permasalahan untuk kemudian oleh siswa di analisis, hal ini akan melatih siswa dalam memahami setiap masalah yang dihadapinya; 2) Menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis, dari kegiatan ini siswa di latih untuk merencanakan cara penyelesaian; 3) Menguji kebenaran konjektur, dalam proses pengujian konjektur siswa melaksanakan rencana penyelesaian dalam proses pemahaman konsep; 4) Setelah konjektur dimungkinkan benar, siswa memeriksa kembali tentang kebenaran konjektur tersebut dengan menerapkan konjektur tersebut pada soal yang diberikan oleh guru. Hal ini penting agar siswa terbiasa mengoreksi kembali kebenaran dari hasil yang mereka kerjakan agar dapat diketahui pemahaman yang telah mereka kerjakan

(6)

Berdasarkan latar belakang tersebut timbul gagasan bagaimana bila pembelajaran Discovery diterapkan pada mata pelajaran matematika. Upaya ini perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran Discovery di SMK Miftahul Huda Rawalo kelas X MM (Multimedia).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka permasalahan yang muncul yaitu apakahpembelajaran Discovery dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X MM (Multimedia) SMK Miftahul Huda Rawalo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMK Miftahul Huda KelasX MM (Multimedia) melalui pembelajaran Discovery.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dunia pendidikan, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan pembelajaran

(7)

2. Bagi siswa

a. Siswa mendapat pengalaman baru dengan diterapkanya pembelajaran Discovery.

b. Siswa lebih mudah memahami materi matematika .

3. Bagi guru

a. Meningkatkan keterampilan menggunakan pembelajaran Discovery yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

b. Sebagai informasi bagi guru tentang prestasi belajar matematika yang dimiliki siswa.

4. Bagi sekolah

a. Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran matematika.

Referensi

Dokumen terkait

Metode kepustakaan ini penulis gunakan untuk meneliti tentang konsep guru yang ikhlas dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menurut Imam Al- Ghazali yang ditunjang dengan buku-buku

Selain itu menurut Dahar (Rara, 2016, hlm 4) yaitu kebanyakan siswa memahami konsep matematis yang baru tanpa didasari pemahaman mengenai konsep matematika

Menurut Sukamto (2012:11) bahwa pemahaman konsep yaitu kemampuan seseorang dalam mengkonstruk atau menyusun suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika diantaranya siswa dapat: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan

Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan

Melihat data survei (Ruhaena, 2012) dan mengamati kondisi di lapangan, maka penulis menemukan permasalahan bahwa pengembangan kemampuan literasi awal berorientasi pada

Tinjauan pustaka yang menjadi acuan analisa penelitian adalah mengenai konsep Kepailitan, Pelaksanaan Prinsip Tata Kelola Perseroan yang Baik (Good Corporate Governance)

b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep yang dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dengan kartu variabel pada