• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DAN PERILAKU SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Pada WANITA DEWASA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DAN PERILAKU SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Pada WANITA DEWASA DINI"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Ni Putu Okky Martha K NIM: 039114091

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Ni Putu Okky Martha K NIM: 039114091

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii

DEWASA DINI

Oleh :

Ni Putu Okky Martha Koesumasari NIM : 039114091

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Skripsi Tanggal, 22 Agustus 2009

(4)

iii

DEWASA DINI

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Ni Putu Okky Martha Koesumasari

NIM : 039114091

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 07 September 2009 Dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan Panitian Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Aquilina Tanti Arini S.Psi.,M.Si. ... Sekretaris : Dr. Tjipto Susana, M.Si. ... Anggota : P. Henrietta PDADS., S.Psi. ...

Yogyakarta, 28 September 2009 Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

(5)

iv

Dhiyo Yo Nah Pracodayat

(Gayatri Mantra)

Ya Tuhan, Penguasa Tiga Dunia

Engkau Maha Suci

Sumber Segala Kehidupan

Sumber Segala Cahaya

Semoga...

Dia Melimpahkan Penerangannya

Pada Nurani Kita

Dengan Cahayanya Yang Suci

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

(6)

v

tidak memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Penulis,

(7)

vi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara pengetahuan kanker payudara dan perilaku SADARI pada wanita dewasa dini. Berdasarkan Model Keyakinan Kesehatan, pengetahuan dapat mendorong munculnya perilaku menjaga kesehatan, yaitu ketika individu memiliki pengetahuan yang baik akan kanker payudara maka ia akan mengambil tindakan menjaga kesehatan. Deteksi dini kanker payudara yang digunakan dalam penelitian ini adalah SADARI.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari 80 subjek wanita dewasa dini yang berusia antara 20-40 tahun dan terdaftar sebagai mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Yogyakarta. Skala pengetahuan kanker payudara dan skala perilaku SADARI digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. Koefisien reliabilitas pada skala pengetahuan kanker payudara sebesar 0,761. Validitas skala pengetahuan kanker payudara diperoleh lewat professional judgementdan berdasarkan criteria yaitu yang memiliki indeks daya beda aitem≥ 0,30.

Uji hipotesis ini dilakukan menggunakan dengan teknik korelasi Product Moment Pearson. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,256 dengan taraf signifikansi sebesar 0,011 (p<0,05). Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI.

Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku SADARI, Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu

(8)

vii

This research has an aim to examine whether or not there is any relationship between breast cancer knowledge and breast self examination among early adulthood women. Based on Health Belief Models, knowledge can motivate health protective behaviour, when a person has a good knowledge of breast cancer, he or she will take good step of health protective behaviour. Breast cancer early detection, which was used in this research is SADARI.

The data in this research was gained from 80 early adulthood women on range age between 20-40 years who are registered as students of University of Health Education in Yogyakarta. Breast cancer knowledge scale and breast self examination scale were employed in this research as tools to collect the data. Reliability coefficient in breast cancer knowledge is 0,761. The validity of breast cancer knowledge scale was gained through professional judgement and based on criteria which have an item discrimination index≥0,30.

This examination hypothesis was done by correlation technique of product moment pearson. Based on the result, the coefficient reliability (r) was obtained 0,256 with significant level 0,011 (p<0,05). The data analisys result shows that there is possitive relationship between breast cancer knowledge and breast self examination.

Key words : Knowledge, BSE (Breast Self Examination), Early Adulthood

(9)

viii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ni Putu Okky Martha Koesumasari

NIM : 039114091

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan Antara Pengetahuan Kanker Payudara Dan Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Pada Wanita Dewasa Dini.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 28 September 2009

Yang menyatakan

(10)

ix

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas lindungan, bimbingan dan kasih sayang yang begitu luar biasa hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi yang berjudul ”Hubungan Antara Pengetahuan Kanker Payudara dan Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Pada Wanita Dewasa Dini” ini diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut memberikan dukungan, semangat dan bantuan hingga selesainya skripsi ini :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas ijin yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

2. Ibu Aquilina Tanti Arini, S.Psi.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan kesungguhannya membimbing dan mendorong hingga skripsi ini selesai. Terimakasih banyak ya bu....

(11)

x menempuh bangku perkuliahan.

6. Seluruh Staff Fakultas Psikologi : Mas Muji, Ma Gandung, Mas Doni, Bu Nanik atas keramahan dan bantuan selama mengikuti studi di Fakultas Psikologi.

7. Bapak Prof. Dr. Dr. Wasilah Rochmah, Sp, PD, (K), Ger. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

8. Bapak dr. H. Muharso SKM selaku Ketua STIKES RESPATI Yogyakarta yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.

9. Ibu Siwi Purwanti, Amd, selaku sekertaris ketua STIKES RESPATI Yogyakarta yang banyak membantu dalam proses penelitian.

10. Ibu Dr. Fransiska Lanni, MS, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIKES RESPATI Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kelancaran selama melakukan penelitian.

11. Seluruh subjek penelitianku di STIKES ’AISYIYAH dan STIKES RESPATI, terimakasih banyak telah membantu penulis dalam proses penelitian, makasie yah....

(12)

xi

tempat curhatku...Makaci ya dek...Mbak sayang adek..

15. Some_One, yang senantiasa memberikan dorongan doa, semangat yang luar biasa kepada penulis. Kesetiaan, kesabaran, kasih sayang dan kebersamaan kita selama ini...Makasi banyak ngih Wie...

16. Teman seperjuanganku, Nat & Ko2, Iyin, Krista, Risa, Wahyoe, Nonik, Dvita, Injung, Melati, Melan, Meidi, Agata Dewan Ayu, Mbak Dian, mb Mita, mb Nining makasih atas kebersamaan kita selama ini. Makasih juga atas masukan, kritikan dan nasehat apapun wat penulis. Kalian adalah teman terbaikku.... 17. Teman-teman di Kos Rosari, Dek Eyak & Dek Kaka, Eyindut, Mbah utie,

Tante krebo Agnes, Tante Debho, Dek Nong Ndut , terimakasih telah menjadi sahabat yang menyenangkan...Sukses untuk kita semua...

18. Teman-teman KMHD Swastika Taruna, Oming Mena, Dek Rita, Toa, Dek Gading, Ketut Herni, dan semuanya,,,semoga tetap solid walaupun dalam keminoritasan...semangat!!!

19. Bli Pande, Serlin, Bli dewa, Bli Kiki, Bli Cok dan Mbok Prita, yang sudah berbagi keceriaan.

(13)

xii Pokoknya kita jaga kebersamaan kita ya...

22. Cewek-cewek Wisma Sukses, Yumitun, Mbak Amy, Mbak Utet, Dek yayaz, Nduk Nia, Teh Monic, Mbak Linda, Ziipo, Mbak Citra, Lia, Narti, Mbak Nita, Mbak IJ, aku salut dengan kalian semua....hidup Wisma Sukses!!!!

23. Pihak lain yang belum disebutkan.

Harapan dan doa penulis, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian hari. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

(14)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACK... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... viii

KATA PENGANTAR... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kanker Payudara... 8

1. Pengertian Kanker Payudara... 8

(15)

xiv

1. Pengertian Deteksi Dini... 11

2. Metode Deteksi Dini Kanker Payudara... 11

3. Pedoman Pemeriksaan Payudara Sendiri... 13

4. Petunjuk Melakukan SADARI... 13

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku SADARI... 14

C. Wanita Dewasa Dini... 17

1. Pengertian Dewasa Dini... 17

2. Ciri-ciri Dewasa Dini... 18

3. Tugas-tugas Perkembangan... 19

D. Pengetahuan... 20

1. Pengertian Pengetahuan... 20

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 20

3. Tingkat Pengetahuan... 21

4. Pengetahuan tentang Kanker Payudara... 22

E. Hubungan Antara Pengetahuan Kanker Payudara Dan Perilaku SADARI Pada Wanita Dewasa Dini... 24

F. Hipotesis... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26

(16)

xv

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 31

G. Persiapan Penelitian... 33

H. Metode Analisis Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘AISYIYAH... 38

B. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RESPATI... 39

C. Pelaksanaan Penelitian... 41

D. Hasil Analisis Data... 42

E. Pembahasan... 49

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 54

B. Saran... 54

(17)
(18)

xvii

2. Skala Pengetahuan Kanker Payudara Penelitian... 35

3. Deskripsi Data Penelitian... 42

4. Hasil Uji Normalitas... 44

5. Hasil Uji Linearitas... 45

6. Tabel Korelasi Product Moment Pearson... 45

7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Kanker Payudara... 47

8. Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Kanker Payudara... 47

9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku (SADARI)... 48

(19)

xviii LAMPIRAN 2 Hasil Uji Coba

LAMPIRAN 3 Reliabilitas Alat Ukur LAMPIRAN 4 Skala Penelitian LAMPIRAN 5 Hasil Penelitian LAMPIRAN 6 Hasil Uji Normalitas LAMPIRAN 7 Hasil Uji Linearitas LAMPIRAN 8 Hasil Uji Korelasi

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Kanker merupakan suatu penyakit pertumbuhan sel yang tidak terbatas pada organ tempat asal tumbuhnya, tetapi dapat menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada penderitanya (Sukardja, 2000).

Kanker payudara merupakan kanker pada wanita dengan jumlah terbanyak di negara barat, seperti di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Di Amerika Serikat, jumlah penderita kanker payudara ± sebanyak 100 per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Pada tahun 2004, jumlah wanita yang menderita kanker payudara di Amerika Serikat mencapai 215.900, dan 40.110 wanita telah meninggal dunia. Di Eropa Barat, jumlah penderita kanker payudara ± sebanyak 50-75 per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Di Indonesia setiap tahunnya ada 100 wanita dari 100.000 penduduk yang terkena kanker payudara (Djoerban, 2004).

Berdasarkan survey Rumah Tangga pada beberapa Rumah Sakit dan pencatatan hasil pemeriksaan patologi, frekuensi kanker payudara pada wanita di Inonesia menempati peringkat tertinggi nomor dua setelah kanker mulut rahim (”Deteksi Dini”,1999). Kanker ini biasanya menyerang wanita muda atau dewasa berusia 20 sampai 29 tahun dan penderita terbanyak adalah berusia 35 sampai 50 tahun. Menurut Yuliani (2000), kanker payudara pada umumnya terjadi pada

(21)

kaum wanita, akan tetapi pria dapat juga terkena. Perbandingan penderita kanker payudara antara pria dan wanita adalah 1:100, artinya setiap 100 orang wanita penderita kanker payudara, ada 1 orang pria yang terkena kanker payudara.

Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, hanya disebutkan bahwa peran hormon estrogen banyak berpengaruh pada terjadinya kanker payudara. Kira-kira sebesar 10% kanker payudara dapat diturunkan pada keluarga (Aryandono, 1999). Akan tetapi faktor risiko tinggi kanker payudara ini, diantaranya wanita di atas 30 tahun, sudah menikah, menikah tapi tidak mempunyai anak, masa menyusui yang singkat atau tidak pernah menyusui sama sekali, menstruasi pada usia yang sangat muda, menopause yang lambat, riwayat keluarga menderita kanker, riwayat trauma kanker payudara (“Kanker Payudara”, 2001).

Wanita pada umumnya mengutamakan faktor genetik dan meremehkan pola hidup atau kebiasaan yang salah. Pola hidup dan kebiasaan yang memunculkan kanker payudara diantaranya mengkonsumsi makanan yang berlemak, mengkonsumsi obat-obat hormonal, mengkonsumsi alkohol, jarang melakukan olahraga, serta kurang istirahat. Selain itu, perilaku menunda kehamilan atau tidak menyusui juga banyak dilakukan oleh wanita dewasa dini demi perkembangan karier mereka (Dipiro & Joseph, 2005).

(22)

dalam membuat keputusan yang menyangkut dengan karier yaitu kesibukan bekerja atau kesibukan akademis seperti perkuliahan terkadang membuat wanita melupakan kesehatannya sehingga tidak jarang dapat terserang kanker.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka akan timbul berbagai efek hormonal yang menyebabkan wanita rentan terhadap kanker payudara sehingga risiko untuk terkena kanker payudara akan semakin tinggi. Oleh karena itu, wanita dewasa dini hendaknya mengenal tanda-tanda awal kanker payudara dan sangat dianjurkan bagi wanita mulai usia 20 tahun untuk memeriksa payudara sendiri sebagai langkah awal deteksi dini (Yuliani, 2000). Usia 20 tahun merupakan usia yang efektif untuk melakukan deteksi dini. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa banyak kanker payudara ditemukan secara tidak sengaja. Jika ini dapat diubah menjadi perilaku yang dilakukan secara rutin dan berkala maka kanker payudara dapat dideteksi secara dini.

Deteksi dini merupakan usaha pencegahan dengan melakukan pemeriksaan yang bertujuan untuk menemukan tanda-tanda dini kanker payudara pada kelompok tanpa gejala atau keluhan (Sukardja, 2000). Deteksi dini menjadi cara yang paling efektif menekan angka kematian karena kanker payudara dan dapat memberikan harapan hidup yang lebih lama. Melalui deteksi dini, keberadaan sel kanker lebih cepat diketahui sehingga terapi yang paling tepat dapat dilakukan.

(23)

payudara sendiri (SADARI) dilakukan sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang diberikan. Dilakukan tiap bulan setelah menstruasi mulai usia 20 tahun. Pemeriksaan klinis payudara dilakukan oleh tenaga kesehatan misalnya dokter spesialis bedah, dokter umum, atau perawat terlatih. Pemeriksaan ini dilakukan oleh wanita di atas 40 tahun dengan melakukan check up rutin. Mammografi adalah pemeriksaan radiodiagnostik khusus dengan mempergunakan teknik foto

“soft tissue”pada payudara. Pemeriksaan ini dipergunakan pada program skrining karena mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang tinggi sekitar 80-90% (”Deteksi Dini”,1999).

Banyak faktor yang menyebabkan kelambatan deteksi sehingga membuat wanita dewasa dini merasa ragu untuk melakukan pemeriksaan dini terhadap kanker payudaranya, antara lain tidak tahu atau kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang memperhatikan payudara, takut operasi, lebih percaya pada dukun atau paranormal, faktor ekonomi (tidak memiliki biaya), dan faktor psikologis misalnya rasa malu untuk memperlihatkan payudara (”Kanker Payudara”, 2001).

Di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta, peneliti mendapatkan dua penelitian yang menunjukkan ada dan tidaknya hubungan antara pengetahuan dan deteksi dini kanker. Hasil penelitian Untari (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan deteksi dini, sedangkan penelitian Tyastuti (2001) menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dan deteksi dini.

(24)

Pada penelitian Tyastuti (2001), jenis kankernya adalah kanker serviks uteri dan deteksi dini yang digunakan adalah pap smear. Penelitian Tyastuti (2001) menemukan tidak ada hubungan antara pengetahuan kanker serviks uteri dengan perilaku upaya pap smear di Kelurahan Brontokusuman Yogyakarta. Walaupun subjek sebagian besar memiliki pengetahuan yang benar tentang kanker serviks uteri, tetapi mereka jarang melakukan Pap Smear. Hal ini disebabkan karena berbagai alasan diantaranya tempat pemeriksaan jauh dari rumah, malas, takut, tidak punya uang dan tidak tahu apa itu Pap Smear. Pap smear tidak dapat dilakukan sendiri oleh penderitanya karena pemeriksaan membutuhkan alat-alat kedokteran khusus, yaitu menggunakan alat yang bernama servical brush (sikat serviks). Seluruh permukaan serviks uteri diusap, lalu usapan yang mengandung sel-sel epitel atau selaput lendir dioleskan pada kaca periksa kemudian dimasukkan ke dalam cairan pengawet (alkohol) yang selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop (”Deteksi Dini”, 1999). Pada penelitian Untari (2006), jenis kankernya adalah kanker payudara dan deteksi dini yang digunakan adalah SADARI. SADARI merupakan cara yang sederhana, murah (gratis), dan cukup akurat untuk mendeteksi kanker payudara secara awal (”Penanggulangan Kanker”, 1999).

(25)

dilatarbelakangi oleh pendidikan subjek yang sebagian besar sarjana. Dari perkumpulan pengajian ini, subjek banyak mendapatkan sumber informasi kesehatan melalui penyuluhan kesehatan salah satunya tentang kanker payudara. Maka tidak heran bahwa subjek memiliki pengetahuan yang benar tentang kanker payudara. Selain itu, status mereka yang sudah menikah membuat mereka lebih termotivasi untuk melakukan SADARI karena pertimbangan manfaat terutama bagi kesehatan jangka panjang.

(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan sebuah masalah, yaitu : Apakah ada hubungan antara pengetahuan akan kanker payudara dan perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada wanita dewasa dini?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan akan kanker payudara dan perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada wanita dewasa dini?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi untuk psikologi kesehatan yaitu tentang hubungan atara pengetahuan kanker payudara dan perilaku SADARI.

2. Manfaat Praktis

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara

1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang tidak terbatas pada organ tempat asal tumbuhnya, tetapi dapat menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh. Kanker merupakan jenis tumor ganas yang berbahaya. Kanker payudara adalah kanker yang berkembang dari sel-sel di payudara. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada penderitanya (Sukardja, 2000).

2. Faktor Risiko Kanker Payudara

Ada segolongan wanita yang dianggap mempunyai risiko lebih tinggi untuk mendapatkan kanker payudara. Menurut American Cancer Society (2006), faktor risiko kanker payudara dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Faktor risiko kanker payudara yang tidak dapat diubah, antara lain:

1) Jenis kelamin, dimana wanita memiliki potensi lebih besar terkena kanker payudara daripada pria.

2) Usia, dimana angka kejadian kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Angka kejadian meningkat pada wanita berusia di atas 30 tahun. Akan tetapi angka rata-rata kejadian kanker payudara terjadi pada wanita dengan usia 60 tahun.

(28)

3) Faktor genetik, faktor genetik didorong oleh kecenderungan familial yang kuat. Sekitar 5-10% dari kanker payudara terjadi akibat adanya kelainan genetik yang diturunkan oleh anggota keluarga.

4) Riwayat kanker keluarga, kanker payudara ditemukan pada wanita yang memiliki keluarga dengan sejarah penderita kanker payudara. Biasanya generasi pertama ibu atau saudara perempuan.

5) Riwayat kanker individu, wanita yang pernah terkena atau menderita kanker payudara sebelumnya pada salah satu payudaranya, memiliki risiko terkena kanker pada payudara yang lain.

6) Ras, wanita kulit hitam pada umumnya memiliki insidensi kanker payudara yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita kulit putih. 7) Memiliki siklus menstruasi yang panjang (permulaan menstruasi cepat

tetapi menopause lambat terjadi).

8) Wanita yang pernah mendapatkan terapi radiasi pada organ dada termasuk payudara sebelum usia 30 tahun atau secara intensif mendapatkan terapi radiasi. Misalnya pada penderita tubercolusis atau kanker lain, diketahui bisa meningkatkan resiko terkena kanker payudara.

(29)

b. Faktor risiko kanker payudara dan pola hidup yang dapat diubah, antara lain: 1) Wanita yang tidak pernah mengalami kehamilan sehingga tidak memiliki

anak dan melahirkan di atas usia 30 tahun memiliki potensi lebih besar terkena kanker payudara.

2) Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan misalnya pil kontrasepsi dan obat-obatan yang menurunkan tekanan darah bisa memperbesar risiko terkena kanker payudara.

3) Wanita dengan masa menyusui yang singkat bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

4) Wanita yang mengkonsumsi alkohol memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak mengkonsumsi alkohol. 5) Wanita yang mengkonsumsi makanan lemak tinggi lebih sering menderita

kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang mengkonsumsi makanan lemak rendah.

6) Wanita yang memiliki berat badan lebih (obesitas) memiliki risiko terkena kanker payudara.

3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

(30)

puting susu, perubahan pada puting susu seperti gatal, terbakar, rasa sakit pada tumor yang sudah berkembang (“Segala Sesuatu”, 1996).

B. Perilaku SADARI sebagai salah satu perilaku deteksi dini kanker payudara

1. Pengertian Deteksi Dini

Deteksi dini adalah usaha menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal, masih belum menimbulkan kerusakan yang berarti, pada golongan masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu (Sukardja, 2001). Deteksi dini kanker payudara adalah pencegahan sekunder dengan melakukan pemeriksaan yang bertujuan menemukan tanda-tanda dini kanker payudara.

Upaya deteksi dini dianggap rasional untuk menurunkan angka kematian, berdasarkan konsep bahwa pengobatan pada kanker payudara akan dapat meningkatkan harapan hidup dan menurunkan angka kematian jika dilakukan pada stadium dini.

2. Metode Deteksi Dini Kanker Payudara

(31)

a. Pemeriksaan Diri Sendiri (SADARI)

SADARI adalah suatu upaya pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri oleh seorang wanita dalam rangka deteksi dini kanker payudara melalui pedoman dan petunjuk untuk SADARI. Pemeriksaan payudara dilakukan sendiri dengan petunjuk atau pedoman SADARI, tiap bulan setelah menstruasi dan biasanya mulai usia 20 tahun. Pemeriksaan dilakukan dengan berdiri di muka cermin, melihat kelainan atau perbedaan antara dua payudara, baik kelainan kulit, putting maupun kontur. Setelah itu dilakukan perabaan payudara dari tepi ke tengah, juga pemeriksaan daerah ketiak. Perabaan juga dilakukan pada posisi tidur. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan, dan apabila ada kelainan segera memeriksakan diri ke dokter.

b. Pemeriksaan pada tenaga medis yang berpengalaman

Pemeriksaan kepada tenaga medis yang berpengalaman, misalnya dokter, bidan atau perawat yang terlatih, biasanya dilakukan setahun sekali setelah usia 30 tahun. Dokter akan mengadakan pemeriksaan lanjutan apabila dijumpai kelainan. Kendala umum adalah wanita enggan memeriksakan diri ke dokter karena beranggapan tentu akan dilakukan operasi, dan ini dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis apabila memang terdapat kelainan yang berbahaya.

c. Mammografi Skrining

(32)

mempunyainya. Juga diperlukan alat yang baik dan ahli radiologi yang terlatih sehingga hasilnya tidak menyesatkan.

3. Pedoman Pemeriksaan Payudara Sendiri

Pedoman pemeriksaan payudara sendiri menurut Long (1999) adalah dengan melakukan Breast Self Examination (BSE) secara teratur setiap bulan, dengan ketentuan :

a. Wanita usia subur yaitu 7-8 hari setelah menstruasi. Pada saat menstruasi terjadi perubahan hormonal sehingga meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada payudara.

b. Wanita pasca menopause yaitu pada waktu tertentu setiap bulan.

4. Petunjuk melakukan SADARI

Petunjuk dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) menurut Rasmiati (1999) adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan dengan teliti payudara di muka cermin tanpa berpakaian, dengan kedua lengan lurus ke bawah.

b. Perhatikan bila ada benjolan atau perubahan bentuk dan kesimetrisan payudara.

(33)

e. Pijatlah pelan-pelan daerah sekitar puting dan amatilah apakah keluar cairan yang tidak normal (tidak biasa). Dalam keadaan normal, kedua puting susu : simetris dan hanya mengeluarkan air susu.

f. Berbaringlah dengan lengan kanan di bawah kepala, letakkan bantal kecil di bawah punggung kanan. Rabalah seluruh permukaan payudara dengan tangan kiri (tiga pucuk jari tengah yang dirapatkan) dengan gerakan memutar dari pinggir payudara ke tengah (puting) sesuai dengan arah putaran jarum jam. g. Lakukanlah yang sama seperti di atas tetapi dengan tangan kiri di bawah

kepala, sedang tangan kanan meraba payudara kiri anda.

h. Berilah perhatian pada bagian luar atas dari payudara sebab di situlah bagian yang lebih sering ditemukan tumor payudara.

Apabila ditemukan seperti ada benjolan atau cairan yang tidak normal keluar dari puting susu (bagi wanita yang tidak menyusui atau hamil), maka segera memeriksakan diri ke dokter tanpa rasa takut dan ragu-ragu.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku SADARI

Menurut Taylor (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku SADARI antara lain:

(34)

melakukan SADARI, begitu juga dengan wanita yang memiliki kepedulian tingi terhadap kesehatan.

b. Berdasarkan Teori Perilaku Terencana (The Theory of Planned Behavior), perilaku SADARI dipengaruhi oleh sikap positif dan norma sosial. Sikap positif yaitu keyakinan tentang hasil yang diharapkan dari perilaku tertentu, misalnya keyakinan bahwa pengobatan yang disarankan akan dapat menyembuhkan individu dari penyakit kanker payudara. Norma sosial yang dimaksud adalah keyakinan tentang persetujuan atau ketidak setujuan orang lain terhadap perilaku individu. Jadi dengan adanya faktor penentu sikap positif terhadap perilaku SADARI dan norma sosial yang diterima, maka membuat individu terdorong untuk melakukan SADARI.

c. Keyakinan Orientasi Kesehatan(Health Locus of Control Belief)

Memperkirakan wanita yang menyadari bahwa kesehatan sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, maka akan memiliki kecenderungan untuk melakukan SADARI.

Menurut (Dundar, P.E., Ozmen, D., Ozturk, B., Haspolat, G., Akyildiz. F., & Coban, S., 2006), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku SADARI didasarkan pada Champion’s Health Belief Models Scale (CHBMS)

yaitu:

(35)

b. Seriousness (keseriusan) artinya apabila individu merasa bahwa kanker payudara berada pada kondisi serius dan parah, maka tindakan untuk melakukan SADARI akan semakin besar.

c. Benefit BSE (keuntungan BSE) artinya tindakan SADARI dilakukan bila memberikan efek positif dan menguntungkan bagi dirinya, sehingga dapat mengurangi keseriusan kondisi tersebut lebih dini.

d. Barrier BSE (rintangan BSE) yaitu dipengaruhi oleh biaya atau kondisi psikologis individu misalnya rasa malu atau sakit untuk melakukan tindakan tersebut.

e. Confidence (kepercayaan diri) artinya kemampuan individu bahwa dirinya merasa mampu untuk melakukan tindakan SADARI dengan benar.

f. Health Motivation (motivasi kesehatan) artinya apabila individu memiliki dorongan yang kuat untuk sembuh dan sehat maka tindakan SADARI akan dilakukan.

g. Benefits Mammografi (keuntungan mammografi) artinya apabila individu merasa bahwa melakukan mammografi dapat memberikan efek positif maka pemeriksaan akan dilakukan.

h. Barrier Mammografi (rintangan mammografi) yaitu keyakinan untuk melakukan mammografi walaupun dengan biaya yang mahal.

(36)

muda dan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih cenderung untuk melakukan SADARI.

C. Wanita Dewasa Dini

1. Pengertian Dewasa Dini

Istilah dewasa dini berasal dari istilah adult yang memiliki arti ”telah menjadi dewasa”. Masa dewasa dini (adult) adalah masa yang memiliki rentang umur antara 18 sampai 40 tahun. Pada masa dewasa dini, setiap individu termasuk wanita telah mengalami berbagai macam kematangan fisik maupun psikologis (Mappiare, 1983). Kematangan fisik ditandai dengan keadaan fisik wanita dewasa dini telah mencapai puncak kekuatan, energi dan ketekunan yang prima. Kematangan psikologis yang dimiliki oleh wanita ditandai dengan adanya orientasi pada tugas, tujuan yang jelas, pengendalian perasaan, keobjektifan, penerimaan kritik dari orang lain dan pertanggung jawaban terhadap usaha-usaha pribadi.

(37)

Sementara itu menurut Kartono (2006), pembagian usia dewasa dini memang sulit untuk dilakukan secara pasti, karena setiap kebudayaan memiliki batasan usia yang berbeda-beda dalam mencapai status dewasa secara pasti serta pada masing-masing individu mengambil bentuk penampilan yang berbeda pula. Oleh karena itu, dalam penelitian ini subjek dewasa dini yang diambil berusia di atas 20 tahun.

2. Ciri-ciri Dewasa Dini

Menurut Hurlock (1999), ciri-ciri wanita dewasa dini adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap pola hidup baru dan harapan-harapan sosial yang baru serta menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit karena sejauh ini sebagian besar anak mempunyai orang tua, guru, teman atau orang lain yang bersedia menolong dalam melakukan penyesuaian diri secara mandiri. Apabila terdapat kesulitan-kesulitan yang sukar diatasi, ada perasaan ragu-ragu untuk meminta pertolongan dan nasihat orang lain karena enggan apabila dianggap belum dewasa. Wanita juga harus mampu berdiri sendiri sebagai individu yang bebas dan mulai memikirkan masa depannya.

(38)

kepada masyarakat. Namun justru karena kesempatan mereka begitu besar, kaum dewasa dini menghadapi tanggung jawab sama besarnya yaitu, menentukan pola hidup yang baru.

Kartono (2006), menyatakan bahwa ciri adolensi yang melekat pada fase kedewasaan, khususnya pada diri wanita dewasa dini antara lain : bertanggung jawab penuh terhadap diri sendiri, nasib sendiri dan atas pembentukan diri sendiri; memahami keadaan diri dan batas kemampuan yang digunakan untuk merencanakan pola hidup bagi masa depan; memiliki tujuan hidup yang berarah; teratur, dalam artian memiliki suatu mekanisme regulasi diri agar semua fungsi kejiwaan berlangsung secara cermat, dan mengarah pada satu tujuan yang pasti.

3. Tugas-tugas Perkembangan

Menurut Hurlock (1990), mengatakan tugas-tugas perkembangan masa dewasa dini antara lain :

a. Mendapatkan suatu pekerjaan b. Memilih teman hidup

c. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga (penyesuaian dengan perkawinan dan keluarga)

d. Menyesuaikan diri dengan peran sebagai orang tua e. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok

(39)

D. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh manusia melalui mata dan telinga. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sehingga pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2005).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

b. Paparan media massa

(40)

massa (TV, radio, majalah dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orng lain yang tidak pernah terpapar informasi. c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah mencukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan primer.

d. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Sementara itu faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

e. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi atau dari pengalaman orang lain. Pengalaman merupakan cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

3. Tingkatan Pengetahuan

Analisis Taksonomi Bloom yang disampaikan Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa pengetahuan di dalam domain kognitif mencakup enam tingkatan, yaitu :

(41)

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (Comprehention), yaitu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application), yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi nyata atau dapat menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi nyata.

d. Analisis (Analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis), yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation), yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

4. Pengetahuan tentang Kanker Payudara

(42)

payudara beserta ciri dan cara pengobatannya, fakta yang benar mengenai faktor apa saja yang dapat mengakibatkan penyakit kanker payudara.

Pada waktu penelitian ini, kedalaman pengetahuan yang ingin digali sampai sebatas tahu (know). Tahu diartikan sebagai upaya untuk mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Berdasarkan pengetahuan ini, kemudian diharapkan muncul suatu perilaku deteksi dini sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit kanker payudara.

Pengetahuan kanker payudara dalam penelitian ini menyangkut empat sub pokok bahasan yaitu :

a. Pengertian kanker payudara

Aspek ini mencakup pengertian kanker payudara. b. Faktor risiko

Aspek ini mencakup segolongan wanita yang dianggap mempunyai resiko lebih tinggi untuk mendapatkan kanker payudara

c. Gejala Klinis dan tanda

Aspek ini mencakup gejala-gejala awal dan tanda timbulnya penyakit ini. d. Deteksi Dini Kanker Payudara

(43)

E. Hubungan Antara Pengetahuan Kanker Payudara Dan Perilaku SADARI Pada Wanita Dewasa Dini

Kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor dua untuk perempuan di Indonesia. Padahal, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini. Namun, tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah, menyebabkan tingginya tingkat stadium pasien kanker payudara di Indonesia dan proses penyembuhan pun mengalami kesulitan (“Deteksi Dini”, 2000).

Kurangnya kesadaran akan kemungkinan terkena kanker payudara, membuat wanita dewasa dini tidak awas dan merasa enggan untuk memeriksakan diri. Hal ini membuat kanker payudara terlambat untuk disadari dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Selain itu, terdapat satu indikasi yang menyebabkan wanita dewasa dini merasa ragu untuk melakukan pemeriksaan dini terhadap kanker payudaranya termasuk SADARI, mungkin disebabkan karena memang tidak memperoleh informasi yang cukup tentang deteksi dini kanker payudara. Akibatnya wanita dewasa dini datang ketempat pelayanan kesehatan sudah sangat terlambat dan menjadikan rumah sakit hanya sebagai tempat mendiagnosa penyakit.

(44)

akan lebih bisa mengevaluasi diri tentang kemungkinan dirinya terkena suatu kondisi tertentu. (Sarafino, 1990).

Pernyataan tersebut didukung pula oleh penelitian Howe (1981) bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku SADARI, dengan semakin banyak pengetahuan akan kanker payudara, maka individu cenderung untuk melakukan SADARI. Penelitian (Joan, B. L., Pamela, A. R., Lynda, G. B., Chris, G. R., Mary, M., & Tom, H., 2002) juga menyatakan bahwa wanita yang memiliki pengetahuan kurang akan kanker payudara, cenderung untuk tidak melakukan perilaku deteksi dini termasuk SADARI.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku menjaga kesehatan termasuk SADARI.

Gambar 1

Hubungan Antara Pengetahuan Kanker Payudara dan Perilaku SADARI

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pengetahuan kanker payudara dan perilaku SADARI pada wanita dewasa dini.

Pengetahuan Kanker

Kesadaran Evaluasi diri

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan tipe penelitian yang berbentuk hubungan dari dua variabel atau lebih (Aswar, 2000). Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya. Dalam penelitian ini akan dicari apakah ada hubungan pengetahuan kanker payudara dan perilaku SADARI pada wanita dewasa dini.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian atau gejala yang menjadi fokus dalam penelitian (Riwidikdo, 2007). Pada penelitian ini, variabel yang akan yang diteliti adalah :

1. Variabel Bebas : Pengetahuan Kanker Payudara 2. Variabel Tergantung : Perilaku SADARI

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Pengetahuan Kanker Payudara

Pengetahuan adalah jawaban-jawaban subjek pada sejumlah pertanyaan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, meliputi pengertian, faktor risiko, gejala klinis, dan deteksi dini kanker payudara. Pengukuran variabel pengetahuan dengan menggunakan skala yang berisi

(46)

pertanyaan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara. Tinggi rendahnya nilai dapat dilihat dari skor nilai total. Semakin tinggi skor total pada jawaban benar yang diperoleh oleh subjek menunjukkan semakin banyak pengetahuan yang didapat sehingga semakin akurat. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor total subjek menunjukkan bahwa pengetahuan subjek semakin sedikit.

2. Perilaku SADARI

Perilaku SADARI adalah tindakan yang sudah dilakukan subjek untuk mendeteksi secara dini kanker payudara, langkah-langkahnya yaitu :

a. Mengangkat satu tangan ke belakang kepala. Dengan tangan yang lain memijat payudara secara lembut dengan gerakan memutar. Mula-mula letakkan jari telunjuk pada daerah puting, kemudian gerakkan tangan memutar searah jarum jam pada sekeliling payudara. Rasakan apabila ada jaringan yang bergelombang pada bagian bawah payudara. Saat mencapai bagian atas payudara, rekatkan tiga jari dan lanjutkan gerakan memutar sampai mencapai puting.

b. Memencet puting dengan lembut menggunakan ibu jari dan telunjuk. Periksa apakah ada cairan bening atau darah yang keluar.

(47)

d. Memperhatikan dengan seksama di cermin dengan mengangkat kedua tangan ke belakang kepala dan menggerakkan sikut kedepan. Perhatikan bentuk payudara saat tertekan.

e. Meletakkan tangan pada pinggang dan gerakkan sikut ke depan. Perhatikan dengan seksama bentuk payudara pada cermin agar dapat mengetahui perubahan yang terjadi.

Perilaku SADARI diukur dengan menggunakan skala frekuensi perilaku SADARI. Subjek diminta menunjukkan seberapa sering mereka melakukan SADARI. Skor yang diperoleh menunjukkan frekuensi perilaku SADARI. Semakin tinggi skor subjek maka subjek semakin sering melakukan SADARI. Begitu juga sebaliknya semakin rendah skor subjek menunjukkan bahwa perilaku SADARI semakin jarang dilakukan.

D. Subjek Penelitian

(48)

(SADARI) saat usia 20 tahun. Pada usia 20 tahun, wanita rentan terhadap risiko terkena kanker payudara.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dua skala yaitu skala pengetahuan kanker payudara dan skala frekuensi perilaku SADARI.

1. Skala Pengetahuan Kanker Payudara

Untuk mengukur tingkat pengetahuan kanker kanker payudara digunakan skala pengetahuan kanker payudara. Skala ini disusun berdasarkan teori yang sudah ada pada bab sebelumnya yang menunjukkan tingkat pengetahuan kanker payudara. Untuk mengukur pengetahuan didasarkan pada empat sub pokok bahasan (Arikunto, 2006) yaitu:

a. Pengertian kanker payudara

Aspek ini mencakup pengertian kanker payudara. b. Faktor Risiko

Aspek ini mencakup segolongan wanita yang dianggap mempunyai risiko lebih tinggi untuk mendapatkan kanker payudara.

c. Gejala Klinis dan tanda

Aspek ini mencakup gejala-gejala awal dan tanda timbulnya penyakit ini. d. Deteksi dini kanker payudara

(49)

Berdasarkan enam materi tersebut, disusun 22 aitem pertanyaan Benar Salah. Data dikuantitaskan dengan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Selanjutnya, data dari skala yang terkumpul dianalisis untuk mencari skor pengetahuan. Dari data hasil pengukuran pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam 3 kategori yaitu Baik, Cukup Kurang dengan menggunakan parameter (Riwidikdo, 2007):

1. Baik, bila nilai subjek yang diperoleh(x) > mean + 1 SD

2. Cukup, bila nilaimean -1 SD < x < mean +1 SD

3. Kurang, bila nilai subjek yang diperoleh(x) < mean -1 SD

Tabel 1.

Blue Print Skala Pengetahuan Kanker Payudara Uji Coba

No Komponen Aspek Pengetahuan

Nomor soal

Jumlah soal Prosentase

B S

1 Pengertian kanker payudara 1,2 3,4 4 18,1

2 Faktor risiko 5,7,8,10 6,9 6 27,3

3 Gejala klinis dan tanda 12,14,15,16 11,13 6 27,3 4 Deteksi dini kanker payudara 17,18,19,22 20,21 6 27,3

Jumlah total 22 100

2. Skala frekuensi perilaku SADARI

(50)

setahun), C (3-4 tahun sekali), D (sekali dalam sebulan), E (dua minggu sekali), F (seminggu sekali), G (sekali sehari atau lebih) (Norman & Brain, 2005). Kategori respon memiliki skor yang dimulai dari 0-6. Penggolongan subjek adalah sebagai berikut:

a. Subjek yang melaporkan tidak pernah melakukan SADARI, melakukan SADARI sekali dalam setahun, atau melakukan SADARI 3-4 kali dalam setahun digolongkan sebagai jarang memeriksa.

b. Subjek yang melakukan SADARI sebulan sekali atau dua minggu sekali digolongkan sebagai memeriksa secara cukup.

c. Subjek yang melakukan SADARI seminggu sekali atau setiap hari digolongkan sebagai memeriksa secara berlebihan.

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tes tersebut mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2001).

(51)

yang hendak diukur atau dengan kata lain dilakukan dengan melihat apakah butir-butir dalam tes telah ditulis sesuai dengan blue printnya (Azwar, 2001).

Estimasi validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh professional judgement yaitu dosen pembimbing skripsi, untuk melihat sejauh mana isi tes tersebut mencerminkan atribut yang hendak diukur, sehingga alat tes tersebut harus relevan dan tidak keluar dari batas tujuan ukur (Azwar, 2001).

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat koefisien korelasi aitem-total (rix) yang akan menghasilkan indeks daya beda aitem. Koefisien korelasi aitem-total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Kriteria pemilihan aitem menggunakan batasan rix ≥0,30 (Azwar, 2001).

3. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Suatu hasil pengukuran menunjukkan sejauhmana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2001). Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas (rxy) yang

(52)

reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0,60 sampai 0,90 (Azwar, 2001).

Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas alat tes ini adalahkoefisien Alpha dari Cronbach, dengan bantuan program SPSS(Statistical Package for Social Science) for windows versi 13.

G. Persiapan Penelitian 1. Perijinan Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang ditandai dengan dikeluarkannya surat ijin penelitian dengan nomor surat 25d/D/KP/Psi/USD/IV/2008 tertanggal 5 April 2008. Surat ini selanjutnya diajukan ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. Setelah ditindak lanjuti oleh dan mendapatkan ijin dari pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah dengan nomor : 457/STIKES/Ad/V/2008, maka peneliti dapat melakukan uji coba penelitian di STIKES ‘AISYIYAH.

(53)

2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur

Sebelum digunakan pada penelitian sesungguhnya alat ukur yang akan digunakan diujicobakan terlebih dahulu. Tujuan uji coba alat ukur ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur, sehingga akan diketahui tingkat kesahihannya untuk dipergunakan dalam penelitian selanjutnya.

Uji coba skala penelitian ini menggunakan sebagian siswa STIKES ‘Aisyiyah yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Pada tanggal 23-29 Mei 2008, skala uji coba sebanyak 50 lembar disebarkan. Dari 50 skala yang disebarkan, kesemuanya dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Keseluruhan data tersebut dapat dianalisis karena memenuhi peryaratan untuk dianalisis, baik dari tiap aitem yang tidak terlewatkan maupun dari kelengkapan identitas.

3. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Pada suatu penelitian, untuk mendapatkan data yang akurat dan objektif maka alat ukur yang digunakan harus memenuhi persyaratan valid dan reliabel. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 13.00.

(54)

Nilai koefisien reliabilitas pada skala pengetahuan adalah sebesar 0,908. Tetapi setelah dilakukan analisis lagi dengan mengeluarkan empat pertanyaan yang tidak valid, maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,936. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran skala pengetahuan memiliki tingkat kepercayaan sebesar 93,6% dengan variasi error sebesar 6,4%. Dengan demikian skala pengetahuan tergolong reliabel karena memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih dari 0,900.

Reliabilitas data setelah dilakukan penelitian menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,761, hal ini berarti bahwa penelitian ini reliabel karena koefisien reliabilitasnya berkisar antara 0,60 sampai 0,90 (Azwar, 2001).

Tabel 2.

Skala Pengetahuan Kanker Payudara Penelitian

No Komponen Aspek Pengetahuan

Nomor soal Jumlah

soal Prosentase

B S

1 Pengertian kanker payudara 1,2 3,4 4 22,2

2 Faktor risiko 8,10 6,9 4 22,2

3 Gejala klinis dan tanda 14,15,16 11,13 5 27,7 4 Deteksi dini kanker payudara 17,19,22 20,21 5 27,7

(55)

H. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis dengan metode statistik. Metode ini merupakan cara ilmiah untuk menyimpulkan, menyusun, mengerjakan dan menganalisa data penelitian yang berwujud angka, menarik kesimpulan dengan teliti serta mengambil keputusan yang logis (Hadi, 1982).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment dari Pearson. Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi terlebih dahulu.

1. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan atau gangguan terhadap variabel yang ada dalam model (Algifari dalam Pujihastuti, 2007). Uji persyaratan analisis korelasi yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran atau distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai Skewness dan Kurtosis pada data variabel tergantung. Kenormalan data terlihat dari nilaiskewnessyang diperoleh dibagi dengan

(56)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas ditujukan untuk mengetahui pola hubungan linear atau tidaknya variabel bebas dan tergantungnya. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakantest of linearity. Linear tidaknya variabel-variabel penelitian dapat dilihat dari niali Fhitungdan nilai signifikansinya (p<0,05).

2. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pengetahuan akan kanker payudara dan perilaku SADARI pada wanita dewasa dini. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘AISYIYAH Yogyakarta (STIKES ‘AISYIYAH)

1. Sejarah Singkat

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta memiliki 2 jurusan yaitu Program Studi D III Kebidanan dan Program Studi Ilmu Keperawatan (S1). Program Studi D III Kebidanan memiliki 2 Program/Jalur yaitu Program Reguler (latar belakang pendidikan SMU) dan Program Aanvulen (latar belakang D I Kebidanan). Sedangkan Program Studi Ilmu Keperawatan memiliki 2 Program/Jalur yaitu Program Reguler (latar belakang pendidikan SMU) dan Aanvulen atau Program B (latar belakang D III Keperawatan). STIKES ‘Aisyiyah dulu bernama Pendidikan Tenaga Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta dengan SK Mendiknas RI Nomor : 181/D/O/2003. STIKES ‘Aisyiyah berdiri dengan SK Menteri Kesehatan RI No. 65 tanggal 10 Juli 1963.

2. Tujuan STIKES ‘AISYIYAH

STIKES ‘Aisyiyah bertujuan membentuk mahasiswa yang punya potensi dan komitmen dalam bidang dakwah, profesional dan qur’ani. Selain itu, STIKES ‘Aisyiyah mendambakan lulusan yang memiliki kemampuan intelektual, profesional dan integritas moral yang dilandasi nilai-nilai qur’ani sehingga menjadi sarjana yang memiliki komitmen

(58)

dakwah amar ma’ruf nahi mungkar melalui profesi kesehatan, karena profesi kesehatan adalah posisi yang sangat strategis.

Sebagai Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan yang telah berpengalaman selama 45 tahun dalam mengelola pendidikan Keperawatan maupun Kebidanan bertekad untuk bersama mengantarkan setiap mahasiswanya menjadi Ners dan Bidan yang profesional, dan mampu mengatasi permasalahan keperawatan dan kebidanan, serta memiliki kecakapan untuk beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang ada.

3. Jumlah Siswa STIKES ‘AISYIYAH

Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Prodi Kebidanan dan Prodi Ilmu Keperawatan baik mahasiswa baru maupun mahasiswa lama. Kapasitas maksimal 120 mahasiswa dengan pembagian 75 mahasiswa di jalan KHA. Dahlan No. 32 Yogyakarta dan 25 mahasiswa di Jalan Nyai Ahmad Dahlan No. 30 Yogyakarta.

B. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RESPATI Yogyakarta (STIKES RESPATI)

1. Sejarah Singkat

(59)

RESPATI Indonesia di Jakarta. Awal tahun 2001 Yapenku RESPATI merealisasikan pendirian Perguruan Tinggi di Yogyakarta, melaui tahap persiapan dan perencanaan yang matang serta pembangunan sarana dan prasarana, maka 2 tahun kemudian DIKTI mengeluarkan ijin Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan bagi STIKES RESPATI Yogyakarta dengan SK Mendiknas RI No. 139/D/O/2003.

2. Visi dan Misi STIKES RESPATI a. Visi

STIKES RESPATI mempunyai visi menjadi intitusi pendidikan tinggi yang menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pengajaran, penelitian dan pengabdian para masyarakat, yang ditujukan bagi pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Kesehatan, mendidik dan melatih mahasiswanya agar menjadi tenaga kesehatan yang profesional pemimpin yang dapat berkompetensi di dunia

b. Misi

(60)

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran inovatif yang berorientasi pada pengembangan kualitas sumber daya manusia yang profesional dengan kompetensi handal yang berkembang sesuai dengan disiplin Imu Kesehatan Masyarakat, Gizi masyarakat, Keperawatan dan Kebidanan.

2. Melaksanakan penelitian ilmiah berbagai dari Biomedis hingga ilmu Kesehatan Terapan guna mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat luas dan pembangunan.

3. Melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai bentuk kepedulian insan akademik terhadap kondisi kesehatan, pendidikan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.

4. Melaksanakan kerjasama dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan seluruh stake holders, baik dengan Instansi Pemerintah Daerah, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Institusi Pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan pihak Pengguna, khususnya di Wilayah Yogyakarta, Indonesia dan maupun Dunia.

C. Pelaksanaan Penelitian

(61)

eksemplar. Dari jumlah tersebut, hanya 80 skala yang dapat dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan skala dapat terisi lengkap, sehingga data dapat diolah. Tidak lengkapnya pengembalian skala juga disebabkan karena bersamaan dengan adanya kerja praktek yang dilakukan oleh beberapa instansi kesehatan, termasuk STIKES Respati. Kerja praktek ini diberlakukan bagi semua mahasiswi kebidanan mulai semester empat dan dilakukan di Rumah Sakit atau di Rumah Bersalin selama kurang lebih satu bulan.

D. Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan penelitian di STIKES Respati pada tanggal 23 Juni sampai 28 Juni 2008 dengan responden sejumlah 80 orang, ditemukan hasil sebagai berikut:

1. Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian menunjukkan skor teoritik dan skor empirik. Kedua skor tersebut masing-masing mencakup skor minimal, mean, standar deviasi pada skala pengetahuan dan skala perilaku SADARI. Deskripsi data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.

Deskripsi Data Penelitian

Variabel

Skor Teoritis Skor Empirik

Mean SD Xmin Xmax Mean SD Xmin Xmax

Pengetahuan 9 3 0 18 10,81 3,681 5 18

(62)

Skor teoritis menunjukkan skor yang diharapkan yang perhitungannya berdasar pada jumlah aitem dan bobot skala. Mean teoritis didapatkan dengan menjumlahkan skor minimal dan skor maksimal teoritis, kemudian dibagi dua. Standar deviasi teoritis diperoleh dengan cara mengurangkan skor maksimal teoritis dengan skor minimal teoritis kemudian dibagi enam. Skor minimal teoritis diperoleh dengan cara mengalikan jumlah aitem dengan bobot skala terendah. Sedangkan skor maksimal teoritis diperoleh dari perkalian jumlah aitem dengan bobot skala tertinggi. Skor empirik menunjukkan skor yang dihasilkan berdasarkan jawaban subjek. Mean empirik diperoleh dengan menjumlahkan seluruh jawaban subjek kemudian dibagi dengan jumlah subjek. Skor minimal empirik merupakan total jawaban subjek yang paling rendah, sedangkan skor maksimal empirik adalah total jawaban subjek yang tertinggi. Perhitungan secara empirik ini diperoleh dari hasil pengolahan data subjek secara statistik.

2. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran atau distribusi data yang diperoleh. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS v 13.00 dengan melihat nilai

(63)

Statistic diperoleh nilai Skewness sebesar 0,034 (SE = 0,269) dan nilai

Kurtosis sebesar -0,869 (SE = 0,532) dari data variabel tergantung perilaku SADARI, dengan demikian dapat dikatakan bahwa data pada variabel perilaku SADARI terdistribusi secara normal, sebab nilai

swekness dan kurtosis dibagi dengan masing-masing standar errornya

nilainya diantara -2 sampai 2, yaitu 0,126 dan -1,633 (Riwidikdo, 2007).

Tabel 4.

Hasil Uji Normalitas

Variabel Skewness Kurtosis Keterangan Statistic Std.Error Statistic Std.Error

Pengetahuan KP -,041 0,269 -,989 0,532 Normal SADARI 0,034 0,269 -,869 0,532 Normal

b. Uji Linearitas

(64)

Tabel 5.

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan dengan variabel tergantung yaitu perilaku SADARI. Uji hipotesis ini dilakukan menggunakan dengan teknik korelasi product moment dari Pearson. Dari pengujian tersebut, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,256 dengan taraf signifikansi sebesar 0,011 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI.

Tabel 6.

Tabel Korelasi Product Moment Pearson

Variabel N R Sig.

Pengetahuan KP 80

0,256 0,011

(p<0,05)

SADARI 80

4. Kategorisasi Pengetahuan Kanker Payudara

(65)

1. Baik, bila nilai subjek yang diperoleh(x) > mean + 1 SD

2. Cukup, bila nilaimean -1 SD < x < mean +1 SD

3. Kurang, bila nilai subjek yang diperoleh(x) < mean -1 SD

Berikut adalah penjelasan nilai pengetahuan berdasarkan parameter diatas :

1. Baik = (x) > mean + 1SD = (x) > 10,81 + 1 (3,681)

= (x) > 10,81 + 3,681 =(x) > 14,491 2. Cukup = mean - 1SD < x < mean + 1SD

= 10,81 – 1(3,681) < x < 10,81 + 1 (3,681) = 10,81- 3,681 < x < 10,81 + 3,681

= 7,129 < x < 14,491 3. Kurang = (x) < mean -1SD

= (x) < 10,81 – 1 (3,681)

= (x) < 10,81 – 3,681 =(x) < 7,129

(66)

Tabel 7.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Kanker Payudara

No Nilai Pengetahuan Frekuensi Prosentase

1 18 1 1,3

Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Kanker Payudara

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase

1 Baik 17 20,2

2 Cukup 48 61,4

3 Kurang 15 18,8

Total 80 100

(67)

berpengetahuan kurang adalah sebanyak 15 subjek (18,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa subjek sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup tentang kanker payudara (61,4%).

Tabel 9.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

No Nilai Perilaku Frekuensi Prosentase

1 0 2 2,5

2 1 10 12,5

3 2 17 21,3

4 3 21 26,3

5 4 10 12,5

6 5 17 21,3

7 6 2 3,8

Total 80 100

Tabel 10.

Kategorisasi Perilaku SADARI

No Perilaku SADARI Jumlah Prosentase

1 Jarang melakukan pemeriksaan 29 36,3 2 Cukup melakukan pemeriksaan 31 38,8 3 Memeriksa secara berlebihan 20 25,0

80 100

(68)

melakukan SADARI yaitu 29 subjek (36,3%), dan sebanyak 20 subjek (25,0%) tergolong melakukan SADARI secara berlebihan.

E. Pembahasan

Berdasarkan uji korelasi antara pengetahuan kanker payudara dengan perilaku SADARI diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,256 dengan taraf signifikansi sebesar 0,011 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan akan kanker payudara dengan perilaku SADARI. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Howe (1981) bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku SADARI. Semakin banyak tingkat pengetahuan tentang kanker payudara, maka individu cenderung untuk melakukan SADARI. Asumsinya adalah dengan memiliki pengetahuan yang benar tentang kanker payudara, maka diharapkan dapat melakukan SADARI.

(69)

kesehatan. Seperti yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku menjaga kesehatan, yaitu perilaku SADARI.

(70)

Pengetahuan kanker payudara adalah informasi yang menerangkan tentang berbagai aspek kanker payudara dan penyakit kanker payudara beserta ciri dan cara pengobatannya dan fakta yang benar mengenai faktor apa saja yang dapat mengakibatkan kanker payudara. Berdasarkan pada analisis kategorisasi, tingkat pengetahuan subjek akan kanker payudara adalah cukup. Pada penjelasan di atas dikatakan bahwa subjek saat ini terdaftar dalam Sekolah Tinggi Kesehatan di Yogyakarta semester akhir. Selama duduk di bangku perkuliahan, subjek mendapatkan penjelasan mengenai berbagai macam penyakit secara umum, termasuk penyakit kanker payudara. Subjek mendapatkan penjelasan secara umum mengenai definisi penyakit, penyebab, pengobatan dan deteksi dini. Jadi banyaknya pengetahuan subjek mengenai kanker payudara didasarkan juga pada banyaknya informasi yang mereka dapatkan. Pada penelitian ini perilaku SADARI tergolong cukup, artinya bahwa dengan melakukan SADARI secara cukup diharapkan wanita bisa lebih teratur, tepat dan efektif dalam melakukan pemeriksaan.

(71)

melakukan SADARI secara berlebihan memiliki kekhawatiran lebih terhadap kondisi payudaranya. Ia merasa takut dan cemas akan kemungkinan dirinya terkena kanker payudara, sedangkan wanita yang tidak pernah melakukan SADARI merasa takut dan khawatir akan adanya kanker karena kanker akan mengakibatkan kematian.

Baines (1983) mengemukakan tiga hal yang dapat membuat wanita tidak melakukan SADARI yaitu bahwa SADARI dapat menimbulkan kecemasan dan menyebabkan pemeriksaan medis secara berlebihan, SADARI dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan dan membuat wanita tidak mau memeriksakan diri, selain itu biopsi yang dihasilkan saat melakukan SADARI tidak menunjukkan sesuatu yang membahayakan atau bukan tumor, maka akan menyebabkan wanita mengabaikan akibat dan benjolan lain yang mungkin mengarah pada tumor. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kecemasan dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan SADARI. Akan tetapi dalam penelitian ini, variabel kecemasan tidak diukur pengaruhnya.

Subjek melakukan pemeriksaan secara cukup karena mereka telah mendapatkan sumber informasi yang cukup selama menempuh proses pendidikannya di bangku perkuliahan. Hal ini berarti bahwa dengan banyaknya informasi mengenai kanker payudara dan deteksi dini yaitu SADARI, maka wanita dewasa dini lebih memikirkan akan kesehatan dirinya karena semua itu akan berpengaruh terhadap masa depannya.

(72)
(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai “Hubungan Antara Pengetahuan Kanker Payudara Dan Perilaku SADARI Pada Mahasisiwi Sekolah Tinggi Kesehatan di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan kanker payudara dengan perilaku SADARI. Koefisien korelasi (r) yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,256 dengan taraf signifikansi 0,011 (p<0,05).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswi kesehatan

Agar tetap aktif mencari informasi yang berhubungan dengan kanker payudara dan deteksi dini serta dapat mengetahui manfaat bagi dirinya sehingga dapat menularkan pengetahuannya kepada teman, saudara ataupun orang lain yang belum mengetahui manfaat dari SADARI.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Sumbangan r2 kecil, penelitian lain menunjukkan bahwa faktor kecemasan dapat mempengaruhi perilaku SADARI, sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya agar menguji apakah kecemasan dapat mempengaruhi perilaku SADARI dilakukan. Selain itu, peneliti

(74)
(75)

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. (2003). Cancer Fact and Figures, dari http://www.cancer.org/docroot/cri/content/cri_2_6x_how_to_perform_a_b reast_self_exam_5.asp?sitearea=CRI&viewmode=print&

American Cancer Society. (2006). Detailed Guide: Breast Cancer, dari http://www.cancer.org/docroot/CRI/content/CRI_2_4_IX_What_is_breas t_cancer_5.asp?rnav=cri.

Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui. (1996), dariDiseases Penyakit Buku II. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Arikunto. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Parktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aryandono. (1999, 16 Oktober). Deteksi Dini dan Penanganan Mutakhir Kanker Payudara. Dipungut 11 Januari, 2007, dari Seminar penanggulangan dan penanganan mutakhir penyakit kanker. Yogyakarta.

Azwar, S. (2001). Validitas dan Reliabilitas (ed. Ke-3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Baines, Cornelia J. (1983). Some Thoughts on Why Women Don’t do Breast Self-Examination.Canadian Medical Association Journal,128, 255-256. Dipiro, Joseph T. (2005). Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach 6th

Edition.USA: McGraw Hill Companies

Djoerban, Zubairi. (2004). Kanker Payudara Serang Sembilan persen Wanita.

Kompas.com, dari http:/ www. Kompas.com/kesehatan/ news. 0503/ 29/084357.html

Dundar, P.E., Ozmen, D., Ozturk, B., Haspolat, G., Akyildiz. F., Coban, S., (2006), (2006). The knowledge and attitudes of breast self-examination and mammography in a group of women in a rural area in western Turkey.

BMC Cancer, dari

http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1403793&blobtyp e=pdf

Hadi, S. (1982). Metodology Research(ed. Ke-2). Yogyakarta: Yayasan penerbit Psikologi UGM.

Gambar

Gambar 1Hubungan Antara Pengetahuan Kanker Payudara dan Perilaku SADARI
Tabel 1.Blue Print Skala Pengetahuan Kanker Payudara Uji Coba
Tabel 3.Deskripsi Data Penelitian
Tabel 5.Hasil Uji Linearitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dasar : Surat Keputusan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 Nomor 19/PAN-KAT/IX/2012 Tanggal 14

Hidrokarbon aromatik polisiklik dalam air dan sedimen laut serta akumulasinya pada ikan nomei, Harpadon nehereus (Hamilton, 1822)..

Seluruh Staf pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara khususnya program studi D-III Teknik Informatika yang telah

Dalam Kitab Suci al- Qur’an misalnya, Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad, rasul -Nya, mengajak komunitas keagamaan yang lain, khususnya para penganut Kitab (Ahl al- Kitab

Ia berpandangan bahwa jika suatu pengetahuan dapat diverifikasi di dalam realitas empiris, pengetahuan tersebut adalah pengetahuan yang valid dan tidak bermakna. 45

Setiap negara, kota, tempat wisata maupun daerah akan menghadapi peningkatan persaingan saat berusaha untuk menarik wisatawan (Moilanen &amp; Rainisto, 2009, h.

Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan tablet cepat hancur menggunakan maltodekstrin DE 10-15 dan pragelatinisasi pati singkong dalam berbagai konsentrasi