Tugas Akhir
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Diajukan oleh :
AGUSTINUS JATI PRADANA NIM : 055214022
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FALKUTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Final Project
Presented as partitial fulfilment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree
in Mechanical Engineering
by
AGUSTINUS JATI PRADANA Student Number : 055214022
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
Indonesia dan negara berkembang lain adalah pengeringan biasa, atau penjemuran dibawah sinar matahari secara langsung. Tetapi di beberapa negara atau daerah, telah menemukan berbagai macam cara pengeringan. Salah satu cara adalah dengan menggunakan pengering energi surya kolektor plat datar. Penelitian ini bertujuan membuat model pengering surya dengan absorber porus untuk mengeringkan bahan dengan lebih cepat dibandingkan pengeringan biasa dan mengetahui unjuk kerja pengering tersebut.
Pengering surya dengan absorber porus ini terdiri dari kotak kolektor (100 cm x 100 cm), absorber porus dari kasa aluminium yang dicat hitam, kotak pengering (100 cm x 50 cm), dan lubang udara dari kotak pengering (100 cm x 9 cm). Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah radiasi surya yang datang (Gt), temperatur udara masuk kolektor (temperatur kering T1 dan basah T2),
temperatur udara keluar kolektor (temperatur kering T1 dan basah T2), dan
temperatur udara keluar pengering (temperatur kering T1 dan basah T2).
Variabel yang divariasi adalah : (1)Pengering dengan sudut tutup udara masuk 45˚, 60º, dan 90˚, (2)Bahan yang dikeringkan : handuk 300gr, 550gr,dan daun singkong 300gr, (3)Penjemuran langsung juga dilakukan untuk mendapatkan perbedaan
Hasil yang didapat adalah bahan handuk dan daun singkong menjadi kering serta selisih berat dengan penjemuran langsung cukup signifikan, efisiensi kolektor terbesar terdapat pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0,55kg. Dengan efisiensi sebesar 0,00063 % dan hasil untuk kelembaban relatif terbesar untuk keluar kolektor terdapat pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 45° beban handuk 0,3 kg sebesar 80% .
Terimakasih kepada kebesaran Tuhan yang telah selalu setia memberikan berkat, rahmat, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga atas ijin-Nya, Tugas Akhir dalam mencapai gelar sarjana pun akhirnya dapat diselesaikan. Terimakasih pula penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, fasilitas dan bantuan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yosef Agung Cahyadi, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik dan Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogjakarta. 3. Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dorongan serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas kuliah, bimbingan , serta fasilitas yang diberikan selama masa kuliah.
penulis.
7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat, dukungan, fasilitas, pengertian dan kasih sayang dari awal kuliah hingga saat ini. 8. Seluruh teman-teman Teknik Mesin ’05 yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu, serta
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuaan yang akan datang.
Yogyakarta, 7 Juli 2009
HALAMAN JUDUL i
TITLE PAGE ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
DAFTAR DEWAN PENGUJI iv
LEMBAR PERNYATAAN v
INTISARI vi
KATA PENGANTAR vii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xiv
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan dan Manfaat 2
BAB II : DASAR TEORI 4
2.1. Landasan Teori 4
2.2. Prinsip Kerja 5
2.3. Tinjauan Pustaka 6 2.4. Rumus Perhitungan 7
BAB III : METODE PENELITIAN 12
3.1. Skema Alat 12
3.2. Variabel yang Divariasikan 13
BAB IV : ANALISIS DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 16
4.1. Data Penelitian 16
4.1.1 Data dengan Bahan Handuk Basah sudut udara masuk 45° 16 4.1.2 Data dengan Bahan Handuk Basah sudut udara masuk 60º 17 4.1.3 Data dengan Bahan Handuk Basah sudut udara masuk 90º 18 4.1.4 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi
handuk dan sudut udara masuk 45º dan 60º 19 4.1.5 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi
handuk dan sudut udara masuk 60º dan 90º 21 4.1.6 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi daun
singkong dan sudut udara masuk 45º dan 60º 23 4.1.7 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi daun
singkong dan sudut udara masuk 60º dan 90º 25 4.2. Perhitungan Data dengan Bahan Handuk 27
4.2.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium
Ketebalan Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 45˚ 27 4.2.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium
Ketebalan Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 60˚ 39 4.2.3 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium
Ketebalan Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 90˚ 51 4.3. Perhitungan Data dengan Bahan Handuk 62
4.3.1 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi
4.4. Perhitungan Data Bahan Daun Singkong 95 4.4.1 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi
sudut udara masuk 45º dan 60º 95
4.4.2 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi
sudut udara masuk 60º dan 90º 111
4.5 Hasil perhitungan dengan gambar grafik 127
BAB V : PENUTUP 143
5.1. Kesimpulan 143
5.2. Saran 143
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 45˚, kemiringan alat 30 ˚, massa beban handuk
0,55 kg. 17
Tabel 4.2 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, massa beban handuk 0,55
kg. 19
Tabel 4.3 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 90˚, kemiringan alat 30˚, massa beban handuk 0,55
kg. 20
Tabel 4.7 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 9 cm, sudut udara masuk 45˚, kemiringan alat 30˚, massa beban handuk
basah 0,55 kg. 21
Tabel 4.8 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 9 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, massa beban handuk
basah 0,55 kg. 22
Tabel 4.9 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 9 cm, sudut udara masuk 90˚, kemiringan alat 30˚, massa beban handuk
basah 0,55 kg. 23
Tabel 4.10 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 45˚, kemiringan alat 30˚, massa beban handuk
basah 0,55 kg. 24
Tabel 4.11 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, massa beban handuk
basah 0,55 kg. 25
Tabel 4.12 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 90˚, kemiringan alat 30˚, massa beban Handuk
Tabel 4.13 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut
udara masuk 45˚, kemiringan alat 30˚, massa beban Handuk
basah 0,3 kg. 27
Tabel 4.14 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, massa beban Handuk
basah 0,55 kg. 28
Tabel 4.15 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, massa beban Handuk
basah 0,55 kg. 29
Tabel 4.16 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 90˚, kemiringan alat 30˚, massa beban Handuk
basah 0,55 kg. 30
Tabel 4.17 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 45˚, kemiringan alat 30˚, massa beban daun
singkong 0,3 kg. 31
Tabel 4.18 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, massa beban daun
singkong 0,3 kg. 33
Tabel 4.19 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, massa beban daun
singkong 0,3 kg. 34
Tabel 4.20 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 90˚, kemiringan alat 30˚, massa beban daun
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alat pengering energi surya 5
Gambar 2.2 Pengering Padi Energi Surya, Berdasarkan Rancangan 8
Gambar 3.1. Skema alat penelitian 13
Gambar 3.2. Skema ukuran alat penelitian 13
Gambar 4.1 Grafik efisiensi kolektor 127
Gambar 4.2 Grafik kelembaban relatif 127
Gambar 4.3 Grafik efisiensi kolektor 128
Gambar 4.4 Grafik kelembaban relatif 128
Gambar 4.5 Grafik efisiensi kolektor 129
Gambar 4.6 Grafik kelembaban relatif 129
Gambar 4.7 Grafik efisiensi kolektor 130
Gambar 4.8 Grafik kelembaban relatif 130
Gambar 4.9 Grafik efisiensi kolektor 131
Gambar 4.10 Grafik kelembaban relatif 131
Gambar 4.12 Grafik kelembaban relatif 132
Gambar 4.13 Grafik Efisiensi Kolektor 133
Gambar 4.14 Grafik kelembaban relatif 133
Gambar 4.15 Grafik efisiensi kolektor 134
Gambar 4.16 Grafik kelembaban relatif 134
Gambar 4.17 Grafik efisiensi kolektor 135
Gambar 4.18 Grafik kelembaban relatif 135
Gambar 4.19 Grafik efisiensi kolektor 136
Gambar 4.20 Grafik kelembaban relatif 136
Gambar 4.21 Grafik efisiensi kolektor 137
Gambar 4.22 Grafik kelembaban relatif 137
Gambar 4.23. Grafik perbandingan berat bahan 138
Gambar 4.24. Grafik perbandingan berat bahan 138
Gambar 4.25. Grafik perbandingan berat bahan 139
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Di negara Indonesia terkenal dengan hasil pertaniannya. Berbagai macam
sayuran,buah-buahan, dan rempah-rempah melimpah di berbagai daerah. Kemudian
muncul sebuah gagasan bagaimana hasil pertanian menjadi tahan lama dan dapat
digunakan sewaktu-waktu, tanpa harus menunggu musim panen datang. Akhirnya,
salah satu cara yang digunakan adalah dengan dikeringkan. Banyak daerah di
Indonesia secara umum mengeringkan hasil pertaniannya dengan penjemuran
langsung. Tetapi cara tersebut memiliki beberapa kelemahan, di antaranya: dapat
merusak kualitas hasil pertanian karena radiasi ultraviolet, air hujan dan gangguan
binatang. Penjemuran secara langsung memerlukan waktu yang lama, dapat
memakan waktu berhari-hari, padahal kebutuhan akan hasil panen selalu besar dan
harus segera terpenuhi. Oleh karena itu, manusia mencari solusi untuk dapat
membantu proses pengeringan hasil pertanian secara cepat dan tetap menjaga
kualitas hasil panen. Cara pengeringan yang dimaksud adalah dengan menggunakan
alat pengering yang umumnya menggunakan bahan bakar minyak atau energi listrik.
Akan tetapi cara pengeringan ini mengalami kendala, tidak semua daerah di
Indonesia mempunyai jaringan listrik dan belum memiliki sarana transportasi yang
baik sehingga bahan bakar minyak sulit didapat. Apalagi sekarang harga bahan bakar
minyak naik-turun, sehingga menyebabkan biaya proses pengeringan menjadi labil
Pengering adalah sebuah alat yang digunakan untuk menurunkan kelembaban
udara dengan cara memanfaatkan energi surya, yang berfungsi memanaskan kolektor
sehingga udara yang melewati kolektor menjadi panas. Aliran udara panas yang
mengalir digunakan untuk menurunkan kelembaban bahan yang akan dikeringkan,
dengan cara menguapkan kandungan air dari bahan tersebut.
Energi surya merupakan energi yang tersedia melimpah di Indonesia karena
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis. Oleh sebab itu, energi surya
dapat bermanfaat untuk mengurangi dan bahkan menggantikan penggunaan bahan
bakar atau energi listrik dalam proses pengeringan hasil pertanian. Alat pengering
dengan pemanfaatan energi surya umumnya menggunakan absorber jenis pelat dari
bahan tembaga atau alumunium. Kendala yang muncul ketika menggunakan
absorber jenis pelat ini adalah dari segi biaya, yang lebih mahal dan teknologi
pembuatan alat pengering yang sulit dan rumit, jika dibandingkan dengan alat
pengering yang menggunakan absorber jenis porus.
Penelitian yang dilakukan menggunakan bahan handuk dan daun singkong.
Khusus untuk daun singkong mempunyai beberapa tujuan, yaitu; dijadikan serbuk,
mencegah tempat tumbuhnya mikroorganisme karena air merupakan sarana tempat
untuk bertumbuh. Daun singkong dibuat serbuk dengan tujuan memudahkan
pengambilan kandungan-kandungan kimia yang terkandung, untuk diambil bahan
yang berpotensi menjadi obat (ekstrak). Obat yang biasa dibuat dengan daun
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai yaitu :
a. Membuat model pengering dengan absorber porus kasa aluminium.
b. Untuk mengetahui unjuk kerja alat pengering energi surya dengan absorber
porus yang dinyatakan dalam efisiensi kolektor dan kelembaban relatif.
Manfaat yang di dapat yaitu :
1. Menambah kepustakaan teknologi khususnya pengeringan menggunakan
energi surya.
2. Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pembuatan
prototipe alat pengering dengan energi surya yang dapat membantu
masyarakat dalam krisis energi dewasa ini. Antara lain, memberikan solusi
pengeringan hasil pertanian bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh
listrik, mengurangi biaya produksi, dan memberikan solusi bahwa energi
surya adalah energi yang terbarukan untuk mengurangi penggunaan minyak
BAB II
DASAR TEORI
2. 1 Landasan Teori
Pengering energi surya menggunakan absorber porus pada umunya terdiri
dari 3 bagian utama, yaitu : kotak kolektor, absorber yang berbentuk porus, misalnya
kasa aluminium dan plastik sebagai penutup. Bagian pertama alat pengering adalah
lubang udara masuk yang berfungsi untuk masuknya udara sekitar ke dalam kolektor
secara alami. Bagian kedua adalah absorber yang berfungsi untuk memanaskan udara
yang masuk ke kolektor. Absorber yang digunakan adalah jenis absorber porus
dengan bahan alumunium, absorber dicat warna hitam dengan tujuan
memaksimalkan penyerapan energi surya. Absorber berfungsi untuk menyerap
energi surya yang berupa energi panas, yang kemudian digunakan untuk
memanaskan udara yang mengalir dari luar ke dalam alat pengering secara alami.
Perpindahan panas dari absorber ke udara tersebut terjadi secara konveksi. Udara
yang sudah dipanaskan oleh absorber akan mengalir melewati rak pengering yang
digunakan untuk meletakan bahan yang akan dikeringkan, kemudian udara yang
bersifat panas dan kering menembus bahan yang akan dikeringkan. Pada saat udara
panas ini menembus bahan yang dikeringkan terjadilah perpindahan panas yang
menguapkan air dari bahan yang dikeringkan ke udara, proses ini disebut proses
pengeringan. Bagian terakhir dari pengering hasil pertanian ini adalah lubang
pembuangan uap atau lubang udara basah, dimana berfungsi untuk membuang udara
yang membawa uap air ke lingkungan sekitar di luar alat pengering. Konstruksi
pengering hasil pertanian yang umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1. Alat pengering energi surya
2. 2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari pengering yaitu energi surya yang datang akan diterima dan
dikonversikan menjadi panas oleh absorber didalam kolektor. Selanjutnya absorber
ini berfungsi memanasi udara luar yang mengalir lewat lubang udara masuk. Udara
yang panas mempunyai massa jenis yang lebih kecil dari pada udara dingin. Karena
adanya perbedaan massa jenis ini udara dapat mengalir keatas secara alami dan
mengeringkan bahan yang dikeringkan. Proses ini berlangsung terus-menerus sampai
2.3 Tinjauan Pustaka
Pengeringan merupakan cara terbaik dalam pengawetan bahan makanan dan
pengering energi surya merupakan teknologi yang sesuai bagi kelestarian alam.
Pengeringan dengan penjemuran langsung (tradisional) sering menghasilkan kualitas
pengeringan yang buruk. Hal ini disebabkan bahan yang dijemur langsung tidak
terlindungi dari debu, hujan, angin, serangga, burung atau binatang lain.
Kontaminasi dengan mikroorganisme yang terdapat di tanah dapat
membahayakan kesehatan. Kunci dari pengeringan bahan makanan adalah
mengeluarkan kandungan air secepat mungkin pada temperatur yang tidak merusak
bahan makanan tersebut. Jika temperatur terlalu rendah maka mikroorganisme akan
berkembang sebelum bahan makanan kering tetapi jika temperatur terlalu tinggi
maka bahan makanan dapat mengalami pengeringan yang berlebih pada bagian
permukaan. Kelemahan utama dari pengering energi surya adalah kecilnya koefisien
perpindahan panas antara pelat absorber dan udara yang dipanasi, sehingga
menyebabkan efisiensi kolektor yang rendah. Beberapa modifikasi telah banyak
diusulkan meliputi penggunaan sirip, penggunaan absorber dengan permukaan kasar,
dan penggunaan absorber porus.
Penelitian dengan metode simulasi untuk mengetahui efisiensi tahunan
pengering energi surya dengan absorber jenis porus di India menghasilkan nilai yang
sesuai dengan penelitian secara eksperimen. Eksperimen dengan absorber porus
menggunakan kasa alumunium dengan permukaan reflektif dibagian bawahnya
menghasilkan efisiensi yang hampir sama dengan enam lembar bilah baja yang dicat
2. 4 Rumus Perhitungan
1. Perbedaan Tekanan
Perbedaan tekanan ditimbulkan karena adanya perbedaan massa jenis antara
udara didalam dan diluar pengering, dan dapat dinyatakan dengan persamaan:
∆p =
[
h1(
ρ−ρ1)
+h2(ρ−ρ2)]
g (1)dengan :
∆p : penurunan tekanan (Pa)
h1 : jarak antara lapisan bawah handuk dengan lubang udara masuk (m)
h2 : jarak antara lapisan atas handuk dengan lubang udara keluar (m)
ρ : massa jenis udara lingkunga sekitar (kg/m3)
1
ρ : massa jenis udara setelah melewati kolektor (kg/m3)
2
ρ : massa jenis udara setelah melewati lapisan padi (kg/m3)
g : 9,81 m/detik2
2. Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air
Kalor yang diperlukan untuk mengeluarkan uap air dinyatakan dengan
persamaan:
Q = massa air yang keluar x hfg (3)
dengan :
Q : kalor yang diperlukan untuk mengeluarkan uap air (Mj / kg)
fg
Bahan yang
dikeringkan
h1
Plastik transparan
Gambar 2.2 Pengering Padi Energi Surya, Berdasarkan Rancangan. David Kennedy Leaf for Life, USA
3. Daya Berguna (
Q
u ).Jumlah energi yang terpakai untuk memanasi udara di absorber (jumlah
energi yang dipindahkan dari absorber ke udara) disebut dengan energi berguna dan
dapat dinyatakan dengan persamaan:
t T T C m
Q P i
u ∆
−
= . .( 0 ) (4)
dengan:
m : laju massa aliran udara dalam kolektor (kg/detik)
CP : panas spesifik udara (J/(kg.OC)
TO : temperatur udara keluar kolektor (OC)
Ti : temperatur udara masuk kolektor (OC)
t
∆ : waktu pengambilan data (detik)
Laju massa aliran udara (m) dapat dihitung dengan:
Aliran udara masuk GT
h2
V
m= ρ⋅ (5)
dengan:
ρ : massa jenis udara (kg/m3)
V : volume aliran udara kolektor (m3)
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan dari keluaran yang dihasilkan dengan masukan
yang diberikan. Sedangkan untuk efisiensi kolektor (ηC) didefinisikan sebagai
perbandingan antara energi berguna dengan total energi surya yang datang ke
kolektor, dan dapat dinyatakan dengan persamaan:
c U c
A I
Q
=
η (6)
dengan:
QU : energi berguna ( W)
I : intensitas energi surya yang datang (W/m2)
AC : luas kolektor surya (m2)
5. Kelembaban Spesifik (ω2 )
Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan
volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik, dan dapat dinyatakan
dalam persamaan:
2 2
2 2
622 . 0
g g P P
P − =
ω (7)
P2 = 101,325 kpa (1atm)
Kelembaban Spesifik (ω1 ) dengan menggunakan rumus:
ω1 =
2 1 2 2 1 2 ) ( f g fg p h h h T T C − + − ω (8)
Dengan: Cp = 1.005 (Kj/kgoC)
Tkeluar kolektor = Suhu basah(oC)
T masuk kolektor = Suhu kering(˚C)
Hfg2 = Hfg basah
Hg1 = Hfg kering
Hf2 = Hf basa
6. Kelembaban relatif (φ1)
Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai kemampuan udara untuk
menerima kandungan uap air, jadi semakin besar RH semakin kecil kemampuan
udara tersebut untuk menyerap uap air, dan dapat dinyatakan dengan persamaan:
1 1 2 1 1 ) 622 . 0
( Pg
P ω ω φ
+
= (9)
Dengan: φ1 = Kelembaban relatif
P2 = 101,325 kpa (1atm)
1
7. Penurunan berat (penyusutan berat) (∆W) dengan rumus :
∆W = Wawal – Wakhir (10)
Dengan: ∆W = penyusutan berat (gram)
Wawal = berat awal ditimbang (gram)
Wakhir = berat akhir setelah ditimbang (gram)
8. Persentase berat yang dihasilkan (%W) :
% W = 100%
W
) W -W (
awal akhir
awal X (11)
Keterangan :
Wawal = berat awal ditimbang (kg)
Wakhir = berat akhir setelah ditimbang (kg)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Skema Alat
Alat pengering dengan menggunakan absorber porus pada umunya terdiri dari 3
bagian utama yaitu :
a. Pada penelitian ini dibuat sebuah model pengering dengan tenaga surya
dengan panjang 150 cm, lebar 100 cm, tebal 20 cm.
b. Kotak kolektor, dengan ukuran 100 cm x 100 cm yang terdiri dari absorber
porus dan plastik transparan, serta lubang udara masuk dengan ukuran 100
cm x 9 cm.
c. Kotak pengering dengan ukuran 100 cm x 50 cm, rak pengering untuk
meletakan bahan yang dikeringkan dengan ukuran 100 cm x 50 cm.
d. Lubang udara keluar dari kotak pengering dengan ukuran 100 cm x 9 cm.
e. Jenis absorber : jenis kasa aluminium dicat hitam.
f. Kedalaman absorber : 12 cm
g. Variabel yang dapat mempengaruhi efisiensi pengeringan pada alat pengering
energi surya dengan bahan absorber jenis porus adalah jenis material, ukuran
Skema alat pengering hasil pertanian dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.1. Skema alat penelitian
Gambar 3.2. Skema ukuran alat penelitian Plastik
3.2 Variabel yang Divariasikan
1. Pengering dengan sudut tutup udara masuk 45˚, 60º, dan 90˚.
2. Bahan yang dikeringkan : handuk 300gr, 550gr,dan daun singkong 300gr.
3. Penjemuran langsung juga dilakukan untuk mendapatkan perbedaan
3.3 Variabel yang Diukur
1. Radiasi dari energi surya yang datang (W/m2)
2. Temperatur udara masuk kolektor
T1 = temperatur kering
T2 = temperatur basah
3. Temperatur udara keluar kolektor
T1 = temperatur kering
T2 = temperatur basah
4. Temperatur udara keluar pengering
T1 = temperatur kering
T2 = temperatur basah
3.5 Langkah Penelitian
1. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 3.1.
2. Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan sudut tutup udara masuk
(45º,60º, dan 90º).
4. Data yang dicatat adalah temperatur udara masuk kolektor (temperatur basah
dan kering), temperatur udara setelah kolektor (temperatur basah dan kering),
temperatur udara setelah kotak beban (temperatur basah dan kering).
5. Sebelum melanjutkan pengambilan data untuk varisi berikutnya kondisi alat
pengering harus didiamkan agar kembali ke kondisi awal.
6. Posisi absorber porus harus terkena sinar matahari secara langsung.
7. Penelitian dilakukan saat matahari bersinar terang atau pada waktu pagi
hingga sore hari.
3.6 Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan dan analisa data diawali dengan melakukan perhitungan pada
parameter-parameter yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (1) sampai
dengan persamaan (11). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik
hubungan efisiensi kolektor dengan waktu. Efisiensi pengeringan pada dasarnya
adalah perbandingan antara energi yang terpakai untuk pengeringan dengan energi
surya yang datang. Besar energi yang terpakai ditentukan oleh temperatur dan
tekanan udara yang berfungsi mengeringkan bahan, setelah melewati absorber.
Semakin tinggi temperatur dan tekanan udara yang dihasilkan oleh alat pengering
untuk mengeringkan bahan yang akan dikeringkan, maka semakin besar pula energi
yang terpakai dari energi surya yang datang. Akibatnya, efisiensi pengeringan
menjadi besar, untuk itu temperatur dan tekanan udara setelah melewati bahan
absorber harus dimaksimalkan setinggi mungkin yang sesuai dengan sifat bahan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Kita akan mengetahui data yang telah diambil dengan variasi yang berbeda.
Pengambilan data tiap variasi hanya dilakukan sekali saja. Bahan yang di
keringkan adalah handuk basah dan daun singkong. Tempat pengambilan data di
lakukan di lingkungan Universitas Sanata Dharma.
4.1.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 45˚, Beban Handuk 0,55 kg. Tanggal : 06 Desember 2008
Jam : 10.30 - 11.50 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0.55 kg
Ketebalan handuk : 0,01 m
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 45˚, massa beban handuk 0,55 kg
No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2)
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
1 10 26.7 24.6 40.2 22.8 35.1 25.9 196
2 20 27.0 23.3 46.5 22.1 41.0 28.3 601
3 30 26.3 22.4 55.6 18.9 42.6 24.9 822
4 40 26.6 23.2 43.7 24.3 35.9 24.1 641
5 50 26.7 24.0 50.6 21.9 38.8 23.4 157
Tabel 4.1 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 45˚, massa beban handuk 0,55 kg (lanjutan)
No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2)
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
6 60 28.1 24.6 39.9 27.2 33.7 22.4 946
7 70 27.2 24.8 36.2 26.9 29.6 21.4 89
8 80 27.7 23.6 43.8 25.4 36.1 22.4 485
9 90 28.2 23.7 54.2 21.9 42.4 25.2 795
10 100 29.3 24.6 49.4 25.0 44.9 28.8 438
11 110 30.1 25.2 50.0 25.2 45.1 29.5 524
Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0.325 kg
Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (∆W) = 0,225 kg
4.1.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban Handuk 0,55 kg. Tanggal : 19 Maret 2009
Jam : 13.00 - 14.50 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,55 kg
Ketebalan handuk : 0,01 m
Tabel 4.2 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban handuk 0,55 kg.
No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
1 10 25.2 20.9 49.5 24.3 39.7 28.3 111 2 20 27.4 23.1 63.5 22.9 52.1 30.8 869 3 30 27.6 21.3 69.0 20.5 56.2 31.1 905 4 40 27.6 21.3 70.4 24.0 57.6 30.1 915 5 50 28.4 20.7 68.8 25.0 56.7 28.3 920 6 60 28.3 21.6 66.3 23.0 56.7 31.2 907 7 70 28.8 22.5 68.2 22.6 55.4 32.3 881 8 80 23.6 17.9 64.5 21.9 54.2 25.9 773 9 90 22.0 15.0 63.0 20.3 50.6 24.5 729 10 100 29.2 22.8 65.1 26.0 53.1 27.2 720 11 110 37.3 32.0 69.8 33.0 49.2 32.9 555
Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,300 kg
Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (∆W) = 0,250 kg
4.1.3 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 90˚, Beban Handuk 0,55 kg
Tanggal : 19 Maret 2009
Jam : 11.00-12.00 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,55 kg
Ketebalan handuk : 0,01m
Tabel 4.3 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 90˚, massa beban handuk 0,55 kg.
Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,275 kg
Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (∆W) = 0,275 kg
4.1.4 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi handuk basah dan
sudut udara masuk 45º dan 60º
4.1.4.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 45˚, Beban Handuk basah 0,3 kg
Tanggal : 29 April 2009
Jam : 10.00-12.00 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,3 kg No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 45˚, massa beban Handuk basah 0,3 kg.
Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,150 kg
Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (∆W) = 0,150 kg
4.1.4.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban Handuk basah 0,55 kg
Tanggal : 29 April 2009
Jam : 10.00-12.00 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,55 kg
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT
(W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Tabel 4.5 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban Handuk basah 0,55 kg.
Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,110 kg
Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (∆W) = 0,190 kg
4.1.5 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi handuk basah dan
sudut udara masuk 45º dan 60º
4.1.5.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Kemiringan alat 30˚, Beban Handuk basah 0,55 kg
Tanggal : 30 April 2009
Jam : 09.30-11.30 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,55 kg No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban Handuk basah 0,55 kg.
Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,110 kg
Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (∆W) = 0,190 kg
4.1.5.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 90˚, Beban Handuk basah 0,55 kg
Tanggal : 30 April 2009
Jam : 09.30 - 11.30 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,55 kg
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT
(W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Tabel 4.7 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 90˚, massa beban Handuk basah 0,55 kg.
Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,100 kg
Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (∆W) = 0,200 kg
4.1.6 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi daun singkong dan
sudut udara masuk 45º dan 60º
4.1.6.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 45˚, Beban daun singkong 0,3 kg
Tanggal : 1 Mei 2009
Jam : 09.40 - 11.40 WIB
Massa daun singkong awal (W1) : 0,3 kg No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 45˚, massa beban daun singkong 0,3 kg.
Massa daun singkong sesudah dikeringkan ( W2) = 0,110 kg
Selisih berat daun singkong,W1 - W2 (∆W) = 0,190 kg
4.1.6.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban Handuk basah 0,3 kg
Tanggal : 1 Mei 2009
Jam : 09.40-11.40 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,3 kg
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT
(W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Tabel 4.9 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban daun singkong 0,3 kg.
Massa daun singkong sesudah dikeringkan ( W2) = 0,100 kg
Selisih berat daun singkong,W1 - W2 (∆W) = 0,200 kg
4.1.7 Perbandingan kedalaman absorber 12 cm dengan variasi daun singkong dan
sudut udara masuk 60º dan 90º
4.1.7.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban daun singkong 0,3 kg
Tanggal : 1 Mei 2009
Jam : 13.00 - 14.40 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,3 kg No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban daun singkong 0,3 kg.
Massa daun singkong sesudah dikeringkan ( W2) = 0,110 kg
Selisih berat daun singkong,W1 - W2 (∆W) = 0,190 kg
4.1.7.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 90˚, Beban Handuk basah 0,3 kg
Tanggal : 1 Mei 2009
Jam : 13.00-14.40 WIB
Massa handuk awal (W1) : 0,3 kg
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Tabel 4.11 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 12 cm, sudut udara masuk 90˚, massa beban daun singkong 0,3 kg.
Massa daun singkong sesudah dikeringkan ( W2) = 0,130 kg
Selisih berat daun singkong,W1 - W2 (∆W) = 0,170 kg
4.2 Perhitungan Data dengan Bahan Handuk
Perhitungan data ini meliputi : perbedaan tekanan, intensitas energi surya
yang datang, kalor yang diperlukan untuk mengeluarkan uap air, daya berguna,
efisiensi kolektor, kelembaban spesifik, kelembaban relatif, penurunan berat, dan
persentase berat yang dihasilkan dapat dijelaskan pada perhitungan dibawah ini.
4.2.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 45˚, Beban Handuk 0,55 kg.
a) Menghitung Penurunan Tekanan (∆p)
Data Tabel 4.1
Diketahui :
No
Waktu
(menit)
Suhu masuk
kolektor, ˚ C
Suhu keluar
kolektor, ˚ C
Suhu setelah
beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah
h1 = 1 m ∆h = 0,01 m
h2 = 0.5 m
Ta= 31 (diasumsikan konstan)
T keluar kolektor kering = 40.2 0C
T setelah beban kering = 35.1 0C
Mencari ρ,ρ1,ρ2
p = ρR T
Sehingga, ρ =
T R p . ρ = K x K kg m kN m kN 302 ) . /( . 287 , 0 / 3 , 101 2
ρ = 1,161 kg/m3
1 ρ = K x K kg m kN m kN 1 . 302 ) . /( . 287 , 0 / 3 , 101 2 1
ρ = 1,127 kg/m3
2 ρ = K x K kg m kN m kN 296 ) . /( . 287 , 0 / 3 , 101 2 2
ρ = 1,146 kg/m3
∆p =
[
1m(
1,161Pa−1,127Pa)
+0,5m(1,161Pa−1,146Pa)]
x9,81kg/s2 ∆p = 0.410 Pa,b) Menghitung Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air
Q = massa air yang keluar x hfg
hfg diperoleh dari persamaan yang dihasilkan Gambar 4.3 Grafik
T-hfg
X= suhu kering keluar kolektor
= -10-5. (40,2)3 + 0,000.(40.2)2 – 2,387.(40,2) + 2501
= 2404,39 kj/kg
Q = 0,225 kg x 2404,39 kj/kg
Q = 540,99 kj
Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil
perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium
ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 45˚, beban handuk 0.55 kg disajikan dalam tabel.
Tabel 4.12 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 45˚, beban handuk 0,55kg.
Waktu
(menit)
ρ ρ1 ρ2 ∆p Hfg Q
(kg/m3) (kg/m3) (kg/m3) (Pa) (kj/kg) (kj)
10 1,161 1.127 1.146 0.410 2404.39 540.99
20 1,161 1.105 1.124 0.734 2389.00 537.52
30 1,161 1.074 1.118 1.062 2366.56 532.48
40 1,161 1.114 1.143 0.547 2395.85 539.07
50 1,161 1.091 1.132 0.832 2378.92 535.26
60 1,161 1.128 1.155 0.356 2405.12 541.15
70 1,161 1.142 1.166 0.165 2414.12 543.18
80 1,161 1.114 1.142 0.554 2395.61 539.01
90 1,161 1.079 1.119 1.013 2370.03 533.26
100 1,161 1.095 1.110 0.899 2381.88 535.92
110 1,161 1.093 1.110 0.922 2380.40 535.59
Dengan : h1 = 1 m, h2 = 0,5 m, ∆h = 0, 02 m.
c) Intensitas Energi surya yang datang
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, Intensitas energi surya
yang datang sudah diambil menggunakan alat pengukur Gt (Day Star).
Dari data yang dilakukan diperoleh Gt rata – rata = 517,64 Watt/m2
d) Daya Berguna (
Q
u ).Daya berguna dapat diperoleh dengan persamaan :
t T T C m
Q P i
u
∆ −
= . .( 0 )
m diperoleh dari =
m = ρ . v ρ = 1,161 kg/m3 (dari Tabel 4.12)
= 1,161 . 0,12 v = 0,12 m3
= 0,1393 kg/detik
Cp = 1,005 J/kg.˚C (1 Atmosfir)
Dari tabel 4.1 diketahui:
To = 40,2 ˚C (suhu kering keluar kolektor) ∆t = 6600
Ti = 26,7 ˚C (suhu kering masuk kolektor)
t T T C m
Q P i
u
∆ −
= . .( 0 )
6600 ) 4 , 31 1 , 29 .( 005 , 1 . 1045 , 1 − = u Q
Dengan cara perhitungan yang sama seperti diatas, maka didapatkan
data hasil perhitungan energi berguna dari pengering energi surya dengan
absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 45˚, beban handuk 0.55 kg disajikan dalam tabel.
Tabel 4.13 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 45˚, beban handuk 0,55kg.
Waktu
(menit)
Masuk
kolektor
Keluar
kolektor Cp
(J/kg.OC)
m Qu
kering ˚C kering ˚ C (kg/detik) (W)
10 26.7 40.2 1,005 0.1393 0.0002864
20 27.0 46.5 1,005 0.1393 0.0004137
30 26.3 55.6 1,005 0.1393 0.0006216 40 26.6 43.7 1,005 0.1393 0.0003628
50 26.7 50.6 1,005 0.1393 0.0005071
60 28.1 39.9 1,005 0.1393 0.0002503
70 27.2 36.2 1,005 0.1393 0.0001909 80 27.7 43.8 1,005 0.1393 0.0003416
90 28.2 54.2 1,005 0.1393 0.0005516
100 29.3 49.4 1,005 0.1393 0.0004264 110 30.1 50.0 1,005 0.1393 0.0004222
120 26.7 40.2 1,005 0.1393 0.0002864
e) Efisiensi kolektor (ηC)
Dapat diperoleh dengan persamaan :
c U c
A I
Q
=
QU : 0.0002864 W (diambil dari Tabel 4.13)
I : 196 W/m2 (diambil dari Tabel 4.1)
AC : 1 m2
Jawab :
c U c
A I
Q
=
η
100 1
196 0002864 ,
0
X x c =
η
= 0.00015
Dengan cara perhitungan yang sama seperti diatas, maka didapatkan
data hasil perhitungan Efisiensi kolektor dari pengering energi surya dengan
absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0.55 kg disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.14 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,55kg.
Waktu
(menit)
A Qu GT
(W/m2)
(ηC)
(m2) (W) ( % )
10 1 0.0002864 196 0.00015
20 1 0.0004137 601 0.00007
30 1 0.0006216 822 0.00008 40 1 0.0003628 641 0.00006
50 1 0.0005071 157 0.00032
Tabel 4.14 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,55kg. (lanjutan)
f) Kelembaban spesifik
2 2 2 2 622 . 0 g g P P P − = ω
Dengan: Pg2 = Tp-sat basah
P2 = 101,325 kpa (1atm)
Kelembaban Spesifik (ω1 ) dengan menggunakan rumus:
ω1 =
2 1 2 2 1 2 ) ( f g fg p h h h T T C − + − ω
Dengan: Cp = 1.005 (Kj/kgoC)
Hfg2 = Hfg basah
Hg1 = Hfg kering
Hf2 = Hf basah
Waktu
(menit)
A Qu GT (ηC)
(m2) (W) (W/m2) ( % )
80 1 0.0003416 485 0.00007 90 1 0.0005516 795 0.00007
100 1 0.0004264 438 0.00010
Tabel 4.15 Hasil perhitungan P- saturated (dari tabel 4.1)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
1 10 4.64 3.79 13.44 3.15 9.39 4.30 2 20 4.77 3.32 19.88 2.92 14.17 5.38 3 30 4.47 3.02 32.48 2.05 15.70 3.90 4 40 4.60 3.28 16.81 3.67 9.96 3.60 5 50 4.64 3.56 25.03 2.86 12.23 3.35 6 60 5.28 3.79 13.18 4.86 7.80 3.02 7 70 4.86 3.86 10.18 4.73 6.03 2.71 8 80 5.09 3.42 16.91 4.10 10.11 3.02 9 90 5.33 3.46 30.25 2.86 15.50 4.02 10 100 5.88 3.79 23.44 3.94 18.08 5.62 11 110 6.30 4.02 24.22 4.02 18.30 5.98
Tabel 4.16 Hasil perhitungan T-hg (dari tabel 4.1)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Tabel 4.17 Hasil perhitungan T-hf (dari tabel 4.1)
No Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
1 10 112.2932 103.46 169.0742 95.89 147.6236 108.93 2 20 113.555 97.99 195.572 92.95 172.439 119.02 3 30 110.6108 94.21 233.8466 79.49 179.1686 104.72 4 40 111.8726 97.57 183.7952 102.20 150.9884 101.36 5 50 112.2932 100.94 212.8166 92.10 163.1858 98.41 6 60 118.1816 103.46 167.8124 114.40 137.5292 94.21 7 70 114.3962 104.30 152.2502 113.13 124.4906 90.00 8 80 116.4992 99.25 184.2158 106.83 151.8296 94.21 9 90 118.6022 99.68 227.9582 92.10 178.3274 105.98 10 100 123.2288 103.46 207.7694 105.14 188.8424 121.13 11 110 126.5936 105.98 210.293 105.98 189.6836 124.07
Tabel 4.18 Hasil perhitungan T-hfg (dari tabel 4.1)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Untuk menghitung ω1, ω2, dan kelembaban relatif (Φ) diperlukan P-sat, T-hg,
T-hf, T-hfg yang dapat diambil dari Tabel 4.15, Tabel 4.16, Tabel 4.17, dan Tabel
4.18
Jawab :
Dengan: Pg2 = 3,79 (Tp-sat basah)
P2 = 101,3 kpa (1atm)
2 2 2 2 622 . 0 g g P P P − = ω 79 , 3 3 , 101 79 , 3 . 622 . 0 2 − = ω
= 0,02414
Kelembaban Spesifik (ω1 ) dengan menggunakan rumus :
Diketahui : Cp = 1.005 (Kj/kgoC)
Hfg2 = 2442,13 (dari Tabel 4.12)
Hg1 = 2437,08 (Hfg kering)
Hf2 = 103,46 (Hf basah)
T kering = 26,7 ˚C T basah = 24,6 ˚C
ω2 = 0,02414
ω1 =
2 1 2 2 1 2 ) ( f g fg p h h h T T C − + − ω
ω1 =
46 , 103 08 , 2437 13 , 2442 . 02414 , 0 ) 7 , 26 6 , 24 .( 005 , 1 − + −
g) Kelembaban relatif (φ1) dengan menggunakan rumus:
Diketahui : P2 = 101,3 kpa (1atm)
ρgl = 4,64 T-sat kering (dari Tabel 4.15)
ω1 = 0,02 (Kg H2O/Kg dry air, dari Tabel 4.19)
1 1 2 1 1
) 622
. 0
( Pg
P ω ω φ
+
=
64 , 4 ). 02 , 0 622
. 0 (
3 , 101 . 02 , 0
1 = +
φ
= 0,786
= 78,6 %
Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil
perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium
Tabel 4.19 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban relatif pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 45˚, beban handuk 0,55kg.
h) Penurunan berat yang dihasilkan (%W)
Diketahui: Dengan alat pengering : Penjemuran lansung :
Wawal = 0,55 (kg) Wawal = 0,55 (kg)
Wakhir = 0,325 (kg) Wakhir = 0,425 (kg)
∆W = Wawal – Wakhir ∆W = Wawal – Wakhir
∆W = 0,55 – 0,325 ∆W = 0,55 – 0,425
∆W = 0,225 kg ∆W = 0,125 kg
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
ω2 ω1 Φ
Φ
(%) ω2 ω1 Φ Φ(%) ω2 ω1 Φ Φ(%)
1 10 0.02 0.02 0.79 79 0.02 0.01 0.15 15 0.03 0.02 0.39 39
2 20 0.02 0.02 0.64 64 0.02 0.01 0.07 7 0.03 0.03 0.32 32
3 30 0.02 0.02 0.62 62 0.01 0.00 ‐0.01 ‐1 0.02 0.02 0.18 18
4 40 0.02 0.02 0.67 67 0.02 0.02 0.14 14 0.02 0.02 0.28 28
5 50 0.02 0.02 0.73 73 0.02 0.01 0.04 4 0.02 0.01 0.19 19
6 60 0.02 0.02 0.67 67 0.03 0.03 0.31 31 0.02 0.01 0.30 30
7 70 0.02 0.02 0.76 76 0.03 0.03 0.41 41 0.02 0.01 0.36 36
8 80 0.02 0.02 0.62 62 0.03 0.02 0.17 17 0.02 0.01 0.21 21
9 90 0.02 0.02 0.59 59 0.02 0.00 0.03 3 0.03 0.02 0.19 19
10 100 0.02 0.02 0.59 59 0.03 0.01 0.10 10 0.04 0.03 0.25 25
i) Persentase berat yang dihasilkan (%W) :
% W = 100%
W ) W ( awal X ∆
Dengan alat pengering : Penjemuran langsung :
% W = 100%
0,55 ) 0,225 (
X % W = 100%
0,55 ) 0,125 (
X
% W = 78,6 % % W = 22,7 %
4.2.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Kemiringan Alat 60˚, Beban Handuk 0,55 kg.
a) Menghitung Penurunan Tekanan (∆p)
Data Tabel 4.1
Diketahui :
h1 = 1 m ∆h = 0,01 m
h2 = 0.5 m
Ta= 31 (diasumsikan konstan)
T keluar kolektor kering = 49,5 0C
T setelah beban kering = 24,3 0C
Mencari ρ,ρ1,ρ2
p = ρR T
Sehingga, ρ =
T R p . ρ = K x K kg m kN m kN 304 ) . /( . 287 , 0 / 3 , 101 2
ρ = 1,161 kg/m3
1
ρ = 1,094 kg/m3
2 ρ =
K x
K kg m kN
m kN
3 , 297 ) . /( . 287 , 0
/ 3 ,
101 2
2
ρ = 1,129 kg/m3
∆p =
[
1m(
1,161Pa−1,094Pa)
+0,5m(1,161Pa−1,129Pa)]
x9,81kg/s2 ∆p = 0,812 Pa,b) Menghitung Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air
Q = massa air yang keluar x hfg
hfg diperoleh dari persamaan yang dihasilkan Gambar 4.3 Grafik Thfg
X= suhu kering keluar kolektor
hfg = y = -10-5x3 + 0,000x2 – 2,387x + 2501
= -10-5. (49,5)3 + 0,000.(49,5)2 – 2,387.(49,5) + 2501
= 2451,02 kj/kg
Q = 0,25 kg x 2451.02 kj/kg
Q = 612,76 kj
Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil
perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium
Tabel 4.20 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,55kg.
Dengan : h1 = 1 m, h2 = 0,5 m, ∆h = 0, 02 m.
W1 = 0,55 kg, W2 = 0,3 kg, ∆W = 0,250 kg.
c) Intensitas Energi surya yang datang
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, Intensitas energi surya
yang datang sudah diambil menggunakan alat pengukur Gt (Day Star), dan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari data yang dilakukan diperoleh Gt rata – rata = 753,18 Watt/m2
d) Daya Berguna (
Q
u ).Daya berguna dapat diperoleh dengan persamaan :
t T T C m
Q P i
u ∆
−
= . .( 0 )
Waktu
(menit)
ρ ρ1 ρ2 ∆p Hfg Q
(kg/m3) (kg/m3) (kg/m3) (Pa) (kj/kg) (kj)
10 1.161 1.094 1.129 0.812 2451.02 612.76
20 1.161 1.049 1.086 1.470 2445.74 611.43
30 1.161 1.032 1.072 1.702 2450.06 612.52
40 1.161 1.028 1.068 1.765 2450.06 612.52
50 1.161 1.033 1.071 1.704 2451.50 612.88
60 1.161 1.040 1.071 1.629 2449.34 612.34
70 1.161 1.034 1.075 1.665 2447.18 611.79
80 1.161 1.046 1.079 1.534 2458.22 614.55
90 1.161 1.050 1.091 1.430 2465.16 616.29
100 1.161 1.044 1.082 1.535 2446.46 611.61
m diperoleh dari =
m = ρ . v ρ = 1,161 kg/m3 (dari Tabel 4.20)
= 1,161 . 0,12 v = 0,12 m3
= 0,1393 kg/detik
Cp = 1,005 J/kg.˚C (1 Atmosfir)
Dari tabel 4.2 diketahui:
To = 49,5 ˚C (suhu kering keluar kolektor) ∆t = 6600
Ti = 25,2 ˚C (suhu kering masuk kolektor)
t T T C m
Q P i
u ∆
−
= . .( 0 )
6600
) 2 , 25 5 , 49 .( 005 , 1 . 1393 ,
0 −
= u Q
= 0,0005155 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama seperti diatas, maka didapatkan
data hasil perhitungan energi berguna dari pengering energi surya dengan
Tabel 4.21 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,55kg.
Waktu
(menit)
Masuk
kolektor
Keluar
kolektor Cp
(J/kg.OC)
m Qu
kering ˚C kering ˚ C (kg/detik) (W)
10 25.2 49.5 1,005 0.1393 0.0005155 20 27.4 63.5 1,005 0.1393 0.0007659 30 27.6 69.0 1,005 0.1393 0.0008783 40 27.6 70.4 1,005 0.1393 0.0009080 50 28.4 68.8 1,005 0.1393 0.0008571 60 28.3 66.3 1,005 0.1393 0.0008062 70 28.8 68.2 1,005 0.1393 0.0008359 80 23.6 64.5 1,005 0.1393 0.0008677 90 22.0 63.0 1,005 0.1393 0.0008698 100 29.2 65.1 1,005 0.1393 0.0007616 110 37.3 69.8 1,005 0.1393 0.0006895
e) Efisiensi kolektor (ηC)
Dapat diperoleh dengan persamaan :
c U c A I Q = η
QU : 0,0005155 W (diambil dari Tabel 4.21)
I : 111 W/m2 (diambil dari Tabel 4.22)
AC : 1 m2
= 0,00046
Dengan cara perhitungan yang sama seperti di atas, maka didapatkan
data hasil perhitungan Efisiensi kolektor dari pengering energi surya dengan
absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0.55 kg disajikan dalam tabel.
Tabel 4.22 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, beban handuk 0,55kg.
Waktu
(menit)
A Qu GT
(W/m2)
(ηC)
(m2) (W) ( % )
e) Kelembaban spesifik 2 2 2 2 622 . 0 g g P P P − = ω
Dengan: Pg2 = Tp-sat basah
P2 = 101,325 kpa (1atm)
Kelembaban Spesifik (ω1 ) dengan menggunakan rumus:
ω1 =
2 1 2 2 1 2 ) ( f g fg p h h h T T C − + − ω (10)
Dengan: Cp = 1.005 (Kj/kgoC)
Tkeluar kolektor = Suhu basah(oC)
T masuk kolektor = Suhu kering(˚C)
Hfg2 = Hfg basah
Hg1 = Hfg kering
Hf2 = Hf basah
Tabel 4.23 Hasil perhitungan P- saturated (dari Tabel 4.2)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Tabel 4.23 Hasil perhitungan P- saturated (lanjutan dari Tabel 4.23)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
8 80 3.42 1.83 49.38 2.86 30.25 4.30 9 90 2.89 1.33 46.17 2.40 25.03 3.75 10 100 5.83 3.15 50.70 4.34 28.58 4.86 11 110 11.02 7.38 62.01 7.99 23.18 7.93
Tabel 4.24 Hasil perhitungan T-hg (dari Tabel 4.2)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
1 10 2546.60 2538.86 2589.68 2544.99 2572.47 2552.17 2 20 2550.55 2542.83 2613.76 2542.47 2594.20 2556.64 3 30 2550.91 2539.58 2623.02 2538.14 2601.28 2557.18 4 40 2550.91 2539.58 2625.36 2544.45 2603.69 2555.39 5 50 2552.35 2538.50 2622.68 2546.24 2602.14 2552.17 6 60 2552.17 2540.12 2618.49 2542.65 2602.14 2557.36 7 70 2553.06 2541.75 2621.68 2541.93 2599.91 2559.32 8 80 2543.73 2533.45 2615.45 2540.67 2597.83 2547.86 9 90 2540.85 2528.21 2612.91 2537.78 2591.59 2545.34 10 100 2553.78 2542.29 2616.46 2548.04 2595.93 2550.19 11 110 2568.22 2558.78 2624.36 2560.57 2589.16 2560.39
Tabel 4.25 Data perhitungan T-hf (dari Tabel 4.2)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Tabel 4.25 Data perhitungan T-hf (lanjutan dari Tabel 4.25)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
4 40 116.0786 89.58 296.0955 100.94 242.2586 126.59 5 50 119.4434 87.06 289.3659 105.14 238.4732 119.02 6 60 119.0228 90.84 278.8509 96.73 238.4732 131.22 7 70 121.1258 94.63 286.8423 95.05 233.0054 135.85 8 80 99.2546 75.28 271.2801 92.10 227.9582 108.93 9 90 92.525 63.08 264.9711 85.37 212.8166 103.04 10 100 122.8082 95.89 273.8037 109.35 223.3316 114.40 11 110 156.8768 134.59 293.5719 138.79 206.9282 138.37
Tabel 4.26 Hasil perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.2)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Untuk menghitung ω1, ω2, dan kelembaban relatif (Φ) diperlukan
P-sat, T-hg, T-hf, T-hfg yang dapat diambil dari Tabel 4.23, Tabel 4.24, Tabel
4.25, dan Tabel 4.26.
Jawab :
Dengan: Pg2 = 2,57 (Tp-sat basah)
P2 = 101,3 kpa (1atm)
2 2 2 2 622 , 0 g g P P P − = ω 57 , 2 3 , 101 57 , 2 . 622 , 0 2 − = ω
= 0,016
Kelembaban Spesifik (ω1 ) dengan menggunakan rumus:
Diketahui : Cp = 1.005 (Kj/kgoC)
Hfg2 = 2451,02 (dari Tabel 4.26)
Hg1 = 2440,69 (Hfg kering)
Hf2 = 87,90 (Hf basah)
T kering = 25,2 ˚C
T basah = 20,9 ˚C
ω2 = 0,016
ω1 =
2 1 2 2 1 2 ) ( f g fg p h h h T T C − + − ω
ω1 =
90 , 87 69 , 2440 02 , 2451 . 016 , 0 ) 2 , 25 9 , 20 .( 005 , 1 − + −
f) Kelembaban relatif (φ1) dengan menggunakan rumus:
Diketahui : P2 = 101,3 kpa (1atm)
ρgl = 4,02 T-sat kering (dari Tabel 4.23)
1
ω = 0,0144 (Kg H2O/Kg dry air, darai Tabel 4.27)
1 1 2 1 1 ) 622 . 0
( Pg
P ω ω φ + = 02 , 4 ). 0144 , 0 622 . 0 ( 3 , 101 . 0144 , 0
1 = +
φ
= 0,569
= 56,9 %
Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil
perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium
ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0.55 kg disajikan dalam tabel.
Tabel 4.27 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban relatif pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,55kg.
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban ω2 ω1 Φ Φ(%) ω2 ω1 Φ Φ(%) ω2 ω1 Φ Φ(%)
1 10 0.02 0.01 0.57 57 0.02 0.01 0.09 9 0.03 0.03 0.36 36
2 20 0.02 0.02 0.60 60 0.02 0.00 0.01 1 0.04 0.03 0.20 20
3 30 0.02 0.01 0.45 45 0.02 0.00 ‐0.01 ‐1 0.05 0.03 0.16 16
4 40 0.02 0.01 0.45 45 0.02 0.00 0.01 1 0.04 0.03 0.13 13
g) Penurunan berat yang dihasilkan (∆W)
Diketahui: Dengan alat pengering : Penjemuran lansung :
Wawal = 0,55 (kg) Wawal = 0,55 (kg)
Wakhir = 0,300 (kg) Wakhir = 0,430 (kg)
∆W = Wawal – Wakhir ∆W = Wawal – Wakhir
∆W = 0,55 – 0,300 ∆W = 0,55 – 0,430
∆W = 0,250 kg ∆W = 0,120 kg
h) Persentase berat yang dihasilkan (%W) :
% W = 100%
W ) W (
awal X
∆
Dengan alat pengering : Penjemuran langsung :
% W = 100%
0,55 ) 0,300 (
X % W = 100%
0,55 ) 0,120 (
X
% W = 54,54 % % W = 21,82 %
Tabel 4.27 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban relatif pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,55kg. (lanjutan)
No
Waktu
(menit)
Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban
ω2 ω1 Φ Φ(%) ω2 ω1 Φ Φ(%) ω2 ω1 Φ Φ(%)
6 60 0.02 0.01 0.43 43 0.02 0.00 0.01 1 0.05 0.03 0.15 15
7 70 0.02 0.02 0.47 47 0.02 0.00 0.00 0 0.05 0.04 0.19 19
8 80 0.01 0.01 0.43 43 0.02 0.00 0.00 0 0.03 0.02 0.08 8
9 90 0.01 0.01 0.30 30 0.02 0.00 ‐0.01 ‐1 0.02 0.01 0.08 8
10 100 0.02 0.02 0.47 47 0.03 0.01 0.04 4 0.03 0.02 0.11 11
4.2.3 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan
Absorber 12 cm, Sudut Udara Masuk 90˚, Beban Handuk 0,55 kg.
a) Menghitung Penurunan Tekanan (∆p)
Data Tabel 4.1
Diketahui :
h1 = 1 m ∆h = 0,01 m
h2 = 0.5 m
Ta= 31 (diasumsikan konstan)
Tkeluar kolektor kering = 45,5 0C
T setelah beban kering = 42,3 0C
Mencari ρ,ρ1,ρ2
p = ρR T
Sehingga, ρ =
T R p . ρ = K x K kg m kN m kN 304 ) . /( . 287 , 0 / 3 , 101 2
ρ = 1,161 kg/m3
1 ρ = K x K kg m kN m kN 5 , 318 ) . /( . 287 , 0 / 3 , 101 2 1
ρ = 1,108 kg/m3
2 ρ = K x K kg m kN m kN 3 , 315 ) . /( . 287 , 0 / 3 , 101 2 2
ρ = 1,119 kg/m3
∆p =
[
1m(
1,161Pa−1,108Pa)
+0,5m(1,161Pa−1,119Pa)]
x9,81kg/s2 ∆p = 0,723 Pa,b) Menghitung Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air
hfg diperoleh dari persamaan yang dihasilkan Gambar 4.3 Grafik
T-hfg
X= suhu kering keluar kolektor
hfg = y = -10-5x3 + 0,000x2 – 2,387x + 2501
= -10-5. (47,5,2,1)3 + 0,000.(47,5,2)2 – 2,387.(47,5) + 2501
= 2431,29 kj/kg
Q = 0,225 kg x 2454,38 kj/kg
Q = 552,24 kj
Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil
perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium
ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0.55 kg disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.28 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 90˚, kemiringan alat 30˚, beban handuk 0,55kg.
Waktu
(menit)
ρ ρ1 ρ2 ∆p Hfg Q
(kg/m3) (kg/m3) (kg/m3) (Pa) (kj/kg) (kj)
10 1.161 1.108 1.119 0.723 2454.38 552.24
20 1.161 1.081 1.109 1.042 2458.46 553.15
30 1.161 1.086 1.114 0.965 2453.18 551.97
40 1.161 1.072 1.100 1.173 2456.54 552.72
50 1.161 1.074 1.108 1.110 2453.66 552.07
60 1.161 1.098 1.119 0.828 2451.26 551.53
70 1.161 1.137 1.147 0.298 2442.13 549.48
80 1.161 1.139 1.147 0.285 2443.09 549.70
Tabel 4.28 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 90˚, kemiringan alat 30˚, beban handuk 0,55kg. (lanjutan)
100 1.161 1.121 1.146 0.468 2448.86 550.99
110 1.161 1.108 1.120 0.726 2445.26 550.18
120 1.161 1.096 1.106 0.908 2445.98 550.34
Dengan : h1 = 1 m, h2 = 0,5 m, ∆h = 0, 02 m.
W1 = 0,55 kg, W2 = 0,225 kg, ∆W = 0,325 kg.
c) Intensitas Energi surya yang datang
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, Intensitas energi surya
yang datang sudah diambil menggunakan alat pengukur Gt (Day Star), dan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari data yang dilakukan diperoleh Gt rata – rata = 454,25 Watt/m2
d) Daya Berguna (
Q
u ).Energi berguna dapat diperoleh dengan persamaan :
t T T C m
Q P i
u
∆ −
= . .( 0 )
m diperoleh dari =
m = ρ . v ρ = 1,161 kg/m3 (dari Tabel 4.28)
= 1,161 . 0,12 v = 0,12 m3
= 0,01393 kg/detik
Dari tabel 4.3 diketahui:
To = 45,5 ˚C (suhu kering keluar kolektor) ∆t = 7200
Ti = 42,3 ˚C (suhu kering masuk kolektor)
t T T C m
Q P i
u ∆
−
= . .( 0 )
7200 ) 3 , 42 5 , 45 .( 005 , 1 . 01393 , 0 − = u Q
= 0,0004551 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama seperti diatas, maka didapatkan
data hasil perhitungan energi berguna dari pengering energi surya dengan
absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0.55 kg disajikan dalam tabel.
Tabel 4.29 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 12 cm, sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0,55kg.
Waktu
(menit)
Ma