• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang melandasi penelitian ini dibuat, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Masalah

Akuntabilitas di sektor pemerintahan mendapatkan prioritas sejalan dengan lahirnya masa reformasi. Pemerintah dituntut mampu menghadirkan akuntabilitas pengelolaan keuangan kepada masyarakat (Kumorotomo, 2005). Lebih dari itu, pemerintah kemudian memprioritaskan akuntabilitas kinerja karena lebih memperhatikan aspek pengelolaan keuangan untuk pelayanan masyarakat (Yusuf, 2011). Konsep tersebut sejalan dengan konsep New Public Management (NPM) yang dalam sistem pemerintahan sebuah negara membutuhkan proses manajemen yang akuntabel. NPM menegaskan bahwa manajemen di sektor pemerintah dapat mencontoh manajemen yang ada di organisasi swasta. Pemangku kepentingan (stakeholders) dalam organisasi swasta maupun di dalam sektor publik semestinya mendapatkan hak yang seharusnya mereka terima, baik akses informasi maupun keikutsertaan menjalankan proses bisnis. Sedangkan manajemen mempunyai kewajiban menjalankan proses bisnis untuk kepentingan organisasi dan bertanggungjawab terhadap pemangku kepentingan (Kuncoro, 2005).

(2)

Penerapan konsep NPM sejalan dengan wewenang pemerintah dalam mengurus aset dan sumber daya negara. Pemerintah melalui kementerian, lembaga, instansi pusat, dan daerah diharapkan mampu menjalankan pelayanan kepada masyarakat dengan efektif dan efisien (Khairul, 2011). Akuntabilitas pengelolaan keuangan mewajibkan kementerian, lembaga, dan instansi menyajikan laporan keuangan secara wajar sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada publik (Halim, 2013). Sedangkan dari aspek akuntabilitas kinerja, pemerintah dituntut mengelola sumber daya yang tersedia secara optimal demi pelayanan kepada masyarakat.

Seiring Pemerintah Indonesia menerapkan NPM, muncul sikap pesimis dari berbagai pihak karena permasalahan-permasalahan sektor publik. Permasalahan tersebut antara lain sistem birokrasi yang kaku dan berlapis, pelayanan kepada masyarakat yang lambat, alat ukur kinerja yang tidak jelas, dan pemerintah pusat lamban mengakomodir keinginan-keinginan daerah (Keban, 2004). Permasalahan tersebut tampak pada bidang kesehatan dan pendidikan. Pelayanan kesehatan masih jauh berpihak pada masyarakat miskin, sedangkan permasalahan pendidikan yang paling krusial yakni ketidakmerataan pendidikan antara wilayah satu dengan yang lain. Berbagai kebijakan yang sering berganti menjadikan pendidikan di Indonesia kebingungan menentukan arah dan tujuan. Permasalahan pengelolaan bidang pendidikan menjadi daya tarik utama yang kemudian oleh banyak kalangan dilakukan pembahasan dan diangkat pula menjadi topik dalam penelitian ini.

(3)

Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) alinea keempat, pendidikan menjadi salah satu tujuan bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan pada ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Demikian pula di dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 tahun 2003 yang hadir menggantikan UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). Dirubahnya UUSPN menjadi UU Sisdiknas antara lain karena UUSPN bersifat sentralistik yakni belum mengarah pada pendidikan untuk semua, pendidikan belum selaras dengan dunia kerja, belum menghasilkan lulusan berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur. Perubahan ini didukung olehgerakan reformasi di Indonesia yang secara umum menuntut diterapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Sumarto, 2009). Dalam hubungan dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut memberikan dampak yang mendasar pada kandungan proses dan manajemen sistem pendidikan.

Pembaharuan sistem pendidikan meliputi pembaharuan kurikulum, pengelolaan pendidikan secara profesional penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku nasional; penyusunan standar kualifikasi pendidik; penyusunan standar pendanaan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan

(4)

dan keadilan; dan pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah. Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat/swasta dan pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum (Sumarto, 2009). Pembaharuan-pembaharuan inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di Indonesia. SNP dikelola oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan dan mengevaluasi SNP. Potensi ketidakseragaman pendidikan dan permasalahan-permasalahan lain mendorong dibentuknya badan ini. Permasalahan tersebut antara lain disebabkan karena kinerja pendidikan secara makro tidak efektif dan efisien dalam mengelola sektor pendidikan dan manajemen pendidikan secara mikro pada lembaga pendidikan tidak mencapai tujuan pendidikan dan organisasi (Sumarto, 2009). Permasalahan pengelolaan pendidikan pada hakikatnya muncul karena masalah inefisiensi terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Oleh sebab itu keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik di sekolah negeri maupun swasta. Keadaan demikian menuntut sistem supervisi yang mengemban fungsi pengawasan dan pembinaan. Pengawasan dan pembinaan sebagai bagian dari manajemen diharapkan berjalan seimbang dengan fungsi manajemen lain agar dapat mencapai peningkatan kinerja pendidikan secara optimal. Proses

(5)

evaluasi terhadap seluruh aspek pendidikan diarahkan pada upaya untuk menjamin terselenggaranya layanan pendidikan berkualitas (Usman, 2006).

Evaluasi penilaian kinerja sekolah dilakukan dengan tujuan membantu dan memberdayakan sekolah agar mampu mengembangkan sumber daya dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui BSNP telah melakukan penilaian kinerja di sekolah negeri maupun swasta tidak terkecuali SMA Kolese De Britto. Penerapan SNP di SMA Kolese De Britto tidak mampu sepenuhnya dilaksanakan akibat beberapa komponen penilaian tidak bisa dijadikan ukuran karena tidak sesuai dengan budaya pendidikan di SMA Kolese De Britto. Kondisi demikian menyebabkan penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto selalu berubah mengikuti gaya kepemimpinan direksi yang sedang menjabat. Oleh sebab itu dalam penilaian kinerja sekolah, SMA Kolese De Britto sebagai salah satu sekolah swasta favorit belum mempunyai standar penilaian kinerja yang pasti. Hal inilah yang tidak diketahui oleh pemangku kepentingan dan menyebabkan kekhawatiran manajemen terhadap keberlangsungan organisasi dalam jangka waktu yang panjang.

Peneliti terdahulu banyak melakukan penelitian di bidang pendidikan termasuk di SMA Kolese De Britto dengan menggunakan pendekatan

Balance Scorecard (BSC). Pendekatan pengukuran kinerja yang ditetapkan pemerintah berupa SNP maupun melalui konsep BSC mempunyai kriteria yang hampir sama dalam hal penilaian kinerja sekolah (Gaspersz, 2003). Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja sekolah dengan menggunakan pendekatan lain yakni Malcolm

(6)

Baldrige National Quality Award (MBNQA), sebuah penghargaan di Amerika Serikat yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi organisasi atau perusahaan di bidang manufaktur, bidang kesehatan, maupun bidang pendidikan guna menerapkan manajemen kualitas untuk peningkatan nilai kepada pelanggan dan peningkatan kinerja organisasi.

B. Rumusan Masalah

Evaluasi penilaian kinerja merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta. Sekolah sebagai salah satu organisasi di bidang pendidikan selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, dihadapkan pula pada tantangan menghadapi persaingan bisnis dan upaya meningkatkan produktifitas.

Berdasarkan latar belakang masalah, khususnya tentang evaluasi penilaian kinerja yang masih signifikan dan menarik untuk dilakukan pembahasan dan penelitian yang memakai pendekatan MBNQA masih jarang di Indonesia, maka secara khusus penelitian ini mengarahkan fokus permasalahan yang dirumuskan pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimana penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto?

2. Bagaimana kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto?

3. Bagaimana evaluasi penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)?

(7)

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas dan agar dapat mengetahui jawaban dari permasalahan-permasalahan tersebut, berikut ini terdapat pertanyaan-pertanyaan penelitian, yakni antara lain:

1. Bagaimana penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto?

2. Apa saja indikator-indikator penilaian kinerja yang ditetapkan manajemen di SMA Kolese De Britto?

3. Apa pedoman penyusunan indikator-indikator penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto?

4. Apa saja yang telah dilakukan manajemen SMA Kolese De Britto dalam rangka pelaksanaan penyusunan indikator penilaian kinerja?

5. Apa yang dilakukan manajemen SMA Kolese De Britto dalam rangka memenuhi pencapaian kinerja sekolah?

6. Apa saja hambatan yang muncul dalam penyusunan indikator penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto?

7. Apa saja potensi yang dapat dikembangkan ke depan demi kemajuan SMA Kolese De Britto?

8. Bagaimana tingkat kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto?

9. Bagaimana jika terjadi ketidaksesuaian antara indikator penilaian kinerja dengan hasil kinerja yang dicapai di SMA Kolese De Britto?

10. Bagaimana evaluasi penilaian kinerja yang dilakukan di SMA Kolese De Britto?

(8)

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan pendekatan MBNQA. Dengan melakukan penelitian terhadap kinerja di SMA Kolese De Britto, dapat diformulasikan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menjelaskan penilaian kinerja sekolah pada SMA

Kolese De Britto.

2. Mengidentifikasi dan menjelaskan kesesuaian indikator penilaian kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto.

3. Melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA).

E. Motivasi Penelitian

Beberapa kalangan menilai sistem pendidikan nasional diselenggarakan dengan sistem yang tertutup, kaku dan sentralistik. Sebagai suatu sistem yang tertutup, sistem pendidikan nasional memiliki potensi praktik-praktik yang tidak wajar. Sistem yang kaku dan sentralistik menuruti garis petunjuk dari atas (Sumarto, 2009). Segala sesuatu disiapkan dalam bentuk petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sehingga tidak ada tempat untuk berpikir alternatif. Permasalahan makro pendidikan mencakup sistem yang diterapkan pemerintah dinilai masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan mikro hadir di setiap satuan pendidikan menyangkut pengelolaan sumber daya dan

(9)

tidak tercapainya kinerja organisasi secara optimal. Kinerja organisasi yang kurang optimal perlu mempunyai alat ukur dan indikator kinerja yang jelas, karena kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada para pemangku kepentingan(Usman, 2006).

Indikator kinerja yang ditetapkan BSNP menekankan adanya keselarasan antara rencana dan tujuan organisasi serta kesesuaian dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, baik itu di sekolah negeri maupun swasta. Mengingat standar-standar tersebut terdiri dari berbagai aspek dan sub aspek yang saling terkait satu sama lain, maka standar tersebut harus disusun secara kronologis berdasarkan standar yang ada. SMA Kolese De Britto sebagai sekolah swasta tidak terlepas dari SNP, walaupun dalam pelaksanaannya beberapa komponen penilaian tidak bisa dijadikan ukuran kinerja karena tidak sesuai dengan budaya pendidikan di SMA Kolese De Britto.

Tidak ada standar lain yang digunakan sebagai pedoman penilaian kinerja, memungkinkan sekolah swasta seperti SMA Kolese De Britto memakai standar yang dikeluarkan pemerintah dengan tidak menutup kemungkinan menyusun standar/indikator penilaian kinerja sesuai dengan kebutuhan. Organisasi swasta yang dikelola oleh masyarakat memiliki keterbatasan dalam pengawasan maupun pelaporan kinerja. Oleh sebab itu, para pemangku kepentingan cenderung mengalami kesulitan karena tidak ada jalur yang jelas dalam mengakses informasi terkait kinerja organisasi. Hal inilah yang melandasi dilakukannya penelitian yang fokus pada evaluasi penilaian kinerja di sekolah swasta khususnya di SMA Kolese De Britto.

(10)

Dalam penelitian ini penulis mencoba mencari alternatif lain alat evaluasi penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja sekolah. MBNQA yang digunakan perusahaan atau organisasi besar di Amerika Serikat mampu dijadikan alat dalam melakukan penilaian kinerja, baik kinerja perusahaan manufaktur, perusahaan di bidang kesehatan maupun organisasi pendidikan. MBNQA memiliki keunggulan kriteria yakni terdapat sejumlah pertanyaan tentang berbagai aspek fundamental pengelolaan organisasi dalam konteks pencapaian kinerja secara unggul (Ivan Lanin).

F. Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis, yakni:

a. Memberikan gambaran evaluasi penilaian kinerja yang dilakukan di SMA Kolese De Britto sehingga dapat menghasilkan penilaian kinerja yang lebih baik.

b. Memberikan masukan dalam menyusun indikator kinerja sebagai alat evaluasi dengan membandingkan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya agar dapat dilakukan upaya perbaikan.

2. Kontribusi Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara akademis sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penilaian kinerja atau evaluasi penilaian kinerja pada waktu yang

(11)

akan datang, sehingga dapat melengkapi temuan penelitian yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.

G. Proses Penelitian

Gambar 1. Alur Proses Penelitian Sumber : Data diolah

H. Sistematika Penulisan

Bab I dalam penelitian ini berisikan latar belakang masalah yang melandasi dilakukan penelitian ini. Bab I berisi juga rumusan masalah dan pertanyaan penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dipaparkan pada Bab V. Pada bab ini disampaikan juga tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, dan proses penelitian.

TAHAP DESKRIPSI IDENTIFIKASI MASALAH TAHAP REDUKSI TAHAP SELEKSI PEMBATASAN MASALAH MENETAPKAN FOKUS PENELITIAN PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DAN PEMAKNAAN DATA PELAPORAN PENELITIAN MEMBUAT KESIMPULAN

(12)

Bab II dalam penelitian ini berisikan tinjauan pustaka memuat teori-teori yang berhubungan dengan topik dalam penelitian ini. Selain itu terdapat juga sub bab penelitian terdahulu yang menjelaskan perbedaan dan persamaan penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan.

Bab III dalam penelitian ini berisikan gambaran umum objek penelitian, perencanaan kinerja SMA Kolese De Britto, pengukuran kinerja, indikator kinerja, dan sasaran kinerja SMA Kolese De Britto.

Bab IV dalam penelitian ini berisikan rasionalitas objek penelitian, jenis penelitian dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas dan realibilitas data, dan teknik analisis data.

Bab V dalam penelitian ini berisikan pemaparan temuan investigasi kasus. Di dalam Bab V dipaparkan temuan-temuan dan jawaban-jawaban penelitian dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada di Bab I.

Bab VI dalam penelitian ini berisikan analisis dan diskusi hasil investigasi kasus yang didalamnya memuat analisis hasil wawancara. Di dalam bab ini terdapat juga uraian secara mendalam mengenai jawaban atas rumusan masalah pada Bab I.

Bab VII dalam penelitian ini berisikan ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya khususnya yang terkait dengan topik penilaian kinerja organisasi.

Gambar

Gambar 1. Alur Proses Penelitian  Sumber   : Data diolah

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan VMI membuat sistem ini banyak diterapkan pada sistem rantai pasok industri-industri saat ini seperti Wal-Mart yang menjadi pelopor penggunaan model VMI pertama

Pengukuran frekuensi pukulan pendeta dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan pada masing-masing kelompok dengan metode pengukuran jumlah pukulan dalam tiga puluh

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 sasaran strategis yang ingin dicapai dengan prioritas sasaran adalah: meningkatkan penerimaan Fakultas (bobot 10%),

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

Ia juga mengajak relawan dari mahasiswa IPB University terutama yang tinggal di dalam kampus untuk bersama-sama membantu memberikan makan kucing secara