• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus terjadi telah membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan, serta berbagai kemajuan dalam perbaikan iklim investasi, infrastruktur, produktivitas dan daya saing (sisi penawaran) dalam negeri. Pihak-pihak penguasa baik pemerintah maupun swasta berusaha mengimbangi akselerasi globalisasi tersebut di bidang industri pembangunan atau disebut dengan industri konstruksi.

Pertumbuhan ekonomi dunia terjadi penurunan, namun perekonomian 2012 dapat ditingkatkan pada level pertumbuhan potensial sebesar 7% yang dilihat dari pembangunan infrastruktur, modal investasi asing, stabilitas ekonomi, dan birokrasi. (sumber: mediaindonesia.com Kemal Azis Stamboel, Jumat, 20 Januari 2012 10:14 WIB)

Keadaan Indonesia yang tidak terpengaruh dari krisis yang melanda perekonomian global dalam beberapa tahun terakhir merangsang pertumbuhan yang meningkat di berbagai sektor. Pembangunan infrastruktur terus dipacu untuk menopang laju perekonomian dan diharapkan dapat merangsang investasi untuk bertumbuh di tahun-tahun berikutnya. (Annual Report PT. Adhi Karya, Tbk Tahun 2011)

Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan III-2011 yang digambarkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) yang merupakan salah satu indikator

(2)

pengukuran pertumbuhan ekonomi di Indonesia atas dasar harga konstan meningkat sebesar 3,5% bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan ini lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Triwulan II-2011 yang mencapai 2,9%. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year), pertumbuhan PDB Indonesia pada Triwulan III-2011 mencapai 6,5%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 10,1%, yang diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi 9,5%. Laju pertumbuhan sebesar 7% pada sektor jasa dan keuangan, serta laju pertumbuhan Sektor Konstruksi 6,4% dengan laju pertumbuhan meningkat 0,4% dari tahun sebelumnya yang menunjukan kondisi ekonomi yang baik. (Berita Resmi Statistik BPS No. 72/11/Th. XIV, 7 November 2011).

Tahun 2012, arus dana asing diprediksi tak henti-hentinya masuk setelah Indonesia mendapat gelar investment grade. Pemerintah sendiri mengalokasikan dana Rp. 168,1 triliun dalam belanja modal RAPBN 2012 yang sebagian besar akan digunakan untuk menunjang pembangunan infrastruktur. Alokasi tersebut, naik sekitar Rp. 27,2 triliun atau 19,3% dibanding alokasi dalam APBN-P 2011. Bahkan Menko Perekonomian, Hatta Rajasa menyebut 2012 sebagai tahun infrastruktur. (Alviani,2012. SWA 02| XXVII:77)

Industri konstruksi di Indonesia yang termasuk pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diantaranya PT. Pembangunan Perumahan (Persero).Tbk (PP), PT. Adhi Karya (Persero).Tbk (Adhi) dan PT. Wijaya Karya (Persro).Tbk (WIKA). Data laporan keuangan masing-masing perusahaan menunjukan Return On Equity yang didapat tahun 2009-2011 seperti pada Tabel 1.1.

(3)

TABEL 1.1

RETURN ON EQUITY INDUSTRI KONSTRUKSI

Sumber: Lapoaran Keuangan PT. Adhi Karya, PT.PP, dan PT.WIKA Tahun 2009-2011

Dilihat dari Return On Equity ketiga perusahaan konstruksi BUMN terkemuka di Indonesia, PT. Adhi Karya Tbk berada pada posisi teratas dengan tingkat pengembalian atas equity sebesar 25.80%. Posisi tersebut menunjukan adanya penurunan Return On Equity yang didapat PT. Adhi Karya di tahun 2011, jika dibandingkan dengan kedua perusahaan lain yang menunjukan peningkatan

Return On Equity di tahun 2011.

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu pelopor berdirinya BUMN konstruksi di Indonesia. ADHI merupakan Perseroan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (d.h. Bursa Efek Jakarta) sejak 18 Maret 2004, dimana pada akhir tahun 2003 negara Republik Indonesia telah melepas 49% kepemilikan sahamnya kepada masyarakat melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). (Annual Report PT. Adhi Karya, Tbk Tahun 2011)

Perseroan dalam Tahun Buku 2011 telah mampu bertahan dalam mencapai kinerjanya, yang berdasarkan evaluasi tingkat kesehatan Perusahaan mengacu kepada indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-100/BU/2002 tanggal 4 Juni 2002, maka tingkat kesehatan Perusahaan pada

(4)

Tahun 2011 digolongkan dalam kondisi “Sehat”. Dalam kondisi eksternal yang masih belum sepenuhnya membaik, terutama dalam penyerapan proyek-proyek Pemerintah, walaupun dengan sedikit penurunan dalam skor, Perseroan masih dapat mempertahankan tingkat kesehatannya. (Annual Report PT. Adhi Karya, Tbk Tahun 2011)

Mengingat waktu krisis terjadi, saat itu dengan semakin banyaknya proyek berdasarkan kemitraan dan turnkey, hutang-hutang ADHI terutama kepada bank-bank BUMN juga semakin banyak. Seperti kebanyakan perusahaan lainnya di Indonesia, ADHI mengandalkan hutang dalam bentuk mata uang dollar Amerika. 90% dari hutang-hutang Adhi Karya dipinjam dalam mata uang dollar Amerika, meski seluruhnya di-hedging.

PT. Adhi Karya Tbk merupakan perusahaan terkemuka di Indonesia. Terbukti dengan meraih peringkat ke-1 kategori Good Corporate Governance

(GCG) (Tbk) BUMN Terbaik dalam Majalah SWA edisi 02| XXVII. PT. Adhi Karya Tbk telah banyak berkontribusi dalam pengembangan infastruktur di Indonesia melalui program-program Pemerintah maupun kepercayaan investasi swasta yang semakin meningkat. Tidak hanya di Indonesia ADHI memperluas jaringan dengan membuka cabang di Negara Timur Tengah seperti India, Qatar dan Omar.

PT. Adhi Karya Tbk terus konsisten mengembangkan kemampuan dalam menghasilkan kontrak, pendapatan, laba bersih yang berkesinambungan, sudah menjadi tuntutan dan prioritas dari setiap kegiatan Perseroan. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan perolehan laba bersih di 2011 sebesar Rp 184,7 miliar, turun

(5)

dari laba bersih di 2010 yang mencapai Rp 189,48 miliar. Menurunnya perolehan laba di tahun 2011 ini dikarenakan BUMN konstruksi ini harus membayar bunga bank dari hasil pinjaman yang telah direalisasikan. Menurut Direktur Utama ADHI, Kiswodarmawan (10/10/2011) "Tahun 2011 ini target laba Rp 184 miliar karena kenaikan bunga bank karena ADHI menjalani proyek sinergi dengan BUMN, sehingga ADHI harus mendanai proyek dari finansial bank".

Perolehan laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja secara efisien. Oleh karena itu, kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba tidak cukup hanya diukur hasil penjualannya, tetapi harus dikaitkan juga dengan dana yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut, yaitu dengan pengukuran profitabilitas. Profitabilitas inilah yang akan menggambarkan bahwa perusahaan tersebut telah bekerja secara efisien.

Dilihat dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. (Eduardus Tandelilin, 2010:372)

Menurut Houston & Brigham (2011:98) Profitability is the net result of a number of policies and decisions. Darsono, (2007:55) mengatakan bahwa pengertian dari profitabilitas adalah “Kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba bersih”. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar dalam pendapat mengenai pengertian

(6)

profitabilitas, hanya saja pendapat itu saling melengkapi sehingga benar-benar diakui bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang maksimal.

Melihat sejauh mana return yang disyaratkan investor, digunakan dua rasio profitabilitas utama, yaitu (1) Return on Equity(ROE) yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham, dan (2) Return on Asset (ROA) menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan dapat menghasilkan laba. (Eduardus Tandelilin, 2010:372)

Gambaran Return on Equity (ROE) PT. Adhi Karya, Tbk selama tahun 2007-2011 dapat terlihat pada Gambar 1.1 berikut:

Sumber : Laporan Keuangan PT. Adhi Karya, Tbk tahun 2007-2011 (Data Diolah)

GAMBAR 1.1

RETURN ON EQUITY PT.ADHI KARYA,TBK PER-TAHUN

Return on Equity PT. Adhi Karya pada tahun 2007 hingga tahun 2011 mengalami fluktuasi yaitu terjadi peningkatan dan penurunan. Jika dilihat dari

32,3 19,3 27,1 33,2 25,8 0 5 10 15 20 25 30 35 2007 2008 2009 2010 2011 Retun On Equity Retun On Equity

(7)

margin laba bersih perusahaan tahun 2007 sampai tahun 2011, tren yang terjadi cenderung menurun yang menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan belum maksimal, yang dapat dilihat salah satunya dengan ROE.

Dilihat dari margin ROE PT. Adhi Karya tahun 2007 sampai 2011 cenderung menurun. Berbeda dengan margin ROE dari PT. Pembangunan Perumahan dengan PT. Wijaya karya yang tiap tahunnya cenderung meningkat. Bila dibandingkan dari laba maupun ROE ketiga perusahaan konstruksi BUMN, PT. Adhi Karya berada di posisi paling bawah.

Penurunan ROE yang terjadi pada PT. Adhi Karya, Tbk merupakan suatu masalah yang harus segera diatasi oleh perusahaan karena dapat memberikan dampak atas kepercayaan penanam modal maupun kreditur yang akan menyimpan modalnya di perusahaan. Karenanya perlu dianalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ROE.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan. Menurut Lukman Syamsuddin (2007:59) “Faktor-faktor tersebut antara lain adalah volume penjualan, modal kerja, total aktiva, modal sendiri dan faktor lainnya”. Perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan operasinya. Perusahaan harus mampu mengelola modal kerja dengan baik untuk dapat mengoptimalkan profitabilitas, karena sebagian besar sumber daya yang dimiliki perusahaan tertanam dalam modal kerja, dimana modal kerja tersebut harus mampu membiayai pengeluaran–pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

(8)

Menurut Brigham dan Houston (2011:98), menyatakan bahwa rasio profitabilitas, menunjukkan efek gabungan dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi yang mencerminkan hasil bersih dari semua kebijakan dan keputusaan pembiayaan operasi.

Kebijakan modal kerja akan tercermin pada rasio lancar, khususnya rasio likuiditas. Secara spesifik, modal kerja pada umumnya mempunyai tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi pada aktiva tetap. Karena itu modal kerja yang cukup akan lebih menguntungkan perusahaan (profitabilitas meningkat). Sebaliknya, modal kerja yang terlalu kecil akan menaikan risiko perusahaan (khususnya risiko likuiditas). Dari sudut pandang risiko, modal kerja yang lebih tinggi akan menguntungkan perusahaan, karena risiko menjadi lebih rendah (meskipun profitabilitas juga akan menurun). (Mamduh M. Hanafi, 2008: 519-520)

Modal kerja yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif atau net working capital yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. Bambang Riyanto (2010:57)

Sumber : Annual Report dari PT. Adhi Karya, Tbk tahun 2007-2011 (Data Diolah)

GAMBAR 1.2

NET WORKING CAPITAL PT.ADHI KARYA,TBK PER-TAHUN 493129 287765 689926 684113 419420 0 200000 400000 600000 800000 2007 2008 2009 2010 2011

Net Working Capital PT. Adhi Karya, Tbk

Net Working Capital dalam jutaan rupiah

(9)

Net working capital PT. Adhi Karya, tahun 2007 sampai tahun 2011 mengalami naik turun tiap tahunnya. Tahun 2008 merupakan titik terendah namun kembali naik, hingga di tahun 2011 turun menjadi Rp. 419.420 juta. Diduga bahwa net working capital berpengaruh terhadap penurunan dari profitabilitas perusahaan.

Dalam jurnal A.K. Sharma and Satish Kumar (2012:1) mengenai “Effect of Working Capital Management on Firm Profitability : Empirical Evidence from India”. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa manajemen modal kerja dan

Return On Equity berkorelasi positif di perusahaan India. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa persediaan jumlah hari dan jumlah hari hutang yang berkorelasi negatif dengan Return On Equity perusahaan, sedangkan jumlah piutang hari rekening dan periode konversi kas menunjukkan hubungan positif dengan Return On Equity perusahaan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur yang ada dengan memeriksa pengaruh manajemen modal kerja terhadap

Return On Equity dalam konteks pasar modal negara berkembang seperti India. Hasil jurnal penelitian lain yang ditulis oleh Irawati Agustina (2012:87) yang berjudul “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk menyatakan efisiensi modal kerja berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dimana perusahaan tidak efisiensi dalam mengelola modal kerja dan keseluruhan harta perusahaan dalam menghasilkan laba.

Jurnal lainnya yang menunjukan hasil yang berbeda yakni menurut penelitian Yoyon Supriadi & Fani Fazrian (2011:1) yang menyatakan modal kerja

(10)

berpengaruh negatif terhadap tingkat probitabilitas, tetapi tidak signifikan. Keadaan tidak signifikan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Seperti hal penjualan, biaya-biaya yang meningkat menjadi faktor pendukung profitabilitas menurun, juga beban-beban yang ikut meningkat yang menyebabkan dan dikarenakan jumlah sample yang digunakan sedikit, sehingga tidak mewakili dari populasi yang ada, sehingga profitabilitas pada modal kerja tidak signifikan. Dalam penelitian ini, penulis berusaha membuktikan kembali beberapa teori dan penelitian terdahulu mengenai working capital dan bagaimana keterkaitannya dengan profitabilitas.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti perlu melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Working Capital terhadap Profitabilitas (Studi pada PT. Adhi Karya, Tbk. Tahun 2004-2011)”.

1.2. Identifikasi Masalah

Return on Equity PT. Adhi Karya periode 2007 hingga 2011 mengalami fluktuasi yaitu terjadi peningkatan dan penurunan, namun kecenderungan yang dialami ialah penurunan. Jika dilihat dari margin laba bersih perusahaan tahun 2009 sampai tahun 2011, tren yang terjadi cenderung menurun yang menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan belum maksimal, yang dapat dilihat salah satunya dengan ROE.

Melihat sejauh mana return yang disyaratkan investor, digunakan salah satu rasio profitabilitas utama, yaitu Return on Equity (ROE) yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Menurut Brigham dan Houston (2011:98),

(11)

menyatakan bahwa rasio profitabilitas, menunjukkan efek gabungan dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi yang mencerminkan hasil bersih dari semua kebijakan dan keputusaan pembiayaan operasi.

Menurut Lukman Syamsuddin (2007:59) “Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas antara lain adalah volume penjualan, modal kerja, total aktiva, modal sendiri dan faktor lainnya”. Perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan operasinya. Perusahaan harus mampu mengelola modal kerja dengan baik untuk dapat mengoptimalkan profitabilitas, karena sebagian besar sumber daya yang dimiliki perusahaan tertanam dalam modal kerja, dimana modal kerja tersebut harus mampu membiayai pengeluaran–pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Net working capital PT. Adhi Karya, tahun 2007 sampai tahun 2011 mengalami naik turun tiap tahunnya. Tahun 2008 merupakan titik terendah namun kembali naik hingga di tahun 2011 turun dan berada di Rp. 419.420 juta. Diduga bahwa net working capital berpengaruh terhadap penurunan dari profitabilitas perusahaan.

Memiliki sumber pendanaan yang kuat juga memaksimalisasi nilai pemegang saham amatlah penting bagi perusahaan konstruksi dalam kelancaran kegiatan perusahaan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan profitabilitas yang dijadikan sebagai indikator dari penilaian kinerja perusahaan, semakin baik profitabilitas maka semakin menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan pilihannya.

(12)

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi tema utama pada penelitian ini yaitu:

Faktor yang mempengaruhi profitabilitas salah satunya modal kerja, perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan operasinya. Perusahaan harus mampu mengelola modal kerja dengan baik untuk dapat mengoptimalkan profitabilitas, karena sebagian besar sumber daya yang dimiliki perusahaan tertanam dalam modal kerja, dimana modal kerja tersebut harus mampu membiayai pengeluaran–pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Pada perusahaan konstruksi, peningkatan tawaran jasa kontruksi akan membutuhkan penambahan modal kerja namun pada akhirnya juga akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan demikian muncul dugaan modal kerja mempengaruhi penurunan dari profitabilitas perusahaan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran working capital PT. Adhi Karya (Persero),Tbk. 2. Bagaimana gambaran profitabilitas PT. Adhi Karya (Persero),Tbk.

3. Seberapa besar pengaruh working capital terhadap profitabilitas PT. Adhi Karya (Persero),Tbk.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh temuan mengenai gambaran working capital PT. Adhi Karya (Persero),Tbk.

2. Untuk memperoleh temuan mengenai gambaran profitabilitas PT. Adhi Karya (Persero),Tbk.

(13)

3. Untuk memperoleh besarnya pengaruh working capital terhadap profitabilitas PT. Adhi Karya (Persero),Tbk.

1.5.Kegunaan Penelitian

Adapaun kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik dari segi teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas aspek teoritis (keilmuan) mengenai ilmu Manajemen, khususnya bidang Manajemen Keuangan mengenai teori rasio-rasio keuangan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan yang berkaitan dengan profitailitas dan working capital. Sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori keuangan.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan menjadi bahan pertimbangan dan solusi khususnya PT. Adhi Karya Tbk dimasa yang akan datang mengenai penggunaan working capital

Referensi

Dokumen terkait

Senat Universitas mengirimkan Daftar Calon Rektor kepada Pengurus Yayasan beserta risalah rapat proses seleksi dan penetapan Bakal Calon Rektor menjadi Calon Rektor dan

Deskripsi dari jawaban responden menjelaskan bahwa dari tiga indikator nilai pelanggan terdapat satu indikator yang dominan yaitu responden dalam melakukan pembelian produk

Upaya lain dalam pengaturan ukuran udang yang boleh ditangkap adalah dengan menutup musim dan daerah penangkapan, terutama pada daerah pemusatan udang jerbung yang

Pencucian sisa residu di kertas saring kembali dilakukan dengan menggunakan 200 ml larutan NaOH mendidih sampai samua residu masuk ke dalam erlenmeyer dan

ƒ Subbidang Data Prasarana bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan

Pada tahun 1985 industri keramik Plered mulai berupaya untuk meningkatkan keramik gerabahnya baik secara kualitas dan kuantitasnya ke industri kerajinan keramik hias

Logogram ini juga memiliki bentuk perspektif ujung sebuah gedung yang berasal dari tujuan perusahaan ini yaitu membangun kemewahan sebuah arsitektur untuk kebutuhan setiap

Die Probleme der Untersuchung sind: 1.Wie ist die Anwendung der Spiele „die Informationskette“ und „das Flieβwort“ bei der Sprechfertigkeit in der Klasse X.5 in