III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Screen House B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Maret 2016.
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit cabai rawit (Capsicum frutescens) varietas hibrida F1 plantamor, arang sekam, sekam kukus, serat batang aren, pecahan batu bata, pecahan genteng, pasir pantai, nutrisi AB mix dan nutrisi NPK (phonska: N 15%, P2O5 15%, K2O 15%, S 10%).
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan antara lain: wadah penyimpan nutrisi, pengaduk nutrisi, polybag, wadah pembibitan, ember, timbangan analitik, gelas ukur, EC-meter, penggaris, sterefoam, sprayer, cetok, ajir, tali kenur, meteran, alat tulis, kertas label dan kamera.
C. PERANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu media substrat dan nutrisi. Faktor pertama adalah substrat dengan 6 taraf yaitu :
S0 : Arang Sekam S1 : Pecahan Genteng S2 : Pecahan Batu Bata S3 : Serabut Batang Aren S4 : Pasir Pantai
S5 : Sekam Kukus
Faktor kedua adalah nutrisi dengan 2 taraf yaitu : N1 : Nutrisi AB mix standar
▸ Baca selengkapnya: alat dan bahan untuk menggambar rumah tetangga adalah
(2)N2 : Nutrisi AB mix standar + Penambahan Nutrisi NPK
Sehingga didapat kombinasi perlakuan sebanyak 12 perlakuan kombinasi, setiap perlakuan akan diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 60 sampel tanaman.
D. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Media Tanam
Persiapan ini meliputi persiapan bahan media tanam yang akan digunakan, yaitu:
a. Arang sekam dibuat dengan cara membakar sekam yang berasal dari penggilingan padi.
b. Sekam kukus didapat dengan cara mengambil sekam dari tempat penggilingan padi kemudian dikukus.
c. Serat batang aren diambil dari dusun Bendo, kelurahan Daleman, kecamatan Tulung, Klaten, dan dibawa ke rumah kaca untuk dipilah, dipisahkan dari gumpalan, dan kemudian dihaluskan dengan mesin penggiling.
d. Pasir pantai dicuci untuk menghilangkan zat-zat terikut.
e. Pecahan batu bata diperoleh dari sisa sisa produksi UD Laris Jaya Sejahtera, Surakarta. Batu bata ini dihaluskan dan disaring dengan ayakan. Adapun ukuran yang digunakan sebagai media adalah pecahan batu bata yang lolos ayakan 5 cm dan tidak lolos ayakan 3 cm.
f. Pecahan genteng didapatkan dari sisa sisa produksi pabrik genteng di Mojolaban, Sukaharjo. Genteng ini dihaluskan dan disaring dengan ayakan. Sama seperti pecahan bata, ukuran yang digunakan sebagai media adalah pecahan genteng yang lolos ayakan 5 cm dan tidak lolos ayakan 3 cm.
2. Pembuatan larutan nutrisi
Pembuatan larutan nutrisi AB mix yaitu dengan melarutkan garam-garam pekatan A dan B kemudian masing-masing pekatan diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 100. Setelah masing-masing pekatan diencerkan, dicampur dan diaduk hingga homogen. Larutan nutrisi AB mix mempunyai nilai EC 2,3. Pembuatan larutan nutrisi NPK yaitu dengan cara melarutkan 20 gram pupuk
NPK dalam 1 liter air kemudian diencerkan menggunaka nutrisi AB mix hingga volume 20 liter sehingga diperoleh kepekatan setara EC 3,0.
3. Persiapan screen house
Screen house dibersihkan dari gulma yang tumbuh, dan melakukan pembersihan dari sampah yang ada dengan cara manual dengan menyapu atau mengambilnya secara langsung.
4. Analisis Substrat
a. Analisis Fisika Substrat
Analisis fisika substrat dilakukan sebelum digunakan sebagai media tanam meliputi analisis berat volume media (Bulk Density, Kepadatan Partikel (Particle Density), dan kapasitas menahan air. Cara pengukurannya :
1) Menimbang gelas ukur volume 1 liter (A)
2) Menimang gelas ukur + media yang telah dipadatkan (B)
Bulk Density =
3) Menimbang gelas ukur + media yang telah dipadatkan + air hingga volume 1 liter (C)
4) Menghitung volume air yang ditambahkan = C – (A + B) (D) 5) Menghitung volume serat = 1000 – D (E)
Particle Density =
6) Analisis kapasitas menahan air dilakukan pada awal sebelum digunakan sebagai media tanam
b. Analisis Kimia Substrat
Analisis kimia substrat dilakukan menggunakan pH meter dengan cara mengambil sampel masing-masing media sesuai perlakuan sebanyak 5 gram dalam piknometer, menambahkan aquades hingga penuh. Menutup piknometer dan ditunggu hingga 15 menit selanjutnya mengukur pH dengan pH meter.
5. Penanaman
Penanaman dilakuan setelah bibit cabai rawit (Capsicum frutescens) berusia 21 hari. Setiap pot terdiri dari satu tanaman cabai rawit dengan jarak tanam 60cm x 40cm.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan Cabai Rawit (Capsicum frutescens) yang dilakukan meliputi : a. Pemberian Larutan Nutrisi
Pemberian nutrisi dilakukan 2 hari sekali dengan larutan nutrisi AB mix standar diberikan sebanyak 500 ml dengan kepekatan setara EC 2,3. Penambahan larutan nutrisi NPK diberikan dengan cara 20 gram NPK dilarutkan dalam 1 liter air kemudian diencerkan menggunakan nutrisi AB Mix hingga volume 20 liter sehingga diperoleh kepekatan setara EC 3,0.
b. Pemberian ajir dan Pemasangan tali kenur
Ajir dipasang pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah pindah tanam. Penggunaan ajir dilakukan untuk menopang tumbuh tegaknya tanaman. Tali kenur dipasang untuk mencegah tanaman cabai rebah karena terlalu berat menyangga beban tajuk.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama tanaman dilakukan secara manual yaitu dengan membuang hama yang ada pada tanaman dan bila diperlukan dapat menggunakan pestisida.
7. Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan dan pengukuran untuk variable pertumbuhan dilakukan seminggu sekali. Sedangkan pengamatan dan pengukuran untuk variable hasil dilakukan sekali setelah panen.
8. Pemanenan
Panen pertama dilakukan mulai umur 9 mst. Panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali. Panen dilaksanakan 3 kali. Pada akhir pengamatan media tanam dibongkar untuk memudahkan pengamatan pada bagian akar.
E. Pengamatan Peubah Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel Pertumbuhan
a. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur setiap seminggu sekali dari pangkal tanaman (pada permukaan media) sampai bagian titik tunas tertinggi.
b. Jumlah daun
Jumlah daun dihitung setiap minggu dengan menghitung daun yang terbentuk sempurna.
c. Jumlah ketiak cabang
Jumlah ketiak cabang dihitung pada saat panen akhir. d. Jumlah bunga
Jumlah bunga dihitung per tanaman sampel saat muncul bunga pertama hingga terbentuknya buah dan pemanenan terakhir, kemudian mencatat juga jumlah bunga yang berhasil tumbuh menjadi buah
e. Waktu saat muncul bunga
Waktu saat muncul bunga pertama dihitung sejak tanam sampai mahkota bunga telah membuka sempurna.
f. Diameter batang
Diameter batang diukur dengan cara mengukur leher akar tanaman pada saat panen akhir.
g. Panjang akar
Panjang akar di ukur dari pangkal akar hingga akar terpanjang pada saat akhir pengamatan (setelah panen).
h. Volume akar
Volume akar dihitung dengan mencelupkan akar kondisi kering angin ke dalam gelas ukur yang telah berisi air, kemudian penambahan volume dihitung sebagai volume akar.
i. Berat segar tajuk
Penimbangan berat segar tanaman cabai dilakukan pada saat akhir pengamatan. Penimbangan meliputi berat batang dan daun tanaman sampel.
j. Berat kering tajuk
Pengukuran berat kering tajuk dilakukan dengan menimbang tanaman cabai yang telah dioven pada suhu 700C selama 3 hari.
k. Distribusi akar
Pengamatan distribusi akar dilakukan dengan menggunakan papan berpaku (pinboard) yang dilakukan pada akhir penelitian. Pengamatan dilakukan dengan cara meletakkan polibag pada papan paku kemudian ditekan hingga paku-paku pada papan dapat menembus polibag. Setelah polibag tertancap pada
pinboard, kemudian membuka polibag pada salah satu bagian sisi hingga terlihat akar. Kemudian membersihkan akar dari media menggunakan air, setelah bersih dilihat pola sebaran akar.
2. Variabel hasil
a. Jumlah cabai per tanaman
Menghitung jumlah cabai per tanaman yang dilakukan setiap kali panen, kemudian menjumlahkan banyak cabai yang dipanen dengan interval 3 hari.
b. Berat cabai per tanaman
Pengukuran total berat segar buah per tanaman dilakukan dengan memanen buah 3 periode. Berat buah yang dipanen tiap periode kemudian dijumlahkan. Penimbangan berat cabai menggunakan timbangan analitik.
F. ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan menggunakan uji F pada taraf 5% dengan tingkat kepercayaan 95%, apabila perlakuan berpengaruh nyata terhadap variabel yang di amati maka analisis dilanjutkan menggunakan uji perbandingan rata-rata menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%, dan uji korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan dari masing-masing variabel pengamatan.