• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

TAHUN 2013

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

TAHUN 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan kesehatan yang diberikan, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Rumah Sakit Umum Daerah Barru tahun 2013 dapat kami susun dan selesaikan tepat pada waktunya.

Capaian kinerja ini adalah wujud hasil kerja keras dan komitmen yang tinggi seluruh aparat serta pihak terkait lainnya dalam rangka mewujudkan Dinas Kesehatan sebagai lembaga yang mempunyai Akuntabilitas Kinerja Institusi yang sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 dan Pedoma Penyusunan LAKIP sesuai SK LAN No. 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggung jawaban pelaksanaan kinerja pada Kantor Rumah Sakit Umum Daerah tahun 2013. Disadari sepenuhnya bahwa LAKIP ini disusun dengan segala kemampuan dan keterbatasan yang kami miliki.

Besar harapan kami agar LAKIP ini dapat memberi manfaat bagi pihak yang berkepentingan. Diharapakan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam penyusunan LAKIP berikutnya.

Barru, 16 Januari 2014

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Rumah Sakit Umum Daerah Barru Tahun 2013 disusun sebagai wujud pertanggung jawaban pelaksanaan kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Barru. Struktur organisasi pemerintah Rumah Sakit Umum Daerah Barru berdasarkan peraturan daerah Nomor 08 tahun 2001 tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Kabupaten Barru. Tugas pokok dan fungsi berdasarkan Keputusan Bupati Barru Nomor 43 tahun 2008. Susunan kepegawaian pada Rumah Sakit Umum Daerah Barru terdiri dari: Kepala, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Keperawatan, Seksi Pelayanan Medis, Seksi Pelayanan Penunjang Dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Perencanaan strategik merupakan Rencana Lima Tahunan.

Perencanaan disusun berdasarkan Visi Rumah Sakit Umum Daerah Barru

yaitu ”Menjadi Rumah Sakit yang Mandiri, Modern Dan Profesional Tahun

2015 ”. Rencana kinerja merupakan dokumen formal dari turunan rencana

strategis yang telah disusun sebelumnya dan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan tahunan.

Pengukuran kinerja kegiatan berdasarkan indikator kinerja yang merupakan ukuran kuantitatif tingkat pencapaian kegiatan yang telah dilaksanakan, terdiri dari input, output dan outcome. Evaluasi dan analisis pencapaian kinerja digambarkan pada formulir pengukuran kinerja kegiatan tahun 2013. Pendanaan pelaksanaan kegiatan bersumber dari Anggaran

(4)

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Barru tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 53,321,483,840,-

Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa hasil capaian kinerja kantor Rumah Sakit Umum Daerah Barru sampai dengan bulan Desember 2013 telah memenuhi 8 (delapan) sasaran strategis yang ditargetkan. Pencapaian kinerja dari tujuh sasaran strategis yang terbagi dalam 32 kegiatan tersebut, 22 kegiatan mencapai 100 persen dan 10 kegiatan

rata-rata pencapaian kinerjanya sekitar 90 – 95 persen akan tetapi sasaran

kinerja yang telah ditetapkan berdasarkan target capaian, kesemuanya mencapai 100 persen. Sehingga dengan demikian tugas yang diemban kantor Rumah Sakit Umum Daerah Barru dalam penunjang pemerintah, yang mempunyai tugas melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan penderita, pemulihan kesehatan secara bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit dapat diwujudkan.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pemerintahan diharapkan dapat mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, sangat diperlukan pengembangan dan penerapan sistem

pertanggungjawaban yang transparan sehingga pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar. Bentuk dan pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintah dan pemnbangunan itu dituangkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah dalam mencapai misi, visi dan tujuan organisasi.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dimaksudkan sebagai acuan/pedoman bagi pihak yang

berkepentingan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan

pemerintahan dan pembangunan. Berdasarkan LAKIP ini dapat diketahui informasi mengenai capaian kinerja Instansi, dan diharapkan diperoleh umpan balik dari semua pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi dimasa yang akan datang.

(6)

B. Tugas Pokok Dan Fungsi

Rumah Sakit Umum Daerah adalah unsur penunjang pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan penderita, pemulihan kesehatan secara bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi antara lain:

1. Penyelenggaraan pelayanan medik

2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik 3. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan

4. Penyelenggaraan pelayanan kebidanan

5. Penyelenggaraan administrasi rumah sakit umum daerah

Berdasarkan keputusan Bupati Barru Nomor 26 tahun 2005, tugas dan fungsi perangkat pemerintah Kantor Rumah Sakit Umum Barru adalah sebagai berikut:

1. Tugas pokok dan fungsi kasubag tata usaha

Sub bagian tata usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas kepala kantor dalam menyelenggarakan penyusunan rencana program, pedoman, petunjuk dan kebijakan tehnis dibidang tata usaha, melakukan pengelolaan administrasi

(7)

pengetikan/penggandaan, rumah tangga kantor, perlengkapan kebersihan, pemeliharaan kendaraan dinas, keamanan gedung kantor, rumah dinas, memberikan pelayanan administrasi dalam lingkup kantor, mengelola administrasi kepegawaian, mengelola

administrasi keuangan, mengelola perpustakaan kantor,

melaksanakan urusan kehumasan dan protocol, melakukan evaluasi dan penyusunan laporan dibidang tugasnya untuk disampaikan tepat waktu pada pimpinan, melaksanakan koordinasi dengan instansi/unit-unit terkait sesuai jenjang jabatan, memahami tugas-tugas pokok serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

2. Tugas pokok dan fungsi seksi keperawatan

Seksi keperawatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok kepala kantor dalam menyusun rencana penempatan jumlah dan jenis tenaga keperawatan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, mengatur sistim perawatan dengan cara pemberian pelayanan yang baik, melaksanakan pengendalian dan mengecek pelayanan perawatan dengan cara yang tepat agar sistim perawatan selalu dalam keadaan baik dan tepat serta dapat dipertanggungjawabkan, melakukan evaluasi peralatan/mutu perawatan yang dipergunakan dengan cara menilai penggunaanya agar memuaskan dengan pelayanan para medis,

(8)

member saran pertimbangan kepada atasan agar semua permasalahan media perawatan dapat diketahui guna mengambil

keputusan, menghimpun data perawatan sebagai bahan

penyusunan laporan yang dapat dipertanggungjawabkan,

melakukan koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait dibidang tugasnya sesuai jenjang jabatan, memahami tugas-tugas pokok, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan.

3. Tugas pokok dan fungsi pelayanan medik

Seksi pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala kantor dalam menyusun dan merumuskan rencana program, pedoman, petunjuk dan kebijakan tehnis

dibidang pelayanan, melaksanakan bimbingan,

penyuluhan/pelayanan terhadap unit organisasi lain dalam lingkup rumah sakit umum untuk peningkatan pelayanan kepada pasien, mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis, penunjang

medis, kegiatan pendidikan dan peralatan, melakukan

pemantauan, pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas kegiatan pelayan medis dan penunjang medis, menyiapkan kelengkapan medis dalam menunjang pelayanan kesehatan, melaksanakan koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait dibidang tugasnya sesuai jenjang jabatan, melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan untuk disampaikan tepat waktu pada

(9)

pimpinan, memahami tugas pokok, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

4. Tugas pokok dan fungsi pelayanan penunjang

Seksi pelayanan penunjang mempunyai tugas merencanakan dan menyiapkan serta melaksanakan seluruh kebutuhan Instalasi, Farmasi Laboratorium, Farmasi Gizi, Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Nginap, Rawat Darurat, Kamar Bedah, Radiologi, Patologi Klinik dan memelihara seluruh sarana dan prasarana rumah sakit umum, menganalisa unsur permintaan dan komite medis dan unit

instalasi, menyiapkan dan menyusun jadwal/tugas medis

perawatan agar pelayanan dapat berjalan lancar, menghimpun, mengolah data hasil pelayanan pasien kepada kepala kantor, melakukan koordinasi dengan instansi dan unit-unit kerja terkait dibidang tugas sesuai dengan jenjang jabatan, melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan dibidang tugasnya untuk disampaikan tepat waktu pada pimpinan, memahami tugas-tugas pokok, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

5. Tugas pokok dan fungsi kelompok jabatan fungsional

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang dipimpin oleh seorang tenaga

(10)

fungsional komite medis selaku ketua kelompok yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit umum mempunyai tugas pokok membantu kepala kantor rumah sakit dalam melaksanakan etika profesi, mengatur kewenangan profesi

anggota staf medis fungsional, mengembangkan dan

melaksanakan program pelayanan pendidikan dan pelatihan melakukan koordinasi, pelaporan dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

C. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Kantor Rumah Sakit Umum Daerah Barru berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Barru Nomor 08 tahun 2001 tentang susunan organisasi dan tata kerja Kantor Rumah Sakit Umum Kabupaten Barru. Terdiri dari :

a. Direktur

b. Kepala Bagian Tata Usaha yang terdiri dari : - Sub Bagian Penyusunan Program

- Sub Bagian Keuangan - Sub Bagian Umum

c. Bidang Pelayanan dan Asuhan keperawatan yang terdiri dari : - Seksi Pelayanan Penunjang Medik

(11)

d. Bidang Rekam Medik,Pengawasan dan Pengendalian yang terdiri dari :

- Seksi Rekam Medik

- Seksi Pengawasan dan Pengendalian

e. Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Pemeliharaan yang terdiri dari :

- Seksi Penyusunan Program,Pengawasan dan Evaluasi - Seksi Kesehatan Lingkungan, Sarana dan Prasarana f. Kelompok jabatan fungsional

(12)

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIK

A. Rencana Strategik

Rencana Strategik adalah merupakan rencana lima tahunan yang disusun oleh pemerintah yang didalamnya menyerap aspirasi dan keinginan masyarakat. Sehingga dalam upaya menciptakan Good Governace terindikasi akan terwujud, sebab salah satu indikator daripada Good Governance adalah terpenuhinya tuntutan atas aspirasi masyarakat yang positif dan bersifat membangun

Rencana strategik pada unit kerja harus mampu mengambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan tolak ukur kegiatan.

1. Visi :

Rumusan visi Kantor Rumah Sakit Umum Daerah Barru yaitu : “ Menjadi Rumah Sakit yang Mandiri, Modern dan Profesional di Tahun 2015 ”

2. Misi :

Untuk menunjukkan visi tersebut maka Rumah Sakit Umum Daerah Barru menetapkan misi sebagai berikut :

a) Mewujudkan system pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

(13)

b) Mewujudkan pelayanan kesehatan atas dasar paradigm sehat berdasarkan standar pelayanan prima dan profesionalisme. c) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan

Sumber Daya Manusia.

d) Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit sesuia dengan Perkembangan Teknologi Kedokteran.

e) Meningkatkan kesejahteraan, Profesionalisme dan kemandirian Rumah Sakit.

B. Rencana Kinerja

Rencana kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Barru tahun 2013 merupakan suatu dokumen formal dari turunan rencana strategik yang telah disusun sebelumnya. Rencana kinerja yang disusun setiap tahunnya menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan. Target kinerja ini mempersentasekan nilai kuantitas yang diletakkan pada setiap indikator.

Mengenai penjabaran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Barru tahun 2013 dapat digambarkan dalam formulir pengukuran kinerja kegiatan tahun 2013 pada lampiran LAKIP ini.

(14)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Kinerja

Berdasarkan rencana strategis Rumah Sakit Umum Daerah Barru tahun 2010 – 2015, maka untuk tahun 2013 ini renstra tersebut di implementasikan dalam pelaksanaan 32 kegiatan dari 9 program untuk mendukung 8 sasaran strategis. Setiap sasaran dan kegiatan yang telah dicapai dan dilaksanakan perlu diukur tingkat kinerja yang dihasilkan. Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja adalah indikator kinerja kegiatan.

Untuk dapat mengukur keberhasilan/kegagalan dari

implementasi Renstra tersebut telah ditetapkan target untuk masing-masing sasaran yang harus dicapai. Target ditetapkan untuk setiap indikator kinerja, baik untuk indikator kinerja tingkat sasaran maupun indikator tingkat kegiatan. Kelompok indikator kinerja yang digunakan adalah indikator input, output dan outcome. Selanjutnya tiap-tiap indikator kinerja ditetapkan satuan rencana tingkat capaian/target dan realisasi capaian target kinerja.

Indikator kinerja input yang digunakan adalah dana dalam satuan rupiah, indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis sasaran yang ditetapkan , indikator outcome yang digunakan juga bervariasi.

(15)

B. Evaluasi Dan Analisis Pencapaian Kinerja

Secara umum dapat dikatakan bahwa sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh RSUD barru telah dicapai dengan baik dari 8 sasaran strategis yang telah ditetapkan dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil capaian kinerja secara keseluruhan telah mencapai 100 %. Secara rinci, capaian kinerja untuk masing-masing sasaran strategis dapat dijelaskan pada uraian berikut ini :

a. Pelayanan administrasi perkantoran

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah Dipertahankannya pelayanan terhadap masyarakat. Dari 9 indikator output semuanya telah dicapai dengan tingkat capaian masing-masing 94,25 %.

Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah Meningkatnya pelayanan. Indikator output yang ada telah mencapai tingkat capaian 85,94% pada kegiatan pemeliharaan kendaran dinas/operasional.

b. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah Meningkatnya kualitas SDM tenaga kesehatan dengan indikator persentase kecukupan tenaga kesehatan sesuai standar jumlah dan bidang keahliannya dalam

(16)

jajaran RSUD Barru. Pada program ini, telah mencapai target yang ditentukan semula yaitu menjadi 96,83%, karena semua diklat yang direncanakan pada awal tahun 2013 telah berhasil direalisasikan karena pihak RS Dalam kegiatan ini telah mengirim petugas kesehatannya keluar mengikuti pelatihan – pelatihan yang di butuhkan sesuai dengan basic pendidikannya untuk mendukung peningkatan pelayanan Rumah Sakit Yang Optimal dan sesuai standar Akkreditasi walaupun kegiatan diklat tersebut bukan diselelenggarakan sendiri, tetapi diselenggarakan oleh lembaga-lembaga diklat, namun hal ini tidak mengurangi semangat petugas untuk mengikutinya

c. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah Tersedianya data capaian kinerja program/kegiatan dan keuangan RSUD dan tersedianya dokumen rencana kerja . Dari 6 indikator output semuanya dicapai dengan tingkat capaian masing-masing 100 %.

d. Pelayanan kesehatan penduduk miskin.

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah terlaksananya kegiatan pelayanan kesehatan gratis yang terlaksana 96,82%.

(17)

e. Pengadaan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah Meningkatnya ketersediaan gedung, Meningkatnya persentase kecukupan kendaraan roda dua dan roda empat pada tahun 2013, terpenuhinya kebutuhan peralatan medis, Dipertahankan ketersediaan obat sebesar 98,78% pada tahun 2013, terpenuhinya bahan cetakan, dan logistik RS 100%, dan tercapainya nilai assessment RS. Untuk kegiatan pengadaan obat-obatan telah berhasil mencapai target yang telah ditentukan yaitu mempertahankan ketersediaan obat 98,78%, Secara umum, untuk program ini Dari 7 indikator output semuanya telah mencapai tingkat capaian yang ditargetkan masing-masing.

f. Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit

jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strtegis ini adalah Dipertahankannya kondisi layak pakai sarana dan prasarana rumah sakit . Dari 4 indikator output semuanya dicapai dengan tingkat capaian masing-masing 99,5 %. C. Aspek Keuangan

Pendanaan terhadap pelaksanaan kegiatan kantor rumah sakit umum daerah adalah bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2013 dengan alokasi dana sebesar Rp. 53,321,483,840,- Dari hasil

(18)

perhitungan pertanggung jawaban keuangan pada Desember 2013 ternyata dana yang digunakan hanya sebesar Rp. 50,656,561,887,-. Besarnya selisih ini diakibatkan terbesar oleh adanya beberapa kegiatan yang harus diluncurkan antara lain kegiatan pengadaan obat-obatan, kegiatan pengadaan alat-alat Rumah Sakit, dan Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit .

D. Strategi Pemecahan Masalah

Adapun upaya pemecahan masalah dalam rangka pencapaian kinerja yang tepat dan efektif antara lain :

1. Untuk capaian agar kegiatan dapat efektif dengan kinerja yang tepat, maka realisasi kegiatan harus cepat dilaksanakan dan tepat pula sesuai rencana dan target yang telah ditentukan.

2. Strategi aparatur diarahkan pada prioritas peningkatan kapabilitas aparatur dalam menunjang terwujudnya pemerintahan yang bersih dari KKN.

3. Strategi pencapaian kinerja diprioritaskan pada perencanaan kegiatan yang belum optimal pencapaiannya selama ini, dengan tetap pada visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Barru.

(19)
(20)

BAB IV PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Umum Daerah Barrutahun 2013 disusun sebagai wujud pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. LAKIP Kantor Rumah Sakit Umum Daerah Barru secara lebih jelas dapat dilihat pada Formulir Tabel Pengukuran Kinerja Kegiatan.

Capaian kinerja ini adalah wujud hasil kerja keras dan komitmen yang tinggi seluruh aparat serta pihak terkait lainnya dalam rangka mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Barru sebagai lembaga yang mempunyai Akuntabilitas Kinerja Institusi yang sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 dan Pedoma Penyusunan LAKIP sesuai SK LAN No. 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja yang diperoleh merupakan capaian kinerja yang optimal, yang dapat dilaksanakan dan selalu akan ditingkatkan kinerjanya pada masa mendatang.

Kantor Rumah Sakit Umum Barru mengharapkan agar LAKIP ini, dapat memenuhi kewajiban Akuntabilitas kami kepada semua pihak yang berkepentingan. Harapan kami agar LAKIP ini dapat memberi nilai manfaat kepada pihak yang berkepentingan. Dan disadari sepenuhnya bahwa LAKIP

(21)

ini disusun dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Dengan niat tulus Kantor Rumah Sakit Umum Daerah Barru akan terus berupaya dalam rangka penyempurnaan penyusunan LAKIP agar penyusunan LAKIP pada masa yang akan datang dapat lebih baik.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Barru

dr.Lukman S.Wahid

Referensi

Dokumen terkait

The Hok Jambi dengan tujuan membeli Miniature Circuit Breaker (MCB) dan disana saksi diberikan MCB merek Mentari/Pakus, tapi waktu itu HS tidak diberikan

Pendidikan Dokter – Ilmu Kedokteran Forensik Pendidikan Dokter - Ilmu Penyakit Dalam Pendidikan Dokter – Ilmu Penyakit Syaraf Pendidikan Dokter – Obstetri Ginekologi

knapsack adalah kelompok algoritma knapsack yang sulit (dari segi komputasi) karena membutuhkan waktu dalam orde eksponensial untuk memecahkannya.. • Namun, superincreasing

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Gangguan perilaku tidur REM terjadi pada saat fase tidur REM dan sebagian besar (60%) bersifat idiopatik, sisanya kemungkinan disebabkan oleh gangguan sistem

Kegiatan administrasi baik yang terjadi dalam organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, dan ataupun yang berlangsung dalam organisasi yang besar atau sederhana,

Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi ketahanan aktifitas fisik seseorang yang akan menimbulkan kelelahan berlebihan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat