i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL HUDA
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ROISUL IMAM
NIM 11113191
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
▸ Baca selengkapnya: jelaskan pengertian akhlak tercela dalam pergaulan remaja
(2)(3)iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL HUDA
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ROISUL IMAM
NIM 11113191
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vii
MOTTO
“ Hendaklah jangan malu salah seorang diantara kalian untuk belajar jika ia tidak
viii
PERSEMBAHAN
1. Kepada kedua orang tuaku (Bapak Khoirudin dan Ibu Miyatun) terimakasih
telah menjadi orang tua yang baik yang telah mendidiku, merawatku dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran yang tak ternilai harganya
2. Terimakasih banyak untuk saudara-saudaraku yang selama ini telah setia
mendukungku, dan memberi semangat untuk mengerjakan skripsi ini sehingga skripsi ini selesai.
3. Institut Agama Islam Negeri Salatiga, dimana tempat yang telah penulis pilih
untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang di peroleh penulis dapat bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri.
4. Adik-adikku tercinta yang telah mewarnai hari-hari indah dalam
kebersamaannya dan yang selalu ada serta menemani hari-hariku dan menghiburku setiap saat.
5. Keluarga Besar Jurusan PAI IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2013, yang selalu
memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu ada di saat suka maupun duka.
7. Keluarga besar MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
8. Segenap Civitas Akademika IAIN Salatiga.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak materi
Akhlak Tercela dengan Metode Pembelajaran Group Investigation pada Siswa Kelas
VIII MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018”.
Di dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Hj.Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekaligus selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan izin, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
4. Segenap Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik dan memberikan
pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif, dan inovatif selama berada di lingkungan Kampus IAIN Salatiga.
5. Sumadi, S.Pd.I, Kepala MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
x
6. Ibu Istiqomah, S.Ag. Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah membantu kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Seluruh guru dan karyawan MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas VIII A MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga,27 Februari 2018
xi
ABSTRAK
Imam Roisul, 2018. “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela
dengan Metode Group Investigation pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”.. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj.Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Group Investigation, dan Aqidah Akhlak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran Group
Investigation dapat Meningkatkan hasil belajar materi Akhlak Tercela siswa kelas VIII MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Penelitian ini merupakan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan dan tes.
Hasil penelitian ini Metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dari nilai ketuntasan pada pra siklus 34,61% siklus I sebesar 61,53%, siklus II 100%, dan rata-rata nilai hasil belajar pada pra siklus 58,8 siklus I sebesar 69,6, pada siklus II menjadi 87,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini pada penerapan metode pembelajaran Group Investigation bahwasanya
xii
DAFTAR ISI
Sampul... i
Gambar Berlogo ... ii
Judul ... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing ... iv
Halaman Pengesahan Kelulusan ... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan... vi
xiii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda ... 58
B. Subject, Tempat dan Waktu Penelitian ... 63
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... . 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian ... 75 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 96 B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil MTs Nurul Huda ... 58
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MTs Nurul Huda... 60
Tabel 3.3 Strruktur Organisasi MTs Nurul Huda ... 60
Tabel 3.4 Datar Guru MTs Nurul Huda ... 61
Tabel 3.5 Daftar Sarana Prasarana MTs Nurul Huda ... 62
Tabel 3.6 Datar Siswa Kls VIII A MTs Nurul Huda ... 63
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Pra Siklus ... 75
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 77
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 79
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I ... 81
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 84
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 86
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II ... 88
Tabel 4.8 Kinerja Guru dan Pembelajaran Siklus I dan II ... 92
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengamatan secara Klasikal untuk Siswa Siklus I Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengamatan secara Klasikal untuk Siswa Siklus II Lampiran 4.1 Hasil Ulangan Siklus I
Lampiran 4.2 Hasil Ulangan Siklus II Lampiran 5.1 Soal Siklus I
Lampiran 5.2 Soal Siklus II Lampiran 6 Foto Kegiatan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia. Sebab hanya dengan pendidikanlah manusia itu dapat menemukan jati diri kemanusiaanya.
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”
(Q.S Al-Ahzab : 21)
Nabi Muhammad Saw adalah suri tauladan yang baik bagi manusia, Ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai manusia harus memiliki akhlak yang baik untuk dicontoh, agar selamat dan bahagia hidup dinunia dan di akhirat.
2
memasuki usia kemantapan atau ketenangan. Pendidikan ini dimaksutkan untuk memperkuat jiwa mereka agar lebih memantapkan peranan hidup mereka (Uhbiyati, 2009: 2-3).
Mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab terdapat berbagai persoalan yang harus kita ketauhi seperti faktor pendidik, peserta didik, metode, materi pendidikan dan lain-lain. Semua permasalahan itu perlu dipahami dan dipelajari secara tepat.
3
Fakta ini dilatarbelakangi karena siswa kurang tertarik dengan metode pembelajaran guru dan siswa kurang diberikan strategi pembelajaran yang memadai. Faktor lain Guru hanya menjelaskan sampai kemana mana mencakup materi yang diajarkan dan siswa diminta mencocokkan sendiri terhadap materi yang tertera didalam buku LKS. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan kreativitas dan keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi belajar mengajar semenarik mungkin, sehingga menimbulkan Motivasi belajar siswa khususnya materi pelajaran Aqidah akhlak.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa proses belajar yang aktif dan menarik merupakan keinginan setiap pendidik. Demi meningkatkan prestasi belajar yang baik dan demi menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif seorang guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode yang menarik. Salah satu metode yang menarik dalam proses belajar
mengajar adalah metode pembelajaran Group Investigation.
Menurut shohimin dalam bukunya, Group investigation membantu
4
Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Hasil dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota kelompok. Dimana dalam prosesnya lebih mengedepankan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sedangkan guru hanya mengawasi dan mengarahkan jalanya pembelajaran, sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat dan Motivasi belajar yang pada ahirnya juga diikuti dengan hasil yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan (Shoimin, 2014: 80)
Model pembelajaran Group Investigation telah mampu
meningkatkan hasil belajar, hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Andika Tri Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDI
An Nuur Kauman Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2011”, dari hasil
penerapan model pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDI An Nuur Kauman Tulungagung telah meningkat, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil kenaikan tes akhir tindakan pada setiap siklus. (Pamungkas, 2010: 124).
Penelitian yang serupa yang dilakukan oleh Khariroh (2016) yang
berjudul ”Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pencernaan pada
Manusia Melalu Strategi Group Investigation pada Siswa Kelas 5
5
Magelang Tahun Pelajaran 2016-2017” dari hasil penerapan model
pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh yang
signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation terhadap hasil belajar IPA Materi Alat Pencernaan siswa
kelas 5 Semester 1 MI Ma’arif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2016-2017”(Khoiruroh, 2016: 61).
Berdasarkan uraian di atas,perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suyadi, 2012: 18).
Kusuma (2012: 9) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Setelah peneliti melihat hal yang terjadi di MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali peneliti mempunyai alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan
metode Group Investigation. Dengan cara ini siswa diharapkan terangsang
motivasinya dan tertarik berperan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas,peneliti termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
6
METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA
KELAS VIII MTS NURUL HUDA KECAMATAN AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017-2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah metode
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas VIII MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun Pelajaran 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela, melalui metode
pembelajaran group investigation pada siswa kelas VIII MTs Nurul Huda
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata
7
E. Indikator Keberhasilan
Indikator yang dirumuskan penulis sebagai berikut, peningkatan hasil belajar aqidah akhlak materi akhlak tercela setelah menggunakan
metode pembelajaran Group Investigation mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70, dan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas minimal 85%.
F. Manfaat penelitian
Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi khazanah keilmuan:
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
2. Manfaat praksis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi:
a. Guru Madrasah Tsanawiyah
Menambahkan wawasan dan pengetahuan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan pada mata pelajaran aqidah akhlak pada siswa kls VIII MTs Nurul Huda melalui
8
b. Siswa Madrasah Tsanawiyah
Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode Group Investigation khususnya
pada pelajaran aqidah akhlak.
c. Lembaga Madrasah Tsanawiyah
Sebagai suatu masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran, serta sebagai sarana untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang ada dalam kelas, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang optimal demi kemajuan lembaga.
G. Definisi Operasional
Untuk memperjelas judul di atas penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada.
1. Hasil Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,secara etimologis
belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.
Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktifitas seseorang untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami,
mengerti serta dapat melaksanakan dan mengerti sesuatu
9
Menurut Nasution (1988: 39) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Jadi dalam hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala aspek pribadi seseorang.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
2. Metode Group Investigation
Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas (Shoimin, 2014: 80).
Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014),
mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group Investigation,
10
masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian
tersebut, diketahui bahwa metode Group Investigation adalah model
pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar.
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian dalam belajar (Shoimin, 2014: 80).
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation membantu
siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan belajar penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
H. Metode Penelitian
1. Rencana Penelitian
Peneliitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam pelajaran aqidah akhlak. Proses pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan secara bertahap sampai penelitian ini berhasil.prosedur tindakan dimulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi (Muslich, 2009: 40).
11
untuk menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya. dengan PTK guru dapat berkembang secara profesional dalam memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain guru dapat menunjukkan otonominya sebagai pekerja yang profesional (Wardani, 2007: 119).
Menurut Suyadi ( Suyadi, 2010: 29), esensi PTK adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran sukses terus menerus, tiada henti. Siklus demi siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya adalah dasar bagi siklus selanjutnya, tentu hasil dari siklus berikutnya haruslah jauh lebih baik dari siklus sebelumnya.
Jadi jika PTK di lakukan secara berkelanjutan dari siklus satu ke siklus yang lain maka akan di temukan model pembelajaran yang terbaik. Demikian seterusnya, sehingga PTK dapat dilakukan secara terus menerus tiada henti sebagai bukti guru dapat menunjukkan sebagai pendidik profesional, dengan kata lain guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
2. Subjek Penelitian.
12
Dengan jumlah peserta didik 26 dengan rincian 12 siswa putra dan 14 siswi putri.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas memiliki tahapan kegiatan yang terdiri dari dua siklus atau lebih, tergantung pada kebutuhanya.
Gambar 1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi EFL
SIKLUS II SIKLUS 1
Perencanaan
Pelaksanaan Pengamaan
13
a. Perencanaan
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus.
Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi seluruh aspek yang terkait dengan PTK. Sementara itu perencanaan khusus dimaksudkan untuk
menyusun rancangan dari siklus ke siklus
(Kusumah, 2010: 39).
Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
metode Group Investigation, dan pedoman wawancara yang
kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah menetapkan apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu tindakan di kelas. Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi
dari tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya
(Kusumah, 2010: 39).
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan
metode pembelajaran Group Investigation dalam proses
14
akhlak kelas VIII. Materi yang akan diberikan adalah materi akhlak tercela.
c. Pengamatan
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi biasa juga disebut dengan istilah
“memantul” (Suyadi, 2010: 64).
Menurut Suhardjono, tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah di kumpulkan kemudian di adakan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya
(Suhardjono, 2014: 80).
Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan pada siklus I yang digunakan sebagai
15
berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah :
a. Lembar pengamatan
Digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran aqidah akhlak
materi akhlak tercela dengan metode pembelajaran Group
Investigation.
b. Lembar Soal Tes
Soal Tes, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah di sampaikan.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinanta, 2012: 222).
16
5. Analisis Data
Analisis data adalah usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan pokok (Basrowi, 2008: 131).
Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah data yang terkumpul dari catatan observasi dengan melakukan analisis peningkatan hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dimana dalam ranah kognitif peningkatan diukur dahulu dengan persentase antara pre test dan post test kondisi awal, kemudian dibandingkan dengan presentase peningkatan pada siklus I dan siklus II. Pada ranah afektif dan psikomotor juga dihitung peningkatannya dari awal sampai akhir dan disesuaikan dengan KKM.
Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pengamatan
17
dan guru dalam proses pembelajaran melalui model Group
Investigation.
b. Tes
tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah di sampaikan.
I. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan. Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan mengarah aktivitas penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini menyajikan landasan teoritis dalam menunjang permasalahan tentang hasil belajar,metode pembelajaran group investigation, bidang studi aqidah akhlak, materi akhlak tercela.
18
BAB IV ANALISIS DATA pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data. Selain itu untuk menjawab rumusan masalah tentang peningkatan hasil
belajar,dengan menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas VIII MTs Nurul Huda tahun 2017-2018.
BAB V PENUTUP penulis menjabarkan pada bab ini dengan mengurutkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran.
19
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat
melaksanakan dan memiliki “sesuatu” (Rahyubi, 2012: 2).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang pendidikan.Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Muhibbin, 1995: 88).
Sedangkan belajar menurut Suyono dalam buku belajar dan pembelajaran mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono, 2014 : 9).
20
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalaman
individu itu sendir dalam interkasi dengan lingkungannya
( Djamarah, 2011: 13).
Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentru semacam penyakit, kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti, 2009: 18).
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dkk, 2014: 9).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dia anggap properti sekolah. Kegiatan belajar selalu di kaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian masyarakat menganggap belajar disekolah adalah usaha menguasai materi ilmu pengetahuan, anggapan tersebut tidak seluruhnya
salah, sebab seperti dikatakan rober, belajar adalah the process of
acquiring knoladge yaitu belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan (Suprijono, 2009: 3).
21
memperoleh pengetahuan baru, pemahaman, keterampilan sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,merasa, maupun bertindak.
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (2009: 18) ciri-ciri belajar meliputi :
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.
c. Perubahan perilaku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan tingkah laku tersebut bisa jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
B. Hasil belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
22
akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
Aunurrahman dalam bukunya hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar,akan tetapi aktifitas belajar umumnya disertai perubahan tingkahlaku, perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan suatu perubahan yang dapat diamati ( Obserfeble), akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksutkan sebagai hasil belajar tersebut dapat di amati. Perubahan yang bisa di amati kebanyaan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik.
Menurut Nasution (1988: 39) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Jadi dalam hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala aspek pribadi seseorang.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
23
belajar dalam penelitian ini berupa nilai/prestasi belajar aqidah akhlak, yaitu nilai hasil tes pada materi akhlak tercela.
Hasil belajar merupakan cerminan dari apa yang diperoleh siswa dalam belajar. Meskipun demikian, namun hasil belajar menekankan belajar siswa agar keberhasilan dalam belajar dapat tercapai dengan baik.
Hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,apresiasi dan keterampilan.Merujuk pemikiran gagne, hasil berupa :
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintetis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi
24
4) Keteramplan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan kordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai setandar perilaku (Suprijono, 2009: 6).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
a. Faktor Intern Belajar
Faktor intern Belajar adalah masalah yang terjadi sebelum atau bawaan yang terdapat dalam diri siswa yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar siswa. Adapun faktor internal belajar diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,yang membawa diri sesuai dengan penilaian.
2) Motivasi Belajar
25
3) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan
memusatkan perhatian pada pelajaran (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 239).
4) Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa
5) Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan
kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 241).
6) Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah terterima.
7) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
Kemampuan berprestasi merupakan puncak dari proses belajar (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 243).
8) Rasa percaya diri siswa
26
9) Intelegensi dan keberhasilan belajar (Dimyati dan
Mudjiyono, 2002: 248).
10)Kebiyasaan belajar
Kebiyasaan belajar dapat diperbaiki dengan
carapembinaan disiplin pembelajaran diri
(Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 246).
11)Cita-cita siswa
Cita-cita merupakan wujud explorasi dan emansipasi diri siswa (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 248).
b. Faktor- faktor eksternal belajar.
Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor-faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada diluar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa (Aunurrahman, 2014: 187).
Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah:
27
Dalam proses belajar kehadiran guru masih menempati posisi penting, karena guru adalah sumber informasi untuk membimbing siswa.
2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh negatif maupun positif terhadap siswa, salah satunya yaitu pergaulan dengan teman sebayanya yang mempengaruhi terhadap kebiyasaan siswa (Aunurrahman, 2014: 193).
3) Kurikulum sekolah
Perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan masalah bagi guru dan siswa, tetapi juga petugas
pendidikan dan orang tua siswa
(Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 254).
4) Kebijakan penilaian
Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Dengan ukuran-ukuran tersebut maka guru dapat memberikan nilai kepada siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 251).
5) Sarana dan prasarana sekolah
28
yang memadai akan memberikan kelancaran dalam proses pembelajaran siswa di sekolahan
(Aunurrahman, 2014: 195).
C. Metode Group Investigation
1. Pengertian Group Investigation
Group investigation pertama kali dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) ini adalah salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan
skill berpikir lefel tinggi. Pada metode Group Investigation tetap
menekankan pada heterogenitas dan kerja sama kelompok
(Huda, 2013: 292).
Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan memilih materi yang
akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas
(Shoimin, 2014: 80-82).
Menurut Abdul Qodir dalam bukunya, metode Group
29
investigation. Metode ini menuntut para siswa memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok (group process skils) (Abdul Kodir, 2011: 90).
Dalam Group Investigation kelompok siswa merencanakan,
melaksanakan, dan melaporkan proyek riset-riset mendalam, proyek-proyek ini memberikan kesempatan siswa mempelajari topik secara insentif dan mendapat pengetahuan khusus mengenai bidang tertentu (Elizabert dkk, 2005: 299).
Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014: 82),
mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group Investigation,
setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian
tersebut, diketahui bahwa metode Group Investigation adalah model
pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Kodisi ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Narudin dalam bukunya
Shoimin, bahwa Group Investigation merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau internet.
Diantara model-model belajar yang tercipta, Group Investigation
30
karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian dalam belajar
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah
sebagai berikut:
Group Investigation membantu siswa untuk melakukan investigation terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membantu mencapai tujuan.
a. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang
dilakukan melalui Investigation.
b. Group Investigation melatih siswa untuk bekerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya
kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill)
yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru
menerapkan model pembelajaran Group Investigation dapat
mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation membantu siswa untuk
31
2. Langkah-langkah
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang
heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
yang harus di kerjakan.
c. Guru mengundang ketua kelompok untuk membagi materi
tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang
berbeda yaitu hasad, ghibah, dendam, fitnah, namimah dan
ghodob.
e. Siswa diberi waktu untuk mencari materi yang ditugaskan ke
berbagai sumber seperti internet,perpustakaan, buku LKS dan wawancara.
f. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan
kelompoknya sekaligus mengolah data materi yang telah diperoleh. Berdiskusinya dengan menggunakan teknik
32
kesimpulan dari berbagai pendapat yang berbeda beda tersebut menjadi kesimpulan bersama.
g. Setelah selesai masing-masing kelompok atau salah satu
anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.
h. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap pembahasan.
i. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi
kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
j. Evaluasi.
3. Kelebihan Group Investigation
Kelebihan-kelebihan yang dapat diambil siswa dalam pembelajaran
menggunakan Group Investigation (Wisudawati, 2015: 67) sebagai
berikut:
a. Meningkatkan proses mental siswa, kreatifitas, dan penalaran
yang tinggi.
b. Meningkatkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan
masalah.
c. Meningkatkan kemampuan interpersonal ketika bekerja sama
antar siswa.
d. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
4. Kelemahan Group Investigation
33
a. Sulit memberikan penilaian secara personal.
b. Tidak semua topik cocok dengan metode Group
Investigation, metode ini cocok diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang di amati sendiri di lingkungan hidupnya.
c. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
d. Menurut Setiawan dalam bukunya shoimin, Siswa yang
tidak tuntas memahami materi persyaratan akan mengalami
kesulitan saat menggunakan metode ini
(Shoimin, 2014: 80-82).
Dapat disimpulkan strategi Group Investigation merupakan
strategi untuk meningkatkan keaktifan, kerja sama, tanggung jawab, dan belajar mengungkapkan sebuah pendapat, namun kesulitan dari metode ini sulit memberikan penilaian secara personal, oleh karena itu guru harus mengenali karakter masing-masing dari setiap siswa dan tetap melakukan pemantauan ketika belajar kelompok dilaksanakan.
D. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs
1. Pengertian aqidah akhlak
34
kemusrikan disebut aqidah musrik, jika terikat dengan keislaman disebut aqidah Islam dan seterusnya
1. Menurut hasan Al-Bannna
“Aqa’id bentuk jamak dari kata “aqidah” adalah beberapa perkara yang harus diyakini kebenaranya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan”
2. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) disalam hati (serta) diyakini kesahihan dan kebenarannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu” (Rahman, 2013: 12).
Berdasarkan pada teori di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian aqidah adalah beberapa perkara yang harus diyakini kebenaranya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan, diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah serta diyakini kesahihan dan kebenarannya.
Akhlak dari segi bahasa (etimologi) perkataan, akhlak berasal dari
bahasa arab yakni bentuk jamak dari kata قهُخ yang berarti budi
35
yang terdidik. Dalam bukunya Makbullah bahwasanya akhlak adalah amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang, apakah seseorang muslim yang baik atau yang buruk (Makbullah, 2011: 139).
Sedangkan pengertian akhlak dalam bukunya Mutmainah adalah sifat-sifat manusia yang dibawa sejak lahir, terutama dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan yang baik yang disebut dengan akhlak muliaa atau perbuatan yanng buruk yang disebut akhlak tercela (Mutmainah, 2007: 52).
Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa akhlak adalah merupakan suatu sikap yang mengakar dalam jiwa darinya lahir, sehingga berbuat dengan mudah tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.
Jadi yang dimaksud peneliti aqidah akhlak adalah mata pelajaran di Madrasah Tsanawiyah yang mempelajari tentang aqidah kepercayaan dan akhlak perilaku manusia.
2. Akhlak tercela
36
a. Hasad
1) Pengertian Hasad
Hasad adalah perasaan dengki atau iri hati jika melihat orang lain memiliki kelebihan dan keuntungan lebih dibanding dirinya. Timbulnya sifat hasad pada diri seseorang dapat ditandai dengan perasaan tidak suka yang tumbuh dihatinya kepada orang lain. Untuk memuasakan rasa tidak suka ini dia akan selalu mencari-cari kesalahan dan kekurangan seseorang. Lebih dari pada itu, orang yang berhasad juga suka melakukan hal-hal yang bisa mengganggu ketentraman orang yang tidak disukai dengan banyak cara.
2) Larangan bersifat hasad
Seseorang yang mengaku beriman dianjurkan untuk menghindari segala penyakit hati. Tidak ada kebaikan yang dapat ditimbulkan sikap ini. Selain Allah manusia juga tidak ada yang menyukai sikap ini, karena hanya memberikan dampak negatif bagi orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang mempunyai sikap iri
dengki cenderung tersiksa hidupnya, dia juga akan selalu su’udzon
37
Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 32.
َبهًِيَ ٌبيِصَََِلبَجِّشهِنٍََۚضْعَبَ َٰٗهَعَْىُكَضْعَبَِِّبَُ هاللَََّمهضَفَبَيَإْهًََُتَتَ َلََٔ
ََ هاللََّهٌِإََِِّۗهْضَفَ ٍِْيََ هاللََّإُنَأْسأٍََََْۚبَسَتْكاَبهًِيَ ٌبيِصَََِءبَسُِّهِنَََٔۖإُبَسَتْكا
(Q.S. An-Nisa: 32)
بًًيِهَعٍَءْيَشَِّمُكِبَ ٌَبَك
Yang artinya: “ dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyar dari sebagian lain”(Q.S. An-Nisa: 32)
Hasad adalah penyakit hati yang sangat berbahaya diantara penyakit-penyakit hati yang lainya dia akan menghasilkan rasa iri hati, dengki dan permusuhan antar indifidu.
38
seseorang yang diberikan Allah karunia berupa ilmu atau hikmah kemulyaan ia mengamalkan dan mengajarkanya kepada orang lain.” (H.R.Mutafaq’alaih)
3) Bentuk-bentuk perbuatan hasad.
Hasad adalah penyakit hati yang muncul dari keinginan seseorang pada suatu kebaikan atau keberuntungan orang lain, yang tidak dapat diperolehnya. Berikut adalah contoh dari perbuatan hasad: Bapak aryo adalah seorang karyawan biasa disebuah perusahaan. Beliau dan keluarga adalah orang-orang yang taat beribadah dan ulet. Selama ini beliau hidup sangat
4) Dampak negatif perbuatan hasad
a) Hatinya akan selalu sesak karena keberuntungan dan
kebaikan yang dimiliki orang lain.
b) Hidupnya tidak akan tenang dan berkecukupan, karena
39
c) Hasad akan membuat hati sulit menerima kebenaran dan
selalu berprasangka buruk.
d) Hasad yang terus dipupuk akan menghinakan harkat dan
martabat orang itu sendiri.
e) Menghilangkan amal kebaikan yang pernah dilakukan.
f) Tercela dimata manusia dan dimata Allah.
g) Menimbulkan permusuhan antar masyarakat.
5) Perilaku menghindari perbuatan hasad
Salah satu hal yang bisa menghindarkan kita dari sifat hasad adalah kedekatan diri dan hati kita kepada Allah. Kedekatan kepada Allah dapat kita dapatkan dengan selalu berdzikir dan bertawakal kepadanya. Orang yang dekat dengan Allah akan merasa tentram dan bahagia dalam hidupnya, hati yang demikian tidak akan menimbulkan prasangka dan pikiran buruk berkembang dalam diri kita. Pada akhirnya situasi seperti ini akan menghindarkan kita dari banyak keburukan dan penyakit hati, termasuk hasad.
b. Dendam
1) Pengertian Dendam
40
Sifat dendam juga dapat diartikan sebagai kehendak luar biasa untuk membalas. Sifat dendam timbul dari rasa marah terhadap sesuatu, misalnya karena merasa dihianati dan disakiti oleh orang lain. Jika kemarahan pada saat itu tidak terlampiaskan, biasanya akan menimbulkan rasa dendam pada seseorang. Dendam akan membuat dirinya berbuat apapun selama bisa membalas rasa sakit hati yang pernah dirasakanya, bahkan dalam beberapa kasus, pendendam menghendaki pembalasan yang lebih kejam bagi seseorang yang pernah menyakitinya.
Pendendam hanya akan menuruti hawa nafsunya, meninggalkan kebaikan dan semakin dekat dengan kejahatan. Selain itu, pendendam adalah orang yang sangat dibenci oleh Allah swt. Hal ini ditegaskan oleh Rosulullah dalam hadisnya berikut ini:
)ىهسئََٖسبخبناَِأس(َِىْصَخْناَُّذَنََأَِاللَََّٗنِاَِلبَجِّشناَ ُضَغْبَا
َ
Artinya: “Orang-orang yang paling dibenci Allah adalah
orang yang paling pendendam” (H.R.Bukhori dan Muslim) Melihat betapa buruknya perilaku dendam di atas, maka sebagai seorang muslim hendaknya kita menjauhi sifat ini. Jika merasa disakiti, lebih baik bagi kita bersabar, seperti halnya firman Allah dalas surat An-Nahl ayat 126 di bawah ini:
41
Artinya: “Dan jika kamu memberikan balasan maka
balaslah dengan perbuatan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan padamu, akan tetapi jika kamu bersabar sesungguhnya itu yang lebih baik bagi orang-orang bersabar.”
(Q.S.An-Nahl:126)
2) Akibat perilaku dendam.
Beberapa hal buruk yang dapat ditimbulkan oleh sifat dendam adalah sebagai berikut:
a) Cenderung melukai diri sendiri dan hatinya jika terus
dipupuk
b) Dapat dikategorikan medzolimi, karena terkadang
membalas dengan berlebihan.
c) Dijauhi banyak orang
d) Pendendam adalah sesuatu yang dibenci oleh allah
3) Perilaku menghindari dendam.
Di bawah ini adalah cara yang dapat kita tempuh agar terhindar dari sifat dendam:
Seseorang hendaknya menahan diri dari sikap marah. Jika tidak bisa menahan marah, setidaknya tetap menahan diri dari dari berkata dan berbuat buruk pada orang yang sedang marah.
42
a) Mengintrospeksi diri, tidak mungkin orang berbuat
kepada kita tanpa kita pernah menyakitinya.
b) Segera memberikan hak-hak otang yang dendam
terhadap kita.
c) Bersikap sabar
c. Ghibah
1) Pengertian ghibah
Ghibah atau menggunjing adalah perilaku membicarakan sesuatu pada diri orang lain, yang jika orang tersebut mendengarnya, dia tidak akan merasa senang. Sesuatu yang dibicarakan dalam hibah adalah hal-hal yang benar adanya. Sedangkan jika yang dibicarakan tidak benar, maka orang yang membicarakan telah berbuat fitnah.
Ghibah adalah hal yang sangat erat kaitanya dengan masyarakat, terutama kaum wanita. Banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk menghibah. Tidak ada sedikitpun keuntungan yang didapatkan dari perbuatan ini, keculi terpuasanya nafsu syaitani yang pada akhirnya akan menjerumuskan pada dosa bagi pelakunya.
2) Larangan ghibah
43
adalah mengenai hukum ghibah, yakni haram. Hal ini telah cukup menjadi bukti bahwa islam sangat menjaga kehormatan diri seseorang.namun demikian, para ulama telah bersepakat bahwa pada beberapa kondisi darurat, seseorang diperbolehkan untuk menghibah atau membicarakan keburukan orang lain. Beberapa kondisi yang diperbolehkan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Seseorang yang teraniyaya kemudian melaporkan
penganiyayaan yang menimpa dirinya itu pada pihak yang berwajib, agar mendapat hukum yang jelas.
b) Membicarakan pribadi orang lain dengan tujuan untuk
menjalin hubungan jual beli, pernikahan atau menitipkan hal yang penting kepada orang tersebut.
c) Membicarakan keburukan orang lain untuk introspeksi
bersama atau membantu orang tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Selain untuk kondisi darurat yang seperti yang disebutkan diatas, islam tetap menghimbau umatnya agar menghindari perbuatan ghibah atau menggunjing. Allah telah berfirman dalam surah Al-Hujurat Ayat 12 berikut
ََلَََٔ....
Artinya “ dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing
44
Karena begitu buruknya ghibah, Allah juga telah mengumpamakan pelakunya dengan sesuatu yang sangat menjijikkan sebagaimana firmanya dalam Q.S.Al-Hujurat Ayat 12 di bawah ini:
َ:ثاشجحنا(َ...ًُُُِٕتِْْشَكَفَبًتْيَيَِّيِخَأََىْحَنََمُكْأَيَ ٌَْأَْىُكُذَحَأَ ُّبِحُيَأ...
21
)
Artinya:“ apakah ada diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati ? tentu kamu merasa jijik”
( Q.S.Al-Hujurat:12)
Sudah seharusnya sebagai muslim kita menghindari ghibah, karena tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh dari berbuat demikian. Jika terdapat kesalahan pada diri saudara kita, sebaiknya kita menegur dan mengiongatkanya dengan baik. Sebaliknya, menghibahnya tidak akan membawa kebaikan pada dirinya, bahkan akan cenderung menyakitinya.
3) Dampak negatif dari perbuatan ghibah
Berikut adalah beberapa dampak negatif yang akan terjadi jika kita terus mengembangkan perilaku ghibah.
a) Dapat memutus hubungan silaturahmi, pekerjaan, atau
hubungan lain dengan orang lain.
45
c) Merupakan penyulut permusuhan antar masyarakat, jika
yang digunjing tidak dapat menerima gunjingan atas dirinya.
4) Perilaku mengindari ghibah
Ghibah merupakan perilaku tercela yang hanya akan membawa kerugian bagi pelakunya maupun orang lain. Jika timbul keinginan untuk menghibah , segeralah mengoreksi dan berkaca pada kekurangan diri-sendiri. Jika kita tidak ingin aib dankekurangan kita dibicarakan orang lain, tentunya orang lain juga tidak menginginkan hak itu terjadi pada dirinya.jika kita ingin dijaga dari ghibah, maka jagalah orang lain dengan tidak menghibahnya.sebaiknya kita juga harus menyadari kesalahan diri kita sendiri. Mungkin saja, orang yang kita cela lebih baik kedudukanya dimata Allah swt. Dibanding dengan kita.
d. Fitnah
1) Pengertian fitnah
46
yang mulia didalam hati kita juga menangkis berbagai gagasan atau niat yang merusak. Dengan menjaga lidah kita dari fitnah, berarrti kita mengambil langkah pertama untuk kebahagiyaan. Kita dapat melaksanakan itu dengan memperbaiki hak-hak orang lain yang nantinya akan menumbuhkan akar-akar kemanusiyaan dan kerohaniyan, kemudian mengambil langkah-langkah lain untuk membela sifat-sifat yang mulia.
2) larangan berbuat atau melakukan fiitnah
Islam melarang umatnya berbuat fitnah. Allah swt. Telah menggariskanya dalam QS.Al-Hujurat ayat 12 berikut:
َإُسهسَجَتَ َلٌََََٔۖىْثِإَ ٍِّهظناَ َضْعَبَ هٌِإَ ٍِّهظناَ ٍَِيَاًشيِثَكَإُبَُِتْجاَإَُُيآَ ٍَيِزهناَبَُّٓيَأَبَي
ََۚبًضْعَبَْىُكُضْعَبَ ْبَتْغَيَ َلََٔ
Artinya:” hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan sangka-sangka (dugaan terhadap sesama muslim), karena sebagian sangka-sangka itu dosa, dan jangan kamu mencari-cari aib orang lain dan jangan setengah kamu mengumpat yang lain (QS.Al-Hujurat: 12)
Ayat diatas telah jelas menyebutkan larangan berprasangka buruk dan mencari-cari aib orang lain. Hal semacam ini hanya akan membawa dosa dan perpecahan umat. Sebaliknya, islam mewajibkan umatnya agar memperkokoh agama dengan saling menjaga kehormatan dan melindungi korban fitnah.
47
Banyak dampak buruk yang ditimbulkan dari perilaku fitnah, diantaranya:
a) Menjatuhkan martabat seorang dimata orang lain
b) Menimbulkan perpecahan dan permusuhan didalam
masyarakat.
c) Kehilangan rasa percaya dan bersaudara antar sesama
d) Melunturkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan
dalam masyarakat.
4) Perilaku menghindari fitnah
Fitnah adalah salah satu perbuatan buruk yang harus dihindari oleh seorang muslim. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari fitnah.
a) Senantiasa menjaga akhlakul karimah dalam dirinya.
b) Menyadari hakikat manusia yang serba kekurangan
c) Berteman dengan orang-orang yang shalih dan shalikhah,
agar termantabkan keimanannya dan terhindar dari hal sia-sia seperti ghibah dan fitnah.
d) Mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain.
e. Namimah
1) Pengertian Namimah
48
keberuntungan yang dimiliki orang lain. Pelaku namimah juga cenderung menghasut orang lain agar ikut menjauhi orang yang tidak dia sukai dengan memancing permusuhan antar mereka. Setelah timbul perpecahan diantara yang diadu domba pelaku namimah akan memanas-manasi mereka dengan fitnah dan kebohongan hingga hancur salah satu atau bahkan seluruh pihak tersebut,
2) Bentuk-bentuk Namimah
Cukup jelas, bentuk perkelahian mempunyai keterkaitan dengan ghodzob dan namimah. Berawal dari ucapan atau cerita baik yang dilakukan dengan seorang maupun dengan orang lain. Kadang-kadang perkelahian juga bisa berawal dari namimah yang dilakukan oleh satu pihak, atas pihak lainya, lalu meledakkan rasa ghodob tersebut antara dua pihak yang diadu hingga terjadi perkelahian. Bisa pula muncul ghodob dulu antara dua orang, lalu ada orang ketiga yang memperkeruh suasana dan akhirnya perkelahian tak terhindar, yang intinya bahwa ghodob adalah akhlak sangat tercela yang bisa menimbulkan kehancuran bersama. Pada dasarnya namimah adalah sama, yakni hasutan yang berbuah adu domba dan perpecahan antar kelompok.
3) Larangan berbuat Namimah
Setiap muslim diwajibkan untuk menunjukkan islam
49
lakukan untuk membuktikan hal tersebut adalah dengan bersikap
sesuai dengan syari’at islam, melaksanakan perintah dalam agama dan menjauhi laranganya. Namimah adalah salah satu perbuatan yang dilarang agama, oleh karena itu setiap muslim harus menjauhkan diri dari sikap ini.
Larangan Allah mengenai namimah terdapat dalam QS.Al-Qolam ayat 10 dan 11 dibawah ini:
َِطُتَ َلََٔ
ٍٍَيَِٓيٍَف هلََّحَهمُكَْع
(1).
ىيًَُِِبٍَءبهشَيٍَصبهًَْ
Artinya “ Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang
suka bersumpah dan suka menghina. Suka melecehkan yang kian kemarin menyebabkan fitnah.”(QS Al-Qolam:10-11).
Seseorang yang tidak hati-hati dalam bersumpah dan berjanji rawan mengingkarinya. Ingkar janji dapat menimbulkan kebohongan yang berpeluang menjadi namimah. Untuk itu, agar lebih terhindar dari namimah, berfikirlah masak-masak sebelum memberi janji atau bersumpah. Hal lain yang dapat membantu menghindarkan kita dari namimah, difirmankan Allah. Dalam QS. Al-Hujurat Ayat 6 berikut:
50
telitilah kebenaranya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu.”( QS. Al-Hujurat: 6).
Banyak akibat yang muncul dari perbuatan namimah, diantaranya adalah perkelahian. Namun, islam bukanlah agama yang menyukai perkelahian bagi umatnya. Sebaliknya, islam mengajarkan kasih sayang kepada semua orang, baik sesama
muslim atau selainya. Rosulullah saw. Bersabda: “jangan
menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin.”
Islam adalah agama yang mulia. Selain melarang perpecahan umat secara langsung seperti perkelahian, islam juga menghimbau umatnya agar menghindari perpecahan tidak langsung seperti menghasut, mengfitnah, dan namimah.
4) Perilaku menghindari perbuatan namimah
Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari perilaku namimah:
a) Menghindari permusuhan dengan menyebarkan kasih
sayang kepada sesama.
b) Berusaha bertenggangrasa dan memahami kondisi orang
lain.
c) Tidak mudah mempercayai sebuah berita tanpa meneliti
kebenaranya lebih dulu.
51
e) Berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt. Dan
menaatinya.
f. Ghodhob
Ghodhob berarti marah. Sebuah luapan emosi yang lebih sering ditimbulkan oleh hawa nafsu manusia, misalnya karena mereka disepelekan, disalahkan, dan sebagainya. Marah juga bisa disebabkan alasan agama, misalnya karena melihat orang-orang melakukan kemusrikan dan ingkar terhadap Allah swt.dan Rosulnya. Ghodhob atau marah pada manusia terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1) Tingkat rendah
Pada tingkatan ini, seseorang yang marah tidak akan mrnunjukkan tanda-tandanya secara langsung. Semua emosi dan rasa kesalnya dapat denetralisir dan direndahkan pada hal-hal yang baik, misalnya dengan berdzikir dan shalat.
2) Tingkat sedang
52
3) Tingkat tinggi
Ini adalah tingkat marah yang berlebihan. Sebuah kesalahan kecil saja bisa membuatnya marah dengan pelampiasan yang cenderung berlebihan pula. Selain itu, marah dalam tingkat ini juga cenderung berlangsung lebih lama. Marah yang berlebihan seperti ini adalah marah yang dilandasi oleh hawa nafsu dan setan.
Seorang muslim dituntut untuk menjadi muslim yang sabar dan kuat. Dapat menahan kemarahan disebut sabar, namun ternyata hal ini juga merupakan bentuk kekuatan tertinggi yang dimiliki oleh seorang muslim sebagai mana sabda Rosulullah di bawah ini:
)ّيهعَقفتي(ٍَبَضَغْناََذُِْعَُِّسْفَََُكِهًَْيَِٖزهناَُذْيِذهشناَبًَهَِا
Artinya: “ orang yang kuat adalah orang yang menguasai
dirinya keetika ia marah”
Banyak hal yang negatif yang dapat ditimbulkan sikap marah, diantaranya sebagai berikut:
a) Kondisi fisik pemarah cenderung lebih cepat lemah
b) mudah terjerumus dalam dosa
c) tersisihkan hidupnya
d) rawan berbuat kerusakan dan keonaran
53
a) Ciri fisik: muka masam, wajah keruh, dan jarang
tersenyum. Ciri psikologis, misalnya, Cepat marah karena hal-hal sepele, erbiasa bertindak kasar, perasaanya tidak pernah tentram, mudah sekali mendendam, mudah tersinggung dan sakit hati, terbiasa berbicara kasar dengan nada tinggi.
E. Penelitian Yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Khariroh (2016) yang berjudul
”Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pencernaan pada Manusia
Melalu Strategi Group Investigation pada Siswa Kelas 5 Semester 1 MI
Ma’arif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2016-2017”
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah perencanaa, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus, metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observas, dan dokumentasi.
54
siswa belum tuntas dengan rata-rata kelas 70,4 siklus II mencapai 88% atau 22 sisawa tuntas dan 12% atau 3 siswa belum tuntas dengan rata-rata kelas 78,4. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
melalui strategi Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V semester I MI Ma’arif Sidomulyo Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yuli Agustin dengan judul
“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum
Rejosari Kalidawir Tulungagung”
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan rancangan penelitian kolaborasi, dan proses penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus yang dikemukakan oleh Kemmis & MC. Taggart. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: metode observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, ditentukan kriterianya, yaitu 75%. Siswa dikatakan berhasil apabila siswa tersebut dapat menguasai atau dapat mencapai 75% dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai.
55
disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran Group Investigation materi Sumber
Daya Alam kelas IV MI Miftahul Ulum Rejosari telah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan siswa dalam pembelajaran, serta hasil wawancara siswa. Untuk hasil observasi pada siklus I presentase aktivitas peneliti 88,46%, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 96,15% pada kategori sangat baik. Sedangkan untuk hasil observasi pada siklus I presentase aktivitas siswa adalah 81,82%, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 93,18% pada kategori sangat baik. Hasil wawancara yang dilakukan pada akhir siklus II terhadap 2 siswa mendapatkan respon yang positif dari siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tes akhir siklus I adalah 74,63, pada tes akhir siklus II adalah 84,14. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 54,54%, belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan sebesar 75%, maka perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, pada sklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 85,71%. Dari hasil evaluasi diketahui ada peningkatan yang signifikan dan tingkat keberhasilannya berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan siswa telah mampu memahami materi Sumber Daya Alam dengan baik.
3. Andika Tri Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDI An Nuur Kauman