• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Jum at, 09 Oktober 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Jum at, 09 Oktober 2009"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

.

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Jum’at, 09 Oktober 2009

Hari Kamis, 08 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Jum’at, 09 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I.Gempa Bumi di Sumatera

A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Gempa Bumi Tektonik

2. Waktu Kejadian : Rabu, 30 September 2009 pukul 17:16:09 WIB

3. Lokasi Kejadian : Provinsi Sumatera Barat

4. Pusat Gempa : Gempa berkekuatan 7,6 SR dengan pusat gempa

dikedalaman 71 Km pada koordinat 0,84 LS–99.65 BT (57 km barat daya Pariaman - SUMBAR). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

5. Gempa dirasakan : Jakarta II MMI, Pekan Baru II-III MMI, Bukit Tinggi

III-IV MMI, Bengkulu III-III-IV MMI, Tapanuli Selatan III-III-IV MMI, Muko-Muko III-IV MMI, Sibolga IV MMI, Gunung Sitoli IV MMI, Padang VI-VII MMI, Liwa III-IV MMI, Duri - Riau II-III MMI, Singapura II-III MMI dan Malaysia II-III MMI.

(2)

1

B. Kondisi Mutakhir

1. Korban jiwa

Sumber : Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat tanggal 7 Oktober 2009 pukul 20.00 WIB

Meninggal

Hilang Luka Berat Luka Ringan Mengungsi

1Kota Padang

309

5

165

432

2Kota Pariaman

37

74

278

3Kota Solok

3

-4Kab. Solok

2

5

5Kota Bukit Tinggi

4

6Kab Padang Pariaman

341

237

519

529

7Kab Pesisir Selatan

9

7

20

8Kab. Pasaman

23

9Kab. Agam

80

90

47

10Kab. Pasaman Barat

3

5

25

410

11Kota Padang Panjang

3

15

12Kab. Tanah Datar

Lokasi

(3)

2 2. Kerusakan RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR 1 Kota Padang 33.256 30.587 32.695 919 715 562 9 10 2 55 15 14 1 1 168 133 119 5 11 4 2 Kota Pariaman 8.619 1.633 2.073 41 20 15 30 9 9 47 20 21 3 Kab. Solok 65 63 128 4 7 18 1 4 3 28 9 2 2 1 4 7 9 1 Kota Solok 3 2 4

4 Kota Padang Panjang 183 617 2.142 3 4 9 - 2 1 6 3 5 7 9 5 Kota Bukit Tinggi 180 50

6 Kab Padang Pariaman 61.765 12.047 3.503 257 87 31 104 32 9 135 33 23 2 748 225 15

7 Kab Pesisir Selatan 1740 3775 9295 6 23 6 7 8 12 9 9 6 1 3 2 1 1 1 9 42 16 31 6 14

8 Kab. Pasaman 192 7 740 3 4 1 1 2 1 - 1 6 2 1

9 Kab. Pasaman Barat 3021 2976 2747 27 51 6 4 1 1 1 2 9 14 17 14 53 2 38 1

10 Kab. Tanah Datar 24 44 418 5 5 22 1 1 2 6 28

11 Kab. Kep. Mentawai 0 3 1 13 11

12 Kab. Agam 12634 3457 3719 114 77 65 33 9 7 16 5 5 15 1 2 5 5 144 79 83 1 4

Total 121.679 55.206 57.510 1.385 989 734 55 35 28 234 79 77 162 40 27 9 10 1 33 19 21 1.182 521 339 36 20 18 Provinsi Sumatera Barat

Sekolah Lokasi

No

Irigasi Ibadah

Rumah Kesehatan Kantor Jalan Jembatan Pasar

Sumber : Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat per Rabu, 07 Oktober 2009 pukul 20.00 WIB, Ket : RB = Rusak Berat RS = Rusak Sedang RR = Rusak Ringan

1. Kerusakan di Kota Padang dan Kab. Padang Pariaman baik kerusakan bangunan maupun kerusakan geologi dan longsoran, yang diakibatkan oleh faktor kedekatan lokasi dengan episentrum, faktor geologi, dan faktor konstruksi bangunan.

• Kerusakan di Kota Padang banyak terjadi di dataran rendah (kurang dari ± 25 m diatas permukaan laut yang tersusun oleh endapan alluvial. Lokasi terparah adalah

Pecinan. Kerusakan juga terjadi pada bangunan yang mengalami keretakan akibat gempa 2007. Daerah yang mengalami kerusakan ringan berada di ketinggian 25 m – 100 m diatas permukaan laut.

• Kerusakan di Kab. Agam terpusat di dataran sepanjang pantai barat, mulai dari Durian Kapeh, Tiku hingga Gasan.

• Kerusakan di Kab. Padang Pariaman terpusat di sepanjang pantai barat.

(4)

C. Upaya Penanganan

1. Pemerintah Pusat

a. Rapat koordinasi tim Pusat yang dipimpin oleh BNPB :

• Polri telah mengerahkan Helikopter untuk menyebarkan logistik terutapa ke daerah yang sulit dijangkau antara lain Ambacang Gadang, Gunung Tigo (jalan terputus), dan Aur Malintang.

• Distribusi bantuan mengalami kendala pada jarak dan kontur lokasi, jalan terputus, monitor masyarakat di kecamatan, kelurahan, dan dusun.

• Daerah–daerah yang sulit dijangkau telah diupayakan untuk ditembus baik dengan motor, off road, maupun kuda.

• Menteri Sosial akan berkunjung ke Padang pada Hari Kamis, 8 Oktober 2009 selanjutnya menuju Pariaman dan Agam.

• Hingga Hari Selasa, 06 Oktober 2009 Bulog telah mendistribusikan 787.700 Kg, telah mengeluarkan bantuan beras sebanyak 5.300 ton dan sudah didistribusikan ke 11 kabupaten/kota di wilayah Prov. Sumatera Barat.

• Dukungan tim medis, obat-obatan dan RS lapangan sepenuhnya telah terpenuhi.

• Saat ini telah beroperasi mobil klinik sebanyak 4 unit (2 di Padang, 1 di Agam, dan 1 di Pariaman), masih diperlukan tambahan mobil klinik sebanyak ± 8 unit. • RS, klinik dan puskesmas masih membutuhkan dukungan air bersih, AC untuk operasi, dan 21 tenda ukuran 6x12 untuk RS darurat hingga RS yang rusak dapat berdiri dan beroperasi secara penuh.

b. Upaya yang telah dilakukan Departemen/Lembaga antara lain :

1. BNPB

a) Memberikan Dana Siap Pakai untuk bantuan Uang Lauk Pauk korban

bencana dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana selama 10 hari sebesar Rp. 22.068.000.000,-- (Dua Puluh Dua Milyar Enam Puluh Delapan Juta Rupiah).

b) Pengiriman bantuan melalui bandara Halim Perdanakusuma pada tanggal, 6 Oktober 2009 menggunakan Pesawat Hercules 5 sorti berupa : tiang tenda pleton 30 unit tiang tenda regu 20 unit, tiang tenda keluarga 178 unit, teda gulung 1.404 unit, selimut 3.924 lembar, sarden 206 dus, beras 500 kg, alkon 50 unit, genset 5 unit, obat-obatan 16 unit, minyak goring 676 kg, sarung 200 lembar, susu 500 kaleng, air mineral 69 dus, peralatan medical 485 kg, alat kantor 5 pc, biscuit 1.650 bungkus, pakaian 1.300 karung dan kantong mayat 750 lembar.

2. Departemen Sosial

a) Mengaktifkan dapur umum lapangan untuk korban bencana dan

kebutuhan konsumsi operasional penangaanan darurat.

b) Pengerahan Tagana dari beberapa provinsi (Sumatera Barat, Riau,

Jambi, Sumatera Utara, NAD, dan lain-lain) yang berjumlah ± 628 orang dengan peralatan 5 mobil RTU, 3 truck, 2 tenda pleton, 2 unit alat komunikasi, 1 mobil dumlap, 1 mobil L300, 1 mobil UPSK, 2 tandu, obat-obatan ringan, 10 unit tenda regu, dan peralatan dapur umum, telah melakukan operasi khusus fase kritis di Kota Padang, Kota Pariaman, dan Kab. Padang Pariaman.

c) Melanjutkan distribusi, operasional dapur umum lapangan untuk korban bencana dan kebutuhan konsumsi operasional penanganan darurat, pembersihan puing dan penilaian kebutuhan lanjutan di 15 kecamatan pada Kab. Pdg Pariaman dan Kab. Agam.

d) Telah dikirimkan bantuan 9 mobil rescue dari Jakarta ke Pariaman.

3. Departemen Kesehatan

a) Melakukan kooedinasi dengan dinas kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

b) Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Barat. c) Penyemprotan desinfektan di Kota Padang.

(5)

e) Mendirikan Posko AJU di RS Jiwa Padang.

4. Departemen PU

Upaya pemulihan air bersih telah dilakukan dengan mendistribusikan bantuan tenda dan peralatan air bersih sebagai berikut :

a) Mobil Tangki Air : total 28 unit (23 di Kota Padang, 4 di Kab. Pdg. Pariaman, dan 1 di Posko PU Kota Padang).

b) Terminal Air/HU : total 58 unit (33 di Kota Padang, 5 di Kab. Pdg. Pariaman, dan 20 di Posko PU Kota Padang).

c) IPA Mobile : 2 unit di Kota Padang.

d) IPAS : total 6 unit (3 di Kota Padang, 3 di Posko PU Kota Padang). e) Jerigen : total 600 buah (300 di Kota Padang, 300 di Kab. Pdg.

Pariaman).

f) Tenda : total 180 unit (95 di Kota Padang, 30 di Kab. Pdg. Pariaman, 25 di Kota Pariaman, dan 30 di Kab. Agam).

g) MCK : total 100 unit (10 di Kota Padang, 10 di Kab. Pdg. Pariaman, dan 80 di Posko PU Kota Padang).

5. Departemen Dalam Negeri

a) Telah mengirimkan surat edaran kepada para Gubernur yang berisi

tentang dukungan penanganan bencana gempa bumi untuk Sumatera Barat.

b) Daerah-daerah yang telah membantu diantaranya Riau, Bengkulu, DIY,

Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

6. Departemen Luar Negeri

a) Masih menyiagakan Tim untuk membantu ijin/clearance bantuan

internasional, keimigrasian, kepabeanan, karantina, bantuan keprotokolan, bantuan akreditasi media asing dan penghubung/LO antara perwakilan asing dengan BNPB.

7. Departemen Komunikasi dan Informatika

Memfasilitasi Media Center Posko Terpadu penanganan gempa bumi Sumatera Barat untuk melayani masyarakat, wartawan dan relawan dengan fasilitas sebagai berikut :

a) Internet Wireless

b) Fixed Phone

c) Polycom Conference Phone

d) Fasilitas Hot Spot Internet di Pariaman

8. Departemen ESDM

a) Mengkoordinasikan dan melaksanakan perbaikan utilitas-utilitas sebagai

berikut ;

- Memulihkan kelistrikan di kota Padang, trafo telah berpungsi

sejumlah 326 unit dari 425 trafo yang ada (85 %., 18 %), 90 % lampu penerangan jalan telah menyala.

- Memulihkan kelistikan di Pariaman sebanyak 106 unit dari 261 unit

trafo telah beroperasi 38 %.

- Bantuan peralatn da personil dari unit-unit pemulihan kelistikan di

Sumatera Barat terdiri dari 18 crane, 13 truk, 67 minibus dan pickup, 17 tangga dan 534 personil.

- Mengirimkan trafo dari Jakarta guna mempercepat pemulihan listrik

di Sumatera Barat.

- Pada tanggal, 5 Oktober 2009 menyalurkan bantuan bahan bakar

minyak premium 1.274 kl, solar 1.123 kl, kerosene 450 kl dan avtur 208.

9. TNI

Dansatban TNI (Mayjen TNI Tanjung bersama Brigjen TNI Arif Rahman) mengunjungi RSUD Pariaman ditempat Tim angkatan bersenjata Singapura dan kesehatan lapangan Kostrad, serta meninjau rencana sasaran lokasi bantuan angkatan bersenjata Amerika Serikat di Tandike.

(6)

10. POLRI

a) Mengidentifikasi korban gempa khususnya yang sudah rusak. Hari

Selasa, 06 Oktober 2009 Kepolisian berhasil mengidentifikasi 6 korban dari Hotel Ambacang dari 8 korban yang dievakuasi. Total korban yang masuk Posko DVI sebanyak 130 jiwa (teridentifikasi 125 jiwa).

b) Membantu distribusi bantuan dengan menggunakan Helikopter Bell,

MI1, dan Dopin:

• Desa Koto Tinggi : 73 dus mie instant, 38 dus biskuit, 2 karung pakaian, 2 dus susu bayi, 4 dus perlengkapan wanita, 2 dus air mineral.

• 7 Koto Sungai Sari : 5 dus susu, 1 dus pakaian, 1 dus biskuit, 1 dus perlengkapan wanita.

• Padang Lawe Sungai Sariak : 29 dus mie instant, 17 dus biskuit. • Sungai Garingin : 99 dus mie instant, 3 dus susu, 10 dus biskuit, 12

dus obat-obatan, 9 dus air mineral.

• Dukungan logistik dan tim medis di Lapangan Sungai Garinggiang. • Padangkuni, Sikapak Timur : 20 dus mie instant, 15 dus biskuit, 6

karung pakaian, 1 dus perlengkapan wanita.

11. BASARNAS

a) Melakukan evakuasi korban bersama tim gabungan dan masyarakat.

b) Mengerahkan 2 helikopter untuk distribusi bantuan logistik di Kab.

Pariaman serta evakuasi.

c) Tim SAR internasional telah kembali sebanyak 11 tim dalam jadwal

kepulangan sebanyak 5 tim dan 5 tim lainnya masih tentatif (Emercom, Pompiers de L’urgenci international, Civil security Francr, GEA-SAR Turkey dan SMART Malaysia)

12.PMI

a) Mengirimkan bantuan 1.608 kg melalui cargo pesawat garuda berupa :

volunteer tent, main pole, side pole, masker 3 m, satgana vest, baody bags, instant noodle, admin form, operasion suppotr Eg.

b) Mengirimkan bantuan 7 truk bantuan berupa obat-obatan (bantuan dari

PT. Bintang tujuh)

c) Mendirikan posko di Pariaman Selatan, Padang, Padang Panjang dan

Padang Pariaman

d) Menyediakan mobil klinik di 21 desa Pariaman Selatan.

e) Pengobatan dan pelayanan primary kepada 600 pasien di Pariaman

Selatan.

f) Penempatan personil di Posko Pariaman selatan adalah 1 dokter, 6

perawat, 1 perawat dari Jepang dan dibantu oleh 7 personil dari Dinkes Solok (2 ambulan, 3 dokter dan 4 perawat).

2. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

a. BPBD Prov. Sumatera Barat

1) Menyampaikan arahan secara berkesinambungan melalui RRI

2) Melakukan evakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan

3) Mengerahkan Pemadam Kebakaran dan alat berat baik untuk evakuasi korban maupun membuka jalur transportasi yang tertutup

4) Menyiapkan areal pengungsian 5) Membuka Posko Terpadu 6) Mendistribusikan bantuan b.Bantuan

1) Tersedia dana siap pakai Rp. 100 milyar, telah di gunakan untuk operasional awal penanganan darurat di daerah sebesar Rp. 5 milyar, dan segera dicairkan kembali sebesar Rp. 20 milyar.

2) Total bantuan permakanan dan logistik yangt telah du salurkan Satkorlak PB Sumatera Barat hingga hari Senin, 5 Oktober 2009 Sebagai berikut : - Beras 58.623 kg, Mie instan 14.159 dus, air mineral 3.086 dus, ikan

(7)

kaleng 297 dus, minyak goreng 87 dus, lampu bbadai 6, biskuit 731 kaleng, tenda 151 unit, sarung 1.380 lembar, selimut 1.458 lembar, kecap 21 dus, sambal 21 dus, susu kental 49 dus, genset 21 unit, roti kering 719 dus, roti kaleng 32 dus, kelambu 354 lembar, pakaian 87 lembar, set kidwear 83 set, terpal 125 lembar, kuali 25 kodi, tempat nasi 2 lusi, tikar 673 lembar, teh 46 dus, gula 266 kg, kopi 38 kg, tenda keluarga 5 unut, kasur busa 276 buah dan telur 602 kg.

3. Bantuan Luar Negeri

Bantuan luar negeri berupa personil rescue yang datang pada tanggal 6 Oktober 2009 adalah :

a. Bantuan 2 orang personel dari Japan Self-Defense Force Emergency

b. Bantuan tambahan dari Negara Korea Selatan yaitu sebanyak 26 personil Rescue, 1950 set selimut, 1200 matras dan 624 paket obat-obatan

c. Bantuan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi berupa 300 ton yang meliputi peralatan kemah, bahan makanan, selimut dan karpet

4. Kebutuhan

a. Pompa air dan lampu spot/sorot untuk pencarian/Evakuasi korban tanah longsor

di Kabupaten Pariaman

b. Tenda keluarga dan tenda gulung

c. Generator set

d. Selimut

e. Instalasi penjernih air

5. Rencana Ke Depan

a. BNPB akan mengirimkan bantuan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan

permintaan pemerintah daerah.

b. Melanjutkan upaya Tanggap Darurat

c. Menyusun rencana/skema rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk pemulihan

ekonomi dan infrastruktur yang rusak

d. Segera dilakukan pembersihan puing

e. Sosialisasi DaLA dalam rangka verifikasi data kerusakan dan kerugian

f. Pendataan dan verifikasi

g. Pembentukan Kelompok Masyarakat

h. Pelatihan tukang/mandor dan pendamping

i. Penyiapan Pendanaan

j. Pelaksanaan Perbaikan Rumah

6. Kebijakan

a. Karena tidak ada konsentrasi pengungsian dan untuk mempercepat roda

perekonomian maka korban bencana akan diberikan Uang Lauk pauk sebesar Rp 5.000/Jiwa/hari selama masa tanggap darurat

b. Untuk menghilangan trauma sebagai dampak bencana, Pembersihan puing

segera dilakukan

c. Rehabilitasi rumah penduduk diberikan waktu paling lambat 6 bulan sedangkan

untuk bangunan kantor dan komersial lainnya ditargetkan selama 1 tahun

d. Untuk mempercepat jalannya proses belajar/mengajar maka didirikan sekolah

darurat

e. Sementara masyarakat membangun rumah akan menggunakan fasilitas umum

yg berada disekitar permukiman

II. PROVINSI JAMBI

A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Gempa Bumi

2. Waktu Kejadian : Kamis, 1 Oktober 2009 pukul 08:52:29 WIB

3. Lokasi Kejadian : Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi

4. Pusat Gempa : Gempa berkekuatan 7,0 SR kedalaman 10 Km pada koordinat

2.44 LS – 101.59 BT (46 KM Tenggara Sungai Penuh - jambi). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

(8)

B. Kondisi Mutakhir Dampak Bencana

Korban dan kerusakan akibat gempa terjadi di dua kecamatan (Gunung Raya dan Batang Berangin) di Kabupaten Kerinci.

1. Kab. Kerinci

a. Korban jiwa

- Meninggal : 3 orang - Luka berat : 12 orang - Luka ringan : 14 orang

- 1.382 kk / 6.310 jiwa terkena dampak.

b. Kerusakan

- Rumah : 1.382 unit (59 unit rusak total, 474 rusak berat dan 849 unit rusak ringan)

- Tempat Ibadah : 20 unit

- Sarana kesehatan : 2 unit - Sarana pendidikan : 11 unit

2. Kab. Merangin a. Korban jiwa

- Meninggal : Tidak ada - Luka luka-luka : Tidak ada - 127 kk / 722 jiwa terkena dampak b. Kerusakan

- Rumah : 127 unit (3 unit rusak total, 99 rusak berat dan 25 rusak ringan)

(9)

- Sarana pendidikan : 12 unit - Fasilitas umum : 16 unit - Jalan raya ± 30 m terputus.

C. Upaya Penanganan

1. Gubernur Jambi, Danrem, Kapolda dan unsur Muspida mengunjungi lokasi bencana dan telah memberikan logistik permakanan dan selimut.

2. Gubernur Jambi memberikan bantuan uang tunai untuk Kab. Kerinci sebesar Rp. 1.000.000.000; (satu miliyar rupiah) dan untuk Kab. Merangin Rp. 300.000.000; ( tiga ratus juta rupiah ).

3. Provinsi Jambi telah menyalurkan bantuan dari Kab. Sorolangun, Bungo, Tanjung Jabung Barat, Tebo, Merangin, Batanghari, Muaro Jambi, Kota Jambi, dan Sungai penuh.

4. Telah mendirikan dapur umum dan pelayanan kesehatan.

5. Dinas PU telah menurunkan alat berat ke lokasi bencana.

Sumber : Kesbang Linmas Prov. Jambi dan Kodim 0417/Krinci

III. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A.Kondisi Terkini

1. Hari Kamis, 08 Oktober 2009 posko BNPB menerima data informasi adanya titik panas/hotspot yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berikut adalah data hotspot / titik panas dan kondisi cuaca secara umum :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**)

SUMATERA

Sumatera Utara 3 Hujan Ringan

Riau 2 Hujan Ringan

Jambi 2 Berawan

Sumatera Selatan 12 Hujan Ringan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat 1 Hujan Ringan

Kalimantan Selatan - Hujan Ringan

Kalimantan Tengah 2 Hujan Ringan

Kalimantan Timur 1 Hujan Ringan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18)

** Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

2. Jarak pandang (visibility) pada hari Kamis, 08 Oktober 2009 di beberapa kota di

Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut:

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00 SUMATERA Medan 7.000 m 7.000 m 6.000 m 6.000 m Pekanbaru 9.000 m 10.000 m 10.000 m 8.000 m Jambi 3.000 m 9.000 m 12.000 m 11.000 m Palembang 8.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m KALIMANTAN Pontianak 10.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Banjarmasin 8.000 m 8.000 m 8.00 m 8.000 m Palangkaraya 5.000 m 7.000 m 5.000 m 2.000 m Samarinda 3.000 m 4.000 m 7.000 m 10.000 m

(10)

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 08 – 09 Oktober 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai :

a. Potensi kebakaran Tinggi Wilayah NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Lampung, Babel,

Bengkulu, Sumsel, Kalteng, Kalbar, Kaltim dan Kalsel.

b. Potensi kebakaran Sangat Tinggi di Wilayah Sumatera terdapat di Sumut, Riau,

Bengkulu, Jambi, Babel, Sumbar, Sumsel, dan Lampung sedangkan di wilayah Kalimantan terdapat di Kalbar, Kalteng, Kaltim dan Kalsel.

4. Prakiraan penjalaran asap pada level ketinggian 50 meter sampai dengan tanggal 09

Oktober 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah NAD arahnya menuju Timur Laut – Tenggara sampai ke Sumut dan Selat Malaka, di wilayah Sumut arahnya menuju Utara – Timur Laut sampai ke Selat Malaka, di wilayah Kaltim arahnya menuju Timur Laut sampai ke Kaltim bagian Barat serta di wilayah Kalteng arahnya menuju Barat Daya – Barat Laut sampai ke Kalteng bagian Utara dan Kalbar bagian Tengah.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

B.Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. Sampai saat ini Tim BNPB tetap berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan

BMKG, BKSDA, Kepala Bandara, TNI AU, BLHD, dan BPPT untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari serta evaluasi rutin terhadap upaya perkembangan TMC yang dilaksanakan sejak tanggal 15 Agustus 2009.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, TNI,

Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik panas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya

untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

4. Dinas Kehutanan Prov. Riau menyiagakan 60 personil untuk melakukan pemadaman

api.

5. Kodam V Tanjungpura menyiagakan pasukannya guna membantu upaya Pemerintah

Daerah memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Propinsi Kalimantan Tengah. 6 Kodim yang berada di Kabupaten Waringin Timur, Waringin Barat, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito selatan, Barito Utara dan Palangkaraya disiagakan sebanyak 1 pleton yang terdiri dari 30 prajurit TNI. Sebagai Komandan Penanganan Darurat adalah Komandan Korem, dengan posko Bandara Cilik Riwut.

6. Dinas Kehutanan, TNI, POLRI dan Kantor SARNAS Prov. Kalimantan Barat telah

melakukan upaya antara lain :

- Meningkatkan kegiatan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi dari hasil

deteksi dini berupa hotspot (titik panas) ke Kabupaten agar dapat di ambil tindakan yang cepat dalam upaya pengendalian, yakni berupa pemadaman dini (anitial atack).

- Menghimbau kepada para pemegang HPH/HPHTI, agar meningkatkan

kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau, berupa mengintensifkan pengawasan/patroli dalam wilayah kerja, penyuluhan serta mensiagakan sarana dan prasarana agar siap dapat dimobilisasi apabila terjadi kebakaran.

- Melakukan penyuluhan dengan memberikan himbauan dengan pemasangan

spanduk di Kecamatan Rasau Jaya, Ambawang dan Sei Raya serta mengintensifkan pengawasan/potroli.

- Kasi Ops REM 121 ABW, menyiagakan personil sebanyak 1 SSK untuk membantu

Operasi Lapangan dalam rangka pemadaman api.

- Kasi Reskrim Polda Kalimantan Barat menyiagakan 1 unit Helikopter untuk

melakukan pemantauan lokasi Kebakaran dan Hotspot / titik panas

- Kantor SARNAS Pontianak menyiagakan Tim Rescue SAR sebanyak 42 orang yang

tersebar di Pos Sintete Kab. Sambas, di Pos Kab. Ketapang, serta Shelter SAR Pontianak 30 orang ).

7. Satkorlak PB Prov. Kalteng menggunakan 1 unit pesawat CASA-200 untuk melakukan

pemadaman lewat udara, dan saat ini dalam proses perbaikan di Bandara Cilik Riwut.

8. Saat ini di Kalimantan Tengah telah didirikan posko-posko Pasukan Penanggulangan

Asap antara lain ; Posko Satkorlak (Bandara Cilik Riwut), Posko Satlak (14 Kabupaten dan Kota), Posko TNI-AU (Pangkalan Bun), Posko Pemda (Palangkaraya), Adpel (Bahaur, Sampit dan Kumai), Pos AL (Sampit dan Kumai), Kodim TNI-AD (tersebar di

(11)

14 Kabupaten dan Kota), Yonif 631/Atg TNI-AD (masing-masing 1 SSK di Palangkaraya, Sampit dan Muara Teweh), Polri (tersebar di 14 Kabupaten dan Kota), Airud (masing-masing 1 tim di Bahaur, Teluk Sampit dan Kumai), Manggala Agni (6 regu di Palangkaraya, 2 regu di K. Kapuas, 1 regu di P. Pisau dan 1 regu di Sampit), Tim Serbu (2 regu di Pangkalan Bun, 2 regu di Muara Teweh, 20 regu di Palangkaraya dan 5 regu di P. Pisau).

Sumber :Gubernur Prov. Kalbar, Dep. Kehutanan, Dishut Prov. Kalbar, Badan LH Kalteng, TRC BNPB dan Meneg LH.

IV. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 4 (empat) gunung api yang masih dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) yaitu :

A. Status Gunung Berapi

7. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara

Berdasarkan analisis hasil pemantauan kegempaan dan visual dari 17 Agustus 2009 hingga hari Kamis, 08 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

8. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Kamis, 08 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

9. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara

Sejak tanggal 5 Agustus 2009 hingga hari Kamis, 08 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

10.Gunung Api Talang di Kab. Solok, Prov. Sumatera Barat

Sejak tanggal 17 Agustus 2009 hingga hari Kamis, 08 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Talang masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

B. Rekomendasi

1. Masyarakat diharapkan tidak mendaki dan mendekati pulau gunung Anak Krakatau,

G ibu, G. Karangetang dan G. Talang dalam radius 2 km dari kawah Gunung

2. Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau, G Ibu dan G. Talang

dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

3. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup

hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi

dengan BNPB, Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Miitigasi Bencana Geologi.

V. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Jum’at, 09 Oktober 2009 dilaporkan sebagai berikut :

NO L0KASI Pagi C U A C A

(00.05 – 12.00) (12.05 – 18.00) Siang (18.05 – 24.00) Malam

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan

2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan

3 Jakarta Selatan Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan

4 Jakarta Timur Berawan Berawan Berawan dan hujan ringan

5 Jakarta Barat Berawan Berawan dan hujan ringan kadang sedang Berawan dan hujan ringan

6 Kep. Seribu Berawan Berawan Berawan

7 Bogor Berawan Berawan dan hujan ringan -sedang Berawan dan hujan ringan

(12)

NO L0KASI Pagi C U A C A

(00.05 – 12.00) (12.05 – 18.00) Siang (18.05 – 24.00) Malam

ringan kadang sedang ringan

9 Depok Berawan ringan kadang sedang Berawan dan hujan Berawan

10 Bekasi Berawan Berawan Berawan

Keterangan :

- Hujan Ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari

- Hujan Sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari

- Hujan Lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari

- Hujan Sangat Lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Peringatan Dini : Waspada hujan ringan sedang terkadang lebat disertai kilat/ petir dan angin kencang berdurasi singkat pada sore dan malam hari terutama wilayah Bogor. Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

VI. Prakiraan Gelombang Tinggi

Prakiraan gelombang tinggi untuk Hari Kamis, 08 Oktober 2009 pukul 19.00 WIB hingga Hari Jum’at, 09 Oktober 2009 pukul 07.00 WIB, sebagai berikut :

2.0 – 3.0 m : Laut Andaman, Selat Malaka bagian utara, Perairan utara dan barat Aceh,

Perairan selatan Jawa, Perairan utara Kep. Natuna, Laut Cina Selatan, Perairan Kep. Aru bagian selatan

3.0 – 4.0 m : Laut Sulu.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Pengawas,

Dr. Priyadi Kardono, MSc

Jakarta, 09 Oktober 2009 An. Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan rata-rata Indeks Keragaman Jenis (H’), Dominansi (C), dan Keseragaman (e) makrozoobenthos di perairan Pantai Kuala Tanjung pada masing-masing

Diantaranya adalah kandungan antiseptik dan antibakteri yaitu kurkumin dan minyak astiri dalam kunyit dapat membantu membunuh kuman sekaligus merangsang tumbuhnya sel kulit

Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan atau Nilai Tukar Nelayan (NTNP) mengalami perubahan negatif sebesar 0,99 persen pada November 2016 disebabkan perubahan

Sedangkan jenis penelitian verifikatif yaitu menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, data penelitian verifikatif

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa target populasi pada penanggulangan ISPA adalah penduduk kelompok umur ≤ 5 tahun.. Ini sesuai dengan kebijakan P2 ISPA bahwa

Sedangkan yang memiliki ijazah perguruan tinggi adalah yang paling sedikit, dan inipun hanya dimiliki oleh orang-orang yang berada di kalangan atas dengan tingkat

Seorang dokter kebangsaan Inggris bernama Edward Jenner banyak merawat pasien-pasien cacar, Ketika itu mereka hanya mempunyai teknik yang disebut Variolasi, dimana

Alimul Hadi, Erlina, Agus Suriadi | Kesiapan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dalam Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Medan mendalam terhadap