i
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KEPATUHAN SOP PEMASANGAN INFUS YANG PERTAMA KALI PADA PASIEN OLEH MAHASISWA
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG TINGKAT II PRODI S1KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Progam Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan oleh : Sri Handayani
A11200827
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Mama tercinta seseorang yang begitu luar biasa, berperan sangat penting dalam kehidupan saya. Seseorang yang selalu menjadi motivasi dan menjadi alasan untuk saya agar lebih sukses. Semoga ini bisa menjadikan kebanggaan untuk mu
2. Kakak ( Darmawan dan Tri asih) terimakasih telah memberikan
kesempatan untuk saya meraih cita-cita. Semoga ini menjadi awal yang baik, maaf telah membuat kecewa karna adik mu tidak bisa seperti apa yang diinginkan
3. Ponakan (Dhiya Syarafana Mirsya Azizah) malaikat kecil ku
4. Papa yang selalu mengingatkan “alon-alon bae telat rapapa sng penting
slamet” menguatkan saya saat terpuruk
iv MOTTO
Tak perlu takut untuk mencoba hal yang baru (sesuatu yang baik)
Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali
Tak perlu menyakiti seseorang yang telah menyakiti dan merendahkan hidup kita jadikan semua itu cambukan untuk membuktikna kita bisa lebih
sukses
Keyakinan dan kesabaran paling utama dalam segala hal
vii PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
SKRIPSI APRIL, 2016
Sri Handayani 1), Isma Yuniar, M. Kep 2), Sarwono, S. KM 3)
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KEPATUHAN SOP
PEMASANGAN INFUS YANG PERTAMA KALI PADA PASIEN OLEH MAHASISWA STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG TINGKAT II
PRODI S1 KEPERAWATAN
ABSTRAK
Latar Belakang : Kurikulum STIKES Muhammadiyah Gombong tingkat II prodi S1 Keperawatan mahasiswa terdapat praktik klinik. Pembelajaran klinik keperawatan yang baik akan menjamin mahasiswa dapat memperoleh pengalaman nyata. Mahasiswa yang praktik di rumah sakit tidak terlepas dari kepatuhan perilaku perawat dalam setiap tindakan prosedural yang bersifat invasif seperti halnya pemasangan infus. Pemasangan infus dilakukan oleh setiap perawat. Semua perawat dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan mengenai pemasangan infus yang sesuai standar operasional prosedur (SOP). Menghadapi intervensi pemasangan infus yang pertama kali pada pasien tidak jarang membuat mahasiswa menjadi cemas karena merupakan pengalaman baru bagi mereka.
Tujuan : Untuk mengetahui adanya hubungan kecemasan dengan kepatuhan SOP pemasangan infus yang pertama kali pada pasien oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Tingkat II Prodi S1 Keperawatan
Metodelogi Penelitian : Deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Total sampling 90 responden mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong
Hasil penelitian : Berdasarkan uji statistik korelasi kendal thau diperoleh hasil pada tahap pra interaksi p=0,043 (<0,05) dan orientasi p=0,048 (<0,05) . Sedangkan pada tahap kerja p=0,585 (>0,05) dan terminasi dengan hasil p=0,359 (>0,05)
Kesimpulan : Ada hubungan kecemasan dengan kepatuhan SOP pemasangan infus yang pertama kali pada pasien oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Tingkat II Prodi S1 Keperawatan pada tahap pra interaksi dan orientasi sedangkan pada tahap kerja dan terminasi tidak terdapat hubungan.
viii BACHELOR OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Minithesis, April 2016
Sri Handayani 1), Isma Yuniar, M. Kep 2), Sarwono, S. KM 3)
CORRELATION BETWEEN ANXIETY AND OBEDIENCE TO THE SOP OF INFUSION APPLICATION AT THE FIRST TIME ON PATIENTS BY
THE SECOND YEAR BACHELOR OF NURSING STUDENT AT MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
ABSTRACT
Background: Obedience to the Standard Operating Procedure (SOP) of infusion application is a clinical intervention conducted at hospital as one of competencies in Human Basic Need learning block. Usually, students get nervous to apply infusion on their patients at the first time as new experience for them.
Objective: To determine the correlation between anxiety and obedience to the SOP of infusion application at the first time on patients by the second year bachelor of nursing student at Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.
Methods : Deskriptive correlation with cross sectional approach. Total sampling of 90 respondent by the second year bachelor of nursing student at muhammadiyah health science institute of gombong
Research result : The statistical correlation obtained kendal thau by result in pre interaction stage p=0,043 (<0,05) and orientation stage p=0,048 (<0,05) . while in job stage p=0,585 (>0,05) and termination stage p=0,359 (>0,05)
Conclusion : There is a correlation between anxiety and obedience to the sop of infusion application at the first time on patients by the second year bachelor of nursing student at muhammadiyah health science institute of gombong pre-interaction stage and orientation stage. While in job stage and termination stage no correlation between anxiety and obedience infusion installation sop compliance that first time on the patient.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Alloh Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi yang berjudul “Hubungan kecemasan dengan kepatuhan SOP pemasangan infus yang pertama kali pada pasien oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Tingkat II Prodi S1 Keperawatan”
Diajukan sebagai salah atu syarat menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong. Penyusunan proposal ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari beberapa pihak. Untuk ini penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal skripsi ini, yaitu kepeda :
1. M. Madkhan Anis, S. Kep, Ns selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong
2. Isma Yuniar, M. Kep, selaku Ketua Prosi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing pertama yang selalu memberikan waktu dan ilmunya untuk kelancaran pembuatan proposal skripsi ini.
3. Sarwono, S. KM, selaku pembimbing kedua yang sabar membimbing saya dalam menyusun proposal skripsi
4. Seluruh Dosen dan Karyawan Progam Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh teman-teman yang salalu memberikan semangat
6. Orang tua yang selalu memberikan motivasi, semangat dan dukungan mental dan spritual
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan mendoakan peneliti hingga terselesaikannya proposal skripsi ini.
x
peneliti harapkan demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga penilitian ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.
Gombong,
xi
B. Kepatuhan SOP pemasangan infus
1. Pengertian 16
2. Tujuan 17
3. Aspek-aspek dalam pemasangan infus 18
C. Kerangka teori 25
D. Kerangka konsep 26
E. Hipotesa 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian 28
B. Populasi dan sampel penelitian 28
C. Variabel penelitian 29
D. Definisi operasional 29
E. Instrumen penelitian 31
F. Teknik analisa data 33
xii
H. Teknik pengolahan data 34
I. Etika penelitian 35
BAB IV HASIL PENENILITIAN
A. Hasil penelitian 37
B. Pembahasan 40
C. Keterbatasan penelitian 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 47
B. Saran 48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Definisi operasional 30
xiv
DAFTAR BAGAN
Gambar 2.1 : kerangka teori 25
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan VISI STIKES Muhammadiyah Gombong yaitu Unggul, Modern dan Islami dibentuk tenaga kesehatan yang profesional yang dilandaskan oleh ilmu dan dipraktikan dengan skill (Ariani, 2009). Sikap profesional dalam pembelajaran klinik merupakan salah satu upaya yang disediakan untuk mahasiswa menerapkan ilmu yang sudah didapatkan (Nursalam, 2002)
Blok Kebutuhan dasar manusia merupakan salah satu mata ajar praktek yang diperuntukan bagi mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong, pada mata kuliah kuliah ini mahasiswa melakukan praktek klinik ke beberapa rumah sakit untuk memenuhi beberapa target kompetensi. Salah satu kompetensi mahasiswa ditempat praktik rumah sakit yaitu pemasangan infus. Pemasangan infus merupakan suatu terapi yang sering dilakukan pada pasien yang berada di rumah sakit sebagai jalur intravena (IV) dalam memberikan obat, cairan, pengambilan sampling darah (Alexander, Corigan, Gorski, Hanskin, Perucca, 2010).
Organisasi keperawatan PPNI dalam pasal 15 ayat (b) menjelaskan tindakan keperawatan berdasarkan pada Kebutuhan Dasar Manusia yang merupakan bidang garapan keilmuan keperawatan, termasuk dalam kebutuhan individu memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, diantaranya yaitu melaksanakan pemasangan infus sesuai program medik (Praptianingsih, 2006).
2
pertahun di Inggris dan mereka telah terpasang berbagai macam alat akses intravena selama perawatan (Hampton, 2008).
Pada dasarnya pemasangan infus merupakan tindakan invasif yaitu dengan memasukan jarum abocath kedalam pembuluh darah yang kemudian akan disambungkan dengan selang infus dan dialiri cairan infus serta dapat menimbulkan infeksi pada pasien, upaya keselamatan pasien yang dilakukan seorang perawat salah satunya dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan setiap tindakan (Marta, 2012)
Pemasangan infus dilakukan oleh setiap perawat. Semua perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan mengenai pemasangan infus yang sesuai standar operasional prosedur (SOP). Standar operasional prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dilakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Ayu, 2007).
SOP merupakan tatacara yang dibakukan yang harus dilakukan dalam melakukan tindakan tertentu. Penerapan SOP pada prinsipnya adalah bagian dari kinerja dan perilaku individu dalam bekerja sesuai dengan tugasnya dan biasanya berkaitan dengan kepatuhan (Marta, 2012). Kepatuhan merupakan sikap taat atau tidak taat terhadap perintah atau ketentuan yang berlaku dan merupakan titik awal dari perubahan sikap dan perilaku individu Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi sesuatu, sehingga kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP pemasangan infus tergantung dari perilaku perawat itu sendiri (Maria, 2012).
3
memperhatikan kesterilan luka pada pemasangan infus. Perawat biasanya
langsung memasang infus tanpa memperhatikan tersedianya bahan-bahan yang
diperlukan dalam prosedur tindakan tersebut, seperti tidak tersedia sarung
tangan, kain kasa steril, alkohol, dan pemakaian yang berulang pada selang infus
yang tidak steril. Hasil penelitian Pasaribu (2008), yang melakukan analisa pelaksanaan pemasangan infus di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan menunjukan bahwa pelaksanaan pemasangan infus yang sesuai Standar Operasional Prosedur katagori baik 27 %, sedang 40 % dan buruk 33 %.
STIKES Muhammadiyah Gombong memiliki beberapa program studi yaitu S1 Keperawatan, D3 Keperawatan, D3 kebidanan, dan Profesi Ners. Sesuai dengan kartu rencana studi untuk mahasiswa pragam studi S1 Keperawatan tingkat II memiliki beberapa mata kuliah diantaranya yaitu asuhan keperawatan pencernaan, praktik klinik keperawatan dewasa 1, asuhan keperawatan pernafasan dan asuhan keperawatan kardiovaskuler.
Berdasarkan kurikulum terdapat praktik klinik dewasa 1, pembelajaran klinik keperawatan pada penyelenggaraan pendidikan tinggi keperawatan merupakan sarana proses sosialisasi profesi bagi mahasiswa untuk menjadi seorang perawat. Pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan yang baik akan menjamin mahasiswa dapat memperoleh pengalaman nyata ditatanan pemberian pelayanan keperawatan dengan baik. (Reilly,2000).
4
Pembelajaran klinik (rumah sakit dan komunitas) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan mahasiswa keperawatan, karena memberikan pengalaman yang kaya kepada mahasiswa bagaimana cara belajar yang sesungguhnya. Keberhasilan pendidikan tergantung ketersediaan lahan praktek di rumah sakit harus memenuhi persyaratan, diantaranya 1) melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan yang baik (good nursing care), 2) lingkungan yang kondusife, 3) ada role model yang cukup, 4) tersedia kelengkapan sarana dan prasarana serta staf yang memadai, 5) tersedia standar pelayanan / SOP keperawatan yang lengkap. Dalam memasuki lahan praktek klinik, mahasiswa diharapkan mempersiapkan diri dengan baik, faktor-faktor kesiapan mental mahasiswa dipengaruhi oleh perkembangan, pengalaman, kepercayaan diri, dan motivasi (Sulistyowati, 2009).
Hasil riset di The Institute of HeartMath menunjukkan bahwa 89,3% kecemasan yang dirasakan lebih didasarkan pada persepsi tentang seseorang, tempat dan kejadian, transisi kehidupan yang besar seperti pergantian pekerjaan, perpindahan tempat tinggal menjadi suatu ujian bagi seorang individu dalam beradaptasi dan tetap fleksibel. Demikian pula Beck dan Srivastara (cit. Saseno, 2001), yang meneliti tingkat persepsi dan sumber sters pada mahasiswa perawat, studi mereka menampakan tingkat rata-rata yang relatif tinggi terhadap stres yang dialami mahasiswa dan penyebabnya diidentifkasi seperti jumlah tugas, prosedur pengujian dan harapan yang tidak pasti akan pendidikan tersebut.
5
Menghadapi praktik klinik yang pertama kalinya dalam melakukan intervensi pemasangan infus biasanya ada beberapa mahasiswa yang merasakan kecemasan. Rasa cemas merupakan hal yang wajar yang dialami oleh manusia suatu rasa cemas atau hilangnya kepercayaan diri seseorang pada waktu tertentu. Kecemasan akan timbul jika terjadi tekanan ataupun gangguan emosi (Ramaiah, 2003). Kecemasan sering dialami saat menempuh pendidikan baik teori dalam perkuliahan maupun saat menjalankan praktik klinik Rumah Sakit, apa bila kecemasan ini dalam tingkat berat dalam membahayakan klien (Eka, 2010).
Penyebab masalah tersebut sangat bervariasi diantaranya karena mahasiswa baru pertama kalinya melakukan intervensi pada pembelajaran klinik, pemahaman dalam melakukan intervensi, lingkungan baru, pengalaman pertama berinteraksi dengan pasien. Penyebab lainya adalah mahasiswa juga harus berperan sebagai perawat yang memberikan perawatan langsung kepada pasien (Husin, 2002)
Kecemasan merupakan gangguan psikologis terhadap situasi tertentu, termasuk hal yang normal pada seseorang yang yang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. (Fauziah & Widuri, 2007).
Salah satu fenomena psikologis yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia adalah kecemasan. Kecemasan yaitu suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Rochman, 2010).
6
tahun. Gangguan ansietas lebih sering dialami oleh wanita, individu berusia kurang dari 45 tahun, individu yang berpisah dan individu yang berasal dari status ekonomi rendah. Delapan persen penduduk mengalami gangguan ansietas yang menimbulkan gangguan yang signifikan dalam fungsi interpersonal dan sosial. Antara 5% sampai 25% penduduk Amerika Serikat mengalami fobia yang membuat gangguan ansietas paling sering terjadi.
Data yang didapatkan pada tanggal 25 Oktober 2015, penulis telah mewawancarai 10 mahasiswa S1 keperawatan yang sebelumnya telah melakukan intervensi pemasangan infus di praktik klinik yang pertama kalinya. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa mahasiswa dalam melakukan intervensi dipraktik klinik memiliki tingkat kecemasan sebagai berikut. Mahasiswa mengatakan sangat cemas, bingung, dan takut tidak berhasil dalam melakukan intervensi. Beberapa mahasiwa juga mengatakan gelisah dan tidak nyaman. Berdasarkan wawancara 7 dari 10 mahasiswa ditemukan beberapa hambatan diantaranya kurang dalam menguasai materi, kesulitan dalam mengahafal langkah-langkah dan SOP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah maka rumusan
masalah penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan kecemasan dengan
kepatuhan SOP pemasangan infus yang pertama kali pada pasien oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Tingkat II Prodi S1 Keperawatan di rumah sakit”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
7 D. Tujuan Khusus
1. Menganalisis tingkat kecemasan pada mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Tingkat II Prodi S1 Keperawatan saat pemasangan infus yang pertama kali pada pasien
2. Menganalisis kepatuhan SOP pemasangan infus pada pasien yang pertama kali dilakukan oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Tingkat II Prodi S1 Keperawatan pada tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi.
3. Menganalisis hubungan kecemasan dengan kepatuhan SOP pemasangan infus pertama kali pada pasien oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Tingkat II Prodi S1 Keperawatan pada tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat : 1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, kegiatan ini digunakan sebagai bahan acuhan untuk lebih menambah pengetahuan dalam tingkat kecemasan seseorang dan dalam pemasangan infus.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menciptakan komunitas keperawatan profesional antara institusi pendidikan dengan rumah sakit sebagai mitra pengembangan dalam mempersiapkan perawat profesional.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang masalah psikologis yang sering dihadapi para mahasiswa dan bagaimana mengantisipasinya.
8
kerja dan terminasi pihak pengajar dapat memberikan persiapan yang matang kepada mahasiswa sehingga tingkat kepatuhan SOP akan meningkat.
3. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya penelitian yang dilakukan ini untuk mahasiswa sebagai bahan pertimbangan serta masukan bagi mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri secara optimal dan dapat membentuk persepsi yang positif, selain itu juga mahasiswa dapat melihat ada hubungannya antara kecemasan dengan kepatuhan SOP pemasangan infus sehingga mahasiswa dapat mengurangi kecemasan saat melakukan intervensi pertama kalinya di klinik
F. Keaslian Data
1. Angelina (2012) dengan judul “ Hubungan Kecemasan Dengan Keberhasilan Memberikan Obat Melalui Infus Pada Mahasiswa FIK
UI Angakatan 2010”. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasikan hubungan kecemasan dengan keberhasilan intervensi pemberian obat melalui selang infus untuk pertama kalinya pada mahasiwa FIK UI angkatan 2010 yang mengikuti mata ajar PKD. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode pendekatan deskriptif koleratif dengan responden sebanyak 40 mahasiswa. Hasil yang diperoleh 37 responden mengalami kecemasan ringan, responden yang mengalami kecemasan sedang ada 3, dan tidaka ada responden yang tidak mengalami kecemasan. Persamaan dari menelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang kecemasan, sedangkan perbedaannya yaitu terdapat pada waktu, tempat, kecemasan pemberian obat melalui infus.
2. Wiji (2014) dengan judul “Tingkat Kepatuhan Terhadap Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus Sebelum Dan Setelah
Pelatihan SPO Di Puskesmas Gombong 1 Kabupaten Kebumen”
9
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, M. Corrigan, A. Gorski, L. Hankins, J. & Perucca, R (2010) Infusion Nursing Society, Infusion Nursing, An Evidence-Based Approach. Third Edition. St Louis : Dauders Elsevier
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta : Rineka Cipta
Aryani, R, et al. (2009). Prosedur klinik keperawatan pada mata ajar kebutuhan dasar masnusia. Jakarta : TIM
Dahlan, S. (2010). Membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Sagung Seto
Departemen Kesehatan RI. (2009) Kesehatan Jiwa Sebagai Prioritas Global.
Jakarta.
Depkes RI (2008) Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Triwidyawati. 2014. Hubungan Kepatuhan Perawat Dalam Menjalankan SOP Pemasangan Infus Dengan Kejadian Phebilis. http://www.skripsistikes.wordpress.com
Hampton S (2008). IV therapi Journal of Community Nursing,
Hidayat, A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Hidayat (2001). Riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah, Jakarta, Salemba Hindley, G (2006) infection control in peripheral connular Nursing Standard, IP Ince Maria. 2012. Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Standar Prosedur
Operasional Pemasangan Infus Terhadap Phlebitis.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/indek.php/ilmukeperawatan/artikel/dow nload
Sucipto. 2014. Pengaruh Pelatihan Pemasangan Infus Pada Perawat Terhadap Kepatuhan Pemasangan Infus Sesuai Dengan Standar Operasional Prosedur ( Di Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta).
Nazvia Natasia. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri.
http://unpkediri.ac.id
Novian, A. 2013. Kepatuhan pasien rawat inap. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Kusyati, Eni. 2006. Ketrampilan dan prosedur laboratorium. Jakarta : EGC La Rocca, Joanne C, 1998
Nursalam. Kosep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika, 2003
Potter & Perry. 2005. Fundamental keperawatan konsep proses & praktik stanhope, Marcia dkk, 1997
Praptianingsih, Sri. 2006. Kedudukan hukum dalam upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, Jakarta : PT. Raja Grafindo, Persada
Ratih Putri. 2010. Teori Kecemasan. http://psikologi.or.id
Riwidikdo, H. 2007. Statistika Kesehatan. Yogyakarta Mitra Cendekia Press Saryono & Anggraeni, MD (2010), Metodelogi Penelitian Dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Mulyanti. 2013. Hubungan Motivasi Dengan Pencapaian Target Pemasangan Infus Pada Mahasiswa Tingkat II Jurusan D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surakarta Tahun 2013. http://JurnalKesMaDaSka.com
Stuart G, Sundeen & Sandra J (1998). Pricinple and pratice of pyshiatric nursing. Missoury : Mosby. INC
Stuart G. W. & Laraia M. T 2005. Princiles and practice of phschiatric nursing 8 th edition. Missouri : Mosby. INC
Sugiono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Supriyanto. 2008. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Perawat Dengan Kepatuhan Penerapan Prosedur Tetap Pemasangan Infus Di Ruang Rawat Inap RSDM Surakarta.
http://home/akperadi/public_html/perpustakaan/detailkti.php
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Assamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuh.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong maka yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sri Handayani
NIM : A11200827
Judul Penelitian : Hubungan kecemasan dengan kepatuhan SOP pemasangan infus yang pertama kali pada mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Prodi S1 Keperawatan Tingkat II
Dengan segala kemurahan hati, memohon kepada para mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Prodi S1 Keperawatan Tingkat II untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang penulis ajukan. Jawaban adek-adek sangat kami butuhkan dan insya alloh akan dijamin kerahasiaannya.
Atas kesediaan dan bantuan adek-adek, penulis sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuh.
Peneliti
INFORMED CONSENT
Dengan ini saya : Nama : Umur : Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh : Nama : Sri Handayani
NIM : A11200827
Untuk mengisi daftar pertanyaan penelitian skripsi yang diajukan oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong tanpa prasangka dan paksaan. Jawaban yang diberikan hanya semata-mata untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Demikian surat pernyataan kami buat.
Gombong,
LEMBAR KUESIONER 1
Nama : Pendidikan :
Umur : Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :
Taylor Manifest Anxiety Scale Petunjuk :
1. Jawab pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda ceklis pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan jawaban anda
2. Pertanyaan ini ditujukan pada saat anda melakukan pemasangan infus yang pertama kali pada pasien
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak 1. Saya tidak cepat lelah
2. Saya sering kali mengalami perasaan mual
3. Saya yakin, saya tidak lebih dari penggugup dari kebanyakan orang lain
4. Saya jarang sakit kepala
5. Saya merasa tegang waktu sedang bekerja
6. Saya megalami kesukaran mengadakan konsentrasi mengenai suatu masalah
7. Saya khawatir kalau memikirkan masalah
9. Kalau terjadi sesuatu pada diri saya, saya tidak mudah tersipu
10. Saya mengalami diare satu kali atau lebih dari sebulan
11. Saya merasa khawatir bila akan terjadi kegagalan atau kesialan menimpa saya
12. Saya tidak pernah tersipu-sipu bila terjadi sesuatu pada diri saya 13. Saya sering merasa takut kalau muka saya menjadi merah
14. Saya sering kali mengalami mimpi yang menakutkan pada waktu tidur dimalam hari
15. Tangan dan kaku saya biasanya cukup hangat 16. Saya mudah berkeringat meslipun hari tidak panas 17. Ketika saya merasa malu, kadang-kadang keringat saya
bercucuran, hal ini sangat menjengkelkan saya
18. Saya hampir tidak pernah berdebar-debar dan saya jarang bernafas tersenggal-senggal
19. Saya sering merasa lapar terus-menerus
20. Saya jarang terganggu untuk rasa sembelit (sakit perut) karena sukar buang air besar
21. Saya sering terganggu oleh sakit perut
22. Ketika saya mengkhawatirkan sesuatu, sering kali saya tidak dapat tidur
23. Tidur saya sering terganggu dan tidak nyenyak
diceritakan kepada orang lain 25. Saya mudah merasa segar
26. Saya merasa lebih sensitive dari kebanyakan orang
27. Saya sering kali mengkhawatirkan diri saya terhadap sesuatu hal 28. Saya menginginkan kebahagiaan seperti orang lain yang saya lihat 29. Biasanya saya selalu tenang dan tidak mudah kecewa atau putus
asa
30. Saya mudah menangis
31. Saya sering kali mencemaskan terhadap sesuatu hal atau seseorang 32. Saya merasa gemetar setiap waktu
33. Menunggu membuat saya merasa gelisah
34. Pada waktu-waktu tertentu, saya merasa tidak tenang sehingga tidak dapat duduk terlalu lama atau diskusi terlalu lama
35. Kadang-kadang saya merasa gembira sekali sehingga saya sulit untuk tidur
36. Kadang-kadang saya merasa bahwa saya mengalami kesukaran yang bertumpuk-tumpuk
37. Saya mengetahui bahwa saya kadang-kadang merasa khawatir tanpa suatu alasan
38. Bila dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain, muka saya tidak sepenakut mereka
tahu bahwa hal itu tidak akan menyulitkan saya
40. Pada suatu saat sering kali saya merasa sebagai orang yang tidak berguna
41. Saya mengalami kesukaran untuk memusatkan perhatian terhadap suatu pekerjaan
42. Saya biasanya pemalu
43. Biasanya saya yakin pada diri saya sendiri 44. Saya sering kali dalam keadaan tenang
45. Hidup ini merupakan beban bagi saya setiap waktu
46. Kadang-kadang saya berpikir bahwa saya tidak punya arti apa-apa 47. Saya benar-benar kurang percaya pada diri sendiri
48. Kadang-kadang saya merasa bahwa diri saya akan hancur 49. Kesukaran-kesukaran saya merasa ketakutan yang harus saya
hadapi dalam keadaan kritis
Kuesioner SOP pemasangan infus
Nama : Pendidikan :
Umur : Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal : Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ceklis pada jawaban yang anda anggap benar
2. Pertanyaan ini ditujukan pada saat anda melakukan pemasangan infus yang pertama kali pada pasien
No. Prosedur Pelaksanaan Jawaban
Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi 1. Melakukan verifikasi program pengobatan pasien 2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
4. Membawa alat didekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi 5. Memberikan salam sebagai pendekatan teraupetik 6. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien
Tahap Kerja 8. Membaca tasmiyah
9. Melakukan desinfektan tutup botol cairan
10. Menutup saluran infus/klem dan mengatur posisi klem 30cm dari plabot
11. Menusukan saluran infus dengan benar 12. Menggunakan botol cairan pada standar infus 13. Mengisi tabung reservoir infus sesuai dengan tanda 14. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam
selang
15. Mengatur posisi pasien dan pilih vena 16. Memasang perlak dan alasnya
17. Membebaskan daerah yang akan diinsersi
18. Meletakan torniquet 5cm proksimal yang akan ditusuk 19. Memakai hand scoon
20. Membersihkan kulit dengan menggunakan kapas alkohol (melingkar)
21. Mempertahankan vena pada posisi stabil 22. Memegang IV kateter dengan sudut 30 derajat
24. Memastikan IV kateter masuk intravena kemudian menarik mandrin
25. Memasukan IV kateter secara perlahan
26. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang 27. Melepas tourniquet
28. Mengalirkan cairan infus 29. Melakukan fiksasi IV kateter
30. Memberikan desinfektan daerah tusukan dan menutup dengan kassa
31. Mengatur tetesan sesuai dengan program Tahap Terminasi 32. Merapikan pasien
33. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien 34. Membereskan alat-alat
35. Mencuci tangan
FREQUENCIES VARIABLES=cemas interaksi orientasi kerja terminasi /STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /BARCHART PERCENT /ORDER=ANALYSIS.
[DataSet1] C:\Users\ASUS\Documents\proposal\data spss.sav
Frequencies
Statistics
kecemasan
tahap pra
interaksi tahap orientasi tahap kerja tahap terminasi
N Valid 90 90 90 90 90
Missing 1 1 1 1 1
Mean 1.8333 1.6111 1.7000 1.4222 1.3444
Median 2.0000 2.0000 2.0000 1.0000 1.0000
Mode 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00
Std. Deviation .45592 .61250 .66112 .56045 .47785
Variance .208 .375 .437 .314 .228
Skewness -.647 .462 .415 .902 .666
Std. Error of Skewness .254 .254 .254 .254 .254
Kurtosis .872 -.625 -.726 -.192 -1.593
Std. Error of Kurtosis .503 .503 .503 .503 .503
kecemasan
tahap pra
interaksi tahap orientasi tahap kerja tahap terminasi
Maximum 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00
Sum 165.00 145.00 153.00 128.00 121.00
Frequency Table
kecemasan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cemas ringan 18 19.8 20.0 20.0
cemas sedang 69 75.8 76.7 96.7
cemas berat 3 3.3 3.3 100.0
Total 90 98.9 100.0
Missing System 1 1.1
tahap pra interaksi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid patuh 41 45.1 45.6 45.6
kurang patuh 43 47.3 47.8 93.3
tidak patuh 6 6.6 6.7 100.0
Total 90 98.9 100.0
Missing System 1 1.1
Total 91 100.0
tahap orientasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid patuh 37 40.7 41.1 41.1
kurang patuh 43 47.3 47.8 88.9
tidak patuh 10 11.0 11.1 100.0
Total 90 98.9 100.0
Missing System 1 1.1
tahap kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid patuh 55 60.4 61.1 61.1
kurang patuh 32 35.2 35.6 96.7
tidak patuh 3 3.3 3.3 100.0
Total 90 98.9 100.0
Missing System 1 1.1
Total 91 100.0
tahap terminasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid patuh 59 64.8 65.6 65.6
kurang patuh 31 34.1 34.4 100.0
Total 90 98.9 100.0
Missing System 1 1.1
CROSSTABS /TABLES=cemas BY interaksi orientasi kerja terminasi /FORMAT=AVALUE TABLES /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kecemasan * tahap pra
interaksi
90 98.9% 1 1.1% 91 100.0%
kecemasan * tahap
orientasi
90 98.9% 1 1.1% 91 100.0%
kecemasan * tahap kerja 90 98.9% 1 1.1% 91 100.0%
kecemasan * tahap
terminasi
kecemasan * tahap pra interaksi Crosstabulation
tahap pra interaksi
Total
patuh kurang patuh tidak patuh
kecemasan cemas ringan Count 12 6 0 18
% within kecemasan 66.7% 33.3% .0% 100.0%
cemas sedang Count 28 35 6 69
% within kecemasan 40.6% 50.7% 8.7% 100.0%
cemas berat Count 1 2 0 3
% within kecemasan 33.3% 66.7% .0% 100.0%
Total Count 41 43 6 90
kecemasan * tahap orientasi Crosstabulation
tahap orientasi
Total
patuh kurang patuh tidak patuh
kecemasan cemas ringan Count 4 11 3 18
% within kecemasan 22.2% 61.1% 16.7% 100.0%
cemas sedang Count 31 31 7 69
% within kecemasan 44.9% 44.9% 10.1% 100.0%
cemas berat Count 2 1 0 3
% within kecemasan 66.7% 33.3% .0% 100.0%
Total Count 37 43 10 90
kecemasan * tahap kerja Crosstabulation
tahap kerja
Total
patuh kurang patuh tidak patuh
kecemasan cemas ringan Count 11 6 1 18
% within kecemasan 61.1% 33.3% 5.6% 100.0%
cemas sedang Count 41 26 2 69
% within kecemasan 59.4% 37.7% 2.9% 100.0%
cemas berat Count 3 0 0 3
% within kecemasan 100.0% .0% .0% 100.0%
Total Count 55 32 3 90
kecemasan * tahap terminasi Crosstabulation
tahap terminasi
Total
patuh kurang patuh
kecemasan cemas ringan Count 10 8 18
% within kecemasan 55.6% 44.4% 100.0%
cemas sedang Count 47 22 69
% within kecemasan 68.1% 31.9% 100.0%
cemas berat Count 2 1 3
% within kecemasan 66.7% 33.3% 100.0%
Total Count 59 31 90
NONPAR CORR /VARIABLES=cemas interaksi orientasi kerja terminasi /PRINT=KENDALL TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations
Correlations
kecemasan
tahap pra
interaksi tahap orientasi tahap kerja tahap terminasi
Kendall's tau_b kecemasan Correlation Coefficient 1.000 .206* -.199* -.056 -.096
Sig. (2-tailed) . .043 .048 .585 .359
N 90 90 90 90 90
tahap pra interaksi Correlation Coefficient .206* 1.000 .020 -.021 -.014
Sig. (2-tailed) .043 . .842 .833 .894
N 90 90 90 90 90
tahap orientasi Correlation Coefficient -.199* .020 1.000 .154 .361**
Sig. (2-tailed) .048 .842 . .126 .000
N 90 90 90 90 90
tahap kerja Correlation Coefficient -.056 -.021 .154 1.000 .024
Sig. (2-tailed) .585 .833 .126 . .819
N 90 90 90 90 90
Sig. (2-tailed) .359 .894 .000 .819 .
N 90 90 90 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
skor hasil
p41 p42 p43 p44 p45 p46 p47 p48 p49 p50
skor hasil
p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31