• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI APRON DAN TAXIWAY– PAKET II PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI JALAN PUAD AHMAD YANI– SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI APRON DAN TAXIWAY– PAKET II PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI JALAN PUAD AHMAD YANI– SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akhir Praktik Kerja

PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI

APRON DAN

TAXIWAY

– PAKET II

PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL AHMAD YANI

JALAN PUAD AHMAD YANI– SEMARANG

Disusun Oleh : Antoni Yuliana

12.12.0037

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

i Laporan Akhir Praktik Kerja

PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI

APRON DAN

TAXIWAY

– PAKET II

PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL AHMAD YANI

JALAN PUAD AHMAD YANI– SEMARANG

Disusun Oleh : Antoni Yuliana

12.12.0037

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(3)

ii Lembar Pengesahan Praktik Kerja

PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI

APRON DAN

TAXIWAY

– PAKET II

PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL AHMAD YANI

JALAN PUAD AHMAD YANI– SEMARANG

Disusun Oleh :

Antoni Yuliana 12.12.0037

Telah diperiksa dan setujui,

Semarang,……….

Dekan Fakultas Teknik Dosen Pembimbing

(4)

iii PERNYATAAN PLAGIASI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam laporan praktik kerja yang berjudul

“Laporan Praktik Kerja Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron & Taxiway (Paket II) Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Jalan Puah Ahmad Yani - Seamrang”ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh nilai mata kuliah praktik kerja, dan sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata terbukti bahwa laporan praktik kerja ini sebagian

atau seluruhnya hasil plagiasi, maka saya rela untuk dibatalkan dengan segera, akibat

hukumnya sesuai peraturan yang berlaku pada Univesitas Katolik Soegijapranata

dan/atau peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Semarang, Februari 2016

(Antoni Yuliana)

(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena

berkat-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja megenai Pekerjaan

pembuatan Konstruksi Apron dan Taxiway – Paket II, Proyek Pengembangan Bandar

Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang dengan konsentrasi Struktur. Laporan

praktik kerja ini dibuat sebagai laporan pertanggungjawaban selama 90 (Sembilan

Puluh) hari kalender atas apa yang dilakukan selama berada di lokasi proyek /

lapangan. Selain itu, laporan ini dibuat untuk memenuhi penilaian mata kuliah praktik

kerja serta sebagai salah satu syarat mengikuti Tugas Akhir (TA).

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

membantu penulis dalam proses praktik kerja serta pembuatan laporan ini.

1. Ibu MMA. Indah Preastuty selaku Project ManagerProyek Pekerjaan Apron dan

Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang telah mengijinkan

saya untuk praktik kerja di proyek beliau.

2. Bp. Yusuf Wahyu selaku Team Leader Manejemen Kontruksi yang membimbing

saya selama proses praktik kerja berlangsung, serta pengetahuan – pengetahuan

dari beliau yang disampaikan secara lisan. Baik pengetahuan berupa akademik

ataupun non akademik (moral).

3. Bp. Hendro Rudianto selaku Site Operation Manager Kontraktor yang

memberikan banyak sekali pelajaran dan pengetahuan langsung dilapangan,

Sehingga saya dapat langsung mengetahui masalah-masalah apa saja yang di

hadapi dalam suatu proyek.

4. Bp. Daniel Hartanto, ST., MT selaku dosen pembimbing praktik kerja yang

membimbing saya baik selama proses praktik kerja serta penyusunan laporan,

serta banyak memberikan masukkan – masukkan untuk saya ketika berada di

(6)

v Tak lupa juga, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada teman – teman

penulis dan rekan – rekan kerja PTAngkasa Purayang telah membantu ketika

penulisberada di lapangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Mohon maaf bila ada kata – kata yang salah atau keliru di dalam laporan pratik

kerja ini. Penulis sebagai penyusun menyadari masih banyak kekurangan –

kekurangan dalam hal penyusunan laporan praktik kerja ini, baik dari segi teori,

gambar, ataupun informasi – informasi mengenai pelaksanaan Proyek Pekerjaan

Apron dan Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang. Maka

kritik dan saran penulis harapkan agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Hormat Saya,

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ··· i

HALAMAN PENGESAHAN ··· ii

PERNYATAAN PLAGIASI ··· iii

KATA PENGANTAR ··· iv

KARTU ASISTENSI ··· vi

SURAT PERMOHONAN IJIN PRAKTIK KERJA ··· vii

SURAT PERINTAH KERJA ··· viii

SURAT BIMBINGAN PRAKTIK KERJA ··· ix

SURAT KETERANGAN SELESAI PRAKTIK KERJA LAPANGAN ··· x

SURAT UCAPAN TERIMA KASIH ··· xi

1.6Data Teknis Pembagian Zona pada Proyek PPSRG ··· 7

BAB II PENGELOLA PROYEK ··· 8

3.1.1 Pekerjaan Geotextile dan Pembuatan Drainase ··· 20

3.1.2 Metode Pelaksanaan Tiang pancang Jenis Spun Pile ··· 29

3.1.3 Metode Pelaksanaan Sub base + Semen 5% ··· 40

3.1.4 Pekerjaan Landasan RigidPavement ··· 43

3.2Peralatan, Alat Berat dan Bahan ··· 54

3.2.1 Peralatan ··· 56

3.2.2 Alat Berat ··· 66

3.2.3 Bahan dan Material pendukung (Struktur & Perbaikan tanah) ·· 71

3.3Pengendalian Proyek ··· 77

3.3.1 Pengendalian Mutu ··· 77

3.3.2 Pengendalian Waktu ··· 78

3.3.3 Pengendalian Biaya ··· 79

(14)

xiii

3.4.1 Faktor Hujan ··· 80

3.4.2 Genangan Air (Air Tanah) ··· 80

3.4.3 Terjadi Keretakan pada Lean Concrete(Lantai Kerja) ··· 82

3.4.4 Keterlambatan Pengecoran Rigid Pavement ··· 84

3.5Penutup ··· 84

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ··· 86

4.1Kesimpulan ··· 86

4.2Saran ··· 86

(15)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 (a) Peta lokasi proyek PPSRG ... 2

Gambar 1.1(b) Peta Google Satelite lokasi proyek PPSRG ... 3

Gambar 1.2 Gambar dengah lokasi pekerjaan paket II ... 7

Gambar 2.1Bagan Struktur Organisasi Owner... 9

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi ... 14

Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor ... 18

Gambar 3.1Denah Lokasi pekerjaan timbunan dan pemadatan tanah ... 20

Gambar 3.2(a)Contoh bahan Geotextileyang digunakan ... 21

Gambar 3.2 (b) Pekerjaan Pemasangan Geotextile ... 21

Gambar 3.3 Denah lokasi pekerjaan drainase ... 22

Gambar 3.4 Pembagian lokasi system drainase proyek PPSRG ... 23

Gambar 3.5 (a) Pekerjaan galian saluran baru Drainase di Boxcolvert 2A ... 23

Gambar 3.5 (b) Pekerjaan Galian saluran lama Drainase di Boxcolvert 3 ... 23

Gambar 3.6Galian tanah di saluran baru Drainase Boxcolvert 2A ... 24

Gambar 3.7Genah Pamasangan Trucuk bambu ... 25

Gambar 3.8 Detail pemasangan profil Hilir di BC-2A ... 25

Gambar 3.9 (a) Pekerjaan pancang bambu ø 10 cm ... 26

Gambar 3.9 (b) Pekerjan pancng bambu dimasukkan ke dalam tanah ... 26

Gambar 3.10Pekerjan pemasangan sesek bambu di saluran baru Boxcolvert 2B ... 27

Gambar 3.11 (a) Pekerjaan pemasangan batu belah dasar saluran layer 1 ... 28

Gambar 3.11 (b) Pekerjaan pemasangan baru belah dasar saluran layer 2 ... 28

Gambar 3.12pekerjaan pemasangan batu balah dengan tebal 40 cm ... 28

Gambar 3.13 (a) Pekerjaan profil plesteran dengan jarak antar profil 1 m ... 29

Gambar 3.13 (b) Hasil pekerjaan plesteran pada dinding saluran ... 29

Gambar 3.14 (a) Lokasi pemancangan di Exit taxiway barat ... 30

Gambar 3.14 (b) Lokasi pemancangan di Exit taxiwaytimur ... 30

Gambar 3.15 Denah titik pancang pada Exit Taxiway barat ... 31

Gambar 3.16 Denah titik pancang pada Exit Taxiway timur ... 32

Gambar 3.17 Proses pengerjaan pemotongan Paved Shoulder ... 34

Gambar 3.18 Gambar lokasi pembongkaran Paved Shoulder ... 34

Gambar 3.19 Proses pengerjaan pembongkaran Paved Shoulder ... 35

Gambar 3.20 Proses pekerjaaan pengangkutan limbah Paved Shoulder ... 35

Gambar 3.21 Pekerjaan penimbunan Paved Shoulder ... 36

Gambar 3.22 Pekerjaan perataan tanah timbunan dengan Excavator ... 36

Gambar 3.23Pemasangan tiang pancang pada Diesel Hammer harus 90° ... 37

Gambar 3.24Pekerjaan pemancangan dengan alat pancang Diesel Hammer ... 38

Gambar 3.25 Pekerjaan penyambungan tiang pancang dengan las listrik ... 39

Gambar 3.26Denah pekerjaan sub base + semen 5% ... 40

(16)

xv

Gambar 3.28 Pekerjaan angkutan material sub base + semen 5%dengan truck ... 42

Gambar 3.29 Perataan material sub base + semen 5% dengan motor grider ... 42

Gambar 3.30 Pekerjaan Pemadatan material sub base + semen 5% ... 43

Gambar 3.31Denah perbedaan penempatan Dowel dan Tie bar ... 44

Gambar 3.32 Pembagian area pengecoran Rigid Pavement ... 45

Gambar 3.33 Detail pembesian Rigid PavementI ... 45

Gambar 3.34 Detail pembesian Rigid PavementII ... 46

Gambar 3.35 (a) Contraction Joint 1-Dowel ... 46

Gambar 3.35(b) Contraction Joint 2-Dowel ... 46

Gambar 3.36 Gambar penempatan bekisting pada Rigid Pavement ... 47

Gambar 3.37 Pekerjaan pengecoran Lean concrete setinggi 10 cm ... 47

Gambar 3.38 (a) Pekerjaan Pemasangan wiremesh dan dudukan wiremesh ... 48

Gambar 3.38 (b) Hasil pemasangan wiremesh ... 48

Gambar 3.39 Denah pembesian Dowel, dudukan dowel, dan kayu tahun ... 48

Gambar 3.40 Pekerjaan pemasangan Bekisting ... 49

Gambar 3.41 Pekerjaan pengecoran Rigid Pavement ... 49

Gambar 3.42 Penggunaan Concrete Vibrator pada Rigid Pavement ... 50

Gambar 3.43 Pekerjaan perataan cor Rigid Pavement dengan Scriber Grider ... 50

Gambar 3.44 Pekerjaan Grooving Concrete ... 51

Gambar 3.45 Pekerjaan Curing setelah pekerjaan Grooving Concrete ... 51

Gambar 3.46 (a) Pekerjaan pembongkaran bekisting ... 52

Gambar 3.46 (b) Hasil Bekisting sudang dibongkar ... 52

Gambar 3.47 Pekerjaan pemotongan Rigid Pavement dengan Bar cutter ... 52

Gambar 3.48 Hasil perlemahan di Rigid pavement tepat pada potongan ... 53

Gambar 3.49 Pekerjaan penyiraman Rigid pavement dibantu dengan Biotextile ... 53

Gambar 3.50 Pekerjaan Menggunakan AlatConcrete Mixer ... 56

Gambar 3.51 Alat Waterpass ... 56

Gambar 3.52 Mobil Tangki Reservoir ... 57

Gambar 3.53 Alat Test CBR ... 57

Gambar 3.54 Mesin Jahit Swen ... 58

Gambar 3.55 (a) Bar Cutter digunakan memotong beton ... 59

Gambar 3.55 (b)Bar Cutter yang digunakan memotong dowel ... 59

Gambar 3.56 Alat Concrete Vibrator... 59

Gambar 3.57 (a) Mesin Sumber Tenaga Elektroda ... 60

Gambar 3.57 (b) Proses Pengelasan padaSpun pile ... 60

Gambar 3.58 Alat Waterpump ... 60

Gambar 3.59 (a) Pekerjaan Menggunakan Scriber Grider mesin ... 61

Gambar 3.59 (b) Pekerjaan menggunakan Scriber Grider manual ... 61

Gambar 3.60 Pekerjaan Menggunakan Besi Pijakan / Jigar ... 62

Gambar 3.61 Set Alat Uji Slump ... 62

Gambar 3.62 Set Alat Uji Sandcone ... 63

Gambar 3.63 Alat Total Station ... 63

(17)

xvi

Gambar 3.65 Alat Mesin Diesel Genset ... 64

Gambar 3.66 Sprayer ... 65

Gambar 3.67 Bekisting ... 65

Gambar 3.68 (a)Diesel Hammer ... 66

Gambar 3.68 (b) Proses Pemancangan Menggunakan Diesel Hammer ... 66

Gambar 3.69 Batching Plant ... 67

Gambar 3.70 Alat Excavator... 67

Gambar 3.71 Alat Excavator Breaker ... 68

Gambar 3.72Motor Grider ... 68

Gambar 3.73 Pengisian Penampungan Air dari Mobil Tangki ... 69

Gambar 3.74 Crawler Crane ... 69

Gambar 3.75 Vibroroller ... 70

Gambar 3.76 Kendaraan Dump Truck ... 70

Gambar 3.77 Truck Mixer ... 71

Gambar 3.78 Spun Pile ... 71

Gambar 3.79Tumpukan Geotextile berupa gulungan ... 72

Gambar 3.80 Tumpukan Biotextile berupa gulungan ... 72

Gambar 3.81 Sample Dowel ... 73

Gambar 3.82 PosisiTie bars ... 73

Gambar 3.83 Sample Wiremesh D8 ... 74

Gambar 3.84 Penyimpanan Semen di Lapangan ... 74

Gambar 3.85 (a) Agregat halus (Pasir) ... ` 75

Gambar 3.85 (b) Agregat Kasar (Kerikil) ... 75

Gambar 3.86 (a) Contoh potongan Terucuk bambu ... 76

Gambar 3.86 (b) Tumpukan Sesek bambu ... 76

Gambar 3.87 Tenda sementara untuk melindungi beton dari air hujan ... 80

Gambar 3.88 (a) Genangan Air Tanah pada Exit Taxiway Timur ... 81

Gambar 3.88(b) Genangan Air Tanah padaExitTaxiway Barat ... 81

Gambar 3.89 Genangan Air pada saluran Box Culvert 3 ... 81

Gambar 3.90 Keretakan pada Lean Concrete ... 82

Gambar 3.91 Pemotongan Bagian yang retak pada Lean Concrete ... 82

Gambar 3.92 Pembongkaran bagian yang retaj pada Lean Concrete ... 83

Gambar 3.93 Pengecoran kembali pada Lean Concrete ... 83

(18)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Kerja ... Lampiran-01

Laporan Praktek Kerja Harian ... Lampiran-02

Hasil Test CBR On Place ... Lampiran-03

Hasil Tes Kepadatan Lapangan ... Lampiran-04

Hasil Kuat Tarik Wiremesh ... Lampiran-05

Hasil Kuat Tarik dan Tekuk Besi Beton ... Lampiran-06

Hasil Kuat Tarik Besi Dowel ... Lampiran-07

Hasil Pengujian Lentur Balok Beton... Lampiran-08

(19)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Proyek

Pada Era yang serba modern ini, kebutuhan akan transportasi yang berkecepatan tinggi semakin meningkat. Mulai dari tranportasi darat, air, maupun transportasi udara. Transportasi udara dalam hal ini penerbangan. Penerbangan memegang peranan penting bagi transportasi tinggi, baik dalam jarak menengah maupun jauh yang selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi.

Bandar udara adalah salah satu elemen penting yang berperan dalam system transportasi udara. Dengan demikian, Bandar udara berperan penting untuk menunjang, mengerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, politik, sosial budaya.

Bandar Udara Internasional Ahmad Yani merupakan bandar udara yang bertempat di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Bandar udara ini awalnya adalah pangkalan udara TNI Angkatan Darat, yang dulunya lebih dikenal dengan pangkalan Udara Angkatan Darat Kali Banteng. Namun karena meningkatnya kebutuhan manusia akan transportasi udara, maka pada tanggal 1 Oktober 1995 Bandar Udara Ahmad Yani Semarang menjadi bandar udara dibawah PT Angkasa Pura I. Bandar udara Ahmad Yani menjadi Bandar Udara Internasional pada tanggal 31 Agustus 2004.

Bandar udara Internasional Ahmad Yani – Semarang, merupakan salah satu bandar udara terpadat. Hal ini di karenakan bandar udara internasional Ahmad Yani merupakan bandar udara yang menghubungkan bandar udara di Jakarta dan Surabaya.

(20)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

pengembangan bandar udara internasional ahmad yani perlu dilakukan guna mendukung kelancaran penerbangan.

Pengembangan yang di lakukan adalah membangun terminal baru disisi utara runway, menambah panjang runway membangun paralel taxiway dan juga apron. Sehingga ketika selesainya bandar udara ini dapat didarati pesawat berbadan lebar. Oleh karena itu, Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani – Semarang (PPSRG) perlu secepatnya diselesaikan guna mendukung aktifitas penerbangan di Indonesia terutama di Semarang.

1.2Lokasi Proyek

Lokasi Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani (Paket II) : Pekerjaan Apron

dan Taxiway terletak di Kota Semarang, Jawa Tengah. Layout lokasi proyek ini dapat dilihat pada Gambar

Berik ut :

Lokasi Pekerjaan Pembuatan Konstruksi

(21)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 1.1 (a) Peta Lokasi Proyek PPSRG

Gambar 1.1(b)Peta Google Satelite Lokasi Proyek PPSRG

(Sumber

diakses pada 25 Oktober 2015)

1.3 Lingkup Pekerjaan

Pada Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang – Paket-II terdapat beberapa pekerjaan yang diampu oleh PT. Pembangunan Perumahan sebagai kontraktor dan PT. Adhiyasa Desicon sebagai konsultan pengawas, antara lain adalah :

a) Apron&Taxiway

b) Saluran Baru

U

Exit Taxiway

(22)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Apron sendiri memiliki fungsi yang berbeda dengan Taxiway, secara umum fungsi dari Apron adalah sebagai area parkir pesawat (gate) dan area sirkulasi pesawat dan taxing untuk menuju area parkir pesawat. Sedangkan fungsi dari Taxiway sendiri adalah jalan penghubung yang menyatukan Apron dan landasan pacu (runway).

Selain Pekerjaan Apron dan Taxiway, PPSRG Paket-II juga ada pembuatan dan perbaikan Saluran baru. Perbaikan akan dilakukan disaluran lama yaitu di BC-2B Barat dan pembuatan saluran baru akan di lakukan di BC-1, BC-2B Timur, BC-2A Barat dan BC-2A Timur. Pembuatan dan perbaikan saluran tersebut berguna untuk melancarkan semua drainase yang terdapat pada Apron dan Exit taxiway maupun pada keseluruhan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani.

Secara Garis Besar Lingkup Pekerjaan Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang – Paket 2 adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan Konstruksi Apron (Rigit Pavement) a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan tanah

c. Pekerjaan Konstruksi Apron (555 m x 142,5 m ) d. Paved Shoulder ( Sepanjang 720 m, Lebar 7,5 m) e. Tes HWD PCN Apron &Taxiway

f. Pekerjaan Lain Lain

2. Pembuatan Exit Taxiway (Pile Slab)

3. Pembuatan Drainase Sisi Utara a. Persiapan

(23)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata c. Drainase BC-1

d. Drainase Timur BC-2A

e. Drainase BC-2A s/d BC-2B (Baru & Rehab) f. Perataan Tanah Shoulder

g. Rumah Pompa & Bongkar Drainase Lama h. Drainase Sisi Apron Sebelah Barat

i. Drainase Sisi Apron Sebelah Timur j. Drainase Timur Runway 31

k. Drainase Pompa 2

l. Pompa & Rumah Pompa 1 m. Pagar BRC

1.4 Sistem Pelelangan(Tender)

Dalam proyek ini dilakukan sistem pelelangan terbuka. Sistem pelelangan dilakukan dengan melihat riwayat kontraktor atau konsultan tentang proyek yang pernah dikerjakannya selama ini serta nilai tender yang di tawarkan oleh kontraktor atau konsultan. Dalam proyek ini PT. Adhiyasa Desicon ditunjuk sebagai Konsultan Pengawas dan PT. Pembangunan Perumahan di tujuk sebagai pihak Kontraktor. Nilai proyek pengembangan bandara Ahmad Yani Semarang adalah ± Rp. 1.600.000.000.000,00 dan nilai proyek untuk Paket-II adalah ± Rp. 156.000.000.000,00.

1.5 Data Proyek

Pihak pihak yang terkait tentang Pekerjaan pembuatan Konstruksi

Apron&Taxiway Paket-II adalah sebagai berikut : 1. Data Pihak Terkait:

a. Data Owner PT. Angkasa Pura I (Persero)

1) Project Manager : MMA. Indah Preastuty

(24)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

4) Project Secretary : I GST.NGR. Agung Wirama, S.T.

b. Data Konsultan Pengawas PT. Adhiyasa Desicon

1) Project Director : Harsoyo

2) Team Leader : Yusuf Wahyu Widada

3) Drafter : Juli Nugroho

4) Ahli Struktur : Suryo Pramono 5) Ahli Pavement/Transportasi : Agus Muldiyanto 6) Ahli Geoteknik : Bambang Widodo

7) Quantity Surveyor : Edi Harcaryo

8) Site Insp. Sipil pavement : Suyoto 9) Site Insp. Sipil Struktur : Edi Hascaryo 10)Site Insp. Geoteknik : Slamet Budiraharjo 11)Site Insp. Mekanikal : Ari Sasmita, A.Md 12)Site Insp. Elektrikal : Sudarmadji

13)Quantity Surveyor Sipil : IDG Anom Budiartana 14)Quantity Surveyour ME : Ken Hasto

15)Lab Technician : Mardisusanto & Mardiyono

c. Data Kontraktor PT. Pembanguan Perumahan (Persero)

1) Project Manager : Barkah Widi S.

2) Quality Control : Rizky Dwi Anggoro

: Yan Purnomo Syafaa 3) Saf. Healy & Environtment : Agus Haryono 4) Site Admin. Manager : Ari Noermansyah 5) Site Engineering Manager : Agung Nugroho 6) Site Operation Manager : Hendro Rudiyanto 2. Data Proyek:

a. Nama Proyek : Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron

(25)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

b. Lokasi : Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah c. Pemilik Pekerjaan : PT. Angkasa Pura I

d. Waktu Pelaksanaan : 300 (Tiga Ratus) Hari Kalender e. Masa Pemeliharaan :360 (Tiga Ratus Enam Puluh) Hari

Kalender f. Sistem Kontrak : Unit Price 1.6 Data Teknis Pembagian Zona pada Proyek PPSRG

Dibawah ini bisa di lihat bahwa pembagian zona terbagi menjadi zona 1, zona 2, zona 3, zona 4, zona 5, Apron dan Exit taxiway barat dan timur. untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini :

Gambar 1.2 Gambar denah lokasi pekerjaan paket II (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

(26)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

2.1 Pemilik Proyek (Owner)

Owner merupakan istilah dalam bahasa asing bagi pemilik proyek, baik perseorangan maupun kelompok yang menanamkan modalnya untuk pembangunan proyek yang bersifat komersial. Modal yang dikeluarkan oleh pihak owner dalam hal ini PT. Angkasa Pura I digunakan sebagai modal awal untuk memulai pembangunan proyek. Tahapan yang dilalui dalam proses pembangunan proyek adalah owner menentukan pihak Konsultan Pengawas, kemudian pihak Konsultan Pengawas akan mengadakan tahap pelelangan untuk proyek yang telah dirancang oleh pihak owner.

Pada tahap pelelangan akanditentukan pihak kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk melaksanakan proyek yang di kerjakanya. Dalam proyek ini, Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang – Paket 2 mengadakan pelelangan. Pelelangan dibuka secara umum, tetapi pihak owner yaitu PT. Angkasa Pura I telah membentuk semacam sistem yang dinamakan Vendor Management System (VMS). VMS sendiri adalah sebuah sistem dari Kementrian Perhubungan yang berisi gabungan antara grup antara beberpa PT di Indonesia maupun luar negeri yang ikut serta pelelangan tersebut. Perbedaannya terdapat pada sistem tersebut adalah nama perusahaan yang sudah tercantum akan dimenangkan karena sudah menjadi tanggung jawab anggota dari grup sistem tersebut.

Tugas Pemilik Proyek

1. Bertanggung jawab dalam memonitor pekerjaan yang di lakukan oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.

2. Menjadi fasilitator bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pembangunan proyek.

3. Mengesahkan keputusan yang meyangkut mutu, biaya dan waktu pelaksanaan proyek.

(27)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi Owner proyek pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang bisa di lihat gambar di bawah ini :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI OWNER

PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG – PAKET-II

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Owner (Sumber: PT. Angkasa pura I)

2.2 Konsultan

(28)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

yang berhubungan dengan bidang pengetahuan yang dikuasainya. Proses pembangunan sebuah proyek sangat memerlukan pihak konsultan untuk membantu dalam proses pemabangunan proyek agar bangunan yang dibangun dapat direalisasikan dengan tepat dan aman.

Dalam proyek PPSRG terdapat tiga konsultan yang ikut dalam pembangunan, yaitu Konsultan Pengawas, Konsultan Struktur, dan Mekanikal Elektrikal.

1. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas merupakan pihak yang ditunjuk oleh owner bisa berupakan badan usaha atau perseorangan dari masing masing bidangnya seperti bidang teknik sipil, mekanikal, Elektrikal, listrik, dan lain sebagainya.

2. Konsultan Struktur

Konsultan struktur merupakan profesi yang memiliki spesialis dalam hal perhitungan untuk setiap bagian yang berkaitan dengan struktur, seperti struktur pada lapisan Apron&Exit taxiway.

3. Konsultan Mekanikal dan Elektrikal

Konsultan mekanikal dan elektrikal merupakan profesi yang memiliki spesialis dalam bidang mekanik dan elektrik. Serta memiliki spesialisasi dalam hal yang berhubungan Mekanikal dan elektrikal.

Tugas Konsultan

1. Mendampingi pemberi tugas (owner) selama proses proyek pembangunan berjalan.

2. Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pemberi tugas (owner) untuk menjalankan tugasnya sesuai bidang yang ditekuninya.

3. Loyal terhadap pekerjaannya sesuai asas profesionalisme.

4. Membuat shop drawing gambar pelaksanaan baik secara keseluruhan ataupun detail dari shop drawing tersebut.

(29)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

6. Mensinkronsisasikan shop drawing antar konsultan lainnya agar berkesinambungan dan dapat diterapkan di lapangan.

Tugas dan fungsi staf-staf yang bertugas sebagai konsultan adalah sebagai berikut :

1. Team leader

Team leader dalam konsultan tersebut diampu oleh Bp. Yusuf Wahyu Widada dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memonitoring hasil pekerjaan yang dilakukan staf bawahnya. b. Bertanggung jawab dalam mencapai target pekerjaan

c. Mengatur semua aktifitas tim agar pencapaian di RKS dapat terlaksana

d. Memberi hasil report kepada Angkasa Pura 1 dalam pencapaian per mingguan atau bulanan.

2. Drafter

Drafter atau pembuat gambar rencana diampu oleh Bp. Juli Nugroho dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan b. Menjelaskan kepada surveyor dari pihak kontraktor

3. Ahli struktur

Ahli struktur diampu oleh Suryo Pramono dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memperhatikan setiap prosedur pemancangan

b. Menyiapkan data teknik untuk penyusunan teknis di lapangan c. Melakukan persiapan konstruksi dilapangan sesuai gambar rencana d. Membuat laporan data pencapaian dilapangan dan dilaporkan ke

team leader 4. Ahli pavement

(30)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

a. Mengecek kesiapan subbase yang akan dibuat lean concrete

b. Memberi petunjuk teknis kepada para pekerja terkait dengan pelaksanaan dilapangan

c. Kebutuhan material yang ada dilapangan 5. Quantity Surveyor

Quantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak. Untuk peran Konsultan Quantity Surveyor (QS) dalam proyek secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran yang ditetapkan oleh pemilik proyek (owner).

b. Menangani aspek legal pelaksanaan proyek.

c. Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak.

6. Site Inspector Sipil (Pavementdan Struktur)

Tugas dan kewajiban site inspector sipil adalah sebagai berikut :

a. Membantu Chief Inspector Dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak.

b. Bertanggung jawab Penuh Terhadap Chief Inspector untuk mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

c. Melakukan Pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

d. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.

(31)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

f. Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk kemajuan pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang dating (masuk), perubahan dan bentuk dan ukuran pekerjaan, peralatan di lapangan, kuantitas dari pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran di lapangan dan kejadian-kejadian khusus.

g. Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing).

h. Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau mungkin akan menjadi pekerjaan tambah(extra).

7. Teknisi Laboratorium

Teknisi laboratorium adalah profesi yang menangani pekerjaan test pada komponen struktur yang memerlukan pengujian untuk memenuhi syarat yang ditetapkan.

Secara garis besar tugas dari teknisi laboratorium adalah :

a. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pengujian yang akan dilakukan.

b. Melakukan pengujian terhadap komponen struktur yang membutuhkan pengujian.

c. Mencatat hasil uji yang real dan aktual sesuai dengan tanggal dan waktu pengujian.

d. Melaporkan hasil uji yang telah dilakukan kepada pihak kontraktor dan owner.

Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi Manajemenn Konstruksi proyek pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang bisa di lihat gambar di bawah ini :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KONSTRUKSI PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI

(32)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Keterangan : : Pemberi perintah Kerja : Pertanggungjawaban Kerja

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi (Sumber: PT. Adhiyasa Desicon)

2.3 Kontraktor

(33)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

merupakan pihak yang sangat berat dalam pekerjaannya. Hal ini dikarenakan pihak kontraktor berfungsi sebagai pelaksana dan berhubungan langsung dilapangan, Sehingga kontraktor diwajibkan mampu bekerja dengan tekanan dan memiliki kreatifitas, ketangguhan, visioner, dan ketegasan dalam melaksanakan tugasnya.

Pihak kontraktor dituntut untuk gerak cepat bila terjadi kesalahan pada pelaksanaan teknis dilapangan dan memberikan solusi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Tugas Kontraktor

1. Melaksanakan pekerjaan dilapangan yang diberikan oleh owner.

2. Membuat laporan setiap bulannya untuk memberikan laporan perkembangan secara real dilapangan.

3. Menyelesaikan pekerjaan sesuai yang telah ditentukan oleh konsultan ataupun owner.

4. Menjamin keselamatan dan keamanan bagi tenaga, tukang, ataupun mandor pada saat dilapangan dengan menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan.

5. Menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang telah dibuat sebelumnya.

Tugas dan fungsi staf-staf yang bertugas sebagai kontraktor adalah sebagai berikut :

1. Project Manager

Project Manager dalam kontraktor tersebut diampu oleh Bp. Berkah Widi S. dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Orang yang ditunjuk untuk memimpin organisasi proyek dan menggerakkannya dalam mencapai objective proyek.

b. Project Manager memiliki tugas yang sangat besar dalam

kesuksesan proyek.

(34)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

d. Project Manager juga harus bisa menguasai situasi-situasi yang penuh dengan tekanan agar proyek yang di tangani tidak mengalami konflik.

2. Quality Control

Quality Control dalam kontraktor tersebut dipimpin oleh Bp. Rizky Dwi Anggoro dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Membuat pemerikasaan dan pengetesan terhadap material dengan pihak kontraktor bersama dengan konsultan pengawas atau owner untuk memastikan material yang di gunakan sesuai dengan kebutuhan proyek.

b. Membuat surat teguran terhadap pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan sehingga mutu dari hasil pekerjaan tidak baik.

c. Selalu melakukan pengecekan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

3. Site Enggenering Manager

Site Enggenering Manager dalam kontraktor tersebut dipimpin oleh Bp. Agung Nugroho dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan.

b. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaanpekerjaan.

c. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.

4. Site Operation Manager

(35)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan yang terjadi di lapangan. b. melaksanakan kegiatan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang sudah

ditanda tangani dengan pihak Owner.

c. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja secara efisien dan efekif agar hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang sudah di tentukan.

d. Menerapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan di lapangan hal ini bertujuan untuk mengendalikan pekerjaan dilapangan.

5. General Superintendent

General Superintendentdalam kontraktor tersebut dipimpin oleh Bp. Keman Suroso dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.

b. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesai dengan tugasnya masing-masing.

c. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 6. Surveyor

Surveyor dalam kontraktor tersebut dipimpin oleh Bp. Amrih Suharjo dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.

b. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,

(36)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

d. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar rencana.

e. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi Kontraktor proyek pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang bisa di lihat gambar di bawah ini :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR

PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI

SEMARANG – PAKET-II

Gambar 2.3Bagan Struktur Organisasi Kontraktor (Sumber: PT. Pembangunan Perumahan)

(37)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

PELAKSANAAN

3.1Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan dalam sebuah proyek memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan progress dan kemudahan dalam melaksanakan pembangunan proyek karena dengan adanya metode pelaksanaan ini, pembangunan proyek dapat berjalan secara sistematis, struktur, dan rapi. Metode pelaksanaan ini mencakup secara keseluruhan, seperti pelaksanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal. Selain itu, metode pelaksanaan juga dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja akibat ketidak tahuan seorang tukang dalam melakukan pengerjaan di proyek.

Pekerjaan pembuatan konstruksi Apron dan Exit Taxiway (Paket-II) Proyek pengembangan bandara Ahmad Yani, Semarang merupakan lanjutan pekerjaan paket sebelumnya. Untuk pekerjaan Paket II pada kerja praktik ini meliputi pekerjaan :

1. Pekerjaan Geotextiledan Pembuatan Drainase a. Pekerjaan Galian dan Timbunan

b. Pekerjaan Pancang bambu

ø

10 cm dengan jarak @55 cm

c. Pekerjaan batu belah 1:4 tebal 40 cm dan plesteran 1:2 tebal 3 cm 2. Pekerjaan Konstruksi Exit Taxiway dengan konstruksi Pile SlabK-600

dengan

ø

40 cm dan kedalaman 25 cm

3. Pembuatan Konstruksi Apron dengan Konstruksi Rigid Pavement

a. Pekerjaan Sub-base + semen 5% dengan tebal 23 cm b. Pekerjaan Lean Concrete K-100 dengan tebal 10 cm c. Pekerjaan Rigid Pavement K-400 dengan tebal 46 cm

(38)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 1. Pekerjaan Geotextile

Pekerjaan Urugan dan pemadatan tanah merupakan pekerjaan yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dapat meningkatkan daya dukung yang diterima tanah akibat beban bangunan diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan. Penambahan bahan Geotextile juga berguna untuk menambah daya dukung tanah.Geotextile digunakan pada kondisi tanah dasar yang tidak baik sebagai dasar struktur perkerasan yang mempunyai daya dukung rendah yang secara visual terdapat pada daerah rawa, dengan dengan muara sungai, tanah gambut, tanah humus, atau tanah yang mempunyai muka air tinggi.

Gambar 3.1 Denah lokasi pekerjaan Timbunan dan pemadatan tanah (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

Tahapan pelaksanaan pekerjaan pemasangan Geotextilepada tanah rawa : a. Persiapan (pengukuran, pembuatan gambar kerja, pembersihan lahan)

(39)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

b. Dilakukan penggalian terlebih dahulu dengan Excavatorsedalam 80 cm untuk menggali tanah rawa. Penggalian dilakukan secara bertahap sesuai jangkauan maksimum Excavator.

c. Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan lapisan Geotextile sesuai spesifikasi yang sudah di tentukan.

(a) (b)

Gambar 3.2 (a) Contoh bahan Geotextile yang digunakan. (b) pekerjaan Pemasangan Geotextile

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

d. Setelah pemasangan lapisan Geotextile langkah selanjutnya adalah penghamparan material urugan. Penghamparan material tanah timbunan perlapisan lebih dari 20 cm dan di padatkan dengan alat VibroRoller

minimal 6 kali gilasan atau lebih sampai kepadatan 95%. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat hasil test pada Lampiran-03 dan Lampiran-04.

2. Pekerjaan Drainase

Drainasee adalah system pembuangan air hujan yang menampung dan mengalirkan air hujan yang berasal dari bangunan atau konstruksi dan dibuang ke daerah terbuka. Fungsi utama dari drainase adalah menampung, mengalirkan dan memindahkan air hujan secepat mungkin ke badan penerima seperti saluran induk, sungai, laut , danau, dll.

(40)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Landingpesawat. ini di karenakan apabila air memenuhi landasan Runoff

maka aktifitas Take off maupun Landing pesawat tidak bisa dilakukan dengan alasan keamanan.

Pada Konstruksi Drainase pada Proyek PPSRG ada beberapa tahapan yang harus di lakukan yaitu :

a. Pekerjaan galian drainase

b. Pekerjaan pemancangan terucuk bambu dan pemasangan sesek bambu. c. Pekerjaan pasangan batu belah dasar saluran dan dinding saluran.

Gambar 3.3 Denah lokasi pekerjaan drainase (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

a. Pekerjaan Galian Drainase

Pekerjaan galian adalah suatu pekerjaan untuk membuat lubang pada tanah. Pekerjaan galian tanah biasanya menggunakan alat untuk proses pekerjaaanya, untuk pekerjaan galian ringan bisa menggunakan cangkul, linggis, maupun sekop. Sedangkan untuk pekerjaan berat menggunakan

Excavator.

Pekerjaan drainase memiliki beberapa lokasi seperti Box Colvert 1 yang berada di antara Exit Taxiway yang memiliki panjang 532,7 m,Box Colvert

(41)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Box Colvert 3 disebelah barat Apron memiliki panjang 148,5 m. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini :

Keterangan :

: Box Colvert 1 : Box Colvert 2A

: Box Colvert 2B :Box Colvert 3

Gambar 3.4 Pembagian lokasi sistem drainase proyek PPSRG (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

Urutan Pelaksanaan :

1. Pekerjaan diawali dengan pemasangan bowplank atau acuan konstruksi pada saluran drainase.

2. Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan galian dengan Excavator dan hasil galian diletakkan disebelah galian. Pekerjaan galian yang adalah sedalam ± 2 m dengan lebar ±5 m.

(a) (b)

Gambar 3.5(a) Pekerjaan Galian saluran Baru Drainase di Box Colvert2A (b)Pekerjaan Galian saluran lama Drainase di Box Colvert3

(42)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.6Hasil Galian tanah disaluran Baru DrainaseBox Colvert 2A (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Hasil galian kemudian diangkut oleh truck yang kemudian ditimbun ke lokasi yang sudah di tentukan.

b. Pekerjaan Pemancangan trucuk Bambu dan pemasangan sesek bambu Trucuk bambu adalah susunan tiang kayu yang dimasukkan ke dalam tanah secara vertical yang bertujuan untuk mempekuat daya dukung terhadap beban diatasnya. Trucuk bambu merupakan salah satu jenis pondasi yang diaplikasikan pada daerah yang memiliki kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya memiliki elevasi muka air yang cukup tinggi.

(43)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Pada gambar dibawah adalah detail pemasangan terucuk bambu.

Gambar 3.7Denah Pemasangan Terucuk bambu (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

(44)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Urutan Pekerjaan :

1. Setelah pekerjaan galian dan pemindahan tanah selesai maka langkah selanjutnya adalah pemancangan trucuk bambu dan pemasangan sesek bambu

2. Sebelum memulai pekerjaan pertama adalah menentukan titik mana saja yang akan dipancang. Lebar galian adalah 5 m sedangkan untuk jarak antar pancang adalah 0,3 m pada bagian pinggir saluran dan 0,55 m pada tengah saluran. Pekerjaan pancang bambu sampai kedalaman 2 m. 3. Pemancangan dilaksanakan dengan menggunakan alat excavator atau

alat lain sesuai persetujuan pengawas lapangan yang mempunyai kemampuan untuk memancang.

(a) (b)

Gambar 3.9 (a) Pekerjaan pancang bambu ø10 cm (b) Pekerjaan pancang bambu dimasukkan ke dalam tanah

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(45)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.10 Pekerjaan pemasangan sesek bambu disaluran baru

box colvert 2B (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

c. Pekerjaan pasangan batu belah dasar saluran dan dinding saluran

Pasangan batu belah adalahpasangan batu belah saluran atau talud adalah pekerjaan yang menggunakan batu belah atau batu kali yang disusun dengan campuran semen dan agregat. Pekerjaan talud jangan dikerjaakan pada saat musim hujan karena akan mengganggu proses pengeringan. Apabila dalam proses pengerjaan terdapat genangan air maka pekerjaan talud harus dihentikan. Agar pekerjaan talud dapat langsung dikerjakan maka air yang tergenang harus di keluarkan dengan mesin pompa dan membuat dinding penahan sementara.

Urutan pekerjaan :

1. Pekerjaan pasangan batu baru bisa dimulai setelah pekerjaan pancang bambu dan sesek bambu selesai.

(46)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

(a) (b)

Gambar 3.11 (a) Pekerjaan pemasangan batu belah dasar saluran layer 1 (b) Pekerjaan pemasangan Batu belah dasar saluran layer 2

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Setelah dasar saluran selesai pekerjaan selanjutnya adalah dinding saluran. Awal pekerjaan sama dengan dasar saluran yaitu pemasangan profil dinding saluran dengan ketebalan40 cm dengan komposisi 1:4dengan jarak spesi antar baru 3 cm.

Gambar 3.12 Pekerjaan pasangan batu belah dengan tebal 40 cm (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Pekerjaan terakhir adalah pekerjaan plesteran saluran setinggi 3 cm dengan komposisi 1:2. Pekerjaan ini dikerjakan pada pekerjaan dasar saluran dan dinding saluran.

5. Profil plesteran dibuat terlebih dahulu agar memudahkan proses pengerjaan. Profil terbuat dari bahan pesteran yang berbentuk persegi

(47)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

panjang setebal 3 cm dengan jarak 1 m. Setelah profil dibuat maka pekerjaan plesteran bisa dikerjakan.

(a) (b)

Gambar 3.13 (a) Pekerjaan profil plesteran dengan jarak atar profil 1 m (b) Hasil pekerjaan plesteran pada dinding saluran

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3.1.2Metode Pelaksanaan Tiang Pancang Jenis Spun Pile

Tiang pancang merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang banyak digunakan di Indonesia. Penggunaan tiang pancang merupakan konstuksi yang memiliki dan menerima beban relative berat. Penggunaan tiang pancang bisa digunakan pada jenis tanah yang memiliki tanah relative lunak. Proyek PPSRG berada dalam tanah yang lunak dalam hal ini adalah rawa.

Dalam proyek PPSRG tiang pancang yang digunakan adalah jenis Spun Pile (bulat) K-600 dengan

ø

40 cm dengan panjang 25 m. pada proyek ini pekerjaan pancang di bagi menjadi 2 yaitu pekerjaan pancang di Exit Taxiway

barat dan Exit Taxiway timur.

(48)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

(a) (b)

Gambar 3.14(a) Lokasi pemancangan di Exit Taxiway barat (b) Lokasi pemancangan di Exit Taxiway timur

(Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

(49)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Pada gambar 3.15 menunjukkan gambar denah Exit taxiway barat. Dari gambar terlihat bahwa Tiang pancang yang belum di kerjakaan ada 266 titik pancang disimbolkan dengan (X) dan tiang pancang yang sudah dikerjakan ada 470 titik pancang jadi banyak tiang pancang yang ada di Exit Taxiway

barat ada 734 titik pancang.

(50)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Pada gambar 3.16 menunjukkan gambar denah Exit taxiway timur.Dari gambar terlihat bahwa Tiang pancang yang belum di kerjakaan ada 202 titik pancang disimbolkan dengan (X) dan tiang pancang yang sudah dikerjakan ada 542 titik pancang jadi banyak tiang pancang yang ada di Exit Taxiwaytimur ada 744 titik pancang.

(51)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Ketentuan pemancangan :

1. Sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan persiapan seperti pengukuran, perijinan, dan pembersihan lahan

2. Pemancangan dilakukan dimalam hari, yaitu dari pukul 22.00 s/d 04.00 WIB. Pemancangan dilakukan pada malam hari di karenakan pekerjaan pancang dilakukan di bandara yang masih aktif jadi untuk keamanan penerbangan maka pemancangan di lakukan pada waktu bandara selesai beroperasi.

3. Pekerjaan pemancangan dilakukan dengan 2 alat pancang. Pekerjaan pancang dilakukan semaksimal mungkin, ini dikarenakan waktu pemancangan yang singat. Apabila alat pancang masih kurang maka alat pancang akan ditambah.

4. Pemancangan dimulai dari Exit Taxiway timur dan dilanjutkan dengan pemancangan Exit Taxiway barat untuk memudahkan pengawasan.

5. Pemancangan dilakukan hingga kedalaman 25m dengan 1x penyambungan.

6. Tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang beton dengan diameter 400 mm dengan mutu K-600.

Tahapan Pemancangan :

1. Persiapan penerangan yang memadai hal ini guna menunjang pekerjaan yang dilakukan pada waktu malam hari.

2. Tiang Pancang terlebih dahulu dipindahkan dengan crane ke atas trailer kemudian diangkut dekat lokasi pancang yang sudah di tentukan.

3. Tahap pertama adalah pekerjaan pembongkan paved sholuder ini dilakukan agar tiang pancang dapat dengan mudah masuk ke dalam tanah.

(52)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.17 Proses pengerjaan pemotongan paved shoulder (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5. Setelah selesai Pembongkaran paved shoulder dilakukan sedalam 1 meter. pengerjaanya mulai dilakukan di sebelah utara runway tepatnya di Exit Taxiway barat dan Exit Taxiwaytimur dengan panjang 12,3 meter dan lebar 7,5 meter.

= Area pemotongan Paved Shoulder = Area Pembongkaran Paved Shoulder

Gambar 3.18Gambar lokasi pembongkaran Paved Shoulder (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

(53)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.19 Proses pengerjaan pembongkaran paved sholuder (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.20 Proses pengerjaan pengangkutan limbah Paved Shoulder

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Garis Batas Antara

Runway dan Paved Shoulder Paved

Shoulder

Limbah sisa

(54)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.21Pekerjaan penimbunan Paved Shoulder (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.22 Pekerjaan perataan tanah timbunan dengan Excavator (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

6. Setelah limbah Paved Shoulderdibuang maka langkah selanjutnya mengembalikan lagi elevasi, setelah itu pemancangan dapat dilakukan. 7. Sebelum dilakukan pemancangan pertama adalah pemindahan Spunpile

dengan cara mengikatkan Spunpiledengan tali baja pada kedua ujung tiang dan kemudian diangkat dengan Crawler Crane lalu didekatkan dengan alat pancang Diesel Hammer.

(55)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

salah satu ujung Spunpile kemudian di tempatkan tepat di bawah Piston

Diesel Hammer.

Gambar 3.23 Pemasangan tiang pancang pada Diesel Hammerharus 90°

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(56)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.24 Pekerjaan pemancangan dengan alat pancang Diesel Hammer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(57)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.25 Pekerjaan penyambungan tiang pancang dengan las listrik (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

11.Selanjutnya setelah penyambungan selesai pemancangan di lanjutkan sampai kedalaman yang di tentukan yaitu 25m.

Pekerjaan Pancang Spun pile yang kami dapatkan dilokasi pekerjaan sampai hanya sampai tahap pemancangan Spunpile untuk tes PDA (Pile Dynamic Analyzer) dan pekerjaan lanjutan Spunpile kami tidak mendapatkan diproyek hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang kami miliki pada praktik kerja.

3.1.3Metode Pelaksanaan Sub base + Semen 5%

(58)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

menjaskan tentang metode pekerjaan Subgrade dan pekerjaan di bulai dari

Subbase. Subbase merupakan lapisan pondasi bawah yang berada diantara lapisan pondasi atas (Lean Concrete) dan diatas lapisan pondasi dasar (Subgrade). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dilampiran-01.

Lapisan ini berfungsi menyebarkan beban dari lapisan dasar ke tanah dasar.

Pekerjaan Sub base + semen dibagi dibeberapa tempat, meliputi : 1. Sub base + semen 5% di Apron dengan tebal 23 cm.

2. Sub base + semen 5% di Paved Sholuder Apron dengan tebal 25 cm. 3. Sub base + semen 5% di Exit Taxiway dengan tebal 73 cm.

4. Sub base + semen 5% diPaved Sholuder Taxiway dengan tebal 25cm. Lokasi Pekerjaan :

Keterangan :

= Sub base + Semen 5% tebal 23 cm = Sub base + Semen 5% tebal 25 cm = Sub base + Semen 5% tebal 73 cm

Gambar 3.26 Denah pekerjaan Sub base + semen 5% (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

Tahapan Pelaksanaan :

(59)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

nilai kepadatan pada perkerasan Apron dan Exit taxiway. untuk mengetahui jumlah semen yang digunakan bisa di hitung dengan dara berikut ini :

Berat volume Sub base : 1,7 ton/m3 (diambil dari hasil lab) : 5 % (semen 5%)

: 1700 kg/m3 x 0,05 = 85 kg/m3

Dapat di ketahui dalam semen yang dibutuhkan dama 1 m3sub base memerlukan semen 85 kg/m3

2. Setelah mengetahui komposisi material Sub base maka langkah selanjutnya adalah pencampuran air, semen, pasir, kerikil sesuai kebutuhan menjadi satu dengan Excavator.

.

Gambar 3.27 Pekerjaan pencampuran material Sub base + semen 5%

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(60)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.28 Pekerjaan angkutan material sub base + semen 5% dengan truck

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.29Perataan material sub base + semen 5% dengan Motor Grider

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(61)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.30 Pekerjaan pemadatan material Sub base + semen 5% (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5. Sesudah lapisan Sub base selesai dilaksanakan, maka konstruksi ini harus dilindungi dari pengeringan selama 7 hari dengan cara membasahi atau curing dengan air. Metode Curing harus segera dimulai dan tidak boleh kurang dari 12 jam sesudah penyelesaian pekerjaan sub base.

3.1.4Pekerjaan Landasan Rigid Pavement

Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis pekerjaan yang menggunakan beton sebagai bahan utama pekerasan tersebut. Perkerasan ini umumnya dipakai pada konstruksi yang memiliki aktifitas beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang(fly over), jalan yang memiliki persimpangan atau Apron bandara.

Proyek pengembangan bandar udara internasional Ahmad Yani – Semarang, Apron yang digunakan menggunakan konstruksi Rigit Pavement

dengan mutu beton K-400 berarti beton pada RigidPavement memiliki kuat tekan karakteristik 400 kg/cm2

1) Dowel adalah material penghubung antara 2 kompnen struktur. Dowel berfungsi sebagai penahan beban pada sambungan yang dipasang. Pada sebagian dowel dilumasi pelumas hal ini berguna untuk memberikan

(62)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

kebebasan bergeser. Pada konstruksi Rigid pavement, dowel yang digunakan adalah dowel baja

ø

36 dengan panjang 50cm.

2) Wiremesh adalah besi yang bentuknya seperti kawat yang dianyam menjadi lembaran. Pada konstruksi Rigid pavement, wiremesh yang digunakan adalah D8 – 150.

3) Tie barmerupakan sambungan baja ulir yang fungsinya hampir sama dengan dowel yaitu sebagai penahan beban pada sambungan perkerasan kaku sehinga mengunci pergerakan beton agar tidak bergerak secara horisontal. Pada konstruksi Apron bandara ahmad yani perbedaanTie bar dengan Dowel adalah penempatanya dikonstruksi. Kostruksi Rigid Pavement, Tie bar yang digunakan adalahD16 dengan panjang 75cm.

Keterangan :

= Dowel

= Tie bar

(63)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.32 Pembagian Area pengecoran Rigid Pevement (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

Dibawah ini adalah detail pembesian Rigid Pavement.

Gambar 3.33 Detail Pembesian Rigid Pavement I (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

(64)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.34 Detail Pembesian Rigid Pavement II (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

(b) (b)

Gambar 3.35(a) Contraction Joint 1-Dowel (b) Contraction Joint 2 - Dowel (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

Ketentuan Pelaksanaan :

1. Terdapat 74 slab yang memanjang @7,5m dan 18 slab arah melintang @7,5m sehingga jumlah slab total 1332 slab dengan mutu beton K-400 2. Bekisting yang digunakan per-slab adalah 4 set dengan arah melintang. 3. Volume tiap Slab adalah 7,5 x 7,5 x 0,46 = 25,875 m3 sehingga volume

pengecoran untuk arah melintang adalah 25,875 x 18 = 465,75 m

4. Pekerjaan dimulai dari nomor jalur 0 dengan pemasangan bekisting pada nomor 0, 2, 4, 6, 8, dst.

3

(65)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

pengecoran pada nomor ganjil yaitu 1, 3, 5, 7 dapat dilakukan tanpa menggunakan bekisting.

Gambar 3.36 Gambar penempatan Bekisting pada Rigid Pavement (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon)

6. Pekerjaan pengecoran di lakukan seterusnya sampai selesai (nomer 74). Urutan pelaksanaan :

1. Pekerjaan pertama adalah Cleaning area dilanjutkan dengan pengecoran lantai kerja atau Lean Concrete setinggi 10 cm .

(66)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

2. Pemasangan dudukan iremesh dari lantai kerja. Dudukan terbuat dari besi

ø

12. Dudukan wiremesh dipasang agar ketika pengecoran

wiremesh tidak turun ke bawah akan tetapi tetap pada posisi semula.

(a) (b)

Gambar 3.38(a) pekerjaan pemasangan wiremesh dan dudukan wiremesh

(b) Hasil pemasanganwiremesh (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan dudukan dowel

ø

10-30cm dan

dowel

ø

36 dengan jarak @ 30 cm. Pada bagian bawah dowel diletakkan kayu segitiga bernama kayu tahun 5x5 cm sepanjang 7,5 m.

Gambar 3.39 Gambar pembesian dowel, dudukan dowel, dan kayu tahun

(67)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

4. Pemasangan Bekisting dilakukan di nomer genap dilanjutkan dengan pemasangan Tie barD16 dengan jarak @ 75 cm.

Gambar 3.40Pekerjaan Pemasangan Bekisting (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5. Setelah semua siap maka pengecoran dapat langsung dilakukan. pengecoran sendiri dilakukan pada waktu sore atau malam hari hal ini dilakukan agar menjaga mutu beton karena suhu di lapangan sangat tinggi.

6. MixingRigid Pavement di produksi dari Batching Plant. Batching Plant

sendiri dibuat oleh PT.Pembangunan Perumahan dengan kerjasama dari PT. Holcim Indonesia Tbk.

7. Pekerjaan Cor Rigid pavement di kerjakan dengan 2 kali pengecoran.

(68)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

8. Selanjutnya adalah meratakan hasil cor secara manual. Kemudian dibantu dengan Concrete Vibrator agar gelembung gelembung pada beton keluar dan beton menjadi padat.

Gambar 3.42 Penggunaan Concrete Vibrator pada RigidPavement (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

9. Pekerjaan Perataan dilakukan oleh Scriber Grider dan kemudian difinishing secara manual. Pekerjaan finishing dilakukan sampai 3x agar hasil finishing terlihat baik.

Gambar 3.43 Pekerjaan Perataan cor Rigid pavement dengan

Scriber Grider

(Sumber : Dokumentasi Pribadi) Concrete

Vibrator

(69)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

10.Setelah Pekerjaan rigid pavement maka didiamkan selama kurang lebih 2 jam. Selanjutnya adalah Grooving Concrete atau pembuatan alur pada beton secara manual.

Gambar 3.44 Pekerjaan Grooving Concrete (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

11.Selesai dengan Grooving Concrete maka rigit pavement di Curing

dengan air. Curing bertujuan agar air pada beton tidak cepat menguap setelah di Grooving.

Gambar 3.45 Pekerjaan Curing setelah pekerjaan Grooving Concrete

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

12.Selanjutnya pembongkaran Bekisting secara manual oleh tukang. Hal ini dilakukan secara hati hati agar hasil cor tidak hancur.

Hasil

Grooving

Alat

(70)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

(a) (b)

Gambar 3.46 (a) Pekerjaan pembongkaran bekisting (b) Hasil bekisting sudah dibongkar

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

13.Pemotongan rigit pavement dengan alat Bar Cutter sepanjang @7,5m tepat berada pada sambungan dowel. Hal ini diharapkan agar patahan bisa tepat diposisi segitiga.

Gambar 3.47 Pekerjaan pemotongan Rigid Pavement dengan Bar cutter

(71)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.48 Hasil Perlemahan di rigid pavementtepat pada potongan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

14.Biotextile adalah jenis Geotextile non woven yang tidak dianyam berbentuk seperti karpet kain. Sebenarnya fungsi dasar dari Biotextile sendiri hampir sama dengan geotextile jenis woven, yaitu sebagai perkuatan pada tanah atau pemisah antar partikel akan tetapi dalam proyek ini biotextile di gunakan sebagai pelapis Rigid Pavementagar kadar air yang ada pada Rigid Pavementtidak cepat menguap.

Gambar 3.49 Pekerjaan Penyiraman rigid pavement dibantu dengan Biotextile

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Hasil pemotongan beton pada rigitd

(72)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Pekerjaan Pekerjaan Apron yang kami dapatkan dilokasi pekerjaan sampai hanya sampai tahap Rigit Pavement untuk pekerjaan lanjutan seperti pemasangan karet dan Joint Sealent pada sambungan antar Rigit

pavementkami tidak mendapatkan diproyek hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu yang kami miliki pada praktik kerja.

3.2Peralatan, Alat Berat, dan Bahan

Peralatan dan alat berat adalah aspek penting dalam kelangsungan pekerjaan konstruksi. Kedua aspek penting tersebut sangat berkesinambungan dalam membangun jalannya suatu proyek baik dari segi mutu, waktu, maupun biaya.

Ditinjau dari fungsi dan kegunaannya alat berat harus mempunyai operator yang menjalankannya. Penggunaan peralatan dan alat berat harus diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana kegiatan harian / mingguan yang dibuat oleh pihak pelaksana agar tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan. Oleh sebab itu perlu merencanakan kegiatan sebelum proyek dijalankan untuk melihat dan membandingkan estimasi waktu selesainya proyek tersebut.

Dibawah ini adalah peralatan dan alat berat yang digunakan dalam pekerjaan pembuatan konstruksi apron dan taxiway - paket II proyek pengembangan bandara Ahmad yani, Semarang :

A. Peralatan

1. Concrete Mixer

2. Waterpass

3. Mobil tangki reservoir 4. Mesin Jahit Sewn

5. Bar Cutter

6. Concrete Vibrator

7. Mesin Las

8. Pompa Air

9. Scriber Grider (Manual & Automatic)

10.Besi Pijakan 11.Set Uji Slump

12.Set Uji Sandcone

(73)

Antoni Yuliana (12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 14.Jack Hammer

15.GarpuGrooving Manual

16. Genset

C. Bahan dan Material pendukng (Struktur & Perbaikan Tanah) 1. Spun Pile

2. Geotextille

3. Biotextille Dump Truck

4. Besi 5. Batu Belah

6. Semen

7. Agregat Halus dan Kasar 8. Terucuk Bambu

(74)

Antoni Yuliana ( 12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Soegijapranata Semarang

3.2.1. Peralatan

1. Concrete Mixer

Alat ini digunakan untuk mencampur adonan beton untuk pekerjaan lantai, dinding, dan profil saluran.

Gambar 3.50 Pekerjaan Menggunakan AlatConcrete Mixer (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2. Waterpass

Waterpass digunakan untuk mengukur elevasi pada permukaan tanah.

Gambar 3.51Alat Waterpass (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Mobil Tangki Reservoir

(75)

Antoni Yuliana ( 12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Soegijapranata Semarang

yang akan dilalui kendaraan-kendaraan proyek sehingga kondisi tanah menjadi lebih padat.

Gambar 3.52 Mobil Tangki Reservoir (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Alat Test California Bearing Ratio (CBR)

Alat ini digunakan untuk melakukan test pada tanah yang telah dipadatkan dengan vibroroller untuk mengetahui apakah tingkat kepadatan tanah sudah mencapai tingkat kepadatan yang ditentukan.

Gambar 3.53 Alat Test CBR (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5. Mesin Jahit Sewn

Pada dasarnya alat ini sama dengan mesin jahit pada umumnya. Perbedaannya adalah mesin jahit sewn lebih praktis dan mudah digunakan karena

Tangki

(76)

Antoni Yuliana ( 12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Soegijapranata Semarang

menggunakan tenaga listrik. Alat ini digunakan untuk menggabungkan bahan

geotextile yang dalam proses pengejaanya dipotong terlebih dahulu untuk memudahkan dalam proses pengerjaanya.

Gambar 3.54 Mesin Jahit Swen (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

6. Bar Cutter

Alat ini berfungsi untuk memotong besi tulangan dan beton pada proyek. Bar

cutter untuk memotong beton pada bagian yang retak yang kemudian

(77)

Antoni Yuliana ( 12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Soegijapranata Semarang

(a) (b)

Gambar 3.55 (a)Bar Cutter digunakan memotong beton (b)Bar Cutter yang digunakan memotong dowel

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

7. Concrete Vibrator

(78)

Antoni Yuliana ( 12.12.0037)

Teknik Sipil Universitas Soegijapranata Semarang

Gambar 3.56 AlatConcrete Vibrator

(Sumber : Dokumentasi Pribadi) 8. Mesin Las

Seperti pada umumnya, mesin las digunakan untuk menyambungkan besi atau baja menjadi satu. Pada proyek ini, mesin las digunakan untuk menyambungkan dua batang spun pile.

`

(a) (b)

Gambar 3.57 (a) Mesin Sumber Tenaga Elektroda (b) Proses Pengelasan pada Spun Pile

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

9. Waterpump

Gambar

Gambar Kerja ..................................................................................
Gambar 1.1(b)Peta Google Satelite Lokasi Proyek PPSRG
Gambar 1.2 Gambar denah lokasi pekerjaan paket II APRON (Sumber : PT. Adhiyasa Desicon) PENGELOLA PROYEK
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Owner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Jumat Tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Juli Tahun Dua Ribu Sebelas dimulai pukul 13.10 WIB hingga selesai, kami yang bertanda tangan dibawah ini,

Pokja Pekerjaan Konstruksi-55 SKPD11ULP pada Pemerintah Kabupaten Banjar akan melaksanakan Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket

Mengingat pentingnya acara tersebut, kami harapkan Bapak dapat hadir tepat pada waktunya serta membawa dokumen seperti tersebut pada lampiran surat ini. Demikianlah

[r]

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh empat bulan November tahun dua ribu sebelas, kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa yang ditunjuk

Sebagai tindak lanjut dari evaluasi ini Saudara dimohon untuk membawa dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang, untuk diadakan

Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis media seperti buku, audio, audio visual gerak, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya yang dapat memberi

Dalam konsep CPOB dinyatakan bahwa mutu produk obat jadi tidak hanya ditentukan oleh hasil akhirnya saja tetapi dibangun dari keseluruhan tahap proses produksi oleh karena itu