LAPORAN PRAKTIK KERJA
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG
–
SOLO
TAHAP II RUAS BAWEN
–
SOLO, JEMBATAN TUNTANG
PAKET 3.1 : BAWEN
–
POLOSIRI
Disusun oleh :
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
iii
LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Nomor : 0047/SK.rek/X/2013 Tanggal : 07 Oktober 2013
Tentang : PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PRAKTIK KERJA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG – SOLO
TAHAP II RUAS BAWEN – SOLO, JEMBATAN TUNTANG PAKET 3.1 : BAWEN - POLOSIRI
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PRAKTIK KERJA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan yang berjudul “Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen - Polosiri” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh nilai mata kuliah praktik kerja, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata terbukti bahwa laporan praktik kerja ini sebagian atau seluruhnya merupakan hasil plagiasi, maka saya rela untuk dibatalkan, dengan segala akibat hukumnya sesuai peraturan yang berlaku pada Universitas Katolik Soegijapranata dan/atau peraturan perundang – undangan yang berlaku.
.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis mengucapkan puji dan syukur karena berkat rahmat, hidayat, dan anugrahnya maka laporan praktek kerja “Proyek Pembangunan Jalan Tol
Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 :
Bawen - Polosiri” dengan konsentrasi peralatan dapat diselesaikan. Laporan kerja
praktek ini merupakan pertanggung jawaban dari penulis yang telah mengikuti kerja praktek selama 90 hari kalender, serta sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah praktek kerja dan syarat untuk mengikuti mata kulaih tugas akhir.
Sebagai tanda syukur telah selesainya laporan kerja praktek ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan praktek kerja ini, antara lain :
1. Bapak Dr. Ir. Djoko Suwarno, MSi. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Jawa Tengah
2. Bapak Daniel Hartanto, MT. Selaku kepala Program Studi Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Jawa Tengah.
3. Bapak Ir. Budi Santosa, MT. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan serta pembelajaran kepada penulis selama proses praktek kerja lapangan hingga menyelesaikan laporan praktek kerja.
4. PT.Trans Marga Jateng selaku Bouwher yang mengijinkan penulis untuk melaksanakan praktek kerja di proyek pembangunan jalan tol semarang – solo, tahap 2 Bawen – Solo, Paket 3.1 Bawen – Pulwosari.
5. PT. Eskapindo Matra dan PT. Dessa Cipta Rekayasa (KSO) selaku konsultan serta PT.Adhi Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor yang telah membimbing penulis selama di proyek pembangunan jalan tol semarang – solo, tahap 2 Bawen – Solo, Paket 3.1 Bawen – Pulwosari.
v
7. Rosie Febri Setyadi, Vania Vasti Herinta Putri, dan Alfiana Putri sebagai rekan penulis selama kegiatan praktek kerja yang selalu memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan sebaik-baiknya.
8. Disca Hidayantie yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan praktek kerja dan menyelesaikan laporan praktek kerja dengan sebaik - baiknya.
9. Teman – teman mahasiswa Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Semarang angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan dan angkatan 2012 yang telah memberikan pembelajaran dengan membagi pengalaman praktek kerja.
10.Serta berbagai pihak yang telah membantu dan tidak dapat di sebutkan satu persatu oleh penulis dalam proses melaksanakan praktek lapangan ataupun proses pembuatan laporan kerja praktek.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan – kekurangan dalam laporan praktek kerja ini, maka dari itu penulis sangat berterima kasih terhadap kritikan dan saran guna memperbaiki laporan kerja praktek ini. Atas kritikan dan saran tersebut penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak terutama teknik sipil.
Semarang, Oktober 2016
Penulis
vi
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIK KERJA
vii
LEMBAR ASSISTENSI PRAKTIK KERJA
viii
SURAT PENDAFTARAN PRAKTIK KERJA DARI MAHASISWA
ix
x
SURAT BALASAN DARI PROYEK
xi
xii
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PRAKTIK KERJA ... iii
KATA PENGANTAR ...iv
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIK KERJA ...vi
SURAT PENDAFTARAN PRAKTIK KERJA DARI MAHASISWA ... viii
SURAT PERMOHONAN IJIN PRAKTIK KERJA DARI PROGDI SIPIL ...ix
SURAT BALASAN DARI PROYEK ... x
SURAT PERINTAH PRAKTIK KERJA ...xi
SURAT PERMOHONAN BIMBINGAN PRAKTIK KERJA ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR BAGAN... xviii
DAFTAR TABEL ...xix
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN... 1
1.1. LATAR BELAKANG ... 1
1.2. LOKASI PROYEK ... 3
1.2.1. Batas wilayah ... 4
1.2.2. Batas lingkungan ... 4
xiv
1.3. FUNGSI BANGUNAN ... 5
1.3.1. Jalan tol ... 5
1.3.2. Jembatan ... 5
1.4. TATA CARA PELELANGAN ... 5
1.4.1. Data Kontrak ... 6
BAB II ... 9
PENGELOLAAN PROYEK ... 9
2.1. PEMILIK PROYEK ... 9
2.1.1. Tugas pemilik proyek ... 9
2.1.2. Wewenang pemilik proyek ... 10
2.1.3. Data pemilik proyek ... 10
2.1.4. Struktur organisasi pemilik proyek ... 11
2.2. KONSULTAN PERENCANA ... 12
2.2.1. Tugas konsultan perencana ... 12
2.2.2. Wewenang konsultan perencana ... 12
2.2.3. Data konsultan perencana ... 13
2.3. KOTRAKTOR ... 13
2.3.1. Tugas kontraktor ... 13
2.3.2. Wewenang kontraktor ... 14
2.3.3. Data kontraktor... 15
2.3.4. Struktur organisasi kontraktor ... 16
2.3.5. Sub kontraktor ... 17
2.5. KONSULTAN PENGAWAS ... 20
xv
2.5.2. Wewenang konsultan pengawas ... 20
2.5.3. Data konsultan pengawas ... 21
2.5.4. Struktur organisasi konsultan pengawas ... 22
BAB III... 23
PELAKSANAAN PEKERJAAN ... 23
3.1. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ... 23
3.1.1. Pekerjaan persiapan ... 23
3.1.2. Pekerjaan struktur bawah ... 25
3.1.3. Struktur atas ... 50
3.2. ALAT-ALAT BERAT ... 58
3.2.1. Truk mixer ... 58
3.2.2. Batching plant ... 60
3.2.3. Truk concrete pump ... 62
3.2.4. Concrete pump (Kodok) ... 67
3.2.5. Bucket ... 68
3.2.6. Concrete vibrator ... 69
3.2.7. Excavator... 71
3.2.8. Buldozer ... 72
3.2.9. Vibrator roller... 73
3.2.10.Water tank truk ... 74
3.2.11.Dumptruk ... 75
3.2.12.Boring machine ... 77
3.2.13.Lounching girder ... 78
xvi
3.2.15.Tower crane ... 86
3.2.16.Service crane 35 ton ... 87
3.2.17.Tandem roller ... 89
3.2.18.Genset ... 90
3.2.19.Bar bender ... 91
3.2.20.Bar cutter ... 92
3.2.21.Total statio / Theodolit ... 93
3.2.22.Waterpass ... 94
3.2.23.Stemper ... 95
3.2.24.Las dan bleder ... 96
3.2.25.Scafolding ... 99
3.3. BAHAN-BAHAN ... 100
3.3.1. Tulangan ... 100
3.3.2. Ready mix ... 101
3.3.3. Pasir ... 101
3.3.4. Agregat ... 102
3.4. PENGENDALIAN PROYEK ... 104
3.4.1. Pengendalian mutu ... 104
3.4.2. Pengendalian biaya... 106
3.4.3. Pengendalian waktu ... 107
3.5. PENGAMATAN-PENGAMATAN DILAPANGAN ... 108
3.5.1. Kesulitan-kesulitan dalam proyek ... 108
xvii
BAB IV ... 113
PENUTUP ... 113
5.1. KESIMPULAN ... 113
5.2. SARAN ... 114
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan.2. 1. Struktur organisasi PT. Trans Marga Jateng ... 11
Bagan.2. 2. Struktur organisasi PT. Adhi Karya ... 16
Bagan.2. 3. Struktur organisasi PT. Puja Perkasa ... 18
xix
DAFTAR TABEL
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1. 1.Peta lokasi proyek pembangunan tol semarang-solo seksi 3.1 ... 3
Gambar.1. 2. Batas wilayah lokasi proyek pembangunan tol ... 3
Gambar.3. 1. Gudang PT. Adhi Karya ……….24
Gambar.3. 2.Sketsa letak pondasi A1 hingga P5 ... 27
Gambar.3. 3. Sketsa pondasi pada P5 hingga A2 ... 27
Gambar.3. 4. Sketsa letak pile P1 ... 27
Gambar.3. 5. Tampak atas... 27
Gambar.3. 6. Kepala pile yang telah dibobok ... 30
Gambar.3. 7. Pengecoran guna membuat LC di abutment 1 ... 31
Gambar.3. 8. Letak footing pada A1 hingga P5 ... 32
Gambar.3. 9. Letak footing pada P5 hingga A2 ... 33
Gambar.3. 10. Pembesian footing ... 33
Gambar.3. 11. Proses perangkaian besi footing dan pilar P1... 35
Gambar.3. 12. Proses pengecoran footing menggunakan condrete pump truk ... 35
Gambar.3. 13. Footing yang sudah dilepas dari bekistingnya ... 35
Gambar.3. 14. Penimbunan di A1 ... 36
Gambar.3. 15. Back wall dan wing wall ... 37
Gambar.3. 16. Rangkaian besi kolom hollow ... 38
Gambar.3. 17. Proses climbing lantai kerja ... 39
Gambar.3. 18. Pemasangan bekisting untuk segmen hollow pada pilar pier P3 ... 40
Gambar.3. 19. Pengecoran kolom pier menggunakan metode bucket ... 41
Gambar.3. 20. Rangkaian besi pada kolom hollow ... 42
Gambar.3. 21. Setting bekisting dalam menggunakan scaffolding ... 43
Gambar.3. 22. Bekisting yang telah siap dipasang ... 44
Gambar.3. 23. Proses pengecoran P3 ... 45
Gambar.3. 24. Penampilan kolom hollow saat bekisting sudah dilepas ... 45
Gambar.3. 25. Pemasangan H beam ... 46
Gambar.3. 26. Plywood sebagai bekisting ... 47
xxi
Gambar.3. 28. Mortar pad ... 49
Gambar.3. 29. Perawatan mortar pad dengan disiram air ... 49
Gambar.3. 30. Proses memasukan strand... 50
Gambar.3. 31. Prosses stressing ... 51
Gambar.3. 32. Pekerja memegang selang grouting... 52
Gambar.3. 33. Proses pencampuran semen grouting ... 53
Gambar.3. 34. Penutupan ujung girder ... 53
Gambar.3. 35. Penempatan diafragma dilapangan... 54
Gambar.3. 36. Angkur untuk menahan diafragma yang sedang dipasang ... 55
Gambar.3. 37. Tampak dari bawah jembatan diafragma yang telah terpasang ... 55
Gambar.3. 38. Tampak dari atas diafragma yang telah terpasang ... 55
Gambar.3. 39. Widges penahan straind diafragma ... 56
Gambar.3. 40. Pengangkatan RC plate menggunakan tower crane ... 57
Gambar.3. 41. Penempatan RC Plat di atas girder dengan membobok akur ... 57
Gambar.3. 42, Truk mixer ketika dalam batching plant ... 60
Gambar.3. 43. Batching plant dalam lokasi proyek ... 62
Gambar.3. 44. Tuas-tuas kontrol kaki ... 63
Gambar.3. 45. Remote pengendali boom ... 64
Gambar.3. 46. Pekerja menopang dan mengarahkan boom ... 65
Gambar.3. 47. concrete pump truk ... 66
Gambar.3. 48. Concrete pum tipe kodo ... 67
Gambar.3. 49. Bucket dalam proyek ... 68
Gambar.3. 50. Selang dan pangkal vibrato ... 70
Gambar.3. 51. Pengurugan P3 menggunakan excavator... 71
Gambar.3. 52. Dozer menuju P3 ... 73
Gambar.3. 53. Vibrator roller saat memadatkan timbunan material A2 ... 74
Gambar.3. 54. Watertank memberi air untuk proses pengecoran footing P1 ... 75
Gambar.3. 55. Dump truk kapasitas 7 ton ... 76
Gambar.3. 56. Boring machine ... 78
Gambar.3. 57. Proses setting portal ... 79
xxii
Gambar.3. 59. Setting mur pada sambunagn portal hoist dengan portal counter .. 80 Gambar.3. 60. Proses peluncuran girder ... 82 Gambar.3. 61. Proses pekerja memasukan straind ... 83 Gambar.3. 62. Wedges dipasang disetiap tendon ... 84 Gambar.3. 63. Semakin menuju ketengah tendon semakin menyatu ... 85 Gambar.3. 64. Prosses Stressing ... 85 Gambar.3. 65. Tower crane P1... 87 Gambar.3. 66. Proses pengangkatan girder ... 88 Gambar.3. 67. Service crane jatra sejahtera ... 88 Gambar.3. 68. Tandem Roller ... 89 Gambar.3. 69. Genset pada P2 ... 90 Gambar.3. 70. Bar bender ... 91 Gambar.3. 71. Bar cutter ... 92 Gambar.3. 72. Proses pemeriksaan volume ... 93 Gambar.3. 73. Waterpass ... 95 Gambar.3. 74. Tabung blader berisi gas ... 97 Gambar.3. 75. proses pengelasan ... 95 Gambar.3. 76. Set alat las... 97 Gambar.3. 77. Alat las... 98 Gambar.3. 78. Rangkaian scafolding guna penyangga bekisting ... 99 Gambar.3. 79. Perancah pata P1 ... 99 Gambar.3. 80. Tulangan yang di gunakan dala proyek... 100 Gambar.3. 81. Ready mix saat diambil sampel ... 101 Gambar.3. 82. Ready mix ... Error! Bookmark not defined.
xxiv
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
1
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kebutuhan untuk mengembangkan infrastruktur di Indonesia dibutuhkan untuk meningkatkan perekonomian, kunci atas perekonomian berdasarkan pada kualitas infrastruktur dan kinerja logistic (Prakarsa, 2014). Jalan tol merupakan salah satu usaha pemerintah untuk menambah pendapatan negara.
Menurut PT. Sarana Pembangunan Jawa tengah Pembangunan
Trans Java Toll Road rencananya membentang sepanjang jalur utama
Pulau Jawa bagian barat mulai dari Merak sampai dengan Banyuwangi di wilayah Jawa bagian timur. Salah satu obsesi daerah Jawa Tengah adalah pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo.
Menurut Jasa Marga, di Indonesia pertumbuhan laju lalulitas selalu meningkat sekitar 37% dari 2011 hingga 2013, kenaikan laju lalulintas dapat menyebabkan kemacetan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun2004 Tentang Jalan Jalan raya yang belum memadai dan rekayasa lalu lintas yang belum tepat guna menjadikan penghambat untuk keseimbangan wilayah sebagai sistem transportasi.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
2
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo pada saat ini telah mencapai seksi 3 yaitu menghubungkan Bawen – Salatiga sepanjang 17,5 kilometer. Pengerjaan proyek ini di kerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk Paket 3.1 Ruas Bawen-Polosiri, Paket 3.2 Ruas Polosiri-Sidorejo yang dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk, sedangkan Paket 3.3B Jembatan Kali Sanjoyo dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk dan paket 3.3D Sidorejo- Tengaran yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) KSO dengan PT Jaya Konstruksi baru.
Fokus utama bahasan ini adalah Paket 3.1 Ruas Bawen-Polosiri yang akan terbentang sepanjang 3,6 kilometer dengan satu jembatan dengan Span 350 meter. Dalam pengerjaannya PT Adhi Karya di bantu oleh PT Puja Perkasa untuk pekerjaan struktur jembatan, PT KTA dan PT KIN untuk pekerjaan galian Timbunan, PT Wika Beton untuk precast girder dan PT Jatra Sejahtera untuk louching girder. Paket 3.1 ruas Bawen-Polosiri teridiri dari tiga zona yang secara urut dari utara menuju selatan.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
3
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
1.2.
LOKASI PROYEK
Gambar.1. 1.Peta lokasi proyek pembangunan tol semarang-solo seksi 3.1
(Sumber : Data Adhi Karya)
Gambar.1. 2. Batas wilayah lokasi proyek pembangunan tol
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
4
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
1.2.1. Batas wilayah
Batas Kanan : Perkebunan Karet, Rumah Warga
Batas Kiri : Perkebunan Kopi, Sungai
1.2.3. Deskripsi Batas Wilayah Proyek
Proyek Pembangunan Tol Semarang-Solo paket 3.1 diawali di STA 22+840 – 26+300 seperti yang dijelaskan oleh Gambar 1.1. STA 22+840 berada di Bawen berdekatan dengan gerbang pintu keluar Tol Ungaran-Bawen ± berjarak 200 m dari gerbang pintu keluar Tol Ungaran-Bawen, dan seperti penjelasan pada Gambar 1.2., batas utara dari paket 3.1 adalah Ungaran. Berdasarkan Gambar 1.2. dapat dijelaskan kembali bahwa dari STA 22+840 Jalur Tol pada paket 3.1 menuju arah selatan kearah Kota Salatiga. Sedangkan jika untuk batas ruas Bawen-Polosiri untuk bagian timur dengan daerah Salatiga dan barat berbatasan dengan Ambarawa dan Magelang.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
5
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
perkebunan kopi. Menuju Zona III ke arah jembatan tuntang, batas kanan sebagian besar berupa perkebunan kopi hingga mencapai jalan raya Semarang-Salatiga dan beberapa ditumbuhi perkebunan karet serta melintasi sungai tuntang untuk sebelah kiri berbatasan langsung dengan lahan berupa pepohonan dan semak belukar yang masing bertujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain. Pengguna jalan tol diberikan kewajiban membayar sesuai pada golongan kendaraan yang berlaku.
1.3.2. Jembatan
Jembatan adalah kontruksi yang memungkinkan transportasi melalui sungai, pada proyek ini jalan tol akan melintasi sungai Tuntang selebar 15 m. Jembatan berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yaitu abutment satu dan
abutment dua atau backwall yang terputus oleh sungai Tuntang.
1.4.
TATA CARA PELELANGAN
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
6
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Pasca kualifikasi oleh PT. Trans Marga Jateng. Pelelangan secara Pasca Kualifikasi pekerjaan konstruksi terdiri dari sejumlah tahapan yaitu :
1. Pengumuman Pasca Kualifikasi
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan 3. Pemberian penjelasan
4. Pemasukan dokumen penawaran 5. Pembukaan dokumen penawaran 6. Evaluasi penawaran
7. Evaluasi kualifikasi 8. Pembuktian kualifikasi
9. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) 10.Penetapan pemenang
11.Pengumuman pemenang 12.Sanggahan
13.Sanggahan banding
14.Penunjukan penyedia barang / jasa
Penunjukan langsung oleh PT.Trans Marga Jateng untuk mengerjakan paket 3.1 dengan sistem kontrak Unit Price. Dalam kontrak ini PT.Adhi Karya menawarkan kontrak senilai Rp. 454.000.000.000. Nilai kontrak yang telah ditawarkan sesuai dengan data perencanaan oleh PT. Trans Marga Jateng.
Dalam alur pekerjaannya PT. Adhi Karya melakukan survei lapangan sehingga kebutuhan akan mendekati dengan kebutuhan sebenarnnya. Sehingga kontrak dengan sistem Unit Price berkembang dan diterbitkanlah CCO (Change Contrac by Order).
1.4.1. Data Kontrak
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
7
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Berikut merupakan bentuk data proyek PT. Adhi Karya.
Perolehan Proyek : Tender bebas Pasca Kualifikasi Nomer Kontrak : No.TMJ.JPP.3.1./VI/2015/009 Nomor SIMK : No. TMJ.AC.UM.215
Nomor Penetapan Pemenang : No. TMJ.AA.UM.183 Nomer Penunjukan Pelaksanaan : No. TMJ.AA.UM.187 Waktu Pelaksanaan : 390 hari kalender
Jaminan Pelaksanaan (Excl. PPn) : 5% dari nilai Kontrak / NK Rp.20.644.632.211,00 Masa Berlaku jaminan : Dari tanggal SPK s/d FHO +
60 hari pelaksanaan
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
8
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
5% setelah 1095 hari kalender masa pemeliharaan Kelalaian, Denda, Sangsi dan : Kontrak dinyatakan lalai/
wanprestasi apabila (Pemutusan Kontrak)
¼ waktu pelaksanaan progress fisik < 5% ½ waktu pelaksanaan
progress fisik < 35% ¾ waktu pelaksanaan
progress fisik < 80% Denda keterlambatan 10/00
per hari Sistem Kontrak : Unit Price
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
9
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
BAB II
PENGELOLAAN PROYEK
2.1.
PEMILIK PROYEK
Pemilik proyek adalah pemberi tugas yang sering disebut Owner
atau Bouwher. Owner atau Bouwher dapat berbentuk badan usaha atau pun perorangan, baik pemerintahan maupun swasta sebagai pemilik proyek dan pemberi pekerjaan, serta menanggung biaya suatu proyek selama proses pembangunan suatu bangunan.
2.1.1. Tugas pemilik proyek
1. Menyediakan dan mengusahakan kontraktor pelaksana mendapat pendanaan yang sesuai
2. Mengadakan Pelelangan (jika diperlukan)
3. Menunjuk wakilnya dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, dalam hal ini menunjuk konsultan perencana dan kontraktor pelaksana, serta pengawas pelaksanaan proyek terpilih melalui sistem lelang atau pun penunjukan langsung 4. Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu dan
waktu pelaksanaan
5. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan memperhatikan pertimbangan yang diberikan oleh konsultannya
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
10
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.1.2. Wewenang pemilik proyek
1. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Sebagai pengesah atau penolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan
3. Memberikan perintah pertanggungjawaban kepada pelaksana proyek untuk hasil konstruksi nantinya
4. Sebagai pemutus kontrak jika ada pihak yang tidak bekerja sesuai isi surat perjanjian kontrak
5. Menentukan pemenang dalam pelelangan yang dapat dipertanggung jawabkan atas dokumen yang diajukan oleh pemenang.
2.1.3. Data pemilik proyek
Pemilik Proyek : PT. Trans Marga Jateng Alamat Pemilik : Jl. Slamet Riyadi-Bawen Telephone/Faks/Email : (0298) 523254/ 024-7475735/ project@transmargajateng.com
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
11
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.1.4. Struktur organisasi pemilik proyek
Bagan.2. 1. Struktur organisasi PT. Trans Marga Jateng
Sumber : Data Teknis PT Adhi Karya
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
12
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.2.
KONSULTAN PERENCANA
Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu rencana dalam perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal/ elektrikal, dengan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik proyek. PT. Cipta Strada terpilih dalam proyek ini sebagai konsultan perencana, dalam pekerjaan di lapangan tidak ada kegiatan yang meyertakan konsultan perencana, konsultan perencana hanya bekerja untuk perencanaan proyek.
2.2.1. Tugas konsultan perencana
1. Membuat sketsa dan memberikan suatu gagasan gambaran pekerjaan, meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan dan lainnya
2. Membuat gambar detail/ penjelasan lengkap dengan perhitungan konstruksinya
3. Membuat rencanan kerja dan syarat-syarat (RKS) dan rencana anggaran biaya (RAB)
4. Tempat berkonsultasi jika ada hal-hal yang meragukan di bidang arsitektural, struktur dan ME.
2.2.2. Wewenang konsultan perencana
1. Menentukan kualitas dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek
2. Mempertahankan desain jika didalam pembangunan terjadi kesalahan design oleh pihak-pihak pelaksana bangunan yang
tidak sesuai dengan rencana
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
13
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
4. Menjelaskan sebuah perencanaan pada waktu diskusi, menyusun dokumen pelaksanaan dan melakukan monitoring
berkala kemudian dilaporkan kepada kontraktor utama.
2.2.3. Data konsultan perencana
Konsultan perencana : PT. Cipta Strada
Alamat Konsultan Perencana : Promenade Tower Y, Jl. Bangka Raya 20, Jakarta Selatan 12720 Telephone/Faks/Email : (021) 7183700 /- /-
Kontak Personil : Ir. Bhujon
2.3.
KONTRAKTOR
Kontraktor pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa peroranga maupun badan hukum baik pemerintah maupun swasta. Yang telah ditetapkan dari pemilik proyek serta telah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (bestek), rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang telah disusun sebelumnya.
2.3.1. Tugas kontraktor
1. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik dari segi scheduling pelaksanaan maupun masa pemeliharaan
2. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh direksi
3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop drawing)
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
14
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
4. Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan :
a. Biaya pelaksanaan yang diserahkan kepada direksi
6. Bertangung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan
7. Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu pelaksanaan pekerjaan
8. Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaaan yang telah selesai dari pemberi tugas dengan kesepakatan yang tercantum dari kontrak kerja
9. Kontraktor pelaksana perlu menyusun sebuah struktur orgnisasi yang didalamnya tercantum alur-alur pemberian perintah kerja atau tugas pada masing-masing jabatan untuk bekerja dengan maksimal dan tidak terjadi overlapping
tanggung jawab. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana dibantu oleh sub-sub kontraktor yang ditunjuk oleh kontraktor pelaksana yang berupa perorangan maupun badan hukum.
2.3.2. Wewenang kontraktor
1. Membuat peraturan keamanan dalam pelaksanaan proyek 2. Mengatur pekerjaan didalam proyek
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
15
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
4. Sebagai penindak kepada pekerja yang tidak bekerja sesuai dengan rencana
5. Menentukan tindakan yang harus dilaksanakan sesuai persetujuan konsultan pengawas dan owner.
2.3.3. Data kontraktor
Pemilik Proyek : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, Divisi Kontruksi VII
Pemilik : Jl. Jendral Urip Sumuharjo KM 13,5, Tugu, Semarang
Telephone/Faks/Email : (024) 3547455/ (024) 3547455/ - Diwakili oleh :
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
16
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.3.4. Struktur organisasi kontraktor
Bagan.2. 2. Struktur organisasi PT. Adhi Karya
Sumber : Data Teknis PT. Adhi Karya
Project Manager Atik Amalia K, ST (SCHE)
Musta'in,ST (QS) Hastono, ST (Adtek)
Project Control Hardian Andreasworo, ST
Ahmah Muhroji, ST Jujuk Pujo Asmoro, ST (lab&QS)
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
17
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.3.5. Sub kontraktor
1. PT. Puja Perkasa
PT. Puja Perkasa merupakan perusahaan di bidang pelaksanaan kontruksi yang berdomisili di bawen.
Dalam Pelaksanaannya PT. Adhi Karya dibantu oleh PT. Puja Perkasa untuk pekerjaan sruktur jembatan pada seksi 3.1. sistem kerja dalam proyek berupa pekerjaan langsung dikerjakan oleh pelaksana kontruksi dari PT. Puja Perkasa serta dibantu oleh pelaksana kontruksi oleh PT. Adhi Karya di beberapa titik seperti pada pilar tiga serta sebagai kepala zona, (Lokasi Jembatan : Zona III).
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
18
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Bagan.2. 3. Struktur organisasi PT. Puja Perkasa
Sumber : Data Teknis PT Puja Perkasa
2. PT. Jatra Sejahtera
PT. Jatra Sejahtera merupakan perusahaan bergerak di bidang kontruksi, pekerjaan kontruksi yang dikerjakan perusahaan ini berupa launching girder. PT. Jatra Sejahtera berdomisili di kota Surabaya, memiliki sekitar 16 pekerja termasuk kepala pelaksana dalam pekerjaan proyek tol semarang hingga solo. Dalam proyek ini PT. Jatra Sejahtera mengerjakan launching
girder jembatan yang melintasi sungai tuntang sepajang 350 m dengan ketinggian 40 m pada seksi 3.1 zona tiga.
Tugas PT. Jatra Sejahtera berupa merencanakan sistem kerja, pengendalian dan pengatur pekerja dalam pelaksanaan lauching
girder sepanjang jembatan, kepala pelaksana diwajibkan menegur dan memberi peringatan kepada pekerjannya. Dalam pekerjaan ini kepala pelaksana mengarahkan pekerja untuk mengerjakan tahap-tahap pekerjaan seperti persiapan lahan
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
19
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
kerja dan menyesuaikan launcher dengan kondisi lapangan, beliau pula merencanakan sistem kerja dari launcher, seperti menempatkan girder sesuai urutan yang telah ditentukan, tujuannya agar peer head menerima beban dengan seimbang. Dalam alur hirarki pekerja langsung berhubungan dengan kepala pelaksana lounching girder PT. Jatra Sejahtera.
Data PT. Jatra Sejahtera
Pelaksana Lounching Girder : PT. Jatra Sejahtera Alamat : Kota Surabaya Telephone/Faks/Email : -
Kontak Personil : Suyono
3. PT. WIKA BETON
PT. Wika Beton merupakan perusahaan yang bekerja dalam pekerjaan precast beton yang berdomisili di Purwodadi. Pada Proyek ini PT. Wika Beton mengerjakan precast girder I dan
stressing strand sepanjang 40 m persegmen. Tugas PT. Wika
Beton adalah merencanakan sistem pekerjaan, pengendalian dan mengarahkan pekerja. Pelaksana diwajibkan mengarahkan pekerja dalam pekerjaan stressing dilapangan dengan efektif. Dalam alur hirarki pekerja langsung berhubungan dengan kepala pelaksana stressing dan grouting girder PT. Wika Beton.
Data PT. Wika Beton
Pelaksana Stressing dan Precast Girder : PT. Wika Beton Alamat : Boyolali
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
20
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.5.
KONSULTAN PENGAWAS
Konsultan pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama Pemilik Proyek (owner). Pengawas harus mampu bekerjasama dengan Konsultan Perencana dalam suatu proyek.
2.5.1. Tugas konsultan pengawas
1. Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan, petunjuk dan penjelasan kepada pelaksana konstruksi dan meneliti hasil-hasil yang telah dikerjakan
2. Memberi rekomendasi progress report pekerjaan pelaksana untuk meminta dana kepada Pemilik Proyek (owner) guna membiayai pelaksanaan pekerjaan selanjutnya
3. Memberikan teguran dan atau peringatan kepada pelaksana konstruksi apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar-gambar teknis 4. Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan
proyek kepada pemilik proyek (owner).
2.5.2. Wewenang konsultan pengawas
1. Menegur kontraktor jika melakukan penyimpangan
2. Mengarahkan kontraktor jika pekerjaan mereka kurang sesuai dengan rencana
3. Melaporkan segala kegiatan yang terjadi dilapangan dengan lengkap dan detail tanpa batasan serta intervensi
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
21
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.5.3. Data konsultan pengawas
Konsultan pengawas : PT. Eskapindo Matra
Alamat : Komplek Rukan Sentra Pemuda Telephone/Faks/Email : (021) 4712482-47051/ (021) 47869168/
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
22
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2.5.4.Struktur organisasi konsultan pengawas
Bagan.2. 4. Struktur PT. Eskapindo Matra
Sumber : Data PT. Adhi Karya Presiden Engginering Strctur : Aji Prio Caroko, ST Inspector
Structure 1 ()Main Bridge) :Nanag Hedro W Structure 2 (OP/UP) Structure 3 (Main Bridge)
Structure 4 (OP/UP) PAV/Earth Work 1 : Chusnul Yakin, ST
PAV/Earth Work 2 : Bayu Tri X PAV/Earth Work 3 : Sugeng Handoko PAV/Earth Work 4 M : Harum Saptono, ST
Plan 1 : Afri Prasetyo, ST Plan 2 ; Amirul Adli S, ST
Office Manager : Suciati Aqmar OPT.Simpro : Purwanto, Amd OPT.Cad : Ikhwan Aziz Prasetya, Amd OPT.Com 1 : Dimas Tegar Saputra, S.psi
OPT.Com2 : Bania Aldilas N, S.Kom Driver 1 : Bobby Juniyanto
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
23
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metode pelaksanaan pekerjaan menjelaskan mengenai tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan oleh PT. Adhi Karya beserta sub-kontraktor pendukung. Secara umum pekerjaan dibagi kedalam tiga tahap, tahap-tahap pembangunan berupa :
1. Pekerjaan persiapan 2. pekerjaan struktur bawah 3. pekerjaan struktur atas
Tahap awal dalam proyek seperti pekerjaan persiapan dan sebagian struktur bawah seperti pelaksanaan bor, tes terhadap pile, pekerjaan
pile cap dan beberapa kolom pier segemen massive telah terlaksana, untuk
menghubungkan pekerjaan yang telah terlaksana dengan pekerjaan yang disaksikan secara langsung diperlukan deskripsi mengenai pekerjaan tersebut agar sesuai dengan pekerjaan yang disaksikan secara langsung.
3.1.1. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan awal dalam proyek merupakan pekerjaan persiapan, dimana bentuk pekerjaan berupa pekerjaan pembersihan lahan, pembangunan direksi kit, pembangunan gudang serta seksi K3 melengkapi perlengkapan K3 dari plang nama proyek, spanduk kelengkapan pekerja, tata tertib dan rambu-rambu dilapangan.
1. Pembersihan lahan
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
24
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
pembersihan lahan mempermudah pekerjaan-pekerjaan berikutnya
Berikut tahap-tahap pekerjaan pembersihan lahan : a. Penebangan pohon-pohonan menggunakan excavator
b. pengupasan semak dan akar-akar pohon menggunakan
buldozer
c. setelah lahan dibersihkan, kemudian dilakukan pekerjaan pemerataan tanah dengan mengunakan buldozer. Untuk memindahkan tanah bekas galian excavator bekerja sama dengan dump truck menggangkat dan membawa material
tanah ke disposal.
2. Pembangunan direksi kit dan gudang
Dalam proyek pembangunan tol tahap bawen-solo diperlukan direksi kit dan gudang yang berguna bagi pekerja untuk berdiskusi, menyimpah bahan material, pabrikasi alat maupun material dan berlindung atau istirahat. Direksi kit PT. Adhi
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
25
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Karya menggunakan box container yang didesain menjadi ruangan-ruangan
Berikut tahap-tahap pekerjaan pembangunan direksi kit
a. Container dibuat lubang pintu dan jendela, setelah itu dipasang kan pintu dan jendela
b. Pekerjaan dilanjutkan pemasangan instalasi listrik sederhana
c. Pekerjaan terakhir adalah pemasangan lantai Berikut tahap-tahap pekerjaan pembangunan gudang
a. Menyiapkan kayu-kayu usuk untuk dijadikan kolom dan balok ruangan
b. Lalu menyiapkan playwood 9 mm untuk dijadikan dinding c. Pekerjaan dilanjutkan pemasangan instalasi listrik
d. Pemasangan pintu, jendela dan membuat lantai LC.
3. Melengkapi K3 dan Plang Nama
Dalam setiap proyek diwajibkan untuk menyiapkan plang nama sebagai identitas pekerja yang bertujuan agar warga sekitar proyek mengetahui siapa yang sedang mengerjakan proyek tersebut. Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan kerja menjadi hal yang penting dalam setiap proyek, pada awal proyek disiapkan beberapa rambu-rambu, motto dan peraturan untuk melengkapi perlengkapan K3 selain menyiapkan tempat perawatan dan pertolongan pertama.
3.1.2. Pekerjaan struktur bawah
1. Pondasi
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
26
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
dengan alat bor. Karena tanah pada daerah jembatan sangat keras maka dipilih metode bor, untuk meninjau kekerasan daritanah dapat ditinjau pada lampiran gambar. Dimensi dari
pile berdiameter 120 cm, dengan jumlah yang bervariasi pula, kolom pier memiliki jumlah 20 buah hingga 30 buah dan di tiap abutment sebanyak 10 buah. Dalam pengecoran Pondasi dengan volume terbesar memerlukan ± 8,33 jam dalam kondisi menggunakan tiga truck mixer sekaligus.
Tabel.3. 1. Data pile P1 hingga P8
Titik Depth (m)
Diameter (m)
Jumlah Pile Jarak antar Pile
(m)
Volume (m3) Lebar Panjang Jumlah
Total
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
27
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Gambar.3. 4. Tampak atas Sumber : Data pribadi Gambar.3. 2.Sketsa letak pondasi A1 hingga P5
Sumber : Data PT. Adhi Karya
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
28
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Tahap pelaksanaan boring pile
a. Pekerjaan persiapan pengeboran
1) Marking dan pemberian nomeran urut pengeboran
2) sebagai tepat penyimpanan sementara air buangan, dipersiapkan bak penampungan yang berfungsi dan tempat pencampuran air dengan tanah liat sebagai media pembantu dalam proses pengeboran
3) air kotor dipompa
4) dan material pendukung (tanah liat dan readymix)
5) lalu ulangan baja di rakit. b. Pengeboran
Pengeboran basah metode pengeboran dalam proyek ini. Untuk mengurangi gesekan dalam lubang Air digunakan untuk menghancurkan material tanah.
Langkah – langkah pengeboran dijelaskan sebagai berikut : 1) Pekerjaan pengeboran
- Untuk menghancurkan tanah serta guna pengangkutan keluar lubang pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengan semprotan air (air berlumpur) yang mengalir melalui lubang batang
- penyemprotan air setelah kedalaman perencanaan tercapai merupakan bentuk pembersihan tahap pertama
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
29
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
c. Pekerjaan pasangan
- Pipa trime dipasang sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor
- perakitan tulangan baja
- melalui pipa trime untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur, dilakukan penyemprotkan air bertekanan.
d. Pekerjaan cor
Berikut merupakan langkah pengecoran bore pile setelah pekerjaan pembersihan terakhir dilakukan :
1) Kantong plastik yang diisi dengan campuran beton bertujuan untuk memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa trime
2) dari kedalaman 1 meter dari corong trime kantong plastik dimasukkan, lalu menunggu tenaga pengecoran siap untuk melakukan pengecoran secara konstan
3) lalu tas plastik dapat dilepas ketika campuran beton diisi kedalam lubang pipa sampai kepermukaan saluran. Pada saat yang sama, campuran beton yang dimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime keluar
4) vibrator untuk membantu aliran campuran beton kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton
5) pipa trime bisa ditarik perlahan-lahan sambil terus menuangkan campuran beton. Jika didapat campuran tidak dapat turun lebih jauh, dengan kata lain permukaan campuran beton di dalam lubang bor telah meningkat cukup jauh
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
30
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
beton. Pipa trime dapat diangkat jika campuran beton telah naik lebih dari 3 meter di bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur atau kotoran lainnya
7) tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain sesuai dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.
e. Pekerjaan pembersihaan dan bobok pile cap
1) Agar limbah tidak menumpuk/ membanjiri area
kerja dan tidak mengganggu pekerjaan pengeboran berikutnya, bak penampungan limbah khusus harus disiapkan untuk lumpur yang dihasilkan dari proses pengeboran
2) pengambilan dari luar wilayah pengeboran lumpur kental yang mengisi bak
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
31
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
3) pembobokan pile bagian atas setelah umur beton 7 hari, sepanjang level atau batas yang telah ditentukan.
Setelah pile terbentuk lalu dilakukan tes-tes apakah telah mencapai kapasitas yang direncanakan, tes yang dilakukan adalah adalah tes PDA dan tes PIT.
Dalam tahap ini PT. Adhi Karya Berkerja sama dengan PT. Batindo Sarana Nusantara untuk melakukan Pile Driving
Analyzer (PDA) guna mengetahui daya dukung tiang dan
tegangan yang belaku pada tiang. Semua hasil dan metode akan dikerjakan sesuai persetujuan PT. Eskapindo Matra sebagai
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
32
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
konsultan pengawas dan PT. Trans Marga Jateng sebagai pemilik proyek. Terdapat dua titik pile yang telah di tentukan yaitu P02 dan P04. Kedua pile tersebut berada pada P4, sesuai dengan analisis yang disimpulkan oleh PT. Batindo Sarana Nusantara dapat disimpulkan bahwa hasil tes mampu mewakilkan keadaan seluruh pile dengan metode yang sama. PDA merupakan suatu sistem pengujian untuk mendapatkan data kapasitas tiang, energi palu, penurunan dll. Memperoleh data tersebut melalui straintransducer dan accelerometer yang diolah oleh komputer dengan CAPWAP/ASIAWAP untuk menghasilkan kurva gaya dan kecepatan ketika palu dipukul dengan berat tertentu.
2. Footing
Dalam proyek ini terdapat 8 titik footing yang diberi identitas
footing P1 hingga footing P8, footing sendiri bertujuan untuk
menggabungkan beberapa pile agar dapat menerima gaya dengan besaran yang sama. Dengan menggunakan asumsi rerata berat jenis dan luas sebesar 4,66 kg/m dan 0,00059 m2 dalam pengecoran footing dengan volume terbesar memerlukan ± 19,24 jam dalam kondisi menggunakan lima truk mixer
sekaligus.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
33
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Tabel.3. 2. Data pekerjaan footing Titik
Gambar.3. 8. Letak footing pada P5 hingga A2 Sumber : Data PT. Adhi Karya
Gambar.3. 5. Pembesian footing
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
34
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Titik Lebar
Sumber : Data Pribadi
Tahap pekerjaan footing
a. Pembobokan kepala pile menggunakan hammer, bertujuan untuk memunculkan besi pile agar dapat dikaitkan dengan besi
footing
b. Perangkaian besi bawah, samping dan atas menggunakan kawat drat serta dipuntir menggunakan catut
c. Pemasangan bekisting menggunakan playwood dengan scaffolding untuk menyangga bekisting
d. Pengecoran footing, dengan menggunakan concrete pump yang menyalurkan ready mix dari truk mixer kemudian diratakan menggunakan scraper ketika mencapai top cor, selama proses pengecoran vibrator diarahkan pekerja kebagian yang dirasa
ready mix sulit mengalir
e. Pelepasan bekisting setelah 14 hari.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
35
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
dan pengerjaan pilar. Solusi dalam pekerjaan ini dengan melakukan penimbunan footing kemudian menggali dasar sungai agar air tidak cepat meninggi.
Gambar.3. 10. Proses perangkaian besi footing dan pilar P1 Sumber : Data Pribadi
Gambar.3. 11. Proses pengecoran footing menggunakan condrete pump truck
Sumber : Data pribadi
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
36
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
3. Abutment
Abutmentmerupakan bangunan yang berfungsi sebagai
tumpuan dari jembatan dan penyalur gaya menuju pile, dalam proyek ini terdapat dua titik abutment yang di beri identitas dengan A1 dan A2.
Tahapan Pekerjaan Abutment
a. Pembobokan kepala pile kemudian mengkaitkan besi dari pile ke rangkaian besi base wall
b. perangkaian footing dimulai dengan perangkaian besi base
wall dan pemasangan bekisting
c. dilanjutkan pengecoran base wall
d. pekerjaan dilanjutkan dengan perangkaian besi untuk back wall dan wing wall serta dilanjutkan dengan pemasangan bekisting
e. tahap terakhir pengecoran back wall dan wing wall f. pelempasan bekisting setelah 14 hari
g. penimbunan base wall, wing wall dan back wall.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
37
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Pekerjaan antara kedua abutment dikerjakan tidak bersamaan atau dengan waktu yang sama, pada proyek ini pekerjaan dimulai dengan mengerjakan A2 serta dilanjutkan pengerjaan pilar-pilar lalu menjelang pilar mencapai piar head pekerjaan
abutment pada A1 mulai dikerjakan. Dalam pekerjaan abutment
mengunakan alat-alat seperti truck mixer, concrete pump, bekisting, vibrator, scraper serta untuk pekerjaan tanah menggunakan vibratorroller, bulldozer dan stemper agar tanah terhampar dan padat.
4. Pekerjaan Kolom Pilar
Gambar.3. 6. Back wall dan wing wall
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
38
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Kolom pilar (Kolom pier) merupakan bangunan yang berguna untuk menyalurkan beban kontruksi yang diterima oleh jembatan. Dalam proyek ini terdapat 16 pilar karena dalam satu titik footing terdapat dua kolom, biasanya kolom tersebut disebut dengan sebutan P1 kanan atau jika berada disebelah kiri disebut dengan P1 kiri. Dimensi kolom pier adalah 3×3 m dengan panjang segmen untuk kolom masive setinggi 3 m dan untuk kolom hollow setinggi 4 m dengan ketebalan selimut 40 m cm.
Tahap-tahap pekerjaan kolom pier
a. Segmen Massive
1) Pekerjaan perangkaian besi atau penulangan, dalam pekerjaan penulangan kolom digunakan besi ulir dengan Ø 16, 19, 22, 25, 29, 32. Dalam alur pekerjaan pembesian diawali dengan pekerjaan pabrikasi besi dengan bar cutter untuk memotong dan bar bending
untuk membengkokkan besi-besi tersebut. Besi-besi
Gambar.3. 7. Rangkaian besi kolom hollow
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
39
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
yang telah dipotong dan dibengkokkan sesuai rencana akan dibawa menuju lokasi proyek menggunakan up
crane truck, lalu besi-besi tersebut dirangkai sesuai
gambar rencana dan dieratkan menggunakan kawat drat yang dipuntir dengan catut
2) penyambungan dengan tulangan pada footing, dengan menekuk besi mengait kepada rangkaian tulangan
footing dan direkatkan menggunakan kawat drat dan
beberapa bagi direkatkan dengan bantuan las
3) setelah kegiatan penulangan, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting. Bekisting yang digunakan adalah bekisting yang sudah dipabrikasi sebelum proyek
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
40
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Plat besi yang dirangkai menjadi bentuk balok yang bagian sisi atas dan bawahnya tidak tertutup setinggi 5 m. Pengangkatan bekisting menggunakan bantuan tower
crane. Sebelum dilakukan penyambungan besi pekerja
melakukan climbing lantai kerjauntuk menaikkan tempat kerja mereka sesuai ketinggiaan kolom massive
yang sudah dilepas dari bekisting
4) penyetingan bekisting dan periksaan apakah bekisting sudah terpasang dengan baik (tegak) dengan memeriksa menggunakan waterpass yang menembak prisma yang diletakkan petugas di atas bekisting
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
41
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
5) pengecoran hingga 21 m3 setiap segmen massive,
pemerataan agregat dan penyebaran ready mix
menggunakan vibrator elektrik yang di arahkan oleh pekerja.
b. Segmen Hollow
1) Pekerjaan perangkaian besi atau penulangan, dalam pekerjaan penulangan kolom digunakan besi ulir dengan D 16, 19, 22, 25, 29, 32. Dalam alur pekerjaan pembesian diawali dengan pekerjaan pabrikasi besi dengan bar cutter untuk memotong dan bar bending untuk membengkokkan besi-besi tersebut. Besi-besi yang telah dipotong dan dibengkokkan sesuai rencana akan di bawa menuju lokasi proyek menggunakan up
Gambar.3. 18. Pengecoran kolom pier menggunakan metode buchket
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
42
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
crane truck, lalu besi-besi tersebut dirangkai sesuai
gambar rencana dan dieratkan menggunakan kawat drat yang dipuntir dengan catut.
2) senyambungan dengan tulangan pada pada kolom pier massive, dengan dilas sesuai panjang sambungan yang telah di tentukan.
3) setelah kegiatan penulangan, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting. Bekisting yang digunakan adalah bekisting yang sudah dipabrikasi sebelum proyek. Plat besi yang dirangkai menjadi bentuk balok yang bagian sisi atas dan bawahnya tidak tertutup setinggi 5 m sebagai cover luar bekisting, lalu bagian dalam agar kolom pier menjadi hollow dibuat dengan bahan yang sama dengan ukuran yang lebih kecil dan di tahan oleh asskom ketika pemasangan. Penyangga-penyangga di dalam bekisting berguna agar menahan
Gambar.3. 19. Rangkaian besi pada kolom hollow
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
43
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
plat tidak melendut menggundakan scafolding dengan sambungan jack U dan jack pass. Pengangkatan bekisting menggunakan bantuan tower crane.
Sebelum dilakukan penyambungan besi pekerja melakukan climbing lantai kerja untuk menaikkan tempat kerja mereka sesuai ketinggiaan kolom massive
yang sudah dilepas dari bekisting.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
44
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
4) penyetingan bekisting dan periksaan apakah bekisting sudah terpasang dengan baik (tegak) dengan memeriksa menggunakan waterpass yang menembak prisma yang diletakkan petugas di atas bekisting.
5) pengecoran hingga 21 m3 setiap segmen massive,
pemerataan agregat dan penyebaran ready mix
menggunakan vibrator elektrik yang diarahkan oleh pekerja.
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
45
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
5. Pekerjaan Pier Head
Pier head merupakan bagian atas dari kolom pier yang berguna menyangga 12 girder. Pembuatan pier head dalam proyek ini
Gambar.3. 10. Proses pengecoran P3 Sumber : Data pribadi
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
46
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
dilakukan dengan metode shoring, pengecoran beton konvensional dan penggunaan perancah yang ditumpukan pada balok konsol.
Tahap-tahap pekerjaan kolom pier
a. Pemasangan baja H beam sebagai perancah bertumpu pada balok konsol dan diberi pengait, ditambah perangkaian scafolding
b. pemasangan bottom bekisting disangga oleh perancah dalam bentuk scaffolding yang dikolaborasi menggunakan baja canal C yang di hubung kan dengan jack U
c. pemasangan bekisting bagian samping depan, belakang kanan dan kiri
d. lalu dilanjutkan dengan perangkaian besi (penulangan) e. pada pierhead P1 dan P7 di beri back wall untuk menahan
girder
Gambar.3. 24. Pemasangan H beam
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
47
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Gambar.3. 25. Plywood sebagai bekisting Sumber : Data pribadi
Gambar.3. 26. Pengangkatan H beam menggunakan Tower crane
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
48
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
f. setelah penulangann selesai dilakukan pengecoran menggunakan concrete pump jenis kodok dengan bantuan truk mixer untuk membawa ready mix ke lokasi pengecoran g. lalu setelah 14 hari bekisting dilepas, lalu dipasanglah mortar pad dengan campuran semen : Air ( 1 sak : 2,5 liter air) menggunakan bekisting persegi yang telah di siapkan seukuran 20×20 cm.
Tahap Pekerjaan pier head di P1 menggunakan metode soring menggunakan scaffolding
a. Mempersiapkan scaffolding dengan diameter pipa ukuran sedang kelokasi P1
b. lalu penyusunan scaffolding dengan tinggi disesuaikan bekisting pier head, tentunja bagian samping kanan, kiri dan tengah di buat sesuai tinggi bekisting bottompier head
menggunakan rangkaian scaffolding berdiameter lebih kecil dari pada pipa shoring dan di padukan menggunakan jack pass untuk membuat sanggaan terhadap bekisting pier head
dikolaborasi menggunakan profil baja canal C. c. lalu dilakukan pemasangan bekisting
d. dilanjutkan perakitan besi
e. lan dilakukan pengecoran menggunakan concrete pump truck.
Tahap-tahap memasang mortar pad dan bearing pad a. Memasang pembesian pada mortar pad
b. menyiapkan alat aduk berupa ember cat dengan ukuran 20 liter cat dan kayu adukan
c. semen satu sak dicampur sika dengan ember seukuran 2,5 liter cat kedalam ember adukan
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
49
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
e. bekisting dengan bentuk persegi telah di persiapkan di titik
ass mortar pad
f. lalu adukan tersebut di tuang dan dilepas ketika berumur satu minggu untuk perawatan mortar pad hanya di tutup menggunakan lembaran plastik dan disiram air agar suhu terjaga dari cuaca panas.
Gambar.3. 27. Mortar pad
Sumber : Data pribadi
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
50
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
3.1.3. Struktur atas
1. Stressing girder
Girder merupakan bagian struktur atas, girder dalam proyek ini berbentuk I girder yang di produksi secara precast oleh PT. Wika Beton dan diantar menuju proyek dari boyolali menggunakan bantuan truck container dengan membawa satu segmen girder sepanjang 5 m. Girder yang tiba di lokasi proyek lalu di tempatkan langsung di belakang abutment dua dan di ganjal oleh bantalan-bantalan beton, pemindahan girder dari
truck container dikerjakan menggunakan service crane
berkapasitas 35 ton, dalam proyek ini berjejer 12 girder sepanjang 40 m di tiap girder, girder yang sudah berada di lokasi proyek sebelumnya di beri strand baja untuk bertujuan untuk melawan momen yang timbul akibat beban yang nantinya diterima jembatan. Straind di-streesing menggunakan jack hidraulik yang ditahan angkur berkapasitas 2 ton, sebelumnya lubang-lubang di beri wedges untuk menahan ujung straind ketika di stressing. Tahap-tahap stressing straind
baja.
Gambar.3. 29. Proses memasukan strand
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
51
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
a. Girder di susun persegmen, lalu straind di tarik memasuki lubang sebanyak 16 pada lubang satu dan 18 pada lubang 2,3,4. Lalu di beri wedges agar tertahan
b. setelah tertahan ujung yang belum di beri wedges diberi wedges dan di tarik (stressing) menggunakan jack yang di tahan angkur sebesar 75%.
c. setelah mencapai 75% widges di pukul agar mengunci
straind dan dilakukan di ke tiga lubang berikutnya
d. setelah semua tertarik straind sisa dipotong menggunakan grenda dan di tutup dengan semen.
e. lalu dilanjutkan dengan groting semen
Gambar.3.30. Prosses stressing
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
52
Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Tahap-tahap groting
a. Menyiapkan adukan, dicampur sika beton dengan campuran 1 sak semen dengan 0,5 liter sika kedalam adukan semen b. lalu adukan semen tersebut dialirkan kedalam kompresor
semen untuk diinjek kedalam girder dengan bantuan selang c. satu pekerja bersiap di sisi girder yang tidak di tembak
semen untuk mengontrol apakah grouting sudah mencapai ujung dan menutup lubang grouting, setelah grouting
selesai lubang grouting di tutup dengan semen.
Dalam pekerjaan stressing girder dan grouting semen kendala yang mempersulit pekerjaan adalah keadaan medan atau jalan menuju tempat peletakan girder yang berkubang serta licin akibat lumpur sehingga truck container banyak terjebak
Gambar.3. 11. Pekerja memegang selang grouting