BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam Penelitian ini adalah karyawan PT. Telkom Indonesia. Tbk Divisi Acess Makassar sebanyak 50 orang terpilih berdasarkan populasinya. Terdapat dua karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian ini, yaitu ; jenis kelamin, dan usia.
1. Jenis Kelamin
Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas responden pria sebanyak 27 responden atau 54% dan responden wanita sebanyak 23 responden atau 46%. Secara jelas dapat terlihat dari pada table 5.1 berikut :
Tabel 5.1
Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
Pria 27 54%
Wanita 23 46%
Total 50 100%
Sumber : Data primer yang diolah. 2012 2. Usia
Jumlah responden berdasarkan usia, terdiri atas responden berusia 21 – 30 sebanyak 17 responden atau 34% , responden berusia 31 – 40 sebanyak 15 responden atau 30%, responden berusia 41 – 50 sebanyak 13 responden atau
26%, responden berusia ≥ 50 sebanyak 5 responden atau 10%. Secara jelas dapat terlihat dari pada table 5.2 berikut :
Tabel 5.2 Usia Responden Usia Jumlah Responden
(orang) Persentase (%) ≤ 20 0 0 % 21 – 30 17 34 % 31 – 40 15 30 % 41 – 50 13 26 % ≥ 50 5 10
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
1.2 Analisis Deskriptif 1. Audit Internal
a. Independensi
Hasil pernyataan responden mengenai independensi auditor internal terlihat pada table 5.3 :
Tabel 5.3
Independensi Auditor Internal
Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Netral 6 12
Setuju 33 66
Sangat setuju 11 22
Jumlah 50 100
Berdasarkan data pada tabel 5.3, diketahui bahwa sebesar 12% responden menyatakan auditor internal perusahaan cukup mampu menjamin idepedensinya, 66% responden mampu menjamin idependensinya, dan 22 responden sangat menjamin indepedensinya dalam melakukan tugas audit internal.
b. Kemampuan profesional
Kemampuan professional auditor pada penelitian ini di ukur berdasarkan pengetahuan auditor di bidang akuntansi, pajak, dan hukum. Hasil kuesioner mengenai kemampuan professional auditor dapat terlihat pada tabel 5.4 :
Tabel 5.4
Pengetahuan Auditor Internal di Bidang Akuntansi, Pajak, dan Hukum Keterangan Jumlah Responden
(orang) Persentase (%) Sangat tidak mengetahui 0 0 Tidak mengetahui 0 0 Cukup mengetahui 4 8 Mengetahui 40 80 Sangat mengetahui 6 12 Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebesar 8% responden cukup memiliki kemampuan professional auditor, 80% responden memiliki kemampuan professional auditor, dan 12% responden sangat memiliki kemampuan professional di bidang akuntansi, pajak, dan hukum.
c. Lingkup pekerjaan
Lingkup perkerjaan diukur berdasarkan pernyataan responden mengenai pelaksanaan audit internal minimal enam bulan atau setahun sekali, laporan audit internal disajikan secara objektif, singkat dan jelas, serta laporan audit internal mampu memberikan arah bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Pelaksanaan audit internal dilaksanakan minimal enam bulan atau setahun sekali diukur berdasarkan pernyataan responden dapat dilihat pada tabel 5.5 :
Tabel 5.5
Audit Internal dilaksanakan minimal enam bulan atau setahun sekali Keterangan Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Cukup setuju 4 8
Setuju 38 74
Sangat setuju 8 16
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sebesar 8% responden menyatakan cukup setuju, 74% responden menyatakan setuju, dan 16% responden menyatakan sangat setuju agar audit internal dilaksanakan minimal enam bulan atau setahun sekali.
Laporan audit internal disajikan secara objektif, singkat dan jelas diukur berdasarkan pernyataan responden dapat dilihat pada tabel 5.6 :
Tabel 5.6
Laporan Audit Internal dilaporkan secara objektif, singkat dan jelas Keterangan Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%) Sangat tidak efektif dan
efesien
0 0
Tidak efektif dan efesien 1 2
Cukup efektif dan efesien
10 20
Efektif dan efesien 27 54
Sangat efektif dan efesien
12 24
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sebesar 2% responden menyatakan laporan audit internal dilaporkan secara tidak efektif dan efesien, 20% responden menyatakan laporan audit internal disajikan secara cukup efektif dan efesien, 54% responden menyatakan laporan audit internal disajikan secara efektif dan efesien, dan 24% responden menyatakan laporan audit internal disajikan secara sangat efektif dan efesien.
Laporan audit internal mampu memberikan arah bagi manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan diukur berdasarkan pernyataan responden dapat dilihat pada tabel 5.7 :
Tabel 5.7
Laporan Audit Internal Mampu Memberikan Arah bagi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan
Keterangan Jumlah Responden (orang)
Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Cukup setuju 9 18
Setuju 30 60
Sangat setuju 11 22
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa sebesar 18% responden menyatakan cukup setuju, 60% responden menyatakan setuju, dan 22% responden menyatakan sangat setuju bahwa laporan audit internal mampu memberikan arah bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
d. Pelakasanaan kegiatan pemerikasaan
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan internal (audit internal) pada penelitian ini diukur berdasarkan tindak lanjut auditor internal atas hasil auditnya, audit internal dapat menilai ketaatan terhadap prosedur dan kebijakan, dan audit internal dapat mempengaruhi penilaian terhadap pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan.
Tindak lanjut auditor internal atas hasil auditnya diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.8 :
Tabel 5.8
Tindak Lanjut Audit Internal atas Hasil Auditnya Keterangan Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
Sangat tidak penting 0 0
Tidak penting 0 0
Cukup penting 10 20
Penting 23 46
Sangat penting 17 34
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa sebesar 20% responden menyatakan cukup penting, 46% responden menyatakan penting, dan 22% responden menyatakan sangat penting bahwa auditor internal perlu melakukan tindak lanjut atas hasil auditnya.
Audit internal dapat menilai ketaatan terhadap prosedur dan kebijakan diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.9 :
Tabel 5.9
Audit Internal dapat Menilai Ketaatan Terhadap Prosedur dan Kebijakan Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Cukup setuju 6 12
Setuju 29 58
Sangat setuju 15 30
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa sebesar 12% responden menyatakan cukup setuju, 58% responden menyatakan setuju, dan 30% responden menyatakan sangat setuju bahwa audit internal dapat menilai ketaatan terhadap prosedur dan kebijakan.
Audit internal dapat mempengaruhi penilaian terhadap pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.10 :
Tabel 5.10
Audit Internal dapat Mempengaruhi Penilaian terhadap Pelaksanaan Prosedur yang Telah Ditetapkan
Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Cukup setuju 4 8
Setuju 30 60
Sangat setuju 16 32
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa sebesar 8% responden menyatakan cukup setuju, 60% responden menyatakan setuju, dan 32% responden menyatakan sangat setuju bahwa audit internal dapat mempengaruhi penilaian terhadap pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan.
e. Manajemen bagian audit internal
Manajemen bagian audit internal dalam penelitian ini diukur berdasarkan kebijakan mengenai peningkatan mutu telah dijalankan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan oleh direksi dan peraturan perusahaan, perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan kepegawaian dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten terhadap tugasnya, serta sosialisasi penggunaan teknologi informasi dalam aktivitas produksi.
Kebijakan mengenai peningkatan mutu telah dijalankan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan oleh direksi dan peraturan
perusahaan diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.11 :
Tabel 5.11
Kebijakan Mengenai Peningkatan Mutu telah Dijalankan Sesuai dengan Rencana dan Prosedur yang telah Ditetapkan oleh Direksi dan Peraturan
Perusahaan Keterangan Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Cukup setuju 11 22
Setuju 19 38
Sangat setuju 20 40
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa sebesar 22% responden menyatakan cukup setuju, 38% responden menyatakan setuju, dan 40% responden menyatakan sangat setuju bahwa kebijakan mengenai peningkatan mutu telah dijalankan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan oleh direksi dan peraturan perusahaan.
Perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.12 :
Tabel 5.12
Perusahaan Memiliki Struktur Organisasi yang Jelas tentang Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Keterangan Jumlah Responden (orang)
Persentase (%)
Tidak setuju 1 2
Cukup setuju 8 16
Setuju 29 58
Sangat setuju 12 24
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa sebesar 2% responden menyatakan tidak setuju, 16% responden menyatakan cukup setuju, 58% responden menyatakan setuju, dan 24% responden menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Kebijakan kepegawaian dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten terhadap tugasnya diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.13 :
Tabel 5.13
Kebijakan Kepegawaian dalam Upaya Mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompeten terhadap Tugasnya
Keterangan Jumlah Responden (orang)
Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Cukup setuju 9 18
Setuju 32 64
Sangat setuju 9 18
Jumlah 5 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa sebesar 18% responden menyatakan cukup setuju, 64% responden menyatakan setuju, dan 18%
responden menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan memiliki kebijakan kepegawaian dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten terhadap tugasnya.
Sosialisasi penggunaan teknologi informasi dalam aktivitas produksi diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.14
Tabel 5.14
Sosialisasi Penggunaan Teknologi Informasi dalam Aktivitas Produksi Keterangan Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Cukup setuju 5 10
Setuju 32 64
Sangat setuju 13 26
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa sebesar 10% responden menyatakan cukup setuju, 64% responden menyatakan setuju, dan 26% responden menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan telah melakukan sosialisasi penggunaan teknologi informasi dalam aktivitas produksi.
2. Manajemen Mutu
Manajemen mutu dalam penelitian ini di ukur berdasarkan efektifitas dan efisiensi aktivitas manajemen mutu, pelaksanaan audit internal terhadap manajemen mutu, pengaruh audit internal terhadap aktivitas mutu
perusahaan, pengaruh audit internal terhadap peningkatan efektifitas manajemen mutu perusahaan, dan pengaruh audit internal terhadap penilaian pelaksanaan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
Efektifitas dan efisiensi aktivitas manajemen mutu diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.15 :
Tabel 5.15
Efektifitas dan Efisiensi Aktivitas Manajemen Mutu
Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Sangat tidak efektif dan
efisien
0 0
Tidak efektif dan efisien 0 0
Cukup efektif dan efisien 7 14
Efektif den efisien 26 52
Sangat efektif dan efisien 17 34
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.15 diketahui bahwa aktivitas manajemen mutu yang dilaksanakan perusahaan sebesar 14% responden menyatakan cukup efektif dan efisien, 52% responden menyatakan efektif dan efisien, dan 34% responden menyatakan sangat efektif dan efisien.
Pelaksanaan audit internal terhadap manajemen mutu diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.16 :
Tabel 5.16
Pelaksanaan Audit Internal terhadap Manajemen Mutu
Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Setuju 25 50
Sangat setuju 17 34
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa sebesar 16% responden menyatakan cukup setuju, 50% responden menyatakan setuju, dan 34% responden menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan telah melaksanakan audit internal terhadap manajemen mutu.
Pengaruh audit internal terhadap aktivitas mutu perusahaan diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.17 :
Tabel 5.17
Pengaruh Audit Internal terhadap Aktivitas Mutu Perusahaan Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak berpengaruh 0 0
Tidak berpengaruh 0 0
Cukup berpengaruh 9 18
Berpengaruh 28 56
Sangat berpengaruh 13 26
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.17 diketahui bahwa pengaruh audit internal terhadap aktivitas mutu perusahaan, sebesar 18% responden menyatakan cukup berpengaruh, 56% responden menyatakan berpengaruh, dan 26% responden menyatakan sangat berpengaruh.
Pengaruh Audit internal terhadap peningkatan efektifitas manajemen mutu perusahaan diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.18 :
Tabel 5.18
Pengaruh Audit Internal terhadap Peningkatan Efektifitas Manajemen Mutu Perusahaan
Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak berpengaruh 0 0
Tidak berpengaruh 0 0
Cukup berpengaruh 3 6
Berpengaruh 34 68
Sangat berpengaruh 13 26
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa pengaruh audit internal terhadap peningkatan efektifitas manajemen mutu perusahaan, sebesar 6% responden menyatakan cukup berpengaruh, 68% responden menyatakan berpengaruh, dan 26% responden menyatakan sangat berpengaruh.
Pengaruh audit internal terhadap penilaian pelaksanaan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan diukur berdasarkan pernyataan responden dapat terlihat pada tabel 5.19 :
Tabel 5.19
Pengaruh Audit Internal terhadap Penilaian Pelaksanaan Prosedur-Prosedur yang Telah Ditetapkan Perusahaan
Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak berpengaruh 0 0
Tidak berpengaruh 0 0
Berpengaruh 27 54
Sangat berpengaruh 19 38
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5.19 diketahui bahwa pengaruh audit internal terhadap penilaian pelaksanaan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan, sebesar 8% responden menyatakan cukup berpengaruh, 54% responden menyatakan berpengaruh, dan 38% responden menyatakan sangat berpengaruh.
5.3 Skala Peranan Audit Internal dalam Menunjang Manajemen Mutu Untuk melihat skala peranan audit internal dalam menunjang manajemen mutu, maka digunakan tabel di bawah ini :
Persentase
Variabel Peranan Audit Internal dalam Menunjang Implementasi Manajemen Mutu a. 0% - 25% b. 26% - 50% c. 51% - 75% d. 76% - 100% Tidak Berperan Kurang Berperan Cukup Berperan Sangat Berperan Sumber : Champion (1990:301)
Data yang digunakan untuk menilai peranan audit internal dalam menunjang manajemen mutu adalah hasil kuesioner yang disebar oleh peneliti. Hasil penyebaran kuesioner adalah sebagai berikut :
Jumlah Responden Nilai rata-rata
50 4,24
Sumber : Data Primer yang diolah.2011
Dari hasil kuesioner tersebut, maka kita dapat menghitung besar persentasenya sebagai berikut :
Persentase = Nilai Rata-Rata x 100% Nilai maksimal = 4,24 x 100% 5
= 84,8 %
Dari perhitungan tersebut, maka kita dapat melihat bahwa peranan audit internal dalam menunjang manajemen mutu sebesar 84,8%, sehingga dalam skala ini dapat dikatakan audit internal sangat berperan dalam menunjang implementasi manajemen mutu pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.
5.4 Analisis Regresi Linear Sederhana 5.4.1 Analisis Model
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menganalisis pengaruh audit internal terhadap manajemen mutu pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.
Hasil analis regresi linear sederhana dari program SPSS ver.15 dapat dilihat pada tabel 5.1 :
Tabel 5.1
Hasil Perhitungan Regresi
Variabel Penelitian Koefisien Regresi Nilai t Signifikansi
(Constan) 1,460 4,958 0,000 Audit Intenal 0,661 8,880 0,000 R 0,668 R2 0,446 F test 38,821 F Sig 0,000 Sumber : Data Primer yang diolah. 2011
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana yang telah diolah ke dalam tabel 5.1 terlihat koefisien regresi variabel audit internal terhadap manajemen mutu, sehingga model persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 1,460 + 0,661X
Dimana model persamaan regresi sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) sebesar 1,460 , hal ini berarti bahwa apabila nilai dari variabel Audit Internal di obyek penelitian sama dengan nol, maka tingkat atau besarnya variabel Manajemen mutu di lokasi tersebut sebesar 1,460.
2. Koefisien regresi Audit Internal (X) sebesar 0,661 artinya jika Audit Internal mengalami peningkatan sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan Manajemen Mutu sebesar 0,661.
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji adanya peranan antara audit internal terhadap peningkatan manajemen mutu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-F. Untuk mengetahui besarnya pengaruh audit internal terhadap manajemen mutu digunakan analisis koefesien determinasi (R²).
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari pada alpha (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,000 < 0,05. Dengan demikian terlihat bahwa variabel audit internal berpengaruh signifikan terhadap variabel manajemen mutu, sehingga hipotesis menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Koefisien Determinasi (R²)
Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besarnya persentase pengaruh variabel audit internal terhadap manajemen mutu. Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada table 5.1, maka koefisien determinasi atau R square (R2) = 0,446 atau 44,6%. Hal ini berarti audit internal memiliki pengaruh sebesar 44,6% terhadap manajemen mutu, selebihnya sebesar 55,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.