• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Biaya Standar dalam Mengendalikan Biaya Produksi pada Perusahaan Decoplus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Biaya Standar dalam Mengendalikan Biaya Produksi pada Perusahaan Decoplus."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Cost of production is an important factor in how good is a company in financial sector. In calculating the cost of production, the real cost of production system can be used, however in this system, the cost of production can only be measured at the end of the production cycle. So the system can't be used for controlling and decision making purposes. In order to cover the limitation of real cost of production system, another suitable method that measure and control the cost of production using the standard cost of production is needed.

Based on the solution, the writer is interested to do further investigation on how relevant is the standard cost of production as a tool that control the cost of production. Therefore the writer choose Decoplus, a company that produce furniture, to be the research area, with the company's cost of production as the research object.

The research method that is used by the writer is the descriptive analytic method, which is a research that purposely give the idea about the reality in the research object objectively.

The research is based on the analysis of the difference in cost of production, which is comparing the applied standard cost of production with the real cost of production. From the analysis the difference can be found.

Keywords: cost of production, control, standard cost, real cost of production, difference in cost of production analysis.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Biaya produksi merupakan faktor penting dalam berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditinjau dari segi finansial. Dalam pembebanan harga pokok produk dapat digunakan sistem harga pokok sesungguhnya, namun sistem ini mengandung kelemahan karena harga pokok produk baru bisa diketahui pada akhir periode sehingga sistem ini tidak dapat digunakan untuk tujuan pengendalian serta pengambilan keputusan. Untuk mengatasi keterbatasan sistem harga pokok yang sesungguhnya, maka dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk mengukur dan mengendalikan biaya melalui penentuan harga pokok produksi yang ditentukan dimuka yang dikenal dengan sebutan biaya standar.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai seberapa relevan peranan biaya standar sebagai alat kendali harga pokok produksi. Untuk itu penulis memilih Perusahaan Decoplus yang memproduksi furniture sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah biaya produksi pada perusahaan.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif.

Hasil penelitian berdasarkan analisis selisih biaya produksi, yaitu dengan membandingkan biaya produksi standar yang telah ditetapkan dengan biaya produksi sesungguhnya. Dari hasil analisis ini dapat diketahui selisihnya.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

2 K BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Pengertian Akuntansi ... 7

2.2 Akuntansi Biaya ... 8

2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya ... 8

2.2.2 Tujuan Akuntansi Biaya ... 9

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.3.3.3 Biaya Overhead Pabrik ... 17

2.4 Penentuan Harga Pokok Produksi ... 18

2.4.1 Pengertian Harga Pokok Produksi ... 18

2.4.2 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ... 19

2.5 Biaya Standar ... 21

2.5.1 Definisi Biaya Standar ... 21

2.5.2 Kegunaan Biaya Standar ... 21

2.5.3 Jenis-jenis Standar ... 22

2.5.4 Prosedur Penentuan Standar Biaya Produksi ... 23

2.5.4.1 Standar Biaya Bahan Baku ... 24

2.5.4.2 Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 25

2.5.4.3 Standar Biaya Overhead Pabrik ... 26

2.6 Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya dari Biaya Standar ... 27

2.6.1 Analisis Selisih Biaya Bahan Baku Langsung ... 28

2.6.1.1 Model Satu Selisih ... 28

2.6.1.2 Model Dua Selisih ... 28

2.6.1.3 Model Tiga Selisih ... 29

2.6.2 Analisis Selisish Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 32

2.6.3 Analisis Selisish Biaya Overhead Pabrik ... 33

2.6.3.1 Model Satu Selisih ... 33

2.6.3.2 Model Dua Selisih ... 33

2.6.3.3 Model Tiga Selisih ... 34

2.6.3.4 Model Empat Selisih ... 34

3 BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 36

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas ... 37

3.2 Metode Penelitian ... 39

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 39

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 42

4 Asd BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Penetapan Standar Biaya Produksi Lemari Dua Pintu ... 43

4.1.1.1 Penetapan Standar Biaya Bahan Baku Langsung ... 43

4.1.1.2 Penetapan Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 44

4.1.1.3 Penetapan Standar Biaya Overhead ... 45

4.1.2 Biaya Produksi Lemari Dua Pintu Sesungguhnya... 46

4.1.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung Sesungguhnya ... 46

4.1.4 Penetapan Standar Biaya Produksi Ranjang ... 51

4.1.4.1 Penetapan Standar Biaya Bahan Baku Langsung ... 51

4.1.4.2 Penetapan Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 52

4.1.4.3 Penetapan Standar Biaya Overhead ... 52

4.1.5 Biaya Produksi Ranjang Sesungguhnya ... 53

4.1.5.1 Biaya Bahan Baku Langsung Sesungguhnya ... 53

4.1.5.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sesungguhnya ... 54

4.1.5.3 Biaya Overhead Sesungguhnya ... 55

4.1.6 Analisis Selisih Biaya Produksi Ranjang ... 56

(6)
(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Anggaran standar biaya bahan baku langsung lemari dua pintu .... 43

Tabel II Anggaran standar biaya tenaga kerja langsung lemari dua pintu ... 44

Tabel III Anggaran standar biaya overhead lemari dua pintu ... 45

Tabel IV Total biaya standar untuk produksi lemari dua pintu ... 46

Tabel V Biaya bahan baku langsung sesungguhnya lemari dua pintu ... 46

Tabel VI Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lemari dua pintu ... 47

Tabel VII Anggaran biaya overhead lemari dua pintu sesungguhnya ... 48

Tabel VIII Total biaya overhead sesungguhnya untuk produksi lemari dua pintu ... 49

Tabel IX Selisih harga bahan baku lemari dua pintu ... 49

Tabel X Selisih biaya tenaga kerja langsung lemari dua pintu ... 50

Tabel XI Selisih biaya overhead lemari dua pintu ... 50

Tabel XII Anggaran standar biaya bahan baku langsung ranjang ... 51

Tabel XIII Anggaran standar biaya tenaga kerja langsung ranjang ... 52

Tabel XIV Anggaran standar biaya overhead ranjang ... 52

Tabel XV Total biaya standar untuk produksi ranjang ... 53

Tabel XVI Biaya bahan baku langsung ranjang sesungguhnya ... 53

Tabel XVII Biaya tenaga kerja langsung ranjang sesungguhnya ... 54

Tabel XVIII Anggaran biaya overhead ranjang sesungguhnya ... 55

Tabel XIX Total biaya overhead sesungguhnya untuk produksi ranjang ... 56

Tabel XX Selisih harga bahan baku ranjang ... 56

Tabel XXI Selisih biaya tenaga kerja langsung ranjang ... 57

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia industri sedang berkembang pesat hingga diseluruh tanah air, dimana hasil keseluruhannya didalam pembangunan tersebut adalah berkembangnya industri besar maupun industri kecil. Dengan semakin banyaknya perusahaan industri yang tumbuh, maka otomatis situasi persaingan cenderung semakin meningkat, sehingga didalam dunia usaha tiap pimpinan perusahaan industri berusaha agar perusahaan yang dikelolanya dapat bertahan dalam mengahadapi persaingan global saat ini. Salah satu cara bagi para pengusaha industri untuk mengatasi ini adalah dengan strategi mengendalikan biaya, yaitu biaya untuk keperluan produksi sehingga dapat dicapai efisiensi dan meningkatkan profit (disadur dari http://vibizmanagement.com/journal/index/category/quality_management/118, tanggal 26 Oktober 2011).

Berdasarkan kenyataan, manajer harus memperoleh input seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, serta overhead pada harga yang serendah mungkin dan harus digunakan seefektif mungkin. Jika input dibeli pada harga yang terlalu tinggi atau menggunakan input yang lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan, maka akan terjadi biaya yang lebih tinggi (Garrison dan Noreen, 2000:469).

(10)

BAB I. PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha mengandung kelemahan karena harga pokok produk baru bisa diketahui pada akhir periode sehingga sistem ini tidak dapat digunakan untuk tujuan pengendalian serta pengambilan keputusan. Untuk mengatasi keterbatasan sistem harga pokok yang sesungguhnya, pihak manajemen memerlukan suatu metode yang tepat untuk mengukur dan mengendalikan biaya melalui penentuan harga pokok produksi yang ditentukan dimuka yang dikenal dengan sebutan biaya standar.

Sampai saat ini biaya standar telah banyak diterapkan dalam perusahaan manufaktur yang berskala besar di Indonesia. Namun untuk perusahaan-perusahaan kecil (small business) biaya standar belum sepenuhnya dipakai, salah satu penyebabnya karena terbatasnya tenaga kerja akuntansi yang benar-benar bisa menguasai akuntansi biaya, terutama dalam bidang biaya standar.

Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah berdasarkan hasil penelitian yang cepat pada kegiatan di masa lalu dan mempertimbangkan kondisi di masa yang akan datang. Biaya standar merupakan alat ukur atau pedoman bagi biaya produksi yang ditetapkan untuk masing-masing biaya produksi, yaitu standar bahan baku, standar biaya tenaga kerja, standar biaya overhead pabrik (disadur dari http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/490/jbptunikompp-gdl-rinnanuraz-24472-3-unikom_r-i.pdf, tanggal 26 Oktober 2011).

(11)

BAB I. PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha Survei pada perusahaan manufaktur dengan penjualan per tahun melebihi $500 juta ditemukan bahwa 87% nya menggunakan standar costing. Survei ini juga menemukan bahwa terjadi kenaikan dalam penggunaan sistem biaya standar dan bahwa standar tersebut telah diterapkan dalam unit-unit yang lebih kecil dalam suatu perusahaan (Gaumnitz dan Kollaritsch, 2006:370).

Dalam survei lain, ditemukan lebih dari 90% dari 231 perusahaan yang disurvei di Inggris menerapkan standar biaya untuk tujuan pengendalian biaya. Selanjutnya, mereka menemukan bahwa 63% dari para manajer senang dalam menggunakan teknik ini untuk mendukung pengambilan keputusan (David Lyall and Carol Graham, 1993:41-45).

Dalam studi lainnya, ditemukan sebesar 76% dari perusahaan yang ada di negara Malaysia dan 76% dari perusahaan yang ada di UK menggunakan biaya standar (dalam management accounting quarterly winter 2010, vol.11, no.2, 2010:3-4), Sulaiman, Guilding dan Drury (1993).

Meskipun demikian, peranan biaya standar untuk perencanaan dan pengendalian biaya sangat berkaitan dengan kondisi perkonomian. Kondisi perekonomian yang selalu berubah, mengharuskan pihak manajemen untuk mengevaluasi sistem biaya standar yang diterapkan dalam perusahaan itu sendiri.

(12)

BAB I. PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha tidak terjadi pemborosan biaya dalam berproduksi, dengan demikian profit yang akan diperoleh akan lebih optimal.

Terkait dengan topik penelitian ini, beberapa penelitian mengenai peranan biaya standar dalam mengendalikan biaya produksi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Budi Dharma Setiawati (2006) untuk mengetahui sejauh mana peranan biaya standar dalam meningkatkan efektivitas pengendalian biaya produksi pada PT. Gold Coin Indonesia yang bergerak dalam bidang pakan ternak dan dari hasil riset yang dilakukan menyimpulkan bahwa biaya standar berperan dalam pengendalian biaya produksi, perusahaan berhasil mengefisiensikan biaya melalui penerapan biaya standar ini. Penelitian yang serupa dilakukan oleh Fransiska Fernanda (2007) tentang peranan anggaran biaya produksi

dalam mengendalikan biaya produksi pada PT “X” selaku industri roti memberikan

simpulan bahwa anggaran biaya produksi sangat berperan dalam pengendalian biaya

pada PT “X”. Selanjutnya penelitian yang sama dilakukan oleh Nesya Natalia (2009)

untuk mengetahui seberapa relevan peranan biaya standar sebagai alat kendali harga

pokok produksi pada PT “X” yang merupakan industri tekstil memberikan

kesimpulan bahwa peranan biaya standar sebagai alat kendali harga pokok produksi

pada perusahaan “X” cukup memadai, hal ini dapat terlihat dari analisis selisih biaya

(13)

BAB I. PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha standar yang ditetapkan). Dengan adanya selisih ini perusahaan akan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan. Hal tersebut memudahkan perusahaan untuk dapat melakukan tindakan koreksi dan pengendalian untuk masa yang akan datang, agar penyimpangan yang merugikan tidak terjadi lagi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas bagaimana biaya standar yang digunakan dapat mengendalikan harga pokok produksi pada suatu perusahaan furniture maka penulis mengadakan penelitian dan membahasnya dalam penulisan skripsi dengan judul :

“Peranan Biaya Standar Dalam Mengendalikan Biaya Produksi pada

Perusahaan Decoplus”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk membatasi ruang lingkup penelitian mengenai peranan biaya standar dalam mengendalikan biaya produksi, penulis akan membahas masalah yang diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengendalian biaya produksi pada Perusahaan Decoplus ?

2. Bagaimana penetapan biaya standar yang dilakukan oleh Perusahaan Decoplus ? 3. Bagaimana peranan biaya standar dalam mengendalikan biaya produksi

Perusahaan Decoplus ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(14)

BAB I. PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk mengetahui pengendalian biaya produksi yang dilakukan oleh Perusahaan

Decoplus.

2. Untuk mengetahui penetapan biaya standar yang dilakukan oleh Perusahaan Decoplus.

3. Untuk mengetahui peranan biaya standar dalam mengendalikan biaya produksi Perusahaan Decoplus.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap permasalahan ini. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya akuntansi biaya mengenai peranan biaya standar dalam mengendalikan biaya produksi.

2. Bagi praktisi a. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai peranan biaya standar dalam mengendalikan biaya produksi serta menerapkan teori-teori yang diperoleh selama bangku kuliah pada kenyataan di lapangan.

b. Bagi Perusahaan Decoplus

(15)

BAB I. PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha mempertahankan bahkan meningkatkan kelebihan yang telah dicapai dan memperbaiki kelemahan yang ada.

c. Bagi Pihak Lain

(16)

59 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat mengambil

simpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan Decoplus telah melakukan pengendalian dalam menentukan

biaya produksinya. Pengendalian ini dilakukan dengan menganalisis

selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis selisih

dapat memberikan informasi penyebab terjadinya penyimpangan.

Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai pegangan atau pedoman dalam

pengendalian biaya produksi selanjutnya.

2. Peranan biaya standar sebagai alat kendali harga pokok produksi pada

Perusahaan Decoplus cukup memadai. Perusahaan Decoplus telah

menetapkan biaya standar produksi yang mencakup biaya bahan baku

standar, biaya tenaga kerja langsung standar dan biaya overhead pabrik

standar.

3. Dalam penetapan standar biaya bahan baku, perusahaan telah memilih

pemasok dengan kualitas bahan baku yang baik, harga yang sesuai, serta

ketepatan waktu dalam pengiriman bahan baku. Kriteria tersebut berguna

sebagai pengendali biaya agar lebih efisien dan produk yang dihasilkan

akan efektif.

4. Dalam menetapkan standar tarif upah, perusahaan memakai tarif upah

(17)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 60

Universitas Kristen Maranatha

pembuatan model furniture yang dibuat. Semakin sulit model furniture

yang dibuat, semakin besar upah yang akan diterima.

5. Perusahaan telah menetapkan besarnya biaya overhead pabrik tetap setiap

bulan ditambah dengan biaya overhead variabel.

6. Analisis selisih biaya produksi, dapat dianalisis lebih lanjut berdasarkan

unsur-unsur biaya produksi yaitu: • Analisis selisih biaya bahan baku.

Selisih harga bahan baku untuk memproduksi lemari dua pintu

mengalami keuntungan (favourable) sebesar Rp 94.250. Selisih ini

terjadi karena pada biaya sesungguhnya, ada beberapa item bahan baku

yang tidak semuanya terpakai.

Selisih harga bahan baku untuk memproduksi ranjang mengalami

keuntungan (favourable) sebesar Rp 10.000. Selisih ini terjadi karena

pada biaya sesungguhnya, ada beberapa jenis bahan baku yang tidak

terpakai semuanya.

• Analisis selisih biaya tenaga kerja langsung.

Tidak terdapat selisih biaya tenaga kerja langsung dalam memproduksi

lemari dua pintu. Hal ini terjadi dikarenakan biaya yang sudah

dianggarkan dalam biaya standar sama seperti biaya yang terjadi

sesungguhnya.

Terdapat selisih biaya tenaga kerja dalam memproduksi ranjang. Hal ini

terjadi karena adanya perbedaan estimasi waktu pengerjaan dengan

waktu pengerjaan sesungguhnya. Dalam perhitungan standar

(18)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 61

Universitas Kristen Maranatha

selama 5 hari oleh 2 orang pegawai, namun pada kenyataannya,

pengerjaan produk ini dapat diselesaikan lebih cepat, sehingga

menimbulkan selisih sebesar Rp 70.000. • Analisis selisih biaya overhead pabrik.

Terdapat selisih biaya overhead pabrik dalam pembuatan lemari dua

pintu sebesar Rp 8.336. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan antara

biaya telepon standar dengan biaya telepon sesungguhnya sebesar Rp

50.000/bulan.

Dan juga terdapat selisih biaya overhead pabrik dalam pembuatan

ranjang sebesar Rp 10.420. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan

antara biaya telepon standar dengan biaya telepon sesungguhnya

sebesar Rp 50.000/bulan.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan belum memiliki tukang kayu yang tetap, jadi perusahaan masih

sering bermasalah dengan SDM. Sebaiknya perusahaan memiliki beberapa

tukang kayu yang tetap.

2. Diberlakukan sistem kontrak kerja, pelatihan-pelatihan dan tunjangan yang

bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas para pekerja dan perusahaan

secara keseluruhan.

3. Perusahaan masih terlalu mengandalkan sang pemilik dalam bidang

pemasaran, sebaiknya perusahaan memiliki tim pemasaran sendiri, sehingga

(19)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 62

Universitas Kristen Maranatha

4. Peranan biaya standar sangat membantu bagi manajemen dalam usaha

meningkatkan efektivitas pengendalian biaya produksi agar lebih efektif,

sebaiknya biaya standar tetap dilkukan dan harus ada orang khusus yang

menyusun biaya standar agar lebih akurat.

5. Penambahan modal yang bertujuan menekan biaya bahan baku langsung,

dan juga penambahan inventris di bidang mesin untuk mempersingkat waktu

(20)

63 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Mowen. (2000). Akuntansi Manajemen yang diterjemahkan oleh Ancela A.

Hermawan. Erlangga, Jakarta.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2004). Management Accounting.

Seventh Edition. South Western Publishing Co, Cincinnati.

Harnanto. (2000). Akuntansi Biaya Perhitungan Harga Pokok Produksi.

Hartono, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Horngren, Charles T., George Foster, and Gary L. Sundem. (2000). Introduction to

Managerial Accounting. 9th Edition. Prentice Hall International, Inc, United

States of America.

Hongren, Charles T., George Foster, and Srikant M. Datar. (2003). Cost Accounting

A Managerial Emphasis. Eleventh Edition. Prentice Hall, Inc, New Jersey.

Horngren, Datar, Foster. (2005). Akuntansi Biaya yang diterjemahkan oleh Desi

Andhariani. PT. Indeks, Jakarta.

Kholmi, Masiyah dan Yuningsih. (2003). Akuntansi Biaya. Penerbitan Universitas

Muhammadiyah, Malang.

Kountor, Ronny. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.

PPM, Jakarta.

Kusnadi. (2001). Akuntansi Biaya. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Ahmad Yani, Bandung.

Mujahidden. 2008. Biaya Overhead Pabrik, 26 Oktober 2011 diakses dari

http://www.scribd.com/doc/2434259/BIAYA-OVERHEAD-PABRIK

Mulyadi, (2000). Akuntansi Biaya. Edisi Keenam, Bagian Penelitian Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta.

Mulyadi, (2005). Akuntansi Biaya. Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Nafarin, M. (2004). Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.

Palimirma. 2011. 26 Oktober 2011 diakses dari

(21)

64 Universitas Kristen Maranatha

Rinnanuraz. 2011. 26 Oktober 2011 diakses dari

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/490/jbptunikompp-gdl-rinnanuraz-24472-3-unikom_r-i.pdf

Usry M.F., Carter, William K. (2002). Cost Accounting.

13

th Edition. Dame and

Division of Thomson Learning, United States of America.

Usry, William K., Carter. (2004). Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga Belas yang

diterjemahkan oleh Krista. Salemba Empat, Jakarta.

Wilson, James D. dan John B. Champbell. (1997). Controllership, the Wor of the

Manajerial Accounting. Third Edition yang diterjemahkan oleh Tjin Tjin Fenix Tjendera. Erlangga, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

ditentukan oleh Manajer Investasi. Nilai Aktiva Bersih per saham atau Unit Penyertaan dihitung berdasarkan Nilai Aktiva Bersih pada akhir Hari Bursa yang bersangkutan,

Lalu hasil join tersebut kita saring dengan kondisi nilai < ‘E’ dan kodemk = ‘M0012’ yang selanjutnya setelah disaring kita hitung dengan COUNT dan diberi alias lulusTA

Fungsi Manajerial adalah fungsi yang mempunyai wewenang kepemimpinan terhadap sumber daya manusia lain.Dalam hal ini direktur, kepala bagian, atau supervisor

(DER) dapat menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio Debt to Equity Ratio (DER), maka perusahaan semakin tinggi resikonya karena pendanaan dari

Menurut Darsono dan Ashari (2004, Hal. 54), Debt to Ratio adalah “ratio yang menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukan presentase aktiva perusahaan

• Hoarding will be installed as shown on the plan to ensure prohibit unnecessary site disturbance. Vehicular access to the site will be limited to only that essential for

yang digunakan oleh menara antena ANTEVE memiliki 800 buah titik elektroda jarum mampu mengurangi intensitas medan listrik pada permukaan bumi,Epb, dibandingkan dengan kurva 1 mempu

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap hasil pengukuran yang didapatkan dari pengukuran GPS Jembatan Suramadu pada GPS nomor 1, 4 dan 6 yang