iv
NIKAH TAFWIDH MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
AZKA AULIANNISA 110110100286
Ketentuan membayar mahar walaupun bukan merupakan salah satu rukun dan syarat perkawinan, tetap merupakan suatu kewajiban yang harus dibayarkan suami kepada istri untuk menghormati dan menghargai kedudukan istri. Menjadi persoalan ketika terdapat perkawinan yang tidak menyebutkan ketentuan membayar mahar pada saat akad perkawinan, atau dikenal dengan nama nikah tafwidh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan mendapatkan kepastian hukum mengenai keabsahan nikah tafwidh menurut hukum Islam, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam, juga mengenai akibat hukum dari nikah tafwidh berdasarkan hukum Islam, Undang-Undang Perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, yang menitikberatkan pada data sekunder dengan cara meneliti literatur yang berhubungan dengan ketentuan mengenai nikah tafwidh menurut hukum Islam dan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh, sistematis, faktual, dan akurat mengenai permasalahan yang akan dibahas.
Hasil dari penelitian ini, nikah tafwidh adalah sah menurut hukum Islam, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam. Akibat hukum dari nikah tafwidh yaitu yang pertama, terhadap hak dan kewajiban suami istri, suami bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarga serta menjadi pelindung bagi keluarga, sementara istri berkewajiban untuk mengurus rumah tangga. Kedua, terhadap hubungan orang tua dan anak, orang tua wajib memelihara dan mendidik anak hingga dewasa dan anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak orang tua dengan baik. Ketiga, terhadap harta benda perkawinan, suami tidak wajib untuk membayar mahar jika belum campur/
dukhul, cukup membayar mut’ah (pemberian). Mahar penuh wajib