• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI PASAR SENTRAL PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BONE RISKA ARIYANTI E211 13 016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI PASAR SENTRAL PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BONE RISKA ARIYANTI E211 13 016"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI PASAR SENTRAL PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH

KABUPATEN BONE

RISKA ARIYANTI E211 13 016

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

(2)

ii UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ABSTRAK

Riska Ariyanti (E211 13 016), Strategi Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pedapatan Daerah Kabupaten Bone, xvii + 69 Halaman + 3 Tabel + 2 Gambar + 34 Pustaka (1988-2017) + 7 Lampiran + Dibimbing oleh Prof. Dr. Muh. Akmal Ibrahim, M.Sidan Dr. St. Halwatiah, M.Si

Penelitian dilatarbelakangi oleh sebuah masalah belum optimalnya penerimaan retribusi pasar karena adanya pedagang musiman yang menyebabkan petugas harus mendata ulang pedagang-pedagang tersebut. Tindakan pelaksanaan yang dilakukan dalam pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Bone meliputi pemungutan retribusi pasar dan penyetoran retribusi pasar. Penyetoran retribusi pasar belum optimal karena masih terdapat petugas yang tidak memberikan karcis sebagai bukti bayar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi yang digunakan dalam meningkatkan peningkatan retribusi pasar sentral pada dinas pedapatan daerah Kabupaten Bone

.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAPENDA Kabupaten Bone sendiri menggunakan analisis SWOT dalam analisis strategi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupetan Bone dengan memungut iuran retribusi setiap hari dan bulannya kepada para pedagang. Dan juga diadakan pendekatan persuasif kepada pedagang serta memberikan pemahaman akan pentingnya retribusi yang keuntungannya dirasakan sendiri oleh pedagang tersebut.

Kata Kunci : Strategi, PAD.

(3)

iii UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ABSTRACT

Riska Ariyanti (E211 13 016), Central Market Levy Improvement Strategy At District Planning Office of Bone District, xvii + 69 Page + 3 Table + 2 Drawings + 34 Pustaka (1988-2017) + 7 Appendix + Guided by Prof. Dr. Muh.

Akmal Ibrahim, M.Sidan. St. Halwatiah, M.Si

The research is motivated by a problem of not yet optimal acceptance of market levies due to seasonal traders that cause officers to re-register traders.

Implementation actions taken in the management of market levies in Bone District include collection of market levies and deposits of market levies. The deposit of market levy is not yet optimal because there are officers who do not give the ticket as proof of payment

This study aims to find out the strategies used in increasing the increase of central market levies in the district offices of Bone regency. This research uses qualitative approach is descriptive. Technique of data collection is done by observation, interview, and documentation.

The results show that BAPENDA Kabupaten Bone itself uses SWOT analysis in strategy analysis to increase the original income of Kabupetan Bone by collecting the retribution fee every day and month to the traders. And also held a persuasive approach to the merchant as well as provide an understanding of the importance of retribution whose profits are felt by the trader himself.

Keywords: Strategy, PAD

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdullillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis masih diberikan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi penulis yaitu “Strategi Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk dapat lulus dari Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dan mendaptkan gelar sarjana. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan sehari-hari dalam bertindak.

Ucapan terima kasih tak lupa juga penulis ucapkan untuk kedua orang tua penulis,Ayahanda Mustafa dan Ibunda tercinta Fatimah. Terima kasih yang sebesar-sebesarnya untuk Ibunda penulis yang telah mendidik dan merawat penulis dari kecil sampai saat ini, hingga penulis bisa menapaki jenjang pendidikan yang lebih layak lagi. Terima kasih untuk setiap perjuangan dan juga do’a dari orang tua penulis, semoga ayahanda dan Ibunda penulis dirahmati oleh Allah SWT, amin. Tidak lupa juga penulis haturkan banyak terima kasih kepada keluarga besar, om, tante, sepupu dan kerabat serta sahabat dekat penulis lainnya yang selalu memberikan semangat,dorongan serta memotivasi penulis agar segera menyelesaikan skripsi dengan cepat.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini dapat disusun dengan baik karena

(9)

ix adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Selaku Rektor Unhas beserta para Wakil Rektor Universitas Hasanuddin dan staf.

2. Bapak Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta para staf dan jajarannya.

3. Ibu Dr. Hj. Hasniati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Drs. Nelman Edy, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Hasanuddin.

5. Bapak Prof. Dr. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si selaku penasehat akademik selama kurang lebih 3 tahun, terima kasih atas nasehat dan bimbingan yang diberikan selama ini.

6. Bapak Prof. Dr. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr. St. Halwatiah, M.Si,selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan, membimbing dan menyempurnakan skripsi ini.

7. Bapak Dr.Suryadi Lambali,MA, Ibu Dr. Atta Irene Allorante, M.Si, dan Bapak Dr. Muh.Tang Abdullah, S.Sos., MAP selaku dewan penguji dalam ujian skripsi ini. Terima kasih atas kritik, saran dan masukannya yang sangat membangun dalam menyempurnakan skripsi ini.

(10)

x 8. Para Dosen Departemen Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan yang sangat berharga selama kurang lebih 3 (tiga) tahun perkuliahan.

9. Seluruh Staff Departemen Ilmu Adminustrasi dan staff di lingkup FISIP UNHAS tanpa terkecuali. Terima kasih atas bantuan yang tiada hentinya bagi penulis selama ini.

10. Bapak Kepala DinasBadan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bone (A.

Herman, SH, MA) dan juga Para Pegawai di Dinas Badan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bone. Terima kasih banyak Karena telah meluangkan waktu untuk melakukan wawancara dengan penulis dan senantiasa membantu penulis untuk memberikan kelengkapan data yang diperlukan penulis.

11. Masyarakat yang telah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara dengan penulis.

12. untuk teman sekaligus kakak angkat saya Andi Alfiana S,Sos(Bulbul).

Terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan,semangat,dukungan serta dorongan dan motivasi yang diberikan kepada penulis dan terimakasih pula telah ada buat saya dalam keadaan susah maupun senang

13. Teman-teman Tomang (adiba,dean, dan dewi). Terima kasih atas semangat, dukungan dan saran yang diberikan, terima kasih karena telah ada dalam suka maupun duka.

14. Teman seangkatan penulis RECORD’13 (Regeneration Colored Of Determined), terima kasih telah menjadi keluarga selama 3 tahun di kampus Universitas Hasanuddin ini. Telah memberikan pengalaman dan cerita tersendiri

(11)

xi selama ini. Terima kasih sudah mengajarkan arti kekompakan dan kebersamaan, semoga kita semua diberikan keberhasilan, amin. Bahagia telah mengenal kalian semua.

15. Teman-teman Squad (inci, rima, meisti). Terima kasih atas semangat, dukungan ,kegilaan serta kebersamaan selama ini. Dan terima kasih pula selalu ada di kala susah maupun senang,

16. Teman serta keluarga penulis UKM Seni Tari UNHAS, terima kasih telah menjadi keluarga selama 3 tahun lebih di kampus Universitas Hasanuddin ini.

Telah memberikan pengalaman,pengetahuan,dan cerita tersendiri selama ini.

Terima kasih sudah mengajarkan arti kekompakan,kekeluargaan dan kebersamaan, semoga kita semua diberikan keberhasilan,dan menjadi orang sukses amin. Bahagia telah mengenal kalian semua.

17. Segenap Keluarga Besar HUMANIS FISIP UNHAS terima kasih atas pengalaman, pengetahuan serta kebersamaan dan kekeluargaan yang telah diberikan kepda penulis.

18. Teman-teman KKN Gelombang 93 Universitas Hasanuddin Kecamatan ujung pandang Kelurahan Maloku (kak ilham,kak ayu, kak danar, kak ismu, rezki,nia,iccang dan inci). Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman serta pelajaran yang sangat berarti selama kurang lebih 2 bulan. Dan untuk Ibu Posko yang sangat baik telah menerima penulis untuk menginap dirumahnya. Untuk ibu Lurah dan Para Pegawai kantor Kelurahan Malokuyang sangat ramah dan baik, terima kasih karena telah menganggap penulis sebagai bagian dari keluarga mereka.

(12)

xii 19. Terima kasih kepada Kanda-kanda CREATOR 07, BRAVO 08, CIA 09, PRASASTI 010, BRILIAN 011, RELASI 012, dan adik-adik UNION 014, CHAMPION 015 dan FRAME 016 yang telah berbagi pengalaman selama berorganisasi di HUMANIS FISIP UNHAS.

20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari pembaca yang sehat dan membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini memenuhi kriteria dalam kelulusan serta bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 30oktober 2017

Penulis,

RISKA ARIYANTI NIM. E211 13 016

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

Lembar judul ... i

Abstrak ... ii

Abstrack ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Lembar Persetujuan ... v

Lembar Pengesahan ... vi

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xiii

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Tabel ... xvii

Bab I Pendahuluan ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

i.2 Rumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 7

I.4 Manfaat Penelitian ... 7

Bab II Tinjauan Pustaka ... 8

II.1 Konsep Manajemen ... 8

II.2 Konsep Strategi ... 14

II.2.1 Pengertian Strategi ... 14

II.2.2 Tahap Formulasi Strategi ... 15

II.2.3 Jenis-Jenis Strategi ... 17

(14)

xiv

II.2.4 Tingkat-Tingkat Strategi ... 19

II.3 Konsep Manajemen Strategi ... 21

II.3.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 21

II.3.2 Tahapan Manajemen Strategi ... 22

II.4 Konsep Retribusi Daerah ... 23

II.4.1 Teori Retribusi ... 23

II.4.2 Retribusi Daerah ... 24

II.4.3 Ciri-Ciri Retribusi Daerah ... 26

II.4.4 Fungsi Retribusi Daerah... 26

II.5 Konsep Retribusi Pasar ... 27

II.6 Konsep Pasar ... 28

II.7 Pendapatan Asli Daerah ... 29

II.8 Kerangka Konsep ... 32

Bab III Metode Penelitian ... 33

III.1 Pendekatan Penelitian ... 33

III.2 Tipe Penelitian ... 33

III.3 Fokus Penelitian ... 33

III.4 Lokasi Penelitian ... 34

III.5 Sumber Data ... 34

III.6 Informan ... 34

III.7 Teknik Pengumpulan Data ... 35

III.8 Teknik Analisis Data... 35

III.9 Definisi Operasional ... 37

Bab IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

IV.1 Gambaran umum Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bone ... 40

(15)

xv

IV.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ... 41

IV.3 Visi ... 43

IV.4 Misi ... 44

IV.5 Fasilitas yang disediakan di Pasar Sentral Watampone ... 45

IV.6 Jumlah Pedagang di Pasar Sentral Watampone ... 45

IV.7 Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah ... 46

IV.8 Peta Jabatan Badan Pendapatan Daerah Kab.Bone ... 47

Bab V Hasil Penelitian ... 48

V.1 Enterprise Strategy ... 48

V.2 Corporate Strategy ... 50

V.3 Functional Strategy ... 53

Bab VI Kesimpulan Dan Saran ... 56

VI.1 Kesimpulan ... 56

VI.2 Saran ... 57

Daftar Pustaka ... 59 Lampiran

(16)

xvi Daftar Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep ... 32

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah ... 46

Gambar 4.2 : Peta Jabatan Dinas Pendapatan Daerah Kab.Bone ... 47

(17)

xvii Daftar Tabel

Tabel 4.1 : Fasilitas yang disediakan di Pasar Sentral Watampone ... 45

Tabel 4.2 : Jumlah Pedagang ... 45

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara Kesatuan yang sejak tahun 1998- 1999 diindikasikan melakukan perubahan pada sistem pemerintahan dan ke- masyarakatan melalui penyelenggaraan kebijakan desentralisasi. Salah satu tolak ukur untuk melihat kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu dengan mengukur kemampuan keuangan suatu daerah untuk penyelenggaraan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah, dipacu untuk lebih berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Otonomi daerah bisa diwujudkan apabila disertai dengan otonomi keuangan yang baik. Hal ini berarti secara finansial tidak tergantung pada pemerintahan pusat.

Pembangunan ekonomi daerah khususnya daerah/kabupaten merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi dan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya. Kemandirian suatu daerah dalam suatu pembangunan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah pusat.

Pemerintahan pusat membuat kebijakan dimana pemerintah daerah diberikan kekuasaan untuk mengelola keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini dilakukan dengan harapan daerahnya akan memiliki kemampuan untuk membiayai pembangunan daerahnya sendiri sesuai prinsip daerah otonom yang nyata. Melalui otonomi daerah pembangunan ekonomi daerah diharapkan terwujud melalui pengelolaan sumber-sumber daerah.

(19)

2 Otonomi Daerah memang dapat membawa perubahan positif di daerah dalam hal kewenangan daerah untuk mengatur diri sendiri. Kewenangan ini menjadi sebuah impian karena sistem pemerintahan yang sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu penting atau sebagai pelaku pinggiran. Perubahan pola hubungan yang terjadi antara pusat dan daerah sejak diberlakukannya otonomi daerah memberikan implikasi yang cukup segnifikan, antara lain dalam pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh daerah otonom akibat dijalankannya desentralisasi. Kebijakan desentralisasi tersebut membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk memaksimalkan pendapatan asli daerah.Pendapatan asli daerah terbesar didapatkan dari sektor retribusi daerah.

Pajak daerah merupakan komponen pendapatan asli daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang yang berlaku, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung (kontraprestasi), digunakan untuk keperluan daerah dan mempunyai kontribusi yang nyata bagi pembangunan daerah yang meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat . Sedangkan menurut undang-undang nomor 28 tahun 2009 yang dimaksud dengan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya memakmurkan rakyat.

Menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, dijelaskan bahwa retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

(20)

3 yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, yaitu :

1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4. Lain-lain PAD yang sah.

Dalam upaya menciptakan kemandirian daerah, Pendapatan Asli Daerah menjadi faktor yang sangat penting, dimana PAD akan menjadi sumber dana dari daerah karena setiap daerah dituntut untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) guna membiayai urusan rumah tangganya sendiri. Undang- Undang tentang Pemerintahan Daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

Retribusi menurut Pasal 1 angka 64 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah yang selanjutnya disebut Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa Negara atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Adapun golongan yang termasuk dalam retribusi daerah yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perijinan tertentu. Sumber Retribusi daerah tersebut diharapkan menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk meningkatakan pemerataan

(21)

4 kesejahteraan rakyat. Menurut Kaho (1991:151) pengertian retribusi adalah pembayaran kepada Negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa Negara atau merupakan iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat di tunjuk.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi juga merupakan rencana jangka panjang, diikuti tindakan yang ditujukan untuk mencpai tujuan tertentu, yang umumnya adalah ”kemenangan”. Menurut Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (Salusu, 2006:101) menjelaskan ada empat tingakatan strategi keseluruhan disebut Master Strategy, yaitu :

1. Enterprise Strategy ( strategi eksternal )

Startegi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada diluar organisasi yang tidak dapat dikontrol.

2. Corporate Strategy (strategi internal)

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering di sebut grand strategy yang meliputi bidang yang di geluti oleh suatu organisasi

3. Functional strategy (strategi fungsional)

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis functional strategi yaitu : strategi fungsional ekenomi;

strategi fungsional manajemen; dan strategi isu stratejik.

Kota Bone sendiri dalam peraturan daerahnya terdapat 14 macam retribusi jasa umum, 11 macam retribusi jasa usaha dan 5 macam retribusi perijinan tertentu. Dalam Retribusi jasa umum, salah satunya yaitu Retribusi Pasar, sebagaimana terdapat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 3 tahun 2011.

(22)

5 Pasar merupakan barometer dari kegiatan ekonomi masyarakat dan lalu lintas dari mobilitas ekonomi masyarakat dalam memenuhi hajat hidupnya.Sumber pendapatan daerah melalui pasar tersebut ditentukan dalam bentuk retribusi, yaitu pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar yang disediakan untuk para pedagang.

Mengingat pentingnya Retribusi Pasar sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka Kabupaten Bone harus berusaha untuk mencapai target penerimaan Retribusi Pasar yang telah ditentukan dan tetapkan serta untuk meningkatkan pemungutan Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasionalnya sendiri.

Target Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Palakka Kabupaten Bone Pada Tahun 2013-2016

Tahun Target Realisasi Keterangan

2013 580,000,000,00 247,041,000,00 Tidak mencapai target 2014 557,500,000,00 283,421,000,00 Tidak mencapai target 2015 516,028,000,00 387,642,500,00 Tidak mencapai target 2016 510,844,000,00 384,249,500,00 Tidak mencapai target

Retribusi pasar yang ada di Kabupaten Bone sendiri untuk meningkatkan PAD kabupaten Bone masih di nilai belum menunjang untuk pembangunan daerah. Dilihat dari masih belum optimalnya realisasi pemungutan retribusi pasar terhadap target yang harus dicapai.

(23)

6 Dalam pelaksanaan retribusi pasar khusunya pasar sentral sendiri masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi maupun ditemukan oleh peneliti yaitu belum optimalnya penerimaan retribusi pasar karena adanya pedagang musiman yang menyebabkan petugas harus mendata ulang pedagang-pedagang tersebut.

Tindakan pelaksanaan yang dilakukan dalam pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Bone meliputi pemungutan retribusi pasar dan penyetoran retribusi pasar. Penyetoran retribusi pasar belum optimal karena masih terdapat petugas yang tidak memberikan karcis sebagai bukti bayar. Tindakan pengawasan terhadap retribusi pasar meliputi pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan dengan memerikasa hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan bawahan.

Berdasarkan latar belakang Strategi Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone.

I. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat difokuskan masalah yang diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana enterprise Strategy dalam Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone?

2. Bagaimana corporate Strategy dalam Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone?

3. Bagaimana functional Strategy dalam Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone?

(24)

7 II. 3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis enterprise Strategy dalam Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone.

2. Untuk menganalisis corporate Strategy dalam Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone.

3. Untuk menganalisis functional Strategy dalam Peningkatan Retribusi Pasar Sentral Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone.

II. 4. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut : a. Manfaat Akademis

 Sebagai sumber informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui

strategi Retribusi Pasar di Kabupaten Bone.

 Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk dapat memberikan kritik

dan saran pada pemerintah dalam membangun pelayanan publik.

 Sebagai pengembangan ilmuan dan kajian strategi

b. Manfaat Praktis

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan praktisi pemerintah Kabupaten Bone dalam meningkatkan pelayanan retribusi pasar yang terdapat di Kabupaten Bone dengan memperhatikan unsur-unsur manajemen publik dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

(25)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Konsep Manajemen

Istilah Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan:

mengendalikan, menangani, atau mengelola. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Secara umum pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang untuk bekerja. Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan:

1. Apa yang di atur ?

Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money, methods, materials, machines, and market, disingkat dengan 6M

dan semua aktifitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.

2. Kenapa harus di atur ?

Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.

3. Siapa yang mengatur ?

Yang menungatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan

(26)

9 semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya.

4. Bagaimana mengaturnya ?

Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atau POAC).

5. Dimana harus diatur ?

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan

“aklat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. Pengaturan hanya dapat dilakukan di dalam suatu organisasi (wadah/tempat). Sebab dalam wadah organisasi inilah tempat kerja sama, proses manajemen, proses pembagian kerja, delegation of authority, koordinasi, dan integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat atau wadah”saja, tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.

Menurut George R. Terry (Hasibuan, 2005:2) Manajemen adalah:

“Suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta menentukan sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui manfaat sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.”

Menurut Drs. H. Malayu S.P Hasibuan manajemen adalah:

(27)

10

“Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan dan sumber daya manusia dalam sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

Menurut Albert Lepawsky (Brantas, 2009:7) Manajemen adalah :

“Tenaga atau kekuatan yang memimpin, memberi petunjuk dan membimbing suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang di tentukan terlebih dahulu.”

Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (Hasibuan, 2005:3) manajemen adalah :

“Usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.”

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerjasama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

Adapun beberapa bidang-bidang dalam suatu manajemen dikenal atas : a. Manajemen sumber daya manusia (Unsur Men)

Dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM) pembahasan difokuskan pada unsur manusia pekerja.Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga

(28)

11 kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi.Tujuannya adalah untuk memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. (Hani Handoko, 2010:4-5).

b. Manajemen permodalan atau pembelanjaan (unsure money)

Dalam manajemen permodalan ini di titik beratkan “bagaimana menarik modal yang cost of money-nya relative rendah dan bagaimana memanfaatkan modal (uang) supaya lebih berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan”.

c. Manajemen akuntansi biaya (unsure materials)

Pokok pembahasan dalam manajemen akuntansi biaya ini adalah

“Bagaimana caranya agar harga pokok barang atau jasa yang dihasilkan relative rendah dan dengan kualitas yang baik.

d. Manajemen produksi (machines)

Hal pokok yang di bahas dalam manajemen ini adalah meliputi masalah

“Penentuan/penggunaan mesin-mesin, alat-alat lay out peralatan, dan cara-cara untuk memproduksi barang atau jasa agar kualitas relative baik.

e. Manajemen pemasaran (unsure market)

Dalam manajemen pemasaran ini lebih dititik beratkan tentang cara penjualan barang, jasa pendistribusian, promosi produksi sehingga konsumen merasa tertarik untuk mengkonsumsinya.

f. Methods adalah cara/sistem-sistem yang dipergunakan dalam setiap bidang manajemen untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna setiap unsur manajemen.

(29)

12 Di dalam manajemen juga terdapat beberapa pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam mempelajari ilmu manajemen tersebut diantaranya yaitu :

1. Pendekatan berdasarkan kebiasaan

Di dalam pendekatan ini manajemen di pelajari dari sudut “sejarahnya, asal usulnya berdasarkan pengalaman-pengalaman nyata dimasa yang lalu”.

2. Pendekatan berdasarkan kelakuan antar individu

Pada pendekatan ini manajemen di pelajari berdasarkan “hubungan antar manausia”yakni tingkah laku hubungan manajer dengan bawahan dan tingkah laku di pelajari dari sudut “tingkahlaku hubungan antar karyawan dengan perusahaan”.

3. Pendekatan berdasarkan kelakuan kelompok

Dalam pendekatan ini manajemen dipelajari berdasarkan dari “psikologi sosial suatu studi pola budaya mengenai tingkah laku sekelompok manusia” (organizarional behavior) yang di artikan sebagai sistem, pola hubungan antar manusia diantara kelompok.

4. Pendekatan sistem kerja sama social

Pendekatan dalam manajemen ini di pelajari dari teori sistem atau merupakan bagian dari teori sistem. Pendekatan sistem kerja sama sosial sangat berperan dalam manajemen, karena semua manajer bekerja dalam sistem sosial.

5. Pendekatan sistem sosial teknik

Pendekatan ini merupakan salah satu aspek dari teori sistem.Menurut Koontz (Hasibuan, 2005:31) pendekatan ini merupakan aliran baru dalam

(30)

13 manajemen.Jadi manajemen ini menyangkut masalah teknis yaitu methods, machines, danequipment. Pendekatan ini memandang suatu

organisasi sebagai dua system yaitu :sosial system dan technical system yang kedua-duanya perlu ada interaksi yang harmonis.

6. Pendekatan teori keputusan

Pendekatan manajemen berdasarkan teori keputusan merupakan pemilihan secara rasional yang dititik beratkan pada keputusan rasional, logis, dan ilmia.

7. Pendekatan pusat komunikasi

Pendekatan ini merupakan bagian dari teori system informasi dan erat sekali hubungannya dengan pendekatan teori keputusan yang berpendapat manajemen sebagai pusat komunikasi.

8. Pendekatan matematis

Pendekatan ini melihat manajemen sebagai suatu “ sistem proses dalam model-model matematik.

9. Pendekatan sutisional

Menurut pendekatan ini, manajemen didasarkan pada sifat situasional, internal dan eksternal organisasi pada saat tersebut.

10. Pendekatan sumber daya manusia

Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya manusia sebagai dasar kajian atau tinjauan.

11. Pendekatan kombinasi

Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari berdasarkan kombinasi dari semua pendekatan di atas. Koonts dan O’Donnel (Hasibuan, 2005 : 36) pendekatan kombinasi dengan menyatukan beberapa pengetahuan yang

(31)

14 berhubungan dengan manajemen pada pekerjaan menejer. Pendekatan ini berpendapat bahwa suatu pemusatan pengetahuan yang berhubungan dengan memimpin hanya ada didalam manajemen, meliputi pengetahuan-pengetahuan teori sistem, ilmu jiwa, sosiologi, teori-teori pengambilan keputusan, teori komunikasi dan matematis.

II. 2. Konsep Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa yunani “strategos” yang berarti stratos adalah militer dan ag adalah memimpin, yaitu sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Strategi berarti secara strategis atau menurut siasat/rencana.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang, hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.

II. 2. 1 Pengertian Starategi

Strategi adalah rencana jangka panjang, diikuti tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah “kemenangan”. Asal kata

“strategi” turunan dari kata dalam bahasa yunani strategos.

Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan, dirancang untuk memastikan tujuan utama dari perusahaan dapat

(32)

15 dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Glueck dan jauch (Sedarmayanti, 2014 : 2)

Menurut Karl Von Glausewitz (Hanafie Mahtika, 2007 : 20) strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang, sedangkan teknik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah pertempuran.

Dalam arti yang sempit menurut Mattlof (hanafie Mahtika,2007 : 20) strategi berarti the art of the general(seni jendral) dalam masa transisi dari organisasi militer ke organisasi bisnis dan public, menurut Donal (hanafie Mahtika,2007 : 20), strategi dipandang sebagai suatu seni situasional yaitu suatu keterampilan bagaimana seserang pejabat eksekutif mendesain keputusan yang didasarkan pada sumber dayaprganisasi, nilai-nilai menejerial dan kemungkinan adanya peluang, tetapi juga tantangan dari lingkungan

Menurut Chandler (Sedarmayanti, 2014 : 4) menyebutkan wa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

II. 2. 2 Tahap Formulasi Strategi

Tahap formulasi atau pelaksanaan strategi diawali oleh rumusan visi, misi dan nilai. Kemudian dilanjutkan menentukan dengan menganalisis/melakukan pencermatan lingkungan internal dan eksternal.

(33)

16 Aplikasi untuk menentukan strategi utama berdasarkan konsep Fred R.David dilakukan melalui pemakaian beberapa matriks dengan tiga tahap pelaksanaan sebagai berikut;

1. The input stage (Tahap Masukan)

Semua informasi dasar mengenai factor internal dan eksternal perusahaan yang dibutuhkan dalam merumuskan strategi dirangkum oleh pembuat strategi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik formulasi strategi, yaitu ;

a. Matriks external factor evaluation (EFE)

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi factor eklsternal perusahaan.Data eksternal dikumpul untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan; ekonomi, social, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan, hokum, teknologi, persaingan di pasar industry dimana perusahaan berada.Hal ini pentiong karena factor eksternal berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap perusahaan.

b. Matriks internal factor evaluation (IFE)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui factor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan.Misal dari aspek; manajemen, keuangan, SDM, pemasaran. Pada prinsipnya tahapan kerja IFE matriks sama dengan EFE matriks.

(34)

17 2. The Matching (Tahap pencocokan)

Pembuatan strategi melakukan identifikasi alternative strategi dengan mencocokkan informasi input berupa factor eksternal dan internal yang diperoleh pada tahap input.

3. Decision Stage (Tahap Kelanjutan)

Secara konseptual, tujuan metode ini untuk menetapkan kemenarikan relative dari strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menetukan strategi mana paling banyak untuk diimplementasikan

II. 2. 3. Jenis-Jenis Strategi

Adapun jenis-jenis strategi di dalam buku Konsep Manajemen Strategis, David (Guswan 2015:16) menjelaskan bahwa ada beberapa jenis strategi alternative, yaitu:

1. Strategi Integrasi

Strategi Integrasi adalah jenis strategi yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Jenis-jenis integrasi adalah sebagai berikut :

a. Integrasi kedepan adalah jenis integrasi yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.

b. Integrasi kebelakang adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.

c. Integrasi horizontal adalah jenis integrasi yangmengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing.

(35)

18 2. Strategi intensif

Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya upaya- upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Adapun jenis-jenis strategi Intensif, yaitu:

a. Penetrasi pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada dipasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.

b. Pengembangan pasar adalah jenis strategi yang memperkenalkan produk atau jasa saat ini kewilayah geografis baru.

c. Pengembangan produk adalah jenis strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produkatau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.

3. Strategi diversifikasi

Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa baru untuk membantu meningkatkan penjualan perusahaan. Adapun jenis-jenis strategi diversifikasi, yaitu:

a. Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan yang lama.

b. Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan

(36)

19 menambah produk atau jasayang baru namun tidak berkaitan sama sekali dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya.

4. Strategi defensef

Strategi defensef adalah jenis strategi dimana kondisi perusahaan sedang mengalami penurunan sehingga harus melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan asset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Adapun jenis-jenis strategi defensive, yaitu:

a. Penciutan adalah strategi dimana dilakukan pengelompokan ulang (regrouping) melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.

b. Divestasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan suatu divisi atau atau bagian dari suatu organisasi.

c. Likuidasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan seluruh asset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk kekayaanberwujudnya.

II. 2. 4. Tingkat-Tingkat Strategi

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (Salusu, 2006 : 101) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi keseluruhan disebut Master Strategy, yaitu : enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.

1. Enterprise Strategy ( strategi eksternal perusahaan )

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat.Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat.Masyarakat adalah kelompok yang berada diluar organisasi yang tidak dapat di control. Didalam

(37)

20 masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok social lainnya. Jadi dalam strategy enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menempatkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntuttan dan pelayanan masyarakat.

2. Corporate strategy (strategi internal perusahaan)

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu tidak semata mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintah dan organisasi nonprofit.

3. Business strategy (strategi bisnis)

strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi dihati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya.Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan startejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ketingkat yang lebih baik.

4. Functional strategy (strategi fungsional)

strategy ini merupakan startegi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis funcitional strategy yaitu :

(38)

21 a. startegi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang

memungkinkan organisasi hidup sebagai suatu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan

b. startegi functional manajemen mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating.

c. Strategy isu stratejik fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan , baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah II. 3. Konsep Manajemen Strategi

II. 3. 1 Pengertian Manajemen Strategi

Arti manajemen strategi yaitu proses /rangkaian kegiatan pengambiloan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran dalam organisasi untuk mkencapai tujuan.

Sedangkan menurut J. David Hunger dan Thomas Weelen ( sedarmayanti :2014:3), manajemen strategi yaitu serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan jangka panjang.

Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi ), perencanaan strategi/perencanaan jangka panjang). Implementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian.

(39)

22 Kumpulan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi. Pearch dan Robinson ( sedarmayanti :2014:3).

II. 3. 2 Tahap Manajemen Strategi

A. Perumusan Strategi

Perumusan strategi mencakup pengembangan visi, misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi alternative, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

B. Penerapan Strategi

Penerapan strategi mengharuskan perusahaan menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang sportif pada strategi, penciptaan struktur organisasional efektif, pengerahan ulang upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan system informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.

C. Penilaian Strategi

Penilaian strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi.

Penilaian/evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh infomasi. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar : 1. Peninjauan

(40)

23 ulang factor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, 2. Pengukuran kinerja, 3. Pengambilan langkah kolektif.

II. 4. Konsep Retribusi Daerah II. 4. 1. Teori Retribusi

Salah satu sumber penerimaan Negara adalah retribusi. Berbeda dengan pajak, retribusi pada umumnya berhubungan dengan kontra pretasi langsung, dalam arti bahwa pembayar retribusi akan menerima imbalan secara langsung dari retribusi yang dibayarnya. Brotodihardjo (Darwin, 2010 : 165).

Retribusi adalah iuran dari masyarakat tertentu (individu) yang bersangkutan yang di tetapkan berdasarkan peraturan pemerintahan yang prestasinya di tinjau secara langsung dan pelaksanaannya dapat di paksakan.

Dengan kata lain yang lebih sederhana, retribusi adalah pungutan yang dibebankan kepada seseorang karena jasa secara langsung. Retribusi seperti halnya pajak tidak dapat di hindarkan oleh masyarakat, artinya masyarakat dapat tidak membayar dengan menolak atau mengambil manfaat terhadap jasa yang di sediakan untuk masyarakat. Ibnu Syamsi (Skripsi Ardana Indra Permana, 2013 : 30).

Sedangkan Munawir (Jurnal Debys Arnovan, 2013 : 1583) menyatakan bahwa :

“Retribusi merupakan iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan atas jasa balik secara langsung dapat ditunjuk, paksaan disini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa dari pemerintah tidak dikenakan iuran itu”.

Sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atau UU. No 32 tahun 2004 tentang pajak dan retribusi daerah, di sebutkan retribusi daerah

(41)

24 yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atau jaza atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

II. 4. 2. Retribusi daerah

Retribusi daerah pada umumnya merupakan sumber pendapatan penyumbang PAD kedua, setelah pajak daerah. Bahkan untuk beberapa daerah penerimaan retribusi daerah ini lebih tinggi daripada pajak daerah. (Mahmudi, 2010 : 25)

Definisi atau pengertian retribusi menurut Waluyo (Jurnal Winda Ayu Mustika, 2014 : 7) ialah pungutan daerah sebagai pembayaran atau jasa pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan pribadi atau badan. Selanjutnya menurut Andrian Sutedi (2008) “Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintahan daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”. Sedangkan Munawir (Jurnal Debys Arnovan, 2013 : 1583) menyatakan bahwa ‘Retribusi merupakan iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan atas jasa balik secara langsung dapat ditunjuk, paksaan disini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa dari pemerintah tidak dikenakan iuran itu’.

Selanjutnya pengertian Retribusi menurut Abdul Halim (Jurnal Debys Arnovan, 2013 : 1583) yaitu: Retribusi dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya kontra prestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah atau pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan oleh pemerintahan daerah yang langsung dinikmati

(42)

25 secara perorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaannya didasarkan atas peraturan yang berlaku.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Di dalam Retribusi itu sendiri diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

“Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atau jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.”

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai bayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapat jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang di berikan oleh daerah.

Objek retribusi daerah adalah sebagian jenis jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. Tidak semua yang di berikan pemerintah dapat di pungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis tertentu yang menurut pertimbangan social ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi. Jasa tersebut dapat di kelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu Jasa umum, jasa usaha, dan jasa perizinan.

(43)

26 II. 4. 3. Ciri-Ciri Retribusi Daerah

Menurut Musgrave (Skripsi Ardana Indra Permana, 2013 : 31) ciri-ciri retribusi yang terdapat di dalam retribusi daerah adalah :

1. Retribusi dikenakan pada siapa saja yang menggunakan jasa yang diberikan oleh daerah.

2. Adanya balas jasa yang langsung dapat di terima oleh pembayar retribusi.

3. Bagi yang telah menikmati jasa lalu tidak membayar retribusi dapan dikenakan sanksi atau upaya memaksa.

4. Retribusi di pungut oleh daerah berdasarkan undang-undang dan peraturan pelaksanaanya.

Sebagian bagian dari sumber penerimaan daerah, retribusi adalah salah satu penyumbang penting pendapatan asli daerah (PAD).Dimana PAD tersebut dimanfaatkan untuk pembiayaan bagi pelayanan yang diberikan pemerintah daerah kepada masyarakat.

II. 4. 4. Fungsi retribusi daerah

Sebagaiman pajak yang diketahui, maka terdapat beberapa fungsi dari retribusi menurut Mardiasmo (Skripsi Ardana Indra Permana, 2013 : 32).antara lain :

a. Penerimaan

Fungsi penerimaan adalah merupakan fungsi pokok dari retribusi, artinya retribusi di jalankan sebagai alat untuk menutup APBD, terutama yang menyangkut kelancaran penyediaan jasa dan pelayanan kepada masyarakat pembayar retribusi.

b. Pengatur

(44)

27 Fungsi pengatur retribusi artinya reteribusi digunakan sebagai alat atau perangkat atau menata kehidupan ekonomi dan sosial dari masyarakat.

II. 5. Konsep Retribusi Pasar

Menurut Sri Hartono (Skripsi Ardana Indra Permana, 2013 : 45) Retribusi Pasar adalah pembayaran atau penyediaan fasilitas pasar yang berupa halaman, pelataran, los, kios yang dikelola daerah dan khusus di sediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang di kelola oleh perusahaan daerah. Sedangkan menurut Sunarto (Skripsi Ardana Indra Permana, 2013 : 45) Retribusi pasar adalah pungutan yang dikenakan pedagang oleh pemerintah Daerah sebagai pembayaran atas pemakaian tempat-tempat berupa kios, counter/los, dasaran, dan halaman pasar yang di sediakan didalam pasar daerah atau pedagang lain yang berada disekitar pasar daerah sampai dengan redius 200 meter dari pasar tersebut.

Dari pengertian retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar diatas merupakan salah satu jenis Retribusi Jasa Umum yang keberadaanya dimanfaatkan oleh masyarakat atau kalayak banyak. Pengertian retribusi pasar yang termasuk Objek Jasa Umum diatur dalam Pasal 116 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah yang dimaksud Retribusi Pasar adalah :

1. Objek Retribusi pelayanan pasar sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 110 ayat (1) huruf f adalah penyediaan fasilitas pelayanan pasar tradisional/ sederhana, berupa pelataran, los, kios, yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.

(45)

28 2. Dikecualikan dari Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Menurut MC Master (Skripsi Ardana Indra Permana, 2013 : 45) mengatakan ada dua prinsip-prinsip atas pengenaan retribusi, antara lain :

a. Bahwa yang mereka menerima kenikmatan langsung dari suatu pelayanan yang harus di bayar sesuai dengan kebutuhan mereka.

b. Pengenaan retribusi berdasarkan kemampuan dari wajib retribusi.

Semakin rendah penghasilannya, semakain kecil harga yang dikenakan.

II. 6. Konsep Pasar

Menurut William J. Stanton (https//id.m.wikipedia.org/wiki/pasar) berpendapat bahwa pengertian pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki keinginan untuk puas, uang yang di gunakan untuk berbelanja, serta memiliki kemauan untuk membelanjakan uang tersebut. Berbeda dengan Kolter dan Amstrong yang berpendapat bahwa pasar adalah seperangkat pembeli actual dan juga potensi dari suatu produk atau jasa.

Dalam Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 menjelaskan bahwa:

“Pasar adalah suatu area atau lokasi tertentu yang disediakan/ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai tempat jual beli barang dan jasa secara langsung dan teratur, terdiri atas pelataran,bangunan yang berbentuk kios, los dan bentuk bangunan lainnya”.

Dari penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa Pasar merupakan suatu tempat atau proses interaksi antara pemerintah (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat

(46)

29 menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.

Terdapat jenis-jenis pasar antara lain :

1. Jenis pasar menurut cara transaksinya : jenis pasar ini terdapat dua bagian yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

2. Jenis pasar menurut jenis barangnya : jenis pasar ini di bedakan jadi dua yaitu pasar barang konsumsi dan sumber daya produksi

3. Jenis pasar menurut keleluasaan distribusi : jenis pasar ini di bedakan jadi tiga yaitu pasar daerah, pasar local, dan pasar nasional.

Fungsi-fungsi pasar sebagai berikut ;

1. Pasar sebagai tempat memberi sarana kenyamanan dan kepuasandalam proses negosiasi menjual dan membeli yang menghasilkan sebagai kedua belah pihak.

2. Sebagai sarana penetapan harga, 3. Tempat sarana produksi/distribusi.

4. Sebagai tempat sarana memperoleh sumber-sumber pendapatan.

5. Sebagai penyerapan tenaga kerja, dan

6. penyediaan barang dan jasa guna masa mendatang.

II. 7. Pendapatan Asli Daerah (Pad)

Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fisikal adalah untuk meningkatkan kemandirian daerah dan mengurangi ketergantungan fiscal terhadap pemerintah pusat.Peningkatan kemandirian daerah sangat erat kaitannya dengan kemampuan daerah dalam mengelola pendapatan asli daerah (PAD). Semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD maka

(47)

30 semakin besar pula diskresi daerah untuk menggunakan PAD tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan dan prioritas kebutuhan daerah.

Sumber keuangan daerah yang utama adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan lain-lain yang sah.

1. Pajak daerah

Menurut UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud dengan pajak daerah yang selanjutnya pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan utnuk keperluan daerah bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

2. Retribusi Daerah

Retribusi menurut Pasal 1 angka 64 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah: Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau di-berikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang di peroleh dari sumber-sumber asli daerah yang dikelolah sendiri oleh pemerintah daerah dan di pungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku yang di harapkan mampu membiayai pengeluaran daerah agar dapat meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Kaho (Darsil Munir 2004:160).

(48)

31

“Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang berasal dari sumber-sumber keuangan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dinas-dinas dan penerimaan yang lain.”

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 35, Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 285 Ayat 1 tentang pemerintahan daerah menyebutkan bahwa sumber pendapatan Asli daerah (PAD) terdiri dari :

a. pajak daerah.

b. retribusi daerah.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan, dan d. Lain-lain pendapatan asli daerah (PAD) yang sah.

(49)

32 II. 8. Kerangka Konsep

Untuk mengetahui bagaimana Manajemen retribusi pasar bone dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerahnya berdasarkan beberapa teori serta konsep manajemen, maka penulis menggunakan manajemen retribusi pasar sebagai analisis pendapatan asli daerah. Penulis menggunakan Teori dari Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins tentang tingkatan strategi. Sebagai kerangka konsep dari penelitian ini dapat digambarkan secara sederhana yakni:

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Strategi

Peningkatan Retribusi Pasar

Menurut Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins:

- enterprise strategy (strategi eksternal), - corporate strategy

(strategi internal), - funcitional strategy

(strategi fungsional).

Peningkatan Retribusi Pasar

pada Bapenda Kab.Bone

Referensi

Dokumen terkait

Pada Grafik 1 terlihat bahwa terdapat 5 (lima) teknik pencarian kerja yang dominan dilakukan oleh lulusan yaitu mencari lewat internet/iklan online/milis, melalui

Pertama, kita harus dapat memastikan tercapainya kemajuan-kemajuan penting dalam membangun Komunitas ASEAN; Kedua, kita harus memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di

Dari variabel yang mempengaruhi kriteria Luas dari jenis penggunaan tanah di bawah ini, menurut Bp/Ibu, bagaimana urutan ranking variabel untuk mengetahui besarnya

Pengendalian Standar SPMI merupakan manajemen kendali mutu yang berisi kegiatan tindak lanjut dari hasil evaluasi Standar SPMI dengan cara mengamati suatu proses,

itu peneliti memanfaatkan situasi dan karakteristik peserta didik saat ini yang lebih menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan peramban internet dan bacaan

Adik pasien sampai saat ini tidak menunjukkan gejala klinis, namun pe- meriksaan lebih lanjut untuk kemungkinan menderita thalassemia Dua hal yang menarik dari kasus ini

Beberapa kebijakan yang turut mendukung pengembangan Pulau Lirang sebagai Pulau kecil perbatasan antara lain: (a) Terwujudnya keutuhan dan kedaulatan wilayah Negara

Berapa banyak material yang dipergunakan untuk kepentingan proses produksi dalam suatu periode akan dapat diperkirakan oleh manajemen perusah^n dengan mendasarkan pada