• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI BERWIRAUSAHA DAN MENANAMKAN JIWA LEADERSHIP TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI BERWIRAUSAHA DAN MENANAMKAN JIWA LEADERSHIP TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI BERWIRAUSAHA DAN MENANAMKAN JIWA LEADERSHIP TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

Marfua Suebuddin

STKIP Pangeran Dharma Kusuma Indramayu Email: marfuasuebudin@gmail.com

Abstract

Today, entrepreneurship has become a discipline that studies a person's values, abilities and behavior in facing life's challenges to get opportunities with the various risks they may face. Even to become a successful entrepreneur, having talent is not enough, you also need to have knowledge of all aspects of the business that you will be engaged in.

An entrepreneur must be able to make decisions, technical leadership, commercial leadership, provision of capital and so on. For this reason, entrepreneurial knowledge, entrepreneurial motivation, and the spirit of leadership need to be considered.

Keywords: Entrepreneurial knowledge, entrepreneurial motivation, and leadership spirit

Abstrak

Dewasa ini, Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Bahkan untuk menjadi wirausahawan sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Seorang wirausahawan harus bisa mengambil keputusan, kepemimpinan teknis, kepemimpinan komersial, penyediaan modal dan lain sebagainya. Untuk itu pengetahuan kewiraushaan, motivasi berwirausaha, dan jiwa Leadership perlu diperhatikan.

Kata Kunci: Pengetahuan kewirausahaan, motivasi berwirausaha, dan jiwa Leadership

(2)

PENDAHULUAN

Dewasa ini, Indonesia merupakan negara penduduk terbanyak di dunia, dan Indonesia berada di urutan empat, setelah Cina , India dan Amerika. Saat ini pertumbuhan penduduk di Indonesia sedang dalam masa dimana jumlah usia produktif lebih banyak ketimbang usia yang tidak produktif yaitu lebih dari 68% dari total populasi, jumlah ini juga mempengaruhi pengangguran dan menipisnya lapangan kerja.

Gambar 1.

Jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok umur dan jenis kelamin Sumber : databoks.katadata.co.id

Mengetahui keadaan tersebut, dapat terlihat adanya peluang besar untuk mengembangkan diri menjadi seorang entrepreneur . Pengembangan ini perlu dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya generasi muda, terutama pada saat mereka menempuh pendidikan. Penumbuhkembangan motivasi wirausaha dalam pendidikan perguruan tinggi menjanjikan harapan cerah bagi terciptanya sumber daya manusia yang mandiri dalam berfikir dan bertindak, mampu menerapkan ilmu yang dipahaminya untuk kesejahteraan diri dan masyarakat.

Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh indonesia terlebih lagi dengan adanya revolusi industri 4.0 yang membuat persaingan di dunia kerja semakin kompetitif. Revolusi industri membuat persaingan yang sangat ketat karena harus bisa bersaing dengan orang-orang dari negara lain.

Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat harus bisa menyesuaikan dengan revolusi industri 4.0. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa semua pihak harus menyikapi tantangan Revolusi 4.0 ini dengan cepat dan tepat, mulai dari pemerintah, perguruan

(3)

tinggi, dunia industri dan masyarakat. Salah satu cara untuk mengurangi pengangguran dengan cara kewirausahaan. Menurut Trihatmoko & Harsono (2017 : 21) kewirausahaan adalah suatu aktivitas dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki seseorang atau organisasional yang bertujuan memberikan nilai tambah kepada sumber daya secara berkelanjutan. Saat ini wirausaha menjadi trend di kalangan anak muda. Banyak anak muda berlomba lomba untuk memulai bisnisnya masing-masing. Menurut Darmawati (2016 : 4) enterpreneurship telah menjadi trend untuk membuktikan diri kepada orang tua dan keluarga di kalangan anak muda.

Menambah kewirausahaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, tetapi langkah awal yang harus diambil pertama adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang minat berwirausaha. menurut Van Praag dan Versloot (2007), kewirausahaan sering dikaitkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, inovasi, pekerjaan dan kreasi usaha. Penelitian empiris juga mendukung hubungan positif antara aktivitas kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi. Niat kewirausahaan diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Indarti dan Rokhima, 2008).

Menurut Mustofa (2014), minat berwirausaha merupakan pemusatan perhatian pada wirausaha karena adanya rasa suka dan disertai keinginan mempelajari, mengetahui dan membuktikan lebih lanjut terhadap wirausaha. Minat untuk berwirausaha muncul karna adanya pengetahuan dan informasi mengenai kewirausahaan, minat berwirausaha mahasiswa saat ini sebenarnya sudah cukup tinggi namun ada beberapa faktor yang membuat hilangnya niat dan minat untuk berwirausaha seperti, kurangnya modal, ketakutan gagal dan rugi. Dalam menumbuhkan minat berwirausaha perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam memperkenalkan pengetahuan tentang kewirausahaan. Beberapa bahkan memasukan mata kuliah tentang kewirausahaan kedalam kurikulum mereka.

Mahasiswa dibimbing dan diarahkan untuk memulai bisnis mereka sendiri dengan cara terjun langsung untuk menjual produk yang sudah mereka ciptakan. Hal ini bertujuan agar lulusan perguruan tinggi tidak bingung dan canggung terjun ke masyarakat, mereka memiliki mental sebagai seorang wirausaha, memahami dunia wirausaha, dan motivasi yang tinggi untuk berwirausaha sehingga tidak lagi

(4)

menyalahkan perguruan tingginya yang menghasilkan lulusan menjadi pengangguran.

Salah satu elemen penting dalam mempromosikan kewirausahaan adalah untuk memotivasi individu menjadi pengusaha dan membekali mereka dengan keterampilan yang tepat untuk menjadikan peluang bisnis menjadi usaha sukses.

Namun, keputusan untuk menjadi wirausaha ditentukan oleh banyak faktor. Faktor- faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal dari individu itu sendiri. Faktor internal meliputi niat dari wirausahawan untuk memulai sebuah usaha yang didirikannya sendiri. Sedangkan faktor eksternal biasanya timbul dari lingkungan keluarga. Hasil penelitian Pretheeba (2014) membuktikan bahwa kegiatan kewirausahaan ditentukan oleh niat. Orang-orang tidak akan menjadi pengusaha secara tiba-tiba tanpa pemicu tertentu, dan yang paling penting, yaitu niat.

Berdasarkan hal ini, penulis tertarik dalam penelitian tentang “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi berwirausaha dan menanamkan jiwa leadership terhadap Minat Berwirausaha”. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi berwirausaha dan menanamkan jiwa leadership terhadap Minat Berwirausaha.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan kewirausahaan

Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata

“wira” yang artinya gagah berani, perkasa dan kata “usaha”, sehingga secara harfiah wirausahawan diartikan sebagai orang yang gagah berani atau perkasa dalam berusaha (Riyanti, 2003). Wirausaha atau wiraswasta menurut Priyono dan Soerata (2005) berasal dari kata “wira” yang berarti utama, gagah, luhur berani atau pejuang;

“swa” berarti sendiri; dan kata ”sta” berarti berdiri. Dari asal katanya “swasta” berarti berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri di atas kemampuan sendiri. Kemudian mereka menyimpulkan bahwa wirausahawan atau wiraswastawan berarti orang yang berjuang dengan gagah, berani, juga luhur dan pantas diteladani dalam bidang usaha, atau dengan kata lain wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan seperti: keberanian mengambil

(5)

resiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.

Drucker (1985) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan, sikap dan perilaku individu dalam menangani usaha (kegiatan) yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Hisrich dan Brush (dalam Winardi, 2003) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan jalan mengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan untuk menanggung resiko finansial, psikologikal serta sosial dan menerima hasil-hasil berupa imbalan moneter dan kepuasan pribadi sebagai dampak dari kegiatan tersebut.

Pengetahuan kewirausahaan adalah semua informasi yang diperoleh dalam proses pelatihan dan pengalaman, yang digunakan sebagai pelatihan dan pemahaman, sehingga dapat mengarah pada kemampuan melihat risiko dan keberanian dalam menangani risiko-risiko ini.Pengetahuan kewirausahaan adalah pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman dan pembelajaran. Ada 3 aspek yang mempengaruhi pengetahuan kewirausahaan, yaitu:

a) Mengambil resiko usaha b) Menganalisis Peluang usaha c) Merumuskan solusi masalah Pengetahuan kewirausahaan

Didefinisikan oleh Kuntowicaksono (2012,:47) sebagai Pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntukan dirinya dan masyarakat atau konsumennya.

Pengetahuan kewirausaan ini menjadi pondasi awal dalam menjalankan wirausaha, banyak hal yang harus dipelajari dalam berwirausaha, belajar pula tentang kode etik dalam berwirausaha, belajar bagaimana membangun trust kepada konsumen, konsisten dalam branding, dan memahami dan menerima berbagai karakter yang dimiliki oleh para konsumen.

(6)

Mahasiswa perlu sedini mungkin mengetahui tentang kewirausahaan, yang nantinya akan mempengaruhi dari berbagai aspek di kewirausahaan tersebut, lebih banyak motivasi, dan menanamkan jiwa leadership pada dirinya. Program Studi Pendidikan Ekonomi menjadi jembatan bagi para Mahasiswa pendidikan Ekonomi untuk dapat belajar kewirausahaan, belajar memulai berwirausaha, dan mampu mengembangkan usahanya.

Motivasi Berwirausaha

Motivasi adalah dorongan dari seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, termasuk menjadi pengusaha muda. Menurut Sarosa dalam (Rosmiati et al,. 2015). Baum, Frese, and Baron (2007) dalam (Rosmiati et al., 2015) menjelaskan bahwa Motivasi dalam berwirausaha termasuk motivasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan kewirausahaan, seperti tujuan yang mencakup implementasi dan penggunaan peluang bisnis. Motivasi untuk pengembangan usaha baru diperlukan tidak hanya karena kepercayaan mereka pada kemampuan untuk berhasil, tetapi juga karena kemampuan mereka untuk mengakses informasi tentang peluang kewirausahaan. Jadi, motivasi kewirausahaan akan muncul jika mempunyai kebutuhan yang diinginkan atau dibutuhkannya dengan banyak faktor yang mempengaruhi yang dapat mempengaruhi kehidupannya di masa depan. Menurut Shane, Locke & Collins (2003) dalam (Noviantoro, 2017) dimensi yang yang digunakan untuk mengukur motivasi berwirausaha antara lain:

a. Kebutuhan akan prestasi b. Mengambil risiko

c. Toleransi untuk ketidakpastian

d. Kepercayaan pada diri maupun orang lain e. Keinginan yang kuat

f. Kreativitas

Dalam hidup, semua orang pasti mempunyai impian yang ingin diraih. Ketika sedang mengejarnya , pasti mengalami kondisi susah dan senang, semangat yang naik turun, saat terjatuh , segera bangkit, karena jika pasrah maka tudak akan ada sesuatu yang akan di dapatkan., banyak cara untuk dapat meningkatkan motivasi, salah satu nya dengan mengikuti motivation sharing, dan Tidak perlu terlalu jauh untuk

(7)

mendapatkan motivasi, orang orang yang kita sayangi menjadi motivasi terbesar dalam meraih kesuksesan. Motivasi menjadi acuan untuk dapat melakukan dan mengembangkan usaha.

Kusumastuti (2013:94) menyatakan bahwa faktor motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tuskeroh (2013) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa faktor motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha.

Menurut Kasmir (2007:5), “Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak keluarga juga merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha”.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya. Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasi diri dengan orang tuanya, melainkan juga mengidentifikasi menyatupadukan diri dalam kehidupan masyarakat dan alam sekitar. Peran keluarga sangatlah penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa. Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Memiliki seorang ibu dan ayah yang berwirausaha dapat memberikan inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. Anak terinspirasi karena memang dilatih sejak kecil, diminta membantu mulai dari pekerjaan yang ringan atau mudah sampai yang rumit dan kompleks. Terlatih dan terinspirasi sehingga mempengaruhi minatnya untuk berwirausaha, melalui keluarga pola piker kewirausahaan terbentuk. Minat berwirausaha tumbuh dan berkembang dengan baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh dilingkungan keluarga wirausahawan.

Ardiman A.M (2011), mengatakan motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Basrowi (2014) motivasi berasal dari kata motif yang berarti suatu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melaksanakan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari dalam diri dan merupakan pendorong untuk melakukan kegiatan, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu dan merupakan pengaruh dari orang tua atau lingkungan.

(8)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:

Gambar 2.

Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow

Sumber: Matthew H. Olson & B.R. Hergenhahn (2013)

1. Kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan diri seperti sandang, pangan, papan serta kebutuhan biologis lainnya, seperti seks maupun berfungsinya anggota tubuh (kesehatan).

2. Kebutuhan akan rasa aman, mencakup rasa aman dalam pengertian yang luas, misalnya kewnangannya tidak dikurangi, tidak terancam degradasi, penghasilan tidak berkurang dan sebagainya.

3. Kebutuhan rasa cinta, meliputi keinginan untuk berbagi kasih saying pada sesama, diterima oleh lingkungan, dicintai orang lain dan mencintai orang lain.

4. Kebutuhan akan harga diri, misalnya kebutuhan untuk dikenali dan ihargai dan juga rasa bangga.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengekspresikan diri, bakat, hobi, ide-ide, pikiran dan kemampuan-kemampuan. Kebutuhan manusia menurut teori Maslow dapat dipilih menjadi dua kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer meliputi kebutuhan dasar (fisiologis), dan kebutuhan akan rasa aman.

Sedangkan kebutuhan sekunder meliputi kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri

(9)

Jiwa Leadership

Jiwa pemimpin atau leadership adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki.

Leadership ini bukanlah bakat melainkan hasil usaha dan pengalaman yang bertumpuk sehingga menghasilkan kemampuan memimpin yang baik. Leadership yang baik akan sangat berguna saat berkarir, membangun keluarga, hingga membangun suatu bisnis.

Pada dasarnya Jiwa kepemimpinan atau juga disebut dengan Leadership adalah suatu sifat yang dianugrahkan TUHAN kepada manusia, yaitu sifat seseorang yang dapat mengendalikan atau mengatur seseorang atau sekelompok manusia dalam sebuah organisasi , seperti sekolah ,tempat kerja , keluarga ,dan lain-lain.

Seyogyanya setiap orang akan mempunyai jiwa kepemimpinan, minimal untuk diri sendiri. Dalam berwirausaha perlu adanya jiwa leadership dalam diri, karena dengan memiliki jiwa kepemimpinan akan sangat menentukan perkembangan dan kemajuan dari bisnis atau usaha yang sedang digeluti. Untuk itu kita harus memiliki kesadaran tentangarti pentingnya leadership dalam kelangsungan berwirausaha.

Seorang leader akan selalu menjadi garda terdepan dalam usaha yang dijalaninya. Sehingga tidak heran bahwa leader dituntut harus mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Dalam hal ini leader harus berani mengambil resiko dalam segala hal yang sudah diputuskan. Sikap berani mengambil resiko ini kemudoan bisa dijadikan contoh dan diterapkan oleh para anak buahnya.

Minat kewirausahaan

Menurut Subandono (2012) dalam (Rezandhi, 2019) minat kewirausahaan adalah kecenderungan hati seseorang untuk tertarik dalam menciptakan bisnis, yang kemudian mengatur, mengatur, membawa risiko dan mengembangkan bisnis yang diciptakannya.

Minat wirausaha berasal dari seseorang untuk menciptakan bidang bisnis.

minat berwirausahaS muncul karna adanya pemahaman atau pengetahuan, ditambah dengan ketertarikan untuk berusaha yang pada akhirnya memunculkan motivasi, ide, kreativtas dan inovasi. Minat berwirausaha juga dapat dikembangkan dengan menambah pengetahuan tentang wirausaha. Dimensi minat berwirausaha menurut Purnomo dalam (Hendrawan & Sirine, 2017) meliputi : Keinginan kuat untuk

(10)

mencapai tujuan dan kebutuhan hidup, Kepercayaan diri yang kuat, Sikap dan tanggung jawab yang jujur, Daya tahan fisik dan mental, Ketekunan dan ketekunan dalam pekerjaan dan ketekunan Berpikir kreatif dan konstruktif, Berorientasi Masa Depan dan Jangan takut untuk mengambil risiko . setidaknya mulai sedini mungkin para generasi muda bangsa ini sudah mulai menunjukkan minat dalam berwirausaha, dengan menegetahui tentang kewirausahaan, mencari motivasi, dan menanamkan jiwa leadership. Jika minat kewirausahaan sudah tertanam dalam diri para generasi muda, harapannya akan lebih dapat meminimalisir angka penganggurn yang ada di Indonesia ini.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan fokus dan tujuan penelitian, maka penelitian ini merupakan kajian yang mendalam guna memperoleh informasi yang lengkap dan terperinci.

Untuk itu penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif menurut Best, seperti yang dikutip Sukardi adalah “metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya”. Demikian juga Prasetya mengungkapkan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan fakta apa adanya”.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuannya diperoleh berdasarkan paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif.

Sedangkan menurut Manca seperti yang dikutip oleh Moleong, Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merupakan tradisi Jerman yang berlandaskan idealisme, humanisme, dan kulturalisme;

2. Penelitian ini dapat menghasilkan teori, mengembangkan pemahaman, dan menjelaskan realita yang kompleks;

3. Bersifat dengan pendekatan induktif-deskriptif;

4. Memerlukan waktu yang panjang;

5. Datanya berupa deskripsi, dokumen, catatan lapangan, foto, dan gambar;

6. Informannya “Maximum Variety”;

7. berorientasi pada proses;

8. Penelitiannya berkonteks mikro.

(11)

Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif kerap digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena, atau keadaan secara sosial.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan hasil kajian, mengaitkan dengan sumber rujukan, dan refrensi, maka dapat disimpulkan bahwa minat wirausaha adalah adanya rasa ketertarikan terhadap dunia usaha/wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri. Minat wirausaha ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal (dari dalam diri sendiri), seperti self affecacy dan faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan. Motivasi sendiri bisa menjadi faktor internal jika motivasi muncul dari dalam diri sendiri, adanya dorongan dari dalam diri sendiri dan bisa menjadi faktor eksternal jika motivasi muncul karena adanya dorongan dari orang lain.

Selain dengan mendapatkan Pendidikan secara non formal melalaui keluarga, seseorang juga harus memiliki pengetahuan mengenai kewirausahaan. Pengetahuan ini didapat dari Pendidikan kewirausahaan yang telah menjadi mata kuliah di perguruan tinggi. Sehingga diharapkan seseorang dapat membandingkan segala hal secara teori ataupun fakta. Dengan memiliki keyakinan diri, lingkungan keluarga sebagai wirausaha, seseorang dapat menambah minat berwirausaha melalui pendidikan kewirausahaan, motivasi berwirausaha dan menanamkan jiwa leadership.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Alifuddin, M., & Razak, M. (2015). Kewirausahaan (Teori dan Aplikasi) Strategi membangun kerajaan bisnis(Revisi). Jakarta Timur: MAGNAScript Publishing.

Cahyani, T. (2018). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Minat Berwirausaha Terhadap Motivasi Untuk Menjadi Young Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang. UIN Malang Press.

Dharmawati, M. (2016). Kewirausahaan(1st ed.). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ermawati, N. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Prodi PKK Konsentrasi Tata Busana Fakultas Teknik UNNES.

Universitas Negeri Semarang.

Hamali, A. Y., & Budihastuti, E. S. (2017). Pemahaman Kewirausahaan (1st ed.). Depok:

Kencana.

Hasanudin, H. M. (2019). Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis Telkom. Telkom University.

Purwana, D., & Wibowo, A. (2017). Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi (1st ed.; Ratih, Ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aminudin, (2018). Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif,(dalam Metodologi Penelitian Kualitatif : Tinjauan Teoritis dan Praktis). Malang : Lembaga Penelitian UNISMA.

JURNAL

Kunto Wicaksono. (2012). Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Simulasi perhitungan unjuk kerja radio link system merupakan suatu program yang berfungsi sebagai program bantu yang memungkinkan kita untuk merancang sebuah radio link

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) LKPD yang dikembangkan berkategori sangat baik jika ditinjau dari kualitas materi, kualitas penyajian, kualitas kebahasaan dan kualitas

Meningkatnya kesadaran hukum dan hak dari masyarakat, perlu direspon dengan meningkatkan perhatian para dokter terhadap etika kedokteran dalam menjalankan profesinya, agar terhindar

Beberapa kegiatan yang dilakukan peserta PPG pada tahap observasi dan orientasi lapangan sebagai berikut. a) Mempersiapkan diri dengan berbagai instrumen yang diperlukan untuk

dengan teknik HEM me nggunakan katalis Ni merupakan metode yang sangat efektif dan murah untuk mendapatkan struktur CNT. Struktur nanopartikel dengan luas permukaan grafit

Berdasarkan uji keterbacaan dari siswa LKS berbasis pendekatan inkuiri perbanyakan tanaman secara in vitro dengan penambahan karbondioksida dan variasi sukrosa layak

3.8 Mengenal ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang