• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pendidikan dengan dosen pengampu Ibu Titi Prihatin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pendidikan dengan dosen pengampu Ibu Titi Prihatin"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pendidikan dengan dosen pengampu

Ibu Titi Prihatin

Arif Rahman Yunianto 1102411052 Ahmad Ismail 1102411110 Dhita Prasty Wardani

Amor Bagos Prasmanan Siti Fatmawati

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang apapun, proses perencanaan merupakan unsur penting dan strategis yang memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan utuk mencapai tujuan atau sasaran yang dikehendaki. Dalam bidang pendidikan, proses perencanaan merupakan salah satu faktor kunci efektifitas keterlaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bagi setiap jenjang dan jenis pendidikan pada tingkat nasional, maupun lokal.

Namun apabila dilihat dalam kenyataan kesehariannya, unsur proses perencanaan pendidikan masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap atau penjabaran kebijakan pimpinan, sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal. Salah satu penyebabnya adalah para perencana pendidikan masih kurang memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang lebih komprehensif. Selain itu, posisi bidang perencanaan belum merupakan “key factor” keberadaan suatu lembaga pendidikan, baik pada tingkat makro maupun mikro, sehingga sumbangan perencanaan pendidikan terhadap pencapaian visi, misi, dan tujuan pendidikan belum dirasakan secara optimal.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang harus dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh tujuan pendidikan yang optimal?

2. Ada berapa macam tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan bagaimanakah penjabaran uraiannya dalam sub pokok bahasannya?

C. Tujuan Pembahasan

1. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang harus dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh tujuan pendidikan yang optimal.

2. Menjelaskan macam-macam tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan menjabarkan uraiannya dalam sub pokok bahasannya

BAB II PEMBAHASAN

(3)

A. Tahapan Proses Perencanaan Pendidikan

Tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang harus dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh tujuan pendidikan yang optimal adalah sebagai berikut.

a. Mendefinisikan Permaslahan Perencanaan Pendidikan - Ruang Lingkup Permasalahan Pendidikan

Fokus yang dibahas dalam hal ini adalah gambaran dan rumusan batasan perencanaan pendidikan. Langkah ini menjadi sangat penting dan strategis, karena setiap kegiatan yang akan dirumuskan dalam proses perencanaan harus diarahkan dalam kerangka pemecahan masalah. Kekeliruan dalam rumusan batasan permasalahan berdampak pada kekeliruan merumuskan langkah kegiatan selanjutnya.

- Pengkajian Sejarah Perencanaan Pendidikan

Pengkajian mengenai sejarah perencanaan pendidikan tidak dapat dipastikan hubungannya denagan rencana pendidikan itu sendiri, karena baik perencanaan maupun pendidikan dahulu tidak pernah ada seperti bentuknya sekarang, tetapi gerakan-gerakan dan perencanaan pendidikan bersifat pararel dengan kemajuan yang dibuat, sehingga meninggalkan warisan mengenai cara-cara pemecahan permasalahan.

Warisan ini menggambarkan keteraturan perkembangan dari perencanaan yang pernah ada dan membantu memberikan pentunjuk kepada perencanaan pendidikan untuk menentukan bentuk masa depan. Sejarah dapat memberikan pemahaman tentang masa lalu, sementara perencanaan dapat menentukan masa depan. Dalam perencanaan, tanpa adanya sejarah maka tidak akan didapatkan mementum untuk melakukan sesuatu menuju masa depan.

Pada saat ini makna pendidikan dan perencanaan telah berkembang yang didasari oleh konsep sistem dimana di dalamnya terdapat interaksi diantara banyak variabel. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan adalah posisi sekolah dalam lingkungan masyarakat, analisis kebutuhan dan perencanaan yang berkaitan dengan penggunaan lahan, berkaitan trasportasi, kurikulum, nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan faktor-faktor lain, baik yang bersifat terselubung maupun trasparan.

- Kesenjangan antara kenyataan dengan harapan dalam perencanaan pendidikan Kenyataan (das sein), yakni suatu pandangan yang mengungkapkan bahwa sekolah harus mandiri dan tidak berada pada suatu institusi,

(4)

kenyamanan pendidikan akan mengambil tempat dimana kondisi siswa sebanding dengan ketersediaan tenaga pengajar saat ini, dan para pengolola sekolah dapat menangani langsung operasional sekolah untuk disesuaikan kehendak masyarakat.

Pada kenyataan dalam perencanaan pendidikan hendaknya dipertimbangkan pula situasi belajar yang nantinya diharapkan mampu menunjang proses belajar mengajar, misalnya kaitan belajar dengan tempat bermain, kesenian atau olahraga. Begitu pula hubungannya dengan jadwal belajar juga termasuk di dalamnya jumlah hari libur yang merupakan satu rangkaian tidak terpisahkan dengan proses belajar mengajar tersebut.

Harapan dalam fIlosofi perencanaan pendidikan adalah apa yang seharusnya (das sollin). Berpijak pada pemikiran mengenai harapan di atas, jelas bahwa perencanaan pada umumnya berorientasi pada suatu sistem, artinya bagaimana suatu perencanaan pendidikan mampu memberikan solusi pemecahan masalah dan bertindak sebagai jembatan bagi berbagai perbedaaan yang ada.

- Sumber daya dan hambatannya dalam perencanaan pendidikan

Sumber daya dan hambatan merupakan dua bagian penting yang perlu di identifikasi dan dikenali dalam perrumusan sebuah perencanaan pendidikan.

Untuk menghasilkan atau mencapai solusi maksimal suatu perencanaan tergantung pada ketersediaan sumber daya dan karakter hambatan yang ada, baik secara individu maupun kelembagaan.

- Menentukan komponen-komponen dari perencanaan beserta prioritasnya b. Analisis Bidang Telaahan Permasalahan Pendidikan

- Bidang telaah dan subbidang telaah

Pendidikan merupakan suatu sistem. Di dalam sistem terdapat berbagai proses yang kemudian membentuk sub-sub sistem. Proses-proses tersebut terjadi di dalam suatu lingkungan yang kemudian disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan secara luas inilah yang merupakan bidang telaah masalah perencanaan pendidikan.

Terdapat berbagai sistem dalam lingkungan pendidikan yang secara garis besarnya dapat di bagi dalam 4 sistem. Keempat sistem tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk sistem pendidikan.

1. Sistem aktifitas pendidikan 2. Sistem komunikasi pendidikan 3. Sistem fasilitas pendidikan 4. Sistem operasional pendidikan

(5)

c. Mengumpulkan data

Ada 5 tahapan dalam sistem pengorganisasian data, yaitu; pertama, data dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sistem. Kedua, data diisikan atau ditempatkan di tempat penyimpanan data. Ketiga, data diolah (dikemas) menurut aturan yang sudah ada. Keempat, data ditampilkan dalam bentuk yang dapat digunakan. Kelima, data dipindahkan dari satu titik ke dalam sistem titik yang lain sesuai dengan keperluannya. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasi dan selanjutnya digunakan untuk perencanaan pendidikan baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

- Mengumpukan data - Tabulasi data

Proses tabulasi data harus lebih akurat dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan adanya survei tahunan untuk riset dan penelitian yang ada guna mendapatkan data yang terbaru. Tabulasi data sangat diperlukan di dalam perencanaan pendidikan untuk berbagai analisis data.

- Perkiraan (Forecasting) perencanaan

Teknik peramalan pendidikan menggunakan beberapa metode dengan memperhatikan berbagai aspek (masyarakat, perubahan ekonomi, dan aktivitas lainnya) dan sistem pendidikan membuat asumsi dasar dan asumsi khusus.

Asumsi dasar merupakan asumsi yang berkenaan dengan faktor kelahiran, kematian, rata-rata, populasi migrasi, bentuk pemerintahan, politik, ekonomi, organisasi. Sedangkan asumsi khusus merupakan asumsi yang dipusatkan pada kondisi lokal.

d. Mengkonsepsikan dan Merancang Rencana - Mengidentifikasi kecenderungan Umum - Menentukan Tujuan dan sasaran

- Merancang rencana (desining Plans) pendidikan e. Mengevaluasi Rencana-Rencana

- Perencanaan melalui simulasi - Mengevaluasi rencana

Simulasi perencanaan pendidikan adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem dengan tujuan untuk memberikan suatu metode dalam mengamati ( visualisasi) berbagai perilaku komponen perencanaan. Ada tiga model utama simulasi yang dapat dioperasikan yaitu;

(a) model perubahan berkelanjutan (continously changing model), (b) model periode tertentu (fixed period model), dan (c) model peristiwa terpisah-pisah (discrete event model).

(6)

Empat faktor mendasar yang harus menjadi pertimbangan dalam mensimulasikan sebuah perencanaan yaitu; (a) peranan perencanaan (the role of planning), (b) Model (the model), (c) pengukuran keefiktifan model (the measure of the model’s effectiveness), (d) Kriteria-kriteria keputusan (the creteria of the decision)

Enam hal yang menjadi pertimbangan dalam proses pembuatan model, yaitu; (a) tingkat agregasi (the levelof aggregation), (b) Perlakuan terhadap waktu (treating time), (c) Dampak-dampak perubahan (the effectts of change ), (d) pengoperasian model (operating the model ), (e) penggunaan variabel- variabel (using variables), (f) menentukan parameter (establishing parameters ) Model yang dipakai dalam simulasi adalah; (a) model simulasi untuk dimensi orang-orang, (b) model simulasi untuk tempat-tempat, (c) model- model simulasi untuk pergerakan-pergerakan, (d) model-model simulasi yang digunakan dalam ekonomi, (e) model simulasi yang digunakan untuk kegiatan- kegiatan (activities)

Beberapa teknik yang digunakan untuk evaluasi perencanaan pendidikan yaitu; (a) matriks yang dipilih (preference), (b) pemetaan peringkat, (c) pembobotan sejumlah besar sasaran, (d) skala penilaian ordinal, (e) matriks evaluasi, (f) metode pemeringkatan dan pembobotan

Setiap perencanaan hendaknya dan hasilnya harus menunjukkan imbalan yang berkaitan dengan perencanaan yang sistematis. Perencanaan pendidikan yang komprehensif harus melibatkan unsur-unsur fisik, sosial dan ekonomi yang saling berkaitan dan hendaknya diperlakukan sebagai sistem yang terpadu. Bagian penting dari suatu perencanaan pendidikan yang komperehensif adalah proses fisik, sosial dan administratif menunjukkan perlunya koordinasi, fleksibilitas dan pemilihan waktu komitmen dan berbagai fungsi.

- Memilih suatu perencanaan (selecting a Plan) f. Menspesifikan Rencana

Rumusan masalah yang jelas diperlukan dalam penyusunan perencanaan yang komprehensif. Perencanaan muncul sebagai aktifitas keikutsertaan (participatory) mencapai tujuannya dengan memadukan semua unsur, sehingga tujuan itu tercapai dari orang yang akan dilayani oleh lingkungan dan akan dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam merencanakan modifikasi atau pengembangan lingkungan tersebut.

(7)

Perencanaan pendidikan memberikan rekomendasi mengenai serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis-jenis perencanaan pendidikan, yaitu:

a. Perencanaan pendidikan adaptif b. Perencanaan pendidikan kontingensi c. Perencanaan pendidikan kompulsif d. Perencanaan pendidikan manipulatif e. Perencanaan pendidikan indikatif

f. Perencanaan pendidikan bertahap (incremental) g. Perencanaan pendidikan otonomi

h. Perencanaan pendidikan perbaikan/pemulihan (amelioratif) i. Perencanaan pendidikan normatif

j. Perencanaan pendidikan fungsional k. Pemograman pendidikan

g. Mengimplementasikan Rencana

Perencanaan kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan pedoman umum tindakan oleh sekelompok orang tertentu (elected effecials). Perencanaan program pendidikan menyangkut persiapan rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur untuk diterapkan oleh institusi/organisasi administrasi pendidikan dalam kerangka sistem pendidikan yang ada. Rencana pendidikan akan mengarahkan proses pembuatan keputusan dengan memperhatikan pengembangan program –program pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankannya.

Perencanaan pendidikan yang komprehensif merupakan konstitusi yang tidak permanen dan merupakan kumpulan-kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental. Perencanaan pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin efektivitas agensi. Dalam mengorganisasikan unit-unit oprerasional perencanaan pendidikan memiliki keterampilan metodologis berupaya menjangkau seluruh kepentingan pendidikan dengan kriteria yang obyektif dan rasional.

Sebuah perencanaan mengandung banyak bagian, peran, pelaku dan dan kerjasama untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yang dibutuhkan dalam perencanaan adalah kerjasama dan kesamaan pikiran sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi situasi kerjasama dapat diinterpretasikan dalam lima kerjasama yaitu; (a) kerjasama antara orang, (b) kerjasama berkaitan dengan tempat, (c) kerjasama berkaitan dengan perubahan atau gerakan, (d) kerjasama berkaitan dengan ekonomi, dan (e) kerjasama berkaitan dengan aktivitas

(8)

Koordinasi adalah proses penjadwalan kegiatan untuk menghilangkan konflik agar tujuan dapat tercapai. Mengkoordinasikan kegiatan yang berbeda dalam tujuan agensi pendidikan yang beragam merupakan esensi perencanaan pendidikan yang komprehensif dengan tujuan untuk menerjemahkan tujuan perencanaan pendidikan yang komprehensif ke dalam program-program praktis.

- penyiapan progam

- persetujuan perencanaan: Pertimangan legal - Pengaturan unit-unit operasional

h. Memantau Pelaksanaan Rencana dan Umpan Balik bagi Perencanaan

Monitoring perencanaan yang sedang berlangsung memungkinkan suatu alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi. Penjadwalan dapat digunakan untuk mengindentifikasi setiap aktivitas yang dilaksanakan dan pendekatan komprehensif. Teknik penjadwalan antara lain;(a) CPM (critikal path method) dan (b) PERT (program evaluation reseach task). Diagram penjadwalan yang digunakan untuk aktivitas monitoring yaitu; (a) Diagram Grant, (b) diagram PERT dan, (c) precedence diagram.

- Memonitor perencanaan

- Mengevaluasi rencana (evaluating the plan)

- Menyesuaikan, mengubah, dan mendesain ulang rencana i. Ruang lingkup permasalahan permasalahan pendidikan

Fokus yang dibahas dalam hal ini adalah gambaran dan rumusan batasan perencanaan pendidikan. Langkah ini menjadi sangat penting dan strategis, karena setiap kegiatan yang akan dirumuskan dalam proses perencanaan harus diarahkan dalam kerangka pemecahan masalah. Kekeliruan dalam rumusan batasan permasalahan berdampak pada kekeliruan merumuskan langkah kegiatan selanjutnya.

1. Kebutuhan akan perencanaan pendidikan

Kebutuhan akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin intensif dan kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu permasalahan terjadi apabila suatu aktifitas atau kejadian menyimpang dari yang seharusnya terjadi.

2. Pengertian permasalahan perencanaan pendidikan

Terdapat tiga hal pokok yang harus diketahui dan diperhatikan untuk memberikan pemahaman tentang perencanaan pendidikan yang meliputi;

• Karakteristik perencanaan pendidikan, dimaksudkan untuk menggambarkan sifat khusus dari perencanaan pendidikan

(9)

• Rancangan dan kebijakan yang diambil

• Dimensi perencanaan pendidikan

Untuk memahami arti perencanaan pendidikan, seseorang perlu memahami dimensi perencanaan pendidikan, yaitu tingkat ukuran dan besaran masalah yang terkait dengan perencanaan pendidikan. Ada 9 dimensi yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan yaitu; (a) significance, (b) feasibilllity, (c) relevance, (d) definitivenness, (e) parsimoniousness, (f) adaptability, (g) time, (h) monitoring, (i) Subject motter.

• Kendala-kendala perencanaan pendidikan.

Kendala memegang peranan yang sangat penting dalam mendefinisikan arti perencanaan pendidikan yang utamanya meliputi; politik, ekonomi, dan waktu.

Pada umumnya kendala-kendala yang muncul pada proses perencanaan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi akan berdampak lebih besar pada tingkat di bawahnya.

3. Makna permasalahan perencanaan pendidikan

Berbeda dengan profesi lainnya perencanaan pendidikan tidak memiliki bidang pengetahuan teknis yang dikenali secara jelas. Perencanaan pendidikan terlihat sebagai perwujudan dari kecenderungan ke arah kegiatan manusia.

4. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan

Pengkajian mengenai sejarah perencanaan pendidikan tidak dapat dipastikan hubungannya denagan rencana pendidikan itu sendiri, karena baik perencanaan maupun pendidikan dahulu tidak pernah ada seperti bentuknya sekarang, tetapi gerakan-gerakan dan perencanaan pendidikan bersifat pararel dengan kemajuan yang dibuat, sehingga meninggalkan warisan mengenai cara- cara pemecahan permasalahan.

Warisan ini menggambarkan keteraturan perkembangan dari perencanaan yang pernah ada dan membantu memberikan pentunjuk kepada perencanaan pendidikan untuk menentukan bentuk masa depan. Sejarah dapat memberikan pemahaman tentang masa lalu, sementara perencanaan dapat menentukan masa depan. Dalam perencanaan, tanpa adanya sejarah maka tidak akan didapatkan mementum untuk melakukan sesuatu menuju masa depan.

Pada saat ini makna pendidikan dan perencanaan telah berkembang yang didasari oleh konsep sistem dimana di dalamnya terdapat interaksi diantara banyak variabel. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan adalah posisi sekolah dalam lingkungan masyarakat, analisis kebutuhan dan

(10)

perencanaan yang berkaitan dengan penggunaan lahan, berkaitan trasportasi, kurikulum, nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan faktor-faktor lain, baik yang bersifat terselubung maupun trasparan.

5. Kesenjangan antara kenyataaan dengan harapan dalam perencanaan pendidikan

Kenyataan (das sein), yakni suatu pandangan yang mengungkapkan bahwa sekolah harus mandiri dan tidak berada pada suatu institusi, kenyamanan pendidikan akan mengambil tempat dimana kondisi siswa sebanding dengan ketersediaan tenaga pengajar saat ini, dan para pengolola sekolah dapat menangani langsung operasional sekolah untuk disesuaikan kehendak masyarakat.

Pada kenyataan dalam perencanaan pendidikan hendaknya dipertimbangkan pula situasi belajar yang nantinya diharapkan mampu menunjang proses belajar mengajar, misalnya kaitan belajar dengan tempat bermain, kesenian atau olahraga. Begitu pula hubungannya dengan jadwal belajar juga termasuk di dalamnya jumlah hari libur yang merupakan satu rangkaian tidak terpisahkan dengan proses belajar mengajar tersebut.

Harapan dalam fIlosofi perencanaan pendidikan adalah apa yang seharusnya (das sollin). Berpijak pada pemikiran mengenai harapan di atas, jelas bahwa perencanaan pada umumnya berorientasi pada suatu sistem, artinya bagaimana suatu perencanaan pendidikan mampu memberikan solusi pemecahan masalah dan bertindak sebagai jembatan bagi berbagai perbedaaan yang ada.

j. Sumber daya dan hambatannya dalam perencanaan pendidikan

Sumber daya dan hambatan merupakan dua bagian penting yang perlu di identifikasi dan dikenali dalam perrumusan sebuah perencanaan pendidikan.

Untuk menghasilkan atau mencapai solusi maksimal suatu perencanaan tergantung pada ketersediaan sumber daya dan karakter hambatan yang ada, baik secara individu maupun kelembagaan.

k. Menentukan komponen-komponen dari perencanaan pendidikan beserta prioritasnya

• Pendekatan sistem dalam perencanaan pendidikan.

Perencanaan pendidikan terdiri dua komponen dasar, yaitu proses perencanaan dan isi perencanaan. Pada tulisan tujuh fase proses perencanaan dikonstruksikan

Referensi

Dokumen terkait

Pada bahan makanan tersebut terdapat beberapa jenis zat yang bermanfaat terhadap manusia seperti jagung yang memiliki nilai gizi tinggi, dalam 100 gram jagung terdapat energi

Hal tersebut di atas sesuai dengan hasil penelitian dari Helmi Ramlan (2014) bahwa terdapat kontribusi kinerja manajerial kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams Chievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Tata Hidang Siswa Kelas X Jurusan Jasa Boga

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Seng dan Su (2010) yang memiliki hasil negatif dan tidak signifikan terhadap variabel arus kas operasi pada kebijakan

Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Boondee et al (2011) yang menyatakan bahwa model PjBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara individu. Berdasarkan

Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah bahwa pemberdayaan diri sendiri Gumil kurang maksimal, fasilitasi/ pemberdayaan oleh lembaga cukup baik dan

mer egulasi CSR butuh lebih dar i sekadar memasukkan dana per usahaan ke APBD. Dokumen Persatuan Bangsa-Bangsa "UN Global Compacts", misalnya, menggar