• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PBL INTEGRASI ARGUMENTASI PADA MATERI EKOSISTEM DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PBL INTEGRASI ARGUMENTASI PADA MATERI EKOSISTEM DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN. Skripsi"

Copied!
285
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PBL INTEGRASI ARGUMENTASI PADA MATERI EKOSISTEM DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh Pitri Nurgandari NIM: 11170161000001

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengembangan LKPD Berbasis PBL Integrasi Argumentasi Pada Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan disusun oleh Pitri Nurgandari, NIM. 11170161000001, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 27 Desember 2021

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. Dina Rahma Fadlilah, S.Pd., M.Si NIP 197101192008012010

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengembangan LKPD Berbasis PBL Integrasi Argumentasi pada Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan disusun oleh Pitri Nurgandari, NIM. 11170161000001, diajukan kepada Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah dinyatakan lulus ujian munaqasah pada tanggal 21 Januari 2022 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 21 Januari 2022

Panitia Ujian Munaqasah,

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Prodi Biologi)

... ...

Dr. Yanti Herlanti, M.Pd NIP. 19710119 200801 2 010

Penguji I

26-01-2022 Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.

NIP. 19650115 198703 1 020 Penguji II

31-01-2022 Eva Fadilah, M.Pd.

NIP. 19920329 201903 2 016

Mengetahui:

Dekan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M.Ag.

NIP.19710319 199803 2 001

(4)

iii Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Pitri Nurgandari

Tempat/Tgl.Lahir : Sukabumi, 06 Maret 1998

NIM : 11170161000001

Jurusan / Prodi : Tadris Biologi

Judul Skripsi : Pengembangan LKPD Berbasis PBL Integrasi Argumentasi pada Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd.

2. Dina Rahma Fadlilah, S.Pd., M.Si.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 30 Desember 2021 Mahasiswa Ybs.

Pitri Nurgandari NIM. 11170161000001 KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

(5)

iv ABSTRAK

Pitri Nurgandari, NIM. 11170161000001. “Pengembangan LKPD Berbasis /PBL Integrasi Argumentasi pada Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD berbasis PBL integrasi argumentasi pada materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan di kelas X IPA SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE, mencakup lima langkah: Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Data dari penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik non probability sampling jenis sampling jenuh yang diujicobakan kepada 20 peserta didik kelas X IPA di SMA PGRI Ciambar.

Persentase yang dihasilkan dari penilaian kedua LKPD yang dikembangkan yaitu:

99,3% penilaian ahli menunjukkan kategori sangat baik, 86,2% respon peserta didik menunjukkan kualitas sangat baik, 75% penilaian kualitas argumentasi pada LKPD 1 Ekosistem menunjukkan kualitas baik, 77,3% penilaian kualitas argumentasi pada LKPD 2 Perubahan Lingkungan menunjukkan kualitas baik, 64,35% penilaian konten pada LKPD 1 menunjukkan kualitas baik, 78,75% penilaian konten pada LKPD 2 menunjukkan kualitas baik, 41,7% penilaian kualitas backing pada LKPD 1 menunjukkan kualitas cukup baik, dan 39,2% penilaian kualitas backing pada LKPD 2 menunjukkan kualitas cukup baik. Berdasarkan hasil pengujian tersebut secara keseluruhan dihasilkan rata-rata kualitas baik untuk LKPD 1 Ekosistem dengan persentase sebesar 73,31% dan kualitas baik untuk LKPD 2 Perubahan Lingkungan sebesar 76,15%, maka LKPD yang dikembangkan layak dijadikan media pembelajaran dengan kategori baik.

Kata kunci: Media Pembelajaran, LKPD, PBL, Model Pengembangan ADDIE, Ekosistem, Perubahan Lingkungan

(6)

v ABSTRACT

Pitri Nurgandari, NIM. 11170161000001. "Development of PBL-Based LKPD Integration of Arguments on Ecosystem Materials and Environmental Change".

Thesis of Biology Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2021.

This study aims to develop LKPD based on PBL integration of arguments on Ecosystem and Environmental Change material in class X IPA SMA/MA. The method used in this research is the ADDIE development model, which includes five steps: Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. The data from this study were obtained using a non-probability sampling technique, the type of saturation sampling, which was tested on 20 students of class X IPA at SMA PGRI Ciambar. The percentages generated from the assessments of the two LKPDs developed are: 99.3% expert assessments indicate a very good category, 86,2% of student responses indicate very good quality,75%assessment of the quality of argumentation on LKPD 1 Ecosystem shows good quality, 77.3% assessment of the quality of argumentation on LKPD 2 Environmental Change shows good quality, 64.35% content assessment on LKPD 1 shows good quality, 78.75% The content assessment on LKPD 2 shows good quality, 41.7% of the backing quality assessment on LKPD 1 shows quite good quality, and 39.2% of the backing quality assessment on LKPD 2 shows quite good quality. Based on the results of these tests, the overall good quality average for LKPD 1 with a percentage of 73,31% and good quality for LKPD 2 of 76,15%, then the developed LKPD is worthy of being used as a learning media with good category.

Keywords: Learning Media, LKPD, PBL, ADDIE Development Model, Ecosystem, Environmental Change

(7)

vi

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahiim

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Pengembangan LKPD Berbasis PBL Integrasi Agumentasi pada Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan”. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Ucapan banyak terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus ikhlas penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I dan Dina Rahma Fadlilah, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan dalam membimbing penulis selama ini.

3. A. Silvan Erusani, ST., M.Sc, Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, dan Eva Fadilah, M.Pd, Penguji pada sidang munaqasah yang telah memberikan arahan dan saran dalam perbaikan skripsi.

5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat serta menjadi shadaqah yang tak terputus.

Semoga Allah AzzawaJalla membalas semua kebaikan dengan kebaikan.

6. Kedua orangtua, Ayah dan Mamah tercinta Pikria Ganda Manah Somantri (Alm) dan Sarimun Nuryati serta kedua kakak dan satu orang adik, Sulastri

(8)

vii

Ganda Murni, S.Pd.I, Andini Sumarni, S.Pd, dan Eneng Amalia yang tiada hentinya memberikan doa dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd. selaku kepala sekolah SMA PGRI Ciambar yang telah memberikan izin penelitian, bimbingan dan arahan selama pelaksanaan penelitian skripsi.

8. Resti Prihartini, S.Pd selaku validator ahli yang telah bersedia menilai serta memberikan komentar dan saran dalam pengembangan media pembelajaran sekaligus guru bidang studi Biologi Kelas X IPA SMA PGRI Ciambar.

9. Seluruh civitas SMA PGRI Ciambar, yang telah banyak memberikan kemudahan serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Fakhri, Fakhrotunnisa dan Suci Khairunnisa, yang telah banyak membantu serta memberikan masukan dalam pengerjaan skripsi ini.

11. Sahabat Sendy yaitu Masarrah Marimadani, Salsabila Milenia, Ningrum Sri Indriani, Ulfi Maysyaroh, Fatimah Azzahra, Novita Dwi Safitri, dan Nur Akliah yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Mangifera 17, Kelas DEW(A), Sobat Orok, Expensive, dan Nalicious17, yang selalu memberikan doa serta dukungan selama masa kuliah dan pengerjaan skripsi ini.

Akhir kata teriring do’a semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak dengan balasan yang sesuai. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin yaa Rabbal ‘Alamiin.

Sukabumi, 27 Desember 2021 Penulis

Pitri Nurgandari

(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan penelitian ... 5

F. Manfaat penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 6

B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Poblem Based Learning/PBL) .... 8

C. Kemampuan Argumentasi ... 12

(10)

ix

D. Pengembangan ... 17

E. Hubungan antara PBL dengan Kemampuan Argumentasi ... 19

F. Kerangka Berpikir ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Metode Penelitian... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian... 23

E. Instrumen Penelitian... 26

F. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Tahap Analysis (Analisis) ... 39

B. Tahap Design (Desain) ... 40

C. Tahap Development (Pengembangan) ... 42

D. Tahap Implementation (Implementasi) ... 47

E. Tahap Evaluation (Evaluasi) ... 58

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

C. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 66

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Toulmin Argumentation Pattern (TAP 2003) ... 13

Tabel 2. 2 Level Argumentasi Menurut TAP... 14

Tabel 2. 3 Level Argumentasi menurut Devi ... 15

Tabel 2. 4 Kemampuan Argumentasi Menurut Osborne ... 16

Tabel 2. 5 Kemampuan Argumentasi Dawson dan Venville ... 16

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Lembar Validasi ...26

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik Terhadap LKPD ... 27

Tabel 3. 3 Instrumen Penilaian Kualitas Argumentasi... 27

Tabel 3. 4 Keterangan Level Argumentasi menurut TAP... 28

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Ketentuan Kriteria Penilaian Lembar Validasi Media ... 29

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Kisaran Presentase dan Kriteria Penilaian ... 30

Tabel 3. 7 Ketentuan Dalam Pemberian Skor pada Tiap Kriteria... 30

Tabel 3. 8 Kisi-kisi Kisaran Presentase dan Kriteria Penilaian ... 31

Tabel 3. 9 Analisis Kemampuan Argumentasi Peserta Didik ... 31

Tabel 3. 10 Presentase dan Kriteria Argumentasi ... 32

Tabel 3. 11 Kisi-kisi Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Kualitas Argumentasi .. 33

Tabel 3. 12 Kisi-kisi Persentase Berdasarkan Kualitas Argumentasi ... 34

Tabel 3. 13 Penilaian Konten Jawaban Peserta Didik LKPD 1 Ekosistem ... 34

Tabel 3. 14 Kisi-kisi Presentase dan Kriteria Penilaian Konten ... 35

Tabel 3. 15 Penilaian Kualitas Backing Peserta Didik LKPD 1 Ekosistem ... 36

Tabel 3. 16 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Kualitas Backing ... 37

Tabel 3. 17 Presentase Peserta Didik Berdasarkan Kualitas Backing ... 38

Tabel 4. 1 Perbandingan LKPD Prototype-I dan II ...42

Tabel 4. 2 Persentase Penilaian Ahli ... 45

Tabel 4. 3 Persentase Ketercapaian Setiap Indikator Penilaian Ahli ... 46

Tabel 4. 4 Tabel Data Perhitungan Hasil Penilaian Angket Peserta Didik ... 47

Tabel 4. 5 Tabel Persentase Hasil Penilaian Angket Peserta Didik Tiap Indikator ... 48

(12)

xi

Tabel 4. 6 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Kualitas Argumentasi ... 51

Tabel 4. 7 Persentase Berdasarkan Kualitas Argumentasi ... 51

Tabel 4. 8 Akumulasi Persentase Penilaian Konten Penilai 1 dan 2 ... 52

Tabel 4. 9 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Penilaian Konten Penilai 1 ... 53

Tabel 4. 10 Presentase Peserta Didik Berdasarkan Penilaian Konten Penilai 1 ... 53

Tabel 4. 11 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Penilaian Konten Penilai 2 ... 54

Tabel 4. 12 Presentase Peserta Didik Berdasarkan Penilaian Konten Penilai 2 ... 54

Tabel 4. 13 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Kualitas Backing ... 56

Tabel 4. 14 Presentase Peserta Didik Berdasarkan Kualitas Backing ... 57

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 21

Gambar 2 Prosedur Penelitian ... 24

Gambar 3 Peta Konsep ... 39

Gambar 4 isi soal esai yang dimuat dalam LKPD ... 40

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 66

LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara Kepada Guru ... 67

LAMPIRAN 3 Pedoman Wawancara Kepada Peserta Didik ... 68

LAMPIRAN 4 Hasil Wawancara Kepada Guru ... 69

LAMPIRAN 5 Hasil Wawancara Kepada Peserta Didik ... 71

LAMPIRAN 6 Lembar Instrumen Angket Validasi ... 72

LAMPIRAN 7 Rancangan Awal LKPD ... 78

LAMPIRAN 8 Rancangan Awal LKPD ... 79

LAMPIRAN 9 LKPD Ekosistem ... 80

LAMPIRAN 10 LKPD Perubahan Lingkungan ... 81

LAMPIRAN 11 Lembar Angket Respon Peserta Didik ... 82

LAMPIRAN 12 Akumulasi Angket Respon Peserta Didik ... 85

LAMPIRAN 13Akumulasi Angket Respon Peserta Didik Per Kategori ... 86

LAMPIRAN 14 Hasil Penelitian di SMA PGRI Ciambar ... 89

LAMPIRAN 15 Penilaian Kualitas Argumentasi Peserta Didik LKPD 1 Ekosistem ... 250

LAMPIRAN 16 Penilaian Kualitas Argumentasi Peserta Didik LKPD 2 Perubahan Lingkungan ... 251

LAMPIRAN 17 Penilaian Konten LKPD 1 Ekosistem Penialai 1 ... 252

LAMPIRAN 18 Penilaian Konten LKPD 1 Ekosistem Penialai 2 ... 253

LAMPIRAN 19 Penilaian Konten LKPD 2 Perubahan Lingkungan Penilai 1 .. 254

LAMPIRAN 20 Penilaian Konten LKPD 2 Perubahan Lingkungan Penilai 2 .. 255

LAMPIRAN 21 Penilaian Kualitas Backing LKPD 1 Ekosistem ... 256

LAMPIRAN 22 Penilaian Kualitas Backing LKPD 2 Perubahan Lingkungan .. 257

LAMPIRAN 23 Tambahan Ketentuan Penialain LKPD ... 259

LAMPIRAN 24 Lembar Uji Referensi Pembimbing I ... 260

LAMPIRAN 25 Lembar Uji Referensi Pembimbing II ... 265

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi diri.1 Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran, dimana belajar merupakan suatu aktivitas berupa penerimaan dan pemrosesan ilmu pengetahuan sehingga terjadi penambahan wawasan dan perubahan pada tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu terhadap interaksinya dengan lingkungan.2 Kegiatan belajar dikaitkan dengan kegiatan mengajar, sehingga kedua istilah ini seringkali diucapkan secara satu-kesatuan menjadi “belajar mengajar”. Oleh karena itu, suatu kegiatan mengajar dapat disebut berhasil jika kegiatan tersebut dapat menimbulkan kesadaran pentingnya belajar pada diri peserta didik.

Berdasarkan The Learning Curve-Pearson kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, kemampuan kognitif siswa Indonesia berada pada peringkat 37 dari 40 negara peserta. Hasil pemetaan mutu pendidikan di Indonesia berdasarkan hasil tes PISA tahun 2012 juga menunjukkkan tingkat rendah yakni menempati posisi 64 dari 65 negara. Selain itu kemampuan argumentasi Ilmiah siswa di Indonesia juga tergolong rendah. Rendahnya kemampuan berargumentasi siswa disebabkan siswa hanya dituntut menghafal materi pembelajaran dan tidak dituntut untuk mengembangkan kemampuan argumentasi.3 Untuk membenahi hal tersebut maka diperlukanlah proses pembelajaran yang baik.

Proses pembelajaran yang baik merupakan suatu proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, berkolaborasi dan berkomunikasi. Semua kemampuan tersebut merupakan

1 Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 19-20.

2 Afi Parnawi, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hal. 1-2.

3 Hadi Suwono, dkk, “Peningkatan Argumentasi Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model Pembelajaran ESAR”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 23 (1), 2017: hal. 3.

(16)

2

kemampuan yang sesuai dengan tuntutan abad 21.4 Selain itu, Haris, Phillips, dan Penuel juga telah menyebutkan bahwa, proses pembelajaran yang paling utama adalah belajar yang dapat melibatkan berbagai aspek penting seperti merumuskan pertanyaan, mendeskripsikan suatu mekanisme, serta membangun argumen.5

Argumentasi merupakan suatu proses yang memerlukan nalar untuk membuat klaim, memberikan bukti pendukung klaim dan mengkritisi. Berdasarkan model argumentasi Toulmin Argumentation Pattern (TAP) kualitas argumen terdiri klaim (claim), data (data), penjamin (warrant), dukungan (backing), sanggahan (rebuttal), dan penguatan (qualifier). Argumentasi merupakan sebuah usaha untuk meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pernyatan, pendapat, sikap atau keyakinan yang dibuktikan dengan fakta-fakta, sehingga dapat meyakinkan kebenaran pendapat yang dikemukakan.6 Oleh karena itu, kemampuan argumentasi dapat mengontrol pemahaman peserta didik dalam menghubungkan fakta dengan konsep pembelajaran.

Argumentasi penting dikembangkan dalam pembelajaran biologi karena mampu meningkatkan pemikiran untuk menguji pemahaman peserta didik. Untuk mengakomodasi kemampuan argumentasi maka diperlukan persiapan pembelajaran yang baik. Persiapan tersebut tentunya berupa persiapan model dan media pembelajaran. PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang mengutamakan adanya masalah untuk menstimulus dan menfokuskan aktivitas pembelajaran serta mampu mengakomodasi kemampuan argumentasi peserta didik.7 Namun, sampai saat ini belum banyak contoh-contoh bagaimana penerapan model PBL di kelas.8

4 Ade Cyntia Pritasari, dkk, “Peningkatan Kemampuan Argumentasi melalui Penerapan Model Problem Based Learning pada Peserta didik Kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 8 ( 1), 2016: hal. 2.

5 Ibid.,

6 Yunita Rahayu, Suhendar, Jujun Ratnasari, “Kemampuan Argumentasi Peserta didik Pada Materi Sistem Gerak SMA Negeri Kabupaten Sukabumi-Indonesia”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol. 6 (3), 2020: hal. 313.

7Pritasari, dkk, Loc.Cit.

8 Iyam Maryati, “Penerapan Model embelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama”, Jurnal Mosharafa, Vol. 7 (1) 2018: hal. 64.

(17)

3

Selain model pembelajaran, persiapan pembelajaran yang baik juga memerlukan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat peraga yang didesain secara terencana sebagai sarana informasi dan membangun interaksi.9 Media pembelajaran tentunya harus dirancang dan dikembangkan secara sengaja sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran harus dapat digunakan untuk menyampaikan informasi berisi pesan- pesan pembelajaran agar peserta didik dapat mengkonstruksikan pengetahuan dengan efektif dan efisien.

Media pembelajaran terdiri dari flipchart, flashcard, flanelgraf, bulletin board, dan LKPD.10 Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan media pembelajaran yang mudah digunakan, dapat meningkatkan keaktifan belajar, dapat melatih dan mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, dan dapat memudahkan guru mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami suatu materi.11 Selain itu, berdasarkan hasil observasi LKPD merupakan salah satu media pembelajaran yang sering digunakan oleh guru di SMA PGRI Ciambar, sehingga memerlukan pengembangan sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan kurikulum.

Berdasarkan hasil observasi lapangan saat PLP 2 dan hasil wawancara kemampuan argumentasi peserta didik di SMA PGRI Ciambar terbilang rendah karena masih banyak peserta didik yang belum bisa mencari data referensi yang baik dalam belajar dan termakan HOAX. Selain itu, pada kegiatan pembelajaran, hanya sedikit peserta didik yang dapat mengajukan pendapat terkait materi dan ketika guru bertanya jawaban peserta didik masih berupa pernyataan sederhana tanpa disertai data pendukung sebagai bukti dan alasan.

Rendahnya kemampuan argumentasi peserta didik di SMA PGRI Ciambar disebabkan proses pembelajaran yang kurang memaksimalkan peserta didik dalam berargumentasi. LKPD merupakan salah satu sumber belajar yang dibuat guru

9 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), hal.7.

10 Tejo Nuerseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”, Jurnal Ekonomi &

Pendidikan, Vol. 8 (1) 2011: hal. 25-30.

11 Niken Septantiningtyas, dkk., Pembelajaran Sains, (Lakeisha: Klaten, 2019)., hal. 146

(18)

4

sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Untuk membenahi rendahnya kemampuan argumentasi peserta didik maka diperlukan pengembangan LKPD berbasis masalah. LKPD berbasis masalah (problem based learning) mengutamakan adanya masalah untuk menstimulus dan menfokuskan aktivitas pembelajaran peserta didik.12

Aktivitas pembelajaran tidak terlepas dari materi pembelajaran. Banyak sekali materi pembelajaran yang dapat dipelajari dalam biologi diantaranya ekosistem dan perubahan lingkungan. Ekosistem dan perubahan lingkungan merupakan materi pembelajaran yang esensial dalam biologi karena membahas adanya interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya serta materi yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari yang berisi masalah-masalah faktual yang perlu dipecahkan.13 Sehingga kedua materi ini sangat cocok dipelajari dengan menggunakan PBL karena memberikan tantangan bagi peserta didik untuk mencari solusi dalam memecahkan masalah dengan menganalisis data dari berbagai sumber mengenai ekosistem dan perubahan lingkungan, serta mampu menstimulus kemampuan berargumentasi. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul:

Pengembangan LKPD Berbasis PBL Integrasi Argumentasi Pada Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan argumentasi peserta didik.

2. Proses pembelajaran belum dapat membangun kemampuan berargumentasi.

3. Model pembelajaran berbasis masalah belum banyak digunakan di kelas.

4. LKPD yang digunakan di sekolah belum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi.

12 Pritasari, dkk, Loc.Cit.

13 Vica Dian Aprelia Resti, dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ekosistem dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah”, Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UN, 2015: hal. 101.

(19)

5 C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang dikembangkan adalah LKPD

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL).

3. Kemampuan yang diukur adalah kemampuan argumentasi peserta didik.

4. Materi biologi yang digunakan adalah ekosistem dan perubahan lingkungan yang telah disesuaikan dengan standar kompetensi dan kurikulum 2013.

5. Subyek penelitian yaitu peserta didik kelas X IPA di SMA PGRI Ciambar D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan ruang lingkup penelitian, maka masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan LKPD berbasis PBL integrasi argumentasi pada materi ekosistem dan perubahan lingkungan?”.

E. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKPD berbasis PBL integrasi argumentasi pada materi ekosistem dan perubahan lingkungan.

F. Manfaat penelitian 1. Bagi Guru

Sebagai gambaran dalam pengembangan LKPD berbasis masalah yang menonjolkan kemampuan berargumentasi.

2. Bagi Peserta Didik

Mendapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL yang berintegrasi pada kemampuan argumentasi.

3. Bagi Peneliti

Memberikan gambaran penelitian mengembangkan LKPD berbasis PBL integrasi argumentasi pada materi ekosistem dan perubahan lingkungan.

(20)

6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menurut Triana merupakan bahan ajar yang menjadi panduan bagi peserta didik yang berisi materi, ringkasan, dan berbagai petunjuk penggunaan yang dapat mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.1 LKPD adalah media pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik mempelajari suatu materi secara mandiri.2

Selain itu, LKPD juga dapat didefinisikan sebagai panduan untuk peserta didik yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.3 Secara sederhana LKPD juga dapat didefinisikan sebagai media pembelajaran berupa lembaran-lembaran berisi tugas yang memerlukan penyelidikan dan pemecahan masalah yang harus dikerjakan oleh peserta didik.4

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa LKPD merupakan suatu media pembelajaran berupa lembaran-lembaran yang berfungsi panduan belajar bagi peserta didik, karena di dalamnya mengandung materi, petunjuk, dan latihan-latihan yang disesuaikan dengan kompetensi dasar.

2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Praswoto mengemukakan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memiliki empat macam fungsi, yaitu sebagai bahan ajar yang memaksimalkan

1 Neni Triana, “LKPD Berbasis Eksperimen: Tingkatkan Hasil Belajar Peserta didik”, (Guepedia: Bogor, 2021), hal. 15.

2 Astuti, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Kelas VII SMP/MTs Mata Pelajaran Matematika, Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika”, Vol. 05 (2), 2021: hal. 1015.

3 Ibid., hal. 15.

4 Slamet Widodo, “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Penyelesaian Masalah Lingkungan Sekitar Peserta Didik di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol.26 (2), 2017: hal. 191.

(21)

7

keaktifan peserta didik, memudahkan peserta didik memahami materi, bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas, serta memudahkan pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik.5 Walaupun demikian guru berperan sebagai pengelola dan kedudukannya tidak dapat digantikan oleh LKPD. Karena LKPD ini hanya sebagai media pembelajaran yang memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil dan tercapai.

3. Unsur-unsur LKPD

Dalam pembuatan LKPD ini guru harus mampu menguasai KD yang diturunkan langsung dari SI (Standar Isi); alat penilaian sebagai penilaian terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik; dan penyusunan materi yang sangat bergantung pada KD yang akan dicapai. Secara umum struktur atau unsur-unsur Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terdiri dari beberapa unsur yaitu: judul sesuai dengan konsep pembelajaran, petunjuk belajar untuk memudahkan peserta didik dalam penggunaan LKPD, kompetensi dasar atau materi pokok yang menjadi acuan dalam pembuatan LKPD, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.6

Berdasarkan formatnya menurut Praswoto, LKPD setidaknya memuat delapan unsur yang terdiri dari judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.7Unsur- unsur tersebut sangat diperlukan dalam penyusunan LKPD agar LKPD yang dibuat jelas dan praktis saat digunakan oleh peserta didik.

4. Kelebihan dan Kekurangan LKPD

Kelebihan LKPD menurut Indawati dan Suyanto, yaitu: 1) meningkatkan keaktifan belajar; 2) menuntun peserta didik mencapai tujuan instruksional sesuai garis-garis besar program pembelajaran; 3) menimbulkan gairah belajar; 4) melatih

5 Triana, Op. Cit., hal. 15-16.

6 Widuri Asmaranti, Gina Sasmita Pratama, Wisniarti, “Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Matematika dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Pendidikan Karakter”, Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, ISBN: 978-602-6258-07-6., hal. 640

7 Ibid., hal 640-641.

(22)

8

dan mengembangkan kemandirian belajar peserta didik; dan 5) memudahkan guru mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami suatu materi.8

Sedangkan kelemahan LKPD menurut Indawati dan Suyanto, yaitu: 1) tertinggalnya peserta didik yang kurang kreatif; 2) kesulitan pengembangan LKPD bagi guru yang kurang kreatif, 3) soal-soal yang terdapat pada LKPD biasanya cenderung monoton, 4) hanya melatih peserta didik menjawab soal, 5) gambar yang ditampilkan diam, sehingga kurang menstimulus peserta didik, 6) membosankan jika tidak dipadukan dengan media yang lain.9

B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Poblem Based Learning/PBL) 1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Arends merupakan suatu pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan berisi tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan kelas, sedangkan menurut Joyce dan Weil model pembelajaran adalah kerangka konseptual untuk mencapai tujuan pembelajaran berupa prosedur sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi pengajar.10

2. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning menurut Trianto merupakan suatu model pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian yang nyata dari permasalahan kehidupan yang ada. Problem Based Learning sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks pembelajaran bagi peserta didik, sehingga peserta didik dapat berpikir kritis, berargumentasi dan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan dan esensi dari suatu materi pelajaran.11

8 Niken Septantiningtyas, dkk., Pembelajaran Sains, (Lakeisha: Klaten, 2019)., hal. 146

9 Septantiningtyas, dkk., Ibid., hal. 146-147.

10 Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Peserta didik, (Yogyakarta: Deepublisher, 2017), hal 41.

11 Nur Aisyah Aini, A. Syachruroji, dan Nana Hendracipta. “Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya”, JPD (Jurnal Pendidikan Dasar), P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801, hal. 69.

(23)

9

PBL menurut Tan merupakan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang belum terstruktur dengan tahap utama adalah memenuhi masalah.12 Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengajukan masalah dan dilanjutkan dengan menyelesaikan masalah. Sehingga, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan solusi penyelesaian yang berasal dari pengetahuan-pengetahuan baru yang dicari oleh peserta didik.13

Pembelajaran berbasis masalah menurut Asrani Assegaff dan Uep Tatang Sontani adalah suatu proses pendekatan pendidikan yang diawali oleh masalah.

Jenis masalahnya pun beragam. Namun, biasanya, didasarkan pada masalah kehidupan nyata yang telah dipilih dan dimodifikasi untuk memenuhi tujuan pendidikan. Beberapa proses pembelajaran yang terlibat untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan, yaitu dengan adanya kerja sama dari setiap individu dalam suatu kelompok, kemudian diaplikasi di dalam kehidupan.14

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai sumber belajar, sehingga peserta didik belajar tentang cara berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Menurut Prof. Howard Barrows dan Kelson, PBL merupakan kurikulum yang merancang masalah-masalah dan proses pembelajaran yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting, mahir memecahkan masalah, memiliki kecakapan strategi belajar sendiri serta berpartisipasi aktif dalam sebuah kelompok atau tim.15

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai Problem Based Learning maka PBL dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang

12 S. Widoretno, S. Dwiastuti, dan Sajidan, “Proportion: Claim, Rebuttal and Backing Data Based on Teacher Questions as Reasoning Indicator of Problem Based Learning in Highschool System Reproductions”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 5 (2), 2016: hal. 305

13 Asrani Assegaff dan Uep Tatang Sontani, “Upaya meningkatkan kemampuan berfikir analitis melalui model problem based learning (PBL)”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 1 ( 1), 2016: hal. 41.

14 Ibid., hal. 41-42.

15 Rus Hartata, Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah dengan Problem Based Learning (PBL), (Klaten: Lakeisha, 2019), hal 9.

(24)

10

menghadirkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dari suatu materi pelajaran.

3. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)

Problem based learning menurut Tan terdiri dari empat langkah kegiatan yaitu:

1) Meeting the problem. Pada langkah ini pernyataan berupa masalah muncul dari pemikiran setiap peserta didik; 2) Problem analysis and learning issues. Pada langkah ini peserta didik membuat daftar berupa pernyataan mengenai identifikasi masalah, rumusan masalah, serta analisis masalah; 3) Discovery and reporting.

Pada langkah ini peserta didik berdiskusi terkait daftar permasalahan dan mencari bukti yang mendukung pernyataan awal terkait masalah. Semua informasi yang masing-masing individu peroleh didiskusikan untuk menentukan informasi yang tepat digunakan sebagai data pendukung; 4) Solution presentation and reflection.

Pada langkah ini peserta didik dalam kelompok melaporkan dan menyajikan solusi hasil diskusi. Selama presentasi peserta didik memberi penjelasan terkait solusi permasalahan hasil diskusi.16

Menurut Arend tahapan PBL terdiri dari 5 tahapan sebagai berikut: 1) Orientasi peserta didik terhadap masalah; 2) Organisasi peserta didik untuk meneliti; 3) Guru membantu peserta didik melakukan penyelidikan baik secara individu maupun kelompok; 4) Mengembangkan dan mempresentasikan exhibit dan artefak; dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.17

Menurut Budiyono Saputro tahapan PBL terdiri dari 5 tahapan sebagai berikut:

1) Mengarahkan peserta didik pada masalah; 2) Organisasi peserta didik untuk belajar; 3) Guru membantu peserta didik melakukan penyelidikan baik secara mandiri maupun kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil; 5) Mengevaluasi pemecahan masalah.18

16 B.L. Chuaa, O.S. Tana & W.C. Liua, “Journey into the problem-solving process:

cognitive functions in a PBL environment”, Innovations in Education and Teaching International, 2014, hal. 2-3.

17 Alimul Muniroh, Academic Engagement: Penerapan Model Problem-Based Learning di Madrasah, (Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang, 2015), hal. 41.

18 Budiyono Saputro, Pengembangan Model Pembelajaran Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Ilmiah Calon Guru IPA Era Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2020), hal. 2.

(25)

11

Tahapan PBL menurut Jhon Dewey terdiri dari 6 tahapan yang disebut metode pemecahan masalah (problem solving) adalah sebagai berikut: 1) Merusmuskan masalah; 2) Menganalisis masalah, 3) Merumuskan hipotesis; 4) Mengumpulkan data; 5) Menguji hipotesis; dan 6) Merumuskan / menggambarkan rekomendasi pemecahan masalah.19

Tahapan PBL yang telah dikonsepkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut: 1) Konsep Dasar (Basic Concept); 2) Pendefinisian masalah (Defining the Problem); 3) Pembelajaran mandiri (Self Learning); 4) Pertukaran pengetahuan (Exchange Knowledge); dan 5) Penilaian (Assessment).20

Menurut Elizabeth Rideout tahapan-tahapan PBL terdiri dari 6 tahapan yaitu:

1) The problem is presented to the group, terms are reviewed, and hypotesis generated (Masalah disajikan kepada kelompok, istilah ditinjau, kemudian dibuat hipotesis); 2) Learning issues and information source and identified (pembelajaran masalah, sumber informasi, dan diidentifikasi); 3) Information gathering and independent study occur (Terjadi pengumpulan informasi dan studi independen); 4) The knowledge aacquired is discussed and debate critically (Pengetahuan yang diperoleh dibahas dan diperdebatkan secara kritis); 5) Knowledge is applied to the problem in a practical way. (Pengetahuan diterapkan pada masalah dengan cara yang praktis); dan 6) Reflection on the content and process of learning occurs (.Refleksi terhadap isi dan proses pembelajaran terjadi).21

Berdasarkan paparan mengenai banyaknya tahapan PBL dari para ahli, maka sintaks PBL yang berpotensi meningkatkan kemampuan berargumentasi adalah sebagai berikut: 1) Konsep dasar, 2) Membuat rumusan masalah, 3) Hipotesis, 4) Mengumpulkan data, 5) Pembahasan, dan 6) Kesimpulan.

19 Muhammad Nur Hamim, Naskah Publikasi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Cepokosawit II, (Universitas Muhammadiyah: Surakarta, 2013), Hal. 4.

20 Hari Wibowo, Model dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Depok: Puri Cipta Media, 2020), hal. 28.

21 Elizabeth Rideout, Transforming Nursing Education Through Problem-Based Learning, (Missisauga: Jones and Bartlett Publishers, 2001), hal. 29.

(26)

12 C. Kemampuan Argumentasi

1. Pengertian Argumentasi

Menurut Duschl & Osborne argumentasi merupakan hal utama yang menjadi landasan bagi peserta didik dalam belajar bagaimana caranya menghasilkan fakta/bukti, menguji, mengevaluasi teori, dan menyampaikannya.22 Argumentasi merupakan suatu wacana ilmiah dalam pembelajaran sains yang digunakan untuk menghubungkan pengetahuan yang berasal dari lingkungan dengan konsep pembelajaran sains. Argumentasi tidak hanya berisi pemikiran logis tentang suatu teori, tetapi juga mengandung klaim yang disertai dengan pembelaan ataupun bukti bahwa suatu teori adalah benar. Selain itu menurut Mcneill argumentasi adalah kegiatan membandingkan teori dengan memberikan penjelasan disertai dengan data yang logis.23

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai argumentasi maka argumentasi dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan sains yang harus dimiliki peserta didik karena kemampuan ini menjadi landasan bagaimana cara belajar yang baik.

Lewat kemampuan ini peserta didik dapat mengetahui cara menghasilkan bukti, menguji, dan kemudian mengevaluasi teori, serta mengomunikasikannya.

22 Cherry Acerola Safira, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Argumen-Driven Inquiry (ADI) terhadap Argumentasi Peserta didik Berkemampuan Akademik Berbeda”, Assimilation:

Indonesian Journal of Biologi Education, Vol. 1 (2), 2018: hal. 46.

23 Ninda Dwi Cahya Devi, Elfi Susanti VH, dan Nurma Yunita Indriyanti, “Analisis Kemampuan Argumentasi Peserta didik SMA Pada Materi Larutan Penyangga”, JKPK (Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia), Vol . 3 (3), 2018: hal. 152-153.

(27)

13 2. Unsur-unsur dan level argumentasi

Argumentasi menurut Toulmin terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut:24 Tabel 2. 1 Toulmin Argumentation Pattern

Unsur Kategori Keterangan

1 Klaim Menyatakan pendirian (standpoint) dalam bentuk klaim. Pendapat tentang nilai situasi yang ada, dan penegasan sudut pandang. Klaim yang diajukan harus didukung oleh data.

2 Data Sesuatu yang digunakan sebagai bukti untuk mendukung klaim.

3 Warrant Pembenaran adalah aturan dan prinsip yang menjelaskan hubungan antara data dan klaim

4 Backing Dukungan adalah asumsi dasar yang mendasari justifikasi spesifik.

5 Qualifiers Pernyataan yang dibuat oleh peserta didik berdasarkan informasi apa yang akurat atau benar secara teori.

6 Rebuttal Rebuttal (bantahan) adalah penolakan terhadap berbagai argumen.

Berdasarkan tabel tersebut terdapat 6 argumentasi menurut Toulmin, yaitu pertama (Klaim), pada level ini peserta didik menyatakan pendirian (standpoint) dalam bentuk klaim. Pendapat tentang nilai situasi yang ada, dan penegasan sudut pandang. Klaim yang diajukan harus didukung oleh data.yang merupakan pendapat atau kesimpulan hasil berfikir seseorang. kedua yaitu Data, merupakan sesuatu yang digunakan sebagai bukti untuk mendukung klaim. Data ini berisi fakta yang

24 Depi Oktasari, dkk., “The Technology Pedagogy Knowledge (TPK) Teacher Using Worksheet 3D Pageflip Professional for Promoting Argumentation Skills’ High-Schools Students in Physics Learning”, JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Vol. 4 (2), 2018: hal. 134.

(28)

14

digunakan peserta didik yang diambil dari beberapa referensi yang tepat dan terpercaya dalam mendukung klaim.

Ketiga Warrants atau alasan untuk menghubungkan antara data dan klaim.

Keempat Backing atau asumsi teoritis pendukung alasan yang diberikan. Kelima Qualifiers atau batasan atau prasyarat dari klaim. Qualifiers dibuat oleh peserta didik berdasarkan informasi apa yang akurat atau benar secara teori biologi. Dan keenam Rebuttal atau sanggahan. penolakan terhadap berbagai argumen.25 Dengan kerangka level argumentasi sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Level Argumentasi Menurut TAP

Level Keterangan

5 Wacana mengandung klaim, data, penjamin dengan pendukungnya, dan qualifier/kualitas dan atau reservasi pengecualian (DKWBQR)

4 Wacana mengandung klaim, data, penjamin dengan pendukungnya (Backing), tanpa kualitas dan atau pengecualian (DKWB)

3 Wacana mengandung klaim, data, penjamin tanpa pendukung (Backing) (DKW)

2 Wacana mengandung klaim dan data (DK) 1 Wacana mengandung klaim (K)

Sedangkan menurut Devi kemampuan argumentasi peserta didik dibagi menjadi 4 level yaitu: Level 1 argumentasi berdasarkan klaim; Level 2 argumentasi berdasarkan klaim dengan data; Level 3 argumentasi berdasarkan klaim dengan data dan satu bantahan, dan Level 4 argumentasi berdasarkan klaim dengan data

25 Ninda Dwi Cahya Devi, dkk., “Analisis Kemampuan Argumentasi Siswa SMA Pada Materi Larutan Penyangga”, JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 3 (3), 2018:

hal. 153.

(29)

15

dan lebih dari satu bantahan.26 Level argumentasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 3 Level Argumentasi menurut Devi

Level Keterangan

1 Argumentasi berdasarkan klaim

2 Argumentasi berdasarkan klaim dengan data

3 Argumentasi berdasarkan klaim dengan data dan satu bantahan 4 Argumentasi berdasarkan klaim dengan data dan lebih dari satu

bantahan

Menurut Chin dan Osborne Harper, Etkin, dan Lin argumentasi berkualitas tinggi ditandai dengan pencapaian konseptual yang lebih baik dalam sains dan dikaitkan dengan jenis pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik (yaitu, pertanyaan utama; informasi dasar; informasi tidak diketahui atau hilang; kondisi di mana fenomena tersebut sedang terjadi, dan lainnya).27

Menurut Osborne kemampuan argumentasi itu secara garis besar terdiri dari tiga kategori yaitu klaim sederhana, argumen dan justifikasi, serta argumen dengan justifikasi dan penyanggah. Berikut keterangan lebih lanjut mengenai teori kemampuan argumentasi menurut Osborne:28

26 Ibid., hal. 152.

27 May Poh Eng Phua dan Aik-Ling Tan, “Promoting productive argumentation through students' questions”, Phua and Tan Asia-Pacific Science Education, Vol. 4 (4), 2018: hal 2.

28 Yanti Herlanti, BolgQuest: Pemanfaatan Media Sosial pada Pembelajaran Sains Berbasis Isu Sosiosaintifik untuk Mengembangkan Kemampuan Berargumentasi, (Bandung:

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), hal 24-27.

(30)

16

Tabel 2. 4 Kemampuan Argumentasi Menurut Osborne

Level Keterangan

5 Argumen menunjukkan keluasan argumen dengan lebih dari satu sanggahan

4 Argumentasi menunjukkan beberapa argumen dengan klaim atau klaim-klaim dan klaim balasan dengan sanggahan yang jelas

3 Argumentasi mengandung beberapa argumen yang beberapa argumen dengan serangkaian atau klaim balasan dengan data, penjamin atau pendukung dengan terkadang sanggahan yang kurang bagus

2 Argumentsi mengandung beberapa argumen yang mengandung klaim dengan data, penjamin atau pendukung tapi tidak ada sanggahan.

1 Argumentasi mengandung beberapa argumen yaitu klaim sederhana lawan sebuah klaim balasan atau klaim lawan klaim

Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan argumentasi menurut Osborne terdiri dari 5 level. Selain itu, terdapat juga pendapat mengenai kemampuan argumentasi menurut Dawson dan Venville sebagai berikut:

Tabel 2. 5 Kemampuan Argumentasi Dawson dan Venville29

Level Keterangan

4 Klaim, data, penjamin, pendukung, dan kualifier

3 Klaim, data, penjamin, pendukung (asumsi yang mendukung penjamin), atau kualifier (kondisi tentang ketepatan klaim) 2 Klaim, data (bukti yang mendukung klaim), dan atau penjamin

(penghubung antara data dan klaim)

1 Klaim (pernyataan, kesimpulan, proposisi saja)

29 Ibid.,

(31)

17 D. Pengembangan

1. Pengertian Pengembangan

Pengembangan merupakan proses penerjemahan dari sebuah desain ke dalam bentuk fisik. Pengembangan adalah proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran. Bentuk pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya berupa bahan-bahan visual, dan audio. Klasifikasi pengembangan berdasarkan domain pengembangannya terdiri dari 4 macam kategori, yaitu: teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berazaskan komputer, dan teknologi terpadu.30 2. Macam-macam Pengembangan

Penelitian pengembangan didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil-hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria, konsistensi dan keefektifan secara internal. Pengembangan terdiri dari beberapa macam model yaitu model pengembangan Gall san Borg, 4D, dan ADDIE.

Pengembangan Gall dan Borg terdiri dari sepuluh tahapan pengembangan.

Pertama research and information collecting, pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan, yaitu studi literatur sesuai dengan permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian. Kedua planning pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan antara lain menyusun rencana penellitian meliputi merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukkan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-langkah penelitian, dan jika memungkinkan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas. Ketiga Develop preliminary form of product, pada tahapan ini terdapat kegiatan pengembangan permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk di dalamnya mempersiapkan komponen pendukung. Keempat Preliminary field testing berupa uji coba awal lapangan dalam skala terbatas. Kelima Main product revision, berupa perbaikan terhadap produk awal yang telah diujikan pada skala terbatas. Keenam

30 Yudi Hari Rayanto dan Sugiati, Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2:

Teori dan Praktek, (Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020), hal. 21-22.

(32)

18

Main field testing atau uji coba utama. Ketujuh Operational product revision, penyepurnaan revisi produk hasil uji coba utama. Kedelapan Operational field testing, berupa uji validasi terhadap produk operasioanal. Kesembilan final product revision, dan terakhir dissemination and implementation.31

Pengembangan 4D merupakan model pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan. Terdiri dari 4 tahapan yaitu pertama tahap pendefinisian (Define), tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya yang terdiri dari 5 langkah pokok berupa analisis ujung depan, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Kedua yaitu tahap perencanaan (Design), tahapan ini bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahapan ini terdiri dari empat langkah yaitu, penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media yang sesuai tujuan, dan pemilihan format. Ketiga tahap pengembangan (Develop).

Tahapan ini dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudag direvisi berdasarkan masukan ahli. Tahapan ini meliputi, validasi para ahli diikuti dengan revisi, simulasi, uji coba terbatas, dan hasil tahap pendefinisian dan perencanaan sebagai dasar revisi. Keempat penyebaran (Disemminate), tahapan ini meliputi, mengetahui penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas dan menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam kegiatan belajar mengajar.32

Selain itu, terdapat juga model pengembangan ADDIE. Model ini dipopulerkan oleh Reiser dan Mollenda pada tahun 1990-an. Model pengembangan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pertama analisis, yang mencakup analisis kebutuhan, identifikasi tujuan, tugas, konteks, dan analisis kemampuan. Kedua design atau perancangan yang mencakup rancangan kegiatan sebagai dasar pengembanga.

Ketiga Development (pengembangan) berupa pengembangan produk. Keempat implementasi berupa implementasi hasil produk yang telah dikembangkan, dan

31 Tatik Surtati dan Edi Irawan, Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian Pengembangan, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal. 8-12.

32 Ibid., hal. 12-15.

(33)

19

terakhir evaluasi.33 Berdasarkan ketiga model pengembangan tersebut model pengembangan yang dipilih peneliti dalam penelitian ini yaitu model pengembangan ADDIE dengan tahapan PBL yang mengikuti tahapan PBL Tan.

Menurut Tan (2003) yang terdiri dari lima langkah kegiatan, yaitu: Meeting the problem, Problem analysis and learning issues, Discovery and reporting, Solution presentation and reflection, dan integration, overview and evaluation.34

E. Hubungan antara PBL dengan Kemampuan Argumentasi

Pengembangan LKPD PBL berperan penting dalam peningkatan kemampuan argumentasi. Setiap langkah dalam model problem based learning mampu mengakomodasi kemampuan argumentasi peserta didik. Pada fase meeting the problem dan problem analysis and learning issues kita dapat menemukan adanya claim berupa pernyataan mengenai identifikasi masalah dan rumusan masalah.

Pada fase discovery and reporting, peserta didik akan menggunakan data sebagai bukti. Setelah mengidentifikasi dan merumuskan masalah, peserta didik akan mencari bukti yang mendukung pernyataan awal terkait masalah. Semua informasi yang diperoleh oleh peserta didik tersebut dapat mengakomodasi munculnya kemampuan argumentasi berupa backing, rebuttal, dan warrant, sehingga dapat ditentukan informasi yang tepat sebagai data pendukung.

Kemudian pada fase solution presentation and reflection, peserta didik dalam kelompok melaporkan dan menyajikan solusi hasil diskusi. Selama presentasi peserta didik memberi penjelasan terkait solusi permasalahan hasil diskusi.

Menurut Saracaloglu, Aktamis dan Delioglu kemampuan menjelaskan dan memberi pembenaran berdasarkan pernyataan yang didukung oleh data merupakan bagian dari kemampuan menciptakan argumen .

Fase terakhir dalam problem based learning adalah integration, overview and evaluation. Integration adalah menggabungkan pengetahuan sebelum dan sesudah penyelesaian masalah. Overview berupa menarik kesimpulan tentang tujuan

33 Ibid., hal. 15-16.

34 Pritasari, dkk, Loc. Cit.,

(34)

20

pembelajaran yang telah dicapai. Evaluation adalah mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Pada fase ini claim muncul dalam bentuk pernyataan berupa kesimpulan atau keputusan. Kesimpulan didukung oleh bukti yang kuat, kemudian muncul analisis yang memberi pembenaran terkait kesimpulan atau keputusan yang dibuat. Menurut Foong dan Daniel, keputusan berupa pernyataan yang didukung dengan bukti dan hasil analisis merupakan dasar suatu argumen.35

Tabel 2. 6 Hubungan Tahapan PBL dengan Kemampuan Argumentasi

No Tahapan PBL Kemampuan Argumentasi

1 Meeting the problem Claim

2 Problem analysis Claim

3 Learning issues Claim

4 Discovery and reporting Claim, data, backing, rebuttal, dan warrant 5 Solution presentation and reflection Claim, data, backing, rebuttal, dan warrant 6 Integration, overview and evaluation Claim, data, backing,

rebuttal, warrant, qualifier

F. Kerangka Berpikir

Bermula dari dibutuhkannya kemampuan memecahkan masalah dan berkomunikasi di abad 21, karena kemampuan argumentasi merupakan bagian dari kemampuan berkomunikasi, sedangkan kemampuan argumentasi peserta didik masih rendah, maka diperlukan prosesnya pembelajaran yang harus melibatkan berbagai aspek seperti merumuskan pertanyaan, mendeskripsikan suatu mekanisme, serta membangun argumen. Proses pembelajaran yang baik tentunya memerlukan model dan media pembelajaran yang sesuai. PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang mengutamakan adanya masalah untuk menstimulus dan menfokuskan aktivitas pembelajaran peserta didik untuk merumuskan pertanyaan, mendeskripsikan suatu mekanisme, serta membangun argumen, dan

35 Pritasari, dkk, Op.Cit., hal. 2-3.

(35)

21

LKPD merupakan media pembelajaran yang sering digunakan oleh guru di SMA PGRI Ciambar. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan pengembangan LKPD berbasis PBL untuk menstimulus kemampuan memecahkan masalah &

kemampuan berargumentasi.

Pengembangan LKPD Berbasis PBL Integrasi Argumentasi pada materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan

PBL mengutamakan adanya masalah untuk

menstimulus dan menfokuskan

aktivitas pembelajaran peserta

didik Proses pembelajaran harus

melibatkan berbagai aspek seperti merumuskan

pertanyaan, mendeskripsikan suatu

mekanisme, serta membangun argumen

Perlunya pengembangan LKPD PBL untuk menstimulus kemampuan memecahkan masalah & kemampuan berargumentasi.

Perlunya pengembangan LKPD karena merupakan media pembelajaran yang sering digunakan oleh guru di SMA PGRI Ciambar Kemampuan

memecahkan masalah &

berkomunikasi sebagai kemampuan yang

dibutuhkan di abad 21.

Rendahnya kemampuan argumentasi

peserta didik

Gambar 1 Kerangka Berpikir

(36)

22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode pengembangan (Research Development) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis Design Development Implementation Evaluation). ADDIE merupakan model pengembangan yang dikembangkan oleh Dick and Carry terdiri dari 5 tahapan yaitu, Analysis, Design, Development atau Production, Implementation, dan Evaluation.1 Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis PBL Integrasi Argumentasi pada Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan .

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI Ciambar, yang terletak di Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2021.

C. Subjek Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan gabungan keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu sehingga menjadi daya tarik peneliti.2 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X IPA di SMA PGRI Ciambar.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang memiliki karakteristik tertentu.3 Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling jenis sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik

1 Yudi Hari Rayanto dan Sugiati, Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2:

Teori dan Praktek, (Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020), hal. 28.

2 Tarjo, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hal. 46.

3 Ibid., hal. 47.

(37)

23

pengambilan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.4 Menurut Sugiyono pemilihan atau pengambilang sampel dengan menggunakan teknik sampling digunakan bagi populasi yang relatif kecil, yaitu kurang dari 30 subjek penelitian.5 Selain itu, Hidayat juga menjelaskan bahwa sampling jenuh merupakan pengambilan sampel dengan cara menjadikan seluruh anggota populasi menjadi sampel penelitian, apabila populasi penelitian yang didapatkan kurang dari 30 subjek penelitian.6 Oleh karena itu, sampling jenuh digunakan pada penelitian ini karena jumlah keseluruhan siswa kelas X IPA di SMA PGRI Ciambar hanya sedikit yaitu 20 orang peserta didik Tahun Ajaran 2020/2021 dan SMA PGRI Ciambar merupakan satu-satunya sekolah SMA yang ada di kecamatan Ciambar.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur pengembangan LKPD dalam penelitian ini mengikuti tahapan- tahapan pengembangan yang dapat dilihat dalam bagan berikut:

4 Sisca Eka Fitria dan Vega Fauzana Ariva, “Analisis Faktor Kondisi Ekonomi, Tingkatan Pendidikan dan Kemampuan Berwirausaha Terhadap Kinerja Usaha Bagi Pengusaha Pindang di Desa Cukanggenteng”, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 18 (3) 2018, hal. 200.

5 Norfai, Kesulitan dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah Kenapa Bingung?, (Klaten:

Lakeisha, 2019), hal. 121.

6 Ibid., 122

Analisis

Analisis Kebutuhan Analisis Konsep

Materi

Wawancara KI & KD

Desain

Penyusunan standar tes

Pemilihan format Pemilihan media

Rancangan awal

Pengembangan

(38)

24

Tahapan yang dilakukan peneliti meliputi:

1. Analisis

Tahapan pertama yaitu analisis. Pada tahapan ini kegiatan utama dalam menganalisis perlunya pengembangan LKPD. Tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini berupa analisis kebutuhan dan analisis konsep. Analisis kebutuhan berisi hasil wawancara yang terdapat pada lampiran 4 dan 5, sedangkan analisis konsep berisi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, serta Materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan kelas X.

Prototipe I

Validasi Ahli

Revisi 1

Prototipe II

Implementasi

Uji coba produk

Evaluasi

Jika tidak valid

Revisi 2

Jika valid

Hasil Pengisian LKPD Angket Respon Peserta Didik Kelebihan dan Kekurangan LKPD

Gambar 2 Prosedur Penelitian

Gambar

Tabel 2. 2 Level Argumentasi Menurut TAP
Tabel 2. 3 Level Argumentasi menurut Devi
Tabel 2. 4 Kemampuan Argumentasi Menurut Osborne
Tabel 2. 6 Hubungan Tahapan PBL dengan Kemampuan Argumentasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil Observasi pada tanggal 15 September 2020 yang dilakukan peneliti di kelas V SD Negeri 16 Banda Aceh, ditemukan permasalahan bahwa LKPD yang

Pada materi relasi dan fungsi banyak sekali permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti mengaitkan antar konsep relasi dan fungsi, memahami sifat-sifat

Tahap dari pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan praktisi serta data yang

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan LKS berbasis problem solving pada materi perubahan lingkungan yang dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan

Berdasarkan uraian permasalahan yang terdapat pada pembelajaran kimia di MAN 1 Cirebon, maka peneliti akan mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (e-LKPD)

Kriteria pada penilaian isi e-LKPD yang dikembangkan meliputi kesesuaian konsep e-LKPD dengan kurikulum merdeka, kesesuaian konsep e-LKPD dengan mencantumkan komponen kegiatan

Berdasarkan permaalahan tersebut maka peneliti ingin mengembangkan lembar kerja peserta didik elektronik E- LKPD berbasis kontekstual menggunakan liveworksheets.12 Pemilihan materi IPS

Aktivitas peserta didik pada E-LKPD 2 berbasis PBL dengan persentase tertinggi yakni 100% dengan kriteria sangat baik adalah membaca rangkuman materi pada fitur Bio Info, menonton video