• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi pengelolaan barang habis pakai di bagian perlengkapan dan keuangan sekretariat daerah kabupaten Karanganyar roni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Administrasi pengelolaan barang habis pakai di bagian perlengkapan dan keuangan sekretariat daerah kabupaten Karanganyar roni"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ADMINISTRASI PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI DI BAGIAN

PERLENGKAPAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan

Vokasi Ahli Madya (A. Md.) dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Oleh:

RONI IRIYANTO

D1509075

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

ADMINISTRASI PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI DI BAGIAN

PERLENGKAPAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun Oleh:

RONI IRIYANTO

D1509075

Disetujui untuk Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji

Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing,

Drs. Ali, M.Si

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

ADMINISTRASI PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI DI BAGIAN

PERLENGKAPAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun Oleh ;

RONI IRIYANTO

D1509075

Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji ;

1. Penguji I ; Drs. H.Marsudi, M.Si ...

NIP. 19550823 1983031 001

2. Penguji II ; Drs. Ali, M.Si ...

NIP. 19540830 1985031 002

Mengetahui,

Dekan Ketua Program

Prof. Drs. H. Pawito, Phd Drs. Sudarto,M. Si

NIP 19540805 198503 1 002 NIP 19550202 198503 1 006

(4)

commit to user

iv MOTTO

Be Yourself ( penulis )

Where there is a will there is a way ( penulis )

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Kedua orang tuaku tercinta yang selalu

memberikan semangat dan doa.

Kakak-kakakku tercinta

Teman-teman dan Sahabat-sahabatku atas

dukungan dan motivasinya.

(6)

commit to user

vi

PERNYATAAN

Nama : RONI IRIYANTO

NIM : D1509075

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “ADMINISTRASI

PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI DI BAGIAN PERLENGKAPAN

DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

KARANGANYAR” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya

saya dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya

peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, 30 Mei 2012

Yang membuat pernyataan,

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan rahmat dan karunia Nya bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas akjir ini berjudul ”ADMINISTRASI PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI DI BAGIAN PERLENGKAPAN DAN KEUANGAN

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR”.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

persyaratan guna memperoleh Sebutan Profesi Ahli Madya Progam D III

Manajemen Administrasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Di dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat

kesulitan. Namun berkat bantuan dan dukungan moral maupun material dari

berbagai pihak, akhitnya kesulitan tersebut bisa teratasi. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Ali, M.Si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah

bersedia dan memberikan saran, bimbingan dan pengarahan dalam

penulisan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs.Sudarto, M.Si selaku Ketua Program Diploma Manajemen

Administrasi dan Selaku Pembimbing Akademis yang telah

membimbing, memberi nasehat dan membantu penulis sehingga dapat

menempuh perkuliahan dengan baik.

3. Bapak Prof. Drs. H. Pawito. Phd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Suharno, SH, selaku Kepala Bagian Perlengkapan dan

Keuanagan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar.

5. Bapak Soekaryo, S.Sos, MM, selaku Kepala Sub Bagian Pemeliharaan

Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten

(8)

commit to user

viii

6. Bapak Sadimin, SH, MM selaku Staff Petugas gudang di bagian

Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten

Karanganyar.

7. Staff bagian Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah

Kabupaten Karanganyar, Mas Priyo Pinardi, A.Md, Bapak Sugiyo, Ibu

Sukamti, SE, Mbak Endah Pujiani, Mas Adhityo Bagus Prakoso, SH,

Bapak Lilik Setyo Prihadi, SH, Bapak Hardono, Bapak Karno.

8. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang telah memberi dukungan

moral maupun material.

9. Keponakanku Oktaviana Rustanti, terima kasih atas bantuan

fasilitasnya buat penulis.

10.Seluruh teman-teman yang ada di D-III Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret, khususnya teman-teman D-III

manajemen administrasi angkatan 2009.

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan pengamatan dan

penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan banyak

kekurangannya, Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan

masukan dari pembaca demi meningkatkan pengetahuan penulis.

Harapan Penulis, Semoga penyusunan Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 30 Mei 2012

(9)

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN ... 6

1. Tinjauan Pustaka ... 6

A. Administrasi ……….. ... 6

B. Pengelolaan ... 11

C. Barang ... 14

D. Pengelolaan Barang ... 17

E. Pengelolaan Barang Milik Daerah ... 20

2. Metode Pengamatan ... 26

(10)

commit to user

x

B. Jenis Pengamatan ... 26

C. Sumber Data ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 28

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI ... 31

A. Gambaran Umum ... 31

B. Visi, Misi, dan Tujuan ... 31

C. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar ... 36

D. Susunan Organisasi Bagian Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar ... 41

E. Struktur Pegawai Bagian Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar ... 47

F. Bagan Struktur Organiasi Bagian Pedrlengkapan dan Keuangan... 48

BAB IV PEMBAHASAN ... 49

A. Barang Habis Pakai Di Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar ... 49

B. Administrasi Pengelolaan Barang Habis Pakai Di Bagian Perlengkapan dan Keuangan ... 50

C. Tata Cara Penyaluran Barang Habis Pakai Di Bagian Perlengkapan dan Keuangan ... 60

BAB V PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Laporan Keadaan Barang Alat Tulis Kantor Bagian Perlengkapan dan

Keuangan ………..……… 52

Tabel IV.2 Laporan Keadaan Barang Cetak Bagian Perlengkapan dan

Keuangan ... 55

Tabel IV.3 Laporan Keadaan Barang Pembersih Bagian Perlengkapan dan

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gb. II. 1. Model Analisis Interaktif ... 30

(13)

commit to user

xiii ABSTRAK

RONI IRIYANTO, D1509075, ADMINISTRASI PENGELOLAAN

BARANG HABIS PAKAI DI BAGIAN PERLENGKAPAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR, Tugas Akhir Program Studi Manajemen Administrasi Program Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012, 66 halaman.

Barang habis pakai merupakan suatu barang yang hanya dapat digunakan dalam satu kali pemakaianya. Barang habis pakai hampir selalu dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, sama halnya dalam kegiatan suatu instansi. Agar dalam pemenuhan barang habis pakai dalam instansi berjalan dengan baik, maka perlu adanya pengelolaan barang habis pakai. Dalam pengelolaan barang habis pakai diperlukan administrasi dengan tujuan untuk melayani, membantu, dan memenuhi kebutuhan barang secara terperinci dan berjalan dengan baik.

Dalam rangka untuk meningkatkan mutu administrasi pengelolaan barang habis pakai, maka dalam kegiatan administrasi pengelolaan tersebut harus dilakukan pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pemenuhan barang habis pakai. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan Administrasi Pengelolaan Barang Habis Pakai Di Bagian Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar.

Pelaksanaan pengamatan ini, menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan Administrasi Pengelolaan Barang Habis Pakai Di Bagian Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar yang dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat dan berdasarkan fakta-fakta. Sumber data yang diperoleh berdasarkan dari informan, peristiwa atau aktivitas kemudian juga dari gambar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi (Pengamatan), Interview (Wawancara), dan Riset Pustaka sehingga dapat dianalisa dan di tarik kesimpulan.

Hasil analisis pengamatan yang dilakukan di Bagian Perlengkapan dan Keuangan Setda Karangayar, penulis memaparkan bahwa administrasi pengelolaan barang habis pakai merupakan bagian dari siklus pengelolaan barang milik daerah yang terdiri dari penerimaan, penyimpanan, penyeluran, dan pelaporan. Penyaluran menjadi prioritas dalam pengelolaan barang tersebut dengan tahap yang baik untuk pemenuhan kebutuhan barang.

(14)

commit to user

xiv ABSTRACT

RONI IRIYANTO, D1509075, THE ADMINISTRATION OF DISPOSABLE MATERIAL MANAGEMENT IN EQUIPMENT AND FINANCIAL DIVISION OF KARANGANYAR REGENCY’S LOCAL SECRETARIAT. Final Project of Administration Management Study Program of Diploma III Program of Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, 2012, 66 pages.

Disposable material is the one used only once. The disposable material is always needed in daily activity; similarly in an institution’s activity. In order to meet the need for disposable material well, there should be a management of disposable material. In managing the disposable material, there should be an administration in the objective of catering, helping and meeting the need for material in detailed and of undertaking it well.

In the attempt of improving the quality of disposable management administration, this activity should make recording on anything relevant to the activity of meeting the disposable material need. This Final Project report writing aims to describe and to explain the administration of disposable material

management in equipment and financial division of Karanganyar Regency’s Local

Secretariat.

This observation was done using a descriptive qualitative type of research by describing the administration of disposable material management in equipment

and financial division of Karanganyar Regency’s Local Secretariat poured into

sentences and based on facts. The data source was obtained from informant, event or activity as well as picture. Techniques of collecting data used were observation, interview, and library research so that the data could be analyzed and the conclusion could be drawn.

From the result of observation analysis conducted to the Equipment and

Financial Division of Karanganyar’s Local Secretariat, the writer explained that

the disposable material management administration was a part of local government-owned material management cycle consisting of receiving, storing, distributing, and reporting. The distribution became the priority in such the material management with good stage for meeting the material need.

From result of observation, the writer concluded that the Disposable Material Management Administration had run well and had been done by the skilled personnel in that area. But the monthly reporting of material was less thorough in recording the material release from the Equipment and Financial Division itself when taking unrecorded material, so that there was a discrepancy between report of material condition and the condition of material in the

warehouse. The writer’s recommendation was the recording should be done more

(15)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan

Sejak diterapkanya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah. Khususnya dibidang pengelolaan barang milik daerah

sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah,

perlu disempurnakan. Barang milik daerah srbagai salah satu unsur penting

dalam rangka penyelenggaraan dan pelayanan masyarakat harus dikelola

dengan baik dan benar, yang pada giliranya dapat mewujudkan

pengelolaan barang milik daerah dengan memperhatikan azas-azas sebagai

berikut yaitu azas fungsional, azas kepastian hukum, azas transparansi,

azas efisiensi, azas akuntabilitas, azas kepastian nilai. Sehubungan dalam

ketentuan Pasal 74 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006,

Menteri Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD).

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) ini yang

dimaksud barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah, dan atau yang berasal dari perolehan lainnya

yang sah. Kemudian pengurusan dan pengelolaan barang milik daerah

(16)

commit to user

dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Di samping

itu pengurusan dan pengelolaan barang milik daerah meliputI dari

perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan,

pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian, penghapusan,

pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian.

Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan sesuatu yang harus

dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang

kekayaan daerah,pada umumnya dan mampu memenuhi kebutuhan barang

di lingkungan suatu instansi terutama di lingkungan Sekretaris Daerah

Kabupaten Karanganyar. Dengan langkah inventarisasi dan revaluasi

barang daerah diharapkan akan mampu memperbaiki/menyempurnakan

administrasi pengelolaan Barang Milik Daerah yang ada saat ini. Dengan

beberapa fakta yang terjadi maka sangatlah tepat jika pemerintah

mengambil kebijakan dengan menetapkan beberapa regulasi yang salah

satunya adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007

(Permendagri No.17 Tahun 2007) sehingga diharapkan dapat

memperbaiki/ menyempurnakan administrasi pengelolaan Barang Milik

Daerah yang ada saat ini.

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, mengenai administrasi

pengelolaan barang milik daerah khususnya di lingkungan Sekretariat

Daerah Kabupaten Karanganyar dilaksanakan oleh Bagian Perlengkapan

dan Keuangan. Di Bagian Perlengkapan dan Keuangan ini terdiri dari tiga

sub bagian yaitu sub bagian pengadaan, sub bagian pemeliharaan, dan sub

bagian keuangan. Dimana sub bagian tersebut berada dibawah pimpinan

Kepala Bagian (Kabag). Dengan fakta yang ada, maka keberadaan dari

Bagian Perlengkapan dan Keuangan sangat penting, dikarenakan bagian

ini tidak hanya memenuhi kebutuhan akan barang di lingkungan Setda

Kabupaten Karanganyar, tetapi juga di rumah dinas bupati Kabupaten

Karanganyar. Dalam administrasi pengelolaan barang milik daerah

(17)

commit to user

barang terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan

barang, penerimaan, penyimpanan, penyaluran barang, penggunaan

barang, dan penatausahaan. Barang milik daerah yang ada di lingkungan

Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar terdiri dari barang habis pakai

dan barang tidak habis pakai. Didalam Tugas Akhir ini, penulis lebih

menekankan pada barang habis pakai. Barang habis pakai berarti barang

yang hanya dipergunakan untuk sekali dalam pemakaianya. Di Bagian

Perlengkapan dan Keuangan ini administrasi pengelolaan barang barang

habis pakai terutama barang yang ada di dalam gudang dilaksanakan

sesuai dengan siklus pengelolaan barang milik daerah, dikarenakan barang

habis pakai merupakan termasuk ke dalam barang milik daerah.

Administrasi barang milik daerah ini terdiri dari penerimaan,

penyimpanan, penyaluran, dan pelaporan. Pengelolaan barang habis pakai

dilaksanakan oleh penyimpan barang. Pengelolaan barang tersebut harus

dilakukan dengan sangat baik dan teliti.. Penyimpan barang harus

mencatat semua aktifitas dalam kegiatan pengelolaan barang mulai barang

diterima sampai barang dikeluarkan atau disalurkan sebagai dasar dalam

pembuatan laporan barang habis pakai. Barang habis pakai yang ada di

gudang Bagian Perlengkapan dan Keuangan ini adalah barang yang dalam

kegiatan pada hari kerja pasti dibutuhkan dan digunakan oleh seluruh

bagian atau unit kerja yang ada di lingkungan Sekretariat Daerah

Kabupaten Karanganyar.. Barang habis pakai terdiri dari Alat Tulis Kantor

(ATK), barang cetak, dan barang atau alat pembersih. Sehingga dalam hal

ini, administrasi pengelolaan barang habis pakai sangat perlu dan harus

dilakukan dengan maksud untuk mengetahui jumlah barang yang keluar

dengan barang yang masih tersisa di dalam gudang atau stok barang dan

bertujuan untuk memudahkan dalam penyusunan laporan bulanan dan

penyesuaian dengan perencanaan kebutuhan dan penganggaran serta

pengadaan untuk barang habis pakai selanjutnya. Dalam pengadaan barang

habis pakai harus berdasarkan laporan barang tiap bulan dengan

(18)

commit to user

barang yang keluar dan sisa barang di bulan saat ini, apabila jumlah barang

yang keluar dalam sebulan banyak berarti barang tersebut dibutuhkan dan

harus diadakan pengadaan atau penambahan untuk barang tersebut dan

juga sebaliknya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

pengamatan dan membuat tugas akhir dengan judul “ ADMINISTRASI

PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI DI BAGIAN

PERLENGKAPAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

yang perlu diselesaikan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah

”Bagaimana Administrasi Pengelolaan Barang Habis Pakai Di Bagian Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar ?

”.

C. Tujuan Pengamatan

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pada dasarnya mempunyai

tujuan-tujuan tertentu. Demikian pula dalam pengamatan ini yang

mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui gambaran tentang administrasi pengelolaan barang

habis pakai di Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar.

2. Tujuan Fungsional

Hasil pengamatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis,

pembaca, maupun bagi kantor Sekretariat Daerah Kabupaten

Karanganyar, baik sebagai pengetahuan, masukan, dan bahan

pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan

(19)

commit to user

instansi tersebut, sehingga dapat membenahi kekurangan dan

menyempurnakan pelayanan yang diberikan.

3. Tujuan Individual

Pengamatan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi

tugas akhir untuk memperoleh sebutan profesional Ahli Madya

(A.Md) pada Program Diploma III Manajemen Administrasi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan

Pengamatan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Penulis memperoleh wahana pembelajaran melalui pengamatan

langsung dari lapangan setelah sebelumnya memperoleh teori di

bangku kuliah.

2. Untuk mengetahui administrasi pengelolaan barang habis pakai di

Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar.

3. Penulis dapat memberikan sumbangan pikiran atau memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan administrasi pengelolaan barang habis

pakai agar dapat memajukan perkembangan instansi yang

(20)

commit to user

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

1. Tinjauan Pustaka

A. Administrasi

Administrasi berdasarkan etimologis bersumber dari bahasa Latin,

yang terdiri dari ad dan ministrare, yangsecara operasional berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Dalam bahasa asalnya dari

perkataan itu dapat terbentuk kata benda administratio dan kata sifat administrativus. Perkataan itu masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi administration yang lebih banyak dikenal oleh para ilmuan dan praktisi sekarang ini.

1. Pengertian Administrasi menurut beberapa ahli :

a. Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada

semua usaha kelompok pemerintah atau swasta, sipil atau militer,

besar atau kecil (White, 1958).

b. Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan

kerjasama guna menyelesaikan tugas bersama (Simon, 1958).

c. Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan

pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan

bersama (Newman, 1963)

2. Administrasi dalam Bahasa Indonesia ada dua pengertian, yaitu:

a. Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris

“Administration” yaitu proses kerjasama antara dua orang atau

lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan

bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973 )

b. Administrasi berasal dari bahasa Belanda, “Administratie” yang

merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu

sebagai kegiatan tata usaha kantor yakni pekerjaan tulis menulis,

(21)

commit to user

jenis warkat yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan untuk

mewujudkan tugas pokok suatu organisasi. Kegiatan ini dalam

bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989).

Dari beberapa pegertian administrasi dan pendapat menurut

beberapa ahli diatas, dalam penulisan ini penulis akan menjelaskan lebih

dalam mengenai administrasi dalam arti sempit, dimana administrasi

merupakan kegiatan “Tata Usaha” (Ali Mufiz, 2009:1.7). Tata usaha

adalah satu bagian dari kegiatan yang terutama berkaitan dengan

penyediaan, penyimpanan, dan penyampaian (penyaluran) bahan

keterangan dan informasi yang sangat diperlukan bagi pemimpin dalam

mengelola kegiatan kerjasama. Lebih lanjut dikemukakan pengertian lebih

detail tentang administrasi dalam arti sempit sebagai berikut (2009,

1.5-1.6):

1. Munawardi Reksohadiprawiro mengatakan bahwa administrasi berarti

tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan sistematis

serta penentuan fakta secara tertulis, dengan memperoleh pandangan

yang menyeluruh serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan

fakta yang lainnya.

2. G. Kartasapoetra mendefinisikan administrasi sebagai suatu alat yang

dapat dipakai untuk menjamin kelancaran dan keberesan bagi setiap

manusia untuk melakukan perhubungan, persetujuan, dan perjanjian

antara sesama manusia dan/ badan hukum yang dilakukan secara

tertulis.

Didalam administrasi terdapat beberapa unsur administrasi.

Unsur-unsur administrasi menurut The Liang Gie (dalam Moekijat,

1992:16) sebagai berikut:

1. Organisasi. Pengertian organisasi dapat diartikan menjadi dua bagian

yaitu secara statis dan dinamis. Secara statis organisasi yaitu wadah

(22)

commit to user

sedangkan secara dinamis organisasi yaitu proses penentuan struktur

organisasi adalah job diskripsi (perincian) struktur.

2. Manajemen yaitu proses pencapaian tujuan dengan menggunakan

bantuan orang lain.

3. Ketatausahaan yaitu proses pencatatan usaha dokumen yang masuk

dan keluar terhadap suatu instansi itu sendiri.

4. Keuangan yaitu suatu kegiatan yang mengatur lalu lintas

pembiayaan (kegiatan keuangan) yang membiayai suatu kegiatan.

5. Kepegawaian yaitu pengelolaan terhadap semua orang yang ada

didalam suatu organisasi.

6. Perbekalan yaitu kegiatan pengelolaan semua barang-barang yang

ada di suatu instansi (barang habis pakai atau barang tidak habis

pakai).

7. Humas yaitu membina hubungan baik antara masyarakat dengan

suatu organisasi/ hubungan masyarakat.

Fungsi tata usaha (clerical work) pada dasarnya adalah untuk

memudahkan atau meringankan pekerjaan pimpinan dalam mengambil

keputusan. Untuk itu fungsi tata usaha diwujudkan dengan pengadaan data

atau informasi yang berhubungan dengan tugas pokok atau volume kerja

organisasi. Kegiatan itu dilakukan dengan pencatatan, menyimpan,

menggadakan semua data, yang diwujudkan menjadi warkat-warkat yang

selalu siap bilamana diperlukan.

Fungsi tata usaha yang lain adalah memberikan pelayanan, dalam

arti membantu personel lain dari dalam dan luar organisasi yang

memerlukan data atau inormasi, agar dapat melaksanakan pekerjaan secara

efektif.

Berdasarkan kedua fungsi tersebut tata usaha dapat diartikan

sebagai, “rangkaian kegiatan menghimpun, mencatat, mengadakan,

menggandakan, menyimpan dan mengirim berbagai bahan atau

data/informasi untuk keperluan mewujudkan tugas-tugas pokok

(23)

commit to user

Dalam realisasinya semua kegiatan itu perlu dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah atau menerapkan unsur-unsur di dalam fungsi

primer (Planning, Organizing, Commanding, Coordination, Controling,

Communication), agar berlangsung efektif dan efisien. Penerapan tersebut

semakin penting artinya jika pekerjaan tata usaha dihubungkan dengan

bidang kerjanya yang lebih luas, seperti penyediaan dan pengaturan tempat

kerja agar menyenangkan dan membetahkan karena berpengaruh pada

prestasi dan produktivitas kerja.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat diidentiikasi

jenis-jenis kegiatan tata usaha sebagaimana dikemukakan William H.

Leffingwell dan Edwin M. Robinson membedakan pekerjaan tata usaha

sebagai berikut : (1994:145)

a. Menerima, mengirim dan mengatur pengangkutan bahan-bahan

dengan sarana yang tepat.

b. Membuar dan menyimpan rekening-rekening.

c. Surat menyurat,mendiktekan dan mengetik.

d. Menyimpan warkat

e. Menghimpun dan menghitung data statistik.

f. Mendistribusikan dan menyimpan surat-surat.

g. Menggandakan warkat-warkat.

h. Menerima tamu, menelpon, mengatur pesuruh dan penjaga

keamanan.

i. Membuat atau mengkonsep warkat.

j. Tugas-tugas khusus dari pimpinan.

Berdasarkan uraian pendapat tersebut dan dengan memperhatikan

deskripsi pekerjaan tata usaha, maka jenis-jenis kegiatan yang menjadi

volume kerja tata usaha dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Menerima, mencatat dan mengarsipkan surat keluar dan surat

masuk.

b. Mengurus penyimpanan, pemeliharaan dan pengawetan arsip

(24)

commit to user

c. Mengatur dan melayani kebutuhan pemakaian arsip, baik untuk

pimpinan maupun pihak lain yang memerlukannya.

d. Mengatur dan menggunakan buku agenda, buku ekspedisi dan

mengirim surat keluar.

e. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemakaian cap/stempel

organisasi.

f. Mempersiapkan, mengolah dan menyelesaikan rancangan atau

konsep surat-surat.

g. Mengurus pengadaan dan percetakan/penggandaan berbagai jenis

formulir, kartu-kartu dan menyediakan alat tulis kantor.

h. Mengatur penyelenggaraan rapat dinas.

i. Menerima tamu dan mengurus tamu.

j. Memperhatikan dan menghimpun pendapat umum serta pencatatan

tentang pemberitaan untuk disampaikan pada pimpinan.

k. Mengelola data statistik.

l. Melaksanakan tugas-tugas khusus berdasarkan perintah pimpinan

(25)

commit to user B. Pengelolaan

Kata pengelolaan kelola yang mengandung arti proses,

pemeliharaan, dan mengurus. Proses merupakan suatu rangkaian aktifitas

satu sama lain saling bersusulan. Pengelolaan adalah suatu cara

matematika untuk menjalankan suatu pekerjaan. Menurut H. B. Siswanto

(2006:23). Pengelolaan berdasarkan manajemen adalah suatu rangkaian

aktifitas yang harus dilakukan oleh seorang yang ahli dalam suatu

organisasi yang dijalani. Dengan kata lain pengelolaan arsip yang baik

harus ditangani oleh seseorang yang ahli di bidang arsip. Hal selaras

dengan pengertian pengelolaan seperti yang diungkapkan Zulkifli

Amsyah (1998:6). Pengelolaan sesungguhnya memerlukan penataan

yang sistematis agar tersimpan dengan aman dan mudah ditemukan

kembali apabila diperlukan.

Ditinjau dari segi etimologi pengelolaan berasal dari kata “kelola” dan dengan kata kerja “mengelola” atau mengelolakan. Mengelola(kan)

berarti mengurus, melakukan, penyelenggaraan. Sedangkan ditinjau dari

segi terminologi atau pengertianya, Winarno Hamiseno sebagaimana

dikutip oleh Suharsimi Arikunto menjelaskan pengelolaan merupakan

substansi dari mengelola, sedangkan mengelola berarti suatu tindakan

yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan sampai pengawasan dan penilaian, dijelaskan selanjutnya

bahwa pengelolaan merupakan sumber penyempurnan dan peningkatan

pengelolaan yang selaanjutnya,

(http://id:shvoong.com/social-sciences/education/225844-pengertian-pengelolaan-pembelajaran/,

diakses tanggal 15 Februari 2012).

Dalam hal ini yang akan dikaji dari pengelolaan adalah mengenai

proses mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan dan penyaluran

barang, penggunaan barangsampai dengan penatausahaan yang meliputi

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan pengelolaan barang.

Selanjutnya proses kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi dengan

(26)

commit to user

laporan bulanan pengelolaan barang habis pakai yang terdiri dari ATK,

cetak, pembersih.

Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama dengan

arti manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki

tujuan yang sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga.

Pengelolaan merupakan sebuah bentuk bekerja dengan orang-orang

secara pribadi dan kelompok demi tercapainya tujuan organisasi

lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda dengan

kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan

orang pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai

tujuan yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang

efektif.Seperti definisi pengelolaan yang dikemukakan oleh Wardoyo

(1980:41) bahwa pengelolaan merupakan suatu rangkaian yang

berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengewasan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut

Harsoyo (1997:121) bahwa pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal

dari kata “kelola” mengandung arti serangkaian usaha untuk menggali

dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien

guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.

Arti pengelolaan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

(1994:444) adalah sebagai berikut:

a. Pengurusan, penyelenggaraan, manajemen, proses

b. Jalanya suatu peristiwa dari awal sampai dengan akhir

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:411)

memaparkan sebagai berikut:

a. Proses cara pembuatan mengelola

b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga

orang lain

c. Proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi

d. Proses yang memberikan pengawasan kepada semua hal yang

(27)

commit to user

Dari uraian diatas dapat isimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang bertujuan

menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

(28)

commit to user

C. Barang

Barang/produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat

diraba maupun tidak dapat di raba, termasuk bungkus, harga, prestise

perusahaan, dan pengecer. Pelayanan perusahaan dan pengecer, yang

diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.

(Bayu Swastha: 1993).

Pengolongan barang menurut tingkat pemakaian dan kekongkritannya.

1. Barang Tahan lama (durable goods) adalah barang-barang yang secara normal dapat dipakai berkali-kali, jadi dapat dipakai untuk

jangka waktu yang relative lama.

Misalnya : Pakaian, Mesin tulis, kacamata penggaris, dsb.

2. Barang Tidak Tahan Lama (non durable goods)

adalah barang-barang yang secara normal hanya dipakai satu kali

atau beberapa kali saja, artinya sekali barang itu dipakai akan habis,

rusak, atau tidak dapat dipakai lagi.

Misalnya : Bahan Baku, Sabun, Makanan, dsb

3. Jasa adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual.

Misalnya : Jasa reparasi, Jasa Potong rambut, Jasa Pendidikan, dan

sebagainya.

Penggolongan barang menurut tujuan pemakainya oleh pemakainya

1. Barang Konsumsi: Barang-barang yang untuk dikonsumsikan.

Barang konsumsi dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Barang Konvenien (convenience Goods) yaitu : barang yang mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat dan pada

setiap waktu.

Misalnya : Rokok, sabun, dsb

b. Barang Shopping (shopping Goods) yaitu : barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan di dalam membelinya harus

dipertimbangkan masak-masak. Misalnya dengan

(29)

commit to user

Misalnya : Tekstil, perabot rumah tangga, dsb

Secara relative barang-barang shopping ini lebih mahal ,

dibandingkan dengan barang konvenien, dan di butuhkan

usaha-usaha serta waktu yang relatif banyak untuk mengadakan

perbandingan.

c. Barang special yaitu : barang yang mempunyai cirri khas dan

hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja.

Misalnya : barang antik di toko seni tertentu, perhiasan di toko

perhiasan tertentu.

2. Barang Industri

Barang-barang yang di beli untuk proses lagi/untuk kepentingan

dalam industri baik secara langsung atau tidak langsung dipakai

proses produksi.

Misalnya : dalam industrial baja, hampir semua produk dari baja

digunakan untuk memproduksi barang lain.

Bahan industri dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu :

a. Bahan Baku

Bahan baku ini merupakan bahan pokok untuk membuat barang

lain.

Misalnya : kapas untuk membuat barang, jerami untuk membuat

kertas, minyak bumi untuk membuat bensin, dsb.

b. Komponen dan barang setengah jadi

Komponen ini merupakan barang-barang yang sudah masuk

dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk

akhir termasuk dalam jenis ini antara lain : Barang untuk

membuat kain, tekstil, onderdil untuk membuat mobil, dsb.

c. Perlengkapan Operasi

Barang-barang yang dapat digunakan untuk membantu

lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lainnya di

dalam perusahaan dalam golongan ini termasuk juga perbekalan

(30)

commit to user

Misalnya : Minyak Pelumas untuk mesin-mesin, kertas dan

pensil untuk membuat catatan, dsb

d. Instalasi Alat produksi utama dalam sebuah pabrik perusahaan

yang dapat di pakai untuk jangka waktu lama (termasuk barang

tahan lama) instalansi ini termasuk tulang punggung dari sebuah

pabrik atau perusahaan.

Misalnya : Mesin penggiling gabah pada perusahaan

penggilingan gabah, mesin tenun pada perusahaan tekstil, mesin

cetak pada perusahaan tekstil, mesin cetak pada perusahaan

percetakan, dsb

e. Peralatan Ekstra (accessory equipment)

Alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi.

Misalnya : alat angkut dalam pabrik (truk pengangkut

barang/Foot lift truck), gerobak dsb.

Penggolongan barang menurut sifatnya ada 2 yaitu :

1. Barang tidak habis pakai

Barang yang dapat dipergunakan tidak hanya satu kali pemakaian,

tetapi berkali = kali atau berulang – ulang dalam pemakaianya.

Misal : dalam kegiatan sehari – hari yaitu gunting, sepeda dsb.

2. Barang habis pakai

Barang yang hanya dapat dipergunakan satu kali dalam

pemakaianya.

Misal : ATK (kertas, buku, dll), cetak (stempel, amplop surat, dll),

(31)

commit to user D. Pengelolaan Barang

Istilah perlengkapan, logistik, materiil dan perbekalan digunakan

silih berganti dalam pengelolaan barang di lingkungan birokrasi

pemerintahan baik pusat maupun daerah. Pada kesempatan ini penulis

menggunakan istilah perlengkapan dengan alasan bahwa sebagian besar

birokrasi pemerintahan baik pusat maupun daerah menggunakan sebutan

perlengkapan dalam jabatan pengelolaan barang seperti biro

perlengkapan, bagian perlengkapan dan sub bagian perlengkapan. Yang

dimaksud dengan perlengkapan disini meliputi barang daerah baik

barang bergerak maupun barang tidak bergerak dan yang sifatnya barang

habis pakai maupun barang yang tidak habis pakai (dipakai

berulang-ulang). Barang daerah termasuk juga dalam pengertian keuangan daerah.

Hal ini dapat dilihat dari pengertian keuangan daerah yang dikemukakan

Mamesah (dalam Sembiring, 2002 : 84) yaitu : Semua hak dan semua

kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu

baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah

sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih

tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan/perundang-undangan yang

berlaku.

Pendapat ahli di atas sesuai dengan pengertian keuangan daerah

yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor. 105 Tahun 2000

yaitu :

“Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan daerah tersebut dalam kerangka APBD”.

Pada dasarnya pengelolaan uang dan pengelolaan barang tidak

jauh berbeda, dimana dalam pengelolaannya sama-sama merupakan

mekanisme/system pengurusan umum (otorisator dan ordonatur) dan

(32)

commit to user

barang pemerintah sama-sama harus berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

Menurut Sembiring (2002: 85) perbedaan yang khas dari

pengelolaan uang dan barang antara lain adalah :

1. Barang diperoleh dengan pengadaan atau pembelian denagn

menggunakan alat tukar uang, sehingga setiap barang bernilai uang.

Tetapi apabila suatu barang dikembalikan wujudnya ke uang dengan

cara penjualan kembali, biasanya nilai nominal hasil penjualan

tersebut lebih rendah daripada nilai nominal pengadaan/pembalian

barang tersebut semula, karena ada unsure depresiasi/penyusutan.

2. Barang khususnya barang tidak habis pakai seperti bangunan,

kendaraan bermotor, meja, kursi dan sebagainya yang mempunyai

masa hidup atau masa pakai efektif dan meskipun wujud barang

tidak ada lagi status hukumnya belum selesai sepanjang belum

diadakan penghapusan, karena itu masih harus terus

dilaporkan/dipertanggungjawabkan kepada pejabat yang berwenang.

Uang apabila sudah selesai dipertanggungjawabkan dan mendapat

pengesahan maka status hukumnya sudah selesai.

3. Pengelolaan uang memerlukan waktu relative singkat sedangkan

pengelolaan barang khususnya barang tidak habis pakai relatif lama.

4. Untuk mencapai kinerja (output) suatu unit organisasi memerlukan

bahan dan perangkat kerja berupa barang yang berasal dari alat tukar

uang.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengelolaan

barang jauh lebih sulit dan rumit daripada pengelolaan uang, akan tetapi

tampak di lapangan bahwa pengelolaan barang kurang mendapat

perhatian. Adapun indikasi adanya permasalahan dalam pengelolaan

perlengkapan di lingkungan Sekretariat daerah termasuk kabupaten

(33)

commit to user

a. Pengelola atau pihak yang seharusnya bertanggungjawab dalam

perlengkapan cenderung hanya memberi perhatian penuh pada saat

pengadaan barang sedangkan dalam proses pemanfaatan sampai

dengan penghapusannya kurang mendapat perhatian;

b. Penyediaan anggaran belanja untuk pemeliharaan barang seperti

kendaraan bermotor, bangunan dan lain-lain sangat minim

sehingga masa pemanfaatannya lebih pendek atau membutuhkan

biaya pemeliharaan yang lebih besar.

c. Informasi perlengkapan minim, karena laporan inventarisasi tidak

dibuat secara rutin sehingga mengalami kesulitan dalam

perencanaan kebutuhan serta dalam penyusunan neraca daerah;;

d. Pengelolaan perlengkapan belum diselengarakan secara terpadu

oleh suatu lembaga yang khusus menangani hal tersebut;

e. Pengawasan dan pengendalian perlengkapan dari pejabat yang

berwenang terhadap pengelolaan perlengkapan unit organisasi

misalnya dalam hal barang yang hilang masih kurang, sehingga

tidak lanjut terhadap pegawai yang bertanggungjawab dalam hal

ini hampir tidak ada;

f. Beberapa unit organisasi masih merasakan kurangnya peraturan

dan pedoman dalam pengelolaan perlengkapan.

Masalah tersebut di atas tidak dapat dibiarkan berlangsung terus,

terlebih berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000

tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan daerah

mewajibkan Kepala Daerah mengatur pengelolaan barang daerah dan

membuat neraca daerah. Neraca daerah dibuat berdasarkan data yang

akurat tentang asset daerah (hasil inventarisasi barang) yang berasal dari

perangkat daerah.

Sehingga penyusunan anggaran dan pengelolaan perlengkapan

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam kerangka

(34)

commit to user

(perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan

penyaluran, pemeliharaan, penghapusan, inventarisasi dan pengendalian)

membutuhkan dukungan dana berupa belanja apakah untuk barang

bergerak maupun untuk barang tidak bergerak yang disusun dalam

anggaran, dalam upaya pencapaian kinerja setiap perangkat daerah sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Kualitas data tentang pengelolaan perlengkapan sangat

berpengaruh pada penyusunan anggaran dan sebaliknya ketepatan

penyusunan anggaran sangat berpengaruh pula pada efektivitas

pelaksanaan fungsi-fungsi perlengkapan suatu perangkat daerah. Pada

suatu saat suatu barang akan dihapus karena tidak atau kurang

memberikan manfaat lagi dan selanjutnya dijual bila masih mempunyai

nilai ekonomis, serta hasil penjualan barang tersebut dapat direncanakan

pada bagian pendapatan daerah pada waktu penyusunan anggaran.

(http://www.bkn.go.id. Pola Manajemen Aset Daerah (Pengelolaan

Manajemen Perlengkapan Di Lingkungan Pemerintahan Daerah

Kabupaten). Diakses Pada Tanggal 18 Februari 2012).

E. Pengelolaan Barang Milik Daerah

a. Azas-Azas Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Barang milik daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat harus dikelola

dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan

pengelolaan barang milik daerah dengan memperhatikan azas-azas

sebagai berikut (Chabib Saleh dan Heru Rochmansjah, 2010:157-158 ;

Nurlan Darise, 2009:234-235) :

Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah dibidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan

oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan

Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggungjawab

(35)

commit to user

Azas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus

dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan;

Azas transparansi, yaitu penyeleggaraan pengelolaan barang milik

daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh

informasi yang benar.

Azas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar

barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar

kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan

tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.

Azas akuntabilitas, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus

didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka

optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan baran milik daerah

serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah.

b. Siklus Pengelolaan Barang Milik Daerah

Dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan Pengelolaan barang daerah adalah suatu rangkaian

kegiatan dan tindakan terhadap daerah yang meliputi:

1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

Dalam perencanaan dan pengenggaran ini terdapat dua kegiatan yaitu:

a. Koordinasi dan sinkronasi perencanaan

“Pelaksanaan perlu terkoordinasi dengan baik dengan

memperhatikan standarisasi yang telah ditetapkan oleh daerah

masing-masing” (Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, 2010:163)

b. Perencanaan dan penganggaran

Kegiatan perencanaan dan penganggaran merupakan dasar dalam

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) masing-masing SKPD

sebagai bahan penyusunan APBD.

Dengan kata lain dalam sistem pembelian barang milik daerah, ada

(36)

commit to user

perencanaan akan pengadaan kebutuhan barang milik pemerintah

daerah dan perencanaan pemeliharaan barang milik pemerintah

daerah (M. Yusuf, 2010:40).

2. Pengadaan

Sesuai dengan permendagri Nomor 17 Tahun 2007, Nurlan

Darise (2009:236) menyatakan bahwa “pengadaan barang milik

daerah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan

dan terbuka, bersaing adil/tidak diskriminatif dan akuntabel”.

3. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran

a. Penerimaan

Penerimaan merupakan tindak lanjut dari pengedaan dan/atau

berasal dari pihak ketiga yang dilengkapi dokumen-dokumen serta

berite acaranya.

b. Penyimpanan

Bertujuan melayani pengurusan persediaan barang dengan cpat dan

tepat.

c. Penyaluran

Kegiatan penyaluran dilaksanakan dengan tujuan dapat

terselenggaranya kegiatan pembagian barang dengan cepat dan

tepat serta sesuai dengan kebutuhan.

4. Penggunaan

Penggunaan menurut Permendagri Nomor 17 tahun 2007 adalah

kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam

mengelola dan menata usaha barang milik daerah sesuai tugas pokok

dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

bersangkutan.

5. Penatausahaan

a. Pembukuan

Menurut penjelasan Permendagri No.1 tahun 2008 disimpulkan

bahwa yang dimaksud denan pembukuan adalah proses pencatatan

(37)

commit to user

kartu inventaris barang serta dalam daftar barang milk daerah.

Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran

dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang

Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP).

b. Inventarisasi

Menurut Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah (2010:180).

“Inventarisasi merupakan tindakan atau kegiatan melakukan

penghitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan,

pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit

pemakaian.

c. Pelaporan

Adanya kegiatan pelaporan bulanan, semesteran, dan tahunan.

6. Pemanfaatan

a. Pinjam pakai

Pinjam pakai penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah

Pusat dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah

dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah

jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada

pengelola (Nurlan Darise, 2009:238).

Adapun jangka waktu pinjam pakai ini maksimal dua tahun dan

dapat diperpanjang, hal ini sesuai dengan pernyataan dari

Mahmudi (2010:152), “dipinjampakaikan dengan jangka waktu

maksimal dua tahun dan dapat diperpanjang”.

b. Penyewaan

Penyewaan merupakan hak penggunaan/pemanfaatan kepada pihak

ketiga dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan

uang tunai.

c. Kerjasama pemanfaatan

“Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan daya guna dan hasil

(38)

commit to user

penerimaan daerah” (Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah,

2010:190; Nurlan Darice,2009:239).

d. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna

Bangun guna serah dimanfaatkan oleh pihak yang membangun

bangunan dan/atau sarana tersebut sampai jangka waktu berakhir,

“...dan terlebih dahulu diaudit berdasarkan perjanjian yang dilakukan terhadap obyek bangun guna serah” (M.Yusuf,

2010:148). Sedangkan bangun serah guna dibangun oleh pihak

ketiga kemudian setelah selesai pembangunannya diserahkan

kepada Pemerintah Daerah untuk didayagunakan oleh pihak

lainnya dalam jangka waktu tertentu.

7. Pengamanan dan Pemeliharaan

a. Pengamanan

Tujuan dari pengamanan ini adalah menghindari

klaim/penyerobotan aset/barang milik daerah oleh pihak lain.

b. Pemeliharaan

Pemeliharaan barang seperti yang dikemukakan oleh Mahmudi

(2010:156) adalah “upaya mencegah kerusakan yang diyakini lebih baik daripada memperbaikinya”.

8. Penilaian

Permendagri Nomor 17 Tahun 2007, menyatakan bahwa penilaian

adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada

data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan

metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah.

9. Penghapusan

Mahmudi (2010:153) menyatakan bahwa “penghapusan aset daerah

dari daftar aset pemerintah daerah dapat dilakukan jika aset tersebut

tidak memiliki nilai ekonomis, rusak berat, atau hilang”. Adapun

(39)

commit to user

10. Pemindahtanganan

Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan penghapusan.

Menurut Permendagri Nomor 17 Tahun 2007:

Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau

bangunan dan selain tanah dan bangunan yang bernilai Rp

5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) ditetapkaan dengan Keputusan

Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD.

Adapun bentuk-bentuk pemindahtanganan adalah penjualan, tuksr

menukar, hibah, penyertaan modal pemerintah daerah.

11. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian

Tujuan dilakukannya pembinaan, pengawasan dan pengendalian

terhadap barang milik daerah ini dalam Permendagri Nomor 17 Tahun

2007 adalah “untuk menjamin pengelolaan barang milik daerah secara berdaya guna dan berhasil guna”.

12. Pembiayaan Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pembiayaan dilakukan dalam rangka tertib administrasi dalam

pengelolaan barang milik daerah. Pembiayaan tersebut direncanakan

dan diajukan setiap tahun melalui APBD sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

13. Tuntutan Ganti Rugi

Tuntutan ganti rugi ini dilakukan ketika pejabat pengelola barang

milik daerah seperti pengelola, pembantu pengelola, pengguna/kuasa

pengguna, serta penyimpan dan/atau pengurus barang melakukan

perbuatan yang merugikan daerah. Tujuan dari dilakukannya TGR ini

adalah dalam rangka pengamanan dan penyelamatan barang milik

daerah.

Dari uraian siklus pengelolaan barang milik daerah diatas, untuk

pengelolaan barang habis pakai merupakan termasuk bagian dari siklus

pengelolaan barang milik daerah tersebut yaitu:

1. Perencanaan dan penganggaran kebutuhan;

(40)

commit to user

3. Penerimaan;

4. Penyimpanan;

5. Penyaluran;

6. Pelaporan; dan

7. Penghapusan

2. Metode Pengamatan

Berdasarkan dari Perumusan Masalah yaitu untuk mengetahui

administrasi pengelolaan barang habis pakai di Sekretariat Daerah

Kabupaten Karanganyar dan kendala yang dihadapi, maka dalam

pengamatan ini terdapat beberapa hal yang menyangkut masalah tata

kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan, antara lain :

A. Lokasi

Lokasi pengamatan dilakukan di Sekretariat Daerah Kabupaten

Karanganyar.

Pengamat memilih lokasi tersebut dengan pertimbangan sebagai

berikut :

a. Lokasi tersebut merupakan tempat magang.

b. Di dalam lokasi tersebut terdapat administrasi pengelolaan barang

habis pakai yang akan dikaji dalam pengamatan ini.

c. Pengamat diberikan ijin untuk melakukan pengamatan di lokasi

tersebut.

B. Jenis Pengamatan

Dalam pengamatan ini, penulis menggunakan jenis pengamatan yang

deskriptif kualitatif, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan

menganalisa data tanpa menggunakan rumus-rumus statistik, tetapi

menggunakan kategori-kategori tertentu yang dihubungkan secara

(41)

commit to user C. Sumber Data

Data yang diperoleh berasal dari :

a. Narasumber

Narasumber dapat kita mintai keterangan dengan menggunakan

teknik observasi dan wawancara agar dapat menguatkan data yang

kita miliki.

Adapun informannya adalah :

Kepala Bagian Perlengkapan dan Keuangan

Kepala Sub Bagian Pengadaan

Kepala Sub Bagian Pemeliharaan

Staff

b. Dokumen

Diperoleh dengan mencatat data-data yaitu mengenai administrasi

pengelolaan barang habis pakai, jenis barang habis pakai,

pemberian atau penyaluran barang, dan penulisan dalam bon

permintaan barang dan penulisan laporan tutup bulan. Dokumen

Peraturan Pemerintah, dan arsip-arsip yang ada di Sekretariat

Daerah Kabupaten Karanganyar yang dapat mendukung kajian

pengolahan data.

c. Tempat Diketemukan Data

Tempat diketemukannya data adalah di Sekretariat Daerah

Kabupaten Karanganyar.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan pengamatan dengan cara tanya jawab antara pewawancara

dan responden.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau

(42)

commit to user

pengamatan tertentu yang diperoleh dari Sekretariat Daerah

Kabupaten Karanganyar.

c. Observasi

Observasi dalam penelitian ini yaitu observasi berperan aktif,

dimana peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi

memainkan berbagai peran yang dimungkinkan suatu situasi yang

berkaitan dengan pengamatan. Teknik observasi ini memberikan

kesempatan khusus bagi peneliti untuk mengumpulkan data tetapi

juga akan menemukan masalah dan hambatan yang terjadi selama

penelitian. Observasi langsung yang dilakukan oleh pengamat

dilakukan dengan cara formal dan informal kepada objek

pengamatan. Adapun observasi yang dilakukan oleh pengamat

adalah administrasi pengelolaan barang habis pakai di Bagian

Perlengkapan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten

Karanganyar.

E. Teknik Analisis Data

Dalam pengamatan ini, pengamat menggunakan Teknik Analisis

Interaktif, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab lisan secara langsung dan mendalam dengan sasaran atau objek

penelitian untuk mendapatkan data-data dan keterangan yang

berkaitan dengan topic pengamatan. Pertanyaan yang diajukan kepada

objek pengamatan dan pertanyaan tersebut dapat berkembang

sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan kedalaman data yang

ingin diperoleh.

Teknik Analisis Data meliputi:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data yang

muncul dari catatan-catatan lapangan. Langkah-langkah yang

(43)

commit to user

pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan melalui uraian

singkat, mengarah, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi. Adapun data yang direduksi antara

lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian kemudian

dilakukan penggolongan ke dalam beberapa bagian. Kemudian

masing-masing dari bagian-bagian tersebut dikelompokkan lagi

menurut sistemainya.

b. Sajian Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian

(display) data. Penyajian data merupakan analisis merancang

deretan dan kolom sebuah

c. Penarikan simpulan / verifikasi

Penarikan simpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau

memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur

sebab akibat atau proposisi. Penarikan kesimpulan sebenarnya

hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau

kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul dari data

yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya

yaitu yang merupakan validitasnya. Pada saat menarik kesimpulan

awal, biasanya yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung

(44)

commit to user Gambar II.1

Model Analisis Interaktif ( HB. Sutopo, 2002 : 96 )

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA

SAJIAN DATA

(45)

commit to user BAB III

DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun

2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karanganyar, Sekretariat

Daerah merupakan unsur staf pimpinan Pemerintah Daerah yang dipimpin

oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati.

Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam

menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Sekretariat DPRD, Dinas

Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga

lain, Kecamatan dan Kelurahan.

Dalam menyelenggarakan tugas, Sekretariat Daerah mempunyai

fungsi :

1. Penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah;

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,

Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga Lain,

Kecamatan dan Kelurahan;

3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan Daerah;

4. Pembinaan administrasi dan aparatur Pemerintahan Daerah;

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

B. Visi, Misi, dan Tujuan

1. Visi

Visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana dan bagaimana suatu

organisasi harus dibawa dan berkarya, agar tetap konsisten dan dapat eksis,

(46)

commit to user

yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra

yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi.

Visi Sekretariat daerah Kabupaten Karanganyar adalah :

“Terwujudnya Profesionalisme dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan administrasi menuju

terwujudnya Karanganyar yang tentram, demokratis dan sejahtera

2. Misi

Misi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya

visi yang dicita-citakan. Misi mencerminkan keberadaan dan tugas pokok

fungsi dari organisasi. Misi Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar

adalah:

a. Mengembangkan sistem penyelenggaraan pemerintahan umum, desa

dan kelurahan , pembangunan, dan kemasyarakatan yang akuntabel

dan transparan.

b. Meningkatnya pembinaan dan perumusan peraturan

perundang-undang, bantuan dan pelayanan hukum, kesadaran hukum serta

dokumentasi dan informasi hukum.

c. Mewujudkan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan

efisien serta peningkatan kinerja perangkat daerah.

d. Mengembangkan sistem informasi manajemen, jaringan komunikasi

data, telekomunikasi dan informatika guna mewujudkan pelaksanaan

e-Government.

e. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan pengamalan agama,

peningkatan kualitas pendidikan, pelestarian kebudayaan,

pemberdayaan perempuan, pemuda dan olah raga, pengembangan

serta kemitraan wawassan kebangsaan dan kepedulian sosial .

f. Mewujudkan tertib administrasi dan pengendalian kualitas

pembangunan guna tercapainya efektifitas dan efisiensi pelaksanaan

(47)

commit to user

g. Meningkatnya kemampuan perusahaan daerah, kemandirian

perekonomian rakyat, pengelolaan energi dan sumber daya mineral

serta daya saing produksi daerah.

h. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang jelas, tertib,

transparan dan akuntabel.

i. Mewujudkan pengelolaan sarana dan prasarana pemerintah daerah

secara profesional, akuntabel dan transparan.

j. Meningkatkan penyelenggaraan administrasi ketatausahaan,

kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan protokol, dokumentasi.

3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran merupakan kondisi yang diharapkan akan

terwujud dalam jangka waktu pendek guna mendorong tercapainya visi

dan misi. Tujuan dan Sasaran Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar

adalah sebagai berikut :

a. Tujuan

Tujuan adalah penjabaran / implementasi dari pernyataan misi yang

berisi tentang sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh suatu

organisasi.

Sesuai dengan misinya, maka tujuan Sekretariat Daerah Kabupaten

Karanganyar adalah :

1. Mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan umum,

pembangunan, dan kemasyarakatan yang akuntabel dan

transparan.

2. Mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan desa dan

kelurahan , pembangunan, dan kemasyarakatan yang akuntabel

(48)

commit to user

3. Mewujudkan pembinaan dan perumusan peraturan

perundang-undangan, bantuan dan pelayanan hukum, kesadaran hukum serta

dokumentasi dan informasi hukum.

4. Mewujudkan pengelolaan data berbasis teknologi informasi dan

komunikasi, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM serta

infrastruktur di bidang teknologi informasi dan komunikasi guna

terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan.

5. Mewujudkan peningkatan kualitas penanganan masalah

kesejahteraan sosial.

6. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan sektor industri,

perdagangan, koperasi dan usaha kecil mandiri.

7. Mewujudkan kemandirian pengelolaan energi dan sumber daya

saingn produksi daerah

8. Mewujudkan peningkatan koordinasi, kegiatan dan fasilitas yang

menunjang kesejahteraan rakyat.

9. Mewujudkan pengelolaan dan pelaporan administrasi keuang

yang tertib, transparan dan akuntabel.

10. Mewujudkan pegadaan, pengelolaan sarana dan prasarana

pemerintahan daerah yang profesional, akuntabel dan transparan.

11. Mewujudkan birokrasi pemerintahan yang akuntabel dan efisien

melalui pengawasan yang efektif dalam mewujudkan sistem

pemrintahan yang baik

12. Mewujudkan peningkatan peran fungsi pemerintahan daerah yaitu

fungsi pelayanan, regulasi dan pemberdayaan.

b. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan atau sesuatu yang akan

dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh suatu instansi pada kurun waktu

tertentu (satu tahun, satu semester, tiga bulan dsb.). Sejalan dengan

tujuan yang telah disebutkan di atas, maka sasaran Sekretariat Daerah

Gambar

Tabel IV.3 Laporan Keadaan Barang Pembersih Bagian Perlengkapan dan
Gambar II.1
Gambar III.1
Tabel IV.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Media pembelajaran cerpen kimia untuk SMA/MA kelas XI semester 1 berdasarkan penilaian lima guru kimia SMA/MA memperoleh kualitas Sangat Baik (SB) dengan nilai rata-rata

Bisman Perangin-angin,M.Eng,Sc selaku pembimbing 1 yang telah memberikan banyak ide serta banyak pemikiran dalam pembuatan tugas akhir ini, yang telah banyak

P opulasi dalam penelitian ini adalah bank umum yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013 sebanyak 31 bank.. berikut ini merupakan

Sejalan dengan tujuan pendidikan POLRI, tujuan pendidikan sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Pelatihan adalah membentuk individu berkarakter polisi

Hasil wawancara dan observasi pada pra penelitian yang peneliti lakukan terdapat dua permasalahan mengenai laboratorium di SMK Negeri 3, yang pertama tidak adanya

Dalam penelitian ini digunakan mencit sebagai hewan uji yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol yang diberi suspensi CMC Na 1%, kelompok II,

Partial Eta Squared menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 97,7% dipengaruhi oleh media audio dan

Berdasarkan hasil pemilihan Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Rektor mengirimkan 2 (dua) Calon berdasarkan urutan suara terbanyak kepada Ketua Badan