• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI SELULOLITIK ISOLAT RUMEN KERBAU MELALUI AIR MINUM SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK TERHADAP LEMAK ABDOMEN DAN KOLESTEROL DARAH ITIK BALI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI SELULOLITIK ISOLAT RUMEN KERBAU MELALUI AIR MINUM SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK TERHADAP LEMAK ABDOMEN DAN KOLESTEROL DARAH ITIK BALI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI

SELULOLITIK ISOLAT RUMEN KERBAU MELALUI AIR

MINUM SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK TERHADAP

LEMAK ABDOMEN DAN KOLESTEROL DARAH ITIK BALI

I KADEK SOMADIARSA

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii

PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI

SELULOLITIK ISOLAT RUMEN KERBAU MELALUI AIR

MINUM SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK TERHADAP

LEMAK ABDOMEN DAN KOLESTEROL DARAH ITIK BALI

Skripsi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan Pada Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan

Universitas Udayana, Denpasar

I KADEK SOMADIARSA NIM. 1207105011

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI

SELULOLITIK ISOLAT RUMEN KERBAU MELALUI AIR

MINUM SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK TERHADAP

LEMAK ABDOMEN DAN KOLESTEROL DARAH ITIK BALI

I KADEK SOMADIARSA

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana Jln. P. B Sudirman, Denpasar, Bali

E-mail: diarsasoma@gmail.com

RINGKASAN

Itik bali merupakan ternak dwi fungsi, selain menghasilkan telur juga menghasilkan daging sebagai sumber protein hewani. Pemeliharaan itik secara intensif akan berpengaruh terhadap pertumbuhan yang cepat yang diikuti oleh perlemakan yang tinggi. Tingginya perlemakan pada itik akan berpengaruh terhadap penjualan kapada konsumen yang menginginkan daging yang berkualitas baik (daging yang kandungan lemak dan kadar kolesterolnya rendah). Banyak cara yang dapat digunakan unuk menurunkan kandungan lemak dan kadar kolesterol antara lain dengan meningkatkan kandungan serat kasar dalam ransum dan pemanfaatan jasa probiotik. Probiotik merupakan pakan tambahan yang dapat diberikan pada ransum atau air minum berupa mikroorganisme yang dapat hidup di saluran pencernaan, bersimbiosis dengan mikroorganisme yang ada, bersifat menguntungkan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan tanpa mengalami proses penyerapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian kultur bakteri selulolitik isolat rumen kerbau melalui air minum sebagai sumber probiotik terhadap penurunan lemak abdomen dan kolesterol darah itik bali. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah: air minum tanpa kultur bakteri selulolitik sebagai kontrol (A); air minum dengan 0,20% kultur bakteri selulolitik (B); dan air minum dengan 0,40% kultur bakteri selulolitik (C). Variabel yang diamati: lemak bantalan, lemak mesenterium, lemak empedal, lemak abdominal, dan kadar kolesterol darah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase lemak bantalan (ped-fat), lemak empedal (ventriculus-fat), lemak abdomen (abdominal-fat), dan kolesterol darah itik yang diberi air minum dengan tambahan kultur bakteri selulolitik dengan level 0,40% memberi hasil nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan kontrol (perlakuan A), persentase mesenterik fat pada perlakuan A, B dan C tidak menunjukkan perbedaan nyata (P>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kultur bakteri selulolitik isolat rumen kerbau pada level 0,40% melalui air minum sebagai sumber probiotik dapat menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar kolesterol darah itik bali.

(4)

iv

THE EFFECT OF CELLULOLYTIC BACTERIA CULTURE

(ISOLATED FROM RUMEN OF BUFFALO) ON DRINKING

WATER AS A PROBIOTICS ON ABDOMINAL FAT AND

CHOLESTEROL SERUM OF BALI DUCK

I KADEK SOMADIARSA

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana Jln. P. B Sudirman, Denpasar, Bali

E-mail: diarsasoma@gmail.com

SUMMARY

Ducks bali is a dual function livestock, besides producing eggs also produce meat as a source of animal protein. Ducks intensive maintenance will affect the rapid growth followed by high fatty. The high fatty liver of ducks will affect sales to consumers who want a good quality meat (bacon fat and lower cholesterol levels). Many options can be used transform and reduce the content of fat and cholesterol levels among others by increasing the content of crude fiber in the diet and the use of probiotics services. Probiotics are additional food that can be given to ration or drinking water in the form of microorganisms that can live in the digestive tract, in symbiosis with micro-organisms that exist, are beneficial, can promote growth and feed efficiency without undergoing the process of absorption.The purpose of this study was to assess the effect of rumen bacterial culture isolates cellulolitic buffalo through drinking water as a source of probiotics on reduction amount of abdominal fat and cholesterol serum of bali ducks. The design used in this study is completely randomized design (CRD) with three treatments and six replications. These three treatments are: drinking water without cellulolytic bacteria cultures as controls (A); drinking water with 0.20% bacterial culture cellulolitic (B); and drinking water by 0.40% bacterial culture cellulolitic (C). the variables observed wore bearing fat, mesenteric fat, gizzard fat, abdominal fat, and blood cholesterol levels. These results indicate that the percentage of ped-fat, ventriculus-fat, abdominal-fat, and cholesterol serum by drinking water with the addition of cellulolytic bacterial culture on the level 0.40% gave results significantly (P<0.05) lower than the control (treatment A), percentage of mesenteric fat in treatment A, B and C had no significant effect (P> 0.05). From these results it can be concluded that the administration of the effect of cellulolitic bacteria culture isolate from rumen of buffalo level 0.40% through drinking water as a source of probiotics can reduce the amount of abdominal fat and cholesterol serum bali duck.

(5)

v LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Kultur Bakteri Selulolitik Isolat Rumen Kerbau Melalui Air Minum Sebagai Sumber Probiotik Terhadap Lemak Abdomen dan Kolesterol Darah Itik Bali.

Nama Mahasiswa : I Kadek Somadiarsa

Nim : 1207105011

Program Studi : Peternakan

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI TANGGAL ...

Pembimbing Pertama

Prof. Dr. Ir. I Gst Nym Gede Bidura, MS NIP. 19610319 198601 1 001

Pembimbing Kedua

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, M.Si NIP. 19620504 198702 2 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar

(6)

vi Skripsi ini Telah Diuji Pada

Tanggal ...

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Gst Nym Gede Bidura, MS Sekretaris : Dr. Ir. Ni Putu Mariani, M.Si

Penguji Utama : Dr. Ir. Ni Wayan Siti, M.Si

(7)

vii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 06 September 1993, di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, dan merupakan anak kedua dari pasangan Ayah I Wayan Sudiasa dan Ibu Ni Nengah Putri. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2006 di SDN 1 Nyuhtebel, Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2009 di SMP Dharma Kirti, dan pada tahun 2012 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Akhir (SMA) di SMA N 1 Amlapura, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Program Studi Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar melalui jalur SNMPTN.

(8)

viii UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Kultur Bakteri Selulolitik Isolat Rumen Kerbau Melalui Air Minum Sebagai Sumber Probiotik Terhadap Lemak Abdomen dan Kolesterol Darah Itik Bali. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

Selama pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ir. Nym. Gede Bidura, MS dan Dr. Ir. Ni Wayan Siti, M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, saran, nasihat, dan bimbingan selama proses penulisan skripsi ini. 3. Bapak A.A.P. Putra Wibawa, S.Pt, M.Si dan ibu N.M. Witariadi, S.Pt, MP

selaku penguji dalam ujian skripsi yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

(9)

ix perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini di Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf Fakultas Peternakan, Universitas Udayana atas segala arahan, nasihat, dan bimbingan selama menempuh perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah membantu dalam mengurus surat-surat, beasiswa, dan peminjaman buku selama penulis menempuh perkuliahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Keluarga tercinta Bapak I Wayan Sudiasa, Ibu Ni Nengah Putri, dan Kakak tercinta Ni Wayan Putri Merheni yang telah memberikan kasih sayang, semangat, motivasi, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Yang tersayang Ni Luh Yuliana yang selalu menemani, memberikan doa, semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Sahabat magang Gria, Gunadi, Mang Juli yang selalu membantu, memberikan nasihat, doa dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Teman-teman satu penelitian Lisa, Nando, Diki, Janu, Andika, Nining, atas semangat, kerjasama, kekompakkan serta perjuangannya dalam pelaksanaan penelitian. Serta angkatan 2012 Fakultas Peternakan Universitas Udayana terima kasih atas bantuannya. 10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

(10)

x Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini, serta segenap keluarga penulis. Pengetahuan dan pengalaman penulis sangat terbatas dalam penulisan skripsi ini, harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tambahan informasi bagi pembaca serta praktisi peternakan.

Denpasar, 31 Mei 2016

(11)

xi

BAB III MATERI DAN METODE ... 16

3.1 Materi ... 16

3.1.1. Tempat dan Lama Penelitian ... 16

3.1.2. Itik ... 16

3.1.3. Kandang dan Perlengkapannya ... 16

3.1.4. Ransum dan Air Minum ... 14

3.2 Metode ... 18

(12)

xii

3.2.2 Pemberian Ransum dan Air Minum ... 18

3.2.3 Pemberian Probiotik ... 18

3.2.4 Pengacakan Itik Bali ... 18

3.2.5 Pencegahan Penyakit ... 19

3.2.6 Pemotongan dan Pemisahan Bagian-Bagian Tubuh Itik ... 19

3.2.7 Rancangan Percobaan ... 20

3.2.8 Variabel yang Diamati ... 20

3.2.9 Analisis Statistika ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1 Hasil ... 22

4.1.1 Lemak Bantalan (Pad-fat) ... 22

4.1.2 Lemak Mesenterium (Mecenteric-fat) ... 23

4.1.3 Lemak Empedal (Ventriculum-fat) ... 23

4.1 4 Lemak Abdomen (Abdominal-fat) ... 23

4.1.5 Kolesterol Darah ... 24

4.2 Pembahasan ... 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(13)

xiii DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Analisis statistik Ventriculus-fat (% berat potong) ... 36

2. Analisis statistik Mesenteric-fat (% berat potong) ... 38

3. Analisis statistik Pad-fat (% berat potong) ... 40

4. Analisis statistik Abdominal-fat (% berat potong) ... 42

5. Analisis statistik Kolesterol Darah ... 44

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan mempengaruhi gizi dari masyarakat, yang akan berdampak pada peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk peternakan berupa daging, susu dan telur yang berkualitas sebagai makanan sumber protein hewani. Kondisi tersebut akan mengharuskan peternak/pelaku usaha peternakan untuk meningkatkan kualitas produk hasil ternak. Produksi dan kualitas produk tersebut dapat ditingkatkan dengan memperhatikan nutrisi, reproduksi, kesehatan, dan manajemen usaha ternak.

Itik bali merupakan ternak dwi fungsi, selain menghasilkan telur juga menghasilkan daging sebagai sumber protein hewani. Ternak ini mempunyai peran yang cukup penting dan potensial dalam mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Usaha peternakan itik sebagai alternatif sumber pendapatan semakin banyak diminati baik oleh masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Dalam pemeliharaan itik, pakan masih merupakan masalah dan tetap menjadi pembicaraan di kalangan peternak, karena harganya berfluktuasi. Dalam usaha peternakan, biaya pakan mengambil porsi terbesar dari biaya produksi, yaitu sekitar 70% dari total biaya produksi ( Anggorodi, 1985).

(17)

ini terbukti pada daging rendah lemak mempunyai harga lebih mahal dari pada daging dengan kandungan lemak tinggi. Umumnya, konsumen menginginkan daging yang kandungan lemaknya rendah. Oleh karena itu, sangat bermanfaat apabila daging yang kita hasilkan mempunyai kandungan lemak rendah. Banyak cara yang dapat digunakan unuk menurunkan kandungan lemak dan kadar kolesterol antara lain dengan meningkatkan kandungan serat kasar dalam ransum dan pemanfaatan jasa probiotik (Bidura et al.,2008).

Selain cara tersebut, cara yang perlu dikaji kasiatnya adalah penggunaan bakteri selulolitik pada rumen kerbau sebagai sumber probiotik. Wahyudi dan Bachruddin (2005) telah berhasil mengisolasi bakteri selulolitik dari beberapa rumen ternak ruminansia. Prabowo et al. (2007) menunjukkan mikroba selulolitik cairan rumen sapi dan kerbau mempunyai aktivitas enzim ekso-glukanase dan β-glukosidase yang tinggi. Berdasarkan jumlah dan kemampuan mencerna selulosa didalam rumen, bakteri selulolitik adalah kelompok mikroba paling berperan. Kelompok bakteri selulolitik tersebut adalah Fibrobacter succinogenes, Butirivibro fibrisolven, Ruminococcus albus (Madigan et al., 1997; Weimer et al., 1999).

Probiotik merupakan pakan tambahan yang dapat diberikan pada ransum atau air minum berupa mikroorganisme yang dapat hidup di saluran pencernaan, bersimbiosis dengan mikroorganisme yang ada, bersifat menguntungkan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Probiotik menyeimbangkan populasi mikrobia pada saluran pencernaan, mengendalikan mikroorganisme patogen pada tubuh inang dan lingkungan, menstimulasi imunitas inang dan memiliki kemampuan mereduksi polutan (Fuller, 1992). Penggunaan probiotik secara nyata dapat meningkatkan kandungan “lysine analoque

S-2-aminoethyl-cysteine” dalam saluran pencernaan unggas (Sand dan Hankind, 1976), meningkatnya

(18)

1986). Bidura (2012) melaporkan bahwa penggunaan 0,20% (Saccharomyces cerevisiae) nyata menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah itik. Hal senada dilaporkan oleh Yoni (2015) bahwa suplementasi probiotik (Saccharomyces app.G-7) dalam ransum pada level 0,20% dan 0,40%, nyata menurunkan jumlah lemak dan kadar kolesterol broiler umur 2-6 minggu. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kultur bakteri selulolitik isolat rumen kerbau melalui air minum sebagai sumber probiotik terhadap lemak abdomen dan kolesterol darah itik bali.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pemberian kultur bakteri selulolitik isolat rumen kerbau melalui air minum sebagai sumber probiotik dapat menurunkan lemak abdomen dan kolesterol darah itik bali?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian kultur bakteri selulolitik isolat rumen kerbau melalui air minum sebagai sumber probiotik terhadap lemak abdomen dan kolesterol darah itik bali.

1.4 Hipotesis

Pemberian kultur bakteri selulolitik isolat rumen kerbau pada level 0,20% dan 0,40% melalui air minum sebagai sumber probiotik dapat menurunkan jumlah lemak abdomen dan kolesterol darah itik bali.

1.5 Manfaat Penelitian

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Itik Bali

Asal usul itik bali tidak diketahui dengan pasti, kemungkinan sekali berasal dari lombok, sebab itik ini juga disebut itik lombok. Bentuknya hampir sama dengan itik tegal karena lehernya agak pendek, variasi warnanya cukup banyak ada yang hitam kelam dengan bintik putih, ada yang putih mulus, sebagian besar berwarna coklat merah dengan beberapa campuran warna dan terdapat banyak yang memiliki jambul. Itik bali warna kulit telurnya putih berbeda dengan itik indonesia yang lain yang umumnya kulit telurnya berwarna hijau muda atau biru muda, ( Rasyaf, 1992).

Secara taksonomi itik termasuk dalam kelas: aves, ordo Anseriformes, sub-famili Anatidae, famili Anatinae, genus Anas dan species Anas sp (Hetzel, 1984). Itik bali yang terkenal pada saat ini sebenarnya adalah hasil domestikasi itik liar sehingga menjadi jinak (Samosir, 1983). Selanjutnya, saat domestikasi berlangsung terjadi perubahan morfologi cukup besar dan akhirnya menghasilkan beberapa bangsa itik yang masing-masing memiliki karakter tertentu.

Ciri-ciri itik bali menurut Murhijanto, (1996) adalah sebagai berikut:

• Tubuh : bentuk tubuhnya agak ramping jika dibandingkan itik jawa dan bagian belakang tubuhnya sempit.

• Kepala dan leher : kepala kecil dan berjambul, leher bulat tidak terlalu panjang dan agak melengkung

• Kaki dan paruh : kulit kaki dan paruh warnanya hampir sama.

• Bulu : bulu ekor lebih pendek (hampir mendatar) jika dibandingkan itik jawa.

(20)

telurnya 65-75 gram/butir (Simanjuntak, 2002 dalam Kusuma, 2004). Diantara keragaman warna bulu yang ada, bahwa itik bulu “sumi” mempunyai produksi telur tertinggi dibanding

itik warna bulu lainnya (Palguna et al., 1977 dalam Udayana, 1994). Masyarakat dibali juga meyakini hal demikian bahwa itik dengan bulu seperti warna jerami padi kering ini mempunyai produksi telur paling tinggi dibanding bulu lainnya.

Itik bali pada umumnya dipelihara secara ekstensif, merupakan salah satu varietas itik Indonesia Indian Runner yang termasuk tipe itik petelur. Itik bali memiliki daya tahan hidup sangat tinggi. Selain itu, dalam pemeliharaan itik cara pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi itik dan kepadatan kandang tetap merupakan faktor penting. Kandang yang terlampau padat dapat menyebabkan lantai kandang cepat kotor, akibatnya, serangan berbagai macam penyakit mungkin akan terjadi. Kandang yang terlalu padat menyebabkan pendistribusian pakan tidak merata, akibatnya keseragaman berat badan itik sulit dicapai, dan dapat menimbulkan kematangan kelamin yang tidak seragam antara itik satu dengan itik lainnya (Agus et al., 2002)

2.2 Probiotik

(21)

Ritongga (1992) menyatakan bahwa syarat-syarat probiotik adalah: (1) bakteri tersebut tidak patogen terhadap ternak maupun manusia; (2) bakteri tersebut harus merupakan mikroorganisme yang normal berada didalam saluran pencernaan dan sanggup melakukan kolonisasi didalam usus; (3) harus tahan terhadap asam-asam lambung, asam dan garam-garam empedu, enzim-enzim pencernaan maupun respon-respon kekebalan didalam tubuh ternak; (4) sanggup memproduksi zat-zat anti bakteri yang berspektrum luas pada bakteri-bakteri spesifik terhadap bakteri-bakteri patogen pada saluran pencernaan manusia. Umumnya yang memenuhi syarat tersebut diatas sebagai probiotik adalah bakteri strain Lactobacilus dan Pediococci sp.

Menurut Barrow (1992), pada dasarnya ada dua tujuan utama dari penggunaan probiotik pada unggas, yaitu: (1) untuk manipulasi mikroflora dalam saluran pencernaan bagian anterior (crop, gizard, dan usus halus) dalam menempatkan mikroflora dari strain Lactobacillus; (2) untuk meningkatkan daya tahan ternak dari infeksi salmonela. Andajani (1997) menyatakan bahwa umumnya bakteri yang terdapat dalam probiotik adalah Lactobacillus yang mampu menekan perkembangan E.coli patogen. Senjata ampuh pada Lactobacillus adalah hidrogen paroksida yang dihasilkan dari metabolismenya yang bersifat bakterisidial, disamping itu Lactobacillus juga mampu memproduksi semacam antibiotik yang disebut acidolin yang dapat membunuh bakteri patogen. Tortuero (1973) menyatakan bahwa penambahan probiotik 109 organisme/ml kedalam air minum secara nyata dapat meningkatkan retensi nitrogen dan menurunkan angka FCR.

Manfaat probiotik yaitu diantaranya, (1) mencegah penyakit gastroenteritis yang disebabkan bakteri patogen melalui keseimbangan mikroflora; (2) mencegah infeksi jalur urogenital; (3) meningkatkan degradasi laktosa (menguntungkan bagi penderita “lactose

intolerance”; (4) meningkatkan sistem immunitas; (5) mencegah kanker kolon, (6)

(22)

probiotik pada saluran pencernaan ternak unggas adalah sebagai berikut; (1) Menetralisir racun, (2) menekan populasi bakteri tertentu yang tidak dikehendaki sebagai antibakteri atau berkompetisi didalam saluran pencernaan, (3) mengubah metabolisme dari mikroba, (4) meningkatkan kekebalan, kebanyakan mikroba probiotik adalah dari bakteri strain Lactobacilus, Bacillus, dan Saccharomyces.

Owing et al. (1990) menyatakan bahwa suplementasi probiotik (S. Faecium M-74) dalam ransum ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas karkas yang lebih baik yaitu karkas dengan kandungan lemak yang rendah. Penggunaan probiotik sebanyak 750 mg/kg ransum ternyata dapat meningkatkan pertambahan berat badan, menurunkan nilai FCR, menurunkan jumlah colliform dalam gizard, usus halus, dan cecum masing-masing 4,47; 7,92; dan 8,61 log 10 menjadi 1,65; 4,18; dan 5,11 log 10.

2.3 Bakteri Selulolitik

Kerbau memiliki kemampuan istimewa untuk tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang buruk serta cukup efisien dalam memanfaatkan pakan kualitas rendah menjadi daging. Pemanfaatan cairan rumen sebagai sumber mikroba untuk pendegradasi pakan serat dan sumber probiotik dewasa ini perlu dikaji pengaruhnya pada pakan maupun suplemen untuk ternak mono gastrik maupun ternak ruminansia lainnya (Leng, 1997). Menurut Kamra (2005), cairan rumen ternak ruminansia di daerah tropis yang umumnya mengkonsumsi pakan serat kasar, mengandung sekitar 50 jenis bakteri yang jumlahnya dapat mencapai 1010-1011 sel/ml cairan rumen, sekitar 25 jenis protozoa bersilia (104-106 sel/ml cairan rumen, dan sekitar 5 jenis fungi anaerob (103-105 zoospore/ml cairan rumen).

(23)

fibriosolvens, sedangkan bakteri pencerna hemiselulosa adalah Eubacterium ruminantum dan Bacteriodes ruminocola (Sujono, 1990)

Menurut Suryahadi et al, (1996) jenis bakteri selulolitik yang dapat diisolasi dari cairan rumen sapi dan kerbau antara lain Ruminococcus flavefacien, R. Albus, Bacteroides ruminicola. Dinyatakan pula bahwa aktivitas selulolitik dari ternak kerbau lebih tinggi dibanding ternak sapi (43,2%/hari vs 16,3%/hari). Degradasi komponen dinding sel tanaman didalam rumen dilakukan oleh kombinasi antara bakteri, fungi dan protozoa. Bakteri bersama fungi mampu mendegradasi komponen sel tanaman sebanyak kurang lebih 80% dan sisanya kurang lebih 20% dilakukan oleh protozoa.

(24)

secara luas banyak digunakan untuk memproduksi protein sel tunggal (single cell protein) dan enzim lipase (Wainwright, 2002).

Selulosa merupakan kelompok enzim yang mengkatalis degradasi selulosa yang dibangun oleh struktur ikatan b-1, 4 glukosa (Alexander, 1977). Enzim yang dihasilkan oleh mikro organisme tersebut merupakan katalis biologis didalam proses metabolisme untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi proses tersebut. Secara umum enzim yang digunakan pada pakan adalah produk fermentasi dari mikro organisme, baik fungi ataupun bakteri. Enzim yang diproduksi oleh bakteri tersebut β-gluconase dan endoprotease dari Bacillus subtilis, pullunase dari Bacillus acidophilus, sedangkan yang berasal dari fungi adalah paktinase dari Aspergillus niger, sellulase dari Trichoderma ressei atau T. Verideae.

Mikroba penghasil selulase secara ekstraseluler tersebar pada kapang dan bakteri (Bidura et al., 2008). Selulase dihasilkan oleh beberapa jenis kapang dan bakteri sebagai respon terhadap adanya selulase pada lingkungan tempat hidupnya. Kemapuan memproduksi selulase menjadikan mikroba mampu menghidrolisis selulosa menjadi gula sederhana yang hasilnya dapat digunakan sebagai sumber karbon bagi pertumbuhanya.

(25)

2.4 Lemak

Pemecahan lemak dalam ransum menjadi asam lemak, monogliserida, dan kholin oleh enzim lipase yang dikeluarkan pankreas. Pemecahan tersebut hampir semua terjadi didalam duodenum dan jejenum. Didalam proses penyerapan lemak, dibantu oleh asam dan garam empedu yang dihasilkan oleh hati. Kedua sekresi organ pencernaan tersebut bekerja dalam kondisi pH yang tinggi akibat adanya sekresi bikarbonat. Di dalam duodenum, garam-garam empedu mengemulsi lemak kemudian dalam gerakan peristaltik (gerakan yang terjadi pada otot-otot pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga menimbulkan efek menyedot atau menelan makanan yang masuk kedalam saluran pencernaan), lemak terdispersi menjadi butiran yang lebih kecil, kemudian diikuti pencernaan oleh lipase (Tillman et al., 1998).

Asam lemak rantai pendek (SCFA), seperti asam asetat, propionat, dan butirat, merupakan produk utama dari metabolisme antara bakteri dan merupakan hasil akhir dari fermentasi karbohidrat ( polisakarida kompleks pakan, gula sukar dicerna, dan karbohidrat endogen, seperti mucin). Fermentasi protein dan lipid di usus besar juga menghasilkan SCFA pada colon, terutama SCFA rantai cabang. Mukosa colon langsung menyerap SCFA dari luman terutama asam asetat dan propionat yang merupakan sumber energi siap pakai untuk inang (Rombeau at al., 1990)

(26)

Pada umumnya 2,5 hingga 3 jam setelah ternak makan yang mengandung banyak lemak, kadar lemak dalam darah akan kembali normal. Dalam darah lemak diangkut dalam tiga bentuk, yaitu berbentuk kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat kecil, dan bentuk asam lemak yang terikat dalam albumin. Kilomikron yang menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas lemak 81-82%, protein 2%, fosfolipid 7% dan kolesterol 9%. Kekeruhan akan hilang dan darah akan jernih kembali apabila darah telah mengalir melalui beberapa organ tubuh atau jaringan-jaringan, karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian besar jaringan, dan terdapat dalam jumlah banyak pada jaringan adiposa dan otot jantung (Poedjiadi, 1994). Sebagian besar lemak yang diabsorbsi diangkut kehati. Disini lemak diubah menjadi fosfolipid yang kemudian didistribusikan ke organ-organ maupun jaringan-jaringan tubuh.

Dalam proses metabolisme lemak di dalam sel, peranan lipoprotein sebagai alat angkut lipida sangat besar sekali. Lipoprotein adalah molekul yang terdiri atas protein dan lipida yang tergabung dalam ikatan non kovalen. Ikatan non kovalen tersebut adalah interaksi hidrofobik antara gugus non polar dari lipida dengan molekul protein (Mayes et al., 1992). Dilaporkan juga bahwa lemak dicerna menjadi asam-asam lemak mono dan di-gliserida yang semuanya dalam bentuk mecelles (emulsi mikro) diabsorsi dengan cara diffusi melalui villi. Mono dan di-gliserida diresterifikasi dalam sel dan dengan asam lemak membentuk kembali trigliserida, kemudian bergabung dengan sirkulasi umum dalam bentuk kilomikron-2 (suatu proporsi kecil dari lipida makanan yang di absorpsi langsung ke dalam sistem peredaran darah portal).

2.5 Kolesterol

Kolesterol adalah sterol yang paling penting terdapat pada semua lemak hewan, otot, usus, telur, hati, ginjal, kelenjar adrenal dan pankreas dengan rumus kimia C27H45OH dengan

(27)

lemak seperti lilin dan berwarna kuning. Hal senada dilaporkan oleh Sitepoe (1993), kolesterol merupakan produk khas hasil metabolisme hewan, karenanya sumber kolesterol hanya berasal dari hewan seperti susu, telur, daging dan darah

Mekanisme menurunkan kolesterol dalam tubuh inang oleh probiotik menurut Harmayani (2004), digolongkan menjadi empat, yaitu (1) oleh komponen dari produk probiotik itu sendiri seperti yogurt, (2) asimilasi kolesterol oleh bakteri, (3) ko-presipitasi kolesterol dan garam empedu bebas, dan (4) dekonjugasi asam empedu (aktivitas enzim bile salt hidrolase).

Fungsi kolesterol dalam tubuh diperlukan dalam berbagai proses metabolisme. Misalnya, selain sebagai bahan pembentuk dinding sel, kolesterol juga dibutuhkan untuk mensintesis vitamin D. Kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi. Demikian juga pembuatan asam empedu yang digunakan untuk mengemulsi lemak (Susanto, 2006). Kolesterol yang berasal dari ransum (diet), yang terdapat dalam dinding usus, asam empedu, dan yang terdapat dalam sel-sel diabsorsi terutama didalam usus halus. Setelah diabsorbsi ke dalam mukosa sel, kolesterol bergabung kembali dengan trigliserida, phospholidpid, dan apolipoprotein B untuk membentuk kilomitron (Wahyuni dan Hendraningsih, 2007). Pengeluaran kolesterol dari dalam tubuh melalui dua jalur, yaitu (1) diubah menjadi asam empedu dan (2) kolesterol diekskresi bersama feses dalam bentuk sterol netral. Pada manusia, sterol netral utama dalam feses adalah koprostanol dan kolesterol.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan antara pemberian dosis kompos dan konsentrasi ZPT pada laju pertumbuhan 30 HST – 40 HST, luas daun di umur 10 HST, panjang akar pada

n Waktu yang diperlukan ( running time ) oleh sebuah algorithm cenderung tergantung pada jumlah input yang diproses.. n Running time dari sebuah algoritme adalah fungsi dari

Hasil penelitian meninjukkan bahwa: (1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah , Audit Internal, dan Good Governance menunjukkan kondisi yang baik; (2) Penerapan

Metode: Penelitian deskriptif obsevasional ini dilakukan pada 50 model studi pasien yang dirawat di Klinik Pendidikan Spesialis Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi

Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik anak (jenis kelamin, berat lahir anak, berat badan, dan tinggi badan anak), karakteristik keluarga (berat badan

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa nilai rata-rata kinerja dari strategi 7T merchandising yang diberikan oleh Golden Swalayan Kota Kediri dengan adanya olshop

(i) seorang manusia, walaupun dg kehendak ‘aku ingin membunuh domba’, tetapi membunuh ayah/ibu (manusia) maka ini adalah ānantariya kamma.. (ii) dengan kehendak

Dalam dimensi aktifitas, ada dua hal yang dapat disimpulkan yaitu berkaitan dengan sumber daya manusia dan sumber daya non manusia yang dimiliki oleh LSM PKBI