TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN (STUDI TENTANG PEMBAWAAN VOKAL TEMBANG SUNDA
CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Musik
Oleh
G.J. Setra Pramudita
1103923
DEPARTEMEN PENDIDIKAN MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
LEMBAR HAK CIPTA
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN
(STUDI TENTANG PEMBAWAAN VOKAL TEMBANG
SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN)
Oleh
G.J. Setra Pramudita
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Musik Fakultas Pendidikan Seni dan Desain.
© G.J. Setra Pramudita 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN
(STUDI TENTANG PEMBAWAAN VOKAL TEMBANG SUNDA
CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN)
Oleh
G.J. Setra Pramudita
1103923
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr.Uus Karwati, S. Kar. M.Sn. NIP.196506231991012001
Pembimbing II
Iwan Gunawan, S.Pd. M.Sn NIP.197401012003121001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Seni Musik
iv
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah mendeskripsikan tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan dengan cara mendeskripsikan penyajian vokal di dalam tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Tujuan dlakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui esensi tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gaya dari Supanggah dan Soepandi dan teknik vokal menurut Rosliani dan Karwati. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan pendekatan kualitatif yang bersifat alamiah dengan tujuan untuk menjawab permasalahan yang sesuai dengan masalah yang diajukan. Temuan dari hasil penelitian mengenai penyajian lagu yaitu struktur penyajian tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan, lagu dan syair tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan, Musik pengiring di dalam pertunjukan tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan, dan tata pentas pertunjukan tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Teumuan selanjutnya adalah tentang ciri vokal yang menjadi gaya khas tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan yang meliputi sikap badan, teknik pernafasan, placement,diksi, ornament, dan ambitus dalam tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan.
iv
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The background of this study is to describe tembang Sunda Cianjuran Bojongherangan style by describing the presentation of vocals in the
tembang Sunda Cianjuran Bojongherangan style. Purpose of this study was to determine the essence of the tembang Sunda Cianjuran Bojongheranganstyle. The cornerstone of the theory used in this research is the theory of Supanggah and Soepandi style and vocal technique according Rosliani and Karwati. The method in this research is descriptive analysis with qualitative approach that is natural with the aim to address issues in accordance with the presenting problem. The findings of the research concerning the presentation of the song that is the structure of the presentation of tembang Sunda Cianjuran Bojongheranganstyle, song and lyric tembang Sunda Cianjuran Bojongheranganstyle, music accompaniment in the show tembang Sunda Cianjuran Bojongheranganstyle, and grammar stage show tembang Sunda Cianjuran Bojongheranganstyle. Next finding is about the vocal characteristics of the typical style of tembang Sunda Cianjuran Bojongheranganstyle which includes postures, breathing techniques, placement, diction, ornament, and ambitus Cianjuran Bojongherangan style.
v
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi Skrpsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORETIS A. Tembang Sunda Cianjuran... 6
1. Istilah Tembang Sunda Cianjuran ... 6
2. Sejarah dan Perkembangan Tembang Sunda Cianjuran ... 7
3. Bentuk dan Konsep Tembang Sunda Cianjuran... 16
4. Wanda dalam Tembang Sunda Cianjuran.... 18
5. Teknik Vokal Tembang Sunda Cianjuran... 24
B. Riwayat Perkembangan Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan 36
1. Masa Awal Kemunculan ... 37
2. Masa Vakum ... ... 42
3. Masa Penutupan Diri ... 43
4. Masa Penghidupan Kembali... 45
vi
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Laras... 51
1. Konsep Dasar Laras... 52
2. Laras dalam Kenyataan di Lapangan... 56
E. Analisis Musik... 57
F. Penelitian Terdahulu………. 58
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 60
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 64
C. Pengumpulan Data ... 67
D. Teknik Pengumpulan Data... 70
E. Tahap-tahap Pengumpulan Data... . 71
F. Analisis Data... 72
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 75
1. Penyajian Lagu Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan... 75
2. Ciri Vokal yang Menunjukan Gaya Khas Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan... ... 95
B. Pembahasan ... 111
1. Penyajian Lagu Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan... 111
2. Ciri Vokal yang Menunjukan Gaya Khas Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan... ... 128
1
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tembang Sunda merupakan salah satu rumpun seni vokal yang berkembang
di Jawa Barat. Ciri yang paling menonjol dari seni vokal yang terhimpun dalam
tembang Sunda adalah irama dalam repertoar lagunya sebagian besar berirama
merdika atau tidak memiliki ketukan yang ajeg. Seni vokal yang terhimpun dalam
rumpun tembang Sunda diantaranya adalah tembang Sunda Cianjuran, Ciawian,
Cigawiran, Pager Ageungan, macapat, pantun Sunda, dan beluk.
Dari sekian banyak seni vokal yang terhimpun dalam rumpun tembang
Sunda, tembang Sunda Cianjuran merupakan jenis seni vokal yang lebih dikenal
masyarakat dibanding dengan seni vokal yang lain. Faktor yang mempengaruhi
eksistensi tembang Sunda Cianjuran adalah estetika musikal yang tinggi.
Beberapa tokoh seniman tembang Sunda Cianjuran menyebutkan bahwa seni ini
sudah mencapai puncak kekaryaan. Kesenian ini disebut juga seni adiluhung.
Anggapan ini sangat beralasan karena dalam menyanyikan tembang Sunda
Cianjuran dihadapkan dengan kaidah-kaidah ornamen yang sangat bervariatif, hal
inilah yang mempengaruhi kualitas estetika musikal tembang Sunda Cianjuran.
Selain estetika musikal, faktor yang mendukung eksistensi tembang Sunda
Cianjuran adalah pembinaan atau regenerasi yang berkesinambungan dan
dilakukan secara formal seperti sekolah ataupun secara non formal seperti di
sanggar seni. Pada saat ini yang secara kontinyu melakukan regenerasi ini salah
satunya adalah perkumpulan tembang Sunda Cianjuran yang ada di tiap daerah.
Adapun instansi kependidikan seperti SMKN 10 Bandung (SMKI-KOKAR), ISBI
(eks. STSI), dan UPI Bandung memasukan tembang Sunda Cianjuran menjadi
salah satu mata pelajaran atau mata kuliahnya. Melalui proses tersebut, regenerasi
dalam tembang Sunda Cianjuran akan terjaga secara lebih baik.
Menurut Aki Dadan (Wawancara, 18 Juni 2015) di dalam tembang Sunda
Cianjuran terdapat berbagai aliran atau gaya. Ada empat gaya yang dikenal dalam
tembang Sunda Cianjuran yakni gaya Bojongherangan, gaya Kauman, gaya
2
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberi nama sesuai dengan tempat lahir dan tempat berkembangnya gaya tersebut.
Diantara keempat gaya tersebut, gaya Bojongherangan memiliki ciri khas dalam
pembawaanya. Tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan tersebut
berkembang di daerah Bojongherang dan Selakopi Cianjur.
Walaupun memiliki ciri khas yang unik, penyebaran tembang Sunda Cianjuran
gaya Bojongherangan tidak seperti ketiga gaya lainnya. Gaya Kebon Kembang,
Kauman, dan Pasarbaruan menyebar hampir ke seluruh wilayah Jawa Barat
setelah R.A.A. Wiranatakusumah V memerintahkan untuk menyebarkan seni ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diperkirakan bahwa tembang Sunda
Cianjuran yang biasa kita kenal berasal dari mamaos gaya Kebon Kembang,
Kauman, dan Pasarbaruan.
Kendatipun tidak menyebar di seluruh Jawa Barat, tembang Sunda Cianjuran
gaya Bojongherangan masih diperbincangkan di dalam percaturan tembang Sunda
Cianjuran. Salah satu indikasinya yakni dengan hadirnya sebagian penembang
yang membawakan Bojongherangan ini dalam Pasanggiri Tembang Sunda
Cianjuran.
Akan tetapi dalam kehadirannya didalam Pasanggiri Tembang Sunda
Cianjuran, gaya Bojongherangan menghadapi permasalahan terutama di kalangan
para juri dan seniman. Mereka berpendapat bahwa gaya ini kurang ngalagena bila
dibanding dengan tembang Sunda Cianjuran pada umumnya. Berdasarkan
anggapan tersebut, peserta pasangiri yang membawakan gaya ini jarang yang
masuk ke dalam nominasi.
Perbedaan pembawaan gaya dalam sebuah kesenian adalah hal yang sah.
Namun kondisi sosial sebuah kesenian menganggapi hal ini dengan berbeda. Ada
yang menerima perbedaan sebuah gaya, adapula yang bereaksi keras tidak
menerima hadirnya sebuahgaya. Kalangan tembang Sunda Cianjuran adalah
kalangan yang kurang bisa menerima hadirnya sebuah gaya yang ada dalam
kesenian tersebut. Dengan seperti itu kemunculan gaya Bojongherang menjadi
sebuah polemik yang berkepanjangan dan tidak pernah ada penyelesaiannya.
Latar belakang tersebut sangat menarik perhatian peneliti untuk mengetahui
tentang esensi tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan yang selama ini
3
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di lapangan ternyata informasi tentang gaya Bojongherangan di kalangan para
seniman Cianjuran tidak banyak mereka ketahui. Sehingga pengetahuan tentang
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan belum bisa diperoleh secara
jelas. Berdasarkan latar permasalahan tersebut, maka peneliti ingin mengetahui
keberadaan tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan yang sampai saat ini
masih berkembang di wilayah Bojongherang Cianjur.
Tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan berdasarkan pengamatan
sementara, dapat diidentifikasi perbedaanya dibanding tembang Sunda Cianjuran
pada umumnya. Perbedaan pada gaya Bojongherangan ini secara auditif terletak
didalam ornamentasi, pedotan (frasering), dan teknik produksi suara. Namun
demikian agar lebih jelas letak perbedaan dari tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan ini perlu diteliti lebih dalam melalui observasi di lapangan agar
hasil penelitian lebih kredibel.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti berupaya menggali keunikan gaya
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan dan mendeskripsikannya. Hal
ini bertujuan agar gaya ini dapat lebih dipahami baik oleh peneliti maupun
pemerhati tembang Sunda Cianjuran. Karya tulisan yang mengupas tembang
Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan sampai saat ini masih terbatas, semoga
dengan adanya tulisan ini akan menambah referensi tentang tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan. Agar tulisan ini mendapatkan kejelasan, maka
difokuskan dengan judul: Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
(Studi tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya
Bojongherangan).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, di dalam penelitian ini dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan ?”. Agar penelitian ini lebih terfokus maka dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penyajian lagu pada tembang Sunda Cianjuran gaya
4
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimanakah ciri pembawaan vokal yang menjadi gaya khas tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Sedangkan tujuan khusus yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang
telah dirumuskan diatas, yakni:
1. Mendeskripsikan penyajian lagu dalam tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan.
2. Untuk mengetahui ciri pembawaan vokal pada tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan.
D. Manfaat Signifikasi Penelitian
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini akan memberi manfaat, manfaat tersebut dibagi kedalam empat aspek yakni:
1.Segi teori
Penelitian terhadap tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan sampai
saat ini masih kurang. Diharapkan dengan penelitian ini akan menambah
kepustakaan tentang tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan yang
nantinya akan menghasilkan teori-teori baru dalam tembang Sunda Cianjuran
gaya Bojongherangan.
2.Segi Kebijakan
Penelitian yang membahas tentang analisis tembang Sunda sudah banyak
dilakukan para peneliti, terutama masalah sejarah dan perkembangan tembang
Sunda Cianjuran. Namun demikian pembahasan tentang keberadaan tembang
Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan dan analisis pembawaan vokal
lagu-lagunya sampai saat ini belum terbahas oleh para peneliti lain. Dengan demikian
hasil kajian didalam penelitian ini diharapkan akan memberi dampak positif
5
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.Segi Praktik
Penelitian tentang tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan
diharapkan akan memberi gambaran yang jelas tentang esensi tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan tersebut. Hasil penelitian tentang kajian vokal
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan tersebut diharapkan secara
keilmuan bermanfaat bagi peneliti dan para praktisi vokal tembang khususnya
dalam mengembangkan praktek vokal tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan. Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi UPI
khususnya Departemen Pendidikan Musik sebagai perangkat pembelajaran di
dalam mata kuliah vokal daerah.
4.Segi Isu serta Aksi Sosial
Hasil penelitian ini kelak akan bermanfaat sebagai tambahan kekayaan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang vokal tembang Sunda Cianjuran di Jawa Barat.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan struktur organisasi skripsi ini disusun berdasarkan konsep berikut:
BAB I Pendahuluan, meliputi bahasan mengenai: Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat /Signifikasi Penelitian, dan Struktur
Organisasi Skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, membahas tentang: Tembang Sunda Cianjuran, sejarah
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan, gaya, laras dan analisis musik.
BAB III Metode Penelitian, ruang lingkupnya terdiri dari: Desain Penelitian,
Partisipan dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
BAB IV Temuan dan Pembahasan, meliputi Pemaparan Data hasil penelitian
berikut pembahasan tentang lagu-lagu dan ciri khas tembang Sunda Cianjuran
gaya Bojongherangan.
BAB V Simpulan, implikasi dan rekomendasi menyajikan Simpulan dan Saran
60
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan
kualitatif. Proses penelitian ini melalui beberapa tahapan. Sebelum melakukan
penelitian secara langsung, peneliti terlebih dahulu membuat rancangan penelitian
atau desain penelitian. Desain ini menjelaskan secara rinci mengenai keseluruhan
rancangan penelitian mulai dari studi pendahuluan, perumusan masalah,
pemilihan pendekatan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan analisis data.
Adapun tahapan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagan 3.1: desain penelitian tentang tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan (Sumber: Pengembangan konsep dari: Karwati, 2015)
Awal
Studi empiris dan teori61
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari skema diatas, dapat dilihat bahwa dalam melakukan penelitian, terdapat
tiga tahapan, yaitu tahap awal, proses, dan akhir. Pada tahap awal, peneliti
membuat rancangan penelitian dengan melaksanakan observasi awal, mengkaji
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan hasil observasi awal untuk
kemudian dimuat dalam proposal penelitian berdasarkan studi empiris dan teoritis.
Tahap selanjutnya yaitu tahap proses penelitian, peneliti mengumpulkan data-data
dilapangan dengan melakukan pengamatan objek dan mengumpulkan data dengan
cara observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis, hingga mencapai hasil yang dibutuhkan dalam
penelitian. Setelah tahapan proses selesai, peneliti membahas dan menuliskan
hasil penelitian serta menarik kesimpulan tentang Tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan. Dari serangkaian proses tersebut akhirnya didapati sebuah
kesimpulan temuan penelitian.
Untuk membahas lebih jelas tentang desain penelitian, berikut ini
penjabarannya:
1. Tahapan Pembuatan Rancangan Penelitian
a. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan mempertajam dan lebih
memfokuskan penelitian ini. Dengan seperti itu peneliti dapat lebih mengetahui
dengan pasti terhadap objek penelitiannya, serta dapan menemukan pula cara yang
tepat untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Studi pendahuluan sebagai
awal kegiatan penelitian dimulai dengan pengambilan data awal mengenai
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan.
Setelah data awal tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan
didapat setelah itu peneliti mengumpulkan beberapa referensi yang dijadikan
sebagai landasan teoretis dalam penelitian ini. Berikut adalah buku yang dijadikan
rujukan dalam penelitian ini adalah buku “Wawasan Tembang Sunda” karangan
R. Ace Hasan Su’eb tahun 1997. Didalam buku tersebut dijelaskan sejarah perkembangan tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Buku ini
62
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya buku “Tembang Sunda Cianjuran di Priangan” karya Moh.
Yusuf Wiradiredja tahun 2014. Buku tersebut membahas perkembangan tembang
Sunda Cianjuran dari awal kemunculan hingga sekarang. Buku tersebut
bermanfaat dalam hal menambah pengetahuan peneliti tentang kesejarahan
tembang Sunda Cianjuran secara umum. Buku lainnya yang dijadikan referensi
adalah buku “salawe sesebitan hariring” karya Apung S. Wiraatmadja tahun
2009. Buku ini bermanfaat memberi wawasan tentang kondisi sosial di dalam
tembang Sunda Cianjuran.
b. Perumusan Masalah
Peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian yang spesifik terhadap
objek penelitian, dengan demikian didapatkan pertanyaan penelitian yang lebih
fokus, terarah, dan mudah dalam membuat laporan penelitian. Pada tahapan ini,
peneliti memfokuskan permasalahan kepada tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan yang berkaitan dengan lagu-lagu dan ciri khas dari tembang
Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan.
c. Pemilihan Metode Penelitian
Penentuan metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah
penelitian, penentuan metode ini akan menentukan tahapan berikutnya dalam
sebuah penelitian. Metode penelitian merupakan cara untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan untuk kepentingan di dalam penelitian. Dalam penelitian ini
metode yang digunakan yakni metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Peneliti akan mendeskripsikan data tentang tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan
pendokumentasian. Dengan pendekatan kualitatif, data tentang tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan yang didapat akan dipaparkan sebagaimana
kenyataan di lapangan tanpa ada manipulasi data apapun tentang tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan.
63
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Penyusunan Instrumen Penelitian
Penyusunan instrument penelitian dibuat sebagai rancangan penelitian. Data
yang dicari untuk kepentingan penelitian belum jelas, oleh karena itu perlu adanya
rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini bersifat sementara dan
sewaktu-waktu akan terus berkembang. Isi dalam penyusunan instrument penelitian ini
berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara dengan objek maupun subjek
penelitian. Instrumen penelitian ini berkaitan dengan penelitian lagu-lagu dan ciri
khas tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Intrumen penelitian
terlampir pada lampiran 1.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah melaksanakan persiapan penelitian tentang tembang Sunda Cianjuran
gaya Bojongherangan, peneliti melaksanakan penelitian tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan. Selama penelitian berlangsung, peneliti
mengumpulkan data-data yang diperoleh dilapangan selanjutnya mengolah data
tersebut untuk digunakan sebagai laporan akhir penelitian. Dalam hal ini peneliti
melakukan pengumpulan data dengan cara observasi ke tempat perkembangan
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan di Bojongherang Cianjur.
Wawancara dilakukan dengan para seniman tentang tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan di Cianjur. hal ini dilakukan agar mendapat data
yang diperlukan dalam penelitian. Studi pustaka dan pendokumentasian terhadap
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan juga dilakukan untuk
melengkapi data dari hasil observasi dan wawancara.
3. Tahap Penulisan Laporan
Setelah melaksanakan penelitian dan pengumpulan data, tahap berikutnya
adalah tahap penulisan laporan atau hasil penelitian. Sesuai dengan rumusan
masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulisan laporan ini mengacu
kepada hasil yang didapat selama meneliti tembang Sunda Cianjuran gaya
64
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, maka dibutuhkan
narasumber yang dapat memberikan informasi yang valid dan berhubungan secara
langsung dengan tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Narasumber
dalam penelitian ini adalah Aki Dadan dan Endang Nani yang merupakan tokoh
seniman tembang Sunda Cianjuran di kabupaten Cianjur dan Rd. Lia Latifah yang
merupakan tokoh tembang Sunda Cianjuran Bojongherangan.
Narasumber pokok pada penelitian ini adalah Rd. Lia Latifah (58 th). Beliau
adalah salah satu seniman tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan yang
masih ada dan melakukan pewarisan tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan melalui perkumpulan tembang Sunda Cianjuran Lana Gardjita.
Informasi yang didapat dari beliau adalah informasi umum tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan. Berikut adalah foto Rd. Lia Latifah:
Foto 3.1: Narasumber: Rd. Lia Latifah (Dok. G.J. Setra Th.2015)
Selain kepada Rd. Lia Latifah, peneliti juga melakukan wawancara kepada
Dadan Sukandar atau lebih dikenal dengan Aki Dadan. Beliau salah satu tokoh
tembang Sunda Cianjuran dan merupakan putra dari Endu S. Apandi yang
merupakan seniman tembang Sunda Cianjuran terkemuka. Data yang didapat dari
beliau adalah data tentang gaya dalam tembang Sunda Cianjuran. Berikut adalah
65
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Foto 3.2: Narasumber : Aki Dadan
(Sumber: Dok. G.J. Setra Th. 2015)
Wawancara juga dilakukan kepada seorang seniman tembang Sunda
Cianjuran lainnya, yakni E. Nani Supriatna atau lebih dikenal dengan sebutan Wa
Nani. Wa Nani merupakan salah satu seniman tembang Sunda Cianjuran yang
aktif membina penembang melalui Lembaga Kesenian Cianjur. Data yang didapat
dari beliau adalah data tentang gaya dalam tembang Sunda Cianjuran. Berikut
adalah foto Wa Nani:
66
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tempat Penelitian
Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah di Kabupaten Cianjur. Kabupaten
Cianjur merupakan tempat lahirnya tembang Sunda Cianjuran. Selain itu,
Kabupaten Cianjur merupakan tempat berkembangnya tembang Sunda Cianjuran
gaya Bojongherangan. Di Kabupaten Cianjur juga masih terdapat para okoh
seniman tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Dengan seperti itu
maka data yang didapatkan akan valid.
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Cianjur
Sumber: http://jabar.pojoksatu.id/cianjur/2015/05/12/4474/
Penelitian dilakukan di DKC (Dewan Kesenian Cianjur) Kabupaten Cianjur
yang beralamatkan di Jl. Suroso no. 46 Cianjur dan komunitas tembang Sunda
Cianjuran Bojongherangan di L.S. Lana Gardjita pimpinan ibu Lia Latifah yang
beralamatkan di Jl. Pasir Gede Raya no. 10 Cianjur.
Foto 3.4: Gedung Dewan Kesenian Cianjur
67
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Pengumpulan Data
1.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif memposisikan peneliti itu
sendiri yang bertindak sebagai isntrumen kunci. Peneliti dituntut untuk
mempersiapkan sendiri perangkat observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
penulisan dokumentasi yang digunakan sebagai panduan umum dalam proses
pencatatan. Selaras dengan hal tersebut, Menurut Sugiyono (2011, hlm. 15)
bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai isntrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan),analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Jadi instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah serta hasilnya lebih
baik, sistematis dan lebih mudah diolah. Penelitian ini dibantu dengan beberapa
pengumpulan data penelitian seperti berikut ini:
a. Pedoman Observasi
Kegiatan observasi ini adalah salah satu langkah yang dilakukan oleh peneliti
dalam pelaksanaan penelitian dalam upaya pengumpulan data serta informasi
mengenai permasalahan penelitian. Ada dua jenis observasi, yang pertama adalah
observasi partisipan yang berarti peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati, sedangkan dalam observasi nonpartisipan peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2008, Hlm.
204). Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi partisipan
karena peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang diamati.
Dalam hal ini peneliti selain melakukan observasi peneliti juga terlibat langsung
68
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada
para tokoh mamaos Cianjur diantaranya : Aki Dadan, Endang Nani Supriatna,
dan Rd. Lia Latifah (Komunitas tembang Bojongherang). Hal ini
berkesinambungan dengan observasi partisipan yang membuat peneliti terlibat
langsung. Dengan wawancara secara langsung diharapkan hasil dari wawancara
nantinya bisa secara faktual dan mendukung pada penelitian.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang lagu-lagu dalam tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan dan sejarah perkembangannya. Fungsi dari wawancara ini adalah
sebagai pelengkap data yang dilakukan selama observasi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan tujuan hasil dari
pengamatan kita dapat diulas kembali. Pendokumentasian bisa berupa tulisan
untuk catatan-catatan danrekaman audio untuk menganalisi. Dengan adanya
pendokumentasian rekaman visual sebuah argumen akan lebih kuat karena kita
bisa menunjukan secara langsung. Dalam penelitian ini, peneliti juga merekam
secara audio lagu-lagu Cianjuran gaya Bojongherangan yang akan
diperbandingkan. Hal tersebut dilakukan untuk membantu dalam langkah analisis
pembawaan vokal tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan.
2. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen adalah hal yang dilakukan untuk
mengembangkan instrumen penelitian yang kita buat sebelumnya. Pengembangan
instrumen pun dilakukan dengan menguji kredibilitas sebuah data. Cara pengujian
kredibilitas data adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Triangulasi
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 372-374) mengemukakan bahwa: “triangulasi
69
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Penjelasannya sebagai
berikut:
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui berbagai sumber. Dalam penelitian ini, selain melakukan wawancara
dengan subjek pokok yakni tokoh tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan (rd. Lia Latifah), peneliti juga melakukan wawancara dengan
subjek penelitian yang lain yakni tokoh tembang Sunda Cianjuran (Aki Dadan
dan Wa Nani). Hal ini dilakukan agar data yang didapat lebih lengkap.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini, data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuisioner. Hal ini dilakukan untuk menguji jawaban yang
ditanyakan sebelumnya pada narasumber. Sehingga dalam satu tujuan pertanyaan
tidak mendapat jawaban yang berbeda.
3) Triangulasi Waktu
Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda.
3. Interpretasi
Pada tahap ini temuan-temuan diinterpretasi berdasarkan kerangka teoretis
yang telah dipilih sehingga data yang diperoleh selama penelitian akan dijabarkan
kembali dengan pemahaman kita yang diintegrasikan dengan berbagai teori dalam
70
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pengujian Dependability
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 377) “…pengujian dependability dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian”. Peneliti harus
bisa menunjukan bukti kegiatan, semua kegiatan dilapangan mulai dari awal
menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan
analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik observasi. Jenis observasi yang di pilih dalam penelitian ini
adalah observasi partisipan karena peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang diamati. Jadi ketika melakukan observasi peneliti mengamati
semua kegiatan tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan dan ikut dalam
mempelajari lagu-lagu tembang Sunda Cianjuran gaya Bojingherangan. Adapun
hal yang diamati dalam penelitian ini adalah mengenai lagu-lagu dan ciri khas
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari
narasumber mengenai tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Adapun
yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah Aki Dadan, Endang Nani,
dan Rd. Lia Latifah yang merupakan tokoh seniman tembang Sunda Cianjuran di
Kabupaten Cianjur.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tentang semua kegiatan yang telah dilaksanakan
dilapangan. Studi dokumentasi oleh peneliti dimuat dalam bentuk video, audio,
71
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Tahap-tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data harus direncanakan sedemikian rupa, menurut
Sukmadinata (2009, hlm. 114) ada beberapa tahapan pengumpulan data
penelitian, yakni:
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi perumusan dan pembatasan masalah serta merumuskan
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan
data. Kemudian merumuskan situasi penelitian, satuan dan lokasi yang dipilih
serta informan yakni para tokoh tembang Sunda Cianjuran tersebut sebagai
sumber data. Deskripsi tersebut merupakan pedoman bagi pemilihan dan
penentuan sampel purposive.
2. Mulai Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan
baik untuk menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan
individu-individu yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan
beberapa informan yang telah dipilih untuk kemudian dilanjutkan dengan teknik
bola salju atau member chek. Pengumpulan data melalui interview dilengkapi
dengan data pengamatan dan data dokumen (triangulasi). Data pada pertemuan
pertama belum dicatat, tetapi data pada pertemuan-pertemuan selanjutnya dicatat,
disusun, dikelompokan secara intensif kemudian diberi kode agar memudahkan
dalam analisis data.
3. Pengumpulan Data Dasar
Setelah peneliti berpadu dengan situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih
diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan
pengumpulan dokumen yang lebih intensif. Dalam pengumpulan data dasar,
peneliti benar-benar melihat, mendengar, membaca, dan merasakan apa yang ada
dengan penuh perhatian. Sementara pengumpulan data terus berjalan, analisis data
mulai dilakukan, dan keduanya terus dilakukan berdampingan sampai tidak
72
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dirangkumkan diagram-diagram yang bersifat integrative. Setelah pola-pola dasar
terbentuk, peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan
penguatan dalam fase penutup. Dalam hal ini peneliti lebih menspesifikasi hasil
dari temuan-temuan di lapangan dalam tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan.
4. Pengumpulan Data Penutup
Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian,
dan tidak melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir masa penelitian tidak
bisa ditentukan sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dalam
proses penelitian sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah,
kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti. Peneliti mengakhiri pengumpulan
data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan
lagi data baru.
5. Melengkapi
Langkah melengkapi merupakan kegiatan menyempurnakan hasil analisis
data dan menyususn cara menyajikannya. Analisis data dimulai dengan
menyususn fakta-fakta hasil temuan lapangan. Kemudian peneliti membuat
diagram-diagram, tabel, gambar-ganbar, dan bentuk-bentu pemaduan fakta
lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar tersebut
diinterpretasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah sebuah proses penyusunan
data agar hasil yang didapat dari lapangan dapat mudah dimengerti. Data yang
diperoleh dilapangan berupa deskriptif, yakni pemaparan keadaan objek penelitian
berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukakan oleh peneliti. Pada penelitian
terhadap tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan ini data yang
dipaparkan berupa deskriftif.
Pengolahan data dalam penelitian tembang Sunda Cianjuran gaya
73
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil data yang jenuh, menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm.334)
“Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”.
Selaras dengan pendapat diatas Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011, hlm
337) mengemukakan bahwa: “Aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh”. Aktifitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, display
data, dan pengambilan kesimpulan/verifikasi data.
Berdasarkan pendapat diatas maka tahapan pengolahan datanya adalah
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan tujuan membatasi data. Apabila data tidak
dibatasi, dikhawatirkan akan mempersulit peneliti dalam proses pengolahan data.
Dengan mereduksi data peneliti akan lebih mudah dalam mengolah data yang
terkumpul dari hasil temuan di lapangan. Pada penelitian tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan, peneliti melakukan reduksi data terhadap
pertanyaan penelitian dengan tujuan bahasan yang ada dalam penelitian ini tidak
terlalu melebar.
b. Display Data (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data sesuai
dengan rumusan masalah. Dalam penelitian tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan memakai pendekatan kualitatif. Oleh karena itu penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Dengan mendisplaykan data peneliti
berharap akan lebih mempermudah dalam hal memahami hasil temuan dalam
penelitian. Setelah itu peneliti akan merencanakan tahap selanjutnya berdasarkan
74
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data
Dalam penelitian ini, verifikasi data dilakukan terhadap pertanyaan penelitian
dengan tujuan memeriksa data yang telah dikumpulkan dalam proses penelitian
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan. Dari proses ini diharapkan
peneliti akan lebih mudah dalam menarik kesimpulan terhadap penelitian tembang
Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan serta menghasilkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
155
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian “Tembang Sunda Cianjuran Gaya
Bojongherangan (Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran
Gaya Bojongherangan) yang peneliti lakukan, maka diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Penyajiannya, tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan
terbagi ke dalam empat aspek yakni:
a. Struktur penyajian tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan dimulai
dari lagu bubuka instrumental dilanjutkan pada lagu rajah lalu penyajian lagu
dari berbagai wanda dan diakhiri oleh lagu panutup yang bisa berupa
intrumental atau lagu rampak yang berirama tandak.
b. Repertoar lagu tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan memiliki
rangkaian ornamentasi yang berbeda dengan tembang Sunda Cianjuran pada
umumnya. Bentuk syair dalam lagu tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan adalah puisi bebas, pupuh, dan sisindiran. Tema syair dalam
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan adalah keindahan alam,
percintaan, dan keagungan Kerajaan Pajajaran.
c. Musik pengiring tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan adalah
kacapi indung, kacapi ricik, dan suling.
d. Tata pentas tembang Sunda Cianjuran meliputi:
1) Teknik pertunjukan: tembang Sunda Cianjuran dibawakan secara
duduk dan konteks pertunjukannya yang berkonsep seni kalangenan
dan seni pertunjukan.
2) Tata panggung: panggung yang dipakai dalam pertunjukan tembang
156
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Kostum: Kostum yang dipakai dalam pertunjukan tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan adalah kostum adat yang mencirikan
kaum menak Sunda pada zaman dahulu.
2. Ciri vokal yang mencirikan gaya khas tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan adalah:
1) Sikap badan: tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan dibawakan
dengan sikap badan yang tegap tidak membungkuk.
2) Teknik pernafasan: Teknik pernafasan yang dipakai dalam tembang Sunda
Cianjuran gaya Bojongherangan adalah pernafasan diafragma.
3) Placement: placement yang digunakan dalam tembang Sunda Cianjuran
gaya Bojongherangan adalah placement rongga kepala, hidung, mulut, dan
dada.
4) Diksi: Diksi di dalam tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan
akan terasa terpotong-potong karena adanya melodi yang berprinsip
melismatis.
5) Frasering dan dinamika: Frasering tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan relatif lebih lugas dari frasering tembang Sunda
Cianjuran pada umumnya. Tidak ada tanda musikal Dinamika di dalam
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan, dinamika dalam
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan hanya berdasarkan
interpretasi penyaji vokal.
6) Ornamen: Tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan memiliki dua
ornamen khas yakni ornamen beubeut dan randeg.
7) Ambitus: surupan (nada dasar) dalam tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan adalah 60 -64 (berdasarkan cm suling). Ambitus tembang
Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan dalam laras pelog dan salendro
dari nada e (na petit) sampai nada @ (mi ageung). Sedangkan untuk
laras sorog atau madenda (4=T) dari nada t(la petit) sampai nada @ (mi
157
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Implikasi
Hasil penelitian tentang tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan ini
berupa deskripsi tentang pembawaan vokal gaya Bojongherangan yang selama ini
menjadi polemik di kalangan para seniman tembang Sunda Cianjuran. Dampak
yang diharapkan dari penelitian ini adalah dengan bertambahnya pustaka tentang
tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan, diharapkan kalangan tembang
Sunda Cianjuran akan lebih mengenal gaya Bojongherangan ini.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan beberapa
saran yakni:
1. Bagi Kalangan Tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan
Saran bagi kalangan Tembang Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan adalah
agar dilakukannya regenerasi secara kontinyu agar gaya ini tidak punah karena
tidak ada yang mempelajarinya. Saran selanjutnya adalah agar lebih membuka diri
agar gaya ini dapat dikenal lebih luas di kalangan tembang Sunda Cianjuran gaya
Bojongherangan.
2. Bagi Kalangan Tembang Sunda Cianjuran
Saran untuk kalangan Tembang Sunda Cianjuran adalah agar lebih menerima
adanya perbedaan. Karena pada hakikatnya perbedaan itulah yang membuat lebih
indah. Pada permasalahan ini peneliti sangat menyarankan agar dapat menerima
gaya Bojongherangan (dan gaya lainnya). Janganlah menilai sesuatu dari enak
atau tidaknya karena itu bersifat relatif.
3. Bagi Kalangan yang Mempelajari Vokal Tembang Sunda Cianjuran
Peneliti sangat menyarankan kita mempelajari semua gaya vokal dalam
tembang Sunda Cianjuran. Dalam hal ini berarti janganlah bersifat fanatik
terhadap satu gaya.
4. Bagi Para Peneliti selanjutnya
Peneliti berharap setelah penelitian ini akan ada penelitian lain tentang
158
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini. Karena dengan semakin banyaknya pustaka tentang Tembang
Sunda Cianjuran gaya Bojongherangan, diharapkan akan mencegah salah satu
158
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Atmadibrata, Enoch et al. 2006. Khazanah Seni Pertunjukan Jawa Barat. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat.
Bastaman, H.D.2011. Bentang Tembang. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Soepandi, Atik.1998. Kamus Istilah Karawitan Sunda. Bandung : CV. Pustaka Buana.
Hasan Su’eb, R. Ace.1996.Wawasan Tembang Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.
Herdini, Heri. 2007. Raden Machjar Angga Koesoemadinata: Pemikiran dan aktivitasnya dalam dunia karawitan Sunda.Bandung: Sunan Ambu press.
Hermawan, Deni. Etnomusikologi : bebrapa Masalah Dalam Musik Sunda.
Bandung: STSI.
Herlina Lubis, Nina dkk.2011. Sejarah Kebudayaan Sunda. Bandung: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia cabang Jawa Barat.
Koesoemadinata, R. Machjar A. 1969. Ilmu Seni Raras. Jakarta: Pradnjaparamita.
Kusnara, Adang.2006. Apresiasi Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Barat Wilayah Kabupaten Bandung. Disbudpar Kab. Bandung.
Mack, Dieter. 1995. Ilmu Melodi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Rosliani, Elis. Seni Karawitan Sunda. Tidak diterbitkan.
Satjadibrata, R. 1953. Rasiah Tembang Sunda. Jakarta: Balai Pustaka.
Soepandi, Atik. 1985. Lagu Pupuh Pengetahuan dan Notasinya. Bandung: Pustaka Buana.
Sugiarto,Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Suaka Media.
159
G.J. Setra Pramudita, 2015
TEMBANG SUNDA CIANJURAN GAYA BOJONGHERANGAN: Studi Tentang Pembawaan Vokal Tembang Sunda Cianjuran Gaya Bojongherangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wibisana, Wahyu et al. 2000. Lima Abad Sastra Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten
Wiradiredja, Yusuf et al. 2003. Tembang Sunda Cianjuran. Bandung: STSI Bandung.
Wiratmadja, Apung. 2009. Salawe Sesebitan Hariring. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama..
Wiratmadja, Apung. 2006. Nu Sarimbag & Unak Anik Dina Tembang Sunda.
Bandung: Paguyuban Seniman Tembang Sunda/Cianjuran Tatar Sunda.