Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Bella Aviana Sari
NIM. 1104755
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
oleh
Bella Aviana Sari 1104755
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Bella Aviana Sari
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode brainstorming. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Penelitian ini melibatkan siswa kelas V dengan jumlah 37 siswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang rendah. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang bersifat monoton dan kurang variatif sehingga siswa cenderung pasif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari Kemmis & Mc.Taggart dengan dua siklus, setiap siklusnya dilakukan satu tidakan. Instrumen peneliti yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan siswa, dengan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan tahapan metode brainstorming, yaitu : 1) Pemberian informasi, 2) Identifikasi masalah, 3) Klasifikasi pendapat, 4) Verifikasi pendapat yang ada, 5) Konklusi semua pendapat. Lembar observasi keterampilan berbicara yang berupa aspek keruntunan penyampaian isi gagasan, pemahaman, ketepatan kata, tata bahasa, dan kelancaran. Kemudian dari hasil catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian dengan menggunakan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa mengenai materi mengomentari persoalan faktual mengalami peningkatan pada setiap aspeknya dari siklus ke-I sampai dengan siklus ke-II, persentase siswa yang mencapai IPK keterampilan berbicara yaitu pada siklus ke-I sebanyak 62% dan siklus ke-II sebanyak 86,4%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan penerapan metode brainstorming pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa sekolah dasar kelas V. Diharapkan dengan penerapan metode brainstorming dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa baik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia maupun lainnya.
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
APPLICATION BRAINSTORMING METHODS SPEAK TO IMPROVE SKILLS CLASS V PRIMARY
This research aims to improve students' speaking skills by applying methods of brainstorming. This study was conducted in one of the public elementary school Sukajadi District of Bandung. The study involved students in grade five the number of 37 students. This research is motivated by the speaking skills of students learning Indonesian is low. This is because the learning that is both monotonous and less varied so that students tend to be passive. The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR), which was adapted from Kemmis & Mc.Taggart with two cycles, each cycle performed an act of. Researchers instrument used is the observation sheet teachers and students, with the implementation of the stages of learning that apply brainstorming methods, namely: 1) Provision of information, 2) Identification of the problem, 3) classification opinion, 4) Verification of the opinion that there is, 5) Conclusion of all opinions. Observation sheet speaking skills in the form of content delivery aspects of the idea, understanding, accuracy words, grammar, and fluency. Then from the field notes during the learning takes place. The results using brainstorming methods to improve students' speaking skills on to comment on the issue of factual material has increased in every aspect from cycle to cycle I to II, the percentage of students who achieve a GPA of conversational skills is the first cycle to as much as 62% and -second cycle to as much as 86.4%. Based on these results it can be concluded the application of the method of brainstorming on learning Indonesian comment on the issue of factual material can enhance the elementary school students' speaking skills class V. Expected with the application of brainstorming can be an alternative method to improve students' speaking skills in both the Indonesian and other learning.
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN...i
ABSTRAK...ii
ABSTRACT...iii
KATA PENGANTAR...iv
UCAPAN TERIMAKASIH...v
DAFTAR ISI...vii
DAFTAR TABEL...ix
DAFTAR GAMBAR...x
DAFTAR LAMPIRAN...xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah...5
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Manfaat Hasil Penelitian...6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritik...8
2.1.1 Metode Brainstorming...8
2.1.2 Keterampilan Berbicara...12
2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia...18
2.2 Penelitian Yang Relevan...18
2.3 Kerangka Berfikir...19
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
3.1Metode Penelitian...21
3.2Disaian Penelitian...21
3.3Lokasi Penelitian...23
3.4Subjek Penelitian...24
3.5Waktu Penelitian...24
3.6Instrumen Penelitian...25
3.6.1 Instrumen Pembelajaran...25
3.6.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian...25
3.7Prosedur Penelitian...26
3.8Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data...28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Awal Pra-Penelitian...33
4.2Hasil Penelitian dan Pembahasan...34
4.2.1 Penerapan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara...34
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Brainstorming...64
4.3Keterbatasan Peneliti...64
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan...66
5.2 Rekomendasi...67
DAFTAR PUSTAKA...68
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan
untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam
suku, budaya, dan bahasa. Bahasa Indonesia selain sebagai pemersatu, sebagai
salah satu budaya Indonesia yang merupakan identitas bangsa. Dengan
menggunakan Bahasa Indonesia, setiap orang yang berasal dari daerah yang
berbeda akan saling memahami satu sama lain, karena dapat berkomunikasi
menggunakan satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia. Jika Bahasa Indonesia tidak
ada, sudah pasti kita akan menggunakan bahasa dari masing-masing daerahnya.
Dengan begitu kita akan kesulitan untuk memahami bahasa daerah yang
diucapkannya. Sehingga kegiatan komunikasi tidak akan tersampaikan dengan
baik.
Dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, seseorang dituntut
untuk terlebih dahulu menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aspek yang tidak kalah penting
yang harus dikuasai dalam berbahasa Indonesia ialah berbicara. Berbicara
adalah suatu keterampilan berbahasa yang dapat berkembang pada kehidupan
anak, yang dapat didahului oleh keterampilan menyimak dan membaca.
Dengan seringnya melakukan kegiatan menyimak dan membaca, maka anak
tersebut akan memperoleh perkembangan kosa kata. Semakin sering seseorang
melakukan kegiatan menyimak dan membaca maka kegiatan berbicara pun
akan terjadi dengan baik. Sehingga kegiatan berbicara akan muncul dari anak
tersebut untuk mengucapkan bunyi-bunyi, berkomunikasi, dan mampu
mengemukakan pendapatnya, dari situlah akan membuka pengetahuan aspek
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Secara umum pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, secara lisan maupun tulisan serta dapat
menumbuhkan apresiasi sastra Indonesia.
Berdasarkan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam (Hartati, Tatat
dkk. 2009 hlm. 28). Secara khusus tujuan dari mata pelajaran bahasa Indonesia
adalah :
1. Siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Siswa mampu menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa mampu menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia diatas,
oleh sebab itu guru harus mampu merumuskan model atau pun metode
pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa. Siswa paling tidak
menunjukan kemampuan minimalnya dalam menggambarkan penguasaan
pengetahuannya, keterampilan berbahasanya, dan sikap positif terhadap Bahasa
Indonesia itu sendiri.
Tahapan perkembangan bahasa individu dilihat dari perkembangan umur
kronologis menurut Asrori dalam (Nisa, Rizky. 2014 hlm. 3) dibedakan ke
dalam tahap-tahap berikut ini:
1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3 – 1 tahun), anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif. 2. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1 – 1,8 tahun), satu kata yang
diucapkan oleh anak harus dipandang sebagai satu kalimat penuh mencakup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2 – 5 tahun), anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan semakin kompleks, dan menggunakan kata jamak.
5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5 – 10 tahun), anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks serta mampu melibatkan gabungan-gabungan kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi.
6. Tahap kompetensi lengkap (11 tahun – dewasa), akhir masa kanak-kanak, memasuki masa remaja dan dewasa, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi.
Berdasarkan paparan diatas, siswa kelas V SD dalam perbendaharaan
kata seharusnya terus meningkat, gaya bahasanya mengalami perubahan, dan
semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Sehingga diharapkan siswa
mampu berbicara dalam mengemukakan pendapat dan ide yang ada
dipikirannya dengan menggunakan pilihan kata bahasa yang santun.
Diakui atau tidak, pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam
aspek berbicara yang selama ini terjadi di sekolah masih jauh dari kondisi yang
diharapkan. Hal ini tercermin dari masih banyaknya guru yang memperlakukan
sama antara pembelajaran berbicara dengan pembelajaran membaca. Begitu
juga dari pihak siswa, banyak siswa yang merasa takut, tidak percaya diri,
bahkan malu untuk mengemukakan pendapat dan semua ide gagasan yang ada
dipikirannya. Tidak sedikit siswa yang merasa dirinya kurang dalam berbicara,
sehingga dia akan melimpahkan dan membiarkan teman-teman yang lainnya
yang dianggap lebih aktif untuk berbicara. Oleh sebab itu guru sulit mengajak
siswa untuk melakukan kegiatan berbicara yang seharusnya dapat dilaksanakan
di dalam kelas oleh seluruh siswa dengan sebagaimana mestinya yang terdapat
pada tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia.
Faktanya berdasarkan pengamatan yang ditemukan di lapangan dan
hasil analisis nilai kognitif maupun afektif pada siswa kelas V di salah satu SD
Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung, khususnya dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi aspek berbicara yang terkandung dalam KD :
mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
dirasa masih kurang. Hampir 80% dari siswa di kelas tidak mampu dan tidak
siap untuk berbicara mengemukakan pendapat persoalan faktual beserta alasan
dengan menggunakan pilihan kata bahasa yang santun.
Proses pembelajaran yang biasa dilakukan di salah satu SD Negeri
kecamatan Sukajadi kota Bandung ini dalam kegiatan berbicara biasanya hanya
dengan menggunakan teks yang sudah ada yang secara nyaring dibaca siswa,
kemudian siswa diminta untuk menanggapi teks tersebut dengan sekedar
menuliskannya saja. Pada dasarnya menulis adalah salah satu bentuk
komunikasi secara tulisan. Sedangkan yang diharapkan dalam tujuan
pembelajaran Bahasa Indonesia semua siswa mampu berkomunikasi secara
lisan maupun tulisan. Jelas terbukti bahwa SD tersebut belum melakukan
kegiatan berbicara dengan bagaimana semestinya
Pembiasaan semacam ini kurang mampu membentuk kreativitas siswa
dalam mengemukakan pendapat atau ide gagasan yang ada dipikirannya. Siswa
tidak biasa diajak untuk berpikir dan berani dalam mengemukakan pendapat
atu ide gagasannya. Siswa hanya dibiasakan terampil menyampaikan ide yang
telah ada yang dibuat oleh orang lain dan dituangkan dalam sebuah tulisan.
Pembentukan keterampilan berbicara semacam ini tidak akan berdampak baik
untuk mengolah kemampuan komunikasi siswa yang diharapkan yaitu mampu
mengemukakan pendapat atau menyampaikan ide gagasan dalam berbagai
konteks dan tujuan pembicaraan. Hal terakhir yang menyebabkan kondisi
pembelajaran berbicara kurang optimal adalah kurangnya pengetahuan dan
kemampuan guru dalam menguasai strategi, model dan metode pembelajaran
untuk pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek berbicara. Akibatnya
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek berbicara cenderung berlangsung
monoton dan kurang merangsang gairah siswa untuk belajar berbicara.
Sehingga anak harus dibiasakan untuk berani mengemukakan pendapat atau
mengungkapkan idenya secara bebas.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang sudah dipaparkan
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Dalam metode brainstorming, siswa dituntut untuk belajar bersama, berdiskusi
dengan teman sekelompoknya, semua siswa pun dituntut mengemukakan
pendapat dan semua ide yang ada dipikirannya. Dalam kenyataannya, sering
kali ada satu siswa yang dominan dan banyak bicara, namun ada juga siswa
yang pasif dan menyerahkan semua tugas pada rekannya yang lebih dominan
sehingga pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai dan tidak
semua siswa dapat berbicara sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia. Namun dalam metode brainstorming ini semua siswa wajib
mengemukakan pendapatnya atau ide gagasannya tanpa tekecuali. Dan siswa
pun bebas mengemukakan pendapat atau ide gagasannya tanpa takut
disalahkan.
Dengan alasan tersebut, saya termotivasi akan melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa Kelas V Semester 2 Pada Salah Satu
SD Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung tahun akademik 2014/2015
dengan judul “Penerapan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas yaitu kurangnya
siswa dalam keterampilan berbicara, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana bentuk penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar?”
kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara
khusus penulis membuat dua pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui penerapan
metode brainstorming siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 1.3 Tujuan Penelitan
Menyesuaikan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota
Bandung tahun akademik 2014/2015?
2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui
penerapan metode brainstorming siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri
kota Bandung tahun akademik 2014/2015?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dan sebagai
sumber referensi dalam menunjang proses pembelajaran kepada anak didik.
Dan semoga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan
mengenai gambaran tentang metode brainstorming atau curah pendapat dan
implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat
meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menciptakan pengalaman
pribadi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keberanian dan
percaya diri siswa tersebut, sehingga munculah daya keaktifan, kreatifitas
dan interaksi khususnya dengan guru dan kelompoknya saat pembelajaran
dilaksanakan, sehingga akan menimbulkan hasil yang positif pada
peningkatan keterampilan berbicara siswa.
b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan
pengetahuan tersendiri mengenai metode Brainstorming yang pada
dasarnya proses pembelajaran dilakukan secara berkelompok, serta metode
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
pemahaman guru tentang bagaimana cara meningkatkan keterampilan
berbicara pada siswa dalam proses pembelajaran.
c. Bagi LPTK, diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan penggambaran
tersendiri yang nantinya akan dijadikan landasan untuk menerapkan
metode brainstorming khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas V, sehingga ini menjadi suatu hal yang akan dapat diterapkan oleh
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan
penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian,
prosedur penelitian, dan analisis dan interpretasi data.
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yan akan digunakan adalah
Penelitian Tindkan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian yang bersifat kualitatif sehingga data yang
dibutuhkan itu harus fakta secara menyeluruh. Penelitian tindakan ini dilakukan
dengan harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara langsung yang
melibatkan masalah yang timbul di lapangan. Khususnya masalah yang ada di
dalam kelas.
PTK yaitu suatu upaya dari pihak terkait khususnya guru sebagai
pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke
arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajarnya itu sendiri. Menurut Ebbutt
dalam (Wiraatmadja 2012 hlm. 12) PTK adalah kajian sistematik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekolompok guru dengan
melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
3.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini adapun disain penelitian yang dikembangkan
menurut Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Tahapan-tahapan lazim
yang digunakan yaitu perencanaan, tindakan, Observasi, dan reflektif. Berikut
adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Alur PTK Menurut Kemmis & Mc Taggart Sumber: Sukardi (2013)
Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis untuk
meningkatkan apa yang hendk terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana
tindakan tersebut harus berorientasi ke depan. Perencanaan yang
dikembangkan harus fleksibel, untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat
dilihat dan rintagan tersembunyi yang mungkin timbul. Perencanaan dalam
[image:18.595.213.408.95.468.2]Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial, dan
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan
Tindakan disini hatus terkontrol dan termonitor secara seksama.
Tindakan dalam penelitian harus dilakukan dengan hati-hati, dan merupakan
kegiatan praktis yang terencana. Tindakan yang baik adalah tindakan yang
mengundang tiga unsur penting yaitu peningkatan praktik, peningkatan
pemahaman individual dan kolaboratif, dan peningkatan situasi dimana
kegiatan berlangsung.
c. Observasi
Observasi dalam penilitian tindakan kelas mempunyai arti
pengamatan terhadp treatment yang diberikan pada kegiatan tindkan.
Observasi mempunyai fungsi penting, yaitu melihat dan mendokumentasi
implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek yang diteliti. Oleh karena itu
observasi harus mempunyai beberapa syarat, seperti memliki orientasi
prospektif dan dasar-dasar reflektif masa sekarang dan yang akan datang.
d. Reflektif
Merupakan langkah dimana tim peneliti menilai kembali situasi dan
kondisi, setelah subjek/objek yang diteliti memperoleh treatment secara
sistematis. Komponen ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian
kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian, dan telah
dicatat dalam observasi. Pada kegiatan ini, peneliti berusaha mencari alur
pemikiran yang logis dalam kerangka kerja, poses, problem, isu dan hambatan
yang muncul dalam perencanaan dan treatment yang diberikan kepada subjek.
Langkah ini juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan
isu-isu yang muncul, sebagai konsekuensi adanya tindkan terencana yang
dilakukan dalam penelitian tindakan.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah salah
satu SD Negeri yang ada di Kota Bandung Kecamatan Sukajadi Kelurahan
Cipedes. Letaknya dekat dengan Hotel Karang Setra. Lokasi penelitian ini dalam
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemilihan lokasi penelitian ini berkaitan dengan kegiatan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan peneliti di lokasi tersebut.
Dalam pelaksanaannya, peneliti sudah dapat beradaptasi dengan siswa, guru, dan
lingkungan sekolah sehingga cukup memudahkan dalam melakukan penelitian.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek pada kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V (lima)
semester genap di salah satu SD Negeri yang ada di kecamatan Sukajadi kota
Bandung tahun akademik 2014/2015 yang terdiri dari tiga puluh tujuh (37) orang
siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 21 orang terdiri dari siswa
perempuan. Siswa kelas V di SD tersebut memiliki latar belakang keluarga yang
heterogen.
Pemilihan subjek penelitian ini dikarenakan peneliti menemukan
masalah pada siswa kelas V di salah satu SD Negeri kecamatan Sukajadi kota
Bandung bahwa rata-rata siswa senang berbicara dengan aktif, namun ketika
pembelajaran berlangsung dan guru memberikan kesempatan untuk berbicara,
hanya segelintir siswa yang berani mengungkapkan ide dan gagasannya. Hal ini
dikarenakan siswa takut, malu atau tidak percaya diri yang disebabkan mereka
berfikir masih ada teman yang lebih pintar darinya yang mampu
mengungkapkan ide dan gagasannya dengan benar.
3.5 Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode brainstorming
untuk meningkatkan keterampilan berbicara dilaksanakan sekitar dari minggu
ke-4 bulan April 2015 sampai dengan minggu ke-2 bulan Mei 2015 dengan
melakukan observasi langsung terhadap siswa kelas V. Tepatnya pada saat
pembelajaran Bahasa Indonesia. Di Sekolah tersebut dalam 1 minggu
pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat 5 jam pelajaran. Yang setiap 1 jam
pelajaran selama 35 menit.Siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Mei
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Instrumen Penelitian
3.6.1 Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan sebagai salah satu
acuan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode pembelajaran brainstorming.
b. Bahan Ajar
Bahan ajar yang akan digunakan berupa artikel ataupun video yang
berisikan tentang persoalan faktual.
3.6.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian
a. Tes
Tes yang akan dilakukan berupa tes lisan. Dalam pembelajaran bahasa
tes lisan dapat sekaligus dilakukan untuk mengukur kompetensi berbahasa
lisan. Dalam konteks tersebut saya sebagai peneliti akan mengukur tes lisan
dalam aspek berbicara untuk mengukur keterampilan seseorang siswa dalam
berbicara dan mengungkapkan pendapat.
b. Non tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Hopkins, David (2011 hlm. 181-210) peneliti
mengambil beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :
1. Catatan Lapangan
Instrumen ini digunakan oleh peneliti untuk melaporkan hasil
observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah di kelas. Catatan
ini ditulis saat awal pembelajaran hingga selesai pembelajaran. Catatan ini
dapat berupa perilaku peserta didik di ruang kelas maupun kesan-kesan
umum tentang ruang kelas.
2. Lembar Observasi
Instrumen ini merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati obyek penelitian baik secara langsung
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Rekaman
Instrumen ini sangat penting untuk penelitian tindakan kelas seperti
ini, dimana guru dapat merekam pembelajaran dari awal sampai akhir
secara spesifik dan akurat untuk meneliti aspek tertentu dalam
pengajarannya atau interaksi tertentu, sehingga transkipnya bisa
memberikan bukti detail tentang aspek-aspeknya.
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I
dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit), sedangkan
siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit).
Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan
memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus
dilakukan observer.
2) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah dari
sekolah yang akan di teliti.
3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu
teks persoalan dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia
Kelas V dengan menerapkan metode pembelajaran brainstorming.
5) Menyiapkan Instrumen pengumpulan data.
6) Menyiapkan instrumen tes lisan berupa penampilan.
7) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru
dalam pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan
menerapkan metode pembelajaran brainstorming.
3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan
berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan
menerapkan metode pembelajaran brainstorming.
4) Mencatat dan merekam aktivitas belajar yang terjadi pada lembar
observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
5) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada
lembar observasi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran.
2) Observer mengisi lembar pengamatan.
d. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan analisis dari data yang dikumpulkan pada siklus I.
Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer dikaji, pada siklus II
peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada
tahap refleksi siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran
siklus II.
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Melakukan perbaikan dari kelemahan pada siklus I untuk dijadikan
perbaikan pada siklus II
2) Membuat RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.
3) Menyiapkan media, alat peraga, dan sumber pembelajaran.
4) Merancang kegiatan yang lebih variatif.
5) Menyiapkan instrumen siklus II.
6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru
dalam pembelajaran
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang
telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan dari siklus
I. Diharapkan pada siklus II siswa sudah lebih menguasai pembelajaran
berbicara teks informasi dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan.
2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan berbicara
3) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar
observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan
pada lembar observasi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa.
2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini
sudah sesuai dengan yang diharapkan.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk
dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan.
Diharapkan setelah akhir siklus II, kemampuan berbicara siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.
3.8 Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data
a. Kualitatif
Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul
kemudian diolah dan dianalisi agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan
menyeluruh. Dengan dilaporkan secara deskriptif atau laporan verbal. Menurut
Bungin, Burhan (2001 hlm. 66) analisis kualitatif umumnya tidak digunakan
untuk mencari data dalam arti frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis
makna dari data yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, analisis
kualitatif digunakan untuk memaham sebuah fakta, bukan untuk menjelaskan
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot dan
lemmr pengamatan sikap, sudut pandang siswa melalui pedoman wawancara
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuantitatif
1. Pengolahan Data Keterampilan Berbicara
Tes berbicara dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan
seseorang dalam keterampilan berbicara. Tes yang dilakukan berupa tes lisan
dan penampilan. Tes lisan dan penampilan dilakukan pada setiap siklus,
untuk mengetahui kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Berikut ini adalah rambu-rambu analisis proses pembelajaran
[image:28.595.112.518.307.483.2]berbicara dan menulis siswa yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Format Penilaian Berbicara Siswa
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot
1 2 3 4 5
1. Keruntutan penyampaian isi gagasan 4
2. Pemahaman 4
3. Ketepatan kata 4
4. Tata Bahasa 4
5. Kelancaran 4
Jumlah skor:
Sumber diadaptasi dari Nurgiyantoro, Burhan (2013, hlm. 420) dengan
modifikasi penulis sendiri.
Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan
kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk
kemampuan berbicara siswa.
Tabel 3.2
Deskripsi Skala Nilai Berbicara
1. Keruntutan
penyampaian isi
gagasan
5 Gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan
baik, urutan logis, relevan dengan persoalan yang
diberikan.
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
utama terlihat, relevan dengan persoalan yang
diberikan.
3 Gagasan diungkapkan dengan kurang lancar, ide
utama terlihat, relevan dengan persoalan yang
diberikan.
2 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar,
gagasan kacau, urutan tidak logis.
1 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, tidak
terorganisir, ide utama tidak terlihat.
2. Pemahaman 5 Memahami segala sesuatu dalam persoalan yang
diberikan.
4 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan,
tanpa pengulangan dan penjelasan.
3 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan,
namun kadang-kadang perlu pengulangan dan
penjelasan.
2 Memahami persoalan yang diberikan, namun
dengan pengulangan dan penjelasan.
1 Memahami sedikit persoalan yang diberikan.
3. Ketepatan kata 5 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian
gagasan, kata yang digunakan selalu baku, sesuai
dengan tema.
4 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian
gagasan, tidak terdapat kata tak baku.
3 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian
gagasan, terdapat sedikit kata tak baku.
2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan
keterbatasan penguasaannya menghambat dalam
penyampaian gagasan.
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penyampaian gagasan.
4. Tata bahasa 5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama
penyampaian gagasan.
4 Sedikit terjadi kesalahan tetapi bukan dalam
penggunaan pola.
3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam
penggunaan pola, tetapi tidak mengganggu
penyampaian gagasan.
2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu
karena kurang cermat.
1 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat.
5. Kelancaran 5 Penyampaian gagasan lancar dan halus.
4 Penyampaian gagasan kadang-kadang masih ragu.
3 Penyampaian gagasan sering tampak ragu,
kalimat tidak lengkap.
2 Penyampaian gagasan sangat lambat.
1 Penyampaian gagasan selalu terhenti dan
[image:30.595.107.521.83.474.2]terputus-putus.
Tabel 3.3
Arti Skala Nilai Berbicara
1 SK Sangat Kurang
2 K Kurang
3 C Cukup
4 B Baik
5 SB Sangat Baik
2. Pengolahan Data Presentase Keberhasilan
Tabel 3.4
Bella Aviana Sari, 2015
PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rentang Nilai Kategori
86≤ A ≤ 100 Sangat Baik
71 ≤ B ≤ 85 Baik
51 ≤ C ≤ 70 Cukup
31 ≤ D ≤ 50 Kurang
0 ≤ E ≤ 30 Sangat Kurang
Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan dan
penganalisaan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:
P =
Keterangan:
P = persentase,
F = jumlah siswa yang memenuhi kategori,
N = jumlah keseluruhan siswa,
100 = bilangan konstanta
Menurut Mulyasa,E (2008 hlm. 105) Pembelajaran dan pembentukan
kompetensi dikelas dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi
perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik