• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Bella Aviana Sari

NIM. 1104755

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

oleh

Bella Aviana Sari 1104755

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Bella Aviana Sari

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

(3)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak

(4)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

(5)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode brainstorming. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Penelitian ini melibatkan siswa kelas V dengan jumlah 37 siswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang rendah. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang bersifat monoton dan kurang variatif sehingga siswa cenderung pasif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari Kemmis & Mc.Taggart dengan dua siklus, setiap siklusnya dilakukan satu tidakan. Instrumen peneliti yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan siswa, dengan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan tahapan metode brainstorming, yaitu : 1) Pemberian informasi, 2) Identifikasi masalah, 3) Klasifikasi pendapat, 4) Verifikasi pendapat yang ada, 5) Konklusi semua pendapat. Lembar observasi keterampilan berbicara yang berupa aspek keruntunan penyampaian isi gagasan, pemahaman, ketepatan kata, tata bahasa, dan kelancaran. Kemudian dari hasil catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian dengan menggunakan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa mengenai materi mengomentari persoalan faktual mengalami peningkatan pada setiap aspeknya dari siklus ke-I sampai dengan siklus ke-II, persentase siswa yang mencapai IPK keterampilan berbicara yaitu pada siklus ke-I sebanyak 62% dan siklus ke-II sebanyak 86,4%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan penerapan metode brainstorming pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa sekolah dasar kelas V. Diharapkan dengan penerapan metode brainstorming dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa baik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia maupun lainnya.

(6)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

APPLICATION BRAINSTORMING METHODS SPEAK TO IMPROVE SKILLS CLASS V PRIMARY

This research aims to improve students' speaking skills by applying methods of brainstorming. This study was conducted in one of the public elementary school Sukajadi District of Bandung. The study involved students in grade five the number of 37 students. This research is motivated by the speaking skills of students learning Indonesian is low. This is because the learning that is both monotonous and less varied so that students tend to be passive. The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR), which was adapted from Kemmis & Mc.Taggart with two cycles, each cycle performed an act of. Researchers instrument used is the observation sheet teachers and students, with the implementation of the stages of learning that apply brainstorming methods, namely: 1) Provision of information, 2) Identification of the problem, 3) classification opinion, 4) Verification of the opinion that there is, 5) Conclusion of all opinions. Observation sheet speaking skills in the form of content delivery aspects of the idea, understanding, accuracy words, grammar, and fluency. Then from the field notes during the learning takes place. The results using brainstorming methods to improve students' speaking skills on to comment on the issue of factual material has increased in every aspect from cycle to cycle I to II, the percentage of students who achieve a GPA of conversational skills is the first cycle to as much as 62% and -second cycle to as much as 86.4%. Based on these results it can be concluded the application of the method of brainstorming on learning Indonesian comment on the issue of factual material can enhance the elementary school students' speaking skills class V. Expected with the application of brainstorming can be an alternative method to improve students' speaking skills in both the Indonesian and other learning.

(7)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

UCAPAN TERIMAKASIH...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Hasil Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritik...8

2.1.1 Metode Brainstorming...8

2.1.2 Keterampilan Berbicara...12

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia...18

2.2 Penelitian Yang Relevan...18

2.3 Kerangka Berfikir...19

(8)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

3.1Metode Penelitian...21

3.2Disaian Penelitian...21

3.3Lokasi Penelitian...23

3.4Subjek Penelitian...24

3.5Waktu Penelitian...24

3.6Instrumen Penelitian...25

3.6.1 Instrumen Pembelajaran...25

3.6.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian...25

3.7Prosedur Penelitian...26

3.8Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Awal Pra-Penelitian...33

4.2Hasil Penelitian dan Pembahasan...34

4.2.1 Penerapan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara...34

4.2.2 Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Brainstorming...64

4.3Keterbatasan Peneliti...64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan...66

5.2 Rekomendasi...67

DAFTAR PUSTAKA...68

(9)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan

untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam

suku, budaya, dan bahasa. Bahasa Indonesia selain sebagai pemersatu, sebagai

salah satu budaya Indonesia yang merupakan identitas bangsa. Dengan

menggunakan Bahasa Indonesia, setiap orang yang berasal dari daerah yang

berbeda akan saling memahami satu sama lain, karena dapat berkomunikasi

menggunakan satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia. Jika Bahasa Indonesia tidak

ada, sudah pasti kita akan menggunakan bahasa dari masing-masing daerahnya.

Dengan begitu kita akan kesulitan untuk memahami bahasa daerah yang

diucapkannya. Sehingga kegiatan komunikasi tidak akan tersampaikan dengan

baik.

Dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, seseorang dituntut

untuk terlebih dahulu menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni

menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aspek yang tidak kalah penting

yang harus dikuasai dalam berbahasa Indonesia ialah berbicara. Berbicara

adalah suatu keterampilan berbahasa yang dapat berkembang pada kehidupan

anak, yang dapat didahului oleh keterampilan menyimak dan membaca.

Dengan seringnya melakukan kegiatan menyimak dan membaca, maka anak

tersebut akan memperoleh perkembangan kosa kata. Semakin sering seseorang

melakukan kegiatan menyimak dan membaca maka kegiatan berbicara pun

akan terjadi dengan baik. Sehingga kegiatan berbicara akan muncul dari anak

tersebut untuk mengucapkan bunyi-bunyi, berkomunikasi, dan mampu

mengemukakan pendapatnya, dari situlah akan membuka pengetahuan aspek

(10)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Secara umum pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam berbahasa

Indonesia yang baik dan benar, secara lisan maupun tulisan serta dapat

menumbuhkan apresiasi sastra Indonesia.

Berdasarkan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam (Hartati, Tatat

dkk. 2009 hlm. 28). Secara khusus tujuan dari mata pelajaran bahasa Indonesia

adalah :

1. Siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Siswa mampu menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Siswa mampu menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia diatas,

oleh sebab itu guru harus mampu merumuskan model atau pun metode

pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa. Siswa paling tidak

menunjukan kemampuan minimalnya dalam menggambarkan penguasaan

pengetahuannya, keterampilan berbahasanya, dan sikap positif terhadap Bahasa

Indonesia itu sendiri.

Tahapan perkembangan bahasa individu dilihat dari perkembangan umur

kronologis menurut Asrori dalam (Nisa, Rizky. 2014 hlm. 3) dibedakan ke

dalam tahap-tahap berikut ini:

1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3 – 1 tahun), anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif. 2. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1 – 1,8 tahun), satu kata yang

diucapkan oleh anak harus dipandang sebagai satu kalimat penuh mencakup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.

(11)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2 – 5 tahun), anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan semakin kompleks, dan menggunakan kata jamak.

5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5 – 10 tahun), anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks serta mampu melibatkan gabungan-gabungan kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi.

6. Tahap kompetensi lengkap (11 tahun – dewasa), akhir masa kanak-kanak, memasuki masa remaja dan dewasa, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi.

Berdasarkan paparan diatas, siswa kelas V SD dalam perbendaharaan

kata seharusnya terus meningkat, gaya bahasanya mengalami perubahan, dan

semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Sehingga diharapkan siswa

mampu berbicara dalam mengemukakan pendapat dan ide yang ada

dipikirannya dengan menggunakan pilihan kata bahasa yang santun.

Diakui atau tidak, pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam

aspek berbicara yang selama ini terjadi di sekolah masih jauh dari kondisi yang

diharapkan. Hal ini tercermin dari masih banyaknya guru yang memperlakukan

sama antara pembelajaran berbicara dengan pembelajaran membaca. Begitu

juga dari pihak siswa, banyak siswa yang merasa takut, tidak percaya diri,

bahkan malu untuk mengemukakan pendapat dan semua ide gagasan yang ada

dipikirannya. Tidak sedikit siswa yang merasa dirinya kurang dalam berbicara,

sehingga dia akan melimpahkan dan membiarkan teman-teman yang lainnya

yang dianggap lebih aktif untuk berbicara. Oleh sebab itu guru sulit mengajak

siswa untuk melakukan kegiatan berbicara yang seharusnya dapat dilaksanakan

di dalam kelas oleh seluruh siswa dengan sebagaimana mestinya yang terdapat

pada tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia.

Faktanya berdasarkan pengamatan yang ditemukan di lapangan dan

hasil analisis nilai kognitif maupun afektif pada siswa kelas V di salah satu SD

Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung, khususnya dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia materi aspek berbicara yang terkandung dalam KD :

mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan

(12)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

dirasa masih kurang. Hampir 80% dari siswa di kelas tidak mampu dan tidak

siap untuk berbicara mengemukakan pendapat persoalan faktual beserta alasan

dengan menggunakan pilihan kata bahasa yang santun.

Proses pembelajaran yang biasa dilakukan di salah satu SD Negeri

kecamatan Sukajadi kota Bandung ini dalam kegiatan berbicara biasanya hanya

dengan menggunakan teks yang sudah ada yang secara nyaring dibaca siswa,

kemudian siswa diminta untuk menanggapi teks tersebut dengan sekedar

menuliskannya saja. Pada dasarnya menulis adalah salah satu bentuk

komunikasi secara tulisan. Sedangkan yang diharapkan dalam tujuan

pembelajaran Bahasa Indonesia semua siswa mampu berkomunikasi secara

lisan maupun tulisan. Jelas terbukti bahwa SD tersebut belum melakukan

kegiatan berbicara dengan bagaimana semestinya

Pembiasaan semacam ini kurang mampu membentuk kreativitas siswa

dalam mengemukakan pendapat atau ide gagasan yang ada dipikirannya. Siswa

tidak biasa diajak untuk berpikir dan berani dalam mengemukakan pendapat

atu ide gagasannya. Siswa hanya dibiasakan terampil menyampaikan ide yang

telah ada yang dibuat oleh orang lain dan dituangkan dalam sebuah tulisan.

Pembentukan keterampilan berbicara semacam ini tidak akan berdampak baik

untuk mengolah kemampuan komunikasi siswa yang diharapkan yaitu mampu

mengemukakan pendapat atau menyampaikan ide gagasan dalam berbagai

konteks dan tujuan pembicaraan. Hal terakhir yang menyebabkan kondisi

pembelajaran berbicara kurang optimal adalah kurangnya pengetahuan dan

kemampuan guru dalam menguasai strategi, model dan metode pembelajaran

untuk pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek berbicara. Akibatnya

pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek berbicara cenderung berlangsung

monoton dan kurang merangsang gairah siswa untuk belajar berbicara.

Sehingga anak harus dibiasakan untuk berani mengemukakan pendapat atau

mengungkapkan idenya secara bebas.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang sudah dipaparkan

(13)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Dalam metode brainstorming, siswa dituntut untuk belajar bersama, berdiskusi

dengan teman sekelompoknya, semua siswa pun dituntut mengemukakan

pendapat dan semua ide yang ada dipikirannya. Dalam kenyataannya, sering

kali ada satu siswa yang dominan dan banyak bicara, namun ada juga siswa

yang pasif dan menyerahkan semua tugas pada rekannya yang lebih dominan

sehingga pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai dan tidak

semua siswa dapat berbicara sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa

Indonesia. Namun dalam metode brainstorming ini semua siswa wajib

mengemukakan pendapatnya atau ide gagasannya tanpa tekecuali. Dan siswa

pun bebas mengemukakan pendapat atau ide gagasannya tanpa takut

disalahkan.

Dengan alasan tersebut, saya termotivasi akan melaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa Kelas V Semester 2 Pada Salah Satu

SD Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung tahun akademik 2014/2015

dengan judul “Penerapan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas yaitu kurangnya

siswa dalam keterampilan berbicara, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana bentuk penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar?”

kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara

khusus penulis membuat dua pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota

(14)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui penerapan

metode brainstorming siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota

(15)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 1.3 Tujuan Penelitan

Menyesuaikan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota

Bandung tahun akademik 2014/2015?

2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui

penerapan metode brainstorming siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri

kota Bandung tahun akademik 2014/2015?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dan sebagai

sumber referensi dalam menunjang proses pembelajaran kepada anak didik.

Dan semoga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan

mengenai gambaran tentang metode brainstorming atau curah pendapat dan

implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat

meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menciptakan pengalaman

pribadi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keberanian dan

percaya diri siswa tersebut, sehingga munculah daya keaktifan, kreatifitas

dan interaksi khususnya dengan guru dan kelompoknya saat pembelajaran

dilaksanakan, sehingga akan menimbulkan hasil yang positif pada

peningkatan keterampilan berbicara siswa.

b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan

pengetahuan tersendiri mengenai metode Brainstorming yang pada

dasarnya proses pembelajaran dilakukan secara berkelompok, serta metode

(16)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

pemahaman guru tentang bagaimana cara meningkatkan keterampilan

berbicara pada siswa dalam proses pembelajaran.

c. Bagi LPTK, diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan penggambaran

tersendiri yang nantinya akan dijadikan landasan untuk menerapkan

metode brainstorming khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

kelas V, sehingga ini menjadi suatu hal yang akan dapat diterapkan oleh

(17)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan

penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian,

prosedur penelitian, dan analisis dan interpretasi data.

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode penelitian yan akan digunakan adalah

Penelitian Tindkan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan

kelas merupakan penelitian yang bersifat kualitatif sehingga data yang

dibutuhkan itu harus fakta secara menyeluruh. Penelitian tindakan ini dilakukan

dengan harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara langsung yang

melibatkan masalah yang timbul di lapangan. Khususnya masalah yang ada di

dalam kelas.

PTK yaitu suatu upaya dari pihak terkait khususnya guru sebagai

pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke

arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajarnya itu sendiri. Menurut Ebbutt

dalam (Wiraatmadja 2012 hlm. 12) PTK adalah kajian sistematik dari upaya

perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekolompok guru dengan

melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka

mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini adapun disain penelitian yang dikembangkan

menurut Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Tahapan-tahapan lazim

yang digunakan yaitu perencanaan, tindakan, Observasi, dan reflektif. Berikut

adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart

(18)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Alur PTK Menurut Kemmis & Mc Taggart Sumber: Sukardi (2013)

Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis untuk

meningkatkan apa yang hendk terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana

tindakan tersebut harus berorientasi ke depan. Perencanaan yang

dikembangkan harus fleksibel, untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat

dilihat dan rintagan tersembunyi yang mungkin timbul. Perencanaan dalam

[image:18.595.213.408.95.468.2]
(19)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial, dan

(20)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan

Tindakan disini hatus terkontrol dan termonitor secara seksama.

Tindakan dalam penelitian harus dilakukan dengan hati-hati, dan merupakan

kegiatan praktis yang terencana. Tindakan yang baik adalah tindakan yang

mengundang tiga unsur penting yaitu peningkatan praktik, peningkatan

pemahaman individual dan kolaboratif, dan peningkatan situasi dimana

kegiatan berlangsung.

c. Observasi

Observasi dalam penilitian tindakan kelas mempunyai arti

pengamatan terhadp treatment yang diberikan pada kegiatan tindkan.

Observasi mempunyai fungsi penting, yaitu melihat dan mendokumentasi

implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek yang diteliti. Oleh karena itu

observasi harus mempunyai beberapa syarat, seperti memliki orientasi

prospektif dan dasar-dasar reflektif masa sekarang dan yang akan datang.

d. Reflektif

Merupakan langkah dimana tim peneliti menilai kembali situasi dan

kondisi, setelah subjek/objek yang diteliti memperoleh treatment secara

sistematis. Komponen ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian

kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian, dan telah

dicatat dalam observasi. Pada kegiatan ini, peneliti berusaha mencari alur

pemikiran yang logis dalam kerangka kerja, poses, problem, isu dan hambatan

yang muncul dalam perencanaan dan treatment yang diberikan kepada subjek.

Langkah ini juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan

isu-isu yang muncul, sebagai konsekuensi adanya tindkan terencana yang

dilakukan dalam penelitian tindakan.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah salah

satu SD Negeri yang ada di Kota Bandung Kecamatan Sukajadi Kelurahan

Cipedes. Letaknya dekat dengan Hotel Karang Setra. Lokasi penelitian ini dalam

(21)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemilihan lokasi penelitian ini berkaitan dengan kegiatan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan peneliti di lokasi tersebut.

Dalam pelaksanaannya, peneliti sudah dapat beradaptasi dengan siswa, guru, dan

lingkungan sekolah sehingga cukup memudahkan dalam melakukan penelitian.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek pada kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V (lima)

semester genap di salah satu SD Negeri yang ada di kecamatan Sukajadi kota

Bandung tahun akademik 2014/2015 yang terdiri dari tiga puluh tujuh (37) orang

siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 21 orang terdiri dari siswa

perempuan. Siswa kelas V di SD tersebut memiliki latar belakang keluarga yang

heterogen.

Pemilihan subjek penelitian ini dikarenakan peneliti menemukan

masalah pada siswa kelas V di salah satu SD Negeri kecamatan Sukajadi kota

Bandung bahwa rata-rata siswa senang berbicara dengan aktif, namun ketika

pembelajaran berlangsung dan guru memberikan kesempatan untuk berbicara,

hanya segelintir siswa yang berani mengungkapkan ide dan gagasannya. Hal ini

dikarenakan siswa takut, malu atau tidak percaya diri yang disebabkan mereka

berfikir masih ada teman yang lebih pintar darinya yang mampu

mengungkapkan ide dan gagasannya dengan benar.

3.5 Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode brainstorming

untuk meningkatkan keterampilan berbicara dilaksanakan sekitar dari minggu

ke-4 bulan April 2015 sampai dengan minggu ke-2 bulan Mei 2015 dengan

melakukan observasi langsung terhadap siswa kelas V. Tepatnya pada saat

pembelajaran Bahasa Indonesia. Di Sekolah tersebut dalam 1 minggu

pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat 5 jam pelajaran. Yang setiap 1 jam

pelajaran selama 35 menit.Siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Mei

(22)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1 Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan sebagai salah satu

acuan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan metode pembelajaran brainstorming.

b. Bahan Ajar

Bahan ajar yang akan digunakan berupa artikel ataupun video yang

berisikan tentang persoalan faktual.

3.6.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian

a. Tes

Tes yang akan dilakukan berupa tes lisan. Dalam pembelajaran bahasa

tes lisan dapat sekaligus dilakukan untuk mengukur kompetensi berbahasa

lisan. Dalam konteks tersebut saya sebagai peneliti akan mengukur tes lisan

dalam aspek berbicara untuk mengukur keterampilan seseorang siswa dalam

berbicara dan mengungkapkan pendapat.

b. Non tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Hopkins, David (2011 hlm. 181-210) peneliti

mengambil beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

1. Catatan Lapangan

Instrumen ini digunakan oleh peneliti untuk melaporkan hasil

observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah di kelas. Catatan

ini ditulis saat awal pembelajaran hingga selesai pembelajaran. Catatan ini

dapat berupa perilaku peserta didik di ruang kelas maupun kesan-kesan

umum tentang ruang kelas.

2. Lembar Observasi

Instrumen ini merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati obyek penelitian baik secara langsung

(23)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

(24)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Rekaman

Instrumen ini sangat penting untuk penelitian tindakan kelas seperti

ini, dimana guru dapat merekam pembelajaran dari awal sampai akhir

secara spesifik dan akurat untuk meneliti aspek tertentu dalam

pengajarannya atau interaksi tertentu, sehingga transkipnya bisa

memberikan bukti detail tentang aspek-aspeknya.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I

dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit), sedangkan

siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit).

Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan

memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus

dilakukan observer.

2) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah dari

sekolah yang akan di teliti.

3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu

teks persoalan dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia

Kelas V dengan menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

5) Menyiapkan Instrumen pengumpulan data.

6) Menyiapkan instrumen tes lisan berupa penampilan.

7) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru

dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

(25)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan

menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan

berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan

menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

4) Mencatat dan merekam aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

5) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran.

2) Observer mengisi lembar pengamatan.

d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis dari data yang dikumpulkan pada siklus I.

Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer dikaji, pada siklus II

peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada

tahap refleksi siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran

siklus II.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Melakukan perbaikan dari kelemahan pada siklus I untuk dijadikan

perbaikan pada siklus II

2) Membuat RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.

3) Menyiapkan media, alat peraga, dan sumber pembelajaran.

4) Merancang kegiatan yang lebih variatif.

5) Menyiapkan instrumen siklus II.

6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru

dalam pembelajaran

(26)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang

telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan dari siklus

I. Diharapkan pada siklus II siswa sudah lebih menguasai pembelajaran

berbicara teks informasi dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan.

2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan berbicara

3) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan

pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini

sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk

dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan.

Diharapkan setelah akhir siklus II, kemampuan berbicara siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.

3.8 Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

a. Kualitatif

Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul

kemudian diolah dan dianalisi agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan

menyeluruh. Dengan dilaporkan secara deskriptif atau laporan verbal. Menurut

Bungin, Burhan (2001 hlm. 66) analisis kualitatif umumnya tidak digunakan

untuk mencari data dalam arti frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis

makna dari data yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, analisis

kualitatif digunakan untuk memaham sebuah fakta, bukan untuk menjelaskan

(27)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot dan

lemmr pengamatan sikap, sudut pandang siswa melalui pedoman wawancara

(28)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuantitatif

1. Pengolahan Data Keterampilan Berbicara

Tes berbicara dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan

seseorang dalam keterampilan berbicara. Tes yang dilakukan berupa tes lisan

dan penampilan. Tes lisan dan penampilan dilakukan pada setiap siklus,

untuk mengetahui kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Berikut ini adalah rambu-rambu analisis proses pembelajaran

[image:28.595.112.518.307.483.2]

berbicara dan menulis siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Format Penilaian Berbicara Siswa

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot

1 2 3 4 5

1. Keruntutan penyampaian isi gagasan 4

2. Pemahaman 4

3. Ketepatan kata 4

4. Tata Bahasa 4

5. Kelancaran 4

Jumlah skor:

Sumber diadaptasi dari Nurgiyantoro, Burhan (2013, hlm. 420) dengan

modifikasi penulis sendiri.

Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan

kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk

kemampuan berbicara siswa.

Tabel 3.2

Deskripsi Skala Nilai Berbicara

1. Keruntutan

penyampaian isi

gagasan

5 Gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan

baik, urutan logis, relevan dengan persoalan yang

diberikan.

(29)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

utama terlihat, relevan dengan persoalan yang

diberikan.

3 Gagasan diungkapkan dengan kurang lancar, ide

utama terlihat, relevan dengan persoalan yang

diberikan.

2 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar,

gagasan kacau, urutan tidak logis.

1 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, tidak

terorganisir, ide utama tidak terlihat.

2. Pemahaman 5 Memahami segala sesuatu dalam persoalan yang

diberikan.

4 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan,

tanpa pengulangan dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan,

namun kadang-kadang perlu pengulangan dan

penjelasan.

2 Memahami persoalan yang diberikan, namun

dengan pengulangan dan penjelasan.

1 Memahami sedikit persoalan yang diberikan.

3. Ketepatan kata 5 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, kata yang digunakan selalu baku, sesuai

dengan tema.

4 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, tidak terdapat kata tak baku.

3 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, terdapat sedikit kata tak baku.

2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan

keterbatasan penguasaannya menghambat dalam

penyampaian gagasan.

(30)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penyampaian gagasan.

4. Tata bahasa 5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama

penyampaian gagasan.

4 Sedikit terjadi kesalahan tetapi bukan dalam

penggunaan pola.

3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam

penggunaan pola, tetapi tidak mengganggu

penyampaian gagasan.

2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu

karena kurang cermat.

1 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat.

5. Kelancaran 5 Penyampaian gagasan lancar dan halus.

4 Penyampaian gagasan kadang-kadang masih ragu.

3 Penyampaian gagasan sering tampak ragu,

kalimat tidak lengkap.

2 Penyampaian gagasan sangat lambat.

1 Penyampaian gagasan selalu terhenti dan

[image:30.595.107.521.83.474.2]

terputus-putus.

Tabel 3.3

Arti Skala Nilai Berbicara

1 SK Sangat Kurang

2 K Kurang

3 C Cukup

4 B Baik

5 SB Sangat Baik

2. Pengolahan Data Presentase Keberhasilan

Tabel 3.4

(31)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang Nilai Kategori

86≤ A ≤ 100 Sangat Baik

71 ≤ B ≤ 85 Baik

51 ≤ C ≤ 70 Cukup

31 ≤ D ≤ 50 Kurang

0 ≤ E ≤ 30 Sangat Kurang

Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan dan

penganalisaan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:

P =

Keterangan:

P = persentase,

F = jumlah siswa yang memenuhi kategori,

N = jumlah keseluruhan siswa,

100 = bilangan konstanta

Menurut Mulyasa,E (2008 hlm. 105) Pembelajaran dan pembentukan

kompetensi dikelas dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi

perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik

Gambar

Gambar 3.1  Alur PTK Menurut Kemmis & Mc Taggart
Tabel 3.1 Format Penilaian Berbicara Siswa
Tabel 3.3 Arti Skala Nilai Berbicara

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Semakin besar angka ini menunjukkan tingkat penyediaan pelaya- nan angkutan umum bagi penduduk kota juga besar Dari hasil analisa didapatkan tingkat penyediaan pelayanan angkutan

MAUPUN NON AKADEMIK // TIDAK HANYA SISWA / DISEKOLAH INI / PARA GURUPUN TIDAK SEDIKIT YANG BERHASIL MEMENANGKAN SEJUMLAH.

In spatial, streets can be divided into two parts; street space and street wall. Street space can be 

Delta Modulasi adalah salah satu modul yang ada dalam praktikum Dasar Telekomunikasi, dimana dalam Modul Praktikum tersebut mahasiswa/i diajak untuk mengetahui pengaruh keluaran

Penelitian ini merupakan Analisis Faktor untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi hasil produksi kentang dengan responden petani

Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja luar keluarga (TKLK) padfa usahatani padi meliputi pengolahan tanah, penanaman dan

In the digi- tal world, privacy and security for electronic documents are very difficult to ensure without some form of encryption, and thus trust solutions like digital