EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PANDUAN PEDOMAN KERJA
PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN GURU SLTP SETARA D- III DI KANTOR INSPEKSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KABUPATEN BANDUNG.
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan.
Oleh:
Muniroh Abadiyah
NIM: 979668
PROGRAM PASCA SARJANA ( S2 )
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul "
EFEKTIFITAS PANDUAN PEDOMAN KERJA PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN GURU SLTP SETARA D - III DI KANTOR INPEKSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BANDUNG", ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 1 Pebruari 2000 Yang Membuat Pernyataan
(Muniroh Abadiyah)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Moch Idochi Anwar, M. Pd.
Pembimbing II.
Prof. Dr. H.E. Kusmana, M. Pd. ( Aim ).
A B S T R A K
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi objektif guru SLTP yang akan turut menjadi pertimbangan dalam menentukan program-program yang lebih relevan, agar mencapai kualifikasi D-III, dengan proses pendidikannya menerapkan pendekatan Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Dengan demikian guru - guru tidak perlu meninggalkan tugas pokoknya sehari-hari, merekadapat belajar sambil bekerja.
Sesuai Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional No: 438/C/Kep/C/1992 tentang petunjuk pelaksanaan tugas
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis dalam melaksanakan sebagian tugas
pembinaan guru saat ini diarahkan pada upaya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan melalui berbagai bentuk dan jenis penataran kualifikasi dan penyegaran, pelatihan ulang (retrainging) guru mata pelajaran dalam rangka alih
spesialisasi.
Adapun fokus utama penelitian ini terletak pada pengkajian atas program
Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Masalah pokok penelitiannya adalah "Bagaimanakah Efektivitas Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III.
Dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif - kualitatif melalui studi dokumentasi, wawancara, dan observasi maka ditemukan hasil penelitian sebagai berikut:
a) Keterlambatan dan tidak sesuai jumlah serta jenis bahan ajar maupun Lembar Jawaban
Tugas Mandiri (LJTM) yang di kirim, b) Tutor masih melaksanakan kegiatan seperti
guru kepada murid atau dosen kepada mahasiswa, c) Pengumuman hasil ujian yang tidak
sesuai ketentuan.
Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III dengan menggunakan Panduan Pedoman Kerja pada dasarnya dapat dilaksanakan secara efektif karena semua
kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan sesuai prosedur
yang ada. Namun disarankan tentang seleksi calon mahasiswa untuk memperoleh data
yang akurat, maka ± 1 tahun sebelum penyelenggaraan program sudah diketahui oleh
berbagai pihak, dan seleksi tutor diperlukan
adanya test baku untuk mengukur
persyaratan tutor, disamping agar mencantumkan jadwal pengiriman modul. Oleh karena
itu diharapkan adanya pengelolaan yang profesional melalui berbagai kegiatan penataran
dan pembinaan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
DAFTAR ISI
JUDUL I
PERNYATAAN II
PERSETUJUAN PENGESAHAN Ill
KATA PENGANTAR IV
UCAPAN TERIMA KASIH VI
ABSTRAK VIII
DAFTAR ISI IX
DAFTAR GAMBAR XI
DAFTAR LAMPIRAN XII
BAB- I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 10
E. Kerangka Berpikir dan Pola Penelitian 14
F. Premis Penelitian 15
BAB- II TINJAUANPUSTAKA
A. Pendekatan Sistim Administrasi dalam Konteks Penggunaan
Pedoman Kerja dan Pengelolaan Guru Profesional 17
1. Konsep Administrasi Pendidikan 17
2. Konsep Panduan Pedoman Kerja 25
3. Konsep Pengelolaan Program 27
B. Usaha Peningkatan Mutu Guru 34
1. Pengembangan Guru 34
2. Tinjauan dan strategi Pengembangan Guru 36
3. Bentuk Pengembangan Guru 40
C. Guru Sebagai Sub Sistem di Dalam Manajemen Pendidikan 46
1. Peran Guru 47
2. Tugas Guru 49
D. Pengelolaan Peningkatan Mutu Guru Profesional 52
1. Organisasi Profesi Guru
52
2. Pendidikan Dalam Jabatan Guru
57
E. Kesimpulan Hasil Studi Literatur
59
BAB- III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
62
B. Subyek Penelitian
63
C. Pengumpulan Data
64
D. Langkah - Langkah Penelitian
71
E. Pengolahan Data
74
F. Prosedur Analisa
76
BAB- IV HASIL DAN PEMBAHASANNYA
A. Hasil Penelitian
83
1. Pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP
Setara D-III
83
2. Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Dalam Proses
Pengelolaan Program Penyetaraan D- III Guru SLTP
123
3. Faktor Pendorong dan Penghambat Program Penyetaraan
Guru SLTP Setara D- III
128
B. Pembahasan Penelitian
133
1. Pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP
Setara D-III
]34
2. Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Dalam Proses
Pengelolaan Program Penyetaraan D- III Guru SLTP
150
3. Faktor Pendorong dan Penghambat Program Penyetaraan
Guru SLTP Setara D- III
154
BAB- V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
,74
B. Saran-saran
,7fi
DAFTAR KEPUSTAKAAN
]7g
LAMPIRAN-LAMPIRAN
18Q
DAFTAR GAMBAR
No
1. Organisasi Pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru
SLTP Setara D - III 3
2. Alur Hubungan Pedoman Kerja dan Proses Penilaian
Kinerja 5
3. Kerangka Berpikir Pola Penelitian 13
4. Pola Penelitian 14
5. Wilayah KerjaPengelola Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D - III
Hal
18
6. Unsur yang membuat Substansi Administrasi Pendidikan
Itu Dinamis di Ikat Oleh Sistim Administrasi 19
7. Koordinasi Dari Spesialisasi dalam Organisasi 24
DAFTAR LAMPIRAN
No
1. Data Dokumentasi j
2. Hasil Observasi v
3. Format Tabulasi Data x
4.
Surat Penunjukan Pemimbing Penulisan Tesis Program Magister (S2)
Angkatan 1997/1998 t xviii
5.
Surat Permohonan Untuk Mengadakan Penelitian di Kantor Inpeksi
Depdikbud Kabupaten Bandung , xjx
6. Surat Keterangan Kegiatan Penelitian dari Kepala Seksi Pendidikan
Dasar Kantor Inpeksi Depdikbud Kabupaten Bandung
xx
7. Matrik Penelitian xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakanp;
Dalam Keputusan Mendiknas Nomor : 0318/U/1994, tentang Penyetaraan
Guru SLTP yang dinyatakan dalam pasal 2, ayat (2) bahwa tujuan Penyetaraan
adalah untuk meningkatkan mutu dan kualifikasi guru SLTP yang telah berdinas
supaya memiliki kualifikasi Pendidikan Diploma III terutama yang berkaitan dengan
peningkatan kemampuan profesional, dan berdasarkan Surat Edaran Direktorat
.Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Guru Dan
Tenaga Teknis Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 325/C5/I/1992 tanggal 16
April 1992 tentang penyelenggaraan penyetaraan guru SLTP setara D-III. Dengan
meningkatnya kualifikasi para guru, mutu pendidikan di SMP diharapkan akan
meningkat lebih baik. Tetapi sebenarnya penyetaraan ini tidak semata - mata
bertujuan sekedar agar guru-guru SMP memenuhi syarat formal pendidikan setara
D-III, lebih penting dari itu adalah: (1) Memiliki kepribadian yang mencerminkan
pemahaman, (2) Menguasai konsep dan prinsip kependidikan yang melandasi
pelaksanaan tugasnya sebagai guru, (3) Menguasai konsep dasar dan cara berfikir
dalam bidang studinya, (4) Menguasai cara memilih, menata, dan mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum SLTP yang berlaku, (5) Mampu
menerapkan konsep dan prosedur pembelajaran dalam bidang studinya, (6) Peka,
tanggap dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologj dan
masyarakat (lingkungan).Untuk Propinsi Jawa Barat program penyetaraan guru SLTP setara D-III ini, sudah berjalan sejak tahun 1992/1993. Pesertanya adalah guru-guru bidang studi IPA,
Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, guru bidang studi IPS dan PPKN baru periode tahun 1999/2000. Bagi guru-guru SLTP yang berlatar belakang pendidikan D-I, PGSLTP, dan PGSMTP dengan menempuh waktu belajar 3 (tiga) tahun di mulai dari semester 4 s/d 9 (enam semester), dan guru-guru SLTP yang berlatar belakang pendidikan D-II dengan menempuh waktu belajar 1 '/2 (satu setengah) tahun di mulai dari semester 7 s/d 9 (tiga semester).
Disadari sepenuhnya bahwa kondisi objektif guru SLTP akan turut menjadi pertimbangan dalam menentukan program-program yang lebih relevan, sehingga program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III merupakan program pendidikan dalam jabatan (in-service training) untuk meningkatkan mutu guru SLTP agar
mencapai kualifikasi D-III. Proses pendidikannya menerapkan pendekatan Sistem
Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Program ini dapat diikuti oleh guru-guru yang karena
berbagai alasan tidak dapat mengikuti program secara tatap muka baik di UPI,
STKIP, ataupun FKIP tatap muka. Dengan demikian guru-guru tidak perlu
meninggalkan tugas pokoknya sehari-hari. Mereka dapat belajar sambil bekerja
(learning while earning). Diharapkan proses peningkatan mutu guru akan berdampak
positiflangsung terhadap upaya perbaikan proses belajar di SLTP.
sama atau kolaborasi antara Universitas Terbuka sebagai Unsur Ditjen Dikti dan Dit. Dikgutentis sebagai Unsur Ditjen Dikdasmen. Dalam sistem penyelenggaraan program diadakan pembagian tugas dan tanggung jawab. yang berkenaan dengan substansi, sistem dan prosedur akademik dan pengelolaan proses pendidikan tinggi merupakan tugas dan tanggung jawab Universitas Terbuka. Yang berkenaan dengan pendanaan, logistik dan pengelolaan operasional kelompok belajar di daerah menjadi tugas dan tanggung jawab Ditjen Dikdasmen dengan dukungan proyek pembangunan di Pusat dan di daerah. Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut:
UT
Bidang Pendidikan
Guru Kanwil
Depdiknas Propinsi
Jawa Barat
- Pengelola Instansi
Terkait
UPBJJ Bandung
[image:11.595.65.485.282.558.2]UPBJJ Bogor
Gambar 1: Organisasi Pengelolaan Program Peningkatan
Mutu Guru SLTP Setara D-III.
atau daya penggerak semua sumber-sumber dan alat-alat ( resources) yang tersedia bagi suatu organisasi (Siagian, 1989:6) Resources itu digolongkan kepada dua
golongan besar yaitu 1) Human resources. 2) Non human resources. Jadi dikatakan
bahwa sukses atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung atas kemampuan para pimpinannya untuk menggerakkan sumber-sumber data dari alat-alat tersebut, sehingga penggunaannya berjalan dengan efektif
dan efisien juga produktif.
Dalam merealisasikan pencapaian tujuan organisasi dipersyaratkan bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja serta tanggung jawabnya dalam melaksanakan tercapainya tujuan organisasi (Soewarno, 1990:45).
Pernyataan diatas, menunjukkan bahwa penyusunan organisasi dengan pengelompokan pekerjaan atas dasar fungsi ini disesuaikan dengan
tugasnya.
Uraian tugas merupakan pedoman kerja yang memberi arah mengenai
bagaimana, mengapa, bilamana, serta prosedur apa yang digunakan, perilaku dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut (job content), alat bantu kerja, suasana sosial dan rencana tugas, sedangkan persyaratan tugas diperlukan untuk mengetahui persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh seseorang sebagai dasar
untuk memangku suatu tugas dalam setiap bidang pekerjaan (Moekijat,
1992:60-61).
Uraian tugas yang ada pada setiap bidang pekerjaan dalam organisasi, akan memberikan keuntungan kepada setiap pekerja dalam organisasi tersebut untuk
dapat bekerja secara teratur, terarah dan tercapainya tujuan yang diharapkan, lebih lanjut dikatakan mengenai kegunaan uraian tugas bagi pihak manajer bahwa uraian tugas dibutuhkan untuk menilai kineria karyawan, seperti yang diutarakan
Uraian tugas menjadi acuan utama yang memberi arti bagi standar kinerja sehingga uraian tugas berfungsi sebagai alat untuk penilaian kinerja, tingkat pelaksanaan tugas merupakan dasar untuk menilai karyawan, uraian tugas
merupakan piranti, bahwa manajer untuk menentukan apakah karyawan melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawabnya ?
Dengan demikian dapat digambarkan alur hubungan pedoman kerja dengan proses pengelolaan diatas, pada skema berikut:
Organisasi Kerja sama dua orang/leb ih dalam Kiner mencap: tujuan inerja ai Pedoman kerja Umum Diatur melalui struktur organisasi mengenai bidang tugas, tanggung jawab dan wewenang A n a li s a tu ga Pedoman kerja Khusus Pelaksaan kerja Uraian tugas Gob 4 ^ Memb
content) ~~* eri
[image:13.595.58.508.182.469.2]fungsi arah sebagai standar kerja Menen yr Persyara tukan tan jabatan (job specific - • orang yang tepat ation) Hasil kerja dengan standart kerja
Gambar 2: Alur Hubungan Pedoman Kerja dan Proses Penilaian Kinerja
Berdasarkan uraian dan skema di atas, terlihat betapa pentingnya panduan
pedoman kerja bagi terselenggaranya tugas-tugas setiap pekerja dalam organisasi
secara benar dan bagi pihak pimpinan berguna sebagai alat untuk menilai karya pekerjanya. Secara umum panduan pedoman kerja diperlukan oleh setiap pelaksana, pada organisasi manapun, besar atau kecil, baik yang diselenggarakan oleh swasta
Adapun tugas dan wewenang Kantor Inspeksi Depdiknas Kabupaten atau
petugas yang ditunjuk adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program penyetaraan Guru SLTP Setara
D-III di Kabupaten setempat.
b. Mengajukan usul calon mahasiswa dan calon tutor kepada Kanwil Diknas (bidang
pendidikan guru).
c. Membantu kelancaran pelaksanaan registrasi, distribusi bahan ajar dan kegiatan
pembelajaran.
d. Melaksanakan tugas dan kegiatan yang diatur dalam panduan pengelolaan,
termasuk mendukung pelaksanaan kegiatan akademis.
e. Melaksanakan pemantauan dan pembinaan terhadap pelaksanaan program di
Kabupaten setempat.
f. Melakukan koordinasi dengan unsur yang terkait.
g. Membuat laporan berkala dan insidental tentang pelaksanaan program
penyetaraan Guru SLTP Setara D-III sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
panduan penyelenggaraan program.
Pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III masih menghadapi
banyak kendala yang harus dibenahi antara lain: Apakah penggunaan panduan
pedoman kerjaproses pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III
sudah efektif ? Persoalan efektivitas pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP
Setara D-III
ini sebetulnya ditentukan oleh banyak faktor diantaranya berkaitan
1. Apakah isi panduan pedoman kerja yang tidak dapat diterapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung ?
2. Apakah para pengelola tidak menjalankan rambu-rambu (petunjuk) yang telah ditentukan, karena tidak tahu (tidak paham) apa yang seharusnya dikerjakan, akibat dari tidak adanya pembagian tugas yang sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing ?
Adanya pembagian tugas pekerjaan itu adalah keharusan di dalam sebuah
organisasi agar tidak terjadi Crossing, doubiures dan over lapping. Demikian pula
Taak verdeling dan Taak af bakening atau batasan-batasan yang jelas di dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Berdasarkan gambaran data peserta program penyetaraan D-III yang diperoleh dari Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung dari tahun pertama 1992/1993 sampai tahun 19*89/1999 adalah sebagai berikut :
- Jumlah mahasiswa seluruhnya = 890 orang = 100 %
- Yang menerima ijasah = 301 orang = 33,82 %
- Yang belum di wisuda & belum adm = 242 orang = 27,19 % - Yang belum lulus (bermasalah) = 347 orang = 38,99 %
Jumlah = 890 orang = 100 %
Sedangkan isi panduan pedoman kerja program penyetaraan D-III guru SLTP
( Depdiknas, 1993) adalah sebagai berikut:
PPD SM-0 : Struktur kurikulum sebaran dan deskripsi mata kuliah
PPD SM-1 : Sistem penyelenggaraan .
[image:15.595.73.495.293.557.2]PPD SM-3 PPD SM-4 PPD SM-4a PPD SM-4b PPD SM-4c PPD SM-4d PPD SM-4e PPD SM-5 PPD SM-6 PPD SM-7 PPD SM-8 PPD SM-9 PPD SM-10
Panduan distribusi berkas registrasi dan bahan ajar . Panduan kegiatan kurikuler di laboratorium dan lapangan
Panduan pelaksanaan praktikum IPA .
Panduan disain dan pembuatan alat peraga IPA .
Panduan studi lapangan IPA .
Panduan praktikum workshop matematika . Panduan praktikum komputer 1 .
Panduan tutorial.
Panduan evaluasi dan ujian .
Pemantapan Pengalaman Lapangan.
Panduanpenyiapan tenaga tutor dan pengelola daerah .
Panduan pola Akreditasi.
Panduan administrasi pengelolaan
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Melihat fenomena yang terjadi di lapangan, maka fokus utama penelitian ini adalah membahas manajemen sistem panduan pedoman kerja yang dijadikan acuan dalam pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung.
"Bagaimanakah efektivitas penggunaan panduan pedoman kerja proses pengelolaan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung" ?
Masalah pokok penelitian seperti dirumuskan di atas, dapat dirinci pada
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa saja proses pengelolaan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Depdiknas Kabupaten Bandung?
a. Kegiatan proses Perencanaan bahan ajar, proses belajar dan bahan ujian
b. Kegiatan proses Pelaksanaan bahan ajar, proses belajar dan bahan ujian serta proses registrasi, evaluasi hasil belajar dan distribusi ?
c. Kegiatan proses Evaluasi bahan ajar, proses belajar dan bahan ujian serta
proses registrasi, evaluasi hasil belajar, dan distribusi ?
2. Apakah penggunaan panduan pedoman kerja (PPD) dalam proses pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Dep Dikbud Kabupaten Bandung dapat dilaksanakan secara efektif ?
a. Apakah pengelola sudah melaksanakan tugas dan kegiatan yang diatur
dalam panduan ?
b. Apakah pengelola dalam merekrut calon mahasiswa dan calon tutor sesuai
dengan rambu-rambu (ketentuan) yang berlaku ?
c. Apakah pengelola melaksanakan pemantauan dan pembinaan yangefektif ? d. Apakah pengelola melakukan koordinasi dengan unsur-unsur terkait ? e. Apakah pengelola membuat laporan baik berkala dan insidental ?
3. Apa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam pengelolaan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Bandung?
a. Faktor apa yang menjadi kekuatan pendorong dan penghambat utama ? b. Bagaimana keterkaiatan antara kekuatan pendorong dan kekuatan
penghambat?
c. Faktor mana yang paling dominan sebagai kekuatan kunci pengelolaan
d. Dalam aspek Panduan Pedoman Kerja yang mana perlu disempurnakan
untuk meningkatkan efektivitas ? C. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Efektivitas Penggunaan
Panduan Pedoman Kerja Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III
di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten
Bandung.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka tujuan pokok yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah:
1. Memperoleh gambaran yang gamblang tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi: Bahan Ajar , Proses Belajar, Bahan Ujian, Registrasi, Evaluasi dan
Distribusi.
2. Memperoleh data tentang Efektivitas Penggunaan Panduan Pedoman Kerja
dalam Proses Pengelolaan Program.
3. Untuk mengetahui faktor pendorong, penghambat serta harapan yang dihadapi
oleh pengelola.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan yang
berharga bagi banyak pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem pendidikan
nasional. Bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam urusan pembinaan
kemampuan profesional tenaga kependidikan di jajaran Instansi Departemen
Pendidikan Nasional termasuk di dalamnya Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
Kepala Kantor Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat. Hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam menentukan
program-program pembinaan profesional tenaga kependidikan.
Disamping itu hasil penelitian ini dapat digunakan secara praktis, khususnya
dalam pembinaan dan peningkatan mutu guru yang dilakukan Kantor Inspeksi
Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan salah satu rujukan dalam membuat kebijakan oleh pengelola program baik
pada tingkat lokal, regional, maupun tingkat pusat sebagai masukan bagi
rumusan-rumusan kebijakan lebih lanjut untuk wilayah atau propinsi lain yang berkarakteristik
sama dengan propinsi Jawa Barat. E. Kerangka Berfikir dan Pola Penelitian
Penelitian ini akan membahas mengenai efektivitas penggunaan panduan
pedoman kerja pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP Setara D-III
di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten
Bandung. Yang menjadi pusat perhatian dari pedoman kerja tersebut meliputi:
Komponen-komponen bahan ajar, proses belajar, dan bahan ujian serta proses
registrasi, evaluasi hasil belajar dan distribusi.
Begitu kompleksnya keterkaitan antara komponen dalam Program
Peningkatan Mutu Guru SLTP Setara D-III memerlukan adanya pengelolaan yang
memungkinkan hasil yang efektif, efisien dan produktif terhadap keberhasilan
mahasiswa (guru SLTP).
Produktivitas suatu program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III dapat
dilihat dari sekurang-kurangnya dua kriteria yaitu
: (1). Dari sudut masa
penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Masa penyelesaian studi bukan hanya berkenaan dengan banyaknya lulusan dari peserta program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III, tetapi juga dilihat dari ketepatan waktu penyelesaiannya pada program tersebut. Kualitas lulusan berkenaan dengan kualitas kemampuan akademik dan/atau
kemampuan profesional serta karakteristik kepribadian para lulusan. Keduanya
sangat di pengaruhi oleh efektivitas dan efisiensi pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Efektivitas berkenaan dengan performansi sistem
pengelolaan program untuk mencapai hasil atau out-put yang diharapkan, sedangkan efisiensi berkenaan dengan pemakaian sumber-sumber atau in-put yang terbatas
dalam waktu yang telah ditentukan.
Sebagai suatu sistem, program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III memiliki
tiga komponen utama yang saling terjalin, yaitu komponen: In-put, Proses, dan Out
put. Pencapaian out-put tidaklah semata-mata ditentukan oleh mahasiswa sebagai in put, tetapi juga ditentukan oleh prosesnya, yaitu komponen : bahan ajar, proses
belajar, bahan ujian serta proses registrasi dan evaluasi hasil belajar.
Secara rinci kerangka berpikir di sini dapat digambarkan sebagaimana di lihat pada gambar 3 di halaman berikut:
Bidang Pendidikan
[image:21.595.33.558.78.757.2]Guru
Gambar 3.
Kerangka Berfikir dan Pola Penelitian
Kantor Inspeksi Depdikbud Kabupaten Bandung
Program Peningkatan Mutu
Guru SLTP Setara D-III
Rekruetmen / Pemerataan Guru. Tutor. Modul TM, Praktikum, PKM UAS. Nilai. o
Program yang dilaksanakan secara riil
In-put -> Proses -• Out-put Rekrutmen Guru SLTP D-I, D-II, PGSLTP, PGSMTP
- Bahan belajar - Proses belajar - Bahan ujian - Registrasi Evaluasi Menghasilkan Guru SLTP yang berkua-Iifikasi D-III Cara Menang-gular.gi Anvulen. Foto copy. Pemadatan. Pengiriman langsung. ULKUS. Langkah-lanekah Musyawarah autar Instansi. Menambah Biaya Jemput Bola. Membentuk KM. Sentralisasi. Tugas & Tanggung jawab Pengelola
- Usui Calon Maha siswa dan Tutor.
- Bertanggung jawab
Membantu Kelan caran. Pelaksanaan Tugas.
- Pemantauan dan
Bimbingan/Pembi-Naan - Koordinasi.
- Membuat Laporan.
2. Pola Penelitian
Dari masalah fokus penelitian " Bagaimanakah efektivitas penggunaan Pedoman Kerja pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP Setara
D-III di Lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten
Bandung maka gambarannya sebagai berikut : 1) adanya masalah /
[image:22.595.40.540.279.562.2]Problematik, 2) mengetahui tujuan yang hendak dicapai, 3) ditunjang oleh tinjauan pustaka, 4) menentukan metode penelitian, 5) memperoleh hasil dan pembahasan, 6) kesimpulan, apakah akan menjawab dari masalah / problematik tersebut ? sehingga kalau digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4
Pola Penelitian
Masalah
Problematik V Tujuan
->
Kajian Pustaka
r
VV *
Metode Penelitian
*
Hasil dan Pembahasan
Hipotesis
-• Kesimpulan
F. Premis Penelitian
Uraian tugas yang merupakan tanggung jawab dari kegiatan pengelola dalam penyelenggaraan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III merupakan kegiatan memimpin, maka sesuai dengan fokus studi ini penekanannya kepada panduan pedoman kerja pengelolaan program, tanpa mengurangi arti dan peranan lainnya karena merekalah yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan di lapangan (Made Pidarta, 1995:40). Pentingnya peranan pemimpin dalam suatu organisasi dapat dilihat dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Thomas Day dan Lord (1988) seperti yang dikutip oleh Hoy dan Miskel (1992:251) melihat kepemimpinan sebagai konsep kunci di dalam memahami dan meningkatkan organisasi itu berarti bahwa pemimpin berperan sebagai penentu arah, penggerak dan pengendali penyelenggaraan kegiatan agar efektif,efisien dan terarah kepada pencapaian tujuan.
Dari apa yang menjadi fokus studi, maka masalah efektivitas penggunaan panduan pedoman kerja pengelolaan program merupakan hal yang menarik untuk dikaji.
Premis 1 : Pedoman kerja merupakan suatu acuan ataupun tuntunan bagi pengelola untuk membuat prosedur kerja yang perlu di tempuh, sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III dan mengevaluasi kegiatan tersebut yang dilakukan dan menggunakannya sebagai umpan balik untuk kepentingan peningkatan
mutu guru SLTP setara D-III. (Depdiknas, 1993).
Premis 2 : Sistem dan mekanisme pengelolaan terpadu sumber daya ialah: Keterkaitan berbagai unit kerja dalam proses administrasi yang berlangsung secara teratur melalui siklus tertentu dan menunjukkan dengan jelas siapa melakukan apa, kapan dilaksanakan, bagaimana melakukannya. dan untuk apa dilakukan. dalam mengelola sumber daya (unsur penunjang pelaksanaan kegiatan) yang terdiri dari tenaga, dana, serta sarana dan prasarana (Depdiknas, 1999).
Premis 3 : Pengelolaan terpadu sumber daya berfungsi sebagai upaya nyata dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya di lingkungan Depdikbud sedangkan tujuannya adalah meningkatkan hasil kerja, dengan menerapkan lebih intensif azas kordinasi, integrasi dan sinkronisasi (Depdiknas, 1999).
Premis 4 : Koordinasi adalah proses menyatukan aktivitas dari bagian yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif (Depdiknas, 1999).
Premis 5 : Efektivitas dan efisiensi merupakan tujuan dari manajemen. Program yang efektif dalam arti mencapai tujuan. Harus dijalani dengan proses yang efisien dalam arti mendayagunakan semua sumber sesuai dengan porsi yang telah ditetapkan (George E. Ridler & Robert J. Shockley,
1989).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang
suatu perisiiwa atau perilaku manusia yang sedang melaksanakan suatu kegiatan
dalam organisasi, sehingga metoda yang dianggap tepat untuk penelitian ini adalah
metoda analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif ( Bogdan dan
Biklen; 1982:31).
Dalam penelitian ini data diambil dari :
a. Data yang berkaitan dengan : Perencanaan - Pelaksanaan - Evaluasi tentang
bahan belajar, proses belajar, bahan ujian, proses registrasi, evaluasi dan
distribusi.b. Data tentang Efektifitas Penggunaan Panduan Pedoman Kerja yang dijadikan
acuan sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan. 2) Usui calon mahasiswa dan tutor.
3) Melaksanakan tugas dan kegiatan selama Program Penyetaraan Guru SLTP
Setara D-III berlangsung, 4) Pemantauan dan pembinaan, 5) Koordinasi,
6) Pembuatan laporan berkala dan insidental tentang pelaksanaan program
penyetaraan Gum SLTP Setara D-III.
c. Data tentang pendorong, penghambat serta harapan yang dihadapi pengelola.
B. SUBJEK PENELITIAN
Yang dimaksud dengan subjek penelitian dalam hal ini merujuk kepada
populasi, sampel dan sumber data dalam penelitian ini:
Sudjana (1982 : 5) mengemukakan bahwa populasi dan sampel pada dasarnya
mengacu kepada "totalitas semua nilai yang mungkin. hasil perhitungan
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi.Adapun sebagian dari populasi yang diambil untuk diteliti, baik anggotanya
maupun karakteristiknya yang ingin dipelajari, dinamakan sampel atau
contoh. Sampel dalam penelitian ini berupa informan, yaitu "orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian" (Moleong, 1990 : 90).
Populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi karakteristik yang dapat
memberikan informasi yang akurat tentang mekanisme komponen-komponen terkait
dalam : Penggunaan Panduan Pedoman Kerja. Selain itu juga informasi mengenai
pemberdayaan peran dan fungsi unsur-unsur terkait termasuk satuan-satuan lembaga
pendidikan dalam pengelolaan program serta Kanin (Jajaran), Tutor, mahasiswa
tentang gambaran hasilnya dan upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk
mencapai hasil yang optimal.
Sampel dalam penelitian ini tidak merupakan sampel acak, tetapi sampel
bertujuan dengan ciri-ciri berikut : I). Rancangan sampel yang muncul.
sampel tidak dapat ditemukan atau ditarik terlebih dahulu. 2) Penentuan
sampel secara bemrutan, 3) Penyesuaian berkelanjutan dari sampel dan 4)
Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pcngulangan (Moleong, 1990).
Penelitian sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik "bola salju" atau
snowball sampling technique (Bogdan &Biklen, 19982 : Moleong, 1990). Dengan
teknik ini diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi yang memadai, dan dapat
memperiuas informasi yang telah dipcroleh terlebih daliulu sehingga dapat dipertentangkan atau dapat diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui.
C. PENGUMPULAN DATA. 1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan teknik pengumpulan data sesuai dengan karakteristik pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah studi dokumentasi. wawancara dan observasi.
a. Teknik Dokumentasi.
Teknik telaah dokumen atau studi dokumentasi, digunakan untuk
memperoleh sejumlah data dan informasi berkenaan dengan gambaran Panduan Pedoman Kerja yang dijadikan acuan, dalam proses pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Teknik ini banyak berkaitan
dengan upaya memperoleh informasi tentang dokumen itu ditulis/dibuat. Substansi yang dijadikan bahan kajian dari setiap dokumen, dikaitkan
dengan peranan pengelolaan yang menyangkut: 1) Tanggung jawab terhadap
pelaksanaan, 2) Merekrut calon mahasiswa dan mcrekrut calon tutor, 3) Melaksanakan tugas dan kegiatan selama Program Penyetaraan Gum
SLTP Setara D-III berlangsung, 4) Pemantauan dan pembinaan, 5)
Koordinasi, 6) Pembuatan laporan berkala dan insidental tentang
pelaksanaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. b. Teknik Wawancara.
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi dari
pikiran, perasaan, pendapat. pengetahuan orang-orang yang terlibat proses
pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di Kantor Inspeksi
Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung. Penggunaan teknik ini
didasarkan pada pertimbangan John W. Best (1982:215), yang mengemukakan
bahwa :
Dibidang-bidang yang berhubungan dengan motivasi manusia seperti
terungkap dalam alasan bertindak mereka, perasaan dan sikap manusia dan
sebagainya, wawancara boleh jadi merupakan teknik yang efektif.
c. Teknik Observasi.
Teknik observasi digunakan untuk memperoleh sejumlah data tentang konteks
nyata penggunaan pedoman kerja yang dijadikan acuan pengelolaan proses Program
Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan
Nasional Kabupaten Bandung.
Dihubungkan dengan problematik penelitian, maka aspek-aspek yang di
observasi tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Perilaku pengelola dalam mempersiapkan kegiatan program penyetaraan yang
mencakup rekrutmen baik mahasiswa maupun tutor sesuai atau tidak dengan
rambu-rambu yang telah ditentukan.
2. Perilaku pengelola dalam melaksanakan kegiatan tugas dan kegiatan semenjak
menilai atau awal sampai akhir kegiatan apakah melihat aturan dalam panduan
pedoman kerja pengelola.
3. Perilaku pengelola dalam mengevaluasi baik yang menyangkut pemantauan dan
pembinaan serta upaya-upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan/
menyempurnakan terhadap penyelenggaraan Program Penyetaraan D-III Guru
SLTP agardapat meningkatkan efektivitas.
4.
Lingkungan kerja pengelola dalam melakukan koordinasi baik antar teman satu
instansi atau dengan teman di instansi lain yang terkait.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Bogdan & Biklen (1982 : 73-74) mengungkapkan bahwa keberhasilan suatu
penelitian naturalistik atau kualitatif tergantung kepada ketelitian dan
kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti. Untuk
penelitian ini peneliti melengkapi diri dengan :a. Tape Recorder : Penggunaan tape recorder ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa, penulis sebagai peneliti, kurang mampu merekam dengan cepat melalui
tulisan tangan tentang apa-apa yang dikemukakan responden pada saat
wawancara berlangsung.
b. Catatan/Laporan Lapangan : Catatan/laporan lapangan bcrisi deskripsi informasi
dari sejumlah data yang diperlukan berdasarkan kelompok data dan sumber data.
c. Lembar Rangkuman : Lembar rangkuman mempakan bahan pokok untuk
menjawab problematik penelitian secara menyelumh. Isinya mempakan
rangkuman-rangkuman setiap permasalahan yang diteliti.
Penulis mencoba merekonstruksi sendiri instrumen penelitian ini dan
sekaligus melakukan judgment yang digunakan sebagai acuan global.
1) Bahan Ajar, a. Tahap persiapan.
Proses perencanaan tentang bahan belajar yang dilakukan pengelola meliputi :
• Cara mengajukan aiokasi jumlah mahasiswa kepada pihak proyek Kanwil
Depdiknas Propinsi Jawa Barat (Bidang Pendidikan Guru).
• Buku katalog untuk melihat bidang studi yang akan diajarkan (ditutorialkan)
pada masing-masing semester dan masing-masing jurusan.
• Cara mempersiapkan kegiatan program secara administrasi berhubungan
dengan bahan belajar/modul.
b. Tahap Pelaksanaan.
• Cara pengambilan modul, baik di Kanwil Propinsi (Bidang Pendidikan
Gum) maupun melalui pengiriman langsung dari UT Pusat/Dikgutentis.
• Mengelompokkan masing-masing bidang studi sesuai dengan jurusan dan
semester yang sedang dilaksanakan.
•
Membagikan kepada mahasiswa sebagai Peserta Penyetaraan D-III Gum
SLTP.
• Cara menerima dan mendistribusikan modui. c. Tahap Pengawasan.
•
Apakah buku yang dikirimkan sesuai dengan jumlah mahasiswa.
•
Apakah buku yang dikirimkan sesuai dengan jenis mata kuliah untuk
semester yang telah ditentukan. 2) Proses Belajar
a. Tahap Perencanaan / Persiapan.
•
Cara merekmt tutor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
•
Cara mencari lokasi sekolah/tempat yang akan dipakui oleh mahasiswa
dalam tutorial.
• Membuat jadwal kegiatan tutorial.
•
Mengirimkan tutor/guru yang memenuhi kriteria tersebut untuk mengikuti
penataran di tingkat wilayah.
b. Tahap Pelaksanaan.
•
Melayani kebutuhan tutor dan mahasiswa bersifat akademik yang diperlukan
dalam kegiatan tutorial.
•
Menunjuk salah satu mahasiswa sebagai koordinator dalam penyelenggaraan
program.
•
Membuat catatan-catatan administrasi. yang dapat membantu di dalam
kelancaran proses belajar.
c. Tahap Pengawasan.
•
Cara membuat absensi tentang kehadiran mahasiswa dan kehadiran tutor,
serta pengelola itu sendiri.
•
Cara memberi motivasi dengan melihat kegiatan proses tutorial di
lokasi/tempat penyelenggaraan.
3) Bahan Ujian
a. Tahap Perencanaan.
Bahan ujian pada penyelenggaraan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara
D-III terdiri dari Tugas mandiri, Praktikum, PKM. UTS. serta UAS. Perencanaan
meliputi
Cara membuat jadwal dari masing-masing kegiatan.
Mencari lokasi/tempat ujian.
Menyediakan sarana/fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan ujian tersebut.
Menghubungi instansi terkait (yang termasuk dalam koordinasi).
Menentukan pengawas/penguji/pembimbing.
b. Tahap Pelaksanaan.
• Mengadakan rapat sebelum kegiatan berlangsung.
•
Mengambil soal di Instansi terkait yang telah ditentukan berkenaan dengan
tugas mandiri dan praktikum.
•
Kalau PKM membuat kelompok mahasiswa baik menyangkut jumlah dan
jurusan.
• Mengirimkan hasil yang telah dikerjakan oleh mahasiswa.
c. Tahap Pengawasan.
•
Mengecek administrasi mahasiswa yang berkaitan dengan bahan ujian :
Praktikum, PKM, UTS, UAS, dan Tugas Mandiri.
•
Mengecek tugas apa saja yang belum diserahkan hasil pekerjaan mahasiswa
kepada Instansi terkait.
4) Registrasi
a. Tahap Perencanaan.
•
Cara merekmt calon mahasiswa sesuai dengan jumlah dan jurusan yang
diperlukan.
•
Mengajukan daftar mahasiswa yang memiliki syarat sebagai calon mahasiswa
Program Penyetaraan D-III.
b. Tahap Pelaksanaan.
• Pengelola mengambil berkas registrasi baik awal, ulang maupun registrasi
susulan ke UTatau Kanwil Depdiknas.
• Cara membagikan kepada mahasiswa untuk diisi sesuai dengan kode
masing-masing.
•
Membuatjadwalbataspenyerahan registrasi.
•
Cara mengirimkan kembali registrasi yang telah diisi ke UT Pusat, untuk
memperoleh data pribadi sebagai pengakuan mahasiswa UT.
c. Tahap Pengawasan.
• Menampung keluhan-keluhan atau cara menghadapi hambatan yang terjadi baik
dari mahasiswa yang belum memperoleh kartu mahasiswa (apakah terlambat
pengiriman dari UT kepada mahasiswa atau mahasiswa yang salah pada saat
pengisian kolom registrasi).
• Dari pengelola (Instansi terkait) untuk memperoleh katalog registrasi dengan
mudah dan cepat, jenis registrasi awal. ulang. HER. tidak seperti bola pingpong
pergi ke kantor Pos (tidak ada), ke UPBJJ (tidak ada), ke Bidang pendidikan
Gum juga sama yaitu tidak ada 5) Evaluasi dan Distribusi
a. Tahap Perencanaan.
Cara mengumpulkan data-data dari awal kegiatan Program Penyetaraan
D-III Gum SLTP, seperti absensi baik tutor, mahasiswa, dan pengelola, SPJ
tutor dan SPJ pengelola, A'I'K, berila acara (penerimaan modul dan bahan
praktikum).
b. Tahap Pelaksanaan.
Mengadakan rapat akhir kegiatan tutorial tentang : Mahasiswa
-Administrasi - Tutor - Pengelola.
c. Tahap Pengawasan.
Membuat laporan Kegiatan Akhir Program, sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan.
D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN.
Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan data yang
memiliki pola yang pasti, Nasution (1988 : 37) menyatakan bahwa :
Masing-masing peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran
berdasarkan pengalaman masing-masing.
Namun berdasarkan penelitian Lincoln dan Guba terdapat rangkaian prosedur
dasar yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif . Prosedur tersebut meliputi
tahap orientasi, eksplorasi dan member chek.
1. Tahap Orientasi
Setelah peneliti melaksanakan rangkaian tugas pralapangan ; menyusun :
rancangan penelitian, menentukan lokasi pcneliitian dan lain-luin. kcmudian peneliti
mulai melangkah pada tahap orientasi.
Pada tahap orientasi, penulis melakukan studi kelayakan dan evaluasi
lapangan, peneliti bemsaha memperoleh gambaran umum, gcografi, demografi
kependudukan, gambaran proses penelitian serta segenap unsur lingkungan sosial
fisik atau kultural yang berkaitan dengan masalah yang akan ditulis.
Pada tahap penjajakan ini peneliti melakukan serangkaian aktiiltas, antara
lain ; membaca literatur, yang berkaitan dengan masalah peneliti, mencari data umum penelitian, menghubugi beberapa responden yang berkaitan dengan masalah
penelitian serta melakukan beberapa diskusi dengan beberapa sumber pakar yang
berkaitan dengan masalah yang ditelti, serta memahami konteks sosial kebudayaan
daerah penelitian.
Disamping itu peneliti juga melakukan upaya menciptakan suasana penelitian
yang komunikatif, dengan mencpitakan hubungan antara peneliti dengan subyek
sehingga terwujud komunikasi yang kondusif.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi, setelah perlengkapan penelitian dipersiapkan secara
memadai, selanjutnya peneliti melakukan penggalian atau pcnggumpulan data yang
sebenarnya. Dalam rangkaian ini wawancara dengan responden, dan observasi dilakukan secara terarah, spesifik, intensif dan ekstensif
Disamping melakukan pengamatan terhadap kegiatan responden. peneliti
membuat catatan lapangan hasil wawacnra maupun observasi yang diupayakan
secara teliti, rinci tapi selektif.serta sistemalik.
Untuk memperoleh informasi yang diharapkan peneliti mempersiapkan
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Pedoman
wawancara dibuat dalam bentuk pokok-pokok pertanyaan yang terstruktur dan
terklasifikasi namun memungkinkan kernungkinan jawaban terbuka/bebas.
Pedoman observasi disusun sebagai guide line yang memuat indikator
pokok-pokok masalah yang diteliti, yang berfungsi membimbing peneliti menghampiri
permasalahan serta sekaligus mengontrolnya.
Sedang pedoman dokumentasi berisikan kategori dokumen yang harus didata. dikumpulkan dianalisis, dan diinterpretasikan.
3. Tahap Member Check
Pada tahap ini, setiap perolehan dota, baik ketika pengumpulan data
berlangsung maupun setelah seluruh data terkumpul, selalu dikonfirmasikan dan di
cek kembali kepada sumber datanya. Pada tahap ini pula. memanfaatkan beberapa
orang yang termasuk dalam organisasi pengelolaan Program Penyetaraan D-III Guru
SLTP di Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung
sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, apakah meiitaati rnmbu-rambu
atau mengacu kepada pedoman kerju yung telah ditentukan. langkah ini dilakukan
guna mengisi konsistensi informasi yang telah dibcrikan responden dalam rangka
memperoleh kredibilitas hasil penelitian.
Nasution (1988 : 112) menjelaskan bahwa " data itu harus diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi. dan selain itu data juga dibenarkan oleh sumber atau informan lainnya.
Dalam rangka member check, peneliti melakukan beberapa kegiatan. yaitu :
a.
Setiap selesai melakukan wawancara dan observasi, peneliti selanjutnya
mengkonfirmasikannya dengan responden yang bersangkutan untuk memperoleh
kadar konsistensi jawaban.
b. Setelah dilakukan pengolahan hasil wawancara dan observasi (dalam bentuk
catatan lapangan yang sistematik), selanjutnya dilakukan member check ulang
(member re-check), untuk memperoleh keyakinan final akan kebenaran informasi yang diperoleh.
Berkenaan dengan terbatasnya tenaga penulis untuk mengumpulkan selumh
data dan upaya mengkonfirmasikan data termasuk pengakuan kebenaran data yang
diperoleh dari sumber datanya.
E. PENGOLAHAN DATA.
S. Nasution dalam bukunyu Metode Penelitian Kualitatif (1992 : 126)
mengemukakan bahwa analisis data kualitatif adalah proses menyusun data
(menggolong-golongkannya dalam
tenia
atau
kategori)
agar
dapat
ditafsirkan/diinterpretasikan.
Pengolahan data ini juga dilakukan berpedoman pada Bogdan & Biklen
(1982 : 27-29) yaitu pengolahan data secara kualitatif:
1. Sumber data diperoleh secara langsung oleh peneliti. 2. Data diharapkan secara deskriptif.
3. Penekanan diletakan pada proses.
4. Dilakukan lebih bersifat induklif, dan
5. Kebermaknaan sumber data tafsiran peneliti.
Dengan demikian dalam proses analisis data diperlukan daya kreatif dari peneliti
untuk mengolah data tersebut sehingga menjadi bermakna. Penafsiran terhadap
keterangan-keterangan yang ada dijadikan hasil penelitian yang kemudian dirujuk dengan
pendapat/acuan lain.
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan
mengikuti pedoman sebagai berikut:
1. Selama data dikumpulkan :
a.
Membuat catatan lapangan (hasil observasi dan wawancara yang langsung
dicatat ketika proses berlangsung).
b.
Membuat laporan lapangan berdasarkan catatan lapangan secara lebih rapi dan
lengkap.
c.
Membuat rangkuman lapangan baik hasil observasi, wawancara maupun studi
dokumen.
d.
Mengadakan "member check" terhadap rangkuman laporan lapangan hasil
observasi dan wawancara dengan subjek penelitian bersangkutan, serta mengadakan "audit trail" terhadap rangkuman hasil studi dokumentasi.
e.
Mengadakan perbaikan rangkuman laporan lapangan sehingga data yang
diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh subjek penelitian dan sesuai dengan
sumber aslinya.
f. Memberi kode pada setiap laporan lapangan yang telah diperbaiki. Pemberian
kode dapat dilakukan dan direvisi beberapa kali disesuaikan dengan
perkembangan proses danjenis data yang diperoleh.
g. Memberi komentar secara umum untuk bagian tertentu dari rangkuman
laporan lapangan.
2. Setelah semua data terkumpul
a.
Mengadakan reduksi data dengan meiangkum laporan lapangan tersebut.
mencatat hal-hal pokok yang relevan dengan fokus penelitian. menyusunnya
secara sistematis berdasarkan kategori dan klasifikasi tertentu.
b. Membuat display data dalam bentuk label sehingga hubungan antara data
yang satu dengan yang lainnya menjadi jelas dan tidak terlepas sebagai suatu
kebulatan yang utuh.
c.
Mengadakan "Crossite analisys" dengan cara membandingkan dan
menganalisis data yang satu dengan data yang lain secara lebih mendalam. d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut dalam menentukankecenderungan umum. maupun kekhususannya untuk dilucnk lebih lanjut.
F. PROSEDUR ANALISIS DATA.
Nasution (1992 : 126) mengatakan analisis data adalah proses penyusunan
data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam
pola, thema atau kategori, tanpa kategori atau klasifikasi akan terjadi chaos.
Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis,
menjelaskan pola atau kategori. dan mencari hubungan antara berbagai
konsep, interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti
bukan kebenaran. Kebenaran penelitian dinilai orang lain dan di uji dalam
berbagai situasi lain. Generalisasi lebih bersifat hipotesis kerja yang
senantiasa harus di uji lagi kebenarannya dalam situasi lain.
Analisis memerlukan daya kreatif dan kemampuan intelektual yang tinggi.
yang di analisis adalah data yang diperoleh peneliti agar diketahui maknanya.
interpretasi hams melebihi deskripsi. peneliti harus lebih berani berpikir pada taraf
yang melampaui deskripsi belaka, dan interpretasi harus didukung oleh argumentasi
yang kuat.
Interpretasi berarti menyusun dan merakit unsur-unsur yang ada dengan cara
yang bam, memmuskan hubungan baru dengan unsur yang lama, mengadakan
proyeksi dengan apa yang ada. Dalam penelitian kualitatif biasanya banyak
dilakukan dengan cara konfergen, yang kreatif dan mengandung resiko serta
spekulasi. Interpretasi dapat dilakukan sepanjang penelitian dengan mencoba
memahami data yang diperoleh.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah mencatat atau mengetik kembali dalam bentuk uraian
atau laporan yang terinci, reduksi data sangat membantu analisis data sejak awal
penelitian dilakukan. Laporan lapangan yang direduksi. dirangkum dipilih
hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, diberi susunan yang lebih
sistematis supaya mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran
yang lebih tajam tentang hasil pengamataii, juga mempermudah peneliti mencari
kembali data yang diperoleh bila diperiukan.2. Data Display (mempertunjukkan data)
Data display adalah upaya untuk melihat gambaran keselumhan atau
bagian-bagian tertentu data penelitian, untuk itu diperlukan adanya metriks dan
grafiks, dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam
dalam tumpukan detail, membuat display juga mempakan suatu analisis.
3. Verification.
Verifikasi adalah upaya untuk mencari makna data yang dikumpulkan, untuk
itu peneliti mencari pola, thema. hubungan. persamaon, hal hal yang sering timbul.
hipotesis dan sebagainya. Penelilian pertama belum memberikan gambaran.
kesimpulan lebih bersifat tentatif, tetapi setelah data bertambah dan analisis
dilakukan secara terus menerus kesimpulan dari makna data akan lebih "grounded"
untuk memantapkan kesimpulan tersebut agar lebih grounded maka verilikasi perlu
dilakukan selama pelaksanaan penelitian dan selama analisis data.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan kriteria-kriteria Pedoman
Kerja dan Pengelolaan yang telah dipilih sebagai dasar dan pedoman dalam
melaksanakan analisis.
• Validasi Temuan Penelitian
Nasution (1988: 144 - 124) menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan hasil
penelitian kualitatif ditentukan oleh empal kriteria : 1) kredibilitas (validitas
internal),
2)
transferabililitas
(validitas
eksternal).
3)
dependabilitas(reabilitas). dan d) konfirmabililas (objektivitas).
Kredibilitas mempakan salah satu ukuran terulang kebenaran data yang
dikumpulkan, dalam penelitian ini bennaksud untuk menggambarkan kecocokan
konsep peneliti dengan konsep yang ada pada respon dan atau nara sumber. Untuk
mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan antara lain :a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkan dengan
data dari sumber lain, sebagai misul. dalam penelitian ini yang jadi nara
sumber adalah
para pengelola
program
yang ada pada
berbagai
instansi terkait,
maka segala informasi yang diberikan untuk satu pokok permasalahan yang sama dapat
dicek kebenarannya dengan cara mengecek kembali kepada pengelola program yang
berlainan instansi, atau juga sebaliknya.
b. Peer debreifmg (pembicaraan dengan kolega): kegiatan ini dilakukan guna
membahas catatan-catatan lapangan dengan para kolega dalam salt, jurusan ataupun
dengan kolega jurusan lain, yang pada dasarnya tidak mempunyai kepentingan dengan penelitian. Dari mereka diharapkan pandangan-pandangan yang jernih dan
objektif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian.
c. Penggunaan bahan referensi: yang dimaksudkan disini adalah hasil rekaman tape recorder ataupun kamera foto. Cara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang informasi yang telah dibcrikan oleh nara sumber sekaligus berguna untuk memahami konteks pembicaraannya. dengan cara ini diharapkan dapat
memperkecil kemungkinan adanya kekeliruan.
d. Mengadakan member check : kegiatan member check dilakukan untuk mendapatkan keyakinan terhadap data yang diberikan oleh nara sumber dengan cara setiap akhir wawancara dilakukan konfirmasi dengan nara sumber sehingga apabila ada kekeliman akan dapat diperbaiki, juga bila ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi bam. Diharapkan data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan
oleh nara sumber.
1) Transferabilitas (validitas eksternal)
Tranferabilitas (keteralihan) sampai sejauh mana hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi lain, hal ini diserahkan pada
pembaca
atau pemakai. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya
mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dalam hal
ini peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriplif untuk membuat
keputusan tentang pengalihan tersebut.
Untuk itu peneliti memverifikasi hasil-hasil penelitian. sehubungan dengan itu
Nasution (1988 : 118) mengemukakan :
Bagi peneliti naturalistik transferability tergantung pada si pemakai. yakni
hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan
situasi tertentu. Peneliti sendiri tidak dapat menjamin "validitas eksternal" ini.
la hanya melihat tranferability sebagai suatu kemungkinan. la telah
memberikan deskripsi yang terinci bagnimana ia mencapai hasil penelitiannya
itu. Apakah hasil penelitiannya itu dapal diterapkan, diserahkan kepada
pembaca dan pemakai. Bila pemakai melihat ada dalam penelitian itu yang
serasi bagi situasi yang dihadapinya maka disitu tumpak udanva tranfer,
walaupun dapat diduga bahwa tidak ada dua situasi yang sama sehingga
masih perlu penyesuaian menurut keadaan masing-masing.
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada Bab I, bahwa tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan dan menganalisis Penggunaan Panduan Pedoman Kerja
dalam Proses Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di Kantor
Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kahupalcn Bandung, maka transferabil Has
dari hasil penelitian ini adalah kemungkinan perlu Panduan Pedoman Kerja sebagai
acuan dalam penyelenggaraan, yang dijadikan obyek penelitian di atas pada situasi
lain dengan mengadakan penyesuaian tanpa mengabaikan asumsi-asumsi yang
mendasarinya.
2) Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Pengertian dependabilitas hampir sama dengan reliabilitas dalam penelitian
kualitatif yang bertujuan untuk membahas konsistensi hasil penelitian Dependabilitas
menguji apakah penelitian ini dapat diulangi atau direplikasi dengan menemukan
hasil yang sama. Sedangkan konfirmabilitas berkenaan dengan objeklivitas hasil
penelitian
Agar kebenaran dan objeklivitas hasil penelitian dapat dipertanggung
jawabkan, dapat dilakukan dengan cara "audit trial" yakni dengan melakukan
pemeriksaaan ulang sekaligus dilakukan konlinnasi untuk meyakinkan bahwa hal-hal
yang dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata serta apa
adanya. Untuk memenuhi kriteria tersebut, maka peneliti melakukan upaya-upaya :
a.
Data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi, maupun studi
dokumentasi, direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan cermat.
b.
Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan cara menyelcksi. kemudian
menerangkan atau menyusunnya kembali dalam bentuk dekrispsi yang lebih
sistematis.
c. Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai hasil sintesa data
d.
Melaporkan seluruh hasil penelitian dari sejak pra survey dan penyusunan disain
pengolahan data, hingga laporan akhir penulisan. 3) Konfirmabilitas (Obyektivitas)
Konfirmabilitas (Obyektivitas), yaitu sejauh mana hasil penelitian dapot
dibuktikan kebenarannya, sejauh mana hasil penelitian cocok dan sesuai dengan data
yang telah dikumpulkan, dan sejauh mana kebulatan hasil penelitian tanpa
mengandung unsur-unsur yang bertentangan. Dependabilitas ini juga bisa diusahakan
dengan melakukan audit trail, tetapi penekanannya pada hasil. sedangkan kriteria
dependabilitas penekanannya pada proses.
• Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan dapat digambarkan
Gambar 4.
Langkah-langkah Penelitian
OBSERVASI
_&_
STT IDT nOKI JMF.NTASI
7K
DATA
<-TAHAP ORIENTASI
DESAIN PENELITIAN
^L
WAWANCARA
^L
PENGUMPULAN DATA
_UL
±.
REVISI £
V
ANALISIS DATA REDUKSI DATA DISPLAY DATA VERII IKASI DATA
TAHAP MEMBER CHECK
_&
KESIMPULAN AKHIR
WAWANCARA
JL
OBSERVASI
7r\
RESPONDEN
TE-ORI
B A B V
K E S I M P U L A N D A N S A R A N
A. K E S I M P U L A N .
Berdasarkan pada hasil penelitihan dan pembahasan hasil penelitihan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengelolaan Program Penyetaraan D - III Gum SLTP di lingkungan Kantor Inspeksi Depdiknas Kabupaten Bandung, melalui proses : Bahan Ajar, Proses
Belajar, Bahan Ujian, Evaluasi dan Distribusi, Pada dasarnya dapat dilaksanakan, walaupun masih ditemukan beberapa hambatan seperti
keterlambatan pengiriman bahan ajar, LJTM, hasil pengumuman ujian, dan kegiatan tutor masih melakukan kegiatan seperi guru kepada murid, dosen kepada mahasiswa (berdsifat konvensional).
2. Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Pengelolaan Program dapat dikatakan
efektif karena semua tanggung jawabnya dapat dilaksanakan sesuai prosedur
yang ada tetapi pada kriteria seleksi calon mahasiswa dan tutor belum
sepenuhnya seperti usia calon mahasiswa, dan intregritas yang tinggi dan
krepribadian dan loyalitas terhadap profesi keguruaan bagi calon tutor.
3. Faktor pendorong terdapat dalam kebijakan dan penghambat pada pelaksanaan : a. Faktor pendorong
1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 54/C7Kep/1996 tentang Pengangkatan Pimpro dan Benpro.
2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 0296/U/1996 tentang Penugasan Gum Pegawai Negeri Sipil Sebagai Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 205/U/1999 yaitu
Pembinaan Tenaga Kependidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme gum, dan tenaga kependidikan melalui berbagai bentuk
dan jenis penataran.
4. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 325/C5/I/1992 tentang Penyelenggaraan Penyetaraan Guru
SLTP Setara D-III.
b. Faktor penghambat diantaranya : 1) Bahan ajar, petunjuk praktikum, LJTM,
hasil ujian tidak sesuai dengan ketentuan 2) Rekmtmen calon mahasiswa,
3) Kemampuan tutor yang belum optimal
c. Gambaran yang diharapkan dalam pengelolaan Program adalah: 1)
Pengelolaan yang profesional 2) untuk memperoleh data yang akurat dalam
merekrutmen calon mahasiswa ± 1 tahun sudah dilaksanakan. 3) tes baku
untuk seleksi tutor yang dibuat baik oleh pihak UT maupun pihak Dit. Dikgutentis.
B. SARAN-SARAN.
Bertolak dari beberapa kesimpulan yang telah di kemukakan, maka di
sampaikan beberapa saran sebagai bahan perbaikan dalam Peningkatan
Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D - III dengan menggunakan
Panduan Pedoman Kerja.
1. Perbaikan Pelaksanaan Program seyogyanya apabila diselenggarakan secara
profesional dan perlu adanya kerja sama agar tidak menimbilkan kesimpang
siuran, maka diperlukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.
sehingga tidak salah paham diantara para pengelola program baik itu di tingkat Pusat - Propinsi maupun di tingkat Kabupaten dalam melihat suatu
permasalahan. Dengan demikian diharapkan akan tercipta komunikasi yang
baik diantara para pengelola, dapat berjalan secara efektif, efisien, dan produktif.
2. Para Akademisi alangkah baiknya jika :
a. Hasil Kerja mahasiswa, menyangkut nilai dapat di umumkan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b. Perlu adanya reorganisasi kewenangan dalam pengadaan bahan ajar, LJTM
yang selama ini menjadi wewenang UT, sehingga sering menimbulkan
masalah. Sudah selayaknya dilimpahkan kepada pihak Depdikbud
khususnya pengelola di Tingkat Propinsi selaku penanggung jawab proyek.
3. Untuk mengungkap Penyelenggaraan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D
- Ill, maka alangkah baiknya jika adanya penelitihan lebih lanjut, karena
penelitian penulis terbatas.
a. Bagaimana memotivasi semangat belajar mahasiswa program Penyetaraan
Guru SLTP Setara D-III.
b. Peranan Anggaran Proyek secara efisien dalam Penyelenggaraan Kegiatan Program.
c. Bentuk Dukungan Kebijakan Penyelenggaraan Kegiatan Program.
d. Peranan Gum SLTP di Sekolah, setelah memperoleh pendidikan kualifikasi Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander
Hamilton Institute, ( 1993 ) Cara mengembangkan Uraian Tugas
Terjemahan Anton. Gunung Mulia, Jakarta.
Banghart, Frank. W. Truel, Albert, Jr. ( 1973 ) Educational Planning New York
The Macmillan Company
Depdikbud, (1997)," Kepmendikbud Nomor .0349/U/1996 ," tentang uraian jabatan
Struktural di Lingkungan Instansi Verikal Depdikbud, Jakarta Biro
Oganisasi.
, ( 1997 ) " Kepmendikbud Nomor 54 ICI VI 1997 " tentang
pengangkatan pimpro dan Bendaharawan Proyek, Jakarta Sesjen
Depdikbud.
( 1997 )
Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdikbud
Nomor,325/C5/1/1992 tentang Pelaksanaan Program Penataran Guru
SLTP Setara D-III, Jakarta Dit pendidikan guru.
(1997 ), Panduan Rapat Koordinasi Pengelola Program Penyetaraan
Guru SLTP Setara D-III, Jakarta Direktorat Pendidikan Guru .Gaftar, Mohammad Fakry, (1987 ), Perencanaan pendidikan Teori dan Metodologi,
Jakarta : P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud .Hcrsey, Paul dan Ken Blanchard ( 1994 ), Manajmen Perilaku Organisasi,
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Terjemahan Agus Dharma,
Erlangga Jakarta.
Indrawijaya, Adam (1989), Perilaku Organisasi, Sinar Baru Bandung.
L A N (1992 ) Penilaian Kinerja Pegawai, Jakarta, LAN
Moleong, Lexy J ( 1993) Metodologi Penelitian KualitatifBzndung PT Remaja
Rosdaya.Muhadjir, Noeng, ( 1990 ) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Rake
Sarasih
Meleher, Arlyn J. (1990 ) Struktur dan Proses Organisasi Rinneka Cipta, Jakarta.
Menehester
Open Learing
( 1993 ) Mengelola Sumber Daya Manusia dan
Hubungan Karyawan
Terjemahan Yulia Sri Rahayu. Gramedia
Jakarta.Mitrani, Alain. (1995 ) Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan
Kompetensi, Grafiti, Jakarta.
Moekijat (1992 ) Analisis Jabatan Mandar Maju Bandung.
Moon, Philip,
( 1994 ) Penilaian Karyawan, Sistem Penilaian efektif untuk
mendapatkan kinerja Terbaik, Terjemahan LPPM, Pustaka Biraman
Presindo,Jakarta
Mulyono, Mauled, ( 1993 ), Penerapan Produktifitas Dalam Organisasi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Oshada, Takashi, (1995), Sikap, Sikaja , 5 s,terjemahan LPPM, Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta.
Oteng Sutisna, (1985), Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional, Bandung, Angkasa .
Rao T.V.( 1992 ), Penilaian Kinerja, Teori dan Praktek, Terjemahan LLPPM,
JakartaRae Leslie, ( 1990 ), Mengukur Efektifitas Pelatihan, Terjemahan Roch Mulyati,
Pustaka Dinaman Prassindo, Jakarta .
Siagian, Sondang P ( 1987 ), Pengembangan Sumber Daya Insani, Jakrta; Gunung
Agung
(1990), Filsafat Administrasi, Jakarta, Haji Masagung. Samsi, Ibnu,
( 1994), Sistem dan Prosedur Kerja, Bumi Aksara Jakarata
Tilaar, H.A.R.
( 1992 ), Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT
Rcmaja Rosdaya.
Thoha, Miftah, (1990) Perilaku Organisasi, Jakarta, CV Rajawali..