• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PANDUAN PEDOMAN KERJA PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN GURU SLTP SETARA D- DI KANTOR INSPEKSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PANDUAN PEDOMAN KERJA PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN GURU SLTP SETARA D- DI KANTOR INSPEKSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PANDUAN PEDOMAN KERJA

PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN GURU SLTP SETARA D- III DI KANTOR INSPEKSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

KABUPATEN BANDUNG.

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Studi Administrasi Pendidikan.

Oleh:

Muniroh Abadiyah

NIM: 979668

PROGRAM PASCA SARJANA ( S2 )

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul "

EFEKTIFITAS PANDUAN PEDOMAN KERJA PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN GURU SLTP SETARA D - III DI KANTOR INPEKSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BANDUNG", ini

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 1 Pebruari 2000 Yang Membuat Pernyataan

(Muniroh Abadiyah)

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Moch Idochi Anwar, M. Pd.

Pembimbing II.

Prof. Dr. H.E. Kusmana, M. Pd. ( Aim ).

(4)

A B S T R A K

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi objektif guru SLTP yang akan turut menjadi pertimbangan dalam menentukan program-program yang lebih relevan, agar mencapai kualifikasi D-III, dengan proses pendidikannya menerapkan pendekatan Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Dengan demikian guru - guru tidak perlu meninggalkan tugas pokoknya sehari-hari, merekadapat belajar sambil bekerja.

Sesuai Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional No: 438/C/Kep/C/1992 tentang petunjuk pelaksanaan tugas

Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis dalam melaksanakan sebagian tugas

pembinaan guru saat ini diarahkan pada upaya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan melalui berbagai bentuk dan jenis penataran kualifikasi dan penyegaran, pelatihan ulang (retrainging) guru mata pelajaran dalam rangka alih

spesialisasi.

Adapun fokus utama penelitian ini terletak pada pengkajian atas program

Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Masalah pokok penelitiannya adalah "Bagaimanakah Efektivitas Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III.

Dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif - kualitatif melalui studi dokumentasi, wawancara, dan observasi maka ditemukan hasil penelitian sebagai berikut:

a) Keterlambatan dan tidak sesuai jumlah serta jenis bahan ajar maupun Lembar Jawaban

Tugas Mandiri (LJTM) yang di kirim, b) Tutor masih melaksanakan kegiatan seperti

guru kepada murid atau dosen kepada mahasiswa, c) Pengumuman hasil ujian yang tidak

sesuai ketentuan.

Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III dengan menggunakan Panduan Pedoman Kerja pada dasarnya dapat dilaksanakan secara efektif karena semua

kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan sesuai prosedur

yang ada. Namun disarankan tentang seleksi calon mahasiswa untuk memperoleh data

yang akurat, maka ± 1 tahun sebelum penyelenggaraan program sudah diketahui oleh

berbagai pihak, dan seleksi tutor diperlukan

adanya test baku untuk mengukur

persyaratan tutor, disamping agar mencantumkan jadwal pengiriman modul. Oleh karena

itu diharapkan adanya pengelolaan yang profesional melalui berbagai kegiatan penataran

dan pembinaan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

(5)

DAFTAR ISI

JUDUL I

PERNYATAAN II

PERSETUJUAN PENGESAHAN Ill

KATA PENGANTAR IV

UCAPAN TERIMA KASIH VI

ABSTRAK VIII

DAFTAR ISI IX

DAFTAR GAMBAR XI

DAFTAR LAMPIRAN XII

BAB- I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 10

D. Manfaat Penelitian 10

E. Kerangka Berpikir dan Pola Penelitian 14

F. Premis Penelitian 15

BAB- II TINJAUANPUSTAKA

A. Pendekatan Sistim Administrasi dalam Konteks Penggunaan

Pedoman Kerja dan Pengelolaan Guru Profesional 17

1. Konsep Administrasi Pendidikan 17

2. Konsep Panduan Pedoman Kerja 25

3. Konsep Pengelolaan Program 27

B. Usaha Peningkatan Mutu Guru 34

1. Pengembangan Guru 34

2. Tinjauan dan strategi Pengembangan Guru 36

3. Bentuk Pengembangan Guru 40

C. Guru Sebagai Sub Sistem di Dalam Manajemen Pendidikan 46

1. Peran Guru 47

2. Tugas Guru 49

D. Pengelolaan Peningkatan Mutu Guru Profesional 52

(6)

1. Organisasi Profesi Guru

52

2. Pendidikan Dalam Jabatan Guru

57

E. Kesimpulan Hasil Studi Literatur

59

BAB- III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

62

B. Subyek Penelitian

63

C. Pengumpulan Data

64

D. Langkah - Langkah Penelitian

71

E. Pengolahan Data

74

F. Prosedur Analisa

76

BAB- IV HASIL DAN PEMBAHASANNYA

A. Hasil Penelitian

83

1. Pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP

Setara D-III

83

2. Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Dalam Proses

Pengelolaan Program Penyetaraan D- III Guru SLTP

123

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Program Penyetaraan

Guru SLTP Setara D- III

128

B. Pembahasan Penelitian

133

1. Pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP

Setara D-III

]34

2. Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Dalam Proses

Pengelolaan Program Penyetaraan D- III Guru SLTP

150

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Program Penyetaraan

Guru SLTP Setara D- III

154

BAB- V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

,74

B. Saran-saran

,7fi

DAFTAR KEPUSTAKAAN

]7g

LAMPIRAN-LAMPIRAN

18Q

(7)

DAFTAR GAMBAR

No

1. Organisasi Pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru

SLTP Setara D - III 3

2. Alur Hubungan Pedoman Kerja dan Proses Penilaian

Kinerja 5

3. Kerangka Berpikir Pola Penelitian 13

4. Pola Penelitian 14

5. Wilayah KerjaPengelola Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D - III

Hal

18

6. Unsur yang membuat Substansi Administrasi Pendidikan

Itu Dinamis di Ikat Oleh Sistim Administrasi 19

7. Koordinasi Dari Spesialisasi dalam Organisasi 24

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No

1. Data Dokumentasi j

2. Hasil Observasi v

3. Format Tabulasi Data x

4.

Surat Penunjukan Pemimbing Penulisan Tesis Program Magister (S2)

Angkatan 1997/1998 t xviii

5.

Surat Permohonan Untuk Mengadakan Penelitian di Kantor Inpeksi

Depdikbud Kabupaten Bandung , xjx

6. Surat Keterangan Kegiatan Penelitian dari Kepala Seksi Pendidikan

Dasar Kantor Inpeksi Depdikbud Kabupaten Bandung

xx

7. Matrik Penelitian xxi

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakanp;

Dalam Keputusan Mendiknas Nomor : 0318/U/1994, tentang Penyetaraan

Guru SLTP yang dinyatakan dalam pasal 2, ayat (2) bahwa tujuan Penyetaraan

adalah untuk meningkatkan mutu dan kualifikasi guru SLTP yang telah berdinas

supaya memiliki kualifikasi Pendidikan Diploma III terutama yang berkaitan dengan

peningkatan kemampuan profesional, dan berdasarkan Surat Edaran Direktorat

.Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Guru Dan

Tenaga Teknis Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 325/C5/I/1992 tanggal 16

April 1992 tentang penyelenggaraan penyetaraan guru SLTP setara D-III. Dengan

meningkatnya kualifikasi para guru, mutu pendidikan di SMP diharapkan akan

meningkat lebih baik. Tetapi sebenarnya penyetaraan ini tidak semata - mata

bertujuan sekedar agar guru-guru SMP memenuhi syarat formal pendidikan setara

D-III, lebih penting dari itu adalah: (1) Memiliki kepribadian yang mencerminkan

pemahaman, (2) Menguasai konsep dan prinsip kependidikan yang melandasi

pelaksanaan tugasnya sebagai guru, (3) Menguasai konsep dasar dan cara berfikir

dalam bidang studinya, (4) Menguasai cara memilih, menata, dan mengembangkan

materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum SLTP yang berlaku, (5) Mampu

menerapkan konsep dan prosedur pembelajaran dalam bidang studinya, (6) Peka,

tanggap dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologj dan

masyarakat (lingkungan).
(10)

Untuk Propinsi Jawa Barat program penyetaraan guru SLTP setara D-III ini, sudah berjalan sejak tahun 1992/1993. Pesertanya adalah guru-guru bidang studi IPA,

Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, guru bidang studi IPS dan PPKN baru periode tahun 1999/2000. Bagi guru-guru SLTP yang berlatar belakang pendidikan D-I, PGSLTP, dan PGSMTP dengan menempuh waktu belajar 3 (tiga) tahun di mulai dari semester 4 s/d 9 (enam semester), dan guru-guru SLTP yang berlatar belakang pendidikan D-II dengan menempuh waktu belajar 1 '/2 (satu setengah) tahun di mulai dari semester 7 s/d 9 (tiga semester).

Disadari sepenuhnya bahwa kondisi objektif guru SLTP akan turut menjadi pertimbangan dalam menentukan program-program yang lebih relevan, sehingga program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III merupakan program pendidikan dalam jabatan (in-service training) untuk meningkatkan mutu guru SLTP agar

mencapai kualifikasi D-III. Proses pendidikannya menerapkan pendekatan Sistem

Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Program ini dapat diikuti oleh guru-guru yang karena

berbagai alasan tidak dapat mengikuti program secara tatap muka baik di UPI,

STKIP, ataupun FKIP tatap muka. Dengan demikian guru-guru tidak perlu

meninggalkan tugas pokoknya sehari-hari. Mereka dapat belajar sambil bekerja

(learning while earning). Diharapkan proses peningkatan mutu guru akan berdampak

positiflangsung terhadap upaya perbaikan proses belajar di SLTP.

(11)

sama atau kolaborasi antara Universitas Terbuka sebagai Unsur Ditjen Dikti dan Dit. Dikgutentis sebagai Unsur Ditjen Dikdasmen. Dalam sistem penyelenggaraan program diadakan pembagian tugas dan tanggung jawab. yang berkenaan dengan substansi, sistem dan prosedur akademik dan pengelolaan proses pendidikan tinggi merupakan tugas dan tanggung jawab Universitas Terbuka. Yang berkenaan dengan pendanaan, logistik dan pengelolaan operasional kelompok belajar di daerah menjadi tugas dan tanggung jawab Ditjen Dikdasmen dengan dukungan proyek pembangunan di Pusat dan di daerah. Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut:

UT

Bidang Pendidikan

Guru Kanwil

Depdiknas Propinsi

Jawa Barat

- Pengelola Instansi

Terkait

UPBJJ Bandung

[image:11.595.65.485.282.558.2]

UPBJJ Bogor

Gambar 1: Organisasi Pengelolaan Program Peningkatan

Mutu Guru SLTP Setara D-III.

(12)

atau daya penggerak semua sumber-sumber dan alat-alat ( resources) yang tersedia bagi suatu organisasi (Siagian, 1989:6) Resources itu digolongkan kepada dua

golongan besar yaitu 1) Human resources. 2) Non human resources. Jadi dikatakan

bahwa sukses atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung atas kemampuan para pimpinannya untuk menggerakkan sumber-sumber data dari alat-alat tersebut, sehingga penggunaannya berjalan dengan efektif

dan efisien juga produktif.

Dalam merealisasikan pencapaian tujuan organisasi dipersyaratkan bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja serta tanggung jawabnya dalam melaksanakan tercapainya tujuan organisasi (Soewarno, 1990:45).

Pernyataan diatas, menunjukkan bahwa penyusunan organisasi dengan pengelompokan pekerjaan atas dasar fungsi ini disesuaikan dengan

tugasnya.

Uraian tugas merupakan pedoman kerja yang memberi arah mengenai

bagaimana, mengapa, bilamana, serta prosedur apa yang digunakan, perilaku dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut (job content), alat bantu kerja, suasana sosial dan rencana tugas, sedangkan persyaratan tugas diperlukan untuk mengetahui persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh seseorang sebagai dasar

untuk memangku suatu tugas dalam setiap bidang pekerjaan (Moekijat,

1992:60-61).

Uraian tugas yang ada pada setiap bidang pekerjaan dalam organisasi, akan memberikan keuntungan kepada setiap pekerja dalam organisasi tersebut untuk

dapat bekerja secara teratur, terarah dan tercapainya tujuan yang diharapkan, lebih lanjut dikatakan mengenai kegunaan uraian tugas bagi pihak manajer bahwa uraian tugas dibutuhkan untuk menilai kineria karyawan, seperti yang diutarakan

(13)

Uraian tugas menjadi acuan utama yang memberi arti bagi standar kinerja sehingga uraian tugas berfungsi sebagai alat untuk penilaian kinerja, tingkat pelaksanaan tugas merupakan dasar untuk menilai karyawan, uraian tugas

merupakan piranti, bahwa manajer untuk menentukan apakah karyawan melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawabnya ?

Dengan demikian dapat digambarkan alur hubungan pedoman kerja dengan proses pengelolaan diatas, pada skema berikut:

Organisasi Kerja sama dua orang/leb ih dalam Kiner mencap: tujuan inerja ai Pedoman kerja Umum Diatur melalui struktur organisasi mengenai bidang tugas, tanggung jawab dan wewenang A n a li s a tu ga Pedoman kerja Khusus Pelaksaan kerja Uraian tugas Gob 4 ^ Memb

content) ~~* eri

[image:13.595.58.508.182.469.2]

fungsi arah sebagai standar kerja Menen yr Persyara tukan tan jabatan (job specific - • orang yang tepat ation) Hasil kerja dengan standart kerja

Gambar 2: Alur Hubungan Pedoman Kerja dan Proses Penilaian Kinerja

Berdasarkan uraian dan skema di atas, terlihat betapa pentingnya panduan

pedoman kerja bagi terselenggaranya tugas-tugas setiap pekerja dalam organisasi

secara benar dan bagi pihak pimpinan berguna sebagai alat untuk menilai karya pekerjanya. Secara umum panduan pedoman kerja diperlukan oleh setiap pelaksana, pada organisasi manapun, besar atau kecil, baik yang diselenggarakan oleh swasta

(14)

Adapun tugas dan wewenang Kantor Inspeksi Depdiknas Kabupaten atau

petugas yang ditunjuk adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program penyetaraan Guru SLTP Setara

D-III di Kabupaten setempat.

b. Mengajukan usul calon mahasiswa dan calon tutor kepada Kanwil Diknas (bidang

pendidikan guru).

c. Membantu kelancaran pelaksanaan registrasi, distribusi bahan ajar dan kegiatan

pembelajaran.

d. Melaksanakan tugas dan kegiatan yang diatur dalam panduan pengelolaan,

termasuk mendukung pelaksanaan kegiatan akademis.

e. Melaksanakan pemantauan dan pembinaan terhadap pelaksanaan program di

Kabupaten setempat.

f. Melakukan koordinasi dengan unsur yang terkait.

g. Membuat laporan berkala dan insidental tentang pelaksanaan program

penyetaraan Guru SLTP Setara D-III sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam

panduan penyelenggaraan program.

Pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III masih menghadapi

banyak kendala yang harus dibenahi antara lain: Apakah penggunaan panduan

pedoman kerjaproses pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III

sudah efektif ? Persoalan efektivitas pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP

Setara D-III

ini sebetulnya ditentukan oleh banyak faktor diantaranya berkaitan

(15)

1. Apakah isi panduan pedoman kerja yang tidak dapat diterapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung ?

2. Apakah para pengelola tidak menjalankan rambu-rambu (petunjuk) yang telah ditentukan, karena tidak tahu (tidak paham) apa yang seharusnya dikerjakan, akibat dari tidak adanya pembagian tugas yang sesuai dengan tanggung jawab

masing-masing ?

Adanya pembagian tugas pekerjaan itu adalah keharusan di dalam sebuah

organisasi agar tidak terjadi Crossing, doubiures dan over lapping. Demikian pula

Taak verdeling dan Taak af bakening atau batasan-batasan yang jelas di dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Berdasarkan gambaran data peserta program penyetaraan D-III yang diperoleh dari Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung dari tahun pertama 1992/1993 sampai tahun 19*89/1999 adalah sebagai berikut :

- Jumlah mahasiswa seluruhnya = 890 orang = 100 %

- Yang menerima ijasah = 301 orang = 33,82 %

- Yang belum di wisuda & belum adm = 242 orang = 27,19 % - Yang belum lulus (bermasalah) = 347 orang = 38,99 %

Jumlah = 890 orang = 100 %

Sedangkan isi panduan pedoman kerja program penyetaraan D-III guru SLTP

( Depdiknas, 1993) adalah sebagai berikut:

PPD SM-0 : Struktur kurikulum sebaran dan deskripsi mata kuliah

PPD SM-1 : Sistem penyelenggaraan .

[image:15.595.73.495.293.557.2]
(16)

PPD SM-3 PPD SM-4 PPD SM-4a PPD SM-4b PPD SM-4c PPD SM-4d PPD SM-4e PPD SM-5 PPD SM-6 PPD SM-7 PPD SM-8 PPD SM-9 PPD SM-10

Panduan distribusi berkas registrasi dan bahan ajar . Panduan kegiatan kurikuler di laboratorium dan lapangan

Panduan pelaksanaan praktikum IPA .

Panduan disain dan pembuatan alat peraga IPA .

Panduan studi lapangan IPA .

Panduan praktikum workshop matematika . Panduan praktikum komputer 1 .

Panduan tutorial.

Panduan evaluasi dan ujian .

Pemantapan Pengalaman Lapangan.

Panduanpenyiapan tenaga tutor dan pengelola daerah .

Panduan pola Akreditasi.

Panduan administrasi pengelolaan

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Melihat fenomena yang terjadi di lapangan, maka fokus utama penelitian ini adalah membahas manajemen sistem panduan pedoman kerja yang dijadikan acuan dalam pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung.

"Bagaimanakah efektivitas penggunaan panduan pedoman kerja proses pengelolaan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung" ?

Masalah pokok penelitian seperti dirumuskan di atas, dapat dirinci pada

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apa saja proses pengelolaan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Depdiknas Kabupaten Bandung?

a. Kegiatan proses Perencanaan bahan ajar, proses belajar dan bahan ujian

(17)

b. Kegiatan proses Pelaksanaan bahan ajar, proses belajar dan bahan ujian serta proses registrasi, evaluasi hasil belajar dan distribusi ?

c. Kegiatan proses Evaluasi bahan ajar, proses belajar dan bahan ujian serta

proses registrasi, evaluasi hasil belajar, dan distribusi ?

2. Apakah penggunaan panduan pedoman kerja (PPD) dalam proses pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Dep Dikbud Kabupaten Bandung dapat dilaksanakan secara efektif ?

a. Apakah pengelola sudah melaksanakan tugas dan kegiatan yang diatur

dalam panduan ?

b. Apakah pengelola dalam merekrut calon mahasiswa dan calon tutor sesuai

dengan rambu-rambu (ketentuan) yang berlaku ?

c. Apakah pengelola melaksanakan pemantauan dan pembinaan yangefektif ? d. Apakah pengelola melakukan koordinasi dengan unsur-unsur terkait ? e. Apakah pengelola membuat laporan baik berkala dan insidental ?

3. Apa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam pengelolaan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Bandung?

a. Faktor apa yang menjadi kekuatan pendorong dan penghambat utama ? b. Bagaimana keterkaiatan antara kekuatan pendorong dan kekuatan

penghambat?

c. Faktor mana yang paling dominan sebagai kekuatan kunci pengelolaan

(18)

d. Dalam aspek Panduan Pedoman Kerja yang mana perlu disempurnakan

untuk meningkatkan efektivitas ? C. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Efektivitas Penggunaan

Panduan Pedoman Kerja Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III

di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten

Bandung.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka tujuan pokok yang ingin dicapai melalui

penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran yang gamblang tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi: Bahan Ajar , Proses Belajar, Bahan Ujian, Registrasi, Evaluasi dan

Distribusi.

2. Memperoleh data tentang Efektivitas Penggunaan Panduan Pedoman Kerja

dalam Proses Pengelolaan Program.

3. Untuk mengetahui faktor pendorong, penghambat serta harapan yang dihadapi

oleh pengelola.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan yang

berharga bagi banyak pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem pendidikan

nasional. Bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam urusan pembinaan

kemampuan profesional tenaga kependidikan di jajaran Instansi Departemen

Pendidikan Nasional termasuk di dalamnya Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,

Kepala Kantor Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat. Hasil

(19)

penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam menentukan

program-program pembinaan profesional tenaga kependidikan.

Disamping itu hasil penelitian ini dapat digunakan secara praktis, khususnya

dalam pembinaan dan peningkatan mutu guru yang dilakukan Kantor Inspeksi

Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan salah satu rujukan dalam membuat kebijakan oleh pengelola program baik

pada tingkat lokal, regional, maupun tingkat pusat sebagai masukan bagi

rumusan-rumusan kebijakan lebih lanjut untuk wilayah atau propinsi lain yang berkarakteristik

sama dengan propinsi Jawa Barat. E. Kerangka Berfikir dan Pola Penelitian

Penelitian ini akan membahas mengenai efektivitas penggunaan panduan

pedoman kerja pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP Setara D-III

di lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten

Bandung. Yang menjadi pusat perhatian dari pedoman kerja tersebut meliputi:

Komponen-komponen bahan ajar, proses belajar, dan bahan ujian serta proses

registrasi, evaluasi hasil belajar dan distribusi.

Begitu kompleksnya keterkaitan antara komponen dalam Program

Peningkatan Mutu Guru SLTP Setara D-III memerlukan adanya pengelolaan yang

memungkinkan hasil yang efektif, efisien dan produktif terhadap keberhasilan

mahasiswa (guru SLTP).

Produktivitas suatu program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III dapat

dilihat dari sekurang-kurangnya dua kriteria yaitu

: (1). Dari sudut masa

(20)

penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Masa penyelesaian studi bukan hanya berkenaan dengan banyaknya lulusan dari peserta program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III, tetapi juga dilihat dari ketepatan waktu penyelesaiannya pada program tersebut. Kualitas lulusan berkenaan dengan kualitas kemampuan akademik dan/atau

kemampuan profesional serta karakteristik kepribadian para lulusan. Keduanya

sangat di pengaruhi oleh efektivitas dan efisiensi pengelolaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Efektivitas berkenaan dengan performansi sistem

pengelolaan program untuk mencapai hasil atau out-put yang diharapkan, sedangkan efisiensi berkenaan dengan pemakaian sumber-sumber atau in-put yang terbatas

dalam waktu yang telah ditentukan.

Sebagai suatu sistem, program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III memiliki

tiga komponen utama yang saling terjalin, yaitu komponen: In-put, Proses, dan Out

put. Pencapaian out-put tidaklah semata-mata ditentukan oleh mahasiswa sebagai in put, tetapi juga ditentukan oleh prosesnya, yaitu komponen : bahan ajar, proses

belajar, bahan ujian serta proses registrasi dan evaluasi hasil belajar.

Secara rinci kerangka berpikir di sini dapat digambarkan sebagaimana di lihat pada gambar 3 di halaman berikut:

(21)

Bidang Pendidikan

[image:21.595.33.558.78.757.2]

Guru

Gambar 3.

Kerangka Berfikir dan Pola Penelitian

Kantor Inspeksi Depdikbud Kabupaten Bandung

Program Peningkatan Mutu

Guru SLTP Setara D-III

Rekruetmen / Pemerataan Guru. Tutor. Modul TM, Praktikum, PKM UAS. Nilai. o

Program yang dilaksanakan secara riil

In-put -> Proses -• Out-put Rekrutmen Guru SLTP D-I, D-II, PGSLTP, PGSMTP

- Bahan belajar - Proses belajar - Bahan ujian - Registrasi Evaluasi Menghasilkan Guru SLTP yang berkua-Iifikasi D-III Cara Menang-gular.gi Anvulen. Foto copy. Pemadatan. Pengiriman langsung. ULKUS. Langkah-lanekah Musyawarah autar Instansi. Menambah Biaya Jemput Bola. Membentuk KM. Sentralisasi. Tugas & Tanggung jawab Pengelola

- Usui Calon Maha siswa dan Tutor.

- Bertanggung jawab

Membantu Kelan caran. Pelaksanaan Tugas.

- Pemantauan dan

Bimbingan/Pembi-Naan - Koordinasi.

- Membuat Laporan.

(22)

2. Pola Penelitian

Dari masalah fokus penelitian " Bagaimanakah efektivitas penggunaan Pedoman Kerja pengelolaan Program Peningkatan Mutu Guru SLTP Setara

D-III di Lingkungan Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten

Bandung maka gambarannya sebagai berikut : 1) adanya masalah /

[image:22.595.40.540.279.562.2]

Problematik, 2) mengetahui tujuan yang hendak dicapai, 3) ditunjang oleh tinjauan pustaka, 4) menentukan metode penelitian, 5) memperoleh hasil dan pembahasan, 6) kesimpulan, apakah akan menjawab dari masalah / problematik tersebut ? sehingga kalau digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4

Pola Penelitian

Masalah

Problematik V Tujuan

->

Kajian Pustaka

r

VV *

Metode Penelitian

*

Hasil dan Pembahasan

Hipotesis

-• Kesimpulan

(23)

F. Premis Penelitian

Uraian tugas yang merupakan tanggung jawab dari kegiatan pengelola dalam penyelenggaraan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III merupakan kegiatan memimpin, maka sesuai dengan fokus studi ini penekanannya kepada panduan pedoman kerja pengelolaan program, tanpa mengurangi arti dan peranan lainnya karena merekalah yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan di lapangan (Made Pidarta, 1995:40). Pentingnya peranan pemimpin dalam suatu organisasi dapat dilihat dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Thomas Day dan Lord (1988) seperti yang dikutip oleh Hoy dan Miskel (1992:251) melihat kepemimpinan sebagai konsep kunci di dalam memahami dan meningkatkan organisasi itu berarti bahwa pemimpin berperan sebagai penentu arah, penggerak dan pengendali penyelenggaraan kegiatan agar efektif,efisien dan terarah kepada pencapaian tujuan.

Dari apa yang menjadi fokus studi, maka masalah efektivitas penggunaan panduan pedoman kerja pengelolaan program merupakan hal yang menarik untuk dikaji.

Premis 1 : Pedoman kerja merupakan suatu acuan ataupun tuntunan bagi pengelola untuk membuat prosedur kerja yang perlu di tempuh, sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan program peningkatan mutu guru SLTP setara D-III dan mengevaluasi kegiatan tersebut yang dilakukan dan menggunakannya sebagai umpan balik untuk kepentingan peningkatan

mutu guru SLTP setara D-III. (Depdiknas, 1993).

Premis 2 : Sistem dan mekanisme pengelolaan terpadu sumber daya ialah: Keterkaitan berbagai unit kerja dalam proses administrasi yang berlangsung secara teratur melalui siklus tertentu dan menunjukkan dengan jelas siapa melakukan apa, kapan dilaksanakan, bagaimana melakukannya. dan untuk apa dilakukan. dalam mengelola sumber daya (unsur penunjang pelaksanaan kegiatan) yang terdiri dari tenaga, dana, serta sarana dan prasarana (Depdiknas, 1999).

(24)

Premis 3 : Pengelolaan terpadu sumber daya berfungsi sebagai upaya nyata dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya di lingkungan Depdikbud sedangkan tujuannya adalah meningkatkan hasil kerja, dengan menerapkan lebih intensif azas kordinasi, integrasi dan sinkronisasi (Depdiknas, 1999).

Premis 4 : Koordinasi adalah proses menyatukan aktivitas dari bagian yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif (Depdiknas, 1999).

Premis 5 : Efektivitas dan efisiensi merupakan tujuan dari manajemen. Program yang efektif dalam arti mencapai tujuan. Harus dijalani dengan proses yang efisien dalam arti mendayagunakan semua sumber sesuai dengan porsi yang telah ditetapkan (George E. Ridler & Robert J. Shockley,

1989).

(25)
(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang

suatu perisiiwa atau perilaku manusia yang sedang melaksanakan suatu kegiatan

dalam organisasi, sehingga metoda yang dianggap tepat untuk penelitian ini adalah

metoda analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif ( Bogdan dan

Biklen; 1982:31).

Dalam penelitian ini data diambil dari :

a. Data yang berkaitan dengan : Perencanaan - Pelaksanaan - Evaluasi tentang

bahan belajar, proses belajar, bahan ujian, proses registrasi, evaluasi dan

distribusi.

b. Data tentang Efektifitas Penggunaan Panduan Pedoman Kerja yang dijadikan

acuan sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan. 2) Usui calon mahasiswa dan tutor.

3) Melaksanakan tugas dan kegiatan selama Program Penyetaraan Guru SLTP

Setara D-III berlangsung, 4) Pemantauan dan pembinaan, 5) Koordinasi,

6) Pembuatan laporan berkala dan insidental tentang pelaksanaan program

penyetaraan Gum SLTP Setara D-III.

c. Data tentang pendorong, penghambat serta harapan yang dihadapi pengelola.

(27)

B. SUBJEK PENELITIAN

Yang dimaksud dengan subjek penelitian dalam hal ini merujuk kepada

populasi, sampel dan sumber data dalam penelitian ini:

Sudjana (1982 : 5) mengemukakan bahwa populasi dan sampel pada dasarnya

mengacu kepada "totalitas semua nilai yang mungkin. hasil perhitungan

ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik

tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin

dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi.

Adapun sebagian dari populasi yang diambil untuk diteliti, baik anggotanya

maupun karakteristiknya yang ingin dipelajari, dinamakan sampel atau

contoh. Sampel dalam penelitian ini berupa informan, yaitu "orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian" (Moleong, 1990 : 90).

Populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi karakteristik yang dapat

memberikan informasi yang akurat tentang mekanisme komponen-komponen terkait

dalam : Penggunaan Panduan Pedoman Kerja. Selain itu juga informasi mengenai

pemberdayaan peran dan fungsi unsur-unsur terkait termasuk satuan-satuan lembaga

pendidikan dalam pengelolaan program serta Kanin (Jajaran), Tutor, mahasiswa

tentang gambaran hasilnya dan upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk

mencapai hasil yang optimal.

Sampel dalam penelitian ini tidak merupakan sampel acak, tetapi sampel

bertujuan dengan ciri-ciri berikut : I). Rancangan sampel yang muncul.

sampel tidak dapat ditemukan atau ditarik terlebih dahulu. 2) Penentuan

sampel secara bemrutan, 3) Penyesuaian berkelanjutan dari sampel dan 4)

Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pcngulangan (Moleong, 1990).

Penelitian sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik "bola salju" atau

snowball sampling technique (Bogdan &Biklen, 19982 : Moleong, 1990). Dengan

teknik ini diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi yang memadai, dan dapat

(28)

memperiuas informasi yang telah dipcroleh terlebih daliulu sehingga dapat dipertentangkan atau dapat diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui.

C. PENGUMPULAN DATA. 1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan teknik pengumpulan data sesuai dengan karakteristik pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah studi dokumentasi. wawancara dan observasi.

a. Teknik Dokumentasi.

Teknik telaah dokumen atau studi dokumentasi, digunakan untuk

memperoleh sejumlah data dan informasi berkenaan dengan gambaran Panduan Pedoman Kerja yang dijadikan acuan, dalam proses pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. Teknik ini banyak berkaitan

dengan upaya memperoleh informasi tentang dokumen itu ditulis/dibuat. Substansi yang dijadikan bahan kajian dari setiap dokumen, dikaitkan

dengan peranan pengelolaan yang menyangkut: 1) Tanggung jawab terhadap

pelaksanaan, 2) Merekrut calon mahasiswa dan mcrekrut calon tutor, 3) Melaksanakan tugas dan kegiatan selama Program Penyetaraan Gum

SLTP Setara D-III berlangsung, 4) Pemantauan dan pembinaan, 5)

Koordinasi, 6) Pembuatan laporan berkala dan insidental tentang

pelaksanaan program penyetaraan Guru SLTP Setara D-III. b. Teknik Wawancara.

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi dari

pikiran, perasaan, pendapat. pengetahuan orang-orang yang terlibat proses

(29)

pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di Kantor Inspeksi

Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung. Penggunaan teknik ini

didasarkan pada pertimbangan John W. Best (1982:215), yang mengemukakan

bahwa :

Dibidang-bidang yang berhubungan dengan motivasi manusia seperti

terungkap dalam alasan bertindak mereka, perasaan dan sikap manusia dan

sebagainya, wawancara boleh jadi merupakan teknik yang efektif.

c. Teknik Observasi.

Teknik observasi digunakan untuk memperoleh sejumlah data tentang konteks

nyata penggunaan pedoman kerja yang dijadikan acuan pengelolaan proses Program

Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan

Nasional Kabupaten Bandung.

Dihubungkan dengan problematik penelitian, maka aspek-aspek yang di

observasi tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Perilaku pengelola dalam mempersiapkan kegiatan program penyetaraan yang

mencakup rekrutmen baik mahasiswa maupun tutor sesuai atau tidak dengan

rambu-rambu yang telah ditentukan.

2. Perilaku pengelola dalam melaksanakan kegiatan tugas dan kegiatan semenjak

menilai atau awal sampai akhir kegiatan apakah melihat aturan dalam panduan

pedoman kerja pengelola.

3. Perilaku pengelola dalam mengevaluasi baik yang menyangkut pemantauan dan

pembinaan serta upaya-upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan/

(30)

menyempurnakan terhadap penyelenggaraan Program Penyetaraan D-III Guru

SLTP agardapat meningkatkan efektivitas.

4.

Lingkungan kerja pengelola dalam melakukan koordinasi baik antar teman satu

instansi atau dengan teman di instansi lain yang terkait.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Bogdan & Biklen (1982 : 73-74) mengungkapkan bahwa keberhasilan suatu

penelitian naturalistik atau kualitatif tergantung kepada ketelitian dan

kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti. Untuk

penelitian ini peneliti melengkapi diri dengan :

a. Tape Recorder : Penggunaan tape recorder ini didasarkan pada pertimbangan

bahwa, penulis sebagai peneliti, kurang mampu merekam dengan cepat melalui

tulisan tangan tentang apa-apa yang dikemukakan responden pada saat

wawancara berlangsung.

b. Catatan/Laporan Lapangan : Catatan/laporan lapangan bcrisi deskripsi informasi

dari sejumlah data yang diperlukan berdasarkan kelompok data dan sumber data.

c. Lembar Rangkuman : Lembar rangkuman mempakan bahan pokok untuk

menjawab problematik penelitian secara menyelumh. Isinya mempakan

rangkuman-rangkuman setiap permasalahan yang diteliti.

Penulis mencoba merekonstruksi sendiri instrumen penelitian ini dan

sekaligus melakukan judgment yang digunakan sebagai acuan global.

1) Bahan Ajar, a. Tahap persiapan.

Proses perencanaan tentang bahan belajar yang dilakukan pengelola meliputi :

(31)

• Cara mengajukan aiokasi jumlah mahasiswa kepada pihak proyek Kanwil

Depdiknas Propinsi Jawa Barat (Bidang Pendidikan Guru).

• Buku katalog untuk melihat bidang studi yang akan diajarkan (ditutorialkan)

pada masing-masing semester dan masing-masing jurusan.

• Cara mempersiapkan kegiatan program secara administrasi berhubungan

dengan bahan belajar/modul.

b. Tahap Pelaksanaan.

• Cara pengambilan modul, baik di Kanwil Propinsi (Bidang Pendidikan

Gum) maupun melalui pengiriman langsung dari UT Pusat/Dikgutentis.

• Mengelompokkan masing-masing bidang studi sesuai dengan jurusan dan

semester yang sedang dilaksanakan.

Membagikan kepada mahasiswa sebagai Peserta Penyetaraan D-III Gum

SLTP.

• Cara menerima dan mendistribusikan modui. c. Tahap Pengawasan.

Apakah buku yang dikirimkan sesuai dengan jumlah mahasiswa.

Apakah buku yang dikirimkan sesuai dengan jenis mata kuliah untuk

semester yang telah ditentukan. 2) Proses Belajar

a. Tahap Perencanaan / Persiapan.

Cara merekmt tutor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

(32)

Cara mencari lokasi sekolah/tempat yang akan dipakui oleh mahasiswa

dalam tutorial.

• Membuat jadwal kegiatan tutorial.

Mengirimkan tutor/guru yang memenuhi kriteria tersebut untuk mengikuti

penataran di tingkat wilayah.

b. Tahap Pelaksanaan.

Melayani kebutuhan tutor dan mahasiswa bersifat akademik yang diperlukan

dalam kegiatan tutorial.

Menunjuk salah satu mahasiswa sebagai koordinator dalam penyelenggaraan

program.

Membuat catatan-catatan administrasi. yang dapat membantu di dalam

kelancaran proses belajar.

c. Tahap Pengawasan.

Cara membuat absensi tentang kehadiran mahasiswa dan kehadiran tutor,

serta pengelola itu sendiri.

Cara memberi motivasi dengan melihat kegiatan proses tutorial di

lokasi/tempat penyelenggaraan.

3) Bahan Ujian

a. Tahap Perencanaan.

Bahan ujian pada penyelenggaraan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara

D-III terdiri dari Tugas mandiri, Praktikum, PKM. UTS. serta UAS. Perencanaan

meliputi

(33)

Cara membuat jadwal dari masing-masing kegiatan.

Mencari lokasi/tempat ujian.

Menyediakan sarana/fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan ujian tersebut.

Menghubungi instansi terkait (yang termasuk dalam koordinasi).

Menentukan pengawas/penguji/pembimbing.

b. Tahap Pelaksanaan.

• Mengadakan rapat sebelum kegiatan berlangsung.

Mengambil soal di Instansi terkait yang telah ditentukan berkenaan dengan

tugas mandiri dan praktikum.

Kalau PKM membuat kelompok mahasiswa baik menyangkut jumlah dan

jurusan.

• Mengirimkan hasil yang telah dikerjakan oleh mahasiswa.

c. Tahap Pengawasan.

Mengecek administrasi mahasiswa yang berkaitan dengan bahan ujian :

Praktikum, PKM, UTS, UAS, dan Tugas Mandiri.

Mengecek tugas apa saja yang belum diserahkan hasil pekerjaan mahasiswa

kepada Instansi terkait.

4) Registrasi

a. Tahap Perencanaan.

Cara merekmt calon mahasiswa sesuai dengan jumlah dan jurusan yang

diperlukan.

(34)

Mengajukan daftar mahasiswa yang memiliki syarat sebagai calon mahasiswa

Program Penyetaraan D-III.

b. Tahap Pelaksanaan.

• Pengelola mengambil berkas registrasi baik awal, ulang maupun registrasi

susulan ke UTatau Kanwil Depdiknas.

• Cara membagikan kepada mahasiswa untuk diisi sesuai dengan kode

masing-masing.

Membuatjadwalbataspenyerahan registrasi.

Cara mengirimkan kembali registrasi yang telah diisi ke UT Pusat, untuk

memperoleh data pribadi sebagai pengakuan mahasiswa UT.

c. Tahap Pengawasan.

• Menampung keluhan-keluhan atau cara menghadapi hambatan yang terjadi baik

dari mahasiswa yang belum memperoleh kartu mahasiswa (apakah terlambat

pengiriman dari UT kepada mahasiswa atau mahasiswa yang salah pada saat

pengisian kolom registrasi).

• Dari pengelola (Instansi terkait) untuk memperoleh katalog registrasi dengan

mudah dan cepat, jenis registrasi awal. ulang. HER. tidak seperti bola pingpong

pergi ke kantor Pos (tidak ada), ke UPBJJ (tidak ada), ke Bidang pendidikan

Gum juga sama yaitu tidak ada 5) Evaluasi dan Distribusi

a. Tahap Perencanaan.

(35)

Cara mengumpulkan data-data dari awal kegiatan Program Penyetaraan

D-III Gum SLTP, seperti absensi baik tutor, mahasiswa, dan pengelola, SPJ

tutor dan SPJ pengelola, A'I'K, berila acara (penerimaan modul dan bahan

praktikum).

b. Tahap Pelaksanaan.

Mengadakan rapat akhir kegiatan tutorial tentang : Mahasiswa

-Administrasi - Tutor - Pengelola.

c. Tahap Pengawasan.

Membuat laporan Kegiatan Akhir Program, sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan.

D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN.

Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan data yang

memiliki pola yang pasti, Nasution (1988 : 37) menyatakan bahwa :

Masing-masing peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran

berdasarkan pengalaman masing-masing.

Namun berdasarkan penelitian Lincoln dan Guba terdapat rangkaian prosedur

dasar yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif . Prosedur tersebut meliputi

tahap orientasi, eksplorasi dan member chek.

1. Tahap Orientasi

Setelah peneliti melaksanakan rangkaian tugas pralapangan ; menyusun :

rancangan penelitian, menentukan lokasi pcneliitian dan lain-luin. kcmudian peneliti

mulai melangkah pada tahap orientasi.

(36)

Pada tahap orientasi, penulis melakukan studi kelayakan dan evaluasi

lapangan, peneliti bemsaha memperoleh gambaran umum, gcografi, demografi

kependudukan, gambaran proses penelitian serta segenap unsur lingkungan sosial

fisik atau kultural yang berkaitan dengan masalah yang akan ditulis.

Pada tahap penjajakan ini peneliti melakukan serangkaian aktiiltas, antara

lain ; membaca literatur, yang berkaitan dengan masalah peneliti, mencari data umum penelitian, menghubugi beberapa responden yang berkaitan dengan masalah

penelitian serta melakukan beberapa diskusi dengan beberapa sumber pakar yang

berkaitan dengan masalah yang ditelti, serta memahami konteks sosial kebudayaan

daerah penelitian.

Disamping itu peneliti juga melakukan upaya menciptakan suasana penelitian

yang komunikatif, dengan mencpitakan hubungan antara peneliti dengan subyek

sehingga terwujud komunikasi yang kondusif.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap eksplorasi, setelah perlengkapan penelitian dipersiapkan secara

memadai, selanjutnya peneliti melakukan penggalian atau pcnggumpulan data yang

sebenarnya. Dalam rangkaian ini wawancara dengan responden, dan observasi dilakukan secara terarah, spesifik, intensif dan ekstensif

Disamping melakukan pengamatan terhadap kegiatan responden. peneliti

membuat catatan lapangan hasil wawacnra maupun observasi yang diupayakan

secara teliti, rinci tapi selektif.serta sistemalik.

(37)

Untuk memperoleh informasi yang diharapkan peneliti mempersiapkan

pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Pedoman

wawancara dibuat dalam bentuk pokok-pokok pertanyaan yang terstruktur dan

terklasifikasi namun memungkinkan kernungkinan jawaban terbuka/bebas.

Pedoman observasi disusun sebagai guide line yang memuat indikator

pokok-pokok masalah yang diteliti, yang berfungsi membimbing peneliti menghampiri

permasalahan serta sekaligus mengontrolnya.

Sedang pedoman dokumentasi berisikan kategori dokumen yang harus didata. dikumpulkan dianalisis, dan diinterpretasikan.

3. Tahap Member Check

Pada tahap ini, setiap perolehan dota, baik ketika pengumpulan data

berlangsung maupun setelah seluruh data terkumpul, selalu dikonfirmasikan dan di

cek kembali kepada sumber datanya. Pada tahap ini pula. memanfaatkan beberapa

orang yang termasuk dalam organisasi pengelolaan Program Penyetaraan D-III Guru

SLTP di Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bandung

sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, apakah meiitaati rnmbu-rambu

atau mengacu kepada pedoman kerju yung telah ditentukan. langkah ini dilakukan

guna mengisi konsistensi informasi yang telah dibcrikan responden dalam rangka

memperoleh kredibilitas hasil penelitian.

Nasution (1988 : 112) menjelaskan bahwa " data itu harus diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi. dan selain itu data juga dibenarkan oleh sumber atau informan lainnya.

Dalam rangka member check, peneliti melakukan beberapa kegiatan. yaitu :

(38)

a.

Setiap selesai melakukan wawancara dan observasi, peneliti selanjutnya

mengkonfirmasikannya dengan responden yang bersangkutan untuk memperoleh

kadar konsistensi jawaban.

b. Setelah dilakukan pengolahan hasil wawancara dan observasi (dalam bentuk

catatan lapangan yang sistematik), selanjutnya dilakukan member check ulang

(member re-check), untuk memperoleh keyakinan final akan kebenaran informasi yang diperoleh.

Berkenaan dengan terbatasnya tenaga penulis untuk mengumpulkan selumh

data dan upaya mengkonfirmasikan data termasuk pengakuan kebenaran data yang

diperoleh dari sumber datanya.

E. PENGOLAHAN DATA.

S. Nasution dalam bukunyu Metode Penelitian Kualitatif (1992 : 126)

mengemukakan bahwa analisis data kualitatif adalah proses menyusun data

(menggolong-golongkannya dalam

tenia

atau

kategori)

agar

dapat

ditafsirkan/diinterpretasikan.

Pengolahan data ini juga dilakukan berpedoman pada Bogdan & Biklen

(1982 : 27-29) yaitu pengolahan data secara kualitatif:

1. Sumber data diperoleh secara langsung oleh peneliti. 2. Data diharapkan secara deskriptif.

3. Penekanan diletakan pada proses.

4. Dilakukan lebih bersifat induklif, dan

5. Kebermaknaan sumber data tafsiran peneliti.

Dengan demikian dalam proses analisis data diperlukan daya kreatif dari peneliti

untuk mengolah data tersebut sehingga menjadi bermakna. Penafsiran terhadap

keterangan-keterangan yang ada dijadikan hasil penelitian yang kemudian dirujuk dengan

pendapat/acuan lain.

(39)

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan

mengikuti pedoman sebagai berikut:

1. Selama data dikumpulkan :

a.

Membuat catatan lapangan (hasil observasi dan wawancara yang langsung

dicatat ketika proses berlangsung).

b.

Membuat laporan lapangan berdasarkan catatan lapangan secara lebih rapi dan

lengkap.

c.

Membuat rangkuman lapangan baik hasil observasi, wawancara maupun studi

dokumen.

d.

Mengadakan "member check" terhadap rangkuman laporan lapangan hasil

observasi dan wawancara dengan subjek penelitian bersangkutan, serta mengadakan "audit trail" terhadap rangkuman hasil studi dokumentasi.

e.

Mengadakan perbaikan rangkuman laporan lapangan sehingga data yang

diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh subjek penelitian dan sesuai dengan

sumber aslinya.

f. Memberi kode pada setiap laporan lapangan yang telah diperbaiki. Pemberian

kode dapat dilakukan dan direvisi beberapa kali disesuaikan dengan

perkembangan proses danjenis data yang diperoleh.

g. Memberi komentar secara umum untuk bagian tertentu dari rangkuman

laporan lapangan.

2. Setelah semua data terkumpul

(40)

a.

Mengadakan reduksi data dengan meiangkum laporan lapangan tersebut.

mencatat hal-hal pokok yang relevan dengan fokus penelitian. menyusunnya

secara sistematis berdasarkan kategori dan klasifikasi tertentu.

b. Membuat display data dalam bentuk label sehingga hubungan antara data

yang satu dengan yang lainnya menjadi jelas dan tidak terlepas sebagai suatu

kebulatan yang utuh.

c.

Mengadakan "Crossite analisys" dengan cara membandingkan dan

menganalisis data yang satu dengan data yang lain secara lebih mendalam. d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut dalam menentukan

kecenderungan umum. maupun kekhususannya untuk dilucnk lebih lanjut.

F. PROSEDUR ANALISIS DATA.

Nasution (1992 : 126) mengatakan analisis data adalah proses penyusunan

data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam

pola, thema atau kategori, tanpa kategori atau klasifikasi akan terjadi chaos.

Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis,

menjelaskan pola atau kategori. dan mencari hubungan antara berbagai

konsep, interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti

bukan kebenaran. Kebenaran penelitian dinilai orang lain dan di uji dalam

berbagai situasi lain. Generalisasi lebih bersifat hipotesis kerja yang

senantiasa harus di uji lagi kebenarannya dalam situasi lain.

Analisis memerlukan daya kreatif dan kemampuan intelektual yang tinggi.

yang di analisis adalah data yang diperoleh peneliti agar diketahui maknanya.

interpretasi hams melebihi deskripsi. peneliti harus lebih berani berpikir pada taraf

yang melampaui deskripsi belaka, dan interpretasi harus didukung oleh argumentasi

yang kuat.

Interpretasi berarti menyusun dan merakit unsur-unsur yang ada dengan cara

yang bam, memmuskan hubungan baru dengan unsur yang lama, mengadakan

(41)

proyeksi dengan apa yang ada. Dalam penelitian kualitatif biasanya banyak

dilakukan dengan cara konfergen, yang kreatif dan mengandung resiko serta

spekulasi. Interpretasi dapat dilakukan sepanjang penelitian dengan mencoba

memahami data yang diperoleh.

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah mencatat atau mengetik kembali dalam bentuk uraian

atau laporan yang terinci, reduksi data sangat membantu analisis data sejak awal

penelitian dilakukan. Laporan lapangan yang direduksi. dirangkum dipilih

hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, diberi susunan yang lebih

sistematis supaya mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran

yang lebih tajam tentang hasil pengamataii, juga mempermudah peneliti mencari

kembali data yang diperoleh bila diperiukan.

2. Data Display (mempertunjukkan data)

Data display adalah upaya untuk melihat gambaran keselumhan atau

bagian-bagian tertentu data penelitian, untuk itu diperlukan adanya metriks dan

grafiks, dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam

dalam tumpukan detail, membuat display juga mempakan suatu analisis.

3. Verification.

Verifikasi adalah upaya untuk mencari makna data yang dikumpulkan, untuk

itu peneliti mencari pola, thema. hubungan. persamaon, hal hal yang sering timbul.

hipotesis dan sebagainya. Penelilian pertama belum memberikan gambaran.

kesimpulan lebih bersifat tentatif, tetapi setelah data bertambah dan analisis

(42)

dilakukan secara terus menerus kesimpulan dari makna data akan lebih "grounded"

untuk memantapkan kesimpulan tersebut agar lebih grounded maka verilikasi perlu

dilakukan selama pelaksanaan penelitian dan selama analisis data.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan kriteria-kriteria Pedoman

Kerja dan Pengelolaan yang telah dipilih sebagai dasar dan pedoman dalam

melaksanakan analisis.

• Validasi Temuan Penelitian

Nasution (1988: 144 - 124) menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan hasil

penelitian kualitatif ditentukan oleh empal kriteria : 1) kredibilitas (validitas

internal),

2)

transferabililitas

(validitas

eksternal).

3)

dependabilitas(reabilitas). dan d) konfirmabililas (objektivitas).

Kredibilitas mempakan salah satu ukuran terulang kebenaran data yang

dikumpulkan, dalam penelitian ini bennaksud untuk menggambarkan kecocokan

konsep peneliti dengan konsep yang ada pada respon dan atau nara sumber. Untuk

mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan antara lain :

a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkan dengan

data dari sumber lain, sebagai misul. dalam penelitian ini yang jadi nara

sumber adalah

para pengelola

program

yang ada pada

berbagai

instansi terkait,

maka segala informasi yang diberikan untuk satu pokok permasalahan yang sama dapat

dicek kebenarannya dengan cara mengecek kembali kepada pengelola program yang

berlainan instansi, atau juga sebaliknya.

b. Peer debreifmg (pembicaraan dengan kolega): kegiatan ini dilakukan guna

membahas catatan-catatan lapangan dengan para kolega dalam salt, jurusan ataupun

(43)

dengan kolega jurusan lain, yang pada dasarnya tidak mempunyai kepentingan dengan penelitian. Dari mereka diharapkan pandangan-pandangan yang jernih dan

objektif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian.

c. Penggunaan bahan referensi: yang dimaksudkan disini adalah hasil rekaman tape recorder ataupun kamera foto. Cara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang informasi yang telah dibcrikan oleh nara sumber sekaligus berguna untuk memahami konteks pembicaraannya. dengan cara ini diharapkan dapat

memperkecil kemungkinan adanya kekeliruan.

d. Mengadakan member check : kegiatan member check dilakukan untuk mendapatkan keyakinan terhadap data yang diberikan oleh nara sumber dengan cara setiap akhir wawancara dilakukan konfirmasi dengan nara sumber sehingga apabila ada kekeliman akan dapat diperbaiki, juga bila ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi bam. Diharapkan data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan

oleh nara sumber.

1) Transferabilitas (validitas eksternal)

Tranferabilitas (keteralihan) sampai sejauh mana hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi lain, hal ini diserahkan pada

pembaca

atau pemakai. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya

mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dalam hal

ini peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriplif untuk membuat

keputusan tentang pengalihan tersebut.

(44)

Untuk itu peneliti memverifikasi hasil-hasil penelitian. sehubungan dengan itu

Nasution (1988 : 118) mengemukakan :

Bagi peneliti naturalistik transferability tergantung pada si pemakai. yakni

hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan

situasi tertentu. Peneliti sendiri tidak dapat menjamin "validitas eksternal" ini.

la hanya melihat tranferability sebagai suatu kemungkinan. la telah

memberikan deskripsi yang terinci bagnimana ia mencapai hasil penelitiannya

itu. Apakah hasil penelitiannya itu dapal diterapkan, diserahkan kepada

pembaca dan pemakai. Bila pemakai melihat ada dalam penelitian itu yang

serasi bagi situasi yang dihadapinya maka disitu tumpak udanva tranfer,

walaupun dapat diduga bahwa tidak ada dua situasi yang sama sehingga

masih perlu penyesuaian menurut keadaan masing-masing.

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada Bab I, bahwa tujuan penelitian ini

adalah mendeskripsikan dan menganalisis Penggunaan Panduan Pedoman Kerja

dalam Proses Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III di Kantor

Inspeksi Departemen Pendidikan Nasional Kahupalcn Bandung, maka transferabil Has

dari hasil penelitian ini adalah kemungkinan perlu Panduan Pedoman Kerja sebagai

acuan dalam penyelenggaraan, yang dijadikan obyek penelitian di atas pada situasi

lain dengan mengadakan penyesuaian tanpa mengabaikan asumsi-asumsi yang

mendasarinya.

2) Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Pengertian dependabilitas hampir sama dengan reliabilitas dalam penelitian

kualitatif yang bertujuan untuk membahas konsistensi hasil penelitian Dependabilitas

menguji apakah penelitian ini dapat diulangi atau direplikasi dengan menemukan

hasil yang sama. Sedangkan konfirmabilitas berkenaan dengan objeklivitas hasil

penelitian

(45)

Agar kebenaran dan objeklivitas hasil penelitian dapat dipertanggung

jawabkan, dapat dilakukan dengan cara "audit trial" yakni dengan melakukan

pemeriksaaan ulang sekaligus dilakukan konlinnasi untuk meyakinkan bahwa hal-hal

yang dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata serta apa

adanya. Untuk memenuhi kriteria tersebut, maka peneliti melakukan upaya-upaya :

a.

Data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi, maupun studi

dokumentasi, direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan cermat.

b.

Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan cara menyelcksi. kemudian

menerangkan atau menyusunnya kembali dalam bentuk dekrispsi yang lebih

sistematis.

c. Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai hasil sintesa data

d.

Melaporkan seluruh hasil penelitian dari sejak pra survey dan penyusunan disain

pengolahan data, hingga laporan akhir penulisan. 3) Konfirmabilitas (Obyektivitas)

Konfirmabilitas (Obyektivitas), yaitu sejauh mana hasil penelitian dapot

dibuktikan kebenarannya, sejauh mana hasil penelitian cocok dan sesuai dengan data

yang telah dikumpulkan, dan sejauh mana kebulatan hasil penelitian tanpa

mengandung unsur-unsur yang bertentangan. Dependabilitas ini juga bisa diusahakan

dengan melakukan audit trail, tetapi penekanannya pada hasil. sedangkan kriteria

dependabilitas penekanannya pada proses.

• Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan dapat digambarkan

(46)
[image:46.595.87.514.109.586.2]

Gambar 4.

Langkah-langkah Penelitian

OBSERVASI

_&_

STT IDT nOKI JMF.NTASI

7K

DATA

<-TAHAP ORIENTASI

DESAIN PENELITIAN

^L

WAWANCARA

^L

PENGUMPULAN DATA

_UL

±.

REVISI £

V

ANALISIS DATA REDUKSI DATA DISPLAY DATA VERII IKASI DATA

TAHAP MEMBER CHECK

_&

KESIMPULAN AKHIR

WAWANCARA

JL

OBSERVASI

7r\

RESPONDEN

TE-ORI

(47)
(48)

B A B V

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

A. K E S I M P U L A N .

Berdasarkan pada hasil penelitihan dan pembahasan hasil penelitihan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengelolaan Program Penyetaraan D - III Gum SLTP di lingkungan Kantor Inspeksi Depdiknas Kabupaten Bandung, melalui proses : Bahan Ajar, Proses

Belajar, Bahan Ujian, Evaluasi dan Distribusi, Pada dasarnya dapat dilaksanakan, walaupun masih ditemukan beberapa hambatan seperti

keterlambatan pengiriman bahan ajar, LJTM, hasil pengumuman ujian, dan kegiatan tutor masih melakukan kegiatan seperi guru kepada murid, dosen kepada mahasiswa (berdsifat konvensional).

2. Penggunaan Panduan Pedoman Kerja Pengelolaan Program dapat dikatakan

efektif karena semua tanggung jawabnya dapat dilaksanakan sesuai prosedur

yang ada tetapi pada kriteria seleksi calon mahasiswa dan tutor belum

sepenuhnya seperti usia calon mahasiswa, dan intregritas yang tinggi dan

krepribadian dan loyalitas terhadap profesi keguruaan bagi calon tutor.

3. Faktor pendorong terdapat dalam kebijakan dan penghambat pada pelaksanaan : a. Faktor pendorong

1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 54/C7Kep/1996 tentang Pengangkatan Pimpro dan Benpro.

(49)

2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 0296/U/1996 tentang Penugasan Gum Pegawai Negeri Sipil Sebagai Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 205/U/1999 yaitu

Pembinaan Tenaga Kependidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme gum, dan tenaga kependidikan melalui berbagai bentuk

dan jenis penataran.

4. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 325/C5/I/1992 tentang Penyelenggaraan Penyetaraan Guru

SLTP Setara D-III.

b. Faktor penghambat diantaranya : 1) Bahan ajar, petunjuk praktikum, LJTM,

hasil ujian tidak sesuai dengan ketentuan 2) Rekmtmen calon mahasiswa,

3) Kemampuan tutor yang belum optimal

c. Gambaran yang diharapkan dalam pengelolaan Program adalah: 1)

Pengelolaan yang profesional 2) untuk memperoleh data yang akurat dalam

merekrutmen calon mahasiswa ± 1 tahun sudah dilaksanakan. 3) tes baku

untuk seleksi tutor yang dibuat baik oleh pihak UT maupun pihak Dit. Dikgutentis.

(50)

B. SARAN-SARAN.

Bertolak dari beberapa kesimpulan yang telah di kemukakan, maka di

sampaikan beberapa saran sebagai bahan perbaikan dalam Peningkatan

Pengelolaan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D - III dengan menggunakan

Panduan Pedoman Kerja.

1. Perbaikan Pelaksanaan Program seyogyanya apabila diselenggarakan secara

profesional dan perlu adanya kerja sama agar tidak menimbilkan kesimpang

siuran, maka diperlukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.

sehingga tidak salah paham diantara para pengelola program baik itu di tingkat Pusat - Propinsi maupun di tingkat Kabupaten dalam melihat suatu

permasalahan. Dengan demikian diharapkan akan tercipta komunikasi yang

baik diantara para pengelola, dapat berjalan secara efektif, efisien, dan produktif.

2. Para Akademisi alangkah baiknya jika :

a. Hasil Kerja mahasiswa, menyangkut nilai dapat di umumkan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

b. Perlu adanya reorganisasi kewenangan dalam pengadaan bahan ajar, LJTM

yang selama ini menjadi wewenang UT, sehingga sering menimbulkan

masalah. Sudah selayaknya dilimpahkan kepada pihak Depdikbud

khususnya pengelola di Tingkat Propinsi selaku penanggung jawab proyek.

3. Untuk mengungkap Penyelenggaraan Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D

- Ill, maka alangkah baiknya jika adanya penelitihan lebih lanjut, karena

penelitian penulis terbatas.

(51)

a. Bagaimana memotivasi semangat belajar mahasiswa program Penyetaraan

Guru SLTP Setara D-III.

b. Peranan Anggaran Proyek secara efisien dalam Penyelenggaraan Kegiatan Program.

c. Bentuk Dukungan Kebijakan Penyelenggaraan Kegiatan Program.

d. Peranan Gum SLTP di Sekolah, setelah memperoleh pendidikan kualifikasi Program Penyetaraan Guru SLTP Setara D-III.

(52)
(53)

DAFTAR PUSTAKA

Alexander

Hamilton Institute, ( 1993 ) Cara mengembangkan Uraian Tugas

Terjemahan Anton. Gunung Mulia, Jakarta.

Banghart, Frank. W. Truel, Albert, Jr. ( 1973 ) Educational Planning New York

The Macmillan Company

Depdikbud, (1997)," Kepmendikbud Nomor .0349/U/1996 ," tentang uraian jabatan

Struktural di Lingkungan Instansi Verikal Depdikbud, Jakarta Biro

Oganisasi.

, ( 1997 ) " Kepmendikbud Nomor 54 ICI VI 1997 " tentang

pengangkatan pimpro dan Bendaharawan Proyek, Jakarta Sesjen

Depdikbud.

( 1997 )

Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdikbud

Nomor,325/C5/1/1992 tentang Pelaksanaan Program Penataran Guru

SLTP Setara D-III, Jakarta Dit pendidikan guru.

(1997 ), Panduan Rapat Koordinasi Pengelola Program Penyetaraan

Guru SLTP Setara D-III, Jakarta Direktorat Pendidikan Guru .

Gaftar, Mohammad Fakry, (1987 ), Perencanaan pendidikan Teori dan Metodologi,

Jakarta : P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud .

Hcrsey, Paul dan Ken Blanchard ( 1994 ), Manajmen Perilaku Organisasi,

Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Terjemahan Agus Dharma,

Erlangga Jakarta.

Indrawijaya, Adam (1989), Perilaku Organisasi, Sinar Baru Bandung.

L A N (1992 ) Penilaian Kinerja Pegawai, Jakarta, LAN

Moleong, Lexy J ( 1993) Metodologi Penelitian KualitatifBzndung PT Remaja

Rosdaya.

Muhadjir, Noeng, ( 1990 ) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Rake

Sarasih

Meleher, Arlyn J. (1990 ) Struktur dan Proses Organisasi Rinneka Cipta, Jakarta.

(54)

Menehester

Open Learing

( 1993 ) Mengelola Sumber Daya Manusia dan

Hubungan Karyawan

Terjemahan Yulia Sri Rahayu. Gramedia

Jakarta.

Mitrani, Alain. (1995 ) Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan

Kompetensi, Grafiti, Jakarta.

Moekijat (1992 ) Analisis Jabatan Mandar Maju Bandung.

Moon, Philip,

( 1994 ) Penilaian Karyawan, Sistem Penilaian efektif untuk

mendapatkan kinerja Terbaik, Terjemahan LPPM, Pustaka Biraman

Presindo,Jakarta

Mulyono, Mauled, ( 1993 ), Penerapan Produktifitas Dalam Organisasi, Bumi Aksara,

Jakarta.

Oshada, Takashi, (1995), Sikap, Sikaja , 5 s,terjemahan LPPM, Pustaka Binaman

Pressindo, Jakarta.

Oteng Sutisna, (1985), Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional, Bandung, Angkasa .

Rao T.V.( 1992 ), Penilaian Kinerja, Teori dan Praktek, Terjemahan LLPPM,

Jakarta

Rae Leslie, ( 1990 ), Mengukur Efektifitas Pelatihan, Terjemahan Roch Mulyati,

Pustaka Dinaman Prassindo, Jakarta .

Siagian, Sondang P ( 1987 ), Pengembangan Sumber Daya Insani, Jakrta; Gunung

Agung

(1990), Filsafat Administrasi, Jakarta, Haji Masagung. Samsi, Ibnu,

( 1994), Sistem dan Prosedur Kerja, Bumi Aksara Jakarata

Tilaar, H.A.R.

( 1992 ), Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT

Rcmaja Rosdaya.

Thoha, Miftah, (1990) Perilaku Organisasi, Jakarta, CV Rajawali..

Gambar

Gambar 1: Organisasi PengelolaanProgram Peningkatan
Gambar 2: Alur Hubungan Pedoman Kerja dan Proses Penilaian Kinerja
gambarandata peserta program
Gambar 3.Kerangka Berfikir dan Pola Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

“Lafadh yang menunjukkan kepada hakekat sesuatu yang “Lafadh yang menunjukkan kepada hakekat sesuatu yang dibatasi dengan sifat, keadaan, maksimalatis, syarat atau dibatasi

Raja Ismail NPM 12.16.0.003 Davunta Fauzi Piranti NPM 12.16.0.022 Dwi Irliya NPM 12.16.0.024 Amelia Sari NPM 12.16.0.027. SEMESTER

• Presiden Indonesia tahun 2014 adalah Perempuan?. • Tahun depan saya

Dalam perspektif sosiologi kita dapat mengutip pendapat Emile Durkheim tentang fakta sosial, dimana hal tersebut sejalan dengan dijadikannya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan signifikan dari leadership style terhadap learning organization , leadership style terhadap quality

- Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa pada dasarnya film berjudul “Jakarta Unfair” ini berusaha untuk

Komplikasi terutama terjadi pada osteomielitis hematogen akut di daerah metafisis yang bersifat intra-kapsuler ( misalnya pada sendi panggul ) atau melalui infeksi