SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh :
Resmi Rahmawati
NIM : 0908502
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN METEMATIKA DAN ILMU PENETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PEMAHAMAN SISWA PADA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 9 BANDUNG
Oleh
Resmi Rahmawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Metematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Resmi Rahmawati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
BANDUNG
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002
Pembimbing I
Dr. Hj. Diana Rochinataniawati, M.Ed NIP. 196709191991032001
Pembimbing II
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Asumsi ... 5
G. Hipotesis ... 6
BAB II KEMAMPUAN ARGUMENTASI DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI A. Kemampuan Argumentasi ... 7
B. Hasil Belajar ... 9
C. Tingkat Pemahaman ... 11
D. Hubungan Kemampuan Argumentasi dengan Tingkat Pemahaman ... 11
E. Keanekaragaman Hayati di Indonesia ... 12
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
E. Populasi dan Sampel ... 26
F. Instrumen Penelitian ... 26
G. Prosedur Penelitian ... 28
H. Alur Penelitian ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Kemampuan Argumentasi dengan Tingkat Pemahaman ... 43
B. Kualtas dan Kuantitas Argumentasi ... 50
C. Perbedaan Argumentasi Siswa Perempuan dan Laki-laki ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Kerangka Analisis yang Digunakan untuk Menilai Kualitas Argumentasi
Latar Belakang ... 9
3.1 Kriteria Skor Argumen ... 27
3.2 Kriteria Validitas ... 30
3.3 Rangkuman Hasil Analisis Validitas Instrumen Penelitian ... 30
3.4 Kriteria Reliabilitas ... 32
3.5 Kriteria Indeks Kesukaran... 33
3.6 Rangkuman Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian . 33 3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 35
3.8 Rangkuman Hasil Analisis Daya Pembeda Instrumen Penelitian... 35
3.9 Kerangka Analisis Kualitas Argumentasi ... 38
3.10 Analisis Kuantitas Komponen Argumentasi ... 40
4.1 Nilai Tes Instrumen Penelitian ... 43
4.2 Hubungan Tingkat Pemahaman dengan Kemampuan Argumentasi ... 46
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 47
4.4 Hasil Analisis Kualitas Argumentasi ... 50
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Pola Argumentasi Toulmin ... 8
2.2 Pola Argumentasi dengan Backing, Warrant, Rebuttal dan Qualifier . 8 2.3 Keanekaragaman Tumbuhan pada Suatu Wilayah Kepulauan ... 15
2.4 Hubungan antara Klasifikasi dengan Filogeni ... 17
2.5 Hutan Lindung sebagai Bahan Pembelajaran ... 23
3.1 Bagan Alur Kegiatan Penelitian ... 42
4.1 Analisis Kualitas Argumentasi ... 53
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 9 Bandung
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan argumentasi
yang dijaring melalui lembar argumentasi diadaptasi dari Toulmin’s Argument Pattern dengan tingkat pemahaman siswa yang dijaring melalui soal pilihan ganda beralasan. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 dalam satu tahapan setelah tiga kali pertemuan. Subjek diberikan lembar argumentasi dan soal pilihan ganda beralasan dengan materi keanekaragaman hayati. Hasil yang didapatkan melalui analisis korelasi dan persamaan regresi didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan argumentasi dengan tingkat pemahaman siswa. Hal ini bertentangan dengan penelitian Hakyolu (2011), yang mengatakan tidak ada hubungan antara tingkat pemahaman siswa dengan kemampuan argumentasi siswa. Walaupun hubungan yang terdapat dalam kriteria korelasi sangat lemah, kualitas dan kuantitas argumentasi siswa untuk siswa kelas X dikatakan sudah cukup baik untuk dapat menyokong terlaksananya proses belajar mengajar, dan dari perbedaan jenis kelamin siswa dalam kemampuan berargumentasinya didapatkan bahwa siswa perempuan lebih aktif mengemukakan pendapat dibandingkan siswa laki-laki.
Kata Kunci : Argumentasi, Tingkat pemahaman, Keanekaragaman hayati dan
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The purpose of this research was to investigate a possible relationship between
student’s science knowledge levels and their involvement with argumentation. Student’s argumentation were collected from argumentation essays that modified
from Toulmin’s Argument Pattern and student’s science knowledge levels were
assessed with multiple choice reasoned questions. The subject on this research were science students of tenth grade in SMAN 9 Bandung class of 2013/2014. This research held at March 2014 in one cycle after three meeetings. The participants were given argumentation essays and multiple choice reasoned questions with biodiversity subject. Based on the result and discussion can be
concluded that was a weak relationship between student’s involvement with
argumentation and student’s knowledge levels. A different thought came from
Hakyolu (2011) research which explain there’s no relationship between student’s
involvement with argumentation and student’s knowledge levels. Although the
relationship was so weak, the quality and the quantity of student’s argumentation
were enough to use in a class, and sex differences in the ability of argumentation found that female students are more active than the expression of male students.
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Saat ini kemajuan inovasi kurikulum berpengaruh kepada hasil
belajar siswa, dalam setiap proses belajar mengajar ditekankan pada
pendekatan student center dimana siswa diminta memiliki kemampuan
lebih untuk menalar, menyampaikan gagasan atau ide yang inovatif dan
memberikan argumentasi yang relevan. Dalam studi lebih lanjut menurut
Sudjana (1989), hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar
mengharapkan terjadinya perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta
didik. Soedijarto (1993), menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Maka hasil
belajar sangat bergantung kepada proses belajar yang dianggap sebagai
proses pemberian pengalaman belajar.
Proses belajar mengajar sendiri tidak lepas dari peran siswa dalam
memahami materi dan mengimplementasikan materi yang didapatkannya
ke lingkungan bermasyarakat siswa. Tidak semua materi dapat digunakan
di dalam kehidupan bermasyarakat, siswa juga perlu untuk memilah
hal-hal yang berguna untuk dirinya, oleh karena itu siswa dituntut memiliki
keterampilan argumentasi yang baik. Siswa yang memiliki keterampilan
argumentasi yang baik diharapkan akan melakukan
pertimbangan-pertimbangan dalam mengambil setiap keputusan. Kemampuan
berargumentasi dapat digunakan untuk membantu orang lain, memahami
perbedaan pandangan, mencari ide-ide untuk solusi pemecahan suatu
masalah, dan meyakinkan orang lain untuk melakukan atau tidak
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diketahui bahwa argumentasi memiliki peranan pada proses
berpikir kritis serta kualitas penting dari wacana yang akan diperoleh di
pendidikan akademik (Hakyolu, 2011). Kemampuan berargumen juga
melatih rasa tanggung jawab dari pilihan siswa dan membuat hasil belajar
siswa lebih bermakna maka memang ada baiknya siswa dari awal melatih
kemampuan berargumentasi dalam pengetahuan sains. Dalam penelitian
Chin dan Osborne (2010: 10) juga diinterpretasikan bahwa argumentasi
adalah pengejawantahan dari proses berpikir dan proses menalar ilmiah,
serta berperan penting dalam pengembangan pemahaman, sehingga dapat
disimpulkan bahwa suatu argumentasi bisa jadi memiliki kaitan erat
dengan tingkat penalaran atau tingkat pemahaman hasil belajar siswa. Jika
dilihat dari pandangan kognitif, keterampilan argumentasi disokong oleh
hasil latihan penalaran di masyarakat dalam Kuhn dan Billig (Erduran et
al., 2006:3).
Biologi dikenal dengan mata pelajaran eksakta yang banyak
terdapat konsep-konsep maupun teori. Dalam mata pelajaran biologi yang
bersifat deskriptif, banyak sekali konsep dan teori yang harus dihafalkan
dan dipahami siswa, dalam hal ini siswa diharapkan tidak hanya
menghafal dan menyerap setiap konsep secara mentah tetapi memahami
lebih dengan mengetahui alasannya dan dapat menerapkanya dalam
kehidupan lingkungan bermasyarakat. Dalam penelitian Karmin (2010),
yang menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses menalar (reading
is reasoning), dengan membaca kita mencoba mendapatkan dan
memproses informasi, hingga menjadi suatu dasar pengetahuan, dan
menghubungkan pengetahuan tersebut dalam bentuk implementasi sains
dan teknologi untuk dikembangkan sebagai kebutuhan hidup manusia
dengan lingkungannya. Pada pembelajaran biologi yang konseptual siswa
diminta lebih jeli untuk membaca, salah satu materi pada mata pelajaran
biologi juga yang mengimplementasikan konsep dari lingkungan
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hayati terdapat sebagaimana hal nya tentang konsep pengklasifikasian
tingkat-tingkat keanekaragaman hayati yang terdapat di lingkungan sekitar
serta permasalahan dalam keanekaragaman hayati dan cara
penanggulangannya.
Kemampuan berargumentasi dan hasil belajar yang bermakna harus
menghubungkan pengetahuan yang baru dengan konsep yang relevan dari
pengetahuan sebelumnya (Novak, 2008). Dalam pembelajaran biologi
terdapat banyak konsep yang dapat menjadi acuan dalam pencarian solusi
dalam permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa.
Keterampilan argumentasi siswa secara langsung maupun tidak langsung
akan terintegrasi pada setiap kegiatan belajar siswa dalam mencari
pengetahuan baru. Semakin banyak pengetahuan baru yang didapatkan
siswa semakin bertambah tingkat pemahaman siswa dalam suatu materi.
Tingkat pemahaman siswa dapat dilihat dari seberapa besar pengaruh
proses belajar mengajar pada hasil belajar siswa. Penalaran dalam
pembelajaran pada konsep keanekaragaman hayati diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa, sehingga siswa mampu
mempertanggungjawabkan penerapan pengetahuan yang didapatkannya
kepada lingkungan sekitar siswa.
Meskipun penelitian mengenai argumentasi dalam pendidikan
sudah semakin berkembang dalam beberapa tahun kebelakang ini, namun
masih ada kebutuhan bagi peneliti untuk menganalisis mengenai hubungan
kemampuan berargumen dengan tingkat pemahaman siswa pada materi
keanekaragaman hayati. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan kemampuan
berargumen dengan tingkat pemahaman siswa pada materi
keanekaragaman hayati, oleh karena itu penelitian ini mengambil judul “Hubungan Kemampuan Berargumen dengan Tingkat Pemahaman Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 9 Kota Bandung pada Materi Keanekaragaman
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah: “Bagaimana
hubungan antara kemampuan argumentasi dengan tingkat pemahaman siswa kelas X MIA SMA Negeri 9 Kota Bandung pada materi keanekaragaman hayati?”. Untuk memperjelas rumusan masalah di atas, maka dijabarkan lagi menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan argumentasi
dengan tingkat pemahaman siswa ?
2. Bagaimana kualitas dan kuantitas argumentasi siswa ?
3. Adakah perbedaan kemampuan argumentasi antara siswa
perempuan dengan siswa laki-laki?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas, maka ruang lingkup
penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman siswa yang diukur hanya meliputi ranah
kognitif saja yang diukur dengan menggunakan tes pilihan
berganda menggunakan alasan.
2. Kemampuan argumentasi yang dijaring menggunakan lembar
argumentasi akan terbatas mencapai kualitas argumentasi pada
level 3 saja, karena konten yang digunakan berupa essay yang
tidak memunculkan feedback argumentasi sanggahan (rebuttal).
3. Materi pelajaran yang dibahas adalah melingkupi materi
keanekaragaman hayati. Dalam materi ini sebagian besar yang
diambil adalah konsep pelestarian keanekaragaman hayati,
konsep dasar istilah-istilah dan klasifikasi pada keanekaragaman
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara kemampuan
argumentasi dengan tingkat pemahaman siswa.
2. Untuk mengungkap kualitas dan kuantitas argumentasi siswa.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan
argumentasi antara siswa perempuan dengan laki-laki.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam
bidang pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
antara lain :
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
hubungan tingkat pemahaman siswa dengan kemampuan
berargumennya, sehingga diharapkan dapat membangkitkan
semangat dan kepercayaan diri untuk belajar lebih baik.
2. Bagi guru, penelitian dapat membantu dalam kegiatan belajar
mengajar, dan memberikan informasi mengenai hubungan tingkat
pemahaman dengan kemampuan berargumen siswa, sehingga siswa
dituntut untuk bertanggung jawab dengan memberikan alasan pada
setiap jawaban yang dipilih.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjawab rasa ingin tahu
mengenai ada tidaknya hubungan tingkat pemahaman dengan
kemampuan berargumen pada materi keanekaragaman hayati, dan
dapat pula dijadikan acuan untuk melakukan penelitian
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Asumsi
Penulis memerlukan anggapan dasar sebagai acuan dalam proses
pengembangan dan sebagai titik tolak dari proses yang dilakukan. Sesuai
dengan penjelasan Arikunto (1993:19), bahwa anggapan dasar adalah
sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi
sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam
melaksanakan penelitiannya.
Studi yang dilakukan Chin dan Osborne (2010: 10) menghasilkan
bahwa argumentasi adalah pengejawantahan dari proses berpikir dan
proses menalar ilmiah, serta berperan penting dalam pengembangan
pemahaman, serta menurut Kuhn dan Billig dalam (Erduran et al., 2006:3)
jika dilihat dari pandangan kognitif, keterampilan argumentasi disokong
oleh hasil latihan penalaran di masyarakat. Diketahui pula bahwa salah
satu materi pada mata pelajaran biologi yakni materi keanekaragman
hayati tidak lepas pula erat kaitannya dengan konsep-konsep yang didasari
dari proses penalaran yang terjadi pada interaksi lingkungan dengan
masyarakatnya, sesuai dengan uraian tersebut peneliti menduga sebagai
berikut:
1. Kemampuan argumentasi merupakan proses berpikir siswa yang
memiliki peran penting dalam pengemabangan tingkat pemahaman
siswa.
2. Bahwa suatu argumentasi pula dapat terbentuk dari interaksi
lingkungan bermasyarakat yang pula berkaitan dengan
konsep-konsep materi keanekaragaman hayati.
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan asumsi di atas, maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut,
H1: Terdapat hubungan antara kemampuan berargumen dengan
tingkat pemahaman siswa kelas X MIA SMA Negeri 9 Kota Bandung
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa
istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Kemampuan argumentasi dapat diartikan sebagai bisa atau tidaknya
siswa dalam mengemukakan pendapat, yang dijaring dari lembar
argumentasi uraian bebas yang penilaian konten-kontennya
diadaptasi dari Toulmin’s Argumentation Pattern (TAP). Pola
argumentasi dari Toulmin sendiri yang digunakan terdiri dari data,
claim, warrant, dan backing. Soal lembar argumentasi tersebut
merupakan soal tes tertulis uraian bebas sebanyak 5 butir soal. Di
dalam lembar argumentasi tersebut, kemampuan argumen siswa
akan diberi skor dengan angka 0-4 poin. Instrumen penelitian lembar
argumentasi yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya tersebut
akan diberikan kepada siswa-siswi dari kelas penelitian yang
dianggap sudah menyelesaikan proses belajar mengajar pada materi
keanekaragman hayati.
2. Tingkat pemahaman didapatkan dari hasil belajar siswa pada materi
keanekaragaman hayati yang dijaring melalui soal formatif pilihan
ganda beralasan. Tingkat pemahaman siswa yang diukur dalam
penelitian ini disusun hanya berdasarkan domain kognitif saja. Soal
tes sebanyak 17 butir soal berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan
yang sebelumnya sudah dijelaskan dalam proses belajar mengajar.
Soal-soal tersebut disusun oleh guru dan peneliti dan diuji validitas
item dan reliabilitasnya. Di dalam soal pilihan ganda beralasan
tersebut, tingkat pemahaman siswa akan diberi skor dengan angka
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validitas dan reliabilitasnya tersebut akan diberikan kepada
siswa-siswi dari kelas penelitian yang dianggap sudah menyelesaikan
proses belajar mengajar pada materi keanekaragman hayati.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, berusaha
mendeskripsikan atau menginterpretasikan proses yang sedang
berlangsung atau kecenderungan yang sedang berkembang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif atau korelasional.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu
hubungan antara variabel bebas (independent) tingkat pemahaman dengan variabel terikat (dependent) kemampuan argumentasi.
C. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian korelasional dipilih desain yang tepat dan
sesuai dengan tuntutan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian
dan hipotesis yang peneliti ajukan. Menurut Iskandar (2013), penelitian
korelasi dapat dibangun memulai teori yang berfungsi untuk mengetahui,
meramalkan dan menontrol suatu fenomena. Bentuk hubungan antara
variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) ada tiga yaitu simetris, kausal dan interaktif.
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
korelasional ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
X : Variabel bebas tingkat pemahaman
Y : Variabel terikat kemampuan argumentasi r
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r : koefisien korelasi
D. Lokasi, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kota Bandung yang
berlokasi di Jalan LMU 1 Suparmin Kota Bandung.. Waktu pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada November 2013 sampai Januari 2014 sebagai
masa persiapan, Februari sampai dengan April 2014 masa pelaksanaan dan
Mei 2014 Pasca pelaksanaan
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dapat terdiri
dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala,
nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2003: 141).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
MIA SMA Negeri 9 Kota Bandung yang akan dijaring karakteristik
keterampilan argumentasi dan tingkat pemahamannya pada materi
keanekaragman hayati.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005; 91). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
secara purposif karena kelas sudah dipilih sebelumnya mengikuti saran
dari guru dan situasi serta kondisi kelas yang mendukung, akan
diambil 1 kelas dari keseluruhan 6 kelas, dimana dalam satu kelas
berjumlah 37 orang siswa dan siswi.
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini,
digunakan instrumen penelitian yang berupa lembar argumentasi dan soal
pilihan ganda beralasan. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
a. Lembar argumentasi
Untuk mengungkap kemampuan argumentasi siswa mengenai
konsep keanekaragaman hayati digunakan instrumen perintah
berargumen, dimana instrumen ini diadaptasi dari Toulmin’s
Argument Pattern. Komponen pola argumentasi dari Toulmin sendiri
yang digunakan terdiri dari data, claim, warrant, backing dan
rebuttal. Untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan soal tes
argumentasi maka komponen-komponen TAP diubah menjadi
kata-kata yang lebih mudah dipahami siswa yaitu Data diubah menjadi
pernyataan, claim diubah menjadi pendapat, warrant diubah menjadi
penjaminan pendapat, dan backing diubah menjadi bukti pendukung
pendapat. Soal lembar argumentasi tersebut merupakan soal tes
tertulis uraian bebas sebanyak 5 butir soal yang disusun oleh peneliti
yang sudah diuji validitas item dan reliabilitasnya
Penilaian Argumentasi dilakukan menggunakan rubrik yang
berfungsi sebagai panduan pemberian skor berdasarkan pemenuhan
sejumlah kriteria hasil argumentasi yang dikerjakan oleh siswa. Di
dalam lembar argumentasi tersebut, kemampuan argumen siswa akan
diberi skor dengan angka 0-4 poin dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Skor Argumen
Kriteria Penilaian Kategori Skor
Lembar argumen tidak diisi Siswa dinyatakan tidak beragumen
0
Argumen yang dikeluarkan memiliki kaitan dengan pernyataan dan materi
pembelajaran
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu jelas sebagai warrant dengan cukup baik Argumen mengandung data atau
bukti pendukung, yang diidentifikasi sebagai backing
Argumen siswa yang disusun dengan baik
4
b. Soal pilihan ganda beralasan
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data
dari tingkat pemahaman siswa adalah tes formatif pilihan ganda
beralasan dengan materi keanekaragaman hayati. Soal tes sebanyak 17
butir soal berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya
sudah dijelaskan dalam proses belajar mengajar. Soal-soal tersebut
disusun oleh guru dan peneliti dan diuji validitas item dan
reliabilitasnya. Di dalam soal pilihan ganda beralasan tersebut, tingkat
pemahaman siswa akan diberi skor dengan angka 0-3 poin per butir
soal dengan kriteria sebagai berikut, skor 0 untuk jawaban salah dan
jawaban tidak diisi, skor 1 untuk jawaban benar dan alasan salah atau
alasan tidak diisi, skor 2 untuk jawaban benar tetapi alasan tidak
berhubungan, dan skor 3 untuk jawaban benar, alasan benar dan saling
berhubungan
G. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian yang dilakukan dibagi dalam
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dari pencarian ide dan masalah
penelitian. Lalu dilakukan studi lanjut dengan menelaah beberapa
sumber sebagai referensi, setelah itu di tahap persiapan ialah
dimulainya penyusunan proposal penelitian. Setelah proposal
penelitian diterima maka penelitian pun dapat dilanjutkan dengan
mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk mengumpulkan data
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyusun rencana pembelajaran pada materi keanekaragaman hayati,
menyusun kisi-kisi instrument penelitian berupa soal format pilihan
ganda beralasan untuk mengetahui pemahaman siswa dan lembar
argumentasi, merevisi proposal penelitian, meminta pertimbangan
(judgement) instrument kepada dosen ahli dan mengurus perijinan ke instansi terkait untuk berlangsungnya penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap pengumpulan data, diperlukan suatu alat sebagai
media pengumpulan data tersebut. Maka pada tahap ini merevisi
instrumen berdasarkan hasil uji coba pada kelas lain yang sederajat
dan bukan merupakan kelas penelitian, lalu hasilnya dianalisis
meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Adapun analisis pasca uji coba dapat diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut:
a. Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2005), valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,
seperti meteran memang digunakan untuk mengukur panjang
dengan teliti, karena meteran memang digunakan untuk mengukur
panjang, meteran jika digunakan untuk mengukur berat maka
akan menjadi tidak valid. Dalam pembuatan soal-soal tes tersebut
melalui perhitungan validitas digunakan rumus Korelasi Product
Moment dua angka kasar atau lebih yang dikemukakan oleh
Pearson yaitu:
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi=validitas item
∑X : Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut.
rxy = n∑XY –∑X∑Y
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑Y : Jumlah skor total seluruh siswa pada tes tersebut.
n : Jumlah total seluruh siswa.
X : Skor tiap siswa pada item tersebut.
Y : Skor total tiap siswa pada tes tersebut.
Setelah didapatkan harga koefisien korelasi (rxy) kemudian
perlu ditafsirkan agar dapat diketahui validitasnya apakah valid
atau tidak valid dengan cara membandingkan r hitung dengan r
tabel. Cara ini dilakukan dengan cara mengonsultasikan harga r
hitung pada tabel Harga Kritis Product Moment dengan tingkat
kepercayaan tertentu, sehingga dapat diketahui signifikan
tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r hitung lebih besar dari r
tabel, maka korelasi tersebut dengan kata lain jika rhitung>rtabel
maka instrumen dinyatakan valid dan jika rhitung<rtabel maka
isntrumen dinyatakan tidak valid. Setelah itu harga koefisien
korelasi (rxy) kemudian perlu diinterpretasikan ke dalam suatu
kriteria validitas dengan kriteria seperti berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81-1,00 Sangat Tinggi
dilakukan dirangkum pada tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3
Rangkuman Hasil Analisis Validitas Instrumen Penelitian
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Validitas Pilihan
Dari hasil analisi validitas yang dilakukan pada instrumen
pilihan ganda beralasan dan lembar argumentasi TAP diperoleh
bahwa dari 30 soal tes pilihan ganda beralasan jumlah soal yang
memenuhi kriteria validitas berjumlah 17 dan yang tidak
berjumlah 13 dan pada lembar argumentasi TAP dari 5 soal
diperoleh 1 soal yang memenuhi kriteria validitas dan 4 soal yang
tidak (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). Dengan
data yang diperoleh tersebut maka instrumen pilihan ganda
beralasan yang akan digunakan untuk penelitian sebanyak 17
butir soal, dan 1 soal lembar argumentasi TAP. Tetapi
menimbang jika hanya 1 soal lembar argumentasi yang dipakai
untuk menjaring kemampuan argumentasi siswa, peneliti
beranggapan jumlah tersebut masih kurang, oleh karena itu
peneliti tetap memakai ke 5 butir soal lembar argumentasi TAP
karena masih dalam kriteria validitas cukup dan tinggi, dengan
catatatn ke 5 soal tersebut melalui perbaikan terlebih dahulu dan
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabilitas adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama, seperti alat ukur panjang
menggunakan karet adalah contoh instrumen yang tidak reliable.
(Sugiyono, 2005). Dalam menguji reliabilitas tes digunakan
rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 1999: 193)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen..
k : Banyaknya item soal.
: Jumlah varian / item.
: Varian total.
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel
dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) >
0,6 atau dengan dibandingkan denga r tabel (Product Moment).
Jika nilai Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach lebih besar dari r
tabel, maka dikatakan Reliabel dan sebaliknya. Adapun kategori
dari nilai Koefisien Reliabilitas yaitu:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Kriteria Reabilitas
0,81-1,00 Sangat Tinggi
0,61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Cukup
0,21-0,40 Rendah
-1,00-0,20 Sangat Rendah
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian yang
dilakukan, didapatkan nilai reliabilitas untuk instrumen pilihan
ganda beralasan adalah 0,69 dengan kriteria reliabilitas tinggi
dan instrumen lembar argumentasi TAP adalah 0,49 dengan
kriteria reliabilitas cukup.
c. Tingkat Kesukaran Instrumen
Tingkat kesukaran suatu tes dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan :
P : Indeks kesukaran.
B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar.
JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes uji coba.
Indeks kesukaean dikategorikan pada Tabel 3.5 di bawah
ini:
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran
Indek Kesukaran Kriteria Kesukaran
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Arikunto (1999)
Hasil analisis tingkat kesukaran dari uji coba instrumen
penelitian pilihan ganda beralasan dan lembar argumentasi TAP
yang telah dilakukan diuraikan pada Tabel 3.6 di bawah ini:
Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(0,31-0,70) 14, dan 23
Berdasarkan hasil analisis analisis tingkat kesukaran
diperoleh bahwa untuk instrumen pilihan ganda beralasan 4 soal
termasuk sukar, 6 soal termasuk sedang dan 20 soal termasuk
mudah, sedangkan untuk instrumen lembar argumentasi TAP
diperoleh 3 soal termasuk sukar dan 2 soal termasuk sedang (data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). Untuk isntrumen
penelitian pilihan ganda beralasan yang digunakan adalah 4 soal
sukar, 6 soal sedangdan 7 soal mudah, sedangkan instrumen
lembar argumentasi TAP yang digunakan adalah 3 soal sukar dan
2 soal sedang.
d. Daya Pembeda Instrumen
Analisis daya pembeda (DP) pada setiap item soal memiliki
rentang daya pembeda berkisar dari -1 sampai +1. Semakin daya
pembedanya mendekati -1, maka soal tersebut kurang baik karena
siswa yang pintar dianggap tidak pintar dan sebaliknya. Untuk
mencari besarnya daya pembeda tiap butir soal maka digunakan
rumus:
Keterangan :
D : Daya pembeda.
BA : Banyak jumlah peserta kelompok atas yang menjawab
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JA : Banyak jumlah peserta kelompok atas.
BB : Banyak jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab
benar.
JB : Banyak jumlah peserta kelompok bawah.
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Adapun kriteria koefisien daya pembeda dapat dilihat pada
Tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
0,00-0,20 Jelek
penelitian pilihan ganda beralasan dan lembar argumentasi TAP
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8
Rangkuman Analisis Daya Pembeda Instrumen Penelitian
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda diperoleh bahwa
instrumen penelitian pilihan ganda beralasan 23 soal termasuk
jelek, 5 soal termasuk cukup dan 2 soal termasuk baik,
sedangkan pada instrumen lembar argumentasi TAP 5 soal
termasuk jelek. Maka 10 soal instrumen pilihan ganda beralasan
yang termasuk jelek dan 5 soal instrumen lembar argumentasi
TAP yang termasuk jelek melalui perbaikan kembali untuk
digunakan sebagai instrumen penelitian.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah didapat instrumen penelitian yang valid dan reliabel
maka penelitian dapat dilanjutkan dengan mengambil data penelitian
yang sesungguhnya, setelah didapat data penelitian selanjutnya dapat
dianalisis menggunakan analisis korelasi. Menurut Iskandar (2013),
hubungan antara variabel-variabel dinamakan korelasi digunakan
untuk menguji dan menjawab hipotesis berbentuk asosiatif. Setelah
mendapat kedua nilai yaitu nilai kemampuan argumentasi dan skor
tingkat pemahaman kemudian peneliti melakukan perhitungan statistik
yaitu uji normalitas, uji regresi,dan korelasi untuk mencari hubungan
fungsional dan keeratan hubungan antara dua variabel yang diukur.
a. Uji Normalitas.
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh tersebar secara normal atau tidak. Uji normalitas yang
dapat digunakan diantaranya Chi-square, Kolmogorov-Smirnov,
Liliefors, dan Sahpiro-Wilk. Adapun dalam penelitian ini uji
normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan SPSS 20.
b. Uji Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana
hubungan fungsional dua kejadian atau bagaimana persamaan
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persamaan umum regresi adalah sebagai berikut:
Ŷ = a + bX
(Boediono dan Koster, 2004:172)
Keterangan:
Ŷ : Nilai-nilai taksiran untuk variabel tak bebas Y. X : Nilai-nilai variabel bebas.
a : Intersep (pintasan) bilamana X=0.
b: Koefisien arah atau slope dari garis regresi.
Untuk memperoleh total kuadrat error yang paling minimum tersebut dipakai metode kuadrat minimum (least squares method). Dengan metode ini persamaan regresi linear akan mempunyai total kuadrat error minimum bilamana koefisien regresi a dan b dihitung dengan rumus berikut:
(Boediono dan Koster, 2004:172)
Pada rumus tersebut, koefisien regresi a dan b dihitung
secara terpisah atau sendiri-sendiri. Akan tetapi, dapat juga
koefisien b dihitung terlebih dahulu dan hasil yang diperoleh
dipakai untuk menghitung koefisien a dengan menggunakan
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Uji Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui bagaimana
kekuatan atau keeratan hubungan dua kejadian. Koefisien
korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(Boediono dan Koster, 2004:184)
Arti dari koefisien korelai (r) adalah sebagai berikut:
1) Bila 0,90 < r < 1,00 atau -1,00 < r < -0,90 ; artinya
hubungan yang sangat kuat.
2) Bila 0,70 < r < 0,90 atau -0,90 < r < -0,70 ; artinya
hubungan yang kuat.
3) Bila 0,50 < r < 0,70 atau -0,70 < r < -0,50 ; artinya
hubungan yang cukup.
4) Bila 0,30 < r < 0,50 atau -0,50 < r < -0,30 ; artinya
hubungan yang lemah.
5) Bila 0,0 < r < 0,30 atau -0,30 < r < -0,0 ; artinya hubungan
yang sangat lemah.
Selain menghitung koefisien korelasi, dihitung pula koefisien
determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Boediono dan Koster, 2004:181)
Jika koefisien korelasi (r) telah diketahui maka perhitungan
koefisien determinasi (r2) akan lebih mudah.
d. Kualitas dan Kuantitas Argumentasi
rxy = n∑XY –∑X∑Y
√{n∑X2– (∑X) 2} {n∑Y2– (∑Y)2}
r 2 =
∑(Ŷ - Ῡ )2
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam Erduran et al. (2004) penentuan kualitas argumentasi dibagi menjadi beberapa tingkatan dengan kriteria karakteristik
sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kerangka Analisis Kualitas Argumentasi
Tingkatan (Level)
Karakteristik
Level 1 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen berupa claim sederhana dengan claim berlawanan (counter claim).
Level 2 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen berupa claim dengan counter claim yang disertai data, jaminan (warrant) atau dukungan (backing) tapi tidak mengandung sanggahan (rebuttal).
Level 3 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan rangkaian claim atau counter claim yang disertai data, jaminan (warrant) atau dukungan (backing) dengan sesekali sanggahan yang lemah (weak rebuttal).
Level 4 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan claim dengan satu sanggahan yang dapat diidentifikasi jelas dan tepat, satu argumen dapat mengandung beberapa claim atau counter claim.
Level 5 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen yang luas (extended, namun tetap terkait dengan materi pembelajaran) dengan lebih dari satu sanggahan yang jelas dan tepat.
Untuk menganalisis kuantitas argumentasi siswa yang
dijaring melalui lembar argumentasi, berdasarkan kategori tertentu
jawaban-jawaban dari siswa dikodekan berdasarkan skala yang
dikembangkan oleh Clark dan Sampson dengan beberapa tambahan
untuk menganalisis detail dari kuantitas dan kualitas argumentasi.
Komponen kode Clark dan Sampson (2008), diantaranya meliputi
Claim (C) merupakan dasar dari argumentasi yang diikuti dengan persetujuan atau Agreement (A), Disagreement (DA) dan alasan siswa lainnya selain Claim yaitu Counterclaim (C-C), dan jika ada siswa yang mengubah sudut pandang awal argumentasi yang
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditemukan kalimat yang membantah atau pertentangan akan
dikodekan dengan Rebuttal (R), pertentangan melawan data atau Rebuttal Against Ground (RAG), pertentangan melawan suatu pernyataan dalam penelitian atau Rebuttal Against Thesis (RAT), jika respon mendukung kepada Claim atau Support Claim (SC), pengulangan dari Claim dikodekan Repeat of Claim (RC) dan pengulangan dari dukungan sikodekan Repeat of Support (RS), dukungan dari data yang diberikan dikodekan sebagai Warrant (W), jika jawaban diluar dari topik off-task (OT), tidak ada jawaban atau No Answer (NA), tidak berhubungan dengan biologi atau Not Related to Biology (NRB), pernyataan Claim yang tidak meyakinkan atau Uncertain Claim (UC), pernyataan tidak meyakinkan atau Not Convinced (NC). Dalam penelitian ini argumentasi siswa diartikan ke dalam komponen-komponen yang
diubah menjadi kode-kode tersebut. dan setiap komponen dihitung
banyaknya dan jumlahnya akan mewakili kuantitas dari
argumentasi siswa.
Kode-kode dan kriteria karakteristik tersebut digunakan
untuk menganalisis kuantitas argumentasi dan kualitas
argumentasi. Kuantitas argumentasi atau disebut juga Quantity of Argumentation (QNA), kode tersebut akan diakumulasikan sebagai sebuah nilai atau disebut juga Average Quantity of Argumentation (AQNA), dan kualitas dari argumentasi disebut juga QLA (Quality of Argumentation).
Perhitungan kuantitas argumentasi siswa disebut juga dengan
AQNA (Average Quantity of Argument) didapatkan dari berapa banyak jumlah komponen QNA (Quantity of Argument) pada lembar argumentasi siswa, komponen-komponen QNA sendiri
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, adapun analisis jumlah
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.10
Analisis Kuantitas Komponen Argumentasi
QNA AQNA
49-60 5
37-48 4
25-36 3
13-24 2
1-12 1
4. Tahap Akhir
Setelah semua data yang sudah terkumpul sudah diolah tahap
akhir ialah membuat hasil penelitian yang didtinjau dari berbagai
sumber yang terdapat pada tinjauan pustaka sehingga didapatkan
jawaban dari permasalah penelitian tersebut, setelah itu dilanjutkan
dengan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data, dan
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Alur Penelitian
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Bagan Alur Kegiatan Penelitian.
Studi Literatur
Penyusunan Proposal
Revisi Proposal dan Seminar
Persiapan Penelitian
Penyusunan Instrumen Perumusan Masalah
Uji coba Instrumen
Pengambilan data
Tes Hasil Formatif
Penyusunan Instrumen
Lembar argumentasi
Analisis dan Pengolahan data
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat
hubungan antara kemampuan argumentasi dengan tingkat pemahaman
siswa. Namun, hubungan yang terdapat dalam kriteria yang sangat lemah.
Kualitas dan kuantitas argumentasi siswa untuk siswa kelas X dikatakan
sudah cukup baik untuk dapat menyokong terlaksananya proses belajar
mengajar, siswa dapat menggunakan kemampuan argumentasi tersebut
untuk mencari ide-ide dan memecahkan suatu masalah dalam proses
pembelajaran di kelas. Seiring berjalannya waktu dengan seringnya latihan
berargumen dalam proses pembelajaran, kemampuan argumentasi siswa
dapat meningkat dan sejalan dengan peningkatan pemahaman siswa.
Perbedaan jenis kelamin siswa dalam kemampuan berargumentasinya
didapatkan bahwa siswa perempuan lebih aktif mengemukakan pendapat
dibandingkan siswa laki-laki.
Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini antara lain: tidak
semua siswa antusias dengan penelitian ini, terdapat beberapa siswa yang
masih belum mengerti untuk berargumentasi dengan baik, dan penilaian
argumentasi yang diambil sebagai acuan penelitian ini cukup rumit dan
untuk siswa setingkat SMA/MA kemampuan argumentasi siswa dirasa
cukup.
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan, maka dibuatlah
saran-saran sebagai berikut:
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pembelajaran yang dilakukan sudah cukup baik selain bertujuan
meraih ketercapaian hasil belajar pada suatu konsep, siswa juga
diberikan kesempatan untuk mengutarakan argumentasinya
sehingga seharusnya siswa dapat memahami konsep dengan lebih
baik, namun yang perlu diperhatikan pula adalah cara siswa
berargumen masih butuh pengarahan dari guru agar tidak terlalu
keluar dari konsep.
b.Tingkat pemahaman yang cukup pada suatu konsep merupakan hal
yang paling penting dimiliki oleh para siswa, tetapi agar siswa
dapat memberikan argumentasi-argumentasi yang lebih baik dan
sesuai dengan fakta ketika mereka berhadapan dengan lingkungan
bermasyarakat siswa seharusnya lebih sering disuguhi
permasalahan-permasalahan yang menyangkut dengan
lingkungan sekitar dan berhubungan dengan konsep.
2. Bagi Peneliti:
a. Penelitian ini dilakukan dalam bidang pendidikan biologi, namun
kemampuan berargumen seseorang merupakan salah satu
kemampuan bersosialisasi yang diperlukan di lingkungan
bermasyarakat, oleh karena itu alangkah baiknya jika penelitian
sejenis dilakukan pada disiplin ilmu yang lainnya seperti di
bidang sains fisika, kimia maupun sosial dan berbahasa.
b.Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa sebanyak 3,33% data
tingkat pemahaman yang menjadikan data kemampuan
argumentasi muncul, dan sebanyak 96,67% yang tidak, untuk
penelitian selanjutnya dapat dicari variabel apa selain kemampuan
argumentasi yang dapat dimunculkan dari suatu tingkat
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Boediono dan Koster, W. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Budiati, Herni. (2009). Keanekaragaman hayati. Biologi Jilid 2. Pusat Perbukuan Depdiknas. 177-198.
Campbell, N.A., Reecce, J. B., dan Mitchell, L. G. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga
Campbell, N.A., Reecce, J. B., dan Mitchell, L. G. (2009). Biologi Edisi Kedelapan. Pearson Benjamin Cummings [Online]. Tersedia: http://www.pearsonhughered.com. [28 Agustus 2014]
Chin, C. Dan Osborne, J. (2010). “Student’s Question and Discursive Interaction: How They Impact Argumentation during Collaborative Group Discussions
in Science”. Contemporary Science Education Research: Learning and Assesment. 1, 3-12.
Cunningham. D. J. (1981). Self Disclosure Intimacy; Sex, Sex of Target, Cross-National and Generational Difference. Society for Personality and Social Psychology. Vol 7.
Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: http://www.google.com. [15 Maret 2013]
Ekanara, Bambang. (2011). Hubungan Penalaran Dengan Keterampilan Argumentasi Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Dengan Metode Problem Based Learning. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan
Erduran, S., et al. (2002). Enhancing The Quality Of Argumentation in Science Education. Research in Science. New Orleans, USA
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studying Science Discourse. Science Education,88, 915-933 [Online]. Tersedia : http://onlinelibrary.wiley.com/doi.10.1002?sce.20012?pdf [15 Maret 2013]
Erduran, S., Ardac, D., dan Yakmaci-Guzel, B. (2006). “Learning to Teach Argumentation: Case Studies of Pre-Service Secondary Science Teachers”. Eurasia Journal of Mathematic, Science and Technology Educaton. 2, (2), 1-14.
Fardhani, Indra. (2011). Analisis Kualitas Kemampuan Argumentasi Siswa Kelas VII SMP Pada Materi Keanekaragaman hayati Dengan Metode Debat. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.
Fitriansyah, Hari. (2010). Hubungan Kemampuan Membuat Peta Konsep Dengan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep Siklus Menstruasi. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.
Gagne, Robert. dan Brings, Leslie. (1979). Principles of Instructional Design, Second Edition. New York: Holt, Pinehart and Winstone.
Hakyolu, H, et al. (2011). Assessment of Students’ Science Knowledge Levels and Their Involvement with Argumentation. International Journal for Cross-Disciplinary Subjects in Education (UCDSE). Marmara University: Vol 2 264-270
Inch, Edward S., Barbara Warnick dan Danielle Endress. (2006). Critical Thinking and Communication: The Use of Reason in Argument. USA: Pearson Education, Inc.
Iskandar. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi
Karmin, Erna. (2010). Peningkatan Kemampuan Membaca Teks Argumentasi dengan Teknik SQ3R pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Tidak diterbitkan.
Knight, A. M. & McNeill, K. L. (2012). Comparing students’ written and verbal
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kuhn, D. (1991). The Skills of Argument. Cambridge, England: Cambridge University Press.
McGregor, Debra. (2007). Developing Thinking Developing Learning: A Guide to Thinking Skills in Education. Berkshire: Open University Press
McNeill, K. L. (2010). Explanation, argument and evidence in science, science class and the everyday lives of fifth grade students. Research in Science Teaching, Philadelphia, PA.
Means, L. M., and Voss, J. F. (1996). “Who reason well? Two studies of informal reasoning among children of different grade, ability, and knowledge levels”.
Cognition and Instruction. [Online]. Tersedia : http://ioc.ac.uk [17 Maret 2013]
Nawawi, Hadari. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.
Sairan, Endah. (2008). Hubungan Kemampuan Siswa Membuat Peta Konsep Dengan Hasil Belajar Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.
Simon, Shirley. (2008). Using Toulmin’s Argument Pattern in The Evaluation of Argumentation in School Science. [Online]. Tersedia : http://ioc.ac.uk [15 Maret 2013]
Soedijarto. (1993). Menuju Pendidikan Nasional yag Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana. (1991). Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: FEUI
Sugiyono. (2005). Metodologi Pendidikan Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Syamsuri, I., et al. (2007). Biologi 1B untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Resmi Rahmawati, 2014
Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu