SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagain dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Fisika
Oleh:
RESTU LESTARI 0902265
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP TEKANANSISWA SMP
Oleh: Restu Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Restu Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ... Ii UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI ... iii v DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah... 5
1.3. Batasan Masalah... 5
1.4. Tujuan Penelitian... 6
1.5. Manfaat Penelitian... 6
1.6. Variabel Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS... 7
2.1. Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Inkuiri Terbimbing... 7
2.2 Pemahaman Konsep Siswa... 14
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN... 20
3.1. Lokasi Penelitian... 20
3.2. Desain Penelitian... 20
3.3. Metode Penelitian... 21
3.4. Definisi Operational... 21
3.5. Instrumen Penelitian... 22
3.6. Teknik Pengumpulan Data... 22
3.7. Prosedur Penelitian... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1. Hasil Tes Pemahaman Konsep... 36
4.1.1. Menafsirkan (Interpreting)... 37
4.1.2. Membandingkan (Comparing)... 38
4.1.3. Mencontohkan (Exemplifying)... 38
4.1.4. Menjelaskan (Explaining)... 39
4.2. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran... 39
4.3. Analisis Video Pembelajaran... 43
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3.2. Membandingkan (Comparing)... 46
4.3.3. Mencontohkan (Exemplifying)... 48
4.3.4. Menjelaskan (Explaining)... 50
4.4. Analisis Lembar Kerja Siswa... 52
4.4.1. Menafsirkan (Interpreting)... 52
4.4.2. Membandingkan (Comparing)... 54
4.4.3. Mencontohkan (Exemplifying)... 55
4.4.4. Menjelaskan (Explaining)... 55
BAB V PENUTUP... 57
5.1. Kesimpulan... 57
5.2. Saran... 58
DAFTAR PUSTAKA... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 63
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANANSISWA SMP
Restu Lestari NIM. 0902265, Pembimbing I : Drs. I Made Padri, M.Pd.,
Pembimbing II : Arif Hidayat, S.Pd., M.Si., Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung, Tahun 2014
e-mail :restu.lestari.919@gmail.com
ABSTRAK
Fisika dirasakan sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini salah satunya disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat informatif atau guru cenderung memberikan informasi kepada siswa. Sehingga pengetahuan siswa tidak dibangun oleh dirinya sendiri. Pengetahuan yang didapatkan hanya sekedar hafalan yang tidak benar-benar dipahami oleh siswa. Hasil studi pendahuluan di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat, 54,76% siswa pada salah satu kelas tidak memenuhi kriteria kelulusan minimum pada ulangan harian materi cahaya dengan kriteria kelulusan minimum 75 dari 100. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membangun pemahaman konsep dari dalam diri siswa sendiri yaitu pendekatan konstruktivisme. Salah satu aplikasi teknis dari pendekatan konstruktivisme yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran ini dipilih karena dari berbagai penelitian terbukti mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam. Selain itu pemilihan model inkuiri terbimbing ini disesuaikan pula dengan tingkat siswa yang diteliti yaitu siswa SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa SMP pada materi tekanan setelah diterapkannya pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbingpada proses pembelajaran. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain one group pretest posttest. Instumen yang digunakan yaitu tes pemahaman konsep berupa soal pretest dan
posttest yang diukur peningkatannya dengan effect size Cohen. Dari hasil penelitian ini, pemahaman konsep siswa meningkat dengan effect size Cohen sebesar 2,84 yang merupakan kriteria besar. Hasil analisis video pembelajaran juga menunjukkan bahwa empat kategori kognitif Pemahaman Konsep Anderson (2011) tercapai dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing memberikan kontribusi yang besar untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Kata kunci : Pemahaman konsep, konstruktivisme dengan inkuiri terbimbing,
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Applicatiaon A Constructivist Approach by Guided Inquiry to Increase Understanding a Concept of Pressure Junior High School Student
Physicsis perceived as adifficult subject. This is partlydue to thelearning processthat is informativeorteacherjust providinginformationto students. So that thestudent's knowledgeis notbuiltby the students.Essensial concept which are gained throng memorizing could not be gainedbythe students. The results ofa preliminary study showed that 54.76% of studentsinaclass of Junior High School in West Bandung Regency did notpassthe minimumpassingcriteria (KKM)ondaily testsof lightmaterialwiththe minimumpassingcriteria75of100.Therefore, itis necessary to havea learning approachthatcanbuild conceptunderstanding of the studentsthat is aconstructivist approach. One of technical applicationoftheconstructivist approachis guided inquirylearning model. The learning modelischosen becauseof thewide range ofresearchproven to increasestudent'sconcepts understanding ofscience. In addition,thisguided inquirymodel selectionalsoadjustedto the level ofstudentsstudied.This studyaims to improve understanding ofphysics concept Junior High School studentsonthe pressure subjectafter the implementation ofa constructivist approachandguided inquirymodel tothelearning process. The research methodin this studywas thequasi-experimental method withone group pretest posttest design. The instrumentused is a concept understandingtestapplied on pretestandposttestwhile improvementis measuredbyCohen'seffect size (1992).Based on theresults ofthis study, student's concept understanding improved withCohen'seffect sizeby2.84which indicated the bigcriteria. The results ofthe videoanalysisalsoshowedthatthefourcognitivecategoriesof Anderson’s concept understanding(2001) wasachievedin the learning process.It meansthat theuse ofa constructivist approachwith guided inquiry model big contributedto improvingstudents' concept understanding.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Pendidikan disebutkan sebagai kumpulan dari semua proses yang
memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan
(potensi) yang dimilikinya, sikap-sikap, dan bentuk-bentuk perilaku yang
bernilai positif di masyarakat tempat individu dan masyarakat berada
(Sukardjo, dkk., 2009, hlm. 9).
Fisika adalah ilmu tentang energi dan benda, serta hubungan antara
keduanya. Mempelajari fisika, seperti juga mempelajari semua ilmu
pengetahuan, adalah cara untuk memecahkan masalah dan menemukan
mengapa suatu peristiwa terjadi (VanCleave, 1993, hlm. 3). Dalam
memecahkan masalah dan menemukan mengapa suatu peristiwa terjadi,
peserta didik seringkali merasa kesulitan. Wardhani, dkk. (2013) dalam Jurnal
Inkuirimenyebutkan bahwa pembelajaran fisika umumnya masih berorientasi
pada guru. Siswa cenderung menerima apa saja yangdijelaskan oleh guru
tanpa harus mengetahui makna dari pelajaran tersebut. Siswa juga cenderung
menghafal pengertian dan rumus, pendekatan pembelajaran kurang
berhubungan dengan fenomena alam, kehidupan sehari-hari, dan
perkembangan teknologi. Hal ini menyebabkan siswa pasif dan kurang
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membosankan, sehingga siswa mengalami kesulitan belajar dan
menyebabkan prestasi belajar siswa rendah.
Kesulitan siswa ini lebih dirasakan di daerah-daerah yang tertinggal di
Indonesia. Siswa lulusan daerah yang tertinggal terkadang memiliki
kemampuan yang jauh lebih rendah daripada siswa lulusan daerah yang maju,
padahal Ujian Nasional tidak membedakan antara siswa di daerah tertinggal
dengan siswa di daerah maju. Berdasarkan hasil penelitian Amiruddin dan
Supriyatman (2013) dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia menyebutkan
bahwa fakta menunjukkan bahwa semua sekolah yang diobservasi di Provinsi Sulawesi Tengah yang seluruhnya merupakan daerah tertinggal belum
mampu melakukan tuntutan KTSP. Hal ini disebabkan oleh : guru masih menggunakan perangkat pembelajaran yang disusun pusat yang sebenarnya hanya sebagai contoh, masih banyak guru fisika yang masih terpakupada cara-cara pembelajaran lamadi mana guru sebagai satu-satunya sumber belajar (teachercenter),tidakmemperhatikan karakteristik dari siswanya, siswa tidak diperkenalkanpadahakikatilmufisikasecarautuh, sehingga siswa hanya mampu menghafal konsep tanpamampumengembangkanketerampilan prosessainsdalam memecahkan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, hasil studi pendahuluan di salah satu SMP Negeri di Kabupaten
Bandung Barat, 54, 76% siswa pada salah satu kelas tidak memenuhi kriteria
kelulusan minimum pada ulangan harian materi cahaya dengan kriteria
kelulusan minimum 75 dari 100. Setelah dilakukan pengamatan terhadap
proses pembelajaran dan menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran,
rendahnya nilai siswa ini salah satunya dapat diakibatkan oleh proses
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi kepada siswa, sehingga pengetahuan siswa tidak dibangun oleh
dirinya sendiri, pengetahuan yang didapatkan hanya sekedar hafalan yang
tidak benar-benar dipahami oleh siswa.
Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yaitu sudut
pandang terhadap proses pembelajaran, yang dapat membangun pemahaman
konsep dari dalam diri siswa sendiri, sehingga pengetahuan yang dimiliki
siswa tidak hanya sekedar hafalan, melainkan suatu pemahaman yang
dibangun sendiri oleh siswa sehingga benar-benar siswa pahami dan dapat dia
terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang dikenal sebagai konstruktivisme.
Gagasan konstruktivisme pertamakali dicetuskan oleh Glambatissta Vico,
seorang epistimologi dari Italia. Dialah cikal bakal konstruktivistik. (Yamin,
2012). Gagasan ini dikembangkan oleh Piaget berdasarkan penelitiannya
tentang bagaimana anak-anak memperoleh pengetahuannya. Piaget sampai
pada kesimpulan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.
Penelitiannya inilah yang menyebabkan ia dikenal sebagai konstruktivis
pertama (Bodner, 1986).
Aplikasi pendekatan konstruktivisme diantaranya adalah pembelajaran
inkuiri, magang kognitif, dan belajar kooperatif (Jacob, 2007). Dari beberapa
penelitian pembelajaran inkuiri ini terbukti dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Diantaranya model
pembelajaran inkuiri menggunakan analogi pada konsep listrik magnet dapat
meningkatkan penguasaan konsep listrik magnet calon guru fisika (Nyoto,
2011); Pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahamnan konsep
mahasiswa dengan n-gain ada pada kategori sedang (29,9%). N-gain tertinggi
diperoleh pada konsep komposisi larutan dan terendah pada konsep volume
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aplikasi pembelajaran konstruktivisme yang akan digunakan adalah model
pembelajaran inkuiri.
Menurut Sound dan Trowbridge (Wartono, 2003) dalam (Mangangantung,
2008) membedakan inkuiri menjadi guided inquiry, modified inquiry, free
inquiry, inquiry role approach, invitation into inquiry, pictorial riddle,
synetic lesson, and value clarification. Pada penelitian ini model
pembelajaran inkuiri yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing karena dalam berbagai penelitian penggunaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa salah satunya dalam penelitian terhadap siswa Sekolah Dasar yaitu
penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing secara signifikan dapat
lebih meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dibanding
penggunaan model pembelajaran konvensional (Hermita, 2008).
Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga digunakan karena model
inkuiri terbimbing dalam penelitian (Praptiwi, dkk., 2012) yang
menggunakan bantuan My Own Dictionary (kamus kosakata fisika dalam
bahasa Inggris) terbukti efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan
unjuk kerja siswa SMP RSBI. Selain itu, pemilihan model pembelajaran
inkuiri terbimbing disesuaikan dengan tingkatan siswanya. Perkembangan
intelektual remaja sudah mampu menguji hipotesis sehingga kemampuan
nalar ilmiahnya sudah muncul. Namun berdasarkan studi pendahuluan
dilapangan, siswa SMP masih memerlukan bimbingan dalam menemukan
suatu konsep fisika.
Oleh karena itu, penelitian mengenai “Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, yaitu “Bagaimanakah
peningkatan pemahaman konsep tekanan pada siswa SMP setelah diterapkan
pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing pada proses
pembelajaran fisika?”
Rumusan masalah itu dapat dijelaskan dalam dua pertanyaan penelitian,
yaitu :
a. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep tekanan siswa SMP
setelah diterapkan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing untuk setiap kategori kognitif pemahaman konsep?
b. Bagaimanakah ketercapaian setiap kategori kognitif pemahaman konsep
tekanan siswa SMP berdasarkanprofil pembelajaran fisika dengan
pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing?
1.3.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu peningkatan
pemahaman konsep siswa yang dimaksud dalam rumusan masalah dilihat dari
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakandesainone group pretest-posttest
designdapatditentukandenganmenghitungselisihskor rata-rata
pretest-posttestdibagidenganstandardeviasigabunganpretest-posttest sebagaimana
yang dikemukakanolehKadeldan Kip(2012, hlm. 3).
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman
konsep siswa SMP pada materi tekanan setelah diterapkannya pendekatan
konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing pada proses pembelajaran
fisika dan mengetahui peningkatan setiap kategori kognitif pemahaman
konsep.
1.5.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang
penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing
untuk meningkatkan pemahaman konsep fisikasiswa SMP, dan memperkaya
hasil-hasil penelitian dalam kajian pendidikan terutama dalam hal pendekatan
pembelajaran dan model pembelajaran, sehingga nantinya dapat digunakan
oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti guru, dosen, praktisi
pendidikan, peneliti, dan lain-lain baik sebagai pendukung, pembanding atau
bahkan sebagai rujukan bagi penelitian sejenis.
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel bebas : Pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing.
2. Variabel terikat : Pemahaman konsep siswa sesuai teori Anderson.
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
3.2.Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
penelitian one group pretest-posttest, dimana sebelum siswa mengikuti
pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing dilakukan pretest terlebih dahulu, untuk mengetahui kemampuan
awal siswa dan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing dilakukan
posttest, untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing. Penelitian ini
dapat digambarkan dengan menggunakan tabel seperti di bawah ini :
Tabel 3.1. One GroupPretest-Postest (Sukmadinata, 2011, hlm. 208)
Pre Test Treatment Post Test
T1 X T2
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu T1 = Pretest
T2 = Posttest
X = Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan
model inkuiri terbimbing
3.3.Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
quasi eksperimen dimana pada penelitian ini tidak terdapat kelas kontrol yang
menjadi pembanding kelas eksperimen. Selain itu, sampel tidak dipilih secara
random.
3.4.Definisi Operational
1. Pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing adalah satu
pendekatan pengajaran yang menganggap bahwa setiap individu membina
pengetahuanya sendiri dan bukanhanya menerima pengetahuan dari orang
lain, namun dalam proses pembelajarannya siswa masih mendapatkan
bimbingandari guru yang memungkinkan siswa memperoleh kedalaman
pemahaman. Dengan tahapaninkuiri terbimbing menurut (Joyce, 2009)yaitu
tahap (1) berhadapan dengan masalah, tahap (2) pengumpulan
data-verifikasi, tahap (3) pengumpulan data-eksperementasi, tahap (4) mengolah,
memformulasikan suatu penjelasan, dan tahap (5) analisis proses
penelitian.Penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing ini diukur dengan menggunakan analisis transkrip video
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pemahaman konsep adalah suatu bentuk pengertian seseorang terhadap
suatu konsepyang menyebabkan orang tersebut mengetahui dan dapat
menggunakan konsep tersebut untuk memecahkan suatu permasalahan.
Pemahaman konsp ini akan dibatasi pada menafsirkan (interpreting),
mencontohkan (exemplifying), membandingkan (comparing), dan
menjelaskan (explaining) suatu konsep. Sesuai dengan teori memahami
(Understanding) dalam taxonomi Anderson (2011). Cara mengukur
pemahaman konsep ini adalah dengan menghitung nilai effect size Cohen.
3.5.Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian “Penggunaan
Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep FisikaSiswa SMP” ini adalah tes
pemahaman yang merupakan instrumen untuk mengumpulkan data mengenai
tingkat pemahaman konsep siswa.Tes pemahaman siswa ini berupa tes pilihan
ganda dan tes uraian yang dapat mengetahui pemahaman awal (pretest) dan
pemahaman akhir setelah diberikan tindakan (posttest).
3.6.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini,
yang dimaksud teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan
untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan untuk
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah :
1) Tes awal pemahaman siswa (pretest)
Tes tertulis berupa soal-soal yang digunakan untuk mengetahui
pemahaman konsep awal siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran
menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing.
2) Tes akhir pemahaman siswa (posttest)
Tes tertulis berupa sejumlah soal yang digunakan untuk mengetahui
pemahaman konsep akhir siswa (setelah proses pembelajaran).
3) Rekaman proses pembelajaran
Proses pembelajaran direkam dalam bentuk video pembelajaran. Video
ini kemudian ditranskipkan. Dari transkrip video pembelajaran kita dapat
mengetahui apakah empat kategori kognitif pemahaman konsep tercapai
atau tidak pada proses pembelajaran.
4) Lembar Kerja Siswa
Pengisian lembar kerja siswa ini dijadikan data pendukung untuk
mengetahui apakah lembar kerja siswa juga membantu membangun
pemahaman konsep siswa atau tidak.
3.7.Prosedur Penelitian
3.8.Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
Berikut bagan prosedur penelitian “Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme
dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
1) Studi pendahuluan dengan cara observasi untuk mengetahui sejauh
mana proses pembelajaran siswa di sekolah.
2) Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat
mengenai permasalahan yang akan dikaji.
3) Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan
untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.
4) Membuat dan menyusun instrumen penelitian.
5) Menguji coba instrumen penelitian.
6) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian
melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai.
7) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario
Pembelajaran
8) Observasi awal, dilakukan untuk mengetahui kondisi awal populasi
(sekolah) dan sampel (kelas yang akan diuji coba).
Untuk menguji coba instrumen tes pemahaman konsep dilakukan
pengolahan data tujuannya untuk melihat validitas dan reliabilitas
instrumen sehingga ketika digunakan instrumen tersebut telah valid dan
reliabel.
a. Analisis validitas instrumen tes pemahaman konsep
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan
perumusan :
(Arikunto, 2006, hlm. 29)
Tabel 3.2. Validitas Instrumen (Arikunto, 2006, hlm. 29) Nilai r Interpretasi
0,81 – 1,00 Sangattinggi
b. Analisis reliabilitas instrumen uji coba
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama
ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda
atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Nilai reliabilitas
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan
menggunakan metoda belah dua (split half).
Adapun reliabilitas tes pilihan ganda dapat dihitung dengan
menggunakan perumusan :
(Arikunto, 2006, hlm. 75)
Tabel 3.3. Reliabilitas Instrumen (Arikunto, 2006, hlm. 75) KoefisienKorelasi KriteriaReliabilitas
0,81 < r ≤ 1,00 Sangattinggi
0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 < r ≤ 0,60 Cukup
0,21 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,20 SangatRendah
Keterangan :
1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Sedangkan uji reliabilitas untuk soal uraian dapat dihitung dengan
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = jumlah item
�2 = jumlah varian skor tiap butir soal
2
= varian total
c. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah
soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah
bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.
Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan
persamaan:
(Arikunto, 2006, hlm. 210)
Tabel 3.4. Tingkat Kesukaran Butir Soal (Arikunto, 2006, hlm. 210)
P-P Klasifikasi
0,00 – 0,29 Soal sukar
0,30 – 0, 69 Soal sedang
0,70 – 1,00 Soal mudah
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar, dan
Jx = jumlah seluruh siswa peserta test.
Dan untuk tes uraian digunakan langkah sebagai berikut.
1) Menghitung rata-rata skor tiap butir soal dengan rumus : x
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
� � − � �= � �ℎ � � � �� �
� �ℎ � � �
(Arifin, 2012, hlm. 135)
2) Menghitung rata-rata skor tiap butir soal dengan rumus :
� � � � � = � � − � �
� � �� �
(Arifin, 2012, hlm. 135)
3) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria:
Tabel 3.5. Tingkat Kesukaran Soal Uraian (Arifin, 2012, hlm.135)
Nilai Kriteria
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
d. Analisis daya pembeda (DP)
Untuk menentukan daya pembeda D, digunakan persamaan :
A B
(Arikunto, 2006, hlm. 218)
Keterangan :
NA : Banyaknya siswa kelompok atas.
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6. Daya Pembeda (Arikunto, 2006, hlm. 218) Rentang daya pembeda (D) Keterangan Soal
0,0≤D≤0,20 Jelek
0,20<D≤0,40 Cukup
0,40<D≤0,70 Baik
0,70<D≤1,0 Sangat Baik
e. Berikut ini data hasil uji instrumen :
1) Pilihan Ganda
Tabel 3.7. Hasil Uji Instrumen Soal Pilihan Ganda
No.
Soal
Validitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Keterangan
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8 0,33 Rendah 0,65 Sedang 0,25 Cukup Dipakai
9 0,60 Cukup 0,35 Sedang 0,75 Sangat
Baik Dipakai
10 0,07 Sangat
Rendah 0,29 Sukar 0,13 Jelek Dipakai
11 0,08 Sangat
Rendah 0,16 Sukar 0,13 Jelek Dipakai
12 0,60 Tinggi 0,74 Mudah 0,75
Sangat
Baik Dipakai
13 0,82 Sangat
Tinggi 0,42 Sedang 0,88
Sangat
Baik Dipakai
14 0,19 Cukup 0,97 Mudah 0,13 Jelek Dipakai
15 0,29 Rendah 0,51 Sedang 0,25 Cukup Dipakai
16 0,67 Tinggi 0,19 Sukar 0,63 Baik Dipakai
17 0,40 Cukup 0,90 Mudah 0,38 Cukup Dipakai
18 0,80 Tinggi 0,39 Sedang 0,88 Sangat
Baik Dipakai
19 0,34 Rendah 0,35 Sedang 0,50 Baik Dipakai
20 0,63 Tinggi 0,71 Mudah 0,75 Sangat
Baik Dipakai
Adapun nilai reliabiitas tes pilihan ganda ini adalah r = 0,72 yang
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Uraian
Tabel 3.8. Hasil Uji Instrumen Soal Uraian
No.
Soal
Validitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Keterangan
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0,45 Cukup 0,19 Sukar 0,17 Jelek Dipakai
pada kategori reliabilitas cukup.
b. Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, tahap pelaksanaan
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Memberikan pretest pada siswauntuk mengetahui kemampuan awal
siswa mengenai pemahaman materi yang akan disampaikan.
2) Memberikan tindakan (treatment) dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing.
3) Memberikan posttest pada siswasetelah proses pembelajaran
menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing dilaksanakan.
4) Tahap Analisis dimana seluruh data penelitian yang telah diperoleh
kemudian dianalisis. Hasil analisis tersebut dihubungkan dengan
literatur yang ada sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai
penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri
terbimbing.Untuk menganalisis hasil pembelajaran maka dilakukan
perhitungan effect size Cohen.
Effect size merupakan ukuran mengenai besarnya efek suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari pengaruh besarnya sampel (Oljenik dan Algina, 2003). Variabel-variabel yang terkait biasanya berupa variabel respon, atau disebut juga variabel independen dan variabel hasil (outcome variabel), atau sering disebut variabel dependen. Effect size juga dapat diangap sebagai ukuran mengenai kebermaknaan hasil penelitian dalam tataran praktis. (Huck 2008; More 2007) dalam Santoso (2010, 3).
Karena effect sizemengukur efek variabel bebas terhadap variabel
terikat maka digunakanlah effect size Cohen untuk mengukur
besarnya peningkatan pemahaman konsep siswa. Selain itu effect size
Cohen ini dapat digunakan pada sampel yang sedikit seperti
penelitian one group pretest posttest ini.
Adapunpersamaan yang digunakanuntukmenentukaneffect
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= � 2− � 1
(Cohen, 1992, hlm. 3)
Keterangan:
d = effect size
� 1 = rata-rata skor pretest
� 2 = rata-rata skor posttest
= standar deviasi
AdapunpersamaanStandardeviasi yang
dimaksudadalahsebagaiberikut.
= 1
2
+ 22 2
(Cohen, 1992, hlm. 3)
Keterangan:
1 = standardeviasipretest 2 = standardeviasiposttest
Adapun kriteria effect size dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.9.Kriteria Effect Size
Effect Size(d) Kategori
≥0,80 Besar
≥0,50 - <0,80 Sedang
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
≥0,00 - <0,20 TidakBerpengaruh
Cohen(1992, hlm. 3)
c. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain :
1) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data.
2) Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang
kurang sesuai.
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Dari penelitian berjudul “Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme
dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Tekanan pada Siswa SMP“ ini dapat disimpulkanbahwa
pemahaman konsep siswa setelah diberikan pembelajaran menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing mengalami
peningkatan yang diukur dengan effect size menghasilkan nilai 2,84 yang
menurut tabel effek size Cohen termasuk kategori besar. Hal ini dapat
diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme dengan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa dengan efek yang besar. Sehingga pendekatan
pembelajaran konstruktrivisme dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
untuk meningkatan pemahaman konsep siswa.
Berikut ini kesimpulan dari dua pertanyaan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini.
1. Peningkatan pemahaman konsep siswa yang diukur dengan effect size
Cohen dalam setiap kategori kognitif pemahaman konsep Anderson
yaitu menafsirkan (interpreting) sebesar 1,41 yang masuk kategori
besar. Nilai effect size Cohen dalam aspek membandingkan
(comparing) sebesar 1,11 yang masuk kategori besar.Nilai effect size
Cohen dalam aspekmencontohkan (exemplifying) sebesar 1,15 yang
masuk kategori besar. Nilai effect size Cohen dalam aspek
menjelaskan (explaining) sebesar 3,61 yang masuk kategori besar.
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model inkuiri terbimbing memberikan kontribusi yang besar pada
keempat aspek kognitif tersebut.
2. Dari hasil analisispotongan-potongan transkrip video pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa pada proses pembelajaran siswa sudah
mampu mencapai semua kategori kognitif pemahaman konsep
Anderson.Pada kategori kognitifmenafsirkan (interpreting)dan
menjelaskan (explaining)pendekatan konstruktivisme dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan efek yang besar karena
kemampuan ini banyak dicapai oleh siswa pada setiap proses
pembelajaran. Pada kategori kognitif membandingkan (comparing)
dan mencontohkan (exemplifying) pendekatan konstruktivisme
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan efek
sedang karena kemampuan ini hanya beberapa kali dicapai oleh siswa
pada setiap proses pembelajaran.
5.2. Saran
Untuk rujukan penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan hal-hal
sebagai berikut.
1. Berdasarkan transkrip video pembelajaran, tiga dari empat pertemuan
melebihi jam belajar fisika di kelas yang seharusnya hanya 1 jam 20
menit. Sebaiknya pada proses penelitian, peneliti atau guru dapat
mengkondisikan proses pembelajaran dengan model inkuiri
terbimbing ini agar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh
sekolah.
2. Proses analisis video pembelajaran sebaiknya dilakukan langsung setelah
pembelajaran berakhir. Sehingga kekurangan dari proses pembelajaran yang
merupakan hasil analisis proses pembelajaran dapat diperbaiki secara
59
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, dan Supriyatman. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Fisika Bagi Siswa SMP Negeri di Daerah Tertinggal. Semarang : Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung :Rosda.
Arikunto,S.(2006).ProsedurPenelitian.Jakarta: RinekaCipta.
Cohen, J. (1992). A Power Primer. Washington DC : New York University.
Dahar, RW. (1989).Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Dini, KF. (2011). Analisis Dinamika Inkuiri yang ditunjukkan Guru Biologi SMA
Kota Bandung. Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung : Tidak
diterbitkan.
Ergin, I. (2012). Constructivist approach based 5E model and usability
instructional physics. Turkish Military Academy : Tidak diterbitkan.
Fatimah, F. (2012). Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Program PLRG
Simulator untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan
Kemampuan Kognitif Siswa SMP pada Materi Pembiasan Cahaya. Tesis
Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Gunawan, I.,danAnggraeni. Taksonomi Bloom – RevisiRanahKognitif:
KerangkaLandasanUntukPembelajaran, Pengajaran, danPenilaian.
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hermita, N. (2008). Pembelajaran IPA dengan Model Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa
Sekolah Dasar. Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung : Tidak
diterbitkan.
Jacob, C. (2007). Aplikasi Pendekatan Konstruktivis. Laporan PPM Dikmas :
Tidak diterbitkan.
Joyce, B., et.al. (2012). Models of Teaching. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Kadel, PJ., dan Kip, KE. (2012). A SAS Macro to Compute Effect Size (Cohen’d)
and Its Confidence Interval from Raw Survey Data.Florida : University of South Florida.
Kuhlthau, CC. Guided Inquiry : Learning in the 21st Century. USA : Center of
International Schoolarship in School Libraries (CISSL).
Maimunah, S. (2001). Pembelajaran Secara Konstruktivisme. Malaysia :
Kementrian Pendidikan Malaysia.
Mangangantung, JM. (2008). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
Materi Energi dan Penggunaannya untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Sains Sekolah Dasar. Tesis
Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Marhendri. (2007). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi
Keseimbangan Benda Tegar untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mulyani, S. (2012). Pembekalan Keterampian Generik Kimia Bagi Mahasiswa
Calon Guru Melalui Inkuiri Pada Mata Kuliah Kimia Fisika III. Tesis
Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Norhamidah, D. (2013). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Melalui Strategi
REACT (Reading, Enperiencing, Applying, Cooperating dan Transpering)
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Kognitif
Siswa pada Topik Suhu dan Kalor. Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI
Bandung : Tidak diterbitkan.
Nyoto. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan
Analogi pada Konsep Listrik-Magnet untuk Membekalkan Kemampuan
Beranalogi Calon Guru Fisika. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UPI
Bandung : Tidak diterbitkan.
Praptiwi, L., dkk. (2012). Efektivitas
ModelPembelajaranEksperimenInkuiriTerbimbingBerbantuanMyOwn
DictionaryUntukMeningkatkanPenguasaanKonsepdan
UnjukKerjaSiswaSMPRSBI. Semarang : Unnes Science Education Journal.
Santoso, A. (2010). Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-Penelitian di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta : Jurnal penelitian Vol.
14.
Sukardjo, UK. (2009). LandasanPendidikan.Jakarta: RajawaliPers
Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda
Hermawan, 2014
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VanCleave, J. (1993). GembiraBermaindenganFisika.Jakarta:
PustakaUtamaGrafit
Wardhani, K., dkk. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Program Based
Learning Menggunakan Multimedia dan Modul ditinjau dari Kemampuan
Berpikir abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa. Surakarta : Jurnal Pasca
Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Yamin, M. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jambi :