• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Yang Di Formulasi Sebagian Dengan Tepung Sukun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Yang Di Formulasi Sebagian Dengan Tepung Sukun."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanaman sukun tercatat berasal dari daerah pasifik, yang kemudian

berkembang di daerah tropis. Pada abad XVIII sukun dikembangkan di daerah

Malaysia, dan selanjutnya berkembang sampai Indonesia. Tanaman sukun telah

cukup lama di kenal. Hal ini terbukti adanya tanaman sukun dikebun Raya Bogor

yang telah berumur ratusan tahun, yang diduga ditanam oleh ahli botani belanda

(Setijo,1995).

Sukun di Indonesia kebanyakan dikonsumsi dalam bentuk olahan baik

digoreng maupun direbus dari buah yang masih mentah. Buah sukun umumnya

dikonsumsi setelah digoreng seperti talas dan adakalanya direbus atau dibuat

kripik. Di Maluku, buah sukun sering dibakar utuh, kemudian baru dikupas dan

dipotong-potong untuk dijadikan kolak, demikian pula yang dilakukan oleh

penduduk Tahiti. Diversifikasi produk dari sukun masih sangat terbatas, padahal

sukun merupakan salah satu komoditas yang mudah rusak, sehingga harga

sukun relatif murah.

Buah sukun merupakan buah yang memiliki masa simpan yang singkat.

Saat musim panen datang perlu upaya pengawetan, pada pengawetan buah

sukun dapat diolah menjadi tepung. Salah satu pemanfaatan dibuat tepung

supaya sukun memiliki daya simpan yang cukup lama.

Pemanfaatan sukun sebagai bahan pangan semakin penting, sejak

pemerintah mulai melancarkan progam diversifikasi pangan. Sukun mengandung

(2)

2 dll. Dengan demikian sukun mempunyai prospek yang cerah sebagai komoditas

agroindustri diwaktu mendatang.

Tepung terigu merupakan produk impor namun produksi bahan bakunya

yaitu gandum masih sulit dibudidayakan di Indonesia sehingga harus diimpor dari

negara lain. Data SUSENAS tahun 1999, 2002, 2005 tingkat konsumsi produk

gandum masyarakat Indonesia perkapita dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Upaya untuk mengurangi peningkatan konsumsi produk gandum ini. Masyarakat

dapat melakukan pengurangan pada gandum dengan cara memanfaatkan

produk olahan tepung sukun (Putranto, 1994).

Pembuatan tepung sukun dapat dikerjakan seperti halnya pembuatan

tepung beras. Gaplek sukun ditumbuk di lumpang dengan antan sampai lembut.

Hasil tumbukan yang halus kemudian tepung dijemur dengan panas matahari

hingga betul-betul kering. Pembuatan tepung sukun dapat pula dilakukan dengan

cara nasional. Rendeman sukun menjadi tepung dipengaruhi oleh ketuaan buah,

kadar air buah segar, musim panen dan cara memprosesnya (Setijo, 1995).

Tepung sukun dapat dimanfaatkan untuk mensubstitusi tepung terigu

yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap tepung

terigu. Namun dengan demikian upaya penganekaragaman produk olahan

berbahan dasar tepung sukun tersebut perlu mempertimbangkan penerimaan

masyarakat dan nilai gizinya.

Tepung sukun merupakan produk olahan dari buah sukun yang memiliki

kandungan pati cukup tinggi yaitu mencapai 69% sehingga tepung sukun

berprotein sebagai bahan makanan sumber karbohidrat. Pada proses

pembuatan adonan tepung yang mengandung kadar pati cukup tinggi maka

(3)

3 Upaya untuk meningkatkan daya guna sukun dan nilai ekonominya dapat

dilakukan dengan menganekaragamkan jenis produk olahan sukun, untuk itu

perlu dikembangkan cara pengolahan lain seperti pembuatan tepung sukun dan

kue bolu kukus. Bolu kukus merupakan produk yang di hasilkan dari tepung

terigu atau jenis tepung lain dengan penambahan bahan – bahan lain untuk

menambah zat gizi diproses dengan pengukusan atau pengovenan

(Memil,2006).

Kualitas kue bolu kukus ditentukan dari rasa, tekstur, aroma dan tingkat

pengembangan. Tingkat pengembangan adalah perbandingan tinggi kue bolu

kukus dengan tinggi adonan. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengembangan

antara lain putih telur ayam, soda kue atau pengembang kue dan protein yaitu

gluten (Widayati dan Damayanti, 2001).

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian

tentang tingkat pengembangan dan daya terima bolu kukus yang diformulasi

sebagian dengan tepung sukun.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungannya tingkat pengembangan dan daya terima bolu

kukus yang diformulasi sebagian tepung sukun?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui formula tepung sukun yang ditambahkan dalam

pembuatan bolu kukus dengan tingkat pengembangan dan daya terima

(4)

4 b. Tujuan Khusus

1. Mengukur tingkat pengembangan bolu kukus yang di formulasi

sebagian dengan tepung sukun.

2. Mengetahui daya terima terhadap bolu kukus yang di formulasi

sebagian dengan tepung sukun.

3. Menganalisis tingkat pengembangan terhadap bolu kukus yang

diformulasi sebagian dengan tepung sukun

D. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pembuatan

keanekaragaman pangan dengan penggunaan bahan tambahan sukun

b. Bagi Masyarakat

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap buah

sukun

c. Bagi Peneliti Lanjut

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Shigesada dan Kawasaki (1997), terjadinya invasi bermula dari adanya gangguan terhadap ekosistem yang menimbulkan celah, sehingga tersedia ruang bagi

( 3) Di t ingkat Pusat , salinan keput usan kelayakan lingkungan hidup suat u usaha dan/ at au kegiat an beser t a dokum en analisis dam ak lingkungan hidup, r encana

Komponen hidrolika pada EPA SWMM 5.1 yang digunakan pada penelitian ini adalah junctions, conduits (saluran), serta outfalls (outlet). Selain itu, komponen

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah variansiindeks gain kedua kelas penelitian homogen atau tidak.. Apabila data berdistribusi normal, maka

Di dalam perusahaan kecil yang hanya dikendalikan oleh satu orang, pelayanan kantor secara terpisah (desentralisasi) mungkin tidak diperlukan. Akan tetapi, di dalam

Pada awalnya Lembaga Pemasyarakatan Klas I Malang oleh Belanda diperuntukkan sebagai penjara sesuai dengan Sistem Kepenjaraan (sistem balas dendam) yang diberlakukan pada saat

Selanjutnya, untuk memperkenalkan pembaca anak- anak (usia sekitar 7--14 tahun) pad a sajak-sajak yang lebih matang, dalam antologi ini terutama akan ditampilkan sajak-sajak

Rendahnya produksi telur ayam yang diberikan dedak padi mengandung asam fitat dan serat kasar yang cukup tinggi yang dapat menurunkan produksi dan efisiensi penggunaan