PENGARUH PEMBELAJARAN BOLA VOLI YANG DIMODIFIKASI TERHADAP KEBERANIAN DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA
TUNAGRAHITA
(Studi Eksperimen di SLB-C ANGKASA Kab. Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Penelitian Skripsi S1 Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
MEIRANI SILVIANI DEWI 0800750
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA KESEHATAN
Meirani Silviani Dewi, 2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Bola
Voli yang di Modifikasi Terhadap Keberanian dan Kebugaran Jasmani Siswa Tunagrahita” ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klam dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Meirani Silviani Dewi
NIM : 0800750
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Bola Voli yang di Modifikasi Terhadap Keberanian dan Kebugaran Jasmani Siswa Tunagrahita (Studi Eksperimen di SLB-C ANGKASA Kab. Bandung)
Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I,
Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS., AIFO NIP. 195603031983031005
Pembimbing II,
Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO NIP. 197608022005011002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Meirani Silviani Dewi, 2013
ABSTRAK
Meirani Silviani Dewi. NIM. 0800750. Skripsi: Pengaruh Pembelajaran Bola Voli yang di Modifikasi Terhadap Keberanian dan Kebugaran Jasmani Siswa Tunagrahita (Studi Eksperimen di SLB-C ANGKASA Kab. Bandung). Skripsi ini dibimbing oleh Pembimbing I Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS., AIFO dan Pembimbing II Jajat Darajat KN, SP.d, M.Kes., AIFO. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keberanian dan kebugaran jasmani melalui pembelajaran bola voli yang di modifikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 siswa tunagrahita di SLB Tunagrahita dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat keberanian siswa tunagrahita, dan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa dilakukan observasi berupa tes kebugaran jasmani yang meliputi pengukuran fleksibilitas menggunakan fleksometer, daya tahan jantung paru menggunakan jalan 1 mil, dan kekuatan menggunakan push up. Hasil penelitian yang didapat menunjukan bahwa adanya peningkatan terhadap keberanian dan kebugaran jasmani. 1) Peningkatan keberanian siswa tunagrahita sebesar 9,45% atau (76,70±10,33 vs 84,70±11,43) tetapi tidak menunjukan peningkatan yang signifikan. 2) Peningkatan kebugaran jasmani siswa tunagrahita sebesar 7,77% atau (143,94±19,90 vs 156,06±19,71) tetapi tidak menunjukan peningkatan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan meski peningkatan keberanian dan kebugaran jasmani siswa tunagrahita tidak menunjukan peningkatan yang signifikan secara statistik tetapi secara penghitungan matematis terbukti adanya peningkatan yang baik terhadap keberanian dan kebugaran jasmani siswa tunagrahita.
ii
ABSTRACT
Meirani Silviani Dewi. NIM. 0800750. Skripsi: The effect of Learning on the Modified Volleyball Against the Courage and Physical Fitness Student Tunagrahita (Experimental Study on SLB-C ANGKASA District. Bandung). Skripsi Supervisor I was guided by Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS, AIFO and Supervisor II Jajat Darajat KN, SP.d, M.Kes., AIFO. Physical Education Studies Program Health and Recreation. Faculty of Physical Education and Health. Indonesia University of Education. Year 2013.
The purpose of this study was to determine the increase in courage and physical fitness through learning volleyball modified. The method used in this study is an experimental method using One-Group Pretest-Posttest Design. The sample used in this study consisted of 10 students with mental retardation in SLB Tunagrahita data collection techniques used in this study in the form of observations using the observation sheet to determine the level of students' mental retardation courage, and to determine the level of physical fitness of students made observations in the form of physical fitness tests include measurement using fleksometer flexibility, endurance pulmonary heart using a 1 mile, and the power of using push-ups. The results obtained show that the increase of the courage and physical fitness. 1) Increase the student courage or mental retardation of 9.45% (76.70 ± 10.33 vs. 84.70 ± 11.43), but the increase did not show significant improvement. 2) Increasing students' physical fitness or mental retardation of 7.77% (143.94 ± 19.90 vs 156.06 ± 19.7). It can be concluded despite increased courage and physical fitness of students tunagrahita not show a statistically significant improvement but mathematical calculations proved the existence of a good increase courage and physical fitness of the student mental retardation.
Meirani Silviani Dewi, 2013
1.3 Tujuan Penelitian... 4
1.4 Manfaat Penelitian... 4
1.5 Batasan Masalah... 5
1.6 Definisi Oprasional... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani... 7
2.2 Hakikat Pembelajaran Adaptif... 8
2.3 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus... 9
2.3.1 Hakikat SLB Bagian A (Tunanetra)... 10
2.3.2 Hakikat SLB Bagian B (Tunarungu dan Tunawicara)... 11
2.3.3 Hakikat SLB Bagian C (Tunagrahita)... 13
2.4 Pembelajaran Bola Voli... 14
2.4.1 Hakikat Pembelajaran... 14
2.4.2 Permainan Bola Voli... 15
2.5 Tunagrahita dan Kebutuhan dalam Pembelajaran... 19
2.5.1 Pengertian Tunagrahita... 19
2.5.2 Klasifikasi Anak Tunagrahita... 21
2.5.3 Karakteristik Anak Tunagrahita... 21
2.5.4 Kebutuhan Pembelajaran ABK Tunagrahita... 23
2.6 Modifikasi Pembelajaran Penjas... 24
2.7 Pengaruh Modifikasi Pembelajaran Bola Voli Terhadap Keberanian
dan Kebugaran Jasmani Siswa Tunagrahita... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 32
3.2 Populasi, Sampel, dan Lokasi Penellitian... 32
3.2.1 Populasi... 32
3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel... 33
3.2.3 Lokasi Penelitian... 34
3.3 Desain Penelitian... 34
3.4 Instrumen Penelitian... 36
3.5 Proses Pengambilan Instrumen... 40
3.5.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 40
3.6 Pelaksanaan Pembelajaran... 40
3.7 Teknik Pengumpulan Data... 41
3.8 Analisis Data... 41
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Pengolahan dan Analisis Data... 43
4.2 Uji Hipotesis... 45
4.2.1 Uji Hipotesis Pertama... 45
4.2.2. Uji Hipotesis Kedua... 46
4.3 Diskusi Penemuan... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 50
5.2 Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA... 51
Meirani Silviani Dewi, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu pendidikan yang penting dilakukan di sekolah luar biasa. Penjas sendiri merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, sedangkan adaptif berasal dari kata adaptasi yang berartikan menyesuaikan. Penjas adaptif adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan serta disesuaikan atau di modifikasi dengan sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan dan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan baik berupa fisik, mental, sosial maupun ketiga-tiganya. Menurut Mulyana (2011:1) “ABK dapat di kelompokan menurut kecacatan yang dialaminya antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan”. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.
Pendidikan jasmani untuk siswa yang berkebutuhan khusus berbeda dengan pendidikan jasmani yang biasa diberikan kepada siswa normal, sehingga perlu penyesuaian atau modifikasi yang dilakukan oleh guru penjas tersebut. Berkaitan dengan pendidikan jasmani (penjas) adaptif, perlu ditegaskan bahwa siswa yang mengalami kelainan (ABK) tetap memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dan pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan.
2
jasmani. Kebugaran jasmani sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tarigan (2009:28-29) menyatakan bahwa:
“Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari -hari dengan semangat dan penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan dengan baik dan bersahaja”.
Kebugaran jasmani yang memadai diperlukan oleh anak usia sekolah termasuk untuk anak tunagrahita. Dengan memiliki kebugaran jasmani yang memadai, siswa mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebugaran jasmani yang rendah. Dalam hal ini seorang guru penjas berperan penting dalam meningkatkan kebugaran jasmani para siswanya baik dengan memberikan pembelajaran yang berupa permainan (beregu atau perorangan) atau dalam pemberian materi khusus yang menyangkut langsung untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Guru sebagai komponen penting dalam proses pembelajaran seharusnya memiliki gambaran mengajar untuk siswa yang berkebutuhan khusus. Sebelum melaksanakan pembelajaran seyogianya guru membuat perencanaan, strategi yang akan digunakan dalam mengajar, dan memodifikasi peralatan yang akan digunakan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Pengertian modifikasi secara umum berarti merubah bentuk dengan penyesuaian. Menurut Arif (2008) modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP (Development Appropriate Practice). DAP (Development Appropriate Practice) itu sendiri merupakan pemberian tugas ajar yang harus memperhatikan
perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut, terutama bila pembelajaran dilakukan di sekolah luar biasa (SLB).
3
Meirani Silviani Dewi, 2013
Dalam observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SLB-C Angkasa Kab. Bandung pada hari Rabu, 8 Februari 2012, peneliti mendapatkan informasi tentang pembelajaran penjas adaptif terutama dalam pemberian materi penjas itu sendiri. Disekolah tersebut hanya terdapat satu orang guru yang biasa mengajar penjas adaptif, tetapi tidak memiliki berlatar belakang pendidikan jasmani sehingga pembelajaran yang diberikan hanya seadanya dan terkadang guru tersebut kesulitan memperhatikan keadaan siswa.
Pada saat pembelajaran berlangsung terkadang ada anak yang tidak mau mengikuti pembelajaran dan lari menuju guru lain karena merasa takut terutama pada anak yang dikategorikan pada C1 atau tunagrahita berat terutama pada saat diberikan materi ajar yang menggunakan alat berupa bola. Selain itu para siswa terlihat kurang bergairah pada saat melakukan pembelajaran dan terlihat lebih banyak diam dan jongkok karena merasa lelah. Hal tersebut menunjukan kurangnya pengetahuan seorang guru penjas dalam mengkondisikan kelas yang menarik karena minimnya alat yang digunakan dalam pembelajaran atau jarangnya para guru memodifikasi alat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa dan guru juga kurang memperhatikan kondisi siswa dari segi kebugaran jasmaninya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk membuat suatu penelitian dan mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan pendidikan jasmani pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), yang dilaksanakan di SLB-C dengan judul penelitian “ Pengaruh Pembelajaran Bola Voli yang di Modifikasi Terhadap Keberanian dan Kebugaran Jasmani Siswa Tunagrahita “
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
4
2. Berapa besar pengaruh pembelajaran bola voli yang meliputi bola, net, dan lapang berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani yang meliputi VO2max, kekuatan, kelentukan siswa tunagrahita SLB-C Angkasa?
1.3Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diajukan di atas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar modifikasi pembelajaran bola voli yang meliputi bola, net, dan lapang terhadap peningkatkan keberanian siswa tunagrahita SLB-C Angkasa.
2. Untuk mengetahui seberapa besar modifikasi pembelajaran bola voli yang meliputi bola, net, dan lapang terhadap peningkatan kebugaran jasmani yang meliputi VO2max, kekuatan, kelentukan siswa tunagrahita SLB-C Angkasa.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan adanya manfaat yang dapat diambil baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan dalam bidang pendidikan jasmani (penjas) adaptif serta menjadi bahan pengembangan dalam disiplin ilmu pendidikan jasmani, khususnya bagi calon guru pendidikan jasmani (penjas) adaptif di SLB-C (tunagrahita).
2. Secara Praktis
5
Meirani Silviani Dewi, 2013
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya bagi sekolah yang menjadi objek penelitian.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus khususnya di SLB-C.
c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berharga dalam bidang keilmuan dan dapat menambah wawasan serta keterampilan yang dapat dijadikan bekal dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru pendidikan jasmani kelak.
1.5 Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang salah dari permasalahan dan penyimpangan tujuan penelitian, maka peneliti membatasi penelitian ini dengan melakukan batasan sebagai berikut :
1. Penelitian ini terfokus pada pengkajian tentang modifikasi pembelajaran bola voli yang meliputi bola, net, lapang, dan peraturan perolehan angka terhadap keberanian siswa tunagrahita.
2. Peneliti ingin mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa tunagrahita setelah melakukan pembelajaran modifikasi yang diberikan oleh pengajar.
3. Sampel yang digunakan ialah anak tunagrahita tingkat SD di SLB-C ANGKASA dengan pertimbangan keterampilan, dan tingkat keberanian siswa terhadap bola yang masih sedikit.
1.6 Definisi Oprasional
6
1. Pembelajaran Bola Voli adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian intern yang dialami siswa dalam mengikuti materi bola voli (Iwan : 2009).
2. Permainan Bola Voli adalah Olahraga tim di mana dua tim terdiri dari 6 pemain aktif, tiap tim yang dipisahkan oleh net. Setiap tim mencoba untuk membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan. (Alfaruq : 2010).
3. Modifikasi adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP (Development Appropriate Practice), yang artinya tugas ajar yang disampaikan harus
memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak yang dapat membantu mendorong perubahan tersebut. (Bahagia, 2003:1)
4. Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu menghiraukan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. (Munawar : 2010)
5. Tunagrahita adalah fungsi intelektual yang secara umum berada di bawah rata-rata. (Tarigan, 2008 : 40)
6. Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskkular, intelektual, dan emosional. (Lutan & Sumardianto 1999/2000: 20)
7. Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu bentuk layanan dalam bidang pendidikan, sehingga potensi siswa cacat dapat tumbuh kembang secara maksimal. (Tarigan, 2008:ix).
Meirani Silviani Dewi, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu penelitian untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Sugiyono
(2010:3) menyatakan bahwa, “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, maka dapat dikatakan metode penelitian adalah cara yang ditempuh peneliti dalam memperoleh data yang dipergunakan sesuai dengan permasalahan yang diteliti”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan ingin mengetahui sebab dari pengaruh atau akibat dari sebuah perlakuan atau treatment yang diberikan. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang dikemukaan oleh Arikunto (2010:19) yang menyatakan bahwa, “Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui akibat atau dampak sesuatu kejadian atau variabel yang dihadirkan oleh peneliti”.
Dalam penelitian ini sampel terdiri dari satu kelompok eksperimen. Kelompok ini diberi tes awal pada pertemuan pertama dengan cara di observasi saat diberikan permainan modifikasi bola voli dan pelaksanaan tes kebugaran jasmani. Setelah data awal didapat lalu kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran, barulah diberikan tes akhir sesuai dengan tes awal berupa observasi saat diberikan permainan bola voli modifikasi dan tes kebugaran jasmnai untuk mengetahui perubahan tingkat keberanian pada siswa.
3.2 Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Populasi
33
Seperti yang dimaksud dari pengertian di atas populasi tidak hanya diwakilkan oleh orang saja, tetapi juga obyek dan benda-benda yang lain. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat ahli yaitu Sugiyono (2010:117) menjelaskan lebih lanjut bahwa,
Populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa tunagrahita tingkat SD di Sekolah Luar Biasa bagian C Angkasa yang secara keseluruhan berjumlah 20 orang.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel biasa digunakan bila mana pada saat melakukan penelitian terdapat populasi yang besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Dalam pengambilan sampel peneliti haruslah mengambil sampel yang dapat mewakili agar dapat dihasilkan data yang akurat.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh yang berpedoman pada Sugiyono (2010:124) yang menyatakan bahwa, “Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel”. Peneliti mengambil sampel sebanyak 10 anak dari
34
Meirani Silviani Dewi, 2013
Tabel 3.1
Data Sampel Siswa Anak Tunagrahita Di SLB C Angkasa Kab. Bandung
No Nama Jenis Kelamin Usia
1 Johan L 7 thn
2 Salman L 13 thn
3 Zalfa P 12 thn
4 Ilham L 13 thn
5 Hanif L 12 thn
6 Fachroul L 12 thn
7 Figi P 12 thn
8 Syafa P 12 thn
9 Alisa P 11 thn
10 Danil L 12 thn
3.2.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah Sekolah Luar Biasa bagian C Angkasa Lanud Sulaiman.
3.3. Desain Penelitian
Desain dapat disebut juga sebagai rancangan. menurut Rakim (2008)
menyatakan bahwa, “Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian”.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Designs. Menurut Sugiyono (2010: 109) menyatakan bahwa,
“Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih
35
O1 X O2
Desain penelitian memiliki beberapa macam bentuk penelitian, dalam peneliti ini menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design yang merupakan desain penelitian menggunakan satu grup dan melakukan tes di awal penelitian lalu memberikan perlakuan dan melakukan tes di akhir penelitian. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
O1 : Pretest (Sebelum diberi pendekatan pembelajaran kompetitif) O2 : Posttest (Sesudah diberi pendekatan pembelajaran kompetitif) X : Perlakuan dengan pendekatan pembelajaran kompetitif
Berdasarkan desain penelitian tersebut, maka langkah-langkah penelitian dapat penulis deskripsikan dalam gambar berikut :
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Populasi
Sampel
Pretest
Treatment/ Perlakuan
Posttest
Pengolahan dan Analisis Data
36
Meirani Silviani Dewi, 2013 3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan termasuk hal yang penting bagi penelitian, karena instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam sebuah penelitian. Instrumen penelitian sendiri menurut Sugiyono (2010:148) menyatakan bahwa, “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sedangkan menurut Arikunto (2010:203) menyatakan bahwa, “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”.
Untuk memperoleh sebuah data seorang peneliti harus mengunakan alat atau instrumen yang dapat menunjang dalam memperoleh data dari permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini akan meneliti tentang “pengaruh pembelajaran bola voli yang di modifikasi terhadap keberanian dan kebugaran
jasmani siswa tunagrahita” dan instrumen yang dibuat adalah instrumen untuk
mengukur keberanian dan kebugaran jasmani siswa tunagrahita.
Dengan berdasarkan pada metode penelitian yang telah dipilih, yaitu metode eksperimen maka instrumen yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah berbentuk observasi.
Dalam penelitian ini akan di buat sebuah instrumen pengamatan berupa lembar observasi yang didalamnya menilai tentang keberanian serta kebugaran jasmani siswa dalam mengikuti pembelajaran bola voli yang dimodifikasi. Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui sub variabel, indikator dan pertanyaan atau pernyataan. Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang keberanian siswa tunagrahita.
Langkah-langkah penyusunan lembar observasi adalah sebagai berikut :
1) Melakukan Spesifikasi Data
37
dalam bentuk kisi-kisi yang mengacu pada pendapat ahli tentang keberanian baik secara definisi maupun ciri dan jenis keberanian itu sendiri diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Definisi keberanian menurut ahli :
Menurut Indra (2010) menyatakan bahwa, keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk.
Kisi-kisi Lembar Observasi Mengenai Pengaruh Pembelajaran Bola Voli yang Dimodifikasi Terhadap Keberanian dan Kebugaran Jasmani
Siswa Tunagrahita
melakukan yang ditugaskan dalam
mengikuti pembelajaran bola voli (
modifiksi )
Percaya
Diri
Keyakinan yang timbul dari dalam diri siswa
pada saat melakukan pembelajaran bola voli
(modifikasi)
Konsistensi
Ketetapan atau kemantapan dalam
mengikuti setiap gerakan pada permainan
bola voli ( modifikasi )
Optimisme
Paham atas segala sesuatu dari segi yang
baik dan yakin pada saat melakukan
38
Meirani Silviani Dewi, 2013
Dari variabel dan sub variabel di atas kemudian dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi selanjutnya dijadikan bahan penyusunan pernyataan-pernyataan dalam lembar observas. Pernyataan tersebut dibuat dengan disertakan pula alternatif nilai agar memudahkan responden dalam memberi pendapat atau jawaban dari setiap butir pernyataan yang disediakan. Selain itu untuk mempermudah dalam pengambilan data kebugaran jasmani, peneliti membuat langkah-langkah pengambilan data sebagai berikut :
Tabel 3.3
Langkah – langkah Pengambilan Data Kebugaran Jasmani Siswa Tunagrahita
Bentuk Tes Langkah-langkah Pengambilan Data
Fleksibilitas
1. Tugaskan siswa untuk duduk dengan kaki diluruskan menyentuh bangku fleksometer. 2. Tugaskan siswa untuk mendorong alat se
maksimal mungkin dan guru membantu memegang lutut siswa agar tidak naik/mengangkat.
3. Bila lutut siswa naik/mengangkat maka siswa dinyatakan telah selesai dan data dapat dicatat.
Kebugaran
Jasmani
Fleksibilitas
Kelenturan dalam melakukan setiap gerakan
dalam mengikuti permainan bola voli (
Kemampuan mengatasi kelelahan pada saat
mengikuti permainan bola vol
( modifikasi )
Kekuatan
Kemampuan membangkitkan tenaga pada
saat mengikuti permainan bola voli
39
Daya Tahan Jantung-Paru (Jalan 1 mil)
1. Tugaskan siswa untuk berbaris.
2. Tugaskan siswa untuk melakukan jalan dengan jarak 1mil/1600m.
3. Awasi siswa dan catat hasil waktu yang ditempuh siswa setelah melakukan jalan 1 mil.
Kekuatan (push up 30detik)
1. Tugaskan siswa untuk melakukan push up selama 30 detik.
2. Awasi siswa dan catat hasil perolehan push up selama 30 detik.
3. Bila siswa mampu untuk mengangkat tubuh nya maka dinyatakan benar (terhitung 1 angka)
Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
2) Uji Coba Lembar Observasi
Lembar observasi yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pernyataan. Dari uji coba ini akan diperoleh lembar observasi yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.
40
Meirani Silviani Dewi, 2013
3.5 Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen dapat dilakukan setelah diambil data awal. Pengembangan instrumen dilakukan agar dapat memperoleh data akhir atau kesimpulan yang tepat. Menurut Abduljabar dan Kusumah (2010 : 5) menyatakan
bahwa, “Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya yang dilakukan”.
Dalam proses pengembangan instrumen ini peneliti menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). SPSS merupakan program software statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data. Langkah-langkah dalam pengembangan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.5.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Hasil dari pengujian instrumen yang telah dilakukan berupa observasi dengan mengunakan lembar observasi dengan mengunakan teknik testrites dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji Instrumen Validitas Reliabilitas
Lembar Observasi 0,869 0,991
3.6 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian dilaksanakan sebagai berikut :
1) Tempat : SLB C Angkasa
2) Waktu : 31 Oktober 2012 – 8 Desember 2012 3) Lama Pembelajaran : 60 menit
41
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam sebuah penelitian dimana teknik pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh sumber penelitian sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2010:193-194) menyatakan bahwa,”Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
Untuk menunjang penelitian ini maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi (pengamatan) yang dianggap sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu juga Menurut Sugiyono (2010:203), “Teknik pengumpulan data observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar”. Pernyataan tersebut memperkuat peneliti untuk
menggunakan teknik observasi dalam penelitian yang akan dilakukannya.
Oleh sebab itu, dalam pengumpulan data observasi merupakan teknik yang tepat dan sesuai untuk penelitian ini. Karena observer hanya perlu mengamati siswa dan memberikan penilaian kepada siswa melalui lembar observasi untuk keberanian. Sedangkan untuk kebugaran jasmani observer hanya perlu mengawasi dan mencatat hasil dari tes kebugaran jasmani yang telah dilakukan siswa. Dalam penelitian ini observer merupakan orang yang telah ahli dan mengerti tentang keadaan siswa tunagrahita di SLB-C Angkasa.
3.8 Analisis Data
Proses analisis data dapat dilakukan setelah data hasil dari penelititan diperoleh. Analisis data ini dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh kesimpulan yang benar. Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut secara statistik.
Dalam proses analisis data peneliti juga menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi. 20 agar data dapat menghasilkan
42
Meirani Silviani Dewi, 2013
Berdasarkan penjelasan tersebut, langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan p value ≥ 0,05 yang berfungsi untuk menetahui apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui penyebaran data normal atau tidak normal, jika normal maka analisis penghitungannya menggunakan statistik parametris tetapi jika tidak normal analisis penghitungannya mengunakan statistik non parametris.
2. Menguji Homogenitas menggunakan Uji Levene – Test dengan p value ≥ 0,05. Uji homogenitas berfungsi untuk menguji kesamaan varians antara kedua tes (pretest dan posttes).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada pembahasan bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran bola voli yang dimodifikasi dapat meningkatkan keberanian siswa tunagrahita sebesar 9,45%.
2. Pembelajaran bola voli yang dimodifikasi dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa tunagrahita sebesar 7,77%.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan, disarankan :
1. Bagi para guru dan pembaca pada umumnya agar melakukan modifikasi pembelajaran yang menarik dan aman bagi siswa dalam setiap pembelajaran penjas yang akan dilakukan terutama pembelajaran yang menggunakan alat seperti bola, net,dan lain-lain. Sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Berikanlah tugas ajar secara berulang-ulang sambil selalu memberikan
contoh pada setiap gerakan yang akan dilakukan.
3. Gunakanlah alat-alat yang menarik, berwarna-warni, dan lain-lain. Agar dapat menarik perhatian siswa pada saat melakukan pembelajaran.
4. Pada pelaksanaan pembelajaran diusahakan guru selalu melibatkan seluruh siswa agar selalu aktif dengan cara memberikan kesempatan siswa mencoba tugas ajar yang diperintahkan.
Meirani Silviani Dewi, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama. Alfaruq. (2010). Pengertian Bola Voli. [online]. Tersedia :
http://vobia-az.blogspot.com/. [ 3 Februari 2010].
Arif. (2008). Modifikasi Pembelajaran Pendidikan. [online]. Tersedia : http://www.pojokpenjas.blogspot.com/2008/12/modifikasi-pembelajaran-pendidikan.html. [25 Desember 2008]
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Bahagia, Yoyo. (2003). Pengembangan Media Pengajaran Penjas. Jakarta
Delphie, Bandi. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT. Refika Aditama
Faruq, Muhammad. (2009) Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan dan Olahraga Bola Voli. Surabaya. Grasindo : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hendrayana, Yudi. (2007). Pembelajaran Jasmani dan Olahraga Adaptif. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Hendrayan, Yudi. (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Tsukuba. Jepang.
Hosni, Irham. (2004). Pembelajaran Adaptif. [online]. Tersedia : http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=64. [2004].
Ibrahim, Rusli. (2004). Alat Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus. Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Indra, Munawar. (2010). Pengertian dan Ciri-ciri Keberanian. [online]. Tersedia : http://www.Indramunawar.bolgspot.com/2010/03/Pengertian-dan-ciri-ciri-keberanian.html. [24 Maret 2010].
52
Munawan, Indra. (2010). Pengertian dan Ciri-Ciri Keberanian (Psikologi).
[online]. Tersedia :
http://www.indramunawan.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-keberania.html. [24 Maret 2010].
Nobel, Iwan. (2009). Pengertian Pembelajaran Bola Voli Menurut Para Ahli. [online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/50015294/13/B-Pengertian-pembelajaran bola voli-menurut-beberapa-ahli. [ 11 September 2009].
Rakim. (2008). Desain Penelitian. [online]. Tersedia : http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penilitian.html. [ 9 Juni 2008 ].
Suhendar, Jajang (2010). Modifikasi Pembelajaran Permainan Bola Voli (Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 2 Rancakalong). Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Tarigan, Beltasar. (2008). Pendidikan Jasmani Adaptif. Bandung :FPOK UPI. Bandung
Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analisis Kritis) :FPOK UPI. Bandung
Tuwu, Alimuddin. dan syah, Alam. (Eds) (1993). Pengantar Metode penelitian. Jakarta. Universitas Indonesia(UI-Press)
Universitas Pendidikan Indonesia, (2011) Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung :UPI.