• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TERPAAN TALK SHOW “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV DENGAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DALAM MENJAGA KESEHATAN (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Talk Show “DR. OZ Indonesia” di TRANS TV Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TERPAAN TALK SHOW “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV DENGAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DALAM MENJAGA KESEHATAN (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Talk Show “DR. OZ Indonesia” di TRANS TV Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Surabaya."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TERPAAN TALK SHOW “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV DENGAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DALAM MENJ AGA KESEHATAN (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Talk Show “DR. OZ Indonesia” di TRANS TV

Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Sur abaya)

SKRIPSI

Oleh :

ASTRIED HARWINDAH ARIESTARI 0943010053

YAYASAN KESEJ AHTERAAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA

(2)

HUBUNGAN TERPAAN TALK SHOW “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV DENGAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DALAM MENJ AGA KESEHATAN (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Talk Show “DR. OZ Indonesia” di TRANS TV

Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Sur abaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana J ur usan Ilmu Komunikasi

Oleh :

ASTRIED HARWINDAH ARIESTARI 0943010053

YAYASAN KESEJ AHTERAAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehinggga saya dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul “Hubungan Terpaan Tayangan Talk Show “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Sur abaya”. Hasil penyusuan proposal penelitian ini tidaklah atas kemampuan penulis semata melainkan terwujud atas bantuan Ibu Dra. Herlina Suksmawati, M.Si selaku dosen pembimbing penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik.

Dalam penulisan proposal penelitian ini saya banyak mendapat pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Papa Agoes Slamet Harijadi, SH dan Mama Endah Sri Erlawaty, SH yang sudah memberikan dukungan, pengorbanan baik secara moril atau materil, terimakasih atas rasa sayang dan doanya. Ini acied persembahkan untuk kalian, acied sayang papa dan mama.

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Dosen Ilmu Komunikasi sekaligus dosen pembimbing saya Ibu Dra. Herlina Suksmawati, M.Si dalam penyusunan proposal penelitian ini.

5. Alm. Mami, Reno, Adek Awien, dan Adek Bimo tercinta terima kasih atas rasa sayang, doa serta dorongannya baik materiil maupun moril. Aku sayang kalian.

6. My very very important person, Dwiki Kurniawan “ Kiko Bunbun” yang selalu cerewet dan selalu meluangkan waktunya untuk memberi semangat dalam situasi apapun. Thanks for always by my side, always care and support me. Ovel you.

7. Wanita-wanita tersayang Barbitch (Rizka, Dhany, Rena, Rina, Vita) , Ronggeng (Tiara, Mita, Tyas, Desy, Rizcha) , Adek Mertin yang selalu menghibur dan membuat bahagia serta memberi semangat dalam penggarapan laporan ini. How I Love you girLs.

Proposal penelitian masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis guna memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca umumnya.

Surabaya, Desember 2013

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN J UDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABSTRAK... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 11

1.3 Tujuan Penelitian... 12

1.4 Manfaat Penelitian... 12

1.4.1 Manfaat Teoritis... 12

1.4.2 Manfaat Praktis... 12

BAB II KAJ IAN PUSTAKA... 13

2.1 Penelitian Terdahulu... 13

2.2 Landasan Teori... 16

2.2.1 Televisi Sebagai Media Massa... 16

2.2.2 Media Exposure (terpaan media)... 21

2.2.3 Teori S-O-R (Stimulus – Organisme – Respon)... 22

2.2.4 Gaya Hidup Sehat... 24

2.2.5 Masyarakat Sebagai Pemirsa Televisi.. 30

2.2.6 Talkshow DR. OZ Indonesia... 32

2.3 Kerangka Berpikir... 34

(5)

BAB III METODE PENELITIAN... 37

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 37

3.1.1 Terpaan Tayangan DR. OZ Indonesia.. 37

3.1.2 Gaya Hidup Masyarakat dalam Menjaga Kesehatan di Surabaya... 40

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 45

3.3 Metode Pengumpulan Data... 51

3.4 Analisis Data... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.... 56

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian... 56

4.1.1 Profil Stasiun Televisi Trans TV... 56

4.1.2 Logo Trans TV... 56

4.1.3 Visi... 57

4.1.4 Misi... 57

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data... 58

4.2.1 Karakteristik Responden... 58

4.2.2 Penyajian Data... 61

4.2.2.1 Vaeriabel Terpaan Tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV (X)... 61

4.2.2.2 Variabel Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Surabaya (Y)... 66

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 89

4.3.1 Analisis Data... 89

4.3.2 Hasil Pengujian... 91

4.3.3 Interpretasi... 94

(6)

5.1 Kesimpulan... 97

5.2 Saran... 98

DAFTAR PUSTAKA... 100

(7)

ABSTRAKSI

ASTRIED HARWINDAH ARIESTARI. HUBUNGAN TALK SHOW “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV DENGAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DALAM MENJ AGA KESEHATAN (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Talk Show “DR. OZ Indonesia” di TRANS TV Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Sur abaya).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terpaan tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan.

Terpaan media akan memberikan sebuah respon bagi pemirsanya, seperti pada teori S – O – R yang mengasumsikan bahwa media masssa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan.

Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang diperoleh menggunakan kuisoner dan penentuan sample menggunakan Cluster Random Sampling. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan metode korelasi Rank Spearman. Signifikan hubungan terpaan tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan diperoleh setelah penghitungan akhir menggunakan uji t (signifikansi 0,05).

Dari data yang dianilisis bahwa secara statistik variabel terpaan talk show DR. OZ Indonesia di Trans TV (X) memiliki hubungan yang signifikan dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan (Y), yang berarti talk show DR. OZ Indonesia di Trans TV mempengaruhi gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai ttest 6,553 lebih besar dari ttabel yakni 1,980.

Kata Kunci : Hubungan, Terpaan, DR. OZ Indonesia. ABSTRACT

ASTRIED HARWINDAH ARIESTARI. The Cor r elation exposure Of talk show DR. OZ Indonesia on Trans TV with the lifestyle society to maintaining healthy (The studies of cor relation exposure of talk show DR. OZ Indonesia on Trans TV with the lifestyle society to maintaining healthy in Sur abaya).

The purpose of this research is to know the correlation exposure of talk show DR. OZ Indonesia on Trans TV with the lifestyle society to maintaining healthy.

The exposure communication media will give a respond for the viewer, such as the S – O – R theory which assumes that the mas media give a directly.

This research is use the quantitative method. The data that was obtained by using the correlation of Spearman Rank Method. The signification result of the correlation exposure of talk show DR. OZ Indonesia on Trans TV with the lifestyle society to maintaining healthy will be obtained after the final calculation by using t-test (index signification 0,05).

From the data that has been analyzed that according to the statistic variable of the attack of talk show DR. OZ Indonesia on Trans TV (X) have significant correlation with the lifestyle society to maintaining healthy (Y), of which has been shown from the ttest 6,553 result is greater than the ttable is 1,980.

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi. Untuk mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui media massa. Seperti yang diketahui, akses masyarakat terhadap media massa tersebut saat ini begitu bebas adanya. Media cetak mapun elektronik merupakan media massa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat diberbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, media massa sering digunakan sebagai alat mentransformasikan informasi dari dua arah, yaitu : dari media massa ke arah masyarakat atau mentransformasikan informasi diantara masyarakat itu sendiri. Media massa mempunyai potensi besar dalam menyampaikan informasi, salah satunya adalah dengan menggunakan media massa televisi.

Menurut Skornis dalam bukunya Television and society : An Incuest and Agenda (1985), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku,dan sebagainya) televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas. Televisi menciptakan suasana tertentu dimana para pemirsanya dspst melihat sambil duduk dengan santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dengan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual (Kuswandi, 1996 : 8).

Akibat dari perkembangan teknologi komunikasi massa televisi tersebut akan memberikan pengaruh-pengaruh dalam kehidupan manusia (Kuswandi, 1996 : 7). Menurut Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi perilaku, pandangan, persepsi dan perasaan para pemirsa. Jadi, jika ada hal-hal yang mengakobatkan pemirsa terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab, salah satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotisir pemirsa. Sehingga pemirsa tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi (Effendy, 2000 : 193).

Melalui kegiatan menonton televisi, manusia dapat memahami dan mengerti setiap informasi yang disampaikan. Manusia dapat menilai informasi sebagai pesan mendidik, menghibur serta mempengaruhi pemirsanya melalui berbagai tayangan yang disajikan. Disadari atau tidak, menyaksikan tayangan televisi merupakan kegiatan yang senantiasa dilatarbelakangi oleh upaya pencarian hiburan maupun informasi.

(9)

Beragamnya program acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi (infotaiment, games, sinetron, talk show, reality show dan berita), program acara yang masih banyak digemari masyarakat adalah talk show. Talk show merupakan program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow biasanya diikuti dengan menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun ditempat lain. Beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia memiliki program acara talk show dengan beragam tema, mulai dari tema hiburan, berita dan informasi.

Banyak reality show di pertelevisian Indonesia umumnya hanya sebuah program acara yang sifatnya menghibur. Seperti “Sedap Malam” (RCTI) dan “Buaya Show” (Indosiar) yang menyampaikan tema tertentu diselingi dengan lawakan, “e-Lifestyle” (Metro TV) yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi, “Kata Kita” (Kompas TV) yang membahas isu-isu berita hangat, “Lawyers Club” (TV One) yang membahas isu-isu berita hangat namun dihadiri oleh para pengacara ternama dan tokoh penting (http://media.kompasiana.com). Dari berbagai tema yang ada pada talk show tersebut, pemirsa seolah hanya melongo saat menonton tayangan yang disuguhkan stasiun televisi tanpa ada pesan tertentu yang bisa disampaikan. Sebenarnya talkshow yang bersifat edukatif juga banyak ditayangkan stasiun televisi, tetapi acara-acara tersebut bagi sebagian pemirsanya hanya sebuah acara yang membosankan, mengingat masyarakat Indonesia yang hetergen dan meiliki tingkat selera dan kesukaam yang berbeda pada program acara di televisi.

Dari banyak talk show yang beragam tersebut, stasiun televisi TRANS mencoba untuk menggunakan tema informasi mengenai kesehatan dalam program acaranya. Pemilihan konsep yang berbeda ini diharapkan selain untuk menarik pemirsa, program acara ini juga bisa menginspirasi masyarakat untuk perduli dengan kesehatan.

(10)

studio untuk terlibat langsung dalam sebuah topik yang diangkat. Audiens di studio dan di rumah pun berkesempatan bertanya langsung kepada dr Ryan Thamrin mengenai kesehatan dalam Ask The Doctor. Di akhir segmen akan ditutup dengan Doctor's Order berbagai tips kesehatan Dr. Oz Indonesia.

(http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/66700-trans-tv-tayangkan-the-dr-oz-show-versi-indonesia.html diakses pada 1 Juni 2013 pukul 14.21)

Kini makna kesehatan lebih identik dengan penyakit, obat, puskesmas, rumah sakit, dan dokter yang memberikan sifat histeria massa sehingga sering ketika terjadi masalah kesehatan sangat jarang berpikir bahwa aspek pencegahan menjadi preferensi utama. Padahal, berdasarkan penelitian lebih dari 50% masalah kesehatan (penyakit) dapat dicegah dengan upaya preventif.

(http://republika.co.id/koran_detail.asp?id-330352&kat-id_16&kat_idl=kat_id2= diakses pada 3 Juni 2013 pukul 19.28)

Untuk menciptakan kondisi sehat diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. HL. Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang memperngaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku atau gaya hidup (lifestyle), faktor lingkungan (ssial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya), dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan, karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat (Purnama, 2007: 1).

Perubahan gaya hidup dan pola makan dari pola makan tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Hal tersebut terutama terlihat di kota-kota besar di Indonesia. Pola makan tersebut jika tidak dikonsumsi secara rasional mudah menyebabkan kelebihan

masukan kalori yang akan menimbulkan obesitas.

(http://www.m3undip.org.ed3/artikel_02_01.htm)

(11)

Berdasrkan uraian di atas, maka penelitian ini akan difokuskan pada faktor perilaku atau gaya hidup. Selain itu disebabkan karena tayangan DR. OZ Indonesia yang dipilih sebagai objek lebih mengutamakan informasi yang berkaitan dengan kesehatan dan gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Namun gaya hidup masyarakat saat ini cenderung tidak sehat, seperti : merokok, mengkonsumsi makanan cepat saji, makanan ringan (snack) dan instant (mie), serta minum-minuman beralkohol. Sehingga penyakit yang ditimbulkan akibat dari gaya hidup tidak sehat adalah obesitas, kolesterol, diabetes, hipertensi, jantung koroner, kanker dan sebagainya.

Penyakit akibat gaya hidup yang jumlah penderitanya paling banyak adalah jantung koroner. Penyakit ini terjadi akibat penyempitan, penyumbatan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan aliran darah ke jantung terhenti, atau jantung tak lagi dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup. Penyakit yang biasa disebut “penyakit makan enak” ini bisa dicegah akibatnya dengan perbaikan gaya hidup. Faktor-faktor pemicu serangan jantung ialah merokok, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi, kurang gerak, malas berolahraga, stres

dan kurang istirahat.

(http://202.155.5.44/index.php?option/articles&task=viewarticle&artid=373&itemid= 3)

Dr. Nedra Belloc dan Dr. Lestter Breslow dari Departemen of Public Health, Berkeley, California, merupakan peneliti yang pertama yang menyatakan gaya hidup merupakan faktor langgeng usia. Sebagai hasil penelitian, didapatkan tujuh komponen gaya hidup: 1) tidur yang memadai 7 – 8 jam per malam, 2) jangan jajan diantara waktu makan, 3) sarapan pagi yang bergizi setiap hari, 4) menjaga berat badan yang direkomendasikan, 5) melakukan gerak badan secara rutin, 6) mengurangi minuman beralkohol, 7) menghindari penggunaan tembakau. Banyak kebiasaan hidup yang sehat yang dihidupkan seseorang, kemungkinan untuk meninggal itu menurun (5,5 % untuk pria dan 5.3% untuk wanita). (http://tumoutou.org/?p=31)

Sebuah majalah Success Magazine melaporkan hasil penelitian terhadap apa yang masyarakat anggap sebagai simbol kesuksesan: kesehatan yang baik (58%), pekerjaan yang menyenangkan (49%), keluarga bahagia (45%), kedamaian pikiran (34%), sahabat-sahabat yang baik (25%), intelegensia (15%), uang yang tak terbatas (11%), talenta (7%), nasib baik (6%), mobil mewah (2%), rumah mahal (1%). Dari hasil penelitian ini, ternyata bahwa memiliki kesehatan yang baik adalah lambang sukses dengan presentase yang tertinggi yang dinilai masyarakat. Jadi jelas bahwa tidak ada arrtinya memiliki rumah mahal atau mobil mewah kalau kita sakit-sakitan. (http://tumoutou.org/?p=31 diakses pada 3 Juni 2013 pukul 19.40)

Adapun teori yang digunakan adalah teori S – O – R yaitu Stimulus, Organism, Response. Teori ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses dari aksi dan reaksi. Artinya model ini nantinya berguna untuk memberikan gambaran tentang efek media yakni menjelaskan bagaimana terpaan acara talk show di televisi dapat menimbulkan perubahan sikap bagi pemirsanya.

(12)

Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah pemirsa tayangan DR. OZ Indonesia yang berada di Surabaya.

Peneliti memilih lokasi di wilayah Surabaya kerena menurut hasil Survey dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tahun 2012 tingkat penyakit yang terjadi masih sangat tinggi. Adapun 10 tingkat penyakit terbesar Kota Surabaya adalah:

Tabel 1

10 Tingkat Penyakit Terbesar Kota Surabaya

NO Nama Penyakit J umlah Kasus

1 Penyakit saluran pernafasan bagian atas 57124 kasus

2 Penyakit rongga mulut 176886 kasus

3 Penyakit pada sistem otot dan jaringan

pengikat 164720 kasus

4 Penyakit kelainan kulit dan jaringan sub

Kutan 121777 kasus

5 Penyakit infeksi pada usus 89270 kasus 6 Penyakit lain pada sistem pencernaan 85988 kasus 7 Penyakit tekanan darah tinggi 44047 kasus

8 Penyakit endokrin dan metabolik 26563 kasus

9 Penyakit mata dan adneksia 24149 kasus

10 Penyakit virus 19577 kasus

Penelitian ini dirasa penting untuk sarana informasi dan pendidikan para pembaca serta para pemirsanya agar dapat mengubah perilaku atau gaya hidup mereka menjadi perilaku atau gaya hidup yang sehat. Selain itu, penelitian ini dapat sebagai dasar pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan gaya hidup sehat.

1.2 Perumusan Masalah

(13)

tayangan DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui hubungan antara terpaan tayangan DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya”.

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada perkembangan dan pendalaman ilmu komunikasi terutama dalam bidang komunikasi massa, yaitu media massa televisi. Penelitian ini diharapkan dapat mewakili dan memberikan gambaran tentang kemampuan terpaan dari sebuah tayangan televisi terhadap pemirsanya.

2. Secara Praktis

(14)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini akan disampaikan beberapa penelitian terdahulu yakni : 1. Puasini Apriliyantini dan Neni Octavis (2011), program studi ilmu komunikasi,

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya. Penelitian berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemilihan Program Televisi”. Dalam penelitian ini berbicara bahwa tingkat pendidikan seseorang menentukan program acara yang dipilih, karena ditunjang juga dengan semakin berkembangnhya industri pertelevisian Indonesia yang memunculkan beragam program acara dan salah satunya adalah RCTI. Selain itu acara televisi juga akan mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan rasa penasaran pada penonton. Landasan teori yang digunakan adalah teori Perbedaan Individual yang mengasumsikan bahwa individu amat bervariasi dalam organisasi psikologinya secara pribadi. Teori yang kedua adalah teori Uses and Gratification. Dalam teori ini terdapat dua konsep, yakni Gratifications Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).

Penelitian ini terdapat dua variabel yakni tingkat pendidikan dan program acara. Pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Berdasarkan perhitungan dan analisis Chi Kuadrat diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan keputusan memilih acara di televisi. 2. Ropingan (2011), jurusan Ilmu Komunikasi, penelitian berjudul “Hubungan

Pengeluaran Rumah Tangga Terhadap Tingkat Pembelian HP individu, Kepemilikan Nomor HP dan HP di Sulawesi Barat, NTB, dan Jawa Timur”. Penelitian ini berbicara tentang pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana komunikasi. Komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting dan sangat mempengaruhi kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan masyarakat secara umum. Kepemilikan teknologi informasi ini sekarang dimulai dari pedagang asongan, tukang becak, pegawai kantor, mahasiswa, pelajar. Singkatnya kelas bawah sampai kelas atas membutuhkan teknologi informasi yakni HP yang tentu hal ini akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga.

Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori komunikasi yang mengasumsikan pentingnya komunikasi sebagai kebutuhan individu, dan juga teori kebutuhan Malow. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga dan individu mulai umur 15 tahunke atas yang berdomisili di Sulawesi Barat, NTB, dan Jawa Timur. Teknik pengambilan sampel menggunakan multistrage random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecenderungan pengeluaran rumah tangga rendah, dan pengeluaran pembelian pulsa rendah. Jadi terdapat hubungan antara pengeluaran rumah tangga terhadap tingkat pembelian handphone individu, kepemilikan nomor handphone.

(15)

terdahulu. Perbedaan terletak pada penggunaan teori, sampel, dan analisis karena memang penelitian terdahulu dengan yang sekarang menggunakan objek berbeda. Penelitian terdahulu lebih pada teori Uses And Gratification, teori perbedaan individu, teori kebutuhan Maslow, teori komunikasi. Kemudian analisis data yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan analisis Chi Kuadrat.

Pada penelitian yang sekarang yang meneliti hubungan terpaan tayangan DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup sehat masyarakat di Surabaya yakni menjelaskan bagaimana terpaan tayangan pada media televisi dapat mempengaruhi gaya hidup yang dalam penelitian ini objeknya keluarga. Persamaan terletak pada media yang digunakan yakni televisi dan teknik pengambilan populasi dan sampel sama-sama menggunakan clutser random sampling. Sebenarnya analisis data yang digunakan antara Chi Kuadrat, Rank Spearman, Product Moment itu sam-sama menganalisis tentang hubungan antara variabel satu dengan yang lain. Hanya saja dalam penelitian sekarang peneliti lebih tertarik menggunakan metode analisis Rank Spearman.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Dalam proses pertukaran informasi akan terjadi proses komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi memegang peranan penting dalam suatu sistem informasi dalam proses penyampaian pessan. Komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan alat dengan nama media massa dalam menyampaikan pesan. Komunikasi massa sering disebut juga komunikasi media massa. Media massa memiliki kapasitas yang dapat melipat gandakan pesan-pesan komunikasi dalam jumlah yang sangat besar serta menyebarluaskannya dalam waktu yang relatif cepat kepada sejumlah audiens, seperti: surat kabar, majalah, radio, film dan televisi. Massa dalam komunikasi massa adalah semua orang yang menjadi sasaran media komunikasi massa atau yang terjangkau oleh media massa. Massa meliputi semua lapisan masyarakat yang tersebar dalam berbagai lokasi tetapi dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan memperoleh pesan-pesan yang sama. (Wiryanto, 2003 : 16)

Berdasarkan definisi diatas, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Yaitu tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator pada komunikasi massa adalah suatu lembaga yang menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijaksanaan institusi atau organisasi yang diwakilinya. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

(16)

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

5. Komunikan bersifat heterogen

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen, dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, antara yang satu dengan yang lainnya tidak saling mengenal dan tidak terdapat kontak pribadi. Masing-masing berada dalam berbagai hal : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan yang lainnya. (Effendy, 2002 : 22)

Sedangkan menurut Wahyudi dalam bukunya “Komunikasi Jurnalistik” (1991), komunikasi massa media televisi adalah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu : televisi. Karena media televisi bersifat “Transistory” (hanya meneruskan), maka pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi massa media tersebut hanya didengar dan dilihat secara sekilas. Pesan-pesan di televisi bukan hanya didengar tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio visual). Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feedback” (umpan balik) secara langsung, namun tertunda dalam waktu yang relatif (Kuswandi, 1996 : 18).

Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “vision” yag berarti penglihatan. Jadi, televisi adalah perpaduan antar unsur radio (broadcast) dan unsur-unsur film (moving picture). Televisi mempunyai daya tarik yang disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur visual berupa gambar. Televisi memiliki sifat sebagai berikut :

1. Langsung

Televisi bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit-belit seperti halnya dengan menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat disampaikan kepada publik dengan cepat, bahkan pada saat peristiwa tersebut sedang berlangsung.

2. Tidak mengenal jarak

Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di negara yang satu dapat ditonton dengan baik dari negara lain, tanpa mengenal rintangan berupa : laut, gunung ataupun jurang.

3. Memiliki daya tarik yang kuat

(17)

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Yang memberikan informasi-informasi atau berita-berita aktual yang terjadi di lingkungan sekitar masyarakat.

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Yang memberikan informasi yang mengandung unsur pendidikan dalam meningkatkan pengetahuan serta penalaran masyarakat.

3. Fungsi Hiburan (The Entertaiment Function)

Acara-acara yang ditayangkan di televisi, yang mengandung unsur menghibur (memberikan hiburan kepada khalayak luas) (Effendy, 1993 : 24)

Televisi diangggap sebagai sesuatu yang terpenting dalam kehidupan manusia, dan karenanya sangat meendominasi kehidupan mereka seraya menyisihkan kegiatan-kegiatan yang lainnya (Mulyana, 1999 : 147). Dan, suatu kenyataan bahwa gambar yang tertayang di televisi (paket acara) baik film, drama, berita maupn iklan akan mempengaruhi kejiwaan pemirsa. Secara nyata, beberapa acar televisi telah membentuk pola kehidupan masyarakat terhadap berbagai macam informasi yang disajikan (Kuswandi, 1996 : 94). Ada tiga efek yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa, yaitu:

1. Efek Kognitif, yaitu : berhubungan dengan kemampuan berpikir dan bernalar pemirsa untuk dapat menyerap serta memahami acara yang ditayangkan televisi, sehinggga khalayak yang semula tidak tahu, tidak mengerfti dan bingung menjadi merasa jelas.

2. Efek Afektif, yaitu : ketertarikan pemirsa terhadap tayangan yang ditonton

3. Efek Konatif, yaitu : bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka efek konatif sering disebut juga efek behavioral. Timbulnya efek konatif setalah muncul kognitif dan atau efek afektif (Effendy, 2000 : 319).

2.2.2 Media Exposure (Ter paan Media)

Media exposure merupakan terpaan media dengan melibatkan kegiatan mendengar, melihat dan membaca pesan-pesan media massa (Rakhmat, 1981 : 16). Media exposure mempunyai arti sebagai terpaan media massa terhadap khalayak. Terpaan media massa ini tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi juga meliputi keterbukaan seseorang dengan pesan-pesan yang ada di media tersebut. Exposyre merupakan kegiatan mendengar, melihat dan membaca pesan-pesan media massa yang terjadi pada individu atau kelonpok (Singarimbun. 1989 : 99).

(18)

adalah pengukuran variabel durasi penggunaan media dengan menghitung berapa lama audience bergabung dengan suatu media atau berapa lama audience mengikuti suatu program.

Berkaitan dengan teori di atas, maka terpaan dioperasionalkan ssebagai frekuensi menonton dan durasi (lama menonton televisi) dalam menonton tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV, dengan responden yang berusia 17 tahun ke atas. 2.2.3 Teori S – O – R (Stimulus – Organisme – Respon)

Teori S – O – R merupakan singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam model ini menurut Effendy (2000 : 254) sebagai berikut:

1. Pesan (Stimulus, S) : terpaan tayangan DR. OZ Indonesia di Trans 2. Komunikan (Organisme, O) : Pemirsa tayangan DR. OZ Indonesia

3. Efek (Respon, R) : gaya hidup sehat

Mar’at menjelaskan dalam bukunya “Sikap Manusia”, perolehan serta pengukurannya mengutip pendapat Houvland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang berubah ada tiga variabel penting, yaitu:

1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan

Teori S – O – R ini akan lebih dijelaskan melalui gambar model sebagai berikut :

Menurut gambar diatas menunjukkan bahwa adanya perubahan bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin saja ditolak. Komunikasi akan berlanjut jika ada perhatian dari komunikan. Kemampuan komunikasi akan melanjutkan prosesnya yaitu komunikan mengolah serta menerimanya, maka terjadilah kesediaan pada diri komunikan untuk mengubah sikap (Effendy, 2000 : 255).

STIMULUS

Organisme Perhat ian Pengert ian Penerimaan

RESPON

(19)

2.2.4 Gaya Hidup Sehat

Dalam kamus bahasa Indonesia, gaya mempunyai arti sebagai kekuatan, daya, cara atau ragam. Dalam psikologi, gaya hidup umumnya dipahami sebagai cara atau kebiasaab pribadi dan unik dari individu. Gaya hidup dipahami sebagai adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. (Hujatnikajenong, 2006 : 36)

Ketika suatu gaya hidup menyebar kepada banyak orang dan menjadi mode yang diikuti, pemahaman terhadap gaya hidup sebagai satu keunikan tidak memadai lagi digunakan. Gaya hidup bukan lagi semata-mata cara atau kebiasaan pribadi dan unik dari individu, tetapi menjadi sesuatu yang diadopsi oleh sekelompok orang. Sebuah gaya hidup bisa menjadi populer dan diikuti oleh banyak orang. Sifat unik dari gaya hidup tidak lagi dipertahankan. Orang tidak segan-segan mengikuti gaya hidup yang dianggap baik oleh orang banyak. Pengadopsian gaya hidup tertentu oleh banyak dipandang sebagai indikasi dari masifikasi, permasalahn yang disebabkan oleh ketidakmampuan mereka menemukan jati dirinya.

Seiring dengan perkembangan gejala gaya hidup tersebut, kajian tentangnya tidak lagi menggunakan sudut pandang psikologi individual. Kajian tentang gaya hidup perlu melibatkan sudut pandang ilmu sosial yang menempatkan manusia sebagai individu dalam masyarakat dan dipengaruhi oleh kehidupan bersama. Pengertian gaya hidup pun bergeser menjadi tata cara hidup yang mencerminkan sikap-sikap, nilai dan norma kelompok sosial tertentu.

Istilah gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun kolektif mengandung bahwa gaya hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan dan pola-pola respon terhadap hidup serta terutama perlengkapan untuk hidup. Cara bukan sesuatu yang alamiah, melainkan hal yang ditemukan, diadopsi atau diciptakan, dikembangkan dan digunakan untuk menampilkan tindakan agar mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat dikuasai, sebuah cara harus diketahui, digunakan dan dibiasakan. (Hujatnikajwnong, 2006 : 36)

Kebiasaan yang baik merupakan kunci dari hidup sehat (Mayo, 2006 : xi). Sedangkan gaya hidup sehat adalah kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Menurut Purnama (2007 : 1) menjelaskan bahwa didalam konsep Blum terdapat 4 faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yakni :

1. Faktor Perilaku atau Gaya Hidup (life style) :

Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan memegang peranan penting dalam mewujudkan Indonesia Sehat. Budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat agar menjaga kesehatannya. Berperilaku bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

(20)

Menurut Dr. Nedra Belloe dan Dr. Lester Breslow, gaya hidup merupakan faktor langgeng usia. Terdapat tujuh komponen gaya hidup, yaitu :

a. Tidur yang memadai antara 7 – 8 jam per malam b. Jangan jajan diantara waktu makan

c. Sarapan pagi yang bergizi setiap hari

d. Menjaga berat badan yang direkomendasikan e. Mengadakan gerak badan secara rutin

f. Mengurangi minuman beralkohol g. Menghindari penggunaan tembakau

2. Faktor Lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya) :

Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, populasi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai makhluk sosial, sangat diperlukan bantuan orang lain sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak. Untuk itulah diperlukan kesadaran semua pihak. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

3. Faktor Pelayanan Kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) :

Kondisi pelayanan kesehatan sangat menunjang derajat kesehatan masyarakat, terutama pelayanan kesehatan yang berkualitas. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dibidang kesehatan sangat diperlukan. Banyak kejadian kematian yang seharusnya daoat dicegah, seperti : diare, demam berdarah, malaria dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti : jantung koroner, stroke, diabete melitus, dan yang lainnya. Penyakit dapat dengan mudah dicegah, jika masyarakat paham dan menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.

4. Faktor Genatik (keturunan) :

(21)

a. Karbohidrat

Merupakan sumber energi utama dalam tubuh, yaitu sebagai bahan bakar utama sel-sel tubuh.

b. Protein

Merupakan bahan dasar pembentuk sel-sel dan jaringan baru dalam tubuh. Protein juga berfungsi untuk pettumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak.

c. Lemak

Sunber energi yang paling padat yang mengandung sedikit air. Sebagian lemak dalam makanan diperlukan agar tubuh berfungsi dengan baik sebagai simpanan bahan bakar. Namun, tertlalu banyak lemak dapat memberi efek negatif terhadap kesehatan.

d. Vitamin

Merupakan unsur penting untuk kesehatan, tanpa vitamin proses metabolisme tubuh akan terhenti. Vitamin juga dapat membantu menghasilkan sel darah, hormon, bahan genetik dan zat kimia sistem saraf. e. Mineral

Membantu mengatur keseimbangan air dan bahan kimia delam tubuh, penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tulang serta gigi

f. Air

Air merupakan unsur utama dari jaringan tubuh, seperti : otot dan organ tubuh. Air mengatur suhu tubuh, membawa makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang sudah tidak diperlukan dari tubuh. Air juga berfungsi sebagai bantalan sendi dan membantu melindungi organ dan jaringan tubuh. Tubuh yang sehat dalam sehari membutuhkan air sekitar 8 – 10 gelas sehari atau 2 – 3 liter. Tubuh yang mengalami kekurangan air akan mengakibatkan gangguan metabolisme. Perilaku gaya hidup sehat bahkan lebih meningkat kesehatannya ini, sekurang-kurangnya mencakup di bawah ini:

1) Makan dengan menu seimbang 2) Aktifitas fisik secara teratur

3) Tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat menimbulkan adeksi atau kecanduan, termasuk tidak merokok

(22)

6) Menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan makanan atau minuman sehari-hari. (Soekidjo, 137)

2.2.5 Masyarakat sebagai Pemirsa Televisi

Pemirsa, yaitu masyarakat sebagai obyek acara televisi memang terkadang aktif dalam artian selalu memberikan reaksi tayangan jelas menentukan seberapa jauh media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian secara emosional, intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan olehkomunikator. Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar , pemirsa media massa mengetahui komponen isinya. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media televisi siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan aktivitas apa yang diinginkan pembicara (Effendy, 2000 : 84).

Penerima adalah mereka yang menjadi pemirssa dari media massa yang bersangkutan, yaitu bersifat luas, heterogen dan anonim. (Nasution, 1993 : 30). Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam menyebarkan pesannya dalam media media massa sebab setiap individu dari khalayak ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan (Effendy, 2000 : 20). Terlebih selama menyaksikan televisi orang dapat melakukan berbagai kegiatan sambil tetap menonton televisi. Selain itu juga yang paling penting adalah pemirsa akan mendapatkan terpaan dari suatu tayangan yang disajikan oleh televisi.

Dalam penelitian ini masyarakat yang dimaksud adalah pemirssa tayangan DR. OZ Indonesia yang berusia 17 tahun keatas. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut seseorang telah memiliki kemampuan berpikir yang lebih matang dan ditunjang oleh sikap dan pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan. Kesehatan seringkali terabaikan, sehingga dengan bertambahnya usia masalah kesehatan bisa menjadi lebih buruk. Selain tubuh tidak mampu menyerap vitamin, resiko terkena penyakit semakin tinggi. (Sutanto, 2007 : 5).

2.2.6 Talk Show DR. OZ Indonesia

(23)

Talk show mempunyai ciri tipikal : menggunakan percakapan sederhana dengan bahasa yang universal. Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting (atau dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya. Wacana yang diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang berkembang dan hangat di masyarakat. (http://perpuskita.com/pengertian-talk-show/149)

DR. OZ Indonesia salah satu tayangan yang menghadirkan tema-tema mengenai kesehatan dengan multi topik serta dikemas atraktif dan menghibur. Tayangan ini memberikan sebuah topik kesehatan yang handal, dapat dipercaya dengan sumber yang terpercaya untuk pemirsa sehingga dapat dijadikan sebagai panutan. Topik-topik yang diangkat dalam DR. OZ Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman pada narasumber maupun opini dari para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakitnya. Program DR. OZ Indonesia ini berkonsep show dengan kemasan talkshow, mengedepankan konsep talkshow yang fokus pada topik mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia. Program ini hadir setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 15.15 WIB dipandu oleh dr. Ryan Thamrin. DR. OZ Indonesia Program ini terdiri dari 6 segmen yaitu Story of The Day mengupas langsung dalam sebuah diskusi bersama para pakar dan memberikan solusi sebagai penutupnya. The Truth Tube membahas pengalaman dari seorang narasumber tentang pengalaman medis mereka, yang berbeda-beda ditiap episodenya. Lab Session mengungkapkan problema kesehatan dalam konsep laboraturium yang dikemas atraktif dan fun. Pada segmen Activities, dr Ryan Thamrin akan mengajak audiens di studio untuk terlibat langsung dalam sebuah topik yang diangkat. Audiens di studio dan di rumah pun berkesempatan bertanya langsung kepada dr Ryan Thamrin mengenai kesehatan dalam Ask The Doctor. Di akhir segmen akan ditutup dengan Doctor's Order berbagai tips kesehatan Dr. Oz Indonesia. (http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/66700-trans-tv-tayangkan-the-dr-oz-show-versi-indonesia.html

2.3 Kerangka Berpikir

Padatnya aktivitas sesorang menyebabkan tidak mengenal waktu dan didukung dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti : melewatkan sarapan, kkurang minum air putih, makan makanan ringan (snack), mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood atau fastfood), makan makanan instant dan kemasan, kebiasaan merokok, malas berolahraga, dan minum alkohol dapat menimbulkan penyakit.

Dengan demikian, jelas bahwa pola makan yang tidak sesuai dengan metabolisme tubuh akan memaksa tubuh menyesuaikan diri. Jika penyesuaian tubuh tidak berhasil, maka akan memunculkan keluhan-keluhan yang mengarah pada penyakit atau kesehatan. Selain pola makan yang tidak sehat, kurangnya gerak badan atau aktivitas fisik, kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok juga sangat mempengaruhi kondisi tubuh dan kesehatan seseorang.

(24)

masyarakat untuk paham tentang gaya hidup sehat dan diharapkan dapat diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari. Tayangan DR. OZ Indonesia ini dikemas secara praktis, santai dan informatif. Tayangan yang disiarkan lewat televisi ini dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat (pemirsa).

Televisi merupakan salah satu media elektronik yang dapat meenyampaikan informasi kepada khalayak atau masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual sehingga mampu memenuhi segala macam tujuan komunikasi, yakni memiliki jangkauan dan dapat menyentuh pendengaran dan penglihatan manusia, dapat menghadirkan obyek yang sangat kecil ataupun besar, selain itu dapat menyebarkan informasi secara serentak dengan cepat, dapat dikatakan ‘meniadakan’ perbedaan jarak dan waktu. Sehingga televisi menjadi salah satu media favorit masyarakat dengan segala kelebihannya.

Informasi dan pesan yang disajikan oleh tgayangan DR. OZ Indonesia sebagai stimulus yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui tahapan perhatian, pengertian dan penerimaan. Kemudian direspon, sebagai hasil dari proses yang komunikasi. Respon itulah yang nantinya menimbulkan perubahan sikap.

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah hubungan antara terpaan tayangan DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya, dengan indikator frekuensi dan durasi. Dari hal tersebut yang akan diteliti adalah gaya hidup yang ada di tayangan DR. OZ Indonesia, dengan indikator : 1) tidur yang memadai 7-8 jam permalam, 2) jangan jajan diantara waktu makan, 3) sarapan pagi yang bergizi setiap hari, 4) menjaga berat badan yang direkomendasikan, 5) mengadakan gerak badan secara rutin, 6) mengurangi minuman yang beralkohol, 7) menghindari pengggunaan tembakau. Hasil dari penelitian akan memberikan kesimpulan, yaitu: ada tidaknya hubungan terpaan tayangan DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya.

2.4 Hipotesis

Dari latar belakang permasalahan dan uraian teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah “diduga terdapat hubungan terpaan tayangan DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya”.

Terpaan Tayangan DR. OZ Indonesia

M asyarakat

(pemirsa tayangan DR. OZ Indonesia di Surabaya)

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode survey, adapun penelitian ini bermaksud untuk memberikan gambaran dan menjelaskan tentang hubungan terpaan tayangan talk show DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya. Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan dalam penelitian yang akan diamati. Variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut :

3.1.1 Ter paan Tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV

Variabel bebas atau Variabel X adalah terpaan tayangan DR OZ Indonesia di Trans TV, yang dioperasionalkan sebagai jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton tayangan talk show DR. OZ Indonesia. Terpaan adalah dampak media massa yang akan timbul secara kuat dan cepat, apabila sebagian besar khalayak telah terexpose oleh media massa dalam penelitian ini media televisi.

Terpaan tayangan DR. OZ Indonesia ini dijabarkan melalui indikator frekuensi dan durasi.

1. Frekuensi adalah seberapa sering responden menonton tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV dalam 1 bulan. Peneliti menggunakan kuisoner dengan pertanyaan tertutup. Frekuensi operasionalnya adalah frekuensi responden menonton tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV dalam satu bulan terakhir.

Frekuensi dikategorikan menjadi 3 dengan pengukuran lebar interval juga. Pengukuran indikator frekuensi :

Frekuensi minimal penayangan talk show DR. OZ Indonesia adalah 1 kali. Frekuensi maksimal penayangan talk show DR. OZ Indonesia adalah 10 kali. Interval Class = 10 – 1 = 3

3 Jadi kategorinya :

a. 1 – 3 kali diberi skor 1 b. 4 – 7 kali diberi skor 2 c. 8 – 10 kali diberi skor 3

2. Durasi yakni berapa lama responden menonton tayangan DR.OZ Indonesia di Trans TV. Dalam kuisoner peneliti akan mengajukan pertanyaan tertutup. Durasi operasionalnya adalah berapa lama responden menonton tayangan DR. OZ Indonesia dalam sekali menonton. Durasi dihitung dengan rata-rata waktu yang digunakan dalam satuan menit.

Untuk memudahkan pengukuran peneliti mengkategorikan penggunaan durasi dalam 3 kategori. Pembagian kategori berdasarkan pada durasi 1-60 menit dalam sekali menonton tayangan DR. OZ Indonesia.

(26)

Interval Class = skor tertinggi – skor terendah Jenjang yang diinginkan

Interval Class = 60 - 1 = 19,6 dibulatkan menjadi 20 3

Jadi kategorinya dibedakan menjadi : a. 1 – 20 menit/penayangan diberi skor 1 b. 21 – 40 menit/penayangan diberi skor 2 c. 41 – 60 menit/penayangan diberi skor 3

Skala pengukuran hubungan terpaan talk show DR. OZ Indonesia di Trans TV menggunakan skala ordinal yang diurutkan berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing-masing alternatif jawaban ini telah diberi skor untuk menyamakan pengukuran terpaan talk show DR. OZ Indonesia di TransTV yang terdiri dari indikator frekuensi dan durasi dengan menggunakan rumus :

Interval Class = (skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah) Jenjang yang diinginkan

Jumlah pertanyaan dalam variabel X yakni terpaan tayangan talk show DR. OZ Indonesia terdiri dari 2 item pertanyaan.

- Skor jawaban tertinggi = 3 x 2 = 6 - Skor jawaban terendah = 1 x 2 = 2

Lebar interval sebagai batasan skor = 6 – 2 = 1,333 = 1 3

Sehingga batasan skor untuk terpaan talk show DR. OZ Indonesia adalah sebagai berikut :

a. 1 – 2 termasuk kategori rendah, artinya terpaan tayangan DR. OZ Indonesia rendah

b. 3 – 4 termasuk kategori sedang, artinya terpaan tayangan DR. OZ Indonesia sedang

c. 5- 6 termasuk kategori tinggi, artinya terpaan tayangan DR. OZ Indonesia tinggi

3.1.2 Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan

(27)

Surabaya dioperasionalkan sebagai penggambaran sejauh mana kebiasaan masyarakat di Surabaya dalam menerapkan hidup sehat, yang dinyatakan melalui jawaban verbal setelah peneliti memberikan pertanyaan yang dikembangkan melalui indikator-indikator atau karakteristik gaya hidup sehat yang digambarkan dalam tayangan tersebut. Adapun komponen gaya hidup sehat dapat dilihat berdasarkan :

1) Mengkonnsumsi makanan yang bergizi di setiap hari

Dengan komposisi makanan sehari-hari terdiri dari makanan-makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin-vitamin

2) Makan dengan menu seimbang

Dengan komposisi makanan sehari-hari terdiri dari 4 sehat 5 sempurna, seperti nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu.

3) Tidak jajan diantara waktu makan

Artinya tidak mengkonsumsi makanan atau jajanan diantara waktu makan makanan pokok

4) Menjaga berat badan yang direkomendasikan

Berat badan harus seimbang dengan keadaan tubuh. Misal tidak terlalu gemuk atau tidak terlalu kurus

5) Tidur yang memadai 7 – 8 jam per malam

Setiap harinya tidur dengan waktu yang pas sesuai dengan kebutuhan tubuh. Tubuh membutuhkan istirahat yang cukup untuk mengganti tenaga yang dikeluarkan selama seharian.

6) Melakukan gerak badan secara rutin

Tidak harus dalam bentuk olahraga, sekurang-kurangnya 30 menit sehari, dan sekurang-kurangnya 3 kali dalam satu minggu

7) Menghindari penggunaan tembakau

Tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat menimbulkan adeksi atau kecanduan, termasuk tidak merokok

8) Mengurangi minuman beralkohol

Tidak mengkonsumsi minuman yang dapat menimbulkan adeksi atau kecanduan

9) Mengelola stres (bukan menghindari stress)

(28)

10)Menyediakan waktu untuk rekreasi

Rekreasi adalah ibarat membuka jendela pada waktu dalam saat “sumpeg”. Maka sewaktu-waktu berekreasi dengan keluarga adalah penting.

11)Menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan makanan atau minuman sehari-hari

Memperhatikan tentang keadaan sekitar misal kebersihan, lingkungan, makanan atau minuman, memastikan bahwa semuanya baik untuk kesehatan. (soekidjo, 137)

Hal-hal yang digunakan untuk megukur gaya hidup sehat adalah jawaban responden dari pertanyaan yang ada dalam angket atau kuisoner yang didapat. Sedangkan untuk mengetahui tinggi gaya hidup sehat masyarakat, maka jawaban responden diberikan skor.

Pengukuran tinggi, sedang atau rendahnya tingkatan gaya hidup sehat responden dapat diketahui melalui skor jawaban yang dipilih responden dari pengisian kuisoner atau angket, dimana skor dari jawaban tersebut nantinya akan dikategorikan pada kategori gaya hidup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Jumlah pertanyaan yang berkaitan dengan gaya hidup sehat terdiri dari sembilanbelas pertanyaan. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan kuisoner yang terdiri atas empat alternatif jawaban yang dapat dipilih responden, yaitu :

a. Sangat Setuju diberi skor 4 b. Setuju diberi skor 3

c. Tidak Setuju diberi skor 2

d. Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut :

1. Skor diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban tinggi responden, yaitu : 19 x 4 = 76

2. Skor diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban rendah responden, yaitu : 19 x 1 = 19

Interval Class = skor tertinggi – skor terendah Jenjang yang diinginkan = 76 – 19 = 19

3 Jadi penentuan kategorinya adalah :

(29)

- Dikategorikan sehat, jika skor yang diperoleh antara 57 – 76

Dikategorikan sehat, apabila responden memiliki kecenderungan untuk meniru atau menerapkan gaya hidup sehat kedalam kehidupan sehari-hari. Dikategorikan kurang sehat, apabila responden masih sering melakukan kebiasaan yang bertentangan dengan gaya hidup sehat. Dikategorikan tidak sehat, apabila responden tidak memiliki kecenderungan untuk meniru atau menerapkan gaya hidup sehat ke dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik satu kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi, jadi sampel adalah bagian dari populasi (Sugiono, 2005 : 91). Sampel merupakan jumlah dari populasi yang akan diambil, maka sampel dalam penelitian ini adalah pemirsa tayangan DR. OZ Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas yang berada di wilayah Surabaya.

Wilayah kota Surabaya dianggap sebagai lokasi penelitian dikarenakan sesuai dengan penelitian yang diadakan di Surabaya, prevalensi SIMET pada penderita DM (diabetes melitus) yang baru diperiksa terdapat 59%, sedangkan pada penderita DM (diabetes melitus) yang sudah diobati sebesar 43%.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah) yang sering disebut Multistage Cluster Random Sampling. Penggunaan metode ini karena mempunyai keistimewaan yakni memudahkan dalam penarikan sampel pada suatu populasi yang letaknya tersebar secara geografis. Metode ini dilakukan dalam beberapa tahap yakni :

1. Dilakukan pemilihan pada wilayah penelitian yakni Surabaya. Peneliti memilih wilayah Surabaya Timur dan Surabaya Selatan.

2. Dilakukan pemilihan kecamatan, yakni untuk wilayah Surabaya Timur (Kecamatan Gunung Anyar dan Kecamatan Tenggilis Mejoyo) dan Wilayah Surabaya Selatan (Kecamatan Gayungan dan Kecamatan Jambangan).

3. Kemudian dipilih dari satu kecamatan dipilih dua kelurahan a. Kecamatan Gunung Anyar

1) Kelurahan Gunung Anyar 5115

2) Kelurahan Rungkut Tengah 3722

b. Kecamatan Tenggilis Mejoyo

1) Kelurahan Tenggilis Mejoyo 3060

2) Kelurahan Prapen 1113

(30)

1) Kelurahan Dukuh Menanggal 3016

2) Kelurahan Ketintang 2214

d. Kecamatan Jambangan

1) Kelurahan Jambangan 2096

2) Kelurahan Karah 4312 +

24.648

Jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus Yamane (Rakhmad, 2001 : 82) :

Ket : n = Sampel

d = Derajat Presisi (0,1) N = Populasi

Dalam penelitian ini derajat persisi yang digunakan diantara ± 10% dengan tingkat kepercayaan 100%.

n = n = 24.648 = 24.648 = 99,59 = 100 N.d² + 1 24.648. (0,1)² + 1 247,48

Jadi didapatkan jumlah sampel yang diambil sebanayak keluarga. Selanjutnya dialokasikan secara profesional yang ditentukan melalui rumus :

n1 = N1 x n N Ket :

n1 = Jumlah penduduk di suatu kelurahan N1 = Ukuran stratum

N = Jumlah seluruh penduduk

n = Jumlah sampel mimimum yang telah ditetapkan

Jadi berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil pada tiap kecamatan adalah :

1. Kelurahan Gunung Anyar

(31)

n1 = N1 x n n1 = 5115 x 100 = 20,75 = 21 N 24648

2. Kelurahan Rungkut Tengah

n1 = N1 x n n1 = 3722 x 100 = 15,10 = 15

N 24648

3. Kelurahan Tenggilis Mejoyo

n1 = N1 x n n1 = 3060 x 100 = 12,41 = 12 N 24648

4. Kelurahan Prapen

n1 = N1 x n n1 = 1113 x 100 = 4,51 = 5 N 24648

5. Kelurahan Dukuh Menanggal

n1 = N1 x n n1 = 3016 x 100 = 12,23 = 12 N 24648

6. Kelurahan Ketintang

n1 = N1 x n n1 = 2214 x 100 = 8,98 = 9 N 24648

7. Kelurahan Jambangan

(32)

8. Kelurahan Karah

n1 = N1 x n n1 = 4312 x 100 = 17,49 = 17 N 24648

3.3 Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer diperoleh dari responden melalui kuisoner/angket yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka dan tertutup. Dalam penyebaran kuisoner, responden didampingi oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah presepsi. Angket adalah suatu teknik penelitian mengenai suatu masalah dengan mengedarkan daftar pertanyaan secara tertulis kepada sejumlah responden untuk mendapat jawaban, tanggapan, dan respon tertulisnya. b. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Kecamatan dan

Kelurahan setempat, buku literatur, artikel atau koran, internet yang digunakan untuk mendukung penelitian ini.

3.4 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode statistik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel peneliti menggunakan koefesien Rank Spearman, karena data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal dan data ordinal yaitu berjenjang atau bertingkat antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Rumus Rank Spearman dapat dijelaskan sebagai berikut :

ρ = 1 - 6 ∑di² n ( n² - 1)

Keterangan :

ρ = koefisien korelasi Rank Spearman n = jumlah sampel

∑di² = jumlah total hitungan Rank X dan Rank Y

(33)

Tabel 1

Tabel Penolong Koefisien Korelasi Rank Spear man

Responden X Y Rank X Rank Y di di²

1 2 3 4 Dst Jumlah

Ada atau tidaknya korelasi dinyatakan dalam angka indeks. Betapapun kecilnya indek korelasi, jika bukan 0,0000 dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan terdapat adanya suatu korelasi. Interpretasi tinggi – rendahnya korelasi dapat diketahui juga dari besar kecilnya angka dalam indeks korelasi. Makin besar angka dalam indeks korelasi, makin tinggilah korelasi kedua variabel yang dikorelasikan.

Untuk memperjelas pembuktian hipotesis, maka akan digunakan analisis t test dengan taraf signifikan 5% yang menggunakan rumus sebagai berikut :

t test = ρ √ ɳ - 2 √ 1 - ρ² keterangan :

t test = koefisien signifikasi

ρ = koefisien korelasi Rank Spearman n = jumlah sampel

Tabel 2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(34)

Dengan hipotesis statistiknya dapat dikemukakan sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara terpaan talk show DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya

Hi : Terdapat hubungan antara terpaan talk show DR. OZ Indonesia dengan gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya

Dengan ketentuan sebagai berikut :

- Bila test t < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X ( terpaan talk show DR. OZ Indonesia ) dengan variabel Y ( gaya hidup masyarakat dalam menjaga kesehatan di Surabaya ) - Tetapi sebaliknya, bila test t > t tabel, maka Hi diterima dan Ho ditolak. Artinya

(35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Pr ofil Stasiun Televisi Trans TV

Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah televisi swasta Indonesia, yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung dengan grup Para-nya. Stasiun ini melakukan siaran pertama kali pada tahun 2001.

PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7. Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV melalui siaran secara resmi.

4.1.2 Logo Trans TV

Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.

Kantor Pusat stasiun ini berada di Studio Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November 2001 meski baru terhitung baru terhitung siaran percobaan, Trans TV sudah membangun Stasiun Relai Tvnya di Jakarta dan Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seotang presenter yang menyapa pemirsanya pukul 19.00 WIB malam.

4.1.3 Visi

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

4.1.4 Misi

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. Dengan motto Milik Kita Bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan PT. Trans Corporation.

4.2 Penyajian dan Analisis Data

(36)

menonton tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV. Data yang akan dikelompokkan meliputi data karakteristik dan rekapitulasi jawaban responden.

4.2.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan tentang karakteristik responden dari obyek penelitian yaitu masyarakat Surabaya yang menonton tayangan DR. OZ Indonesia sebanyak 100 orang.

Adapun data tentang karakteristik yang disajikan oleh peneliti antara lain berdasarkan usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasar kan Usia

No Usia J umlah Pr osentase (% )

1 17 – 25 tahun 30 30

2 26 – 35 tahun 34 34

3 36 – 45 tahun 18 18

4 45 tahun 18 18

Total 100 100

Sumber : Kuisoner

Dalam penelitian ini usia responden digunakan untuk mengetahui usia rata-rata masyarakat Surabaya yang melihat dan meniru gaya hidup sehat karena terpaan tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV. Dimana pada usia 17 tahun ke atas adalah masa seseorang mulai berinteraksi dengan lebih banyak pengaruh dan mengalami pembentukan perilaku. Perubhan gaya hidup mereka memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebiasaan mereka.

Dan berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan responden berusia 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 34orang atau sebesar 34 %, sedangkan yang berusia antara 17 – 25 tahun yaitu sebanyak 30orang atau sebesar 30%, serta yang berusia antara 36 – 45 tahun yaitu sebanyak 18 orang atau sebesar 18%, lalu sisanya sebanyak 18 orang atau sebesar 18% berusia diatas 45 tahun.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasar kan Pendidikan Ter akhir No Pendidikan Ter akhir J umlah Pr osentase(% )

1 SD 1 1

2 SLTP 5 5

3 SMA 40 40

4 Akademi / Diploma 13 13

(37)

Total 100 100 Sumber : Kuisoner

Identitas responden yang berkaitan dengan tingkat pendidikan bertujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan apa yang banyak melihat tayangan DR. OZ Indonesia dan berperilaku meniru gaya hidup sehat seperti dalam tayangan tersebut. Tingkat pendidikan mempengaruhi bagaimana responden dalam memilih acara televisi yang disukainya. Semaki tinggi tingkat pendidikan responden, semakin berani dalam memilih acara televisi yang berbobot. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai pendidikan terakhir setingkat Sarjana adalah sebanyak 41 orang atau sebesar 41%, yang mempunyai pendidikan terakhir setingkat SMA adalah sebanyak 40 orang atau sebesar 40%, dan yang mempunyai pendidikan terakhir setingkat Akademi / Diploma sebanyak 13 orang atau sebesar 13%, serta yang mempunyai pendidikan terakhir setingkat SMP adalah sebanyak 5 orang atau sebesar 5%. Lalu sisanya sebanyak i orang atau sebesar 1% mempunyai pendidikan terakhir setingkat SD.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasar kan Pekerjaan

No Pekerjaan J umlah Pr osentase (% )

1 Pegawai Negeri 7 7

2 Swasta 44 44

3 Wiraswasta 14 14

4 Ibu Rumah Tangga 10 10

5 Mahasiswa 20 20

6 Pengangguran 5 5

Total 100 100

Sumber : Kuisoner

(38)

4.2.2 Penyajian Data

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dalam Bab II, maka diperlukan adanya data yang cukup menunjang. Oleh karena itu kan disajikan rekapitulasi jawaban responden sebagaimana terllihat dalam uraian berikut ini.

4.2.2.1 Var iabel Ter paan Tayangan DR. OZ Indonesia di Tans TV (X)

Dari hasil penyebaran kuisoner mengenai variabel terpaan tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV yang diindikatori oleh frekuensi penayangan dan durasi penayangan, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.4

Fr ekuensi Terpaan Tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV dalam 1 bulan

No Indikator Kategori J umlah Pr osentase(% )

1 Fr ekuensi 1 – 3 kali 41 41

4 – 7 kali 47 47

8 – 10 kali 12 12

Total 100 100

Sumber : Kuisoner Sub I No 1

Dari tabel diatas, menunjukkan frekuensi masyarakat Surabaya dalam menonton tayangan DR. OZ Indonesia selama 1 bulan terakhir ini antara lain : 1 – 3 kali sebanyak 41 orang atau sebesar 41%, 4 – 7 kali sebanyak 47 orang atau sebesar 47% dan 8 – 10 kali sebanyak 12 orang atau sebesar 12%. Data ini menunjukkan seberapa seringnya responden dalam menonton tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV.

Sedangkan indikator durasi yang dihabiskan dalam setiap kali menonton tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV adalah diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.5

Durasi Terpaan Tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV dalam 1 kali penayangan

2 Durasi 1 – 20 menit 33 33

21 – 40 menit 35 35

41 – 60 menit 32 32

Total 100 100

(39)

Dan data diatas memuat durasi masyarakat Surabaya yang menonton tayangan DR. OZ Indonesia di Trans TV dalam tiap kali penayangan yang terbagi menjadi 1- 20 menit sebanyak 33 orang atau sebesar 33%, 21 – 40 menit sebanyak 35 orang atau sebesar 35% sedangkan 32 orang atau sebesar 32% menonton selama 41 – 60 menit atau sampai selesai penayangannya. Data tersebut men

Gambar

Tabel 1 10 Tingkat Penyakit Terbesar Kota Surabaya
Tabel Penolong Koefisien Korelasi Rank Spearman
Tabel 4.1
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

The topics to be covered include: technical competencies required of EFL teachers, major approaches to and methods of language teaching, developments of EFL teaching in Indonesia,

Total quality management dipilih salah satu sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem manajemen yang ada pada perusahaan. untuk menghasilkan kinerja manajerial yang

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

Context diagram dari sistem informasi sirkulasi perpustakaan menggambarkan proses secara umum yang terjadi pada perpustakaan SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. Pada

Pada bab ini diceritakan latar belakang masalah mengenai tanaman herbal yang berpotensi sangat cerah bagi perekonomian bangsa Indonesia kelak, namun potensinya

Tiap-tiap silinder pasti dilengkapi minimal dengan dua katup yaitu katup masuk dan katup buang.Konstruksi katup terdiri dari kepala katup (valve head) dan batang

Hasil yang diperoleh dengan adanya penelitian tersebut adalah pembelajaran dengan menggunakan ubin aljabar sebagai alat bantu pada materi persamaan kuadrat khususnya pada

Dimana sangat dianjurkan pada pelaku diet ini untuk mengonsumsi garam dapur (garam yang mengandung iodium) tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara dengan satu