• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BRANDING SENTRA KERAJINAN TENUN IKAT BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI SEBAGAI PUSAT WISATA BELANJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN BRANDING SENTRA KERAJINAN TENUN IKAT BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI SEBAGAI PUSAT WISATA BELANJA."

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BRANDING SENTRA

KERAJINAN TENUN IKAT BANDAR KIDUL KOTA

KEDIRI SEBAGAI PUSAT WISATA BELANJA

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Dosen Pembimbing :

Fenty Fahminnansih, ST., MMT.

Diajukan oleh :

NANIK ANDRIANI

0851010005

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BRANDING SENTRA KERAJINAN TENUN

IKAT BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI SEBAGAI PUSAT

WISATA BELANJA

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

Gelar Sarjana Teknik (S-1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DISUSUN OLEH : NANIK ANDRIANI

(0851010005)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

TUGAS AKHIR

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada tanggal : 27 Mei 2013

Pembimbing Utama Penguji I

Fenty Fahminnansih, ST.,MMT Aditya Rahman Yani, ST., M.Med.Kom

NPTY. 3810 9100 3031

Pembimbing II Penguji II

Gusti Mohammad Hamdan Firmanta, ST Aris Sutejo, S.Sn., M.Sn

NPTY. 383101303641 NPTY. 385111303531

Ketua Jurusan Koordinator

Heru Subiyantoro ST., MT. Aditya Rahman Yani, ST., M.Med.Kom

NPTY. 3 7102 96 0061 1 NPTY. 3810 9100 3031

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)

Tanggal : ………..

Dekan Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni Jar., M.Kes.

(4)

PERANCANGAN BRANDING SENTRA KERAJINAN TENUN IKAT BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI SEBAGAI PUSAT WISATA BELANJA

Nama : Nanik Andriani

NPM : 0851010005

Jurusan : Teknik Arsitektur – Desain Komunikasi Visual Dosen Pembimbing : Fenty Fahminnansih, ST., MMT

Abstrak

Indonesia adalah negeri yang kaya, mempunyai banyak keindahan alam, ragam suku dan warisan budaya. Termasuk diantaranya adalah kerajinan tenun ikat. Namun masyarakat lebih mengenal batik untuk wakil bangsa sebagai ciri khas budaya dalam penciptaan kain. Tenun ikat merupakan kerajinan tangan yang dibuat dengan menggunakan alat tradisional, yang biasa disebut ATBM (alat tenun bukan mesin). Hampir semua provinsi dan kota di Indonesia mempunyai warisan budaya tenun, salah satunya dari Jawa timur adalah kota Kediri.

Kerajinan tenun ikat Kediri ini merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang para pengrajin disana. Sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri ini sangat sepi pengunjung, salah satu akibatnya perputaran modal berhenti, sehingga banyak pengrajin yang berhenti dari usaha tenun. Jika terus dibiarkan akan mengakibatkan hilangnya pelestarian budaya, maka dari sini diperlukan sebuah branding untuk memberikan nilai jual untuk tenun ikat kota Kediri dan pelestarian budaya akan tetap terjaga.

(5)

PERANCANGAN BRANDING SENTRA KERAJINAN TENUN IKAT BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI SEBAGAI PUSAT WISATA BELANJA

Nama : Nanik Andriani

NPM : 0851010005

Jurusan : Teknik Arsitektur – Desain Komunikasi Visual Dosen Pembimbing : Fenty Fahminnansih, ST., MMT

Abstract

Indonesia is a rich country, has a lot of natural beauty, cultural heritage and ethnic diversity. Including tenun ikat. But the community knows more about batik for the representative of the Indonesian culture than tenun ikat. Tenun ikat is a hand-made using traditional tools, commonly called ATBM (alat tenun bukan mesin). Almost all provinces and cities in Indonesia's cultural has this heritage, one of them are from East Java's Kediri.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayahnya

sehingga perancang dapat menyeleseikan laporan tugas akhir dengan judul “

Perancangan Branding Sentra Kerajinan Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri

Sebagai Pusat Wisata Belanja “.

Kota Kediri adalah kota yang mempunyai banyak potensi alam dan kekayaan warisan budaya yang melimpah. Termasuk diantaranya sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri, merupakan warisan budaya peninggalan jaman penjajahan Belanda. Tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya apalagi keberadaannya, dengan melalui branding ini diharapkan dapat mengangkat dan memberi nilai jual yang tinggi pada kain tenun dari sentra kerajinn tenun ikat Kediri. Masyarakat luar kota ataupun dalam kota menjadi lebih mengenal tenun ikat asal Kediri dan mempunyai kebnggaan untuk memakainya.

Perancangan branding sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul ini masih jauh dari sempurna, pengerjaannya pun membutuhkan peran yang sangat penting dari orang-orang sekitar, karena tanpa mereka perancangan ini tidak akan dapat terseleseikan, karena itu perancang ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang telah membantu dan berperan penting terhadap perancangan tugas khir ini, yaitu :

1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, atas segala pertolongan yang telah diberikan hingga terseleseeikannya tugas akhir ini.

2. Nabi Muhammad SAW, yang menjadi panutan semua umat muslim di dunia.

3. Tjandra Gunawan, seseorang yang telah memberi semangat, saran, bimbingan dan doa hingga terseleseikannya tugas akhir ini.

(7)

5. Bapak Heru Subiyantoro Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual UPN “Veteran” Jatim Surabaya, atas kerja kerasnya sehingga tugas akhir angkatan ke tiga ini berjalan dengan lancar.

6. Bu Fenty Fahminnansih sebagai dosen pembimbing yang selalu memberi masukan dan kritikan sehingga terseleseikannya semua kesulitan selama tugas akhir ini.

7. Pak Gusti Muhammad Hamdan Firmanta sebagai dosen pembimbing yang selalu memberi semangat saran dn juga masukkan sehingga tugas akhir ini terseleseikan dengan baik.

8. Pak aik dan Pak aris selaku dosen penguji saat sidang tugas akhir, masukan dan kritikannya sangat membantu tugas akhir ini menjadi lebih baik.

9. Semua bapak dan ibu dosen desain komunikasi visual UPN “Veteran” Jatim Surabaya terimakasih atas ilmu yang telah diajarkannya selama ini. 10. Semua pengrajin sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri,

yang telah meluangkan waktunya untuk saya saat penggalian data.

11. Semua teman-teman desain komunikasi visual UPN “Veteran” Jatim Surabaya yang telah membantu memberi support dan saran dalam pengerjaan tugas akhir ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu yang telah turut berperan dalam perancangan ini.

Surabaya,

(8)

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Surabaya, ...20..

(9)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Pernyataan Orisinalitas Tugas Akhir ... vi

Daftar Isi ... vii

1.7.2. Masyarakat Untuk Masyarakat ... 10

1.7.3. Masyarakat Untuk Pengrajin Tenun Ikat Kota Kediri ... 10

1.8. Sistematika Penulisan ... 10

(10)

2.4.2. Keputusan Branding ... 25

2.8. Pengertian Desain Komunikasi Visual ... 39

2.9. Peran Visual ... 40

2.16.1. Tempat Penjualan Oleh-Oleh Tahu Takwa dan Gethuk Pisang ... 52

2.17. Studi Komparator ... 53

2.17.1. Branding Jepara ... 53

Bab III Metode Perancangan 3.1. Definisi Judul... 56

3.2. Definisi Perancangan ... 57

3.2.1. Definisi Branding ... 57

3.2.2. Definisi Branding Sentra Kerajinan Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri ... 58

(11)

3.3.1. Pengertian Wisata Belanja ... 59

3.8. Metode Berpikir Dalam Perancangan Desain ... 67

(12)

4.5.2. Strategi Komunikasi ... 85

4.6.2. Alternatif Desain Logo Sentra Kerajinan Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri ... 95

4.6.3. Alternatif Desain Signsystem Sentra Kerajinan TenunIkat Bandar Kidul Kota Kediri ... 96

4.6.4. Alternatif Desain Kemasan Sentra Kerajinan Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri ... 98

4.6.5. Alternatif Desain Website Sentra Kerajinan Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri ... 99

4.6.6. Alternatif Desain Billboard Sentra Kerajinan Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri ... 101

(13)

Bab VI Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan ... 110

6.2. Saran ... 111

Daftar Pustaka ... 112

Lampiran ... 114

Biodata Penulis ... 118

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kawasan sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul dan teknik pembuatan tenun ikat (Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani, 2013 ) ... 2

Gambar 1.2 Situasi sentra kerajinan terlihat sepi di setiap jalan pengrajin (Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani, 10 Januari 2013) ... 4

Gambar 1.3 Situasi penjualan makanan khas Kediri yang mempunyai banyak pengunjung (Sumber : dokumentasi penulis, 10 Januari 2013) ... 4

Gambar 1.4 Jalan menuju sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri tanpa ada signsystem yang menunjukkan adanya sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul (Sumber : dokumentasi penulis, 5 juni 2013) ... 8

Gambar 1.5 Jalan di kawasan sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri dan papan nama yang dipakai di depan rumah (Sumber : dokumentasi penulis, 5 juni 2013) ... 8

Gambar 1.6 Jalan di kawasan kota Kediri media promosi untuk sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri (Sumber : dokumentasi penulis, 5 juni 2013) ... .... 8 Gambar 2.1 Alat tenun Gedogan (Sumber : http://blog-urangsunda.blogspot.com, diambil tanggal 16 Maret 2013 ) ... 12

(15)

Gambar 2.3 Alat tenun bukan mesin (ATBM) (Sumber : http://ray-fashion-by-ray-rachma.blogspot.com, diambil tanggal 16 Maret 2013) ... 13

Gambar 2.4 Alat tenun bukan mesin (ATBM) (Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani, diambil tanggal 10 Januari 2013) ... 14

Gambar 2.5 ATBM Dobby (Sumber : http://tenunikat.etalasekediri.com, diambil tanggal 16 Maret 2013) ... 14

Gambar 2.6 Sumber http://tenunikat.etalasekediri.com (dikutip tanggal 16 Maret 2013) ... 15

Gambar 2.7 Sumber http://tenunikat.etalasekediri.com (dikutip tanggal 16 Maret 2013) ... 15

Gambar 2.8 Tenun ikat lurik (Sumber : http://fashionesedaily.com, diambil tanggal 16 Maret 2013) ... 16

Gambar 2.9 Tenun ikat lungsi (Sumber : www.budaya-indonesia.org, diambil tanggal 20 Maret 2013) ... 15

Gambar 2.10 Tenun ikat pakan (Sumber : http://www.kriyalea.com, diambil pada tanggal 20 Maret 2013) ... 18

Gambar 2.11 Tenun ikat ganda (ikat lungsi dan pakan) (Sumber : http://ritangxiao.blogspot.com, diambil pada tanggal 20 Maret 2013) ... 18

(16)

Gambar 2.13 Tenun dengan ATM Dobby (Sumber : www.indonetwork.co.id, diambil pada tanggal 20 Maret 2013) ... 19

Gambar 2.14 Hasil produksi sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri (Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani, diambil pada tanggal 10 Januari 2013) ... ... 21

Gambar 2.15 Tempat penjualan makanan khas kota Kediri Jl. Yos Sudarso kota Kediri (Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani, diambil pada tanggal 7 Maret 2013) ... 52

Gambar 2.16 Gapura sentra kerajinan tenun ikat Troso Jepara (Sumber : www.gardutroso.co.cc, diambil pada tanggal 11 Februari 2013) ... 53

Gambar 2.17 Hasil produksi tenun dari sentra kerajinan tenun ikat Troso Jepara (Sumber : www.tokotenuntroso.blogspot.com dan www.tenuntrosojepara.com, diambil pada tanggal 11 Februari 2013) ... 54

Gambar 4.1 jenis motif tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri (Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani, diambil pada tanggal 10 Januari 2013) .... 85

Gambar 4.2 Contoh konsep vintage (Sumber : http://gerrilya.files.wordpress.com dan http://t2.gstatic.com , diambil tanggal 20 Maret 2013) ... 85

Gambar 4. 3 Konsep penentuan warna (Sumber : dibuat penulis, Nanik Andriani, dibuat tanggal 10 Maret 2013) ... 86

(17)

Gambar 4.5 Warna hitam (Sumber : dibuat penulis, Nanik Andriani, dibuat

tanggal 10 Maret 2013) ... 87

Gambar 4.6 Turunan dari warna cokelat (Sumber : dibuat penulis, Nanik Andriani, dibuat tanggal 10 Maret 2013) ... 88

Gambar 4.7 Contoh logo (Sumber : http://www.123rf.com, diambil tanggal 3 Maret 2013) ... 89

Gambar 4.8 Alternatif Sketsa Visual 1 ... 94

Gambar 4.9 Alternatif Sketsa Visual 2 ... 95

Gambar 4.10 Alternatif desain logo ... 95

Gambar 4.11 Desain logo terpilih ... 96

Gambar 4.12 Alternatif desain signsytem 1 ... 96

Gambar 4.13 Alternatif desain signsytem 2 ... 96

Gambar 4.13 Alternatif desain signsytem 3 ... 97

Gambar 4.14 Alternatif desain signsytem 4 ... 97

Gambar 4.15 Alternatif desain signsytem 5 ... 97

Gambar 4.16 Alternatif desain kemasan 1 ... 98

(18)

Gambar 4.18 Alternatif desain kemasan 3 ... 98

Gambar 4.18 Alternatif desain kemasan 4 ... 99

Gambar 4.11 Alternatif desain website ... 100

Gambar 4.11 Desain website terpilih ... 100

Gambar 4.11 Alternatif desain billboard 1 ... 101

Gambar 4.11 Alternatif desain billboard 2 ... 101

Gambar 5.1 Gambar logo terpilih ... 102

Gambar 5.2 Desain signsystem untuk gapura menuju sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul ... 103

Gambar 5.3 Desain signsystem sebagai papan nama didepan rumah ... 104

Gambar 5.4 Desain signsystem untuk masuk dalam gang rumah pengrajin ... 104

Gambar 5.5 Desain signsystem penunjuk di jalan ... 104

Gambar 5.6 Desain kemasan untuk sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul .... 105

Gambar 5.7 Layout desain website untuk sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul ... 107

Gambar 5.8 Desain billboard ... 107

(19)

Gambar 5.10 Desain kartu nama ... 108

Gambar 5.11 Desain label ... 108

Gambar 5.12 Gambar desain angkutan umum ... 109

Gambar 5.1 3 Gambar desain becak ... 109

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 kerangka Berpikir (Sumber : dibuat penulis, Nanik Andriani, dibuat tanggal 10 Maret 2013) ... 71

Tabel 4.1 consumer journey (Sumber : dibuat penulis, Nanik Andriani, dibuat tanggal 10 Maret 2013) ... ... 81

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negeri yang kaya, mempunyai banyak keindahan alam, ragam suku dan warisan budaya. Termasuk diantaranya adalah kerajinan tenun ikat. Tenun ikat merupakan kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Mungkin selama ini masyarakat lebih mengenal batik untuk wakil bangsa sebagai ciri kas budaya dalam penciptaan kain. Namun masih ada lagi kain hasil karya pengrajin Indonesia yang tidak kalah bagus, yaitu tenun.

Teknik pembuatan tenun sama dengan batik yaitu handmade, yang membedakan membatik itu melukis atau menggambar di atas kain. Kain tenun ini dibuat dengan alat tenun tapi bukan mesin. Hasil dari kain tenun ini dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan pelengkap busana, aksesoris perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau menghias interior rumah. Teknik tenun ikat terdapat diberbagai daerah di Indonesia. Daerah-daerah yang terkenal dengan tenun ikat, diantaranya yaitu : Jepara , Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Dengan adanya kerajinan tenun disetiap daerah di Indonesia maka teknik menenun yang dikenal oleh masyarakat Indonesia pun ada tiga macam, yaitu teknik tenun datar, tenun ikat dan teknik benang tambah.

(22)

Kota Kediri merupakan wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintah Kota yang ada di wilayah propinsi Jawa Timur, kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya. Kota Kediri mempunyai banyak peninggalan budaya dan sejarah. Salah satunya adalah warisan turun temurun kerajinan tenun ikat asli kediri, yang tepatnya berada di daerah Bandar Kidul.

Kerajinan tenun ikat di kota Kediri masuk dalam wilayah sentra industri tenun ikat Bandar. Dalam wilayah itu mempunyai 5 orang pengrajin, yaitu pengrajin tenun ikat Sinar Barokah, pengrajin tenun ikat Munawar, pengrajin tenun ikat Kodok Ngorek 1, pengrajin tenun ikat Medali Emas, pengrajin tenun ikat Bandara, dan 3 orang sebagai penjual, yaitu tenun ikat Sahabat Tenun, tenun ikat MAM Putra, tenun ikat Kodok ngorek 2. Diantara yang desainer sebutkan diatas, yang pertama kali berdiri adalah pengrajin tenun ikat Sinar Harapan sejak tahun 1987. Dan usaha tersebut merupakan usaha turun temurun yang dilakukan oleh para orang tua mereka.

Gambar 1.1: Kawasan sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul dan teknik pembuatan tenun ikat (Sumber :

dokumentasi penulis, Nanik Andriani, 2013 )

(23)

belajar para generasi muda, mengenal secara lebih dekat tentang suatu peninggalan budaya suatu daerah, agar warisan budaya ini tidak hilang dan akan terjaga sampai kapanpun. Namun hal itu sulit untuk diwujudkan karena beberapa faktor, yaitu :

 Para generasi muda yang lebih menyukai budaya dari negara lain

 Kurangnya modal untuk melanjutkan usaha tenun ikat yang telah dirintis orang tua yang terdahulu

 Banyak yang lebih menyukai kain batik, karena model baju dari kain batik yang sekarang jauh lebih modern atau modis

(24)

waktu 1980 sampai 2010 jumlah perajin yang gulung tikar sebanyak 10-an orang. Oleh karena itu diperlukan inovasi dalam pemasaran produk agar perputaran modal stabil. Dari pihak pemerintah pun belum melakukan inovasi yang berhubungan untuk peningkatan perluasan pasar untuk tenun ikat ini. 1

Gambar 1.2 : Situasi sentra kerajinan terlihat sepi di setiap jalan pengrajin (Sumber : dokumentasi penulis,

Nanik Andriani, 10 Januari 2013)

Gambar 1.3 : Situasi penjualan makanan khas Kediri yang mempunyai banyak pengunjung (Sumber :

dokumentasi penulis, 10 Januari 2013)

1

(25)

Selain itu, dari hasil observasi, wawancara, dan kuisioner telah didapati bahwa masyarakat di dalam kota maupun luar kota banyak yang tidak tahu tentang sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri, sedangkan menurut para pengrajin tenun disana “kebanyakan konsumen yang datang bukan konsumen langsung namun para pedagang kain yang akan menjual lagi kain tenun tersebut”. Sedangkan dari pihak disperindag kota Kediri mengatakan bahwa “pernah mengadakan event termasuk didalamnya mengikut sertakan produk tenun ikat Kediri, namun masih juga belum membantu nilai jual sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul, dan dibuatkan juga sebuah tempat penjualan oleh-oleh yang bisa menampung produk dari sentra kerajian tenun ikat kota Kediri tetapi sepi pengunjungnya.

Melihat beberapa fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul sangat sepi pengunjungnya, sehingga perlu dilakukan branding, yaitu membangun sebuah brand, yang bertujuan untuk merangkul target market, sehingga brand yang dibuat menjadi pilihan yang tepat untuk konsumen. Menurut Surianto Rustan (2011:5), membangun sebuah brand terkenal bukanlah bukanlah semata-mata apa yang telah anda lakukan, tapi lebih kepada, apa yang telah anda lakukan untuk tampil beda dibandingkan yang lain, dengan menggunakan sumber kreatif yang minimal. Dapat disimpulkan bahwa branding itu memiliki kekuatan yang sangat besar.

(26)

Solusi branding dalam penciptaan sebuah brand, agar tenun ikat kota Kediri bisa dikenal oleh semua masyarakat, terutama masyarakat sekitar kediri dimana hasil kuisioner dengan target semen usia 27-45 menunjukkan hampir 70 % banyak yang belum mengetahui tenun ikat ataupun sentra kerajinannya. Maka harus diciptakan sebuah merek untuk bisa memberikan identitas pada produk dari sentra kerajinan tenun ikat kota Kediri. Dari buku Tjiptono (2011:21) menurut Proffesor Brand Marketing dari University of Birmingham Leslie de Chernatony, interpretasi merek meliputi : interpretasi berbasis input (branding dipandang sebagai cara manager mengalokasikan sumber dayanya dalam rangka meyakinkan kosumen), interpretasi berbasis output (interpretasi dan pertimbangan konsumen terhadap kemampuan merek memberikan nilai tambah bagi mereka), dan interpretasi berbasis waktu (menekankan branding sebagai proses yang berlangsung terus-menerus). Merek sangat berperan sebagai logo, positioning, kepribadian, identitas, penambah nilai dan sebagai citra.

Setelah brand tercipta diperlukan juga inovasi pada hasil produk para pengrajin. Hampir semua pengrajin tenun ikat di sentra kerajinan Bandar Kidul, produk yang dihasilkan sebagian besar hanya dalam bentuk kain. Hanya 1 (satu) pengrajin yang mempunyai produk selain kain yaitu baju, tudung saji, tempat nasi, syal, itupun hanya diproduksi sedikit. Hal itu akan mempunyai dampak yang besar pada minat pembeli tenun ikat, yaitu jika sebagian besar yang dihasilkan hanya kain maka yang akan membeli tenun ikat orang-orang yang sedang membutuhkan kain untuk seragam kantor, kado, ataupun koleksi, serta berpengaruh juga pada konsumen yang datang ke sentra kerajinan tenun ikat, mayoritas adalah para penjual kain.

(27)

diikat dengan rafia, lalu dilakukan pewarnaan, setelah dikeringkan benang baru bisa ditenun. Itulah yang membuat harga kain tenun mempunyai harga yang tinggi dipasaran. Sehingga dengan dibuatkan inovasi pengembangan produk dalam bentuk pembuatan berbagai jenis baju, sepatu, dll yang lebih modis maka akan dipastikan pengunjung yang datang ke sentra kerajinan akan semakin banyak, dan para wisatawan akan lebih banyak yang datang untuk dijadikan sebagai oleh-oleh dai kota Kediri, karena selama ini yang bisa dibawa hanya oleh-oleh berupa makanan khas kota Kediri.

Branding akan sangat berpengaruh pada kemajuan sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri. Dengan adanya branding, identitas merek akan tercipta sehingga berpengaruh pada konsumen bisa membedakan produk dengan jelas apabila dibandingkan dengan produk pesaing lainnya. Keberhasilan pada branding mempengaruhi pada perekonomian para pengrajin, karena penjualan yang meningkat, serta ini bisa berpengaruh juga pada warga Bandar Kidul yang lain untuk mendirikan usaha tenun yang dianggapnya lebih potensial. Kemudian para pengrajin bisa terus berkembang secara mandiri. Sedangkan untuk kota Kediri sendiri akan diuntungkan dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung.

1.2Identifikasi Masalah

1. Kurangnya minat para generasi muda sekarang dengan produk tenun ikat dan cenderung lebih menyukai batik

(28)

Gambar 1.4 : Jalan menuju sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri tanpa ada

signsystem yang menunjukkan adanya sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul (Sumber :

dokumentasi penulis, 5 juni 2013)

Gambar 1.5 : Jalan di kawasan sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri dan papan

nama yang dipakai di depan rumah (Sumber : dokumentasi penulis, 5 juni 2013)

3. Belum adanya media promosi yang mengenalkan sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri ketika ada pengunjug atau wisatawan yang datang

Gambar 1.6 : Jalan di kawasan kota Kediri media promosi untuk sentra kerajinan tenun ikat

(29)

1.3Rumusan Masalah

Bagaimana membuat perancangan branding sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul yang efektif sebagai wisata belanja di kota Kediri

1.4Batasan Masalah

1. Perancangan branding hanya ditujukan untuk semua jenis produk yang dihasilkan dan dibuat dengan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri

2. Perancangan branding disesuaikan dengan produk dan ciri kas sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri

1.5 Ruang Lingkup Studi

1. Penelitian terhadap kebudayaan karakteristik tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri

2. Tinjauan terhadap segala sesuatu tentang branding dan strategi komunikasinya

3. Penelitian di area sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri 4. Penelitian di wilayah kota Kediri sebagai penempatan signsystem dan

EGD yang tepat

5. Pada perancangan ini ruang lingkupnya adalah wilayah kota dan kabupaten Kediri

1.6 Tujuan Perancangan

1. Agar menjadi sebuah inovasi dari tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri supaya lebih bisa diterima oleh masyarakat

2. Agar dengan adanya perancangan branding dapat menambah daya jual tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri

(30)

1.7 Manfaat Perancangan

1.7.1. Manfaat Untuk Mahasiswa

- Untuk mengaplikasikan mata kuliah di jurusan desain komunikasi visual pada sebuah branding produk tenun ikat Bandar Kidul

- Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana perancangan branding suatu tempat kerajinan dan produknya

- Untuk Mengetahui bagaimana membuat perancangan branding untuk meningkatkan penjualan

- Untuk menambah wawasan secara mendalam tentang kerajinan tenun ikat dari pembuatan benang sampai bentuk jadi

1.7.2. Manfaat Untuk Masyarakat

- Masyarakat akan mengenal dan mengetahui kualitas nilai tenun ikat yang dimiliki oleh sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri

- Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung, diharapkan dapat menambah lapangan kerja yang baru bagi masyarakat sekitar

1.7.3. Manfaat Untuk Pengrajin Tenun Ikat Kota Kediri

- Untuk memberikan nilai jual dan pemasaran sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri

- Untuk memperkenalkan produk sentra kerajinan tenun ikat kepada masyarakat luas

1.8. Sistematika Penulisan

- BAB I PENDAHULUAN

(31)

- BAB II STUDI EXISTING DAN TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka mengenai hal yang mencakup teori dasar yang melatarbelakangi konsep yang akan dibuat serta studi yang diperoleh dari data eksisting, sehingga mendapatkan data yang valid, guna menghasilkan output yang diinginkan.

- BAB III METODE PERANCANGAN

Menguraikan tentang definisi judul dan sub judul serta keabsahan riset, dan serta tahapan dan logika pikir dalam menyelesaikan judul ini.

- BAB IV KONSEP DESAIN

Pembahasan tentang analisa riset sehingga ditemukan keyword konsep yang akan menjadi acuan tiap output desain secara menyeluruh

- BAB V IMPLEMENTASI DESAIN

Pembahasan terhadap keluaran desain ( output ) sebagai perwujudan dari konsep dan teori yang dipakai.

- BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(32)

BAB II

STUDI LITERATUR DAN STUDI EXISTING

2.1. Tenun di Indonesia

Kerajinan tenun merupakan warisan budaya yang menjadi kebanggaan tertinggi bagi Indoesia. Jenis dari kain tenun dihasilkan berdasarkan dari jenis peralatan yang digunakan dan teknik atau cara yang dipakai dalam menenun benang lungsi dan benang pakan. Benang lungsi adalah benang yang terletak memanjang (vertikal) pada alat tenun, benang pakan adalah benang yang masuk keluar pada lungsi saat menenun. Di Indonesia ragam hias yang digunakan dalam pembuatan tenun, pada umumnya yang dipakai adalah ragam hias dari flora, fauna, dekoratif, dan geometris. Beberapa jenis alat tenun yang dipergunakan di Indonesia, yaitu :2

1. Alat tenun Gedogan

Merupakan alat tenun tradisional, pada bagian ujung dipasang pada pohon/tiang rumah atau pada suatu bentangan papan dengan konstruksi tertentu dan bagian ujung lainnya diikatkan pada badan penenun yang duduk di lantai.

Gambar 2.1 : Alat tenun Gedogan (Sumber : http://blog-urangsunda.blogspot.com, diambil tanggal

(33)

Gambar 2.2 : Contoh alat tenun gedogan (Sumber : http://rri.co.id , diambil tanggal 16 Maret

2013)

2. Alat tenun bukan mesin (ATBM)

Merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan kaki untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi.

Gambar 2.3 : Alat tenun bukan mesin (ATBM) (Sumber :

http://ray-fashion-by-ray-rachma.blogspot.com, diambil tanggal 16 Maret 2013)

2

(34)

Gambar 2.4 : Alat tenun bukan mesin (ATBM) (Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani,

diambil tanggal 10 Januari 2013)

3. ATBM Dobby

Merupakan alat tambahan mekanis yang berada di atas ATBM, Dobby berfungsi mengontrol penganyaman benang pada perkakas tenun lain, sehingga membentuk motif-motif sesuai dengan pola yang diinginkan.

Gambar 2.5 : ATBM Dobby (Sumber : http://tenunikat.etalasekediri.com, diambil tanggal 16 Maret

2013)

(35)

1. ATBM Roll/Kerek (roda gila) dilengkapi dua pedal dan satu Roll dapat menghasilkan kain dengan motif anyaman polos/plat dan turunannya.

Gambar 2.6 : Sumber http://tenunikat.etalasekediri.com (dikutip tanggal 16 Maret 2013)

2. ATBM Jakart/Jacquard, menghasilkan kain dengan motif anyaman plat, keper, satin dan turunan serta jenis kain berlapis dengan variasi yang lebih komplit di bandingkan ATBM Dobbi.

Gambar 2.7 : Sumber http://tenunikat.etalasekediri.com(dikutip tanggal 16 Maret 2013)

________________________________________________________________ 3

(36)

Berikut jenis tenun berdasarkan alat yang digunakan :4

1. Tenun dengan Alat Gedongan/ATBM

Tenun sederhana

Merupakan jenis tenun yang dihasilkan dari benang pakan masuk keluar ke dalam benang lungsi dengan ritme yang sama, kemudian menghasilkan tenun polos tanpa corak atau dengan corak garis-garis, kotak-kotak, sesuai dengan warna dan jenis benang yang digunakan, yang akhirnya menghasilkan tenunan yang disebut dengan tenun lurik (garis-garis) atau tenun poleng (kotak-kotak). Tenun ini banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Tenggara.

Gambar 2.8: Tenun ikat lurik (Sumber : http://fashionesedaily.com, diambil tanggal 16 Maret

2013)

Tenun ikat lungsi

Adalah tenun ikat lungsi adalah produk tenun dengan desain yang terjadi dari kumpulan benang lungsi yang dibentangkan pada alat perentang dan diikat

__________________________________________________________________ 4

(37)

dengan tali rafia berbagai warna yang disesuaikan dengan ragam hias dan warna yang diinginkan, kemudian dimasukkan kedalam air pewarnaan. Setelah dikeringkan dan mengering pada bagian yang ditandai oleh warna rafia tertentu dibuka ikatannya dan dicolet dengan warna yang diinginkan. Jika pewarnaan sudah kering, selanjutnya ditata pada alat tenun dan ditenun dengan benang pakan warna tertentu sesuai dengan warna yang diinginkan secara keseluruhan. Hasil tenun ikat lungsi banyak dijumpai dari daerah NTB, NTT, Maluku, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Papua Barat.

Gambar 2.9 : Tenun ikat lungsi (Sumber : www.budaya-indonesia.org, diambil tanggal 20 Maret

2013)

Tenun ikat pakan

(38)

Gambar 2.10 : Tenun ikat pakan (Sumber : http://www.kriyalea.com, diambil pada tanggal 20

Maret 2013)

Tenun ikat ganda (ikat lungsi dan pakan)

Merupakan dua teknik diatas yang digabungkan dalam proses penenunannya, sehingga corak akan terbentuk dari persilangan benang lungsi dan benang pakan yang bertumpuk pada titik pertemuan corak yang dikehendaki. Hasil tenun ikat ganda dapat dijumpai dari Bali (Tenganan),Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Gambar 2.11 : Tenun ikat ganda (ikat lungsi dan pakan) (Sumber : http://ritangxiao.blogspot.com,

diambil pada tanggal 20 Maret 2013)

Tenun songket

(39)

Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku Utara. Dan tenun songket kombinasi ikat pakan terdapat di daerah Bengkulu tenun Cual), Sumatera Selatan (tenun Limar).

Gambar 2.12 : Tenun songket(Sumber : http://ritangxiao.blogspot.com, diambil pada tanggal 20

Maret 2013)

2. Tenun dengan ATBM Dobby

Adalah tenun yang dihasilkan melalui pola yang dibuat pada sebuah susunan kayu selebar 2 cm x 20 cm. Kayu-kayu tersebut disusun sampai puluhan. disetiap kayu memiliki 16 titik yang ditutup besi semacam paku sesuai motif yang diinginkan. Fungsinya sama dengan pola kain strimin. Tenun dobby banyak diproduksi di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah. Hasilnya banyak dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan kain batik.

(40)

2.2. Pengertian Tenun Ikat

Tenun adalah suatu kegiatan menenun kain mulai dari helaian benang pakan dan benang lungsin yang sebelumnya dicelupkan ke zat pewarna. Ada beberapa teknik tenun yang dikenal di kalangan masyarakat Indonesia diantaranya adalah tenun ikat, tenun benang tambah dan tenun datar.

Sedangkan teknik ikat adalah mengikat bagian benang supaya tidak terkena warna celupan dan untuk bagian lain dibiarkan supaya terwarnai saat dicelupkan warna. Teknik tersebut diharapkan menghasilkan perbedaan warna yang akhirnya membentuk motif kaintenun ikat yang sangat menarik. Teknik ikat ini bisa diterapkan pada benang pakan (benang horisontal pada alat tenun) dan juga pada benang lungsi (benang vertikal pada alat tenun). Atau bisa juga menggunakan kedua teknik tersebut dan biasanya disebut dengan tenun ikat berganda atau dobel ikat.

2.3. Diversifikasi Tenun Ikat Bandar Kidul

Di Kelurahan Bandar Kidul, kerajinan tenun ikat dengan menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin) merupakan tradisi turun-temurun yang telah ada sejak dahulu. Kerajinan tenun ikat Bandar Kidul sempat mencapai puncak kejayaan antara tahun 1960-1970. Namun kejayaannya pada era 1960-an tidak berlangsung lama. Pada akhir era 1970-an hingga 1980-an kerajinan tenun ikat Bandar Kidul mulai surut. Hal itu terutama disebabkan oleh dua faktor, yaitu : Pertama, kalah dengan kain tenun buatan pabrik. Kedua, tidak adanya generasi penerus setelah pendiri usaha meninggal dunia.

(41)

Sejalan dengan perkembangan tenun ikat, para pengrajin mampu membuat moti-motif baru yang bervariasi dan warna-warna yang banyak pilihan, diantaranya bunga kuncup, cibrisan, kenongoan, linggan, long, melinjon, panahan, salur, tirto, dan walangan. Para pengrajin tenun kota Kediri disetiap tenunnya mempunyai kekhasan motif tenun ikat dari kota Kediri. Adapun produk-produk yang telah dihasilkan pengrajin tenun ikat Bandar Kidul :

1. Kain tenun, dengan pilihan bahan baku meliputi benang miseraced, semi-sutera dan semi-sutera. Mayoritas kain tenun yang diproduksi menggunakan bahan berupa benang miseraced.

2. Sarung dengan bahan miseraced, yaitu sarung tenun dengan bahan baku benang miseraced yang biasa dipakai sebagai bahan pembuatan kain tenun.

2.3.1. Karakteristik Tenun Ikat Bandar Kidul

Meskipun banyak daerah lain di Indonesia yang menghasilkan kain tenun dengan ciri khasnya masing-masing, kain tenun ikat Bandar Kidul tetap memiliki karakteristik yang unik dan eksklusif, yaitu :

 Motif terbentuk dari hasil ikatan benang

 Untuk kombinasi warna memakai colet

 Motif tenun ikat kebanyakan berwarna putih (warna asli ikatan)

Karakteristik di atas menjadi unsur utama yang membedakan tenun ikat Bandar Kidul dengan kain tenun dari Samarinda, Bali dan daerah-daerah lain di Indonesia.

Beberapa contoh hasil tenun ikat Bandar Kidul kota kediri :

Gambar 2.14 : Hasil produksi sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri (Sumber : dokumentasi

(42)

2.4. Pengertian Branding

Branding adalah membangun sebuah brand, yang bertujuan untuk merangkul target market, sehingga brand yang dibuat menjadi pilihan yang tepat. Membangun sebuah brand terkenal bukan semata-mata apa yang telah Anda lakukan, tapi lebih kepada apa yang telah Anda lakukan untuk tampil beda dibandingkan yang lain, dengan menggunakan sumber daya kreatif yang minimal.(Rustan, 2011:6)

Menurut Surianto Rustan (2011:16) Branding adalah kegiatan membangun sebuah brand. Sedangkan brand merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi terhadap sebuah entitas. Dalam buku Aleena wheeler yang berjudul “Designing Brand Identity” :”makna brand dapat berubah sesuai dengan konteksnya. Kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang sama dengan nama perusahaan, pengalaman perusahaan dan harapan konsumen. Tujuan dari branding yang baik adalah:

 Mampu menyampaikan pesan dengan jelas

 Memastikan kredibilitas Anda

 Mampu menghubungkan target pasar atau konsumen secara emosional

 Mampu menggerakkan atau memotivasi konsumen

 Memastikan terciptanya kesetiaan pelanggan.

(43)

1. Brand Awareness

Merupakan ukuran kekuatan ekistensi merek dibenak pelanggan, yaitu meliputi : brand recognition (merek yang pernah diketahui oleh pelanggan), brand recall (merek apa yang diingat pelanggan untuk suatu ketegoi produk tertentu), top of mind (merek pertama apa yang disebut oleh pelanggan untuk suatu kategori produk tertentu), dan dominant brand (satu-satunya merek yang diingat pelanggan).

2. Perceived Quality

Adalah kekuatan persepsi terhadap kualitas dan superioritas produk terhadap pesaingnya. Bagi pemilik merek, persepsi kualitab memberikan manfaat karena menjadi reason-to-buy pelanggan, dan menjadi basis diferensiasi dan positioning.

3. Brand Association

Merupakan asosiasi apapun yang terkaitdengan sebuah merek tertentu. Dalam riset merek, asosiasi dipakai sebagai penentuan positioning suatu produk.

4. Brand Royalty

(44)

dipasarkan. Kunci daribranding adalah konsumen bisa membedakan produk kita dengan jelas apabila dibandingkan dengan produk pesaing”.5

2.4.1. Tahap-Tahap Branding

Branding merupakan suatu upaya untuk membentuk sebuah brand agar dapat dikenal oleh target segmen dan menjadi pilihan produk yang ditawarkannya. Sebelum melakukan branding ada hal-hal yang harus diperhatikan, supaya branding tersebut sesuai dan menemukan media branding yang tepat pula, sehingga target yang diinginkan tercapai. Menurut McEnally dan de Chernatony dalam buku Tjiptono (2011:56-63) konseptual evolusi proses branding ada beberapa tahap, yaitu :

1. Unbranded goods

Pada tahap ini, barang diperlakukan sebagai komoditas dan sebagian besar diantaranya tidak diberi merek. Bercirikan situasi permintaan jauh melampaui

penawaran. Produsen tidak berusaha keras untuk membedakan produknya, sehingga persepsi konsumen terhadap produk bersifat utilitarian (hanya mengandalkan nilai ekonomik produk).

2. Merek sebagai referensi/acuan

Tahap ini, tekanan persaingan menstimulasi para produsen untuk mendiferensiasi produknya dari output-output produsen lain.

Dikonsentrasikan pada upaya membangun dan meningkatkan karakteristik fungsional merek dan mengkomunikasikannya kepada para konsumen.

_________________________________________________________________ 5

(45)

3. Merek sebagai kepribadian

Konsumen menghadapi banyak merek yang semuanya menyampaikan janji fungsional. Produk dan merek digunakan dalam setiap budaya untuk mengekspresikan prinsip-prinsip kultural dan membentuk kategori kultural.

4. Merek sebagai ikon (iconic brands)

Tahap ini, makna berbagai merek telah telah berkembang sedemikian rupa sehingga merek telah menjadi simbol tertentu bagi konsumen. Agar melekat dalam benak konsumen, sebua ikon harus memiliki banyak asosiasi, baik primer (tentang produk) maupun sekunder.

5. Merek sebagai perusahaan

Merek telah memiliki tahap identitas kompleks dan banyak point kontak antara konsumen dan merek. Pada tahap ini konsumen terlibat secara lebih aktif dalam proses penciptaan merek. Mereka bersedia berinteraksi dengan produk atau jasa dalam rangka menciptakan nilai tambahan.

6. Merek sebagai kebijakan (policy)

Pada tahap ini merek dan perusahaan diidentifikasi secara kuat dengan isu-isu sosial, etis dan politik tertentu. Sebelum memutuskan masuk pada tahap ini, setiap perusahaan harus mempertimbangkan secara matang. Resiko terbesarnya adalah kehilangan konsumen yang tidak menyukai atau tidak setuju dengan sudut pandang perusahaan terhadap isu-isu spesifik.

2.4.2. Keputusan Branding

(46)

Untuk memberi strategi pada produk, keputusan branding meliputi beberapa aspek yaitu : (Tjiptono, 2011:24-37)

1. Keputusan branding

Merupakan keputusan yang berhubungan dengan pengguanan merek atau tidak untuk produk yang dihasilkan. Pada umumnya branding berlaku berlaku untuk segala jenis produk, yaitu dengan cara memberikan nama pada produk dan menyertakan makna atau arti khusus yang menyangkut apa yang ditawarkan produk dan apa yang membedakannya dari produk pesaing.

2. Keputusan brand sponsor

Keputusan berkenaan dengan siapa yang harus mensponsori merek. Setiap organisasi pemasaran memiliki tiga pilihan utama yaitu :

- Produk menggunakan merek pemanufaktur (manufacturer’s brand atau national brand)

- Pemanufaktur menjual produk ke distributor atau perantara yang kemudian akan menggunakan house brand atau private label

- Menerapkan mixed brand strategy (menjual sebagian produk dengan menggunakan nama merek pemanufaktur dan sebagian lagi dengan private label).

3. Keputusan brand hierarchy

Keputusan menyangkut apakah setiap produk perlu diberi merek sendiri atauka menggunakan corporate brand. Dalam buku Tjiptono (2011:26-27), menurut Kapferer hirarki merek memiliki enam elemen, yaitu :

(47)

- Line brand, yaitu memberikan satu produk koheren dengan satu nama tunggal dan memperluas konsep spesifiknya ke sejumlah produk berbeda nmaun masih sangat dekat dengan produk semula sehingga memungkinkan cross branding.

- Range brand, yaitu memberikan nama merek tunggal dan janji tunggal pada sekelompok produk yang memiliki bidang kompetensi yang sama.

- Umbrella brand, yaitu nama merek yang sama mendukung berbagai produk memiliki komunikasi dan janji individual sendiri-sendiri.

- Source brand, hampir sama dengan umbrella brand, namun pada produkya diberi nama sendiri

- Endorsing brand, memberikan approval pada sejumlah produk yang dikelompokkan pada product brands, line brands, atau range brands. 4. Keputusan brand extension

Keputusan yang menyangkut apakah nama merek spesifik perlu diperluas pada produk-produk lain. Dalam brand extension, nema merek yang telah terbukti sukses dipakai untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi dalam kategori produk baru.

5. Keputusan multibrand

Mengembangkan dua atau lebih merek dalam kategori produk yang sama. Multibranding memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan shelf space lebih besar di rak-rak pajangan pengecer.

6. Keputusan brand repositioning

(48)

2.5. Sign/Tanda

Tanda (sign) digunakan untuk menciptakan pesan (message) dan menyampaikan makna (meaning). Sebuah Sign merupakan sesuatu yang bersifat fisik dan dapat diterima oleh indera kita yang menggambarkan atau menandakan sesuatu kepada seseorang (interpreter) dalam beberapa konteks. Sebuah brand adalah sebuah sign dari sesuatu bila kedua-duanya, yaitu brand dan referent (apa yang digambarkan atau ditandakan) memiliki konteks kebudayaan yang sama. (Safanayong, 2006:49)

2.6. Brand/Merek

Diambil dari artikel Kevin Keller seorang profesor ahli bidang menejemen merek, menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, sebuah brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semua itu yang dapat digunakan untuk mengenali produk dan service dari penjual, dan untuk membedakan produk atau service tersebut dari yang lain.6

Untuk menciptakan kepribadian bagi sebuah produk, kita harus membangun sebuah sistem signifikan untuk produk itu. Brand (merek) berfungsi sebagai identitas suatu perusahaan atau organisasi. Namun brand tidak hanya digambarkan dalam sebuah simbol (seperti logo), brand bersifat menyeluruh. Brand bisa berupa Nama, simbol/logo, bentuk, iklan, slogan, maupun penggunaan kombinasi warna. Dengan memberi nama pada produk, maka produk, seperti manusia dapat dikenali melalui namanya. Artinya penamaan produk memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasi produk apa yang mereka ingin beli (atau tidak). (Danesi, 2011:299-301)

2.6.1. Manfaat Merek

Merek mempunyai manfaat untuk konsumen maupun produsen. Bagi _________________________________________________________________ 6

(49)

konsumen merek dapat memberikan nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Dimana merek mampu mengangkat citra sebuah produk. Diambil dari Tjiptono (2011:46-47), menurut Ambler dalam bukunya “Are Brands Good for Britain” manfaat merek adalah :

1. Manfaat ekonomik

- Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk saling bersaing memperebutkan pasar

- Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang ditawarkan berbagai macam merek

- Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan. Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi risiko bagi perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih penyedia jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal memuaskan ketimbang memilih penyedia jasa lebih murah yang tidak jelas kinerjanya.

2. Manfaat fungsional

- Merek memberikan peluang bagi diferensiasi. Selain memperbaiki kualitas (diferensiasi vertikal), perusahaan-perusahaan juga

memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru (diferensiasi horizontal)

- Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa jaminan merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.

- Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan.

(50)

3. Manfaat Psikologis

- Merek merupakan penyederhanaan atau simplifikasi dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen.

- Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada pertimbangan rasional. Dalam banyak kasus, faktor emosional (seperti gengsi dan citra sosial) memainkan peran dominan dalam keputusan pembelian.

- Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap pemakai/pemilikya

- Brand symbolism tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang lain, namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan obyek tertentu.

2.6.2. Interpretasi Merek

Merek digunakan untuk bisa memberikan identitas pada produk. Dari buku Tjiptono (2011:21) menurut Proffesor Brand Marketing dari University of Birmingham Leslie de Chernatony, interpretasi merek meliputi : interpretasi berbasis input (branding dipandang sebagai cara manager mengalokasikan sumber dayanya dalam rangka meyakinkan kosumen), interpretasi berbasis output (interpretasi dan pertimbangan konsumen terhadap kemampuan merek memberikan nilai tambah bagi mereka), dan interpretasi berbasis waktu (menekankan branding sebagai proses yang berlangsung terus-menerus). Berikut deskripsi interpretasi terhadap merek : (Tjiptono, 2011:22-23)

1. Perspektif Input

 Merek sebagai logo

(51)

 Merek sebagai instrumen hukum

Merek mencerminkan hak kepemilikan yang dilidungi secara hukum.

 Merek sebagai perusahaan

Merek mempresentasikan perusahaan, dimana nilai-nilai korporat diperluas keberbagai macam kategori produk.

 Merek sebagai shorthand

Merek memfasilitasi dan mengakselerasi pemrosesan informasi konsumen

 Merek sebagai penekanan resiko (risk reducer)

Merek menekan persepsi konsumen terhadap risiko (misalnya, risiko kinerja, risiko finansial, risiko waktu, risiko sosial dan risiko psikologis)

 Merek sebagai positioning

Merek diinterpretasikan sebagai wahana yang memungkinkan pemiliknya untuk mengasosiasikan penawarannya dengan manfaat fungsional tertentu yang penting, bisa dikenali, dan nilai penting oleh para konsumen.

 Merek sebagai kepribadian

Merek memiliki nilai-nilai emosional atau kepribadian yang bisa sesuai dengan citra diri konsumen (baik citra aktual, citra aspirasional, maupun citra situasional)

 Merek sebagai serangkaian nilai

Merek memiliki serangkaian nilai yang mempengaruhi pilihan merek.

 Merek sebagai visi

(52)

diwujudkan dan ditawarkan oleh para manajer senior kepada masyarakat luas.

 Merek sebagai penambah nilai

Merek merupakan manfaat ekstra (fungsional dan emosional) yang ditambahkan kepada produk atau jasa inti dan dipandang bernilai oleh konsumen.

 Merek sebagai identitas

Merek memberikan makna pada produk dan menentukan identitasnya, baik dalam hal ruang maupun waktu.

2. Perspektif Output

 Merek sebagai citra

Merek merupakan serangkaian asosiasi yang dipersikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai asil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek.

 Merek sebagai relasi

Karena merek bisa dipersonifikasikan, maka para pelanggan bisa menjalin relasi dengannya. Merek membantu pelanggan melegitimasi pandangan atau pemikirannya terhadap dirinya sendiri.

3. Perspektif Waktu

 Merek sebagai evolving entity

(53)

2.7. Proses Keputusan Konsumen

Tujuan setiap promosi adalah mempengaruhi konsumen untuk membeli, namun demikian tindakan pembelian sebenarnya hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses perilaku pembelian. Menurut George dan Michael (2001:107) definisi perilaku konsumen adalah the process and activties people engange in when searching for selecting, purchasing, using, evaluating and disposing of products and services so as to satisfy their needs and desire, Artinya proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Konsumen melewati lima tahap dalam proses pengambilan keputusan, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Disetiap pengambilan keputusan tersebut disertai oleh proses psikologi internal yang terdiri atas : motivasi, persepsi, sikap, integrasi, dan pembelajaran. Proses psikologi menjadi faktor penting karena mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam diri konsumen. Proses pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah

(54)

- Peran pemasar - Produk baru 2. Motivasi Konsumen

Proses keputusan pembelian konsumen sangat bergantung pada cara bagaimana konsumen memandang suatu masalah atau kebutuhan dan bagaimana motivasi yang muncul pada dirinya. Untuk lebih memahami alasan yang mendasari pembelian oleh konsumen, pemasar perlu memperhatikan motif para konsumen yaitu faktor-faktor yang mendorong konsumen melakukan tindakan tertentu. (George dan Michael, 2001:110) 3. Pencarian Informasi

Pada proses pencarian informasi, konsumen melihat adanya masalah atau kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan melalui pembelian suatu produk, maka mereka mulai mencari informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan pembelian. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu : (Morissan, 2011:94)

 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

 Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko

 Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen

 Sumber pengalaman : pengkajian dan pemakaian produk. 4. Persepsi

(55)

 Sensasi

Sensasi merupakan tanggapan langsung dari indra penerima (rasa, penglihatan, pendengaran, penciuman) terhadap apa yang dilihat, dirasakan, dan didengarnya, misalnya merek, iklan, kemasan dan sebagainya.

 Penerimaan selektif

Penerimaan selektif merupakan penerimaan yang tidak semua stimuli dan sensai ditanggapi oleh konsumen semua itu bergantung pada psikologis internal konsumen seperti : kepribadian, kebutuhan, motif, harapan, dan pengalaman yang dimilikinya.

 Perhatian selektif

Setiap hari konsumen menerima stimuli yang sangat banyak, makan stimuli tersebut akan disaring. Jadi perhatian selektif terjadi jika konsumen memilih untuk memberikan perhatian terhadap suatu stimuli tertentu dan mengabaikan yang lain.

 Pemahaman selektif

Merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi atau menafsirkan informasi sesuai dengan sikap, kepercayaan, motif dan pengalaman mereka.

 Ingatan/retensi selektif

Ingatan selektif digunakan sebagai pengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka.

5. Evaluasi alternatif

(56)

kebutuhan atau motif yang mengawali proses keputusan pembelian tersebut. Yang berhubungan dengan evaluasi alternatif adalah

 Kriteria evaluatif

Merupakan suatu proses dari dimensi atau atribut suatu produk yang digunakan untuk membandingkan alternatif yang berbeda.

 Konsekuensi

Menurut Paul Peter dan Jerry Olson (1990:73) konsekuensi adalah peristiwa spesifik atau hasil yang dirasakan konsumen ketika mereka membeli dan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan membedakan dua konsekuensi yaitu konsekuensi fungsional (hasil kongkret dari penggunaan suatu produk yang dapat dilihat dan dirasakan konsumen), konsekuensi psikologis (merupakan bentuk abstrak yang tidak terlihat).

6. Sikap

Merupakan salah satu konsep yang peling sering menjadi fokus perhatian dalam penelitian mengenai perilaku konsumen. Sikap merupakan al penting bagi pemasar karena sikap menyimpulkan evaluasi konsumen terhadap objek (merek, perusahaan, dll).

7. Proses intregasi

Analisis proses intregasi memfokuskan diri pada tipe aturan pengambilan keputusan yang berbeda-beda atau strategi yang digunakan konsumen untuk memutuskan berbagai alternatif pembelian.

8. Keputusan pembelian

(57)

evaluasi untuk melakukan keputusan pembelian. Namun proses ini tidak sama dengan pembelian sebenarnya.

9. Perilaku pembelian

Pengambilan keputusan oleh konsumen pada dasarnya berbeda-beda tergantung dengan jenis produk yang akan dibeli. Yang mempengaruhi perilaku pembelian :

Pembelian karena kebiasaan

Pembelian yang mencari variasi 10.Perilaku pasca pembelian

Proses keputusan konsumen tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga pasca pembelian. Kepuasan terjadi ketika harapan konsumen dapat dipenuhi oleh produk bersangkutan atau bahkan melebih, ketidakpuasan terjadi ketika kinerja produk dibawah harapan.

2.7.1. Identifikasi Pasar

Sebelum menentukan pasar yang akan dimasuki, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan spesifik dari kelompok-kelompok konsumen (segmen) yang terdapat dalam masyarakat. Kemudian memilih satu atau lebih dari segmen-segmen itu sebagai target dan merancang program pemasaran yang diarahkan kepada masing-masing target pasar bersangkutan. Pada proses identifikasi pasar perlu dilakukan pengelompokan konsumen yang memiliki gaya hidup, kebutuhan dan kesukaan yang sama.

(58)

1. Segmentasi Pasar

Merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam pemasaran. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat melayani konsumen secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen yang dituju. Eric Berkowitz dan rekan mendefinisikan segmentasi pasar adalah “deviding up a market into distinct groups that (1) have common needs and (2) will respond similarly to a market action”, artinya membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas (1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran. Dasar-dasar segmentasi terdiri atas : Morisson (2011:59)

 Segmentasi Demografis

Segmentasi konsumen yang didasarkan pada peta kependudukan, misalnya : usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku dan sebagainya. Data ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan manajerial dan penentuan dalam strategi periklanan yang menyangkut bagaimana suatu produk dikomunikasikan kepada khalayak sasaran.

 Segmentasi Geografis

Segmentasi ini membagi-bagi khalayak audiensi berdasarkan jangkauan geografis. Pasar dibagi-agi ke dalam beberapa unit geografis yang berbeda yang mencakup suatu wilayah negara, provinsi, kabupaten, kota ingga ke lingkungan konsumen yang terkadang memiliki gaya berbelanja yang berbeda yang dipengaruhi lokasi dimana mereka tinggal.

 Segmentasi Geodemografis

(59)

pada satu lingkungan yang sama cenderung memiliki karakter yang sama pula.

 Segmentasi Psikografis

Segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.

2. Target Pasar

Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. Target konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau kelompok atau segmen tertentu dalam masyarakat. Target pasar mempunyai dua fungsi, yaitu : menyeleksi konsumen sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan menjangkau konsumen sasaran tersebut (reaching).

3. Positioning

Suatu strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya dan khayalnya sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu. Suatu produk harus memiliki pernyataan positioning yang memiliki hubungan erat dengan strategi merebut konsumen dan harus mewakili citra atau persepsi yang hendak di cetak dalam benak konsumen.

2.8. Pengertian Desain Komunikasi Visual

(60)

proses pemecahan masalah, metoda kreatifitas dan evaluasi bentuk interdisiplin dengan bidang-bidang lain.

Menurut Safanayong (2006:3) fungsi dari desain komunikasi visual adalah : 1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform), mencakup :

menjelaskan, menerangkan dan mengenalkan.

2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), mencakup : membuka pikiran dan menguraikan.

3. Untuk membujuk (to persuade), mencakup : menganjurkan (umumnya dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk kepercayaan, logika dan daya tarik.

4. Untuk melindungi ( to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan dan kantong belanja.

2.9. Peran Visual

2.9.1. Proses Visual

Proses visual, meliputi : untuk merasakan, menseleksi, memahami. Sedangkan menurut Aldous Huxley proses visual adalah sebagai berikut :

1. Tahap pertama untuk melihat dengan jelas adalah sense, sense berarti membiarkan cukup cahaya yang masuk ke mata agar dapat melihat obyek-obyek sekeliling. Sensing tergantung juga pada fungsi mata secara sempurna. Jelasnya, mata yang tidak berfungsi akan menghambat sensing. Sensing sebagai kamera tanpa film, tak ada proses mental image dalam tahap persepsi visual ini.

(61)

tinggi. Dengan kata lain, seleksi adalah suatu tindakan intelektual, seleksi berarti lebi dari melihat dan mulai proses pengelompokan obyek-obyek sebagai merusak, membantu, dikenal, tak dikenal, bermakna atau membigungkan. Seleksi mengisolasi suatu obyek dan menyorotnya dalam area paling tajam dimata, daerah fovea centralis di retina. Dengan menseleksi obyek secara individual, kita memakai mata untuk memfokus aktifitas mental pada suatu obyek kecil yang terpisah dari yang lain.

3. Tahap akhir teori visual huxley adalah pemahaman (to perceive), yaitu kita harus mengerti apa yang diseleksi, untuk memproses suatu image secara mental pada kesadaran yang lebih mendalam, artinya konsentrasi pada subyek dengan dimaksud mencari makna dan tidak sekedar observasi.(Safanayong,2006:24)

Bagaimana kita melihat, (Safanayong,2006:25) :

 Warna

Berkaitan dengan cahaya, teksture, ukuran, proporsi, material,temperatur.

 Bentuk

 Kedalaman

Berkaitan dengan ruang ukuran (berkaitan dengan skala), warna, pencahayaan, teksture, waktu,, perspektif.

 Gerak

Berkaitan dengan warna, bentuk, kedalaman.

2.9.2. Aspek Analisis Citra Visual

(62)

1. Etis

Istilah ini mencakup tentang ide karakter dan disposisi (kecondongan), Yaitu :

 Etika Normatif

Sistem-sistem yang dimaksudkan untuk memberi petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik dan buruk, benar dan salah.

 Mataetika

Menganalisis logika perbuatan dalam kaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah.

 Utilitarianis (berfaedah)

Secara umum, harkat atau nilai moral tindakan dinilai menurut kebaikan dan keburukan akibatnya. Pembedaan :

 Utilitarianis tindakan

Bertindaklah sedemikian rupa seingga tindakanmu itu menghasilkan kebaikan atau kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang.

 Utilitarianis perbuatan

Abertidaklah menurut peraturan yang pelaksanaannya akan menghasilkan kebaikan atau kebahagiaan terbesar bagi sebanyak mungkin orang.

 Hedonis

(63)

Golden Rule

Kepedulian, tenggang rasa, mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri.

Golden Mean

Pencarian jalan tengah dengan cara kompromi atau negosiasi guna menjembatani dua kepentingan yang bersaing/sudut pandang yang ekstrim, aksi yang tepat dengan situasi dan saatnya.

Veil of Ignorance

Menutupi ketidaktahuan atau kebodohan, mempertimbangkan bahwa semua orang adalah sederajad, tidak berprasangka dan tidak deskriminatif. 2. Historis

Berdasarkan sumber sejarah dan fakta sejarah, belajar agar mengenal proses awal atau asal usul, pentingnya karya berdasarkan garis waktu. 3. Kultural

Manusia dewasa ini sudah terbawa arus hidup berbudaya atau berkebudayaan. Ini berlangsung lokal, nasional maupun internasional. Kultural sangat erat kaitannya dengan pendekatan semiotik.

4. Personal

Reaksi terhadap karya yag didasari oleh opoini subyektif, berkenaan dengan baik, buruk, saya suka atau saya tidak suka. Perspektif ini penting karena mengungkapkan banyak tentang komentar orang lain.

5. Kritikal

(64)

lain dari nilai yang sudah umum, mempertanyakan ini dan itu, lalu melakukan terobosan untuk menciptakan standar-standar yang baru.

6. Estetis

Pengalaman estetis terletak pada pengamatan inderawi, maka usaha untuk menggolongkan pengalaman-pengalaman itu terjadi berdasarkan perbedaan yang terdapat dalam panca indera manusia.

7. Pragmatis

Berkaitan dengan teknis dan praktis, bagaimana diproduksinya, teknik yang dipilih, kemudahan, kejelasan, material yang dipilih. Pada umumnya pragmetis ini berkaitan dengan manual desain.

8. Nilai Tambah

Merupakan pendekatan desain yang ada muatan tambahan diluar fungsi praktis atau fungsi estetis, sehingga dapat menghasilkan nilai beda dan nilai baru.

2.10. Prinsip Dasar Desain

Prinsip dasar desain, sebagaimana terkait dengan penggunaan elemen-elemen desain seperti garis, bentuk, warna, tekstur, menyediakan panduan yang membentuk komunikasi visual dan kemampuan untuk bermanuver dalam proses desain kemasan. Prinsip-prinsip yang didefinisikan dapat memperluas pemahaman mengenai apa yang membuat suatu tata letak desain kemasan efektif sementara tata letak lainnya tampak meragukan yaitu : (Marianne Rosner, Sandra A., 2007:80)

- Keseimbangan

(65)

“keseluruhan”. Keseimbangan visual bisa diciptakan secara simetris maupun asimetris.

- Kontras

Kontras diciptakan ketika elemen-elemen ditempatkan sedemikian rupa sehingga menekankan perbedaan. Kontras bisa berupa bobot, ukuran, skala, warna, nilai atau dinamika positif maupun asimetris.

- Intensitas

Intensitas adalah keseimbangan antar elemen yang berseberangan. Suatu tata letak yang menggunakan prinsipnintensitas dapat menstimulasi ketertarikan visual dengan memberikan penekanan lebih pada salah satu elemen.

- Positif dan Negatif

Positif dan negatif mengacu pada hubungan yang berlawanan antar elemen-elemen desain dalam suatu komposisi. Obyek atau elemen menunjukkan bagian positif, dan ruangan atau lingkungan dimana elemen berada menjadi bagian negatif.

- Nilai

Nilai diciptakan oleh terang atau gelapnya warna. Menerapkan prinsip niali merupakan cara yang berguna untuk mengontrol perhatian pengamat melalui kontras gelap terang.

- Bobot

Gambar

Gambar 2.1 : Alat tenun Gedogan (Sumber : http://blog-urangsunda.blogspot.com, diambil tanggal 16 Maret 2013 )
Gambar 2.5 : ATBM Dobby (Sumber : http://tenunikat.etalasekediri.com, diambil tanggal 16 Maret 2013)
Gambar 2.6 : Sumber http://tenunikat.etalasekediri.com (dikutip tanggal 16 Maret 2013)
Gambar 2.9 : Tenun ikat lungsi (Sumber : www.budaya-indonesia.org, diambil tanggal 20 Maret 2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait