• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Perancangan ulang produk “ragum pti” menggunakan metode dfa-boothroyd/dewhurst untuk meningkatkan efisiensi perakitan (studi kasus ragum pti di laboratorium teknik industri ums).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Perancangan ulang produk “ragum pti” menggunakan metode dfa-boothroyd/dewhurst untuk meningkatkan efisiensi perakitan (studi kasus ragum pti di laboratorium teknik industri ums)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN ULANG PRODUK “RAGUM PTI” MENGGUNAKAN METODE DFA-BOOTHROYD/DEWHURST UNTUK MENINGKATKAN

EFISIENSI PERAKITAN

( Studi Kasus Ragum PTI di Laboratorium Teknik Industri UMS)

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

DisusunOleh:

ANDY SETIAWAN D 600.090.020

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERANCANGAN ULANG PRODUK “RAGUM PTI” MENGGUNAKAN METODE DFA-BOOTHROYD/DEWHURST UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PERAKITAN

( Studi Kasus Ragum PTI di Laboratorium Teknik Industri UMS)

1Andy Setiawan, 2Ratnanto Fitriadi, ST, MT, 3Ida Nursanti, ST, M.EngSc.

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 Email: Andy.sabdas@gmail.com

Abstak

Dalam setiap proses produksi atau manufaktur, tahapan yang pertama kali dilakukan adalah proses desain. Sebagian besar biaya produksi ditentukan dalam tahapan ini. Hubungannya dengan hal tersebut, perakitan merupakan salah satu bagian yang paling penting. Besarnya biaya dan waktu perakitan dipengaruhi oleh jumlah komponen metode perakitan dari produk yang dibuat. Desain produk yang dibahas dalam praktikum perancangan teknik industri adalah desain produk dengan menggunakan metode QFD. Dimana desain produk yang dibuat didasarkan pada bentuk dan kriteria-kriteria yang diinginkan oleh konsumen. Tujuan penelitian ini adalah membuat usulan rancangan perbaikan Ragum PTI untuk meningkatkan efisiensi perakitan agar kesulitan perakitan dapat dihindari dengan metode DFA Boothroyd-Dewhurst.

DFA Boothroyd-Dewhurst merupakan sebuah pengembangan atau metode desain produk untuk mempermudah manusia dalam perakitan manual dan meminimalkan waktu perakitan, tetapi tetap fokus pada fungsi asli dari suatu produk.

Hasil penelitian didapatkan 3 (tiga) alternatif desain ragum PTI dengan keriteria Alternatif 1 desain ragum PTI jumlah komponennya berkurang menjadi 26, total waktu perakitan 190,65 dan efisiensi perakitannya 27%. Alternatif 2 desain ragum PTI jumlah komponennya berkurang menjadi 14, total waktu perakitan 100,7 dan efisiensi perakitannya 42%. Alternatif 3 desain ragum PTI jumlah komponennya berkurang menjadi 17, total waktu perakitan 173,65 dan efisiensi perakitannya 29%. Berdasarkan kebutuhan alternatif 1 desain ragum PTI dibuat.

Kata Kunci: DFA Boothroyd-Dewhurst, Perakitan, Ragum PTI

PENDAHULUAN

Pada suatu proses produksi atau manufaktur, proses desain adalah tahap atau langkah yang pertama kali dilakukan dan sebagian besar biaya produksi ditentukan dalam tahap tersebut. Salah satu bagian yang paling penting adalah perakitan. Besarnya biaya dan waktu perakitan dipengaruhi oleh jumlah komponen metode perakitan dari produk yang dibuat.

DFA Boothroyd-Dewhurst merupakan sebuah pengembangan atau metode desain produk untuk mempermudah manusia dalam perakitan manual dan meminimalkan waktu perakitan, tetapi tetap fokus pada fungsi asli dari suatu produk.

(5)

recycle. Studi kasus pada penelitian ini adalah alat pencekam atau Ragum PTI. Ragum ini disediakan sebagai obyek dalam praktikum perancangan teknik industri. Tujuan penelitian ini adalah membuat usulan rancangan perbaikan Ragum PTI untuk meningkatkan efisiensi perakitan agar kesulitan perakitan dapat dihindari.

LANDASAN TEORI

PROSES DESAIN

Seorang desainer (Hampel, 2002) mengatakan, bahwa perancangan adalah sebuah proses, sehingga seseorang tiak dapat langsung mengharapkan suatu rancangan sebelum berbagai tahapan proses perancangan dilakukan. Pada tahapan perancangan kemungkinan akan timbul kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para desainer, diluar kesadarannya. Hal ini disebabkan karena sering munculnya standar-standar baru, formula-formula baru serta metode baru, yang belum diketahui oleh para desainer. Sehingga panjang dan terintegritas dengan bidang lain, selain bidang rancang bangun itu sendiri.

Secara hakiki proses desain adalah sebuah perwujudan sesuatu ide untuk membuat suatu komponen atau produk yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, atau industri. Berdasarkan atas latar belakang tersebut, maka proses desain selalu dimulai dengan rencana untuk merancang sesuatu, merasakan, membayangkan, hingga sampai perwujudannya menjadi sebuah produk yang berguna (Batan, 2012:10).

DESIGNFORASSEMBLY(DFA)

Analisa DFA direkomendasikan untuk dibuat pada saat membuat desain produk dan desain proses. Pendekatan ini dilakukan sebelum melakukan Design For Manufacturing (DFM). Menurut Purwadi (2012), ada tiga jenis operasi perakitan yaitu perakitan manual (manualassembly), mesin-mesin perakitan khusus (fixedautomation), perakit robot (roboticassembly, fixibleautomation).

(6)

KLASIFIKASI SISTEM PERAKITAN

Menurut Boothroyd & Dewhurst (1991, 1996), klasifikasi sistem perakitan dibedakan menjadi dua berdasarkan jenis operasinya, yaitu:

1. Classificationsystemformanualhandling

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam klasifikasi pembawaan manual adalah ukuran, ketebalan, berat, sarangan, kekusutan, mudah pecah, fleksibilitas, kelicinan, kelengketan, kebutuhan penggunaan 2 tangan, kebutuhan penggunaan alat pegang, kebutuhan peralatan optik, kebutuhan bantuan mekanik. Selain itu, simetrikal komponen juga mempunyai pengaruh yang besardan terdiri dari 2 (dua) jenis (Kristyanto, 1999).

1) Alpha (α) simetri, yaitu perputaran komponen terhadap sumbu yang tegak lurus sumbu pemasukan.

2) Beta (β) simetri, yaitu perputaran komponen terhadap sumbu pemasukan.

Gambar 2. Contoh penentuan simetri dari balok

Ketebalan dari komponen juga diperhatikan di dalam klasifikasi ini (Purwadi, 2012).

Gambar 4 Pengaruh ketebalan dan ukuran komponen 2. Classification system for manual and fastening

Tahap kedua di dalam suatu proses perakitan adalah proses pemasukan pemasangan dan pengikatan (pengencangan) yang menitik beratkan pada interaksi antara mempertemukan komponen sebagai kontak mereka dan menggabungkannya.

EFISIENSI PERAKITAN (ASSEMBLY EFFICIENCY)

Rumus yang digunakan untuk menghitung effisiensi perakitan adalah sebagai berikut:

E = NM. ta/ TM...(1) Dimana:

(7)

NM = Jumlah part minimum secara teoritis

ta = Waktu perakitan dasar tiap part (rata-rata diambil 3 detik) TM = Jumlah waktu perakitan seluruh part

ANALISIS DESAIN EFISIENSI DENGAN DFA WORKSHEET

Lembar kerja ini dipergunakan untuk menentukan efisiensi desain perakitan manual. Efisiensi desain perakitan tersebut menunjukan perbandingan antara estimasi waktu perakitan produk redesign dangan waktu ideal perakitan produk sebelumnya. Waktu ideal didapatkan dengan mengasumsikan bahwa setiap komponen mudah untuk ditangani dan digabungkan.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah Ragum PTI yang berada di Laboratorium Produksi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta.Urutan langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Awal

a. Rumusan Masalah

b. Tujuan Penelitian

2. Fase Identifikasi Penerapan Design for Assembly (DFA) Boothroyd-Dewhurst

a. Observasi

b. Tinjauan Pustaka

3. Fase Penerapan DesignforAssembly (DFA) Boothroyd-Dewhurs

a. Identifikasi komponen pada Ragum PTI

b. Analisa menggunakan tabel DFA-Worksheet

c. Merancang Ulang Produk

d. Analisah komponen setelah perbaikan

e. Analisa menggunakan tabel DFA-Worksheet

f. Pemilihan Desain dan Pembuatan Produk Sesuai Dengan Kebutuhan

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

IDENTIFIKASI PENERAPAN DFA (DESIGNFORASSEMBLY) BOOTHROYD/DEWHURST

(8)

Gambar 6 Desain awal susunan perakitan Ragum PTI Tabel 2Billofmaterial Ragum PTI

No Part Nama Part Jenis

Material

Ukuran

Jumlah P L T

1 Landasan St 37 30 58 185 1

2 Plat pencekam St 37 12 30 130 1

3 Dudukan Rahang Tetap St 37 30 40 78 1

4 Dudukan Rahang Gerak St 37 30 45 58 1

5 Rahang S 45 C 10 30 80 2

6 Plat Tekan St 37 5.5 16 48 1

7 Ring St 37 dia 13 3 1

8 Poros Transportir S 45 C dia 22 141 1

9 Blok Ulir St 37 25 35 58 1

10 Tutup Atas St 37 5 78 151 1

11 Tutup Samping St 37 13 42 141 2

12 Penyangga St 37 10 42 78 1

13 Tangkai Part 1 St 37 25 31 34 1

14 Tangkai Part 2 St 37 8 25 34 1

15 Tangkai Part 3 St 37 dia 20 160 1

16 Baut Inbus Standar M6 x 25 4

17 Baut Inbus Standar M6 x 15 10

18 Baut Inbus Standar M4 x 10 2

19 Baut Contersunk Inbush Standar M5 x 10 7

20 Baut Contersunk Inbush Standar M5 x 15 4

(9)

ANALISA MENGGUNAKAN TABEL DFA WORKSHEET

Hasil dari Identifikasi proses perakitan dan analisa komponen pada desain awal Ragum PTI dimasukan pada lembar kerja berikut, maka diperoleh waktu perakitan dari produk tersebut adalah 323,2 detik, biaya perakitan 129,28 cens dan efisiensi perakitanya adalah 0,18(18%). Dapat dilihat pada tabel 3 DFA Worksheet perakitan manual Ragum PTI.

Tabel 3 DFA Worksheet perakitan manual Ragum PTI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Part ID No Number of times

the operation

is

carried out consecutively Two-digit manual handling

code

Manual handling time

per part

Two-digit manual insertion

code

Manual insertion time

per part

Operation time,

seconds

(2) x [(4)

+

(6)]

Operation cost

, cents

0.

4 x

(7)

Figures for estimation

of

theoretical minimum parts

Name of Assembly

1 1 30 1,95 00 1,5 3,45 1,38 1 Landasan

2 1 30 1,95 08 6,5 8,45 3,38 0 Dudukan Rahang Tetap

3 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x25

4 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Rahang

5 2 10 1,5 38 6 15 6 2 Baut M6x15

6 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 0 Blok Ulir

7 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x25

8 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 0 Plat Cekam

9 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x15

10 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Penyangga

11 1 10 1,5 38 6 7,5 3 1 Poros Transportir

12 1 10 1,5 00 1,5 3 1,2 1 Plat Tekan

13 1 10 1,5 06 5,5 7 2,8 0 Ring

14 1 11 1,8 38 6 7,8 3,12 0 Baut M5x10

15 1 30 1,95 06 5,5 7,45 2,98 1 Dudukan Rahang Gerak

16 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Rahang

17 2 10 1,5 38 6 15 6 2 Baut M6x15

18 2 11 1,8 38 6 15,6 6,24 0 Baut M5x10

19 2 30 1,95 06 5,5 14,9 5,96 2 Tutup Samping

20 4 10 1,5 38 6 30 12 4 Baut M6x15

21 4 10 1,5 38 6 30 12 0 Baut M5x15

22 1 30 1,95 06 5,5 7,45 2,98 0 Tutup Atas

23 4 11 1,8 38 6 31,2 12,48 0 Baut M5x10

24 1 10 1,5 38 6 7,5 3 1 Tangkai part 3

25 1 10 1,5 38 6 7,5 3 1 Tangkai part 1

26 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 0 Tangkai part 2

27 2 11 1,8 38 6 15,6 6,24 0 Baut M4x10

TM 323,2 129,28

NM 19

Design Efficiency (3)(NM)/(TM) = 0,18

PERANCANGAN ULANG PRODUK

(10)

1. Komponen fastener atau baut. Komponen ini berpotensi untuk dieliminasi atau digabungkan dengan komponen lainnya karena komponen ini memiliki skor yang paling besar. Komponen fastener ini sangat berpengaruh terhadap waktu perakitan, maka untuk mengurangi jumlah komponen fastener ini ada beberapa komponen yang akan dihilangkan yaitu ring, plat tekan, tutp atas, penyangga, tangkai part 1 dan tangkai part 2

2. Sedangkan komponen yang berpotensi untuk dirancang ulang adalah sebagai berikut:

a. Dudukan rahang tetap, komponen ini tidak mudah untuk di sesuaikan dan diposisikan karena komponen ini tidak simetris dengan skor insertionnya adalah 6,5. Jadi komponen yang akan di desain ulang adalah landasan. b. Tutup samping, komponen ini memiliki skor yang cukup besar yaitu 14,9.

Jadi komponen ini memiliki potensi untuk dihilangkan atau di desain ulang. PEMBUATAN REDESAIN RAGUM PTI

Dari prosedur untuk merancang ulang produk di atas maka didapat 3 alternatif desain yang akan dibuat. Berdasarkan 3 alternatif tersebut maka akan dipili salah satu desain yang akan direalisasikan sesuai dengan kebutuhan yang bisa digunakan sebagai model pembelajaran pada matakuliah desain produk. A. Alternatif 1 Desain Ragum PTI

Berikut ini adalah gambar susunan perakitan alternatif 1 desain Ragum PTI dan billofmaterial yang dapat dilihat di bawah gambar ini.

(11)

Tabel 4 Billofmaterial alternatif 1 desain Ragum PTI

No Part Nama Part Jenis

Material

Ukuran

Jumlah P L T

1 Landasan St 37 30 78 185 1

2 Plat pencekam St 37 12 30 130 1

3 Dudukan Rahang Tetap St 37 30 40 78 1

4 Dudukan Rahang Gerak St 37 30 45 58 1

5 Rahang S 45 C 10 30 80 2

6 Blok Ulir St 37 25 35 58 1

7 Poros Transportir S 45 C dia 20 149 1

8 Penepat St 37 4 14 45 2

9 Pengait St 37 dia 20 160 1

10 Baut Inbus Standar M6 x 25 4

11 Baut Inbus Standar M6 x 15 6

12 Baut Inbus Standar M4 x 10 4

13 Baut Contersunk Inbush Standar M5 x 10 1

ANALISA MENGGUNAKAN TABEL DFA WORKSHEET

(12)

Tabel 5 DFA Worksheet perakitan manual alternatif 1 desain Ragum PTI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Part ID No Number of times

the operation

is

carried out consecutively Two-digit manual handling

code

Manual handling time

per part

Two-digit manual insertion

code

Manual insertion time

per part

Operation time,

seconds

(2) x [(4)

+

(6)]

Operation cost

, cents

0.

4 x

(7)

Figures for estimation

of

theoretical minimum parts

Name of Assembly

1 1 30 1,95 00 1,5 3,45 1,38 1 Landasan

2 1 30 1,95 06 5,5 7,45 2,98 0 Dudukan Rahang Tetap

3 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x25

4 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Rahang

5 2 10 1,5 38 6 15 6 2 Baut M6x15

6 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 0 Blok Ulir

7 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x25

8 1 30 1,95 06 5,5 7,45 2,98 1 Dudukan Rahang Gerak

9 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Rahang

10 2 10 1,5 38 6 15 6 2 Baut M6x15

11 2 20 1,8 06 5,5 14,6 5,84 2 Penepat

12 4 11 1,8 38 6 31,2 12,48 4 Baut M5x10

13 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 0 Plat cekam

14 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x15

15 1 10 1,5 38 6 7,5 3 1 Poros Transportir

16 1 11 1,8 38 6 7,8 3,12 1 Baut

17 1 10 1,5 06 5,5 7 2,8 1 Pengait

TM 190,65 76,26

NM 17

Design Efficiency (3)(NM)/(TM) = 0,27

B.ALTERNATIF 2 DESAIN RAGUM PTI

Berikut ini adalah gambar susunan perakitan alternatif 2 desain Ragum PTI dan billofmaterial yang dapat dilihat di bawah gambar ini.

 

(13)

Tabel 6Billofmaterial alternatif 2 desain Ragum PTI

No Part Nama Part Jenis

Material

Ukuran

Jumlah P L T

1 Landasan St 37 65 118 180 1

2 Rahang S 45 C 10 30 80 2

3 Dudukan Rahang Gerak St 37 45 45 78 1

4 Penepat St 37 7 35 45 1

5 Poros Transportir S 45 C dia 20 149 1

6 Pengait St 37 dia 20 160 1

7 Baut Inbus Standar M6 x 15 4

8 Baut Inbus Standar M4 x 10 2

9 Baut Contersunk Inbush Standar M5 x 10 1

ANALISA MENGGUNAKAN TABEL DFA WORKSHEET

Hasil dari Identifikasi proses perakitan dan analisa komponen pada redesain Ragum PTI dimasukan pada lembar kerja berikut, maka didapatkan waktu perakitan sebesar 100,7 detik, biaya perakitan 40,28 cens dan efisiensi perakitanya adalah 0,42 (42%). Dapat dilihat pada tabel 7 DFA Worksheet perakitan manual alternatif 2 desain Ragum PTI.

Tabel 7 DFA Worksheet perakitan manual alternatif 2 desain Ragum PTI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Part ID No Number of times

the operation

is

carried out consecutively Two-digit manual handling

code

Manual handling time

per part

Two-digit manual insertion

code

Manual insertion time

per part

Operation time,

seconds

(2) x [(4)

+

(6)]

Operation cost

, cents

0.

4 x

(7)

Figures for estimation

of

theoretical minimum parts

Name of Assembly

1 1 30 1,95 00 1,5 3,45 1,38 1 Landasan

2 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Rahang

3 2 10 1,5 38 6 15 6 2 Baut M6x15

4 1 30 1,95 06 5,5 7,45 2,98 1 Dudukan Rahang Gerak

5 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Rahang

6 2 10 1,5 38 6 15 6 2 Baut M6x15

7 1 20 1,8 06 5,5 14,6 5,84 1 Penepat

8 2 11 1,8 38 6 31,2 12,48 2 Baut M4x10

9 1 10 1,5 38 6 7,5 3 1 Poros Transportir

10 1 11 1,8 38 6 7,8 3,12 1 Baut

11 1 10 1,5 06 5,5 7 2,8 1 Pengait

TM 100,7 40,28

NM 14

(14)

C.ALTERNATIF 3 DESAIN RAGUM PTI

Berikut ini adalah gambar susunan perakitan alternatif 3 desain Ragum PTI dan billofmaterial yang dapat dilihat di bawah gambar ini.

Gambar 9 susunan perakitan alternatif 3 desain Ragum PTI Tabel 8Billofmaterial alternatif 3 desain Ragum PTI

No Part Nama Part Jenis

Material

Ukuran

Jumlah P L T

1 Landasan St 37 30 78 185 1

2 Plat pencekam St 37 12 30 130 1

3 Dudukan Rahang Tetap St 37 30 40 78 1

4 Dudukan Rahang Gerak St 37 38.10 45 78 1

5 Rahang S 45 C 10 30 80 2

6 Blok Ulir St 37 25 35 58 1

7 Poros Transportir S 45 C dia 20 149 1

8 Penepat St 37 4 14 45 2

9 Pengait St 37 dia 20 160 1

10 Baut Inbus Standar M6 x 15 6

11 Baut Inbus Standar M4 x 10 4

(15)

ANALISA MENGGUNAKAN TABEL DFA WORKSHEET

Hasil dari Identifikasi proses perakitan dan analisa komponen pada redesain Ragum PTI dimasukan pada lembar kerja berikut, maka didapatkan waktu perakitan sebesar 173,65 detik, biaya perakitan 69,46 cens dan efisiensi perakitanya adalah 0,29(29%). Dapat dilihat pada tabel 9 DFA Worksheet perakitan manual alternatif 3 desain RagumPTI.

Tabel 9 DFA Worksheet perakitan manual alternatif 3 desain Ragum PTI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Part ID No Number of times

the operation

is

carried out consecutively Two-digit manual handling

code

Manual handling time

per part

Two-digit manual insertion

code

Manual insertion time

per part

Operation time,

seconds

(2) x [(4)

+

(6)]

Operation cost

, cents

0.

4 x

(7)

Figures for estimation

of

theoretical minimum parts

Name of Assembly

1 1 30 1,95 00 1,5 3,45 1,38 1 Landasan

2 1 30 1,95 96 12 7,45 2,98 0 Dudukan Rahang Tetap

3 1 20 1,8 96 12 7,3 2,92 1 Blok Ulir

4 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 2 Rahang

5 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x15

6 1 30 1,95 06 5,5 7,45 2,98 1 Dudukan Rahang Gerak

7 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 1 Rahang

8 2 10 1,5 38 6 15 6 2 Baut M6x15

9 2 20 1,8 06 5,5 14,6 5,84 2 Penepat

10 4 11 1,8 38 6 31,2 12,48 4 Baut M5x10

11 1 20 1,8 06 5,5 7,3 2,92 0 Plat cekam

12 2 10 1,5 38 6 15 6 0 Baut M6x15

13 1 10 1,5 38 6 7,5 3 1 Poros Transportir

14 1 11 1,8 38 6 7,8 3,12 1 Baut

15 1 10 1,5 06 5,5 7 2,8 1 Pengait

TM 173,65 69,46

NM 17

Design Efficiency (3)(NM)/(TM) = 0,29

PEMILIHAN DESAIN DAN PEMBUATAN PRODUK SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

Setelah desain memenuhi persyaratan dari analisa DFA Boothroyd-Dewhurst, kemudian dipilih salah satu desain yang dibutuhkan sebagai model pembelajaran pada mata kuliah desain produk. Pembuatan produk ini dilakukan di bengkel bubut Djawa bengkel.

Tabel 10 Komparasi desain awal dan alternatif desain ragum PTI

No Komparasi Desain Awal Alternatif

Desain 1

Alternatif Desain 2

Alternatif Desain 3

1 Jumlah Komponen 44 26 14 17

2 Total Waktu Perakitan 323,2 190,65 100,7 173,65

3 Biaya Perakitan 129,28 (cen) 76,26 (cen) 40,28 (cen) 69,46 (cen)

4 Efisiensi Perakitan 0,18 (18%) 0,27 (27%) 0,42 (42%) 0,29 (29%)

(16)

1. Alternatif 1 desain ragum PTI megeliminasi dan memodifikasi beberapa komponen dari desain sebelumnya diantaranya sebagai berikut:

a. memodifikasi landasan pada tempat insertion dudukan rahang tetap dibuat simetris agar memudahkan insersi baut M6x25 dan dudukan rahang tetap.

b. Alas dudukan rahang gerak dibuat seperti huruf “U” agar tidak bergeser ke kanan dan ke kiri saat dirakitkan.

c. menggeliminasi penyangga dan tutup atas. d. Mengganti 4 baut M6x15 dengan baut M4x10 e. Mengeliminasi 4 baut M5x15 dan 4 baut M5x10.

f. Mengganti tutup samping dengan penepat, memudahkan proses insersi karena tidak perlu menahan untuk mempertahankan orientasi pada saat merakitkan. g. Mengeliminasi ring, plat tekan dan 3 baut M5x10.

h. Memudahkan insersi antara poros transportir dan dudukan rahang gerak karena tidak perlu merakitkan ring dan plat tekan.

i. Mengeliminasi tangkai part 1, tangkai part 2 dan 2 baut M4x10. j. Menghilangkan insersi tangkai part1 dan tangkai part 2.

Sehingga jumlah komponennya berkurang menjadi 26, total waktu perakitan 190,65 dan efisiensi perakitannya 27%.

2. Alternatif 2 desain ragum PTI megeliminasi dan memodifikasi beberapa komponen dari desain sebelumnya diantaranya sebagai berikut:

a. Dudukan rahang tetap, blok ulir dan plat cekam dibuat satu komponen dengan landasan.

b. Mengeliminasi 4 baut M6x25 dan 2 baut M6x15.

c. Alas dudukan rahang gerak dibuat seperti huruf “T” agar tida bergeser kekanan dan ke kiri saat dirakitkan.

d. Mengeliminasi tutup samping, penyangga, tutup atas dan 1 penepat.

e. Mengeliminasi 4 baut M6x15, 4 baut M5x15, 4 baut M5x10 dan 2 baut M4x10. f. Mengganti tutup samping dengan penepat, memudahkan proses insersi karena

tidak prlu menahan untuk mempertahankan orientasi pada saat merakitkan. g. Mengeliminasi 1 penepat dan 2 baut M4x10.

h. Mengeliminasi ring, plat tekan dan 3 baut M5x10.

i. Memudahkan insersi antara poros transportir dan dudukan rahang gerak karena tidak perlu merakitkan ring dan plat tekan.

j. Mengeliminasi tangkai part 1, tangkai part 2 dan 2 baut M4x10. k. Menghilangkan insersi tangkai part1 dan tangkai part 2.

Sehingga jumlah komponennya berkurang menjadi 14, total waktu perakitan 100,7 dan efisiensi perakitannya 42%.

3. Alternatif 3 desain ragum PTI megeliminasi dan memodifikasi beberapa komponen dari desain sebelumnya diantaranya sebagai berikut:

a. Perakitan dudukan rahang tetap dan blok ulir dengan mechanichal fastening. Mengeliminasi 4 baut M6x25.

b. Alas dudukan rahang gerak dibuat seperti huruf “U” agar tidak bergeser ke kanan dan ke kiri saat dirakitkan.

(17)

g. Mengganti tutup samping dengan penepat, memudahkan proses insersi karena tidak prlu menahan untuk mempertahankan orientasi pada saat merakitkan.

h. Mengeliminasi ring, plat tekan dan 3 baut M5x10.

i. Memudahkan insersi antara poros transportir dan dudukan rahang gerak karena tidak perlu merakitkan ring dan plat tekan.

j. Mengeliminasi tangkai part 1, tangkai part 2 dan 2 baut M4x10. k. Menghilangkan insersi tangkai part1 dan tangkai part 2.

Sehingga jumlah komponennya berkurang menjadi 17, total waktu perakitan 173,65 dan efisiensi perakitannya 29%.

Hasil dari analisa ketiga alternatif desain di atas, masing-masing alternatif desain ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Alternatif desain ke 1 memiliki tingkat efisiensi yang paling rendah. Tetapi, alternatif desain ini yang paling sesuai dengan kebutuhan sebagai model pembelajaran matakuliah desain produk, karena komponennya lebih banyak sehingga dapat dilakukan penentuan assembly chart lagi untuk menentukan urutan perakitan yang lebih cepat dari sebelumnya. Alternatif desain ke 2 memiliki tingkat efisiensi yang paling besar sehingga sulit untuk dirancang ulang. Alternatif desain ke 3 memiliki tingkat efisiensi yang cukup besar tetapi, dalam perakitannya ada komponen yang digabungkan dengan mechanicalfastening. Dari ketiga alternatif tersebut maka alternatif desain ke 1 yang di buat.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ragum PTI lama memiliki 44 komponen, waktu perakitan 323,2 detik, biaya perakitan 129,28 cen dan efisiensi perakitan 18 %..

2. Terdapat 3 alternatif desain perbaikan ragum PTI

a. Alternatif 1 desain ragum PTI jumlah komponennya berkurang menjadi 26, total waktu perakitan 190,65 dan efisiensi perakitannya 27%.

b. Alternatif 2 desain ragum PTI jumlah komponennya berkurang menjadi 14, total waktu perakitan 100,7 dan efisiensi perakitannya 42%.

c. Alternatif 3 desain ragum PTI jumlah komponennya berkurang menjadi 17, total waktu perakitan 173,65 dan efisiensi perakitannya 29%.

(18)

SARAN

Berikut ini adalah saran yang dapat diberikan setelah penulis melakukan penelitian ini: 1. Hasil yang didapat dari penelitian ini hayalah analisa pada perakitan, sedangkan

untuk membuat ragum PTI ini dapat diterapkan aplikasi DesignforManufacturing untuk mendapatkan biaya dan waktu dalam proses pembuatanya.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mendetail, misalnya analisa kekuatan material.

DAFTAR PUSTAKA

Batan, I Made Londen. 2012. Edisi pertama “Desain Produk”. Penerbit Guna Widya:Surabaya.

Boothroyd, Geoffrey. 2005. “Assembly Automation And Product Design”. Taylor & Francis Group.

Kristyanto, B. dan Dewa, P.K., Kontribusi Ergonomi Untuk Rancangan Perakitan, Jurnal Teknologi Industri Vol. III, No. 1, 1999, Hal: 47-62, ISSN 1410-5004. Menhendry, Analisa DFA Pada Katup Pengatur Kecepatan Silinder Peneumatik,

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negri Padang.

Oki Agung Setiyanto. Penerapan Design For Manufacture And Assembly Pada Produk Mesin Gilas Type Mgd-4 Di Pt Barata Indonesia (Persero), Teknik Industri FTI-ITS. Purwadi, Tri. 2012. Penerapan Desain Untuk Perakitan (DFA) Pada Perakitan

Coolbox Sepedah Motor, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Indonesia.

Surya, Sonia Tzarina Gita. Penerapan Desain Untuk Perakitan (DFA) Pada Perakitan Tube coater, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Indonesia. Yusri, Penerapan Design For Assembly (DFA) Untuk Mereduksi Biaya Produksi Suatu

Gambar

Gambar 6 Desain awal susunan perakitan Ragum PTI
Tabel 4 Billofmaterial alternatif 1 desain Ragum PTI
Gambar 8 Susunan perakitan alternatif 2 desain Ragum PTI
Tabel 6Billofmaterial alternatif 2 desain Ragum PTI
+3

Referensi

Dokumen terkait