• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL TASHRIF ISTILAHI PADA PEMBELAJARAN ILMU SHARAF SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL MUTTAQIEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL TASHRIF ISTILAHI PADA PEMBELAJARAN ILMU SHARAF SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL MUTTAQIEN"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL TASHRIF ISTILAHI PADA PEMBELAJARAN ILMU SHARAF SANTRI PONDOK PESANTREN

DARUL MUTTAQIEN

SKRIPSI

Oleh :

RENDI AL KHAFIDH NIM : I1A217007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2021

(2)

ii

METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL TASHRIF ISTILAHI PADA PEMBELAJARAN ILMU SHARAF SANTRI PONDOK PESANTREN

DARUL MUTTAQIEN

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Bahasa Arab

Oleh :

RENDI AL KHAFIDH NIM : I1A217007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2021

(3)

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Metode Think Pair Share Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Tashrif Istilahi Pada Pembelajaran Ilmu Sharaf Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien” yang disusun oleh Rendi Al Khafidh, NIM:

I1A217007, telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Jambi, Juni 2021 Pembimbing 1

EVA IRYANI, S.Pd.I., M.Pd.I NIP. 198004252008122003

Pembimbing II

Muhammad Sobri, S.Pd.I., M. Pd.

NIP. 199401052019031011

(4)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Metode Think Pair Share Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Tashrif Istilahi Pada Pembelajaran Ilmu Sharaf Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien” yang disusun oleh Rendi Al Khafidh, NIM:

I1A217007, telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal, 03 Maret 2021.

Tim pembimbing

1. EVA IRYANI, S.Pd.I., M.Pd.I Ketua 1…………...

NIP. 198004252008122003

2. Muhammad Sobri, S.Pd.I., M. Pd. Sekretaris 2………...

NIP. 199401052019031011

Jambi, Juni 2021 Ketua Program Studi

Sulhi M. Daud, Lc., M.H

NIP. 197404282008121002

(5)

iii MOTTO

)

٦

( اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإَف(

٥

)اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

QS: Al-Insyirah Ayat 5-6

Kupersembahkan skripsi ini untuk ayahanda dan ibunda tercinta yang dengan perjuangan kerasnya telah mengantar aku untuk meraih ilmu. Semoga aku dapat menjadi yang terbaik. Ayah dan ibuku tersayang, cinta kasihmu menjadi cahaya bagiku dalam mengarungi kahidupan dan menggapai cita-cita. Mari kita lewati semuanya dengan ketabahan dan kearifan

(6)

iv

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rendi Al Khafidh NIM : I1A217007

Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan iplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi dicabut gelar dan ditarik ijazah.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Jambi, juni 2021

Yang menyatakan

Rendi Al Khafidh NIM. I1A217007

(7)

v ABSTRAK

Al Khafidh, Rendi. 2020. Metode Think Pair Share Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Tashrif Istilahi Pada Pembelajaran Ilmu Sharaf Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (I) EVA IRYANI, S.Pd.I., M.Pd.I., (II) Muhammad Sobri, S.Pd.I., M.Pd.

Kata kunci : ilmu sharaf, metode think pair share, menghafal

Pondok pesantren Darul Muttaqien merupakan pondok pesantren yang terletak di desa pauh menang. Pondok pesantren Darul Muttaqien mengajarkan pelajaran ilmu agama diantaranya ialah bahasa arab. Pada penelitian terfokus pada metode think pair yang akan digunakan dalam cabang ilmu dalam bahasa arab yaitu ilmu sharaf. Metode ini telah digunakan oleh pihak pondok pesantren untuk meningkatkan kemampuan menghafal tashrif istilahi dalam ilmu sharaf dan peneliti pun juga mencoba menggunakan metode ini. Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode think pair share dan kualitas metode think pair share dalam meningkatkan kemampuan menghafal tashrif istilahi santri. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif. Sumber data diperoleh dari Guru ilmu sharaf dan santri di pondok pesantren Darul Muttaqien.

Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) saat di kelas menggunakan pembelajaran satu arah yaitu dari guru terhadap murid, Ustdaz menjelaskan keseluruhannya dan Santri mendengarkan setiap materi yang dijelaskan oleh ustadz dan menggunakan pedoman agar mempermudah menghafal kemudian pengulangan hafalan di asrama yang disebut dengan taqrar. 2) beberapa kendala dalam menghafal tashrif istilahi bagi para santri yaitu (a) karna adanya beberapa perbedaan antara waazan dengan mauzun, (b) keaktifan santri dalam belajar, (c) ada perubahan dalam huruf i’lal, (d) susahnya mengingat dalam menghafal, (e) santri malas dan sakit.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang saya berjudul “METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL TASHRIF ISTILAHI PADA PEMBELAJARAN ILMU SHARAF SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL MUTTAQIEN”.

Tujuan dari skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa mendapat gelar sarjana pendidikan S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa arab pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Jambi.

Terimakasih yang sebesar besarnya kepada banyak pihak yang telah membantu dalam banyak hal dalam proses penyusunan proposal skripsi ini, maka dari itu penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd,. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

2. Bapak Sulhi Muhammad Daud, Lc, M.H selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Jambi.

3. Ibu Eva Iryani, S.Pd.I., M.Pd.I dan Bapak Muhammad Sobri, S.Pd.I., M.Pd.

selaku dosen pembimbing proposal skripsi ini yang telah memberikan arahan, masukan, dan bimbingan selama penulisan proposal skripsi ini sampai selesai

(9)

vii

4. Bapak Dan Ibu Para Dosen Pendidikan Bahasa Arab yang selama ini telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis

5. Ayah Efendi S. Ag dan ibuk Reni Susanti yang selalu mendoakan dan selalu membantu penulis dalam segala hal, saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada mereka berdua yang luar biasa.

6. Dari pihak pondok pesantren Darul Muttaqien yang sudah mengizinkan saya untuk melaksanakan penelitian di tempatnya dan atas segala bantuannya.

7. Kepada PBA “17” yang selalu ada di setiap hari dan setia menemani perjalanan dunia perkuliahan teman teman yang selalu mendukung dan menbantu penulis dalam penyelesaian proposal skripsi ini

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal skripsi ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

(10)

viii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

MOTTO ...iii

SURAT PERNYATAAN...iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar belakang masalah ...1

B. Batasan masalah ...5

C. Rumusan masalah...6

D. Tujuan masalah ...6

E. Manfaat penelitian ...6

F. Telaah pustaka ...7

BAB II LANDASAN TEORI ...10

1. Bahasa arab ...10

a. Pengertian bahasa ...10

b. Pengertian bahasa arab ...12

2. Pembelajaran ilmu sharaf ...13

3. Tashrif istilahi ...14

4. Metode think pair share ...17

a. Metode...17

b. Metode think pair share ...18

BAB III METODE PENELITIAN...23

A. Jenis dan pendekatan penilitian ...23

B. Subjek penelitian ...24

C. Sumber data ...25

D. Teknik dan instrumen pengumpulan data ...25

E. Fokus penelitian ...27

F. Analisis data ...27

(11)

ix

G. Uji keabsahan data ...29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...31

A. LATAR BELAKANG SEKOLAH ...31

1. Identitas sekolah ...31

2. Historis dan tata letak Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...32

3. Visi dan misi Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...33

4. Struktur organisasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...34

5. Informasi umum guru Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...35

6. Informasi umum santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...36

7. Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...38

B. TEMUAN PENELITIAN ...40

1. Proses penggunan metode pembelajaran ilmu sharaf dalam tahsrif istilahi yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...40

a. penggunan metode pembelajaran ilmu sharaf dalam tahsrif istilahi yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Muttaqien 40 b. Kendala dalam menghafal tahsrif istilahi di Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...41

c. Langkah-langkah metode think pair share di Pondok Pesantren Darul Muttaqien dalam meningkatkan kemampuan memghafal tashrif istilahi ...43

2. penggunaan metode think pair share dalam peningkatan kualitas kemampuan menghafal tashrif istilahi ...44

a. Dampak penggunaan metode think pair share dalam peningkatan kaualitas kemampuan menghafal tashrif istilahi ...44

b. Metode think pair share dalam meningkatkan kemampuan menghafal tahsrif istilahi pada pembelajaran ilmu sharaf ....45

BAB V PENUTUP ...47

A. KESIMPULAN ...47

B. SARAN ...48

DAFTAR PUSTAKA ...49

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...52

RIWAYAT HIDUP ...75

(12)

x DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nama-nama guru di Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...36

Tabel 2 : Nama-nama Santri tahun ke- 4 PPs darul muttaqien ...38

Tabel 3 : Jadwal pelajaran santri Pondok Pesantren Darul muttaqien ...38

Tabel 4 : Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darul muttaqien ...39

(13)

xi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Wawancara dengan guru ilmu sharaf di pondok pesantren darul muttaqien yaitu ustadz ma’ruf tri sutrisno...61 Gambar 2 : Wawancara dengan santri pondok pesantren darul muttaqien Kelas 4

pondok ...61 Gambar 3 : Proses belajar mengajar di pondok pesantren dan penggunaan metode

think pair share di kelas ...61 Gambar 4 : Gedung asrama, kelas(tampak depan), dan lapangan di pondok

pesantren darul muttaqien ...62 Gambar 5 : Jalur masuk pondok pesantren darul muttaqien ...63

(14)

xii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian ...52

Lampiran 2 : CATATAN LAPANGAN I ...56

Lampiran 3 : CATATAN LAPANGAN II ...57

Lampiran 4 : CATATAN LAPANGAN III ...58

Lampiran 5 : CATATAN LAPANGAN IV ...59

Lampiran 6 : CATATAN LAPANGAN V ...60

Lampiran 7 : Transkip wawancara ...61

Lampiran 8 : Dokumentasi ...70

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Di Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...73

Lampiran 9 : Surat Selesai Penelitian Di Pondok Pesantren Darul Muttaqien ...74

(15)

47 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan investasi yang berharga bagi kehidupan manusia. Pendidikan telah dimulai sejak manusia lahir dan tetap akan berlanjut sepanjang hayatnya. Sebagai investasi masa depan, pendidikan menjadi faktor penentu di dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM). Semakin maju perkembangan zaman menuntut manusia untuk menyadari akan pentingnya pendidikan. Hal utama yang diharapkan dengan adanya pendidikan adalah tercetaknya sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul di segala bidang. Dalam undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab I pasal 1, yang berbunyi : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Maka dari itu, pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bahkan bisa sebagai investasi bagi manusia karna usaha yang terencana dan secara sadar di lakukan untuk kepentingan masyarakat di berbagai bidang.

(16)

2

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi menurut Djamarah dan Zain (2010).

adapun menurut Menurut Hilgard & Bowner (1987 : 12) Belajar sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi dengan karakteristik-karakteristik dari perubahan-perubahan aktifitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan- perubahan sementara dari organisme. Hal ini terdapat pula dalam surat An- Najm ayat 39 Allah berfirman:

َٰىَعَس اَم َّلَِّإ ِنََٰسنِْلِْل َسْيَّل نَأَو

Artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”.

Maka dari itu penjelasan dari beberapa ahli dan firman allah Subhanallahu Wa ta’ala bahwasanya belajar merupakan proses setiap orang dalam bentuk pengalaman maupun latihan sehingga ada perubahan demi perubahan dari setiap aspek karakteristik pribadi maupun organisme.

bahasa ialah inti dari suatu ilmu pengetahuan sehingga bisa dikatakan kunci dari pintu dunia dan agar manusia satu sama lain dapat berinteraksi satu sama lain dan bahaasa dan bahasa merupakan suatu bunyi yang di gunakan untuk saling berinteraksi antar masyarakat.

(17)

Bahasa dan pendidikan merupakan dua hal yang saling berkait sehingga tidak bisa di pisahkan satu sama lain, karena jika dipisahkan antara bahasa dan pendidikan maka tidak tersampaikan pendidikan yang ingin disampaikan. Maka dari itupun dalam pendidikan mestilah ada inovasi- inovasi dalam mengajarkan pendidikan terhadap para peserta didik.

Ilmu sharaf pun merupakan ilmu yang di pelajari oleh setiap pondok pesantren sehingga mayoritas pondok pesantren mewajibkan untuk santri- santri nya untuk menghafal tashrif demi meningkatkan kemampuan bahasa arab setiap santrinya dan ilmu sharaf ini biasanya diujiankan oleh pondok pesantren tersebut. Menghafalpun merupakan bagian penting dari proses belajar, karna dalam bahasa arab kata menghafal yaitu ظفح (Hafadza) yang mana arti lainnya yaitu menjaga, berarti mengahafal dalam proses belajar untuk niatan menjaga pelajaran yang kita lalui. Dan juga Mengahafalpun sering menjadi metode untuk proses pembelajaran seperti menghafal alqur’an, menghafal kosakata bahasa asing atau menghafal tashrif dalam kaedah bahasa arab, akan tetapi sering kali orang-orang lupa bagaimana untuk meningkatkan kemampuan menghafal peserta didik, agar peserta didik mampu dengan menghafal.

Oleh karena itu banyak cara untuk meningkatkan kemampuan menghafal dan salah satunya yaitu dengan metode Think, Pair and Share yaitu metode kerja sama dan kooperatif antar sesama peserta didik sehingga bisa menjadi semangat bagi peserta didik, yang mana metode ini

(18)

4

mengedepankan pengembangan ide individu dengan berdiskusi dan saling berbagi dalam bentuk kelompok.

Metode think pair share ini bisa digunakan oleh pihak guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik, yang mana pada saat ini cara pembelajaran setiap guru terasa monoton karna sering terjadi hanya pembelajaran satu arah saja yaitu hanya guru yang menjelaskan dan peserta didik hanya mendengarkan saja apa yang di jelas oleh guru, sebagaimana Menurut M Sunita (2014:62) think pair share merupakan model pembelajaran diamana peserta didik berpikir secara mandiri tentang permasalahan yang diberikan oleh guru kemudian diskusi dengan pasangan dan membagikan hasil diskusi tersebut kepada teman di kelas. maka dari itu rasa nya perlu penggunaan metode ini agar tidak terjadi pembelajaran satu arah ini, dan juga tidak terkecuali juga meningkatkan kemampuan menghafal, yang mana dalam hal ini yaitu menghafal tashrif tsulasi mujarrad dalam bahasa arab.

Dalam hal ini dalam observasi saya, mayoritas santri di pondok pesantren darul muttaqien yang mempelajari ilmu sehingga peserta didik banyak yang senang dalam belajar bahasa arab terkhusus nya dalam ilmu sharaf, akan tetapi mayoritas dari siswa minim akan kemampuan bahasa arab dan ada rasa kurang percaya diri dalam belajar karna hanya yang pintar saja yang bisa mengikuti pembelajaran bahkan termasuk juga dalam hafalan dalam tashrif nya dan hal inipun sesuai yang dikatakan oleh ustadz ma’ruf tri sutrisno bahwasanya anak santri memang kesulitan dalam menghafal

(19)

tsahrif karna ada beberapa perbedaan bentuk wazan seperti dalam wazan mashdar, dan juga yang mana tashrif ini pun di ujiankan oleh pihak pondok darul muttaqqien.

Maka dari itu sesuai yang saya paparkan di paragraf sebelum nya maka saya merasa sangat lah penting dalam menulis tugas ini dengan judul

“METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGHAFAL TASHRIF ISTILAHI PADA

PEMBELAJARAN ILMU SHARAF SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL MUTTAQIEN”

B. Batasan masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Luas lingkup hanya meliputi menghafal tashrif dalam ilmu sharaf.

b. Penggunaan metode think pair share

c. meliputi permasalahan hanya Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien yang mempelajari sharaf

(20)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah mengenai program hafalan mufrodat bahasa arab peserta didik, dapat di rumuskan beberapa masalah yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaiman proses penggunaan proses metode think pair share dalam pembelajaran ilmu sharaf dalam tahsrif istilahi yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Muttaqien?

b. Bagaimana peningkatan kualitas untuk Kemampuan menghafal tahsrif istilahi dalam pembelajarn ilmu sharaf dengan penerapan metode think pair share Pada Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien?

D. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. mengetahui proses metode think pair share dalam pembelajaran ilmu sharaf dalam tahsrif istilahi yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Muttaqien

b. mengetahui peningkatan kualitas Kemampuan menghafal tahsrif istilahi dalam pembelajaran ilmu sharaf dengan penerapan metode think pair share Pada Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien

E. Manfaat Penelitiam

Ada dua manfaat penelitian, yaitu secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

(21)

1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengajaran bahasa Arab sekaligus dapat dijadikan sumber referensi selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a) Bahan masukan pemikiran kepada pihak Pondok Pesantren Darul Muttaqien, mengenai peningkatan menghafafal tashrif dalam pembelajaran ilmu sharaf seingga santri mampu menghafafal tashrif dengan baik.

b) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menghafafal tashrif dalam pembelajaran ilmu sharaf.

c) Sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana Stara Satu (S1) dalam program studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

F. Telaah Pustaka

Referensi yang diambil penulis yaitu, skripsi sebelumnya dan beberapa kajian sebagai acuan untuk dianalisa dan sebagai bahan pertimbangan meliputi metodologi dan hasil yang ditemukan yaitu:

1. Skripsi dengan judul “Penerapan pembelajaran kooperatif metode think-pair-share (TPS) untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab siswi kelas VII MTs” oleh Noor Laila Azizah, Program studi Pendidkan Bahasa arab, Universitas Malang Pada Tahun 2010. Skripsi tersebut mambahas pengguna

(22)

8

Metode think pair share dalam meningkatkan Kemampuan berbicara bahasa arab yang dilihat hasilnya dari melakukan beberapa siklus (siklus I dan siklus II) Dengan menyiapkan RPP lembar observasi guru dan siswa. Adapun persamaan skripsi yang akan penulis tulis adalah sama dalam hal metode yang digunakan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa arab.

Sedangkan perbedaannya skripsi tersebut untuk meningkatakan kemampuan berbicara sedangkan yang akan penulis tulis ialah meningkatkan kemampuan menghafal siswa.

2. Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPIT Al Azhaar Gandusari Trenggalek Tahun 2018/2019” oleh Robin Hermawan, Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan Program studi Pendidkan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung Pada Tahun 2019. Skripsi tersebut mambahas pengguna Metode think pair share dalam Pengaruh untuk motivasi dan hasil belajar siswa yang dilihat hasilnya dari nilai Rata-Rata hasil motivasi siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif think pair share sebesar 121,53, sedangkan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif think pair share 107,40, pair share sebesar 85,33, sedangkan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif think pair share sebesar 74,67. Adapun

(23)

persamaan skripsi yang akan penulis tulis adalah sama dalam hal metode yang digunakan dalam meningkatkan pembelajaran yaitu penggunaan metode think pair share. Sedangkan perbedaannya skripsi tersebut untuk melihat hasil motivasi dan hasil belajar siswa dan bukan untuk pembalajaran bahasa arab sedangkan yang akan penulis tulis ialah untuk meningkatkan kemampuan menghafal dan untuk pembelajaran Bahasa arab.

3. Skripsi dengan judul “Penerapan pembelajaran kooperatif model think pair share (TPS) untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas XI Bahasa I MAN Lamongan”

oleh Siti Mutmainah, Program studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang Pada Tahun 2009. Skripsi tersebut mambahas pengguna Metode think pair share dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa arab yang dilihat hasilnya dari menyiapkan RPP lembar observasi guru dan siswa dan beserta hasil tes. Adapun persamaan skripsi yang akan penulis tulis adalah sama dalam hal metode yang digunakan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode think pair share. Sedangkan perbedaannya skripsi tersebut untuk meningkatakan kemampuan berbicara sedangkan yang akan penulis tulis ialah meningkatkan kemampuan menghafal siswa.

(24)

47 BAB II

LANDASAN TEORI

1. Bahasa arab

a. Pengertian bahasa

Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial. Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985: 28-29) mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang menggunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

adapun dalam KBBI disebutkan bahwa, Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dan Menurut Hasan Alwi, Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer atau yang berubah-rubah dimana dapat untuk dimanfaatkan semua orang dalam berinteraksi, bekerjasama, serta mengenali diri terhadap percakapan yang baik serta tingkah laku dan sopan santun. Sedangkan Menurut Wittgenstein, Bahasa adalah sebuah bentuk pemikiran yang dapat untuk dipahami serta mempunyai suatu hubungan dengan kenyataan, memiliki struktur, serta bentuk yang logis.

Maka dari itu, Bahasa adalah satu hal yang sangat penting dalam sebuah kehidupan manusia. Sebab, dengan bahasa itulah, manusia bisa berkomunikasi dan menyampaikan semua gagasan dan isi pikirannya.

(25)

Adapun makna bahasa beragam, tergantung pada perspektif yang memberi makna terhadap bahasa tersebut dan motif tujuan yang ingin dicapainya.

Dalam buku jami’ud durus karangan Al-Ghalayin disebutkan pengertian bahasa ialah :

ثيح نم ةدحتم : ظفللا ثيح نم ةفلتمخ يه و .ةيرثك تاغللاو : مهدعاقم نع موق لك ابه برعي ظافلأ :ةغللا

أ ،نىعلما نيرخلآا ظفل يرغ ظفلب هنع نوبرعي موق لك نكلو .دحاو سانلا رئامض لجايخ يذلا دحاولا نىعلما نأ ي .

Bahasa: istilah yang digunakan setiap orang untuk menyatakan tempat duduknya: Ada banyak bahasa. Dan mereka berbeda dalam hal pengucapan: bersatu dalam arti, artinya satu makna yang mengandung hati nurani orang adalah satu. Tetapi semua orang mengungkapkan satu kata selain yang lain.

Dalam penjelas dari definisi menurut para ahli diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwsanya bahasa merupakan kunci seluruh ilmu pengetahuan sehingga bisa dikatakan kunci dari pintu dunia dan agar manusia satu sama lain dapat berinteraksi satu sama lain dan bahasa merupakan lambang bunyi setiap makhluk dan cara penyampaian pemikiran setiap manusia agar tercapai dalam satu makna yang sama dan juga bahasa merupakan suatu bunyi yang di gunakan untuk saling berinteraksi antar masyarakat.

b. Pengertian bahasa arab

(26)

12

Menurut Al-Ghalayin, bahasa arab, ialah:

قيرط نم انيلإ تلصو دقو .مهضارغأ نع برعلا ابه برعي تيلا تاملكلا يه :ةيبرعلا ةغللا .لقنلا

مهموظنم و برعلا روثنم نم تاقثلا هاور امو ،ةفيرشلا ثيداحلأاو يمركلا نآرقلا انل اهظفحو.

“bahasa Arab: adalah kata-kata yang digunakan orang Arab untuk mengungkapkan tujuan mereka. Itu mencapai kami dengan transportasi.

Dan dihafal untuk kita oleh Al-Quran yang Mulia dan hadits yang mulia, dan apa yang dapat dipercaya meriwayatkan dari orang-orang Arab yang tersebar dan sistem mereka”

Bahasa arab merupakan salah satu bahasa terbesar dan termasuk dalam 10 besar bahasa yang peling banyak digunakan hal ini di sampaikan dalam liputan 6 pada tahun 2019, maka dari itu sangat lah penting mempelajari bahasa arab dan wajib bagi kaum muslimin karna sebagaimana Ibnu Taimiyah berkata: “Bahasa Arab itu termasuk bagian dari agama, sedangkan mempelajarinya adalah wajib. Karena memahami Al-Quran dan As Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab”.

Secara istilah bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok manusia yang berdomisili di atas Negeri Gurun Sahara, Jazirah Arabiyah. Bahasa Arab merupakan bahasa Semitik dalam rumpun bahasa Afro-Asiatik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-

(27)

bahasa Neo Arami yang telah dipergunakan di jazirah Arabia sejak berabad-abad.

2. Pembelajaran Ilmu sharaf

Shorof adalah cabang keilmuan ilmu alat atau ilmu yang memiliki peran untuk mengenal bentuk kata dasar dalam bahasa Arab serta mengenal cara perubahannya sesuai makna yang ingin dibuat dengan cara mentashrifnya.

Dalam bahasa Arab, morofologi disebut dengan ilmu shorof. Abdul Lathif dalam Azhar (2016:xxvi) mengatakan, : “Ilmu shorof adalah ilmu yang mempelajari struktur kata dan keaslian huruf-hurufnya, penambahannya, penghapusannya, kemurniannya, penggantiannya, dan segala pengubahan yang terjadi”. Yang berarti ilmu sharaf merupakan ilmu untuk mengetahui perubahan-perubahan dari setiap kata dalam kalimat.

Adapun pengertian ilmu shorof menurut kitab kailani izzi yaitu:

به فرعي لوصبا لاوحا ا ملع

اهميرغوا ةدبازوا ةلاصا نم ءانبلَاو باارعا تسيل يتىلا ةكلملا ةينبا Artinya: Pengetahuan setiap asal yang asal itu bisa diketahui setiap pembentukan kalimah yang bukan mu'rob dan mabni tapi pembentukan asal atau penambah atau selain asal dan tambah.

(28)

14

Adapun pengertian tahsrif dalam kitab jami’ud durus juz 1, Al- Ghayalin, ialah:

.اهيريغتلا :يأ ،حيارلا فيرصت هنمو .يريغتلا : ةغل فيرصتلا

لذ هبشو لادبإو للاعإ و ةحص و ةدياز و ةلاصا نم اهفرحلأ ابمو ،ةملكلا ةينب ماكحبأ ملعلا وه : احلاطصا و ك

Artinya: Tashrif secara bahasa: merubah. Dari situ angin mengalir, yaitu perubahannya. Secara istilah: Ini adalah pengetahuan tentang aturan- aturan struktur kata, dan tentang keaslian, penambahan, validitas, ilal, substitusi dan sejenisnya dari huruf-hurufnya.

Dengan demikian dari paragaraf diatasa penulis dapat menyimpulkan bahwa ilmu sharaf cabang ilmu alat yang mana dalam konteks ini dalam bahasa arab, yang memiliki peran untuk mengetahu bentuk dasar dari sebuah kata atau kalimat dalam bahasa arab dan mempelajari struktur atau susunan sebuah kata tentang keaslian, penambahan setiap huruf-hurufnya serta mengenal cara perubahahan kata atau kalimat dalam bahasa arab

3. Tashrif Istilahi

Dalam kitab Amtsilatut tashrîfiyah bahwasanya Tashrif istilâhî sesuai dengan urutannya yang berjejer kesamping adalah sebagai berikut :

A. Fi’il madly ialah kalimat yang menunjukkan zaman madly/masa lampau (past tense), hukumnya adalah mabnî fathah (tercetak dalam bentuk berharkat fathah huruf

(29)

akhirnya) kecuali apa bila bersambung dengan dlômîr rofa’

mutaharrik (bentuk dlomir mulai dari jama’ mu’annats ghoibah sampai mutakallim ma’al ghoir dalam tshrif lughowî hal. 36) maka harus disukunkan huruf akhirnya seperti َرصن mejadi َن ْرصن, atau bila bertemu dengan wau jama’ maka harus dibaca dlommah huruf akhirnya seperti َرصن menjadi او ُرصن.

B. Fi’il mudlôri’ ialah kalimat yang menunjukkan zaman hâl atau mustaqbal/saat ini atau akan datang (present continues tense), hukumnya adalah mabni dlommah kecuali apa bila kemasukan âmil nashob (kalimat yang menuntut nashob) maka harus dibaca fathah huruf akhirnya seperti ُرصني menjadi َرصني ْنأatau âmil jazm (kalimat yang menuntut jazm) maka harus dibaca sukun huruf akhirnya seperti ُرصني menjadi ْرصني مل.

C. Mashdar ghoiru mîm ialah kalimat isim yang terletak pada urutan ketiga dalam tashrifan fi’il yang tidak diawali dengan huruf mîm dan bermakna kejadian, hukumnya adalah mu’rob (harkat huruf terakhirnya bisa berubah sesuai âmil yang menuntutnya), dan samâ’î (bentuk lafadznya tidak selamanya mengikuti qiyasan shorof, akan tetapi disesuaikan dengan bahasa yang pernah didengar dari orang arab) seperti فيفخ برضب اديز تبرض ,اديدش ابرض اديز تبرض ,فيفخ برض اذه.

(30)

16

D. Mashdar mîm atau Isim mashdar ialah isim mu’rob yang diawali dengan huruf mîm dan bermakna kejadian, hukumnya adalah mu’rob dan qiyasî (bentuk lafadznya disesuaikan dengan kiyasan shorof) seperti رصنم ,ماقم dari fi’il madly رصن ,ماق.

E. Isim dlomîr ialah isim yang tidak dapat dijadikan awalan dan tidak dapat terletak setelah لاإ kecuali terpaksa (bila jatuh setelah illâ maka dikategorikan jarang) seperti contoh بحأ

انلا

كلاإ س hukumnya adalah mabnî.

F. Isim fâ’il ialah isim yang dibaca rofa’ yang disebut setelah fi’ilnya, isim fâ’il ada dua: fâ’il isim dhohir seperti ديز ءاج dan fâ’il isim dlomîr seperti )وه( ءاج , hukumnya adalah mabnî dlommah, isim fa’il ini menunjukkan pada makna kejadian dan orang yang melakukannya sekaligus, yang disebut dengan subjek yang mengerjakan.

G. Isim isyâroh ialah isim yang dipakai sebagai makna isyarat, hukumnya adalah mabnî seperti ديز اذه

H. Isim maf’ûl ialah isim yang dibaca nashob yang disebut setelah fâ’il, isim maf’ûl juga ada dua sebagaimana isim fâ’il seperti اديز تبرض dan هتبرض, hukumnya adalah mabnî fathah, isim maf’ûl ini menunjukkan pada makna kejadian dan orang/sesuatu yang menjadi objek kejadian tersebut.

(31)

I. Fi’il amar ialah fi’il yang menunjukkan makna perintah yang eksis pada zaman yang akan datang, yang mana harakat ‘ain fi’ilnya sama dengan harakat ‘ain fi’il mudlôri’nya, seperti ُرُصني menjadi ْرُصنا ْ hukumnya adalah mabnî sukun.

J. Fi’il nahî ialah fi’il yang menunjukkan makna larangan yang harkat ‘ain fi’ilnya sama dengan harkat ‘ain fi’il mudlôri’nya seperti ْرُصنت لا dari mudlôri’ ُرُصني , hukumnya adalah mabnî sukun

K. Isim zamân dan Isim makân ialah isim yang menunjukkan makna masa/waktu atau makna tempat, dua isim ini bentuk wazannya sama akan tetapi maknanya bisa berbeda sesuai pemakaiannya, hukumnya adalah mu’rob, seperti contoh هارجم ءآملا ىرج (air mengalir ditempat mengalirnya) dan رهظملا دنع اديز تبرض (aku memukul zaid pada waktu dzuhur).

L. Isim âlat ialah isim yang menunjukkan makna alat seperti حاتفم (kunci), hukumnya adalah mu’rob.

4. Metode think pair share a. Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha” berarti melalui ,dan “Hodos” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu sebagaimana yang tertulis dalam buku filsafat pendidikan islam karya H. Muzayyin Arifin.

(32)

18

Dalam KBBI disebutkan bahwa pengertian dari metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Menurut Rosdy Ruslan (2003:24) Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya, adapun menurut Rothwell & Kazanas Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.

b. Metode Think pair share

Menurut Trianto (2010: 81) mengemukakan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) atau berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Sedangkan menurut Anita Lie (2002:57) menyatakan bahwa Think-pair-Share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif,kreatif, efektif dan menyenangkan dan juga Menurut M Sunita (2014:62) think pair share merupakan model pembelajaran diamana peserta

(33)

didik berpikir secara mandiri tentang permasalahan yang diberikan oleh guru kemudian diskusi dengan pasangan dan membagikan hasil diskusi tersebut kepada teman di kelas.

Kemudian Julianto, dkk. (2011: 41) prinsip dasar dan ciri-ciri dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu: kelompok terbentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok terdiri dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender, penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu, dibentuk secara berpasang- pasangan, siswa bertukar informasi antar siswa yang lain.

Model pembelajaran dengan metode Think-Pair-Share (TPS) tergolong tipe kooperatif dengan dengan sintak, yaitu guru menyajikan materi klasikal, memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-bangku (think-pair), presentasi kelompok (share), kuis individual, membuat skor perkembangan tiap siswa, mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward (Suyatno (2009)

Teknik Think-Pair-Share (TPS) bertujuan untuk membantu siswa memecahkan suatu masalah (isu) dengan berdiskusi bersama pasangannya sehingga membangkitkan pemahaman siswa dalam beragumen. Dari diskusi tersebut, tentu siswa tidak sendiri dalam mengumpulkan informasi, data, dan bukti terkait topik yang dibahas, melainkan dapat dipecahkan

(34)

20

bersama pasangannya. Hal ini selajan dengan pendapat yang diungkapkan Tjokrodihardjo (dalam Al-Tabany, 2014:55), yang mengatakan ada tiga tujuan pembelajaran menggunakan teknik Think Pair Share (TPS).

Pertama, meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman siswa dalam belajar.

Kedua, menumbuhkan keterlibatan siswa.

Ketiga, membantu siswa mempelajari proses berpikir.

Ada 3 tahap pembelajaran TPS yang harus dilakukan oleh guru think (berpikir), pair (berpasangan), dan share (berbagi). Guru memberikan batasan waktu agar siswa dapat belajar berfikir dan bertindak secara cepat dan tepat.

Guru menggunakan langkah-langkah fase berikut:

a. Langkah 1 : Berpikir (Think)

Pada tahap Think, siswa diminta untuk berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada tahap ini, siswa sebaiknya menuliskan jawaban mereka, hal ini karena guru tidak dapat memantau semua jawaban siswa satu per satu sehingga dengan catatan siswa tersebut, guru dapat memantau semua jawaban dan selanjutnya akan dapat dilakukan perbaikan atau pelurusan atas konsep-konsep maupun pemikiran yang masih salahlm. Dengan adanya tahap ini, maka guru dapat

(35)

mengurangi masalah dari adanya siswa yang mengobrol karena pada tahap Think ini mereka akan bekerja sendiri untuk dapat menyelesaikan masalah.

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, meminta siswa memikirkan jawaban dari permasalahan yang diajukan secara mandiri.

b. Langkah 2 : Berpasangan (Pairing)

Pada tahap ini guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dengan teman disampingnya, misalnya teman sebangkunya. Ini dilakukan agar siswa yang bersangkutan dapat bertukar informasi satu sama lain dan saling melengkapi ide-ide jawaban yang belum terpikirkan pada tahap Think.

Pada tahap ini bahwa ada dua orang siswa untuk setiap pasangan.

Langkah ini dapat berkembang dengan menerima pasangan lain untuk membentuk kelompok berempat dengan tujuan memperkaya pemikiran mereka sebelum berbagi dengan kelompok lain yang lebih besar, misalnya kelas. Namun dengan pertimbangan tertentu, terkadang kelompok yang besar akan bersifat kurang efektif karena akan mengurangi ruang dan kesempatan bagi tiap individu untuk berpikir dan mengungkapkan idenya.

Guru mengarahkan siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkan dengan teman sebangku.

(36)

22

c. Langkah 3 : Berbagi (Sharing)

Pada tahap ini setiap pasangan atau kelompok kemudian berbagi hasil pemikiran, ide, dan jawaban mereka dengan pasangan atau kelompok lain atau bisa ke kelompok yang lebih besar yaitu kelas.

ini merupakan penyempurnaan langkah-langkah sebelumnya, dalam artian bahwa langkah ini menolong agar semua kelompok berakhir titik yang sama yaitu jawaban yang paling benar. Pasangan atau kelompok yang pemikirannya masih kurang sempurna atau yang belum menyelesaikan permasalahannya diharapkan menjadi lebih memahami pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok lain yang berkesempatan untuk mengungkapkan pemikirannya. Atau jika waktu memungkinkan, dapat juga memberi kesempatan pada semua kelompok untuk maju dan menyampaikan hasil diskusinya bersama pasangannya.

Siswa berbagi pengetahuan yang diperoleh dari hasil diskusi di depan kelas.Pada kesempatan ini pula, guru dalam meluruskan dan mengoreksi mampu memberikan penguatan jawaban di akhir pembelajaran.

Sebelum guru menerapkan 3 langkah di atas, maka guru haruslah memberikan materi apa yang mesti di diskusikan supaya agar tidak terjadi kebingungan terhadap para peserta didik.

(37)

47 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah- langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan yang dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan permasalahan atau tujuan penelitian.

Dalam hal ini metode penelitian meliputi jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data, fokus penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, teknik analisis data. Dalam metodologi penelitian, dikenal ada dua pendekatan dalam penelitian, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu Penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasikan dan memahami makna yang - oleh sejumlah individu atau sekelompok orang- dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (Jhon W. Cresswell, 2016 :4).

penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut I Made Winartha (2006), metode analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai

(38)

24

kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan mengnai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan.

Penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan pertanyaan dan prosedur prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum dan menyajikan makna data.

Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang menerapkan cara pandang yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam penelitian ini harus menerapkan cara pandang yang induktif, berfokus pada makna individual, menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (Creswell,2016:4)

B. Subjek Penelitian

Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di Mts Wustha Darul Muttaqien yang beralamat di Desa Pauh menang RT.02 RW.02, Kec. Pamenang Kab.

Merangin Prov. Jambi, dengan suasana Sekolah yang cukup asri karena Terletak di tengah pedesaan dan cukup efektif untuk dilaksanakan pembelajaran karena lingkungan Sekolah tersebut sangat mendukung untuk proses belajar- mengajar Penelitian ini dilaksanakan. adapun jadwal pelaksanaan penelitian menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran ilmu sharaf yang dilaksana di pondok pesantren darul muttaqien.

(39)

C. Sumber Data

Sumber data adalah dari mana data penelitian itu akan diperoleh dan dikumpulkan. Kalau objeknya berkaitan dengan lembaga pendidikan, maka sumber datanya berasal dari pengelola lembaga pendidikan.

Sumber data yang diambil adalah dari Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien dan adapun secara keseluruhan, yang dipandang dapat dijadikan sumber dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah:

1. Guru Sharaf Di Pondok Pesantren Darul Muttaqien.

Informan Yang Diambil Adalah Seorang Guru Sharaf Yang Mengajar Di Pondok Pesantren Darul Muttaqien.

2. Santri yang belajar sharaf di pondok pesantren Darul Muttaqien.

Informan Yang Diambil Adalah populasi Santri yang belajar sharaf di pondok pesantren Darul Muttaqien.

D. Teknik dan Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data yang dirancang agar menghasilkan data empiris sebagaimana adanya (Sudjana &

Ibrahim, 2001: 97). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut :

(40)

26

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2014:145) “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis”

Adapun observasi atau pengamatan yang dilakukan adalah ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung dan juga mengamati kegiatan guru disaat sedang mengajar Ilmu sharaf. observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui problematika Menghafal Tashrif istilahi terhadap santri yang mempelajari sharaf di Pondok Pesantren darul muttaqien. serta untuk menghimpun data tentang Kemampuan menghafal Tsulatsi Mujarrad ditinjau dari segi hambatan, sarana dan prasarana, faktor pendukung dan faktor penghambat

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan penulis sudah menyiapkan instrumen pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dalam kegiatan ini penulis akan melakukan wawancara untuk mendapatkan keterangan sedalam-dalamnya tentang penelitian yang akan diteliti dan sebagai data pendukung observasi. Adapun pihak yang akan penulis wawancarai adalah guru Sharaf Pondok Pesantren

(41)

Darul Mutaqien, dan santri yang mempelajari sharaf di Pondok Pesantren darul muttaqien. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data tentang sekolah, kegiatan siswa di kelas dan metode guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal tahsrif tsulasi mujarrad.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data yang berhubungan dengan identitas Sekolah, visi misi Sekolah, tujuan Sekolah dan lain sebagainya.

E. Fokus Penelitian

Menurut creswell (2008) mengenai penelitian kualitatif mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suati gejala sentral (Dr. J.R. Raco, M.E., M.Sc, 2010 : 7)

Fokus penelitian pada penelitian ini adalah kemampuan menghafal tsulasi mujarrod Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien di desa pauh menang kabupaten merangin. Berikut faktor-faktor yang melatar belakanginya.

Penelitian ini difokuskan di pondok pesantren darul muttaqien pauh menang karena penulis berangapan tempat di pondok pesantren mrupakan tempat yang cocok pembelajaran bahasa arab.

F. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010), yang dimaksud dengan teknik analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

(42)

28

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verfikasi data. Penjabaran analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk memilih data yang dianggap penting, merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian ini berlangsung.

2. Penyajian Data (Datar Display)

Setelah proses reduksi data, proses selanjutnya adalah melakukan penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk grafik maupun diagram. Tujuan penyajian data dalam penelitian ini untuk memudahkan peneliti mendeskripsikan suatu peristiwa/kejadian yang memberikan kemungkinan dalam penarikan kesimpulan.

(43)

3. Penarikan kesimpulan (verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.

Dalam penelitian ini data yang telah diproses dengan langkah- langkah seperti di atas, kemudian ditarik kesimpulan secara kritis dengan menggunakan metode induktif yang berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang objektif. Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan cara melihat kembali pada hasil reduksi dan display data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian

G. Uji Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik keabsahan data dengan triangulasi teknik.

Triangulasi teknik yaitu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Teknik pengumpulan data yang dimaksud berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serentak (Sugiyono, 2016:

241)

(44)

30

Penulis menggunakan triangulasi Teknik yakni dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan menggunakan Teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam hal ini yang menjadi sumber data yakni guru Ilmu sharaf di pondok pesantren Darul Muttaqien. Pada tahap wawancara, penulis menggali berbagai informasi dengan mewawancarai guru Ilmu sharaf di pondok pesantren darul muttaqien dan beberapa santri yang mempelajari darul muttaqien. observasi, penulis langsung datang ke kelas santri yang mempelajari ilmu sharaf. Penulis dalam observasi ini terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan penulis Juga mengamati kegiatan guru disaat sedang mengajar Ilmu sharaf. Untuk tahap dokumentasi, peneliti meminta data yang berhubungan dengan identitas Sekolah, visi misi Sekolah, tujuan Sekolah dan lain sebagainya.

(45)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG SEKOLAH 1. Identitas pondok pesantren Pondok pesantren darul muttaqien

Nama pondok : Pondok pesantren Darul Muttaqien Nomor statistik pondok : 51001502

Alamat : Desa Pauh Menang RT. 02 RW. 02

Kecamatan : Pamenang

Kabupaten : Merangin

Provinsi : Jambi

No telp : 0813-6645-6995

Kode Pos : 37352

Daerah : Perdesaan

Email :Ponpesdarul.muttaqien@gmail.com Website : http://www.darulmuttaqien.org/

Status pondok : Swasta

Diresmikan : 2004

(46)

32

Bangunan pondok : Milik sendiri

Waktu belajar : pagi pukul 07.00-08.30

Hari belajar : Senin s,d Kamis, Sabtu & minggu 2. Historis dan tata letak pondok pesantren darul muttaqien

Pondok pesantren darul muttaqien ini sudah lama di bangun bahkan dari sejak tahun 80-an sudah berdiri lama pondok pesantren ini, akan tetapi pondok pesantren darul muttaqien ini baru di resmikan oleh kemenag sejak dari tahun 2004 dengan nomor statistik pondok pesantren (NSPP) kd. 05.02/5-b/PP.008/892/2004 dan sudah diperbarui dengan nomor statistik pondok pesantren (NSPP) B-/88/KK.05.05/3/PP.007/01/2020. Adapun Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muttaqien adalah beliau Abah K.H.M.

Solikin beserta ibu Nyai Hk Sri Sunniyyah (Al Hafidzhoh).

Sebagaimana pondok pesantren lainnya, pondok pesantren darul muttaqien pun juga mengatur, mengasuh, menjaga dan mengajar kan anak santri 24 jam, baik itu kesehariannya maupun mengajinya.

Kitab kuning, Fikih, Nahwu dan hafalan al-Qur’an menjadi bagian penting pada pondok pesantren Darul Muttaqien. Selama keberadaannya pesantren ini telah meluluskan ratusan santriwan/santriwati. Adapun kitab-kitab yang dipelajari di Pondok Pesantren Darul Muttaqien di antaranya adalah: Fikih : Safinatunnajah, Riyadul Badi’ah, Fathul Qorib, Fathul Mu’in,

(47)

Tafsir: Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Jalalain, Nahwu: Jurumiyah, Al Imrithi, Qowaidul Ikrob, Sorof, Alfiah, Tasawuf : Al Hikam, Ihya Ulumiddin, Akhal : Akhlakuk Banin, Wasoya dan Taklimul Mutallim. Adapun kegiatan ektrakulikuler di Pondok Pesantren Darul Muttaqien adalah Khitobah, Bela Diri, Khadroh, Lalaran, Hafalan Nadoman, Yasinan.

Pondok pesantren darul muttaqqien terletak di daerah pedesaan lebih tepatnya di Desa Pauh Menang RT. 02 RW. 02 Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin, Jambi, yang mana daerah ini cukup bersahaja dan nyaman bagi para santri untuk belajar di pondok. Bahkan hingga saat ini pondok pesantren ini juga sudah membangun sekolah untuk para santri, jadi para santri tidak hanya mengaji di pondok pesantren akan tetapi juga bersekolah pada pagi hari hingga siang harinya.

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Muttaqien 1. Visi Salafiyah

Terwujudnya insan yang religius, cerdas, berakhlakul karimah, kompetitif dan berwawasan luas

2. Misi Salafiyah

a) Menyelenggarakan Proses Pendidikan yang berorientasi pada kualitas yang akan menghasilkan santri yang religius dan cerdas

(48)

34

b) mengembangkan pola kerja Pondok Pesantren yang berbasis pada manajemen yang profesional agar diperoleh santri yang mandiri, kompetitif, dan berwawasan luas.

c) Membentuk kader penerus perjuangan yang berkesinambungan yang dapat mengantarkan santri memahami al-Qur'an, Hadits, dan Kitab-kitab kuning.

4. Struktur organisasi Pondok Pesantren Darul muttaqien

Organisasi adalah kumpulan orang-orang didalam suatu wadah yang mempunyai tujuan bersama namun memiliki tugas, wewenang dan kewajiban yang berbeda. Organisasi memliki kegunaan dan fungsi dalam bidangnya masing-masing, seperti pengasuh, bendahara, sekretaris, tata usaha dll. Maka dari itu perlulah suatu organisasi memiliki program kerja yang jelas agar tergambar jelas tujuan dari organisasi tersebut. Adapun bentuk struktur organisasi Pondok Pesantren adalah sebagai berikut:

(49)

5. Informasi umum guru pondok pesantren darul muttaqien

Guru merupakan orang tua kedua bagi para murid setelah orang tua kandung, guru pondok pesantren darul muttaqien memiliki hak dan kewajiban kepada para murid untuk mengajar, membimbing dan memberi tauladan kepada murid agar terlaksananya tujuan dari pendidikan itu sendiri, terlebih lagi menjadi guru pondok pesantren karna tidak hanya mengajar di kelas saja tapi juga menjaga hampir 24 jam agar para santri tetap terjaga dan tetap belajar.

(50)

36

Menurut bapak ma’ruf tri sutrisno selaku guru ilmu sharaf di pondok pesantren darul muttaqien, guru merupakan suri tauladan, selain menyampaikan ilmu itu sendiri, guru tidak hanya mengajarkan dan membagi ilmunya kepada murid, akan tetapi juga menjadi teladan, karna guru itu digugu dan ditiru, karna suatu ilmu apalagi ilmu agama perlu yang namanya contoh dan praktek.

Tabel 1 : Nama-nama guru di Pondok Pesantren Darul Muttaqien No Nama

1. K.H. M. Sholikhin 2. Hj, Sri Suniyah

3.` Ustadz M. Soyan Arif S.Kom, MM 4. Ustadz Sugiyanto S.Pdi

5. Ustadzah Siti Mardiyah SE, Sy 6. Ustad abdul karim

7. Ustadz ma’ruf tri sutrisno

6. Informasi umum santri Pondok Pesantren darul muttaqien

Diperhatikan secara umum dalam perkembangan santri dalam mempelajari ilmu sharaf, maka santri sudah memenuhi hak dan kewajibannya sebagai murid. Seperti diajarkan, dididik, diarahkan, diberi perhatian, serta memiliki akhlak yang baik. Santri pondok pesantren darul muttaqien memiliki kewajiban untuk

(51)

mematuhi peraturan yang sudah tertulis di pondok pesantren darul muttaqien.

Pada masa yang seperti ini, para santri dituntut untuk mampu memahami dalam pembelajaran terkhususnya dalam ilmu agama, dan juga bahasa arab pun juga merupakan bagian dari ilmu agama itu sendiri, yang mana kita ketahui kitab pedoman umat islam yaitu al-qur’an menggunakan bahasa arab, sehingga santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien diminta untuk mempelajari cabang dari ilmu bahasa arab salah satunya ilmu sharaf.

Di Pondok pesantren darul muttaqien santrinya tidak hanya diminta untuk mengaji saja tapi juga diminta untuk memiliki skill dalam bidang lain sehingga pondok pesantren darul muttaqien memiliki kegiatan ekstrakurikuler seperti pidato, volly, hadroh, pramuka, pencak silat, seni baca al qur’an, kaligrafi. Dibidang ektrakulikuler ini santri diminta untuk mengasah skill atau kemampua nya untuk menunjunjukkan minat dan bakat mereka.

Pada sehari-seharinya belajar santri, santri menggunakan pakaian :

 Laki-laki : menggunakan kemeja, sarung dan peci hitam

 Perempuan : menggunakan baju putih, rok hitam dan jilbab hitam

Namun untuk alat belajarnya mereka diharuskan membawa kitab dan alat tulis untuk menunjang proses belajar pembelajaran mereka.

(52)

38

Tabel 2 : Nama-nama Santri tahun ke- 4 PPs darul muttaqien NO Nama

1. Muhammad Alamsyah 2. Fahrun Nadhir

3. Muhammad Mufi Munarul Hidayat 4. Dina Naila Munawaroh

5. Asna Inayah

Tabel 3 : Jadwal pelajaran santri Pondok Pesantren Darul muttaqien

7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darul Muttaqien

Saran dan prasarana memiliki peranan penting dalam menunjang proses belajar mengajar anak karena sarana dan prasana merupakan wadah atau alat agar tetap terlaksanakan proses belajar mengajar secara lancar tanpa hambatan.

Maka dari untuk mendukung kelancaran serta kenyamanan dalam setiap aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar maka mestilah didukung dengan segala sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Muttawien, yaitu sebagai berikut:

No Hari Waktu

1. Hari Senin s.d. Kamis 07.00 - 08.30 2. Hari Sabtu Dan Minggu 07.00 – 08.30

(53)

Tabel 4 : Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darul muttaqien No Nama

Barang

Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Sumber Dana Pembelian

Kondisi

Barang Ket B RR RB

1 Meja Guru 6 Buah 2020 Yayasan 6

2 Kursi Siswa

120

Buah 2020 Yayasan 120

3 lemari kantor 1 Buah 2019 BOS 1

4 Papan Tulis 8 Buah 2019 BOS 6 2

5

Papan

Pengumuman 1 Buah 2021 BOS 1

6

Pc dan

Monitor 4 Buah 2019, 2020 BOS 3 1

7 Printer 1 Buah 2019 BOS 1

8 Laptop 1 Buah 2015

Bantuan

Kemenag 1

9 Keyboard 4 Buah 2020 BOS 4

10 Router 1 Buah 2020 BOS 1

11 Hub 1 Buah 2020 BOS 1

12

Gambar

Presiden 1 2018 Yayasan 1

13

Gambar Wakil

Presiden 1 2018 Yayasan 1

14

Gambar

Pancasila 1 2018 Yayasan 1

15 Jam Dinding 1 2017 Yayasan 1

16

Bendera

Merah Putih 3 2016 Yayasan 3

17 Lemari Arsip 1 2015 Yayasan 1

18 Kipas Angin 1 2016 Yayasan 1

19

Tang

Crimping 1 2020 BOS 1

20 Mouse 4 2020 BOS 1

21 Jairngan Wifi

2

MBPS 2021 BOS

Ket : B = Baik

RR = Rusak Ringan RB = Rusak Berat

(54)

40

B. TEMUAN PENELITIAN

1. Proses penggunan metode pembelajaran ilmu sharaf dalam tahsrif istilahi yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Muttaqien

a. penggunan metode pembelajaran ilmu sharaf dalam tahsrif istilahi yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Muttaqien

Berdasarkan observasi Pasif bersama bapak ma’ruf tri sutrisno selaku guru ilmu sharaf di pondok pesantren Darul Muttaqien, bahwa Pondok Pesantren Darul Muttaqien dalam pembelajaran ilmu sharaf saat di kelas menggunakan pembelajaran satu arah yaitu dari guru terhadap murid, Ustdaz menjelaskan keseluruhannya dan Santri mendengarkan setiap materi yang dijelaskan oleh ustadz. Metode pembelajaran merupakan cara untuk mempermudah dalam mentransfer mata pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, dengan mengetahui metode pembelajaran yang akan diterapkan tentu menjadikan sebuah pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan wawancara bersama bapak ma’ruf tri sutrisno selaku guru ilmu sharaf di Pondok Pesantren Darul Muttaqien, di pondok pesantren darul muttaqien ini menggunakan pedoman qawaid sehingga dapat mempermudah para santri untuk mempelajari dan memahami, adapun buku pedoman yang

(55)

digunakan untuk mempelajari ilmu sharaf ialah kitab amtsilah tashrifiyah.

Dalam meningkatkan kemampuan menghafal tashrif istilahi, pihak pondok tidak hanya mengajarkan mereka di kelas saja tapi juga menerapkan murajaah hafalan atau pengulangan bacaan yang biasa disebut dengan taqrar dan taqrar ini dilakukan bersama dan berkelompok, yang mana taqrar ini dilakukan setiap malam oleh pihak pondok itu sendiri. Dan dari hasil wawancara bersama santri, para santri merasakan bahwa kegiatan itu membuat jadi lebih mudah dalam menghafal, karna menghafal bersama teman-teman sehingga bisa lebih santai dan tidak tegang dikarenakan para santri menghafal dan membaca bersama sesama mereka sehingga tidak ada rasa canggung antar sesama mereka dalam menghafal dan membaca

b. Kendala dalam menghafal tahsrif istilahi di Pondok Pesantren Darul Muttaqien

Dalam suatu proses belajar mengajar mestilah memiliki kendala yang berbeda-beda, termasuk juga dalam meningkatkan kemampuan menghafal tashsrif istilahi itu sendiri. Kendala adalah sesuatu yang terjadi dalam belajar mengajar sehingga menjadi penghambat, pencegah atau penghalang bagi seseorang untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan mereka. Setelah wawancara bersama bapak ma’ruf tri sutrisno selaku guru ilmu

(56)

42

sharaf dan wawancara bersama para santri yang belajar ilmu sharaf, Berikut ialah beberapa kendala yang terjadi dalam menghafal tashrif istilahi dalam pembelajaran ilmu sharaf :

Biasanya penghambat dalam menghafal tashrif istiliahi ialah karna adanya beberapa perbedaan antara waazan dengan mauzun, sehingga harus benar-benar dihafal dan perlunya pengulangan berkali-kali, sebagai contoh ialah ُلُعْفي - َلَعَف- ًلاعف (Fa’ala-yaf’ulu-fa’alan) adapun dari mauzun yang berbeda ialah seperti َبَتَك – ُبُتْكَي - ًةَباَتِك (Kataba-yaktubu-kitabatan). Kemudian penghambat lain santri dalam menghafal ialah keaktifan santri dalam belajar, walaupun sudah ada keaktifan santri sudah bagus dalam kehadiran di kelas namun masih perlunya peningkatan agar tetap baik dan bagus dalam menghafal tashrif istilahi itu sendiri.

Penghambat selanjutnya bagi santri ialah jika ada perubahan dalam huruf i’lal sehingga perlunya penghafalan lebih sering agar dapat dihafal dengan baik oleh para santri sebagai contoh َدَع َو terdapat huruf i’lal yaitu huruf wawu, namun di fi’il mudhari’ nya yaitu ُدِعَي tidak terdapat huruf i’lal wawu nya lagi yang mana bentuk sebelum dihilangkan huruf i’lal nya ialah ُدِعوَي.

(57)

Kemudian kendala yang sering terjadi dan mendasar ialah susahnya mengingat dalam menghafal, hal ini biasanya sering terjadi terkhususnya juka materi menghafal apapun itu termasuk juga menghafal tashrif istilahi. Adapun kendala selanjutnya ialah seringnya santri malas dan sakit sehingga menggnggu aktivitas dalam kelancaran belajar mengajar itu sendiri.

c. Langkah-langkah metode think pair share di Pondok Pesantren Darul Muttaqien dalam meningkatkan kemampuan memghafal tashrif istilahi

Penerapan metode think pair share dalam meningkatkan kemampuan menghafal tashrif istilahi santri Pondok Pesantern Darul Muttaqien tentu terdapat langkah-langkah dalam pengajaranmya tersebut yaitu sebagai berikut :

Langkah 1 : Berpikir (think)

Di langkah pertama ini, guru menjelaskan satu demi satu materi disampaikan di kelas, sehingga para santri dapat memikir materi dan memahami materi yang sudah disampaikan oleh guru di depan, peran guru disini hanya alat bantu, agar para santri memahami dan bisa menghafal materi ilmu sharaf yang disampaikan.

(58)

44

Langkah 2 : Berpasangan (pair)

Dilangkah kedua ini guru dan peneliti akan membagikan kelompok kepada para santri, dikarnakan santri yang mempelajari ilmu sharaf hanya terdapat 5 orang, maka kelompok ini hanya di bagi 2 kelompok, yaitu kelompok laki- laki berjumlah 3 orang dan kelompok perempuan berjumlah 2 orang.

Langkah 3 : Berbagi (share)

Dilangkah ketiga ini kelompok yang sudah dibagikan tadi, para santri saling berbagi dan membantu materi tadi agar lancar dalam menghafal, para santri saling menyimak bacaan tashrif istilahi nya agar semakin fasih mereka dalam menghafalnya. Dan dilanjutkan lagi pada malam hari pada saat kegiatan taqrar secara bersama-sama

2. penggunaan metode think pair share dalam peningkatan kualitas kemampuan menghafal tashrif istilahi

a. Dampak penggunaan metode think pair share dalam peningkatan kaualitas kemampuan menghafal tashrif istilahi

Dalam suatu penggunaan metode pembelajaran pastilah ada efek tersendiri, dalam hal ini peneliti mewawancarai para santri yang mempelajari ilmu sharaf, di antara nya dampak yang mereka dalam

Gambar

Tabel 1 : Nama-nama guru di Pondok Pesantren Darul Muttaqien  No  Nama
Tabel 2 : Nama-nama Santri tahun ke- 4 PPs darul muttaqien  NO  Nama
Tabel 4 : Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darul muttaqien  No  Nama  Barang  Jumlah Barang  Tahun  Pengadaan   Sumber Dana  Pembelian   Kondisi  Barang   Ket  B  RR  RB

Referensi

Dokumen terkait

Junaidi,

Temuan pada jasa restoran dalam penelitian ini mengonfirmasi temuan Arora dan Singer (2006) pada bisnis restoran yang menyatakan bahwa konsumen akan merekomendasikan penyedia

2013 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan

Pola dengan warna oranye – ungu yang mempunyai nilai resistivitas lebih dari 389 Ω m dinterpretasikan sebagai lava dengan kondisi segar, dengan pola penyebaran secara

 Moda transportasi utama yang digunakan responden untuk melakukan perjalanan adalah mayoritas sepeda motor, diikuti oleh angkot, dan mobil pribadi dengan persentase

Itulah sebabnya, memandang wajah Ping bagaikan menyelami riwayat yang panjang. Gaya sastra atau lebih spesifik gaya tipografi puisi memang sempat digunakan beberapa kali

Orang pertama yang memimpin pengajian Tarekat Naqsyabandiyah di Surau Desa Rimba Melintang dan sekaligus Mursyid Utama/ Tuan Guru adalah Syekh H. Syekh Muhammad Yusuf

Bahwa pernah pada saat PARA PENGGUGAT menghadap pihak Kepala Desa Tarajusari (TURUT TERGUGAT II) bermaksud untuk membuat surat- surat warkah dan membaliknamakan atas nama Ahli