• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan. Wanita sebagai konsumen utama dalam menggunakan produk. kecantikan memiliki keinginan membeli yang tinggi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kecantikan. Wanita sebagai konsumen utama dalam menggunakan produk. kecantikan memiliki keinginan membeli yang tinggi."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini produk-produk kosmetik sudah sangat meningkat karena kecantikan merupakan modal dasar bagi wanita modern yang senantiasa ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Banyak cara yang dapat dilakukan wanita dalam upaya untuk mencapai kecantikan yang diinginkan, salah satunya dengan menggunakan produk kecantikan. Wanita sebagai konsumen utama dalam menggunakan produk kecantikan memiliki keinginan membeli yang tinggi.

Ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini produk kecantikan dan kosmetika telah mengalami banyak perubahan melalui inovasi-inovasi baru yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis kosmetik yang beredar di pasar, baik yang diproduksi dalam negeri maupun luar negeri. Keberagaman produk kecantikan yang ada di pasar, ternyata mempengaruhi sikap seseorang

(2)

dalam memilih produk kecantikan yang sesuai dengan kondisi kulitnya dan tidak memiliki resiko atau efek yang berbahaya bagi kesehatan kulit.

Usaha bisnis kosmetik memberi peluang untuk mendapatkan keuntungan yang menggiurkan. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada tahun 2012 naik sekitar 14% yaitu Rp 9,76 triliun dibanding tahun 2011 Rp 8,5 triliun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian. Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) memperkirakan tahun 2013 penjualan kosmetik tumbuh hingga Rp 11,22 triliun, naik 15% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 9,76 triliun. Nilai industri kosmetik mencapai USD 5 milliar dengan pertumbuhan rata- rata per tahun sebesar 12%. (kemenperin.go.id diakses pada tanggal 25 September 2015).

Produk lipstik saat ini sangat bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan dan manfaatnya terhadap konsumen sehingga perusahaan harus memahami kebutuhan wanita Indonesia. Warna-warna seperti apa yang disukai wanita Indonesia, karena Indonesia terdiri dari banyak suku, selera dan warna kulit yang berbeda sehingga Oriflame memproduksi banyak pilihan warna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda. Selain itu jenis lipstiknya tersedia dalam berbagai fungsi dan kebutuhan konsumen seperti mate, glossy, long lasting, pure color dan sebagainya. Kinerja lipstik Oriflame 2010 ke 2011 cukup signifikan pertumbuhannya kurang lebih 30%. (majalah SWA diakses pada tangaal 11 Oktober 2015).

Salah satu perusahan Multi Level Marketing (MLM) yang berusaha menciptakan merek yang positif, kualitas produk, serta harga yang kompetitif

(3)

adalah PT Orindo Alam perintis industri pemasaran jaringan (MLM) dan memadukan kekuatan dengan Direct Selling. Visinya adalah menjadi terkenal diseluruh Asia dan tetap menjadi leader di bidang MLM dengan membangun member yang berkelanjutan. Mengingat pentingnya pengelolaan sebuah merek, kualitas produk, serta harga yang kompetitif. PT. Orindo Alam Ayu senantiasa memperbaharui 30% produk sebelumnya, selalu mengedepankan inovasi dan kreativitas, memperhatikan kualitas produknya, memiliki harga yang murah jika kita ingin bergabung menjadi member Oriflame, melakukan Quality Control serta tetap menjaga image produk agar tetap unggul dalam persaingan dan dapat mempertahankan kepuasan dan loyalitas pelangannya. Ditengah-tengah banyaknya perusahan yang sejenis yang menawarkan produknya dipasaran.

Terdapat berbagai merek MLM yang beredar di kalangan Konsumen saat ini, antara lain: Wellys, Multicare, Tiens, Capriasi, Amway dan Sophie Marthin.

Berdasarkan hasil survei Indonesia Customer Satisfaction Award 2011 produk kosmetik Oriflame berada di peringkat 8 dan kini meningkat berada di posisi kedua. Merek kosmetik yang dijual secara langsung (direct selling) ini menggunakan kekuatan konsultannya, demikian para direct seller disebut sebagai ujung tombak penjualan. Sebagai produk asal Swedia, Oriflame cukup agresif menggarap pasar Indonesia. Dalam 1 sampai 2 tahun terakhir pihak Oriflame banyak melakukan perubahan internal baik itu dari segi produknya, marketing, posisi harga yang tepat dan penawaran-penawaran menarik bagi para konsultan.

(Majalah SWA diakses pada tanggal 11 Oktober 2015).

(4)

Berdasarkan hasil survey pendahuluan peneliti, melalui pengamatan dan wawancara singkat, produk kecantikan merek Oriflame merupakan salah satu produk kecantikan yang cukup terkenal dan melekat di benak penggunanya.

Keunggulan yang membuat produk ini disukai oleh pelanggan adalah kualitas yang baik, telah teruji di lebih 57 negara selama lebih 40 tahun, kemasannya yang unik serta dapat di daur ulang dan harga yang terjangkau (barang impor, harga lokal) merupakan kecenderungan orang untuk menggunakan atau bahkan menjadi beralih dari merek lainnya ke merek Oriflame. (sumber: majalah Harper’s Bazaar Indonesia diakses pada tanggal 24 Oktober 2015).

Tingginya persaingan kosmetik lipstik mendorong para pengusaha kosmetik lipstik untuk melakukan berbagai cara agar mampu bersaing. Para pengusaha harus mampu melakukan strategi yang baik untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Oriflame saat ini adalah perusahaan kosmetik dengan perkembangan tercepat di dunia.

Oriflame memiliki berbagai jenis pilihan produk yaitu make-up, skin care, body care, hair, accesories dan dare to be, dengan adanya pilihan produk ini

konsumen dapat memilih produk sesuai keinginan dan kebutuhan. Oriflame memiliki image yang positif, selain karena kualitas produknya yang bagus, serta harga yang dapat dijangkau oleh kalangan remaja, memakai produk Oriflame juga menimbulkan kesan tersendiri bagi pemakainya. Sebagai konsumen dari kalangan anak muda, memakai produk Oriflame menimbulkan kesan modern dan menimbulkan prestise bagi mereka sehingga dapat menjadi merek kosmetik yang terfavorit dan berkualitas di benak konsumen.

(5)

Salah satu produk kosmetik Oriflame yang populer adalah lipstik. Berikut data rating untuk produk lipstik dalam Top Brand Award :

Tabel 1.1

Rating Produk Lipstik Dalam Top Brand Award

Merek TBI 2013 TBI 2014 TBI 2015 Kategori

Revlon 16,6% 12,6% 12.8%

TOP 2013 TOP 2014 TOP 2015

Pixy 10,8% 7,8% 7.7% TOP 2013

Viva 8,3% 8,2% -

Mirabella 8,2% 6,6% -

Sariayu 8,0% 9,2% 7.6%

Oriflame 7,4% 9,0% 11.0% TOP 2015

Maybelline 6,8% - -

Wardah 4,5% 13,0% 14.9% TOP 2014

TOP 2015

La Tulipe 4,2% 5,3% 7.3%

Red-A 3,4% - -

Sumber : www.topbrand-award.com

Pada tabel 1.1, terlihat bahwa pada tahun 2013 Oriflame menduduki peringkat 6 dengan top brand index sebesar 7,4%, pada tahun 2014 menduduki peringkat 4 dengan top brand index sebesar 9,0%, sedangkan pada tahun 2015 menduduki 3 dengan top brand index sebesar 11,0%. Dari berbagai jenis produk kosmetik Oriflame, lipstik Oriflame berhasil masuk dalam Top Brand Award. Hal ini menunjukkan bahwa Oriflame mampu bersaing dengan pesaing-pesaingnya yang bergerak di bidang yang sama yaitu kosmetik. Para pesaing Oriflame lainnya melakukan penjualan produknya dengan berbagai macam strategi seperti penjualan di toko-toko, sedangkan Oriflame hanya melakukan penjualan dengan direct selling yaitu dengan Multi Level Marketing. Hal ini menunjukkan kemampuan bersaing Oriflame dalam hal citra merek.

(6)

Konsumen menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting ketika ingin membeli suatu produk. Ditinjau dari sisi konsumen, merek mempermudah pembelian. Bila suatu produk tidak memiliki nama tersendiri, maka konsumen harus mengevaluasi semua produk sebelum melakukan pembelian. Merek juga membantu meyakinkan konsumen agar mendapatkan produk yang berkualitas. Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan karena dapat dengan mudah dikenal ketika diperlihatkan atau ditempatkan dalam suatu display. Selain itu juga dapat digunakan sebagai perbandingan harga suatu

produk. Kotler (2005:82) mendefinisikan merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.

Pengelolaan dan pengembangan suatu merek sangat penting karena memiliki makna tersendiri pada suatu produk. Merek mengandung nilai-nilai yang bersifat intangible, emosional, keyakinan, harapan dengan persepsi pelanggan (Rangkuti 2008). Nilai-nilai tersebut didasari oleh banyak aspek, baik aspek rasional, financial, maupun aspek emosional. Secara rasional, konsumen percaya bahwa merek tertentu bisa memberikan jaminan kualitas, dan secara emosional merek tersebut dianggap menjaga atau meningkatkan citra dan gengsi penggunanya.

Jaminan kualitas juga menentukan perilaku pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Kualitas biasanya berhubungan dengan manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu produk. Kotler dan Amstrong (2008:272) mengemukakan

(7)

kualitas produk adalah karakteristik produk dan jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan atau fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan pada produk, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkus). Peningkatan kualitas produk perlu dirasakan sehingga produk perusahaan semakin lama semakin tinggi kualitasnya.

Berikut merek-merek lipstik yang berkualitas : Tabel 1.2

Merek Lipstik yang Berkualitas

No Merek

1. YSL (Yves Saint Laurent)

2. Clinique

3. Givenchy

4. Elizabeth Arden

5. MAC

6. Make Up For Ever

7. Sisley

8. Revlon

9. Loreal

10. Oriflame

Sumber : www.wolipop.detik.com

Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa produk lisptik Oriflame merupakan salah satu produk yang berkualitas. Hal ini akan membuat konsumen lebih percaya akan lipstik dari produk Oriflame.

Strategi penetapan harga juga sangat penting untuk dilakukan oleh perusahan. Penetapan harga adalah permasalahan yang dihadapi banyak eksekutif pemasaran dan banyak perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345), harga adalah jumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Apabila harga suatu produk di suatu toko

(8)

dengan kualitas sama lebih rendah dibandingkan dengan toko lain, maka konsumen akan memilih berbelanja ke toko yang menawarkan harga lebih murah, hal ini tentu akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk tersebut. Menurut Sciffman dan Kanuk (2008:485), keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau beberapa alternatif pilihan keputusan dalam pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Dengan mempertimbangkan harga produk lipstik Oriflame menawarkan harga yang dapat dikatakan terjangkau oleh konsumen.

Untuk membuktikan bahwa harga jual produk lipstik oriflame lebih rendah dibandingkan dengan merek lain, dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini :

Tabel 1.3

Perbandingan Harga Lipstik Menengah ke Bawah

Lipstik Harga Kualifikasi

Oriflame Rp35.000,- Pure colour (mengandung

pelembab, kandungan minyak sedikit)

Wardah Rp35.000,- Lipstik matte (tidak

membuat bibir kering)

La Tulipe Rp40.000,- Lipstik matte

(melembabkan bibir)

Pixy Rp37.000,- Glam lasing lipstik

(melembabkan bibir)

Mirabella Rp40.000,- Matte lipstik (tidak

mengkilat, tahan lama) Sumber: www.id.oriflame.com , www.wardahbeauty.com , www.latulipe.id.com , www.pixy.co.id , www.mirabella.cosmetik.com

Berdasarkan data harga pada tabel 1.3 di atas, lipstik Oriflame memiliki harga yang cukup terjangkau. Perbedaan harga dapat menjadi salah satu faktor

(9)

yang dipertimbangkan konsumen saat konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian.

Dalam penelitian ini, mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian yang sejenis sebagai acuan untuk peneliti dalam melakukan penelitian serta sebagai bukti pendukung hasil penelitian. Nurlisa dan Fivi (2013) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh harga, kualitas produk, dan citra merek terhadap keputusan pembelian kecap manis merek Bango (studi kasus pada ibu rumah tangga di Komplek Villa Mutiara Johor II dan Taman Johor Mas.”

Dari hasil penelitiannya menunjukkan variabel harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kecap manis merek Bango pada ibu rumah tangga di Komplek Villa Mutiara Johor II dan Taman Johor Mas.

Kholitaful, Patriciana, dan Leonardo (2015) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, harga produk dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian lampu philips LED (studi pada konsumen Berlian Electrindo di Kabupaten Kudus).” Hasil penelitiannya adalah kualitas produk, kualitas pelayanan, harga produk, dan kepercayaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian lampu Philps LED pada konsumen Berlian Electrindo di kabupaten Kudus.

Hendra dan Idris (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh kualitas produk, citra merek, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian mobil jenis MPV merek Toyota Kijang Innova di Semarang.” Hasil penelitiannya adalah Kualitas produk, citra merek, harga, dan promosi berpengaruh positif dan

(10)

signifikan terhadap keputusan pembelian mobil jenis MPV merek Toyota Kijang Innova di Semarang.

Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka peneliti ingin meneliti seberapa besar pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian, dari semua fenomena di atas maka judul penelitian yang diambil berjudul “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap Proses Keputusan Pembelian Lipstik Oriflame di Palembang”.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh citra merek produk lipstik oriflame terhadap keputusan pembelian konsumen?

2. Bagaimana pengaruh kualitas produk lipstik oriflame terhadap keputusan pembelian konsumen?

3. Bagaimana pengaruh harga produk lipstik oriflame terhadap keputusan pembelian konsumen?

4. Bagaimana pengaruh citra merek, kualitas produk, dan harga lipstik Oriflame secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis memiliki tujuan dalam melakukan penelitian skripsi ini, yaitu :

(11)

1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen.

4. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk, dan harga secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Penulis

Untuk memperdalam teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan, serta dapat mengetahui keinginan para konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, terutama peneliti yang memiliki topik yang sama dan dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam menerapkan teori pemasaran yang telah dipelajari selama studi di perguruan tinggi.

(12)

3. Bagi Perusahaan Lipstik Oriflame

Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan bahan acuan tentang bagaimana faktor-faktor tertentu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian yaitu pengertian pemasaran dan manajemen pemasaran, bauran pemasaran, produk, citra merek, kualitas produk, harga, keputusan pembelian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan yang terdiri dari jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, jenis data penelitian, teknik pengumpulan data, variabel operasional, dan teknik analisis data penelitian.

(13)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi hasil penelitian yang menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, karakteristik responden, hasil analisis data, pembahasan hasil analisis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan ditarik kesimpulan atas masalah yang dibahas pada bab sebelumnya, keterbatasan dalam penelitian, dan memberikan saran yang dapat digunakan pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Kuku terdiri dari lempeng kuku (nail plate), lipatan kuku lateral dan proksimal, hiponikium, bantalan kuku (nail bed) dan matriks.. Matriks dan bantalan kuku membantu

Parameter yang divariasikan pada model yang digunakan adalah jarak antara silinder yang menggunakan helical strakes dengan splitter plate (G) dan lebar

Suatu penelitian tidak akan pernah merupakan hasil yang bersifat final yang tak dapat diganggu gugat lagi Hasil penelitian seseorang harus tunduk pada penelitian orang lain

Keseimbangan labil : Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “

Oleh karena itu, yang menjadi syarat dapat ditempuhnya upaya hukum luar biasa adalah sangat materiil atau substansial dan syarat yang sangat mendasar adalah

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Menurut pendapat Setiati dkk, (2014) bahwa Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan dari kinerja ginjal secara bertahap dan