• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan sikap bagi wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri atau dikenal dengan istilah SADARI untuk mencegah deteksi dini kanker payudara yang masih menjadi penyumbang banyak kematian wanita di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan intervensi, dimana masing-masing kelompok berjumlah 30 responden. Subyek penelitian diperoleh secara acak dengan menggunakan undian. Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan dengan mengundi masing-masing nama mahasiswa yang telah sebelumnya telah ditulis pada gulungan kertas yang kemudian diambil satu persatu dari kertas undian nama mahasiswa. Perolehan undian pertama, oleh peneliti dijadikan sebagai kelompok intervensi, sedangkan perolehan undian kedua dijadikan sebagai kelompok kontrol.

Perolehan undian ketiga dijadikan sebagai kelompok intervensi, undian keempat sebagai kelompok kontrol, dan seterusnya sampai pada urutan ke-30 pada masing-masing kelompok.

Pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang dilakukan pada mahasiswi Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta menggunakan metode ceramah dan diskusi menggunakan beberapa tahap antara lain :

(2)

commit to user

a. Setelah menyelesaikan administrasi izin penelitian, dilanjutkan studi pendahuluan mengkaji informasi tentang permasalahan dan data yang perlu dimasukkan ke dalam kuesioner, tempat dan waktu pelatihan, jumlah kelompok masing-masing kelompok adalah 30 responden.

b. Melakukan pretest melalui angket untuk mengetahui kemampuan awal responden tentang materi pengetahuan dan sikap tentang SADARI untuk deteksi dini kanker payudara dan hasil pretest dikumpulkan. Pelaksanaan pretest dilakukan sebelum perlakuan penyuluhan kesehatan selama kurang

lebih 30 menit di masing-masing kelompok. Pretest dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2013.

c. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan metode ceramah dan diskusi dilaksanakan tanggal 24 Mei 2013, diberikan materi yang sama tentang SADARI. Sebelum dimulai, dijelaskan rencana pembelajaran yang akan disampaikan dan dijelaskan mengenai pelaksanaan metode pembelajaran.

d. Langkah berikutnya melakukan postest yang dilakukan setelah 15 hari dari pelaksanaan penyuluhan kesehatan yaitu tanggal 8 Juni 2013 dengan angket yang sama waktu sebelum perlakuan (pretest) sebagai pengumpulan data untuk mengetahui peningkatan nilai sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (postest).

e. Tahap akhir setelah data terkumpul kemudian dilakukan editing dan coding serta dilanjutkan entry data untuk dianalisis sebagai laporan penelitian.

(3)

commit to user 2. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel penyuluhan kesehatan (metode ceramah dan diskusi) serta pengetahuan tentang SADARI sedangkan variabel terikatnya adalah sikap mahasiswi tentang SADARI.

a. Distribusi frekuensi pengetahuan sebelum penyuluhan

Hasil distribusi frekuensi pretest pengetahuan kelompok intervensi (diskusi) dan kelompok kontrol (ceramah) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kesehatan

Metode N Mean Standar Deviasi Minimum Maksimum

Ceramah 30 14,17 3,25 9,00 21,00

Diskusi 30 15,83 3,53 10,00 22,00

Sumber : Data primer, Juni 2013

Tabel 4.1 di atas menunjukkan distribusi dari 30 sampel mahasiswi.

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah diperoleh rata-rata sebesar 14,17 dengan standar deviasi sebesar 3,25.

Rata-rata pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi diperoleh rata-rata sebesar 15,83 dengan standar deviasi sebesar 3,53.

Gambar berikut ini menunjukkan distribusi frekuensi pengetahuan sebelum penyuluhan kesehatan metode ceramah dari 30 mahasiswi yang disajikan dalam histogram.

(4)

commit to user

Gambar 4.1 Histogram Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kesehatan Metode ceramah

Gambar 4.1 menunjukkan pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah memiliki rerata sebesar 14,17 dan standar deviasi sebesar 3,25.

Distribusi frekuensi pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan metode diskusi dari 30 mahasiswi disajikan dalam bentuk histogram berikut ini.

Gambar 4.2 Histogram Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kesehatan Metode Diskusi

(5)

commit to user

Gambar 4.2 menunjukkan pengetahuan sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi memiliki rerata sebesar 15,83 dan standar deviasi sebesar 3,53.

Hasil penelitian tentang pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan melalui metode ceramah dan metode diskusi dalam bentuk bloxplot disajikan dalam gambar berikut :

Gambar 4.3 Boxplot Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dan Diskusi

Gambar 4.3 menunjukkan skor pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah yang terendah adalah 9, skor tertinggi 21 dengan median 14, sedangkan skor pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi yang terendah adalah 10, skor tertinggi 22 dengan median 16,5.

(6)

commit to user b. Distribusi frekuensi sikap sebelum penyuluhan

Hasil distribusi frekuensi pretest sikap kelompok intervensi (diskusi) dan kelompok kontrol (ceramah) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Metode N Mean Standar Deviasi Minimum Maksimum

Ceramah 30 76,80 2,71 71,00 81,00

Diskusi 30 83,26 4,99 70,00 91,00

Sumber : Data primer, Juni 2013

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi dari 30 sampel mahasiswi. Data tersebut menunjukkan bahwa sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah diperoleh rata-rata sebesar 76,80 dengan standar deviasi sebesar 2,71. Sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi diperoleh rata-rata sebesar 83,26 dengan standar deviasi sebesar 4,99.

Gambar berikut adalah distribusi frekuensi sikap sebelum penyuluhan kesehatan metode ceramah dari 30 mahasiswi disajikan dalam histogram.

Gambar 4.4 Histogram Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah

(7)

commit to user

Gambar 4.4 menunjukkan sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah memiliki rerata sebesar 76,80 dan standar deviasi sebesar 2,71.

Distribusi frekuensi sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan metode diskusi dari 30 mahasiswa disajikan dalam bentuk histogram berikut ini.

Gambar 4.5 Histogram Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Metode Diskusi

Gambar 4.5 menunjukkan sikap sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi memiliki rerata sebesar 83,26 dan standar deviasi sebesar 4,99.

Hasil penelitian tentang sikap mahasisiswi tentang SADARI sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan melalui metode ceramah dan metode diskusi dalam bentuk bloxplot disajikan dalam gambar sebagai berikut :

(8)

commit to user

Gambar 4.6 Boxplot Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dan Diskusi

Gambar 4.6 menunjukkan skor sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah yang terendah adalah 71, skor tertinggi 81 dengan median 76, sedangkan skor sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi yang terendah adalah 70, skor tertinggi 91 dengan median 83,50

c. Distribusi frekuensi sikap setelah penyuluhan

Hasil distribusi frekuensi postest sikap kelompok intervensi (diskusi) dan kelompok kontrol (ceramah) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Setelah Penyuluhan Kesehatan Metode N Mean Standar Deviasi Minimum Maksimum

Ceramah 30 78,13 4,09 71 88

Diskusi 30 87,90 4,90 80 98

Sumber : Data primer, Juni 2013

(9)

commit to user

Tabel 4.3 di atas menunjukkan distribusi dari 30 sampel mahasiswi.

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata sikap mahasiswi tentang SADARI setelah penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah diperoleh rata-rata sebesar 78,13 dengan standar deviasi sebesar 4,09. Rata-rata sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi diperoleh rata-rata sebesar 87,90 dengan standar deviasi sebesar 4,90.

Gambar berikut menunjukkan distribusi frekuensi sikap setelah penyuluhan kesehatan metode ceramah dari 30 mahasiswi yang disajikan dalam histogram.

Gambar 4.7 Histogram Sikap Setelah Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah

Gambar 4.7 menunjukkan sikap mahasiswi tentang SADARI setelah penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah memiliki rerata sebesar 78,13 dan standar deviasi sebesar 4,09.

(10)

commit to user

Distribusi frekuensi sikap mahasiswi tentang SADARI setelah penyuluhan kesehatan metode diskusi dari 30 mahasiswa disajikan dalam bentuk histogram berikut ini.

Gambar 4.8 Histogram Sikap Setelah Penyuluhan Kesehatan Metode Diskusi

Gambar 4.8 menunjukkan sikap setelah penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi memiliki rerata sebesar 87,90 dan standar deviasi sebesar 4,90.

Hasil penelitian tentang sikap mahasisiswi tentang SADARI setelah dilakukan penyuluhan kesehatan melalui metode ceramah dan metode diskusi dalam bentuk bloxplot disajikan dalam gambar berikut ini :

(11)

commit to user

Gambar 4.9 Boxplot Sikap Setelah Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dan Diskusi

Gambar 4.9 menunjukkan skor sikap mahasiswi tentang SADARI setelah penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah yang terendah adalah 71, sedangkan skor tertinggi adalah 88 dengan median 78. Skor sikap mahasiswi tentang SADARI setelah penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi yang terendah adalah 80, sedangkan skor tertinggi adalah 98 dengan median 88.

(12)

commit to user B. Pengujian Hipotesis 1. Uji T

Tabel di bawah ini menunjukkan hasil t-test sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum dan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan metode ceramah dan diskusi

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Sikap Mahasiswi Sebelum dan Setelah Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Ceramah dan Diskusi

Variabel Metode N Mean Nomalitas Sig (CI 95%) Sikap pretest Ceramah 30 76,8 .024

Diskusi 30 83,26 .552 Sikap postest Ceramah 30 78,13 .106

Diskusi 30 87,9 .437

Sebelum-Setelah Intervensi (Ceramah) Sebelum-Setelah Intervensi (Diskusi) Ceramah-Diskusi (Setelah Intervensi)

.135 .001 .000 Sumber : Data primer, Juni 2013

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat selisih rata-rata sikap mahasiswi tentang SADARI antara sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah (1,33) sedangkan rata-rata sikap mahasiswi tentang SADARI untuk metode diskusi (4,64), brarti ada selisih rata-rata penyuluhn keehtn metode ceramah dan diskusi (3,31). Hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilk diketahui bahwa diketahui p value Sebelum intervensi metode ceramah sebesar 0,024 < 0,05 (tidak terdisdribusi normal) dan diskusi 0,552 > 0,05 (terdistribusi normal), sedangkan p value setelah intervensi metode ceramah sebesar 0,106 > 0,05 (terdistribusi normal) dan diskusi sebesar 0,437 > 0,05 (terdistribusi normal), maka untuk menguji beda penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah digunakan statistik non parametrik yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan tetapi

(13)

commit to user

secara statistik tidak signifikan sikap mahasiswi tentang SADARI antara sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah (CI : 95%, p = 0,135). Uji beda penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi digunakan statistik parametrik yaitu T-Test. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan dan secara statistik signifikan sikap mahasiswi tentang SADARI anatara sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi (CI : 95%, p = 0,001). Uji beda setelah penyuluhan kesehatan antara metode ceramah dan diskusi digunakan statistik parametrik yaitu T-Test. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan dan secara statistik signifikan sikap mahasiswi tentang SADARI antara metode ceramah dan diskusi (CI : 95%, p

< 0,000).

2. Two way Analysis of Variance

Tabel di bawah ini menunjukkan hasil analisis of variance two way antara meode penyuluhan kesehatan dan pengetahuan dengan sikap mahasiswi tentang SADARI.

Tabel 4.5 Hasil Analisis of Variance Two Way Metode Penyuluhan Kesehatan dan Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswi tentang SADARI

Variabel df F ρ

Metode Penyuluhan Pengetahuan

Metode Penyuluhan*Pengetahuan

1 2 2

46.49 4.25 3.75

.000 .019 .030 Sumber: Data primer, Juni 2013

Tabel 4.5 menunjukkan terdapat pengaruh antara metode penyuluhan kesehatan terhadap sikap dengan nilai sig (0,000) < (0,05), pengetahuan terhadap sikap dengan nilai sig (0.019) < (0,05), dan ada interaksi antara

(14)

commit to user

metode penyuluhan kesehatan dan pengetahuan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI dengan nilai sig (0.030) < (0,05).

3. Analisis Regresi Linier Ganda

Analisis regresi linier ganda digunakan untuk menentukan bentuk hubungan linier antar variabel dan juga untuk mengetahui kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel berikut ini menyajikan hasil analisis regresi linier ganda tentang pengaruh penyuluhan kesehatan dan pengetahuan terhadap sikap mahasiswa tentang SADARI.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Ganda tentang Penyuluhan Kesehatan, Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi tentang SADARI

Sumber : Data primer, Juni 2013

Berdasarkan persamaan regresi linier ganda dapat dijabarkan sebagai berikut:

Y = a + bX1 + bX2

= 77,88 + 9,15X1 + 0,37X2

Hasil analisis regresi linier ganda dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Variabel Koefisien

Regresi t ρ

CI 95%

Batas bawah

Batas atas

Konstanta 72,88 28,82 .000 67.82 77.94

Pengetahuan ,37 2,19 .000 .032 11.48

Metode Penyuluhan 9,15 7,85 .033 6.82 .71

N observasi = 60

Nilai Adjust R square = 56,8 % p < 0,001

(15)

commit to user

Tabel 4.6 menjelaskan tentang hasil analisis regresi linier ganda pengaruh antara metode penyuluhan kesehatan dan pengetahuan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan secara statistik signifikan antara metode penyuluhan kesehatan dengan sikap mahasiswi tentang SADARI. Setiap peningkatan 1 poin skor metode penyuluhan kesehatan akan meningkatkan 9,15 poin sikap siswi tentang SADARI (b1=9,15; CI=95%; 6,82 hingga 11,48; p < 0,001).

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan secara statistik signifikan antara pengetahuan dengan sikap siswi tentang SADARI.

Setiap peningkatan 1 poin skor pengetahuan akan meningkatkan 0,37 poin sikap siswi tentang SADARI (b1=0,37; CI=95%; 0,03 hingga 0,71; p = 0,033).

Dari analisis regresi linier ganda ini menunjukkan hasil perhitungan adjusted R2 sebesar 56,8%. Artinya metode penyuluhan kesehatan dan pengetahuan secara bersama-sama mampu menjelaskan sikap siswi tentang menarche sebesar 56,8%. Sedangkan 43,2% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

C. Pembahasan

1. Perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan metode ceramah dan diskusi terhadap sikap tentang SADARI

Hasil penelitian diperoleh nilai sikap rata-rata pretest pada kelompok ceramah adalah 76,8. Postest pada kelompok ceramah 78,13. Ada

(16)

commit to user

peningkatan rata-rata sebesar 1,33 poin. Nilai sikap rata-rata pretest pada kelompok diskusi adalah 83,26. Postest pada kelompok diskusi 87,9. Ada peningkatan rata-rata sebesar 4,64 poin. Selisih rata-rata antara metode ceramah dan diskusi 3,31 poin lebih tinggi diskusi. Hasil uji beda penyuluhan kesehatan metode ceramah menunjukkan terdapat perbedaan tetapi secara statistik tidak signifikan sikap mahasiswi tentang SADARI antara sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan dengan (CI : 95%, p = 0,135). Artinya bahwa penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah ada peningkatan tetapi ketika diuji secara statistik, peningktan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Hasil uji beda penyuluhan kesehatan metode diskusi menunjukkan terdapat perbedaan dan secara statistik signifikan sikap mahasiswi tentang SADARI antara sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan (CI : 95%, p = 0,001). Artinya bahwa penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi ada peningkatan secara statistik signifikan. Hasil uji beda setelah penyuluhan kesehatan metode ceramah dan diskusi menunjukkan terdapat perbedaan dan secara statistik signifikan sikap mahasiswi tentang SADARI antara metode ceramah dan diskusi (CI : 95%, p < 0,001). Artinya ada perbedaan menggunakan metode ceramah dibanding diskusi yang mana pada kelompok diskusi lebih tinggi.

Metode dalam penyuluhan kesehatan yang paling umum dan sering dipakai adalah ceramah. Komunikasi yang terjadi disini hanya satu arah (one way communication) sehingga kemungkinan belajar lebih sedikit karena tidak ada umpan balik. Petugas kesehatan masih perlu mengimbangi dengan

(17)

commit to user

berbagai penjelasan, mahasiswa juga tidak melibatkan diri secara aktif sehingga audiens pasif dan tidak dapat mengatasi secara detail karena perhatian mahasiswa sering kali kurang terpusat. Ceramah juga tidak sesuai untuk mempelajari keterampilan yang rumit, penyaji harus menguasai semua materi dan cepat membosankan bila ceramah kurang menarik bahkan bisa terjadi timbulnya pengertian lain apabila sasarannya kurang memperhatikan (Emilia, 2008).

Metode Diskusi merupakan upaya yang dapat menciptakan komunikasi dua arah sehingga terdapat umpan balik secara langsung, para peserta diskusi terlibat secara aktif, merangsang peserta untuk berpikir kritis dan adanya saling bertukar pikiran dan pengalaman, meningkatkan peserta dalam pemahaman konsep dan berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah (Gagne dan Briggs dalam Darmin, 2011). Usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan (pendidikan kesehatan) kepada masyarakat, kelompok atau individu, dengan metode yang kooperatif (diskusi) dapat menjadikan sikap mahasiswi memahami tentang SADARI dengan lebih baik.

Penyuluhan kesehatan metode ceramah dan diskusi, keduanya merupakan metode yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga prosesnya dapat meningkatkan pembentukan sikap terhadap materi yang diberikan.

AKBID Citra Medika Surakarta yang menerima penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi memiliki sikap yang lebih baik dari pada mahasiswi yang menerima penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah. Hal ini

(18)

commit to user

terbukti dari nilai rata-rata metode diskusi 4,64 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata metode cermah 1,33.

Adanya pemberian penyuluhan kesehatan melalui metode diskusi (metode kooperatif) untuk penyampaian pesan tentang SADARI dan kumpulan informasi yang dipahami dan diperoleh dari proses belajar sangat membantu pada pembentukan sikap mahasiswi yang lebih baik seiring dengan pengetahuan yang tinggi.

2. Pengaruh penyuluhan kesehatan metode ceramah dan diskusi terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI.

Hasil analisis anava two way diperoleh nilai signifikan < 0,001. Hal ini menunjukkan ada pengaruh signifikan antara metode penyuluhan kesehatan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI dengan nilai sig. (0,000) <

(0,05). Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh positif penyuluhan kesehatan metode ceramah dan metode diskusi terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI.

Hasil ini sesuai dengan pernyataan dari Machfoedz (2005) bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah terciptanya pengertian, sikap, dan norma sehingga diharapkan bisa perilaku dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyuluhan kesehatan berupa suatu kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat bisa melakukan anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan dari informasi baru yag diterimanya.

(19)

commit to user

Hovland dkk mengatakan efek suatu komunikasi (penyuluhan) tertentu yang berupa perubahan pengetahuan akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dipahami, dan diterima. Perhatian dan pemahaman subjek terhadap komunikasi atau pesan yang disampaikan akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh subjek mengenai isi pesan tersebut, sedangkan proses-proses lain dianggap menentukan apakah isi yang dipelajari itu akan diterima diadopsi subjek ataukah tidak (Azwar, 2011).

Secara singkat, adanya penyampaian informasi tentang SADARI sebagai upada untuk deteksi dini kanker payudara dapat menimbulkan suatu perhatian, pemahaman, serta penerimaan dari wanita usia subur, dalam hal ini mahasiswi usia sekitar 20 tahun. Adanya perhatian, pemahaman, serta penerimaan itu menyebabkan perubahan respon dalam kognitifnya atau dengan kata lain terjadinya perubahan pengetahuan. Pengetahuan dapat menentukan sikap seseorang positif sehingga dapat mendorong mereka untuk berperilaku positif

3. Pengaruh pengetahuan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI.

Hasil analisis anava two way diperoleh nilai signifikan 0,019. Hal ini menunjukkan ada pengaruh secara signifikan antara pengetahuan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI dengan nilai sig (0,019) < (0,05). Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh positif pengetahuan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI.

Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

(20)

commit to user

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Fitriani, 2011). Pengetahuan dapat menentukan sikap seseorang positif sehingga dapat mendorong mereka untuk berperilaku positif. Penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari pengetahuan dan

kesadaran tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan sebagai kumpulan informasi yang dipahami dan diperoleh dari proses belajar selama hidup tentang SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara meliputi yaitu mengingat suatu materi, memahami dan menjelaskan secara benar, aplikasi untuk menggunakan materi yang telah dipelajari tentang pengertian kanker payudara, etiologi, gejala, faktor risiko, stadium, pengobatan. Untuk SADARI sendiri adalah pengertian, tujuan, waktu untk melakukan, tanda yang harus diwaspasai, dan cara melakukan SADARI. Erbil (2012) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa pengetahuan wanita tentang risiko dan keuntungan dari deteksi dini kanker payudara memberikan efek yang positif keyakinan, sikap, dan kebiasaan kesehatan. Tenaga kesehatan dapat menyusun program sehingga bisa membantu wanita untuk mencapai keberhasilan dalam maupun mempertahankan kesehatannya.

(21)

commit to user

Setiati (2009) mengemukakan bahwa pada usia sekitar 20 tahun pemeriksaan SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Salah satu kelompok yang telah mencapai usia tersebut adalah mahasiswi. Pada saat itu seorang mahasiswi memasuki tahap perkembangan remaja akhir (adolescence) (Sarwono, 2004).

Pengetahuan mahasiswi sangat diperlukan untuk dalam pemahaman materi tentang SADARI karena dapat menentukan sikap mahasiswi, sehingga yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung akan memiliki sikap yang lebih baik daripada yang memiliki pengetahuan rendah.

4. Pengaruh interaksi metode penyuluhan kesehatan dan pengetahuan terhadap sikap tentang SADARI.

Hasil analisis anava two way diperoleh nilai signifikan 0,030. Hal ini menunjukkan ada interaksi pengaruh secara signifikan antara pengetahuan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI dengan nilai sig (0,030) < (0,05). Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh interaksi positif metode penyuluhan kesehatan, pengetahuan terhadap sikap mahasiswi tentang SADARI.

Hasil penelitian diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 56,8%. Artinya metode peyuluhan kesehatan dan pengetahuan secara bersama-sama mampu menjelaskan sikap mahasiswi tentang SADARI sebesar 56,8%. Sedangkan 43,2% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

(22)

commit to user

D. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Perubahan tentang sikap siswi dalam penelitian ini hanya diketahui

berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada mahasiswi, sehingga peneliti hanya mengetahui perubahan sikap pada saat itu saja dan belum diketahui sampai perilaku dan hal ini menjadi kelemahan dalam penelitian ini, oleh karena itu pada peneliti berikutnya berupaya untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui sikap dan perilaku mahasiswi akan praktik SADARI.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian tidak besar sehingga belum mampu mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap. Apabila ukuran sampel, hanya terbatas pada wanita usia subur awal untuk melakukan SADARI yaitu sekitar usia 20 tahun.

3. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner tertutup, yang dapat menyebabkan terjadinya bias, misalnya dikarenakan responden yang tidak jujur, asal menjawab, terpengaruh teman, tidak bisa menangkap informasi yang luas dari respon.

Gambar

Tabel  4.1  Distribusi  Frekuensi  Pengetahuan  Sebelum  Penyuluhan  Kesehatan
Gambar 4.1 Histogram Pengetahuan Sebelum Penyuluhan  Kesehatan Metode ceramah
Gambar  4.2  menunjukkan  pengetahuan  sebelum  penyuluhan  kesehatan  dengan  metode  diskusi  memiliki  rerata  sebesar  15,83  dan  standar deviasi sebesar 3,53
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan  Metode  N  Mean  Standar Deviasi  Minimum  Maksimum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, perbesaran optis dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran masing-masing 6x pada lensa obyektif dan 10x pada lensa okuler,

Namum sejauh ini, dalam penegakan hukum di dalam masyarakat adat Aceh, masih terdapat kendala-kedala yang dihadapi, sehingga proses pembangunan hukum adat di Indonesia, khususnya di

dalam kontrak E-Commerce diperlukan unifikasi hukum internet diseluruh dunia dengan membuat konvensi internasional untuk menyelesaikan sengketa yang timbul akibat

Sasaran perubahan Undang-Undang tentang Paten  meningkatkan jumlah permohonan paten, khususnya yang dari dalam negeri (cara tersebut seperti e-filling, pemberian

Pembentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal melalui beberapa langkah, diantaranya dengan menghitung kinerja masing-masing saham untuk menentukan saham

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teori khususnya tentang terpaan peringatan bahaya rokok melalui gambar seram pada

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi

Memenuhi hak-hak jasmani dan ruhani dengan menjaga kesehatan makan makanan yang baik dan halal, menghindari makanan yang haram, minuman keras atau obat-obatan